• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk

DAN ENTITAS ANAK

Laporan Keuangan Interim Konsolidasian

Untuk Periode Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal - Tanggal

30 Juni 2015 dan 2014

(2)

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN

untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal – tanggal 30 Juni 2015 Dan 2014 (Mata uang Indonesia)

D A F T A R I S I

Halaman

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 - 3

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 4 - 5

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6

Laporan Arus Kas Konsolidasian 7

(3)
(4)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

1

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 30 Juni 2015 31 Desember 2014

ASET

ASET LANCAR

Kas dan bank

2g,2h,2i,3, 949.397 637.739 4,33,35,36b Piutang usaha 2g,2h,3, 5,33,35,36b Pihak berelasi 2f,32 103.022 160.508 Pihak ketiga 1.716.451 1.481.873 2g,2h,3,6

Piutang lain-lain - pihak ketiga 35,36b 137.421 383.197

Persediaan 2j,8 1.707.508 948.683

Pajak dibayar di muka 2q,18a 95.620 4.067

Biaya dibayar di muka 7 132.458 31.788

Uang muka 9

Pihak berelasi 2f,32 - 21.664

Pihak ketiga 624.576 771.358

Jumlah Aset Lancar 5.466.453 4.440.877

ASET TIDAK LANCAR

Aset pajak tangguhan 2q,3,18c 10.250 8.815

Aset tetap - bersih 2l,2m,3,11 164.463 144.647

Goodwill 2d,3,12 566.278 202.880

Investasi pada entitas asosiasi 2k,10 1.750 1.750

Aset lain-lain 2g,2h,13,35,36b 141.224 218.575

Jumlah Aset Tidak Lancar 883.965 576.667

(5)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

2

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 30 Juni 2015 31 Desember 2014

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang bank jangka pendek 2g,3,14,35,36c 614.740 1.724.433

Utang usaha 2g,3, 15,33,35,36c Pihak berelasi 2f,32 - 78.250 Pihak ketiga 394.248 594.745 Utang lain-lain 2g,3,33,35,36c Pihak berelasi 2f,32 - 15.400 Pihak ketiga 35.966 10.194 Utang pajak 2q,3,18b 78.413 28.524

Beban masih harus dibayar 2g,3,16,35,36c 15.515 2.228

Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun:

Utang bank 2g,3,19,35,36c 5.553 7.460

Utang angsuran pembelian

2g,3,17,35,36c 3.284 4.356

aset tetap

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 1.147.719 2.465.590

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Liabilitas jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun:

Utang bank 2g,3,19,35,36c 2.523.222 15.782

Utang angsuran pembelian

2g,3,17,35,36c 2.217 808

aset tetap

Liabilitas imbalan kerja jangka

2o,3,20 41.930 36.193

panjang

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 2.567.369 52.783

(6)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

3

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)

30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 30 Juni 2015 31 Desember 2014

EKUITAS

Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk

Modal saham

Nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per saham pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 Modal dasar –

16.000.000.000 saham pada pada tanggal 30 Juni 2015 31 Desember 2014 Modal ditempatkan dan

21 712.010 704.205

disetor penuh –

7.120.095.917 saham pada pada tanggal 30 Juni 2015 dan 7.042.052.117 saham pada tanggal

31 Desember 2014

Tambahan modal disetor – bersih 2s,22 964.114 947.725

Selisih kurs penjabaran

26 40 laporan keuangan Saldo laba Telah ditentukan 23 5.600 1.600 penggunaannya Belum ditentukan 952.172 844.846 pengunaannya Sub-jumlah 2.633.922 2.498.416 Kepentingan Non-pengendali 1.408 755 JUMLAH EKUITAS 2.635.330 2.499.171

JUMLAH LIABILITAS DAN

6.350.418 5.017.544

(7)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

4

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2015 2014

PENDAPATAN BERSIH 2p,25 9.071.386 6.313.433

BEBAN POKOK PENDAPATAN 2p,26 (8.550.413) (5.957.125)

LABA KOTOR 520.973 356.308

Beban umum dan administrasi 2p,27 (158.955) (106.040)

Beban penjualan 2p,27 (36.923) (27.964)

Pendapatan usaha lainnya - bersih 2p,28 21.785 27.102

LABA USAHA 346.880 249.406 Penghasilan keuangan 2p,29 6.620 13.467 Beban keuangan 2p,30 (108.368) (58.237)

LABA SEBELUM PAJAK

245.132 204.636 PENGHASILAN MANFAAT (BEBAN) 2q,18c PAJAK PENGHASILAN Kini (62.401) (51.780) Tangguhan - -

JUMLAH BEBAN PAJAK

(62.401)

(51.780)

PENGHASILAN – BERSIH

LABA BERSIH TAHUN

182.731 152.856 BERJALAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN

Selisih kurs penjabaran

(23) - laporan keuangan

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF

182.708

152.856

(8)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

5

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (lanjutan)

Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2015 2014

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN – DIATRIBUSIKAN KEPADA

Pemilik entitas induk 182.522 152.805

Kepentingan non-pengendali 209 51

JUMLAH 182.731 152.856

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN –

DIATRIBUSIKAN KEPADA Pemilik entitas induk

182.508 152.805 Kepentingan non-pengendali 200 51 JUMLAH 182.708 152.856

LABA BERSIH PER SAHAM

2r,31 YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN

KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK

Saham dasar 26 27

(9)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

6

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk

Saldo Laba Modal Saham Tambahan Modal Disetor Selisih Kurs Penjabaran Laporan Keuangan Telah Ditentukan Penggunaannya Belum Ditentukan Penggunaannya Jumlah Kepentingan Non-Pengendali Jumlah Ekuitas

Saldo 1 Januari 2014/ 31 Desember 2013

547.251 297.679 - 600 540.971 1.386.501 211 1.386.712

Tambahan modal saham melalui pelaksanaan waran 90.832 190.707 - - - 281.539 - 281.539

Laba komprehensif 2014 (enam bulan)

- - - - 152.805 152.805 51 152.856 Pembentukan cadangan - - - 1.000 (1.000) - - - Saldo 30 Juni 2014 638.083 488.386 - 1.600 692.776 1.820.845 262 1.821.107

Saldo 1 Januari 2015/ 31 Desember 2014

704.205 947.725 40 1.600 844.846 2.498.416 755 2.499.171

Tambahan modal saham melalui pelaksanaan waran 7.805 16.389 - - - 24.194 - 24.194 Dividen tunai - - - - (71.196) (71.196) - (71.196)

Dampak akuisisi entitas anak - - - - 453 453

Pembentukan cadangan - - - 4.000 (4.000)

Laba bersih tahun 2015 (enam bulan) - - - - 182.522 182.522 209 182.731

Pendapatan komprehensif lainnya tahun

berjalan - - (14) - - (14) (9) (23)

(10)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

7

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN

Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2015 2014

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 8.901.427 6.497.297

Pembayaran kas kepada pemasok (9.419.539) (6.652.066)

Pembayaran kas untuk beban usaha (320.248) (151.633)

Pembayaran pajak penghasilan badan (45.826) (56.896)

Penerimaan kas operasi lainnya 8.845 27.246

Penerimaan penghasilan keuangan 6.620 13.467

Pembayaran beban keuangan (108.368) (58.237)

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas

Operasi (977.089) (380.822)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penerimaan dari penjualan aset tetap 5.014 -

Perolehan aset tetap (9.537) (11.054)

Pencairan pada deposito dan bank garansi 173.578 -

Penempatan pada deposito dan bank garansi (96.334) (36.419)

Perolehan investasi entitas anak (404.000) -

Penurunan (kenaikan) piutang kepada pihak

berelasi - (161.384)

Penurunan piutang lain-lain 245.776 -

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas

Investasi (85.503) (208.857)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan utang bank jangka pendek 809.370 474.497

Penerimaan utang bank jangka panjang 1.542.439 -

Penambahan agio saham dari pelaksanaan

waran 16.390 190.708

Penambahan kenaikan modal saham melalui

pelaksanaan waran 7.804 90.832

Pembayaran dividen kepada pemegang saham (71.196)

Pembayaran utang angsuran pembelian aset

tetap (3.302) (6.017)

Pembayaran utang bank jangka panjang (371.188) -

Penerimaan utang lain-lain 3.241 -

Pembayaran utang bank jangka pendek (584.782) (146.363)

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas

Pendanaan 1.348.776 603.657

KENAIKAN BERSIH KAS DAN BANK 286.184 13.978

KAS DAN BANK AWAL TAHUN 637.739 492.915

Kas Dan Bank Entitas Anak Saat Akuisisi 25.474 -

(11)

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

8 1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum

PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (Perusahaan) didirikan di Jakarta berdasarkan Akta Notaris David, S.H., No. 62 tanggal 25 Juni 2008. Akta Pendirian Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU 41619.AH.01.01 Tahun 2008 tanggal 16 Juli 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 77, tanggal 23 September 2008. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 199 dari Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn., pada tanggal 23 Oktober 2014, antara lain mengenai jumlah, masa jabatan serta tugas dan wewenang Direksi, serta jumlah dan masa jabatan Komisaris. Akta ini telah menerima Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-08699.40.21.2014 tanggal 20 November 2014.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan dan entitas anaknya adalah sebagai berikut:

1. Perdagangan telepon selular dan aksesoris.

2. Perdagangan voucher isi ulang pulsa telepon selular. 3. Perdagangan kartu telepon prabayar dan pasca bayar. 4. Pengadaan jasa konten telepon selular.

5. Pengadaan jasa reparasi telepon selular.

Kantor Pusat Perusahaan terletak di Telesindo Tower, Jln. Gajah Mada No. 27A, Jakarta Barat. Perusahaan memulai kegiatan operasinya secara komersial pada Januari 2009.

Entitas Induk Perusahaan adalah PT Upaya Cipta Sejahtera. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (Grup) Tiphone Mobile Indonesia (TMI).

b. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan

Berdasarkan Akta Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn., No. 198 dan 199 tanggal 23 Oktober 2014, akta ini telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-08699.40.21.2014 tertanggal 20 November 2014, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2015 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Hengky Setiawan

Komisaris : Ferry Setiawan

Komisaris : Mustapa Wangsaatmadja

Komisaris Independen : Lukman Hadikusumo Komisaris Independen : Achmad Herlanto Anggono

Direksi

Direktur Utama : Tan Lie Pin

Direktur : Meijaty Jawidjaja

Direktur : Andry Ryanto

Direktur : Rukmono Cahyadi

(12)

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

9 1. UMUM (lanjutan)

b. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan (lanjutan)

Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:

Ketua : Lukman Hadikusumo

Anggota : Erry Firmansyah

: Muhammad Noer Qomari

Adapun susunan unit audit internal Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:

Ketua : Erwin Gunawan Tjandra

Anggota : Susworo

Personel manajemen kunci Perusahaan meliputi seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi (namun tidak termasuk Komisaris Independen). Manajemen kunci tersebut memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan aktivitas Perusahaan.

Jumlah gaji dan kompensasi lainnya yang diterima Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan dan entitas anak untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:

2015 2014

Dewan Komisaris 7.274 5.378

Dewan Direksi 5.571 4.940

Jumlah 12.845 10.318

Pada tanggal 30 Juni 2015 dan 2014, jumlah karyawan tetap pada Perusahaan dan entitas anaknya adalah sebagai berikut:

2015 2014

Perusahaan 118 146

Entitas Anak 3.642 3.779

Jumlah 3.760 3.925

c. Penawaran Umum Saham Perusahaan

1. Pada tanggal 29 Desember 2011, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) melalui surat No. S-13982/BL/2011 untuk melakukan penawaran umum perdana saham kepada masyarakat sebanyak 1.350.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per saham serta harga penawaran Rp 310 (nilai penuh) per saham dan waran seri I sejumlah 1.323.000.000 saham.

Penawaran Umum Efek Perusahaan dimulai pada tanggal 2 Januari 2012 dan ditutup pada tanggal 5 Januari 2012, dengan struktur penawaran umum sebagai berikut:

Jumlah saham yang ditawarkan: Sebanyak 1.350.000.000 Saham Biasa Atas Nama. Rasio saham dibandingkan waran: 50 : 49.

(13)

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10 1. UMUM (lanjutan)

c. Penawaran Umum Saham Perusahaan (lanjutan)

Persentase Penawaran Umum: 25,23% dari Modal Disetor setelah Penawaran Umum. Nilai Nominal: Rp 100 (nilai penuh).

Harga Penawaran: Rp 310 (nilai penuh).

Jumlah Penawaran Umum: Rp 418.500.000.000 (nilai penuh).

2. Berdasarkan Akta No. 161 dari Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn., tanggal 24 Juni 2014, Perusahaan akan melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMT-HMETD) maksimal sebesar 10% dari jumlah saham yang beredar atau 638.051.347 lembar.

Pada tanggal 15 September 2014, Perusahaan melalui surat No. 0160/LGL-SX/TMI/IX/2014 melaporkan keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik terkait: - Pada tanggal 11 September 2014, PT PINS Indonesia (PINS) telah melakukan perjanjian

jual beli saham Perusahaan dengan pemegang saham berikut: Boquete Group SA, Interventures Capital Pte. Ltd., PT Sinarmas Asset Management dan Top Dollar Investment Ltd. Saham yang diperjualbelikan sejumlah total 1.116.589.900 saham dengan nilai total Rp 876.702.

- Pada tanggal 18 September 2014, PINS telah melakukan eksekusi atas PMT-HMETD Perusahaan sebanyak 638.051.347 saham dengan nilai pelaksanaan sebesar Rp 812,22 (nilai penuh) per saham dengan total Rp 518.238.

Pada tanggal 18 September 2014, PT Sinartama Gunita, Biro Administrasi Efek melalui surat No. 463/SG-CA/BEI-TELE/IX/2014 melaporkan kepada PT Bursa Efek Indonesia tentang pelaksanaan PMT-HMETD sebanyak 638.051.347 lembar saham.

d.Struktur Entitas Anak

Pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014, entitas anak yang dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan konsolidasian Perusahaan adalah sebagai berikut:

Entitas Anak Tempat Kedudukan Bidang Usaha Tahun Beroperasi Komersial Persentase Kepemilikan Efektif

Jumlah Aset Sebelum Eliminasi 2015 2014 2015 2014 Kepemilikan Langsung PT Telesindo Shop Jln. Sukarjo Wiryopranoto No. 3-3A, Jakarta, 11160 Perdagangan 2001 99,95% 99,95% 2.662.434 1.906.606 PT Excel Utama Indonesia Jln. Sukarjo Wiryopranoto No. 2D, Jakarta, 10120 Perdagangan 2008 99,90% 99,90% 124.155 195.168 PT Setia Utama Services Jln. Sukarjo Wiryopranoto No. 1C, Jakarta, 10120 Jasa service 2010 99,00% 99,00% 1.178 1.346 PT Setia Utama Media Aplikasi Jln. Sukarjo Wiryopranoto No. 1B, Jakarta, 10120 Jasa Konten 2011 99,90% 99,90% 3.582 3.698

(14)

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11 1. UMUM (lanjutan)

d.Struktur Entitas Anak (lanjutan)

Entitas Anak Tempat Kedudukan Bidang Usaha Tahun Beroperasi Komersial Persentase Kepemilikan Efektif

Jumlah Aset Sebelum Eliminasi 2015 2014 2015 2014 PT Mitra Telekomunikasi Selular Jln. Sukarjo Wiryopranoto No. 1B, Jakarta, 10120 Perdagangan 2009 99,99% 99,99% 158.729 488.314 PT Poin Multi Media Nusantara Istana Pasteur Regency CRA No. 33, Bandung Perdagangan 2013 99,99% 99,99% 477.977 361.232 PT Perdana Mulia Makmur Telesindo Tower, Jln. Gajah Mada No. 27A, Jakarta Perdagangan 2010 99,99% 99,99% 1.443.331 1.003.810 PT Simpatindo Multi Media Pusat Niaga Roxy Mas Blok. B.1 No.9 Jl.KH.Hasyim Ashari 125, Kelurahan Cideng, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat 10150 Perdagangan 2002 99,50% - 823.402 -

Kepemilikan Tidak Langsung PT SUMA Aplikasi Market Jln. Sukarjo Wiryopranoto No. 2A, Jakarta, 10120

Jasa Konten Belum beroperasi 51% 51% 2.500 2.500 Telesindo Shop (M) Sdn, Bhd 1/64 D off Jalan Putra 5330, Kuala Lumpur, Malaysia Perdagangan 2014 80% 80% 4.457 4.952

Pendirian Entitas Anak

Telesindo Shop (M) Sdn Bhd (TSM)

Berdasarkan Akta Syarikat Malaysia tahun 1965 tanggal 8 Oktober 2013 dengan Pendaftaran No. 1065432-W, PT Telesindo Shop (TS), entitas anak, telah membentuk Telesindo Shop (M) Sdn. Bhd. (TSM) yang beroperasi di Malaysia. Modal saham TSM telah ditempatkan secara penuh pada tanggal 23 Mei 2014. TS memiliki kepemilikan 80% di TSM.

Akusisi Entitas Anak

PT Mitra Telekomunikasi Selular (MTS)

Berdasarkan Rapat Pemegang Saham PT Mitra Telekomunikasi Selular (MTS), entitas anak, yang telah diaktakan dalam Akta Notaris Dr. Fulgensius Jimmy H.L.T., S.H., M.H., M.M., No. 23 tanggal 9 Juli 2013, para pemegang saham MTS menyetujui penjualan 1.499 lembar saham, mewakili 99,93% pemilikan saham, yang dimiliki oleh PT Gemilang Selular Multimedia, pihak ketiga, kepada Perusahaan. Harga transaksi yang disetujui adalah Rp 1.499.

(15)

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12 1. UMUM (lanjutan)

d.Struktur Entitas Anak (lanjutan) Akusisi Entitas Anak (lanjutan)

PT Mitra Telekomunikasi Selular (MTS) (lanjutan)

Akta ini menerima pemberitahuan perubahan data dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-AH.01.10.30191 tanggal 22 Juli 2013. Pembelian saham MTS dari PT Gemilang Selular Multimedia dibukukan dengan menggunakan metode pembelian yang menimbulkan goodwill sebesar Rp 3.738.

Berdasarkan Akta Notaris Jimmy H.L.T., S.H., M.H., M.M., No. 55 tanggal 23 Juli 2013, MTS mengubah anggaran dasarnya, salah satu isinya peningkatan modal disetor, sehingga Perusahaan memiliki penyertaan sebesar 99,9%. Akta ini sudah disetujui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-45811.AH.01.02 tahun 2013 pada tanggal 30 Agustus 2013.

PT Poin Multi Media Nusantara (PMMN)

Berdasarkan Rapat Pemegang Saham PT Poin Multi Media Nusantara (PMMN), entitas anak, yang telah diaktakan dalam Akta Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn., No. 30 tanggal 5 Agustus 2013, para pemegang saham PMMN menyetujui penjualan 199.998 lembar saham mewakili 99,99% pemilikan saham, yang dimiliki oleh PT Cakrawala Bintang Negara, Tn. Kurnia Jaya dan Tn. Charli Nagar, pihak ketiga, kepada Perusahaan. Harga transaksi yang disetujui adalah Rp 45.000.

Akta ini telah menerima pemberitahuan perubahan data dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-AH.01.10.39809 tanggal 25 September 2013. Pembelian saham PMMN dari PT Cakrawala Bintang Negara, Tn. Kurnia Jaya dan Tn. Charli Nagar dibukukan dengan menggunakan metode pembelian yang menimbulkan goodwill sebesar Rp 22.989.

PT Perdana Mulia Makmur (PMM)

Berdasarkan Rapat Pemegang Saham PT Perdana Mulia Makmur (PMM), entitas anak, yang telah diaktakan dalam Akta Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn., No. 7 tanggal 2 Oktober 2013, para pemegang saham PMM menyetujui penjualan 35.999 lembar saham mewakili 99,99% pemilikan saham yang dimiliki oleh PT Aneka Jaya Kencana, Tn. Ardiansyah dan Tn. Hian Tian Alias Sofian, pihak ketiga, kepada Perusahaan. Harga beli yang disetujui adalah Rp 219.999.

Akta ini telah menerima pemberitahuan perubahan data dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-AH.01.1043593 tanggal 23 Oktober 2013. Pembelian saham PMM dari PT Aneka Jaya Kencana, Tn. Ardiansyah dan Tn. Hian Tian Alias Sofian dibukukan dengan menggunakan metode pembelian yang menimbulkan goodwill sebesar Rp 176.153.

PT Excel Utama Indonesia (EUI)

Sehubungan dengan pengakhiran kerjasama PT Excel Utama Indonesia, entitas anak, (EUI) dengan PT XL Axiata Tbk (XL) sebagaimana tertuang dalam surat tanggal 23 September 2014 (lihat Catatan 34), EUI yang sebelumnya bergerak dalam bidang perdagangan produk (pulsa) XL akan merubah bidang usahanya.

Manajemen berkeyakinan bahwa usaha yang akan dijalankan di masa yang akan datang dapat melanjutkan kelangsungan usaha sehingga tidak terdapat permasalahan atas kelangsungan hidup EUI.

(16)

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13 1. UMUM (lanjutan)

d.Struktur Entitas Anak (lanjutan) Akusisi Entitas Anak (lanjutan) PT Simpatindo Multi Media (SMM)

Berdasarkan Rapat Pemegang Saham PT Simpatindo Multi Media (SMM), entitas anak, yang telah diaktakan dalam Akta Notaris Yuli Kristi, SH., M.Kn., No. 14 tanggal 22 Januari 2015 juncto Akta Notaris Jimmy Tanal SH., M.Kn sebagai pengganti dari Notaris Hasbullah Abdul Rasyid SH., M.Kn., No. 115 tanggal 24 Maret 2015, para pemegang saham SMM menyetujui penerbitan 50.000 lembar saham baru SMM yang mewakili 99,5% pemilikan saham dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam SMM, melalui exercise warrant.

Akta ini telah menerima pemberitahuan perubahan data dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-0785749.AH.01.02.TAHUN 2015 tanggal 14 April 2015. Akuisisi saham SMM dibukukan dengan menggunakan metode pembelian yang menimbulkan goodwill sebesar Rp 363.398.

e. Faktor Musiman dalam Operasi

Perusahaan dan entitas anaknya mengalami lonjakan permintaan pada bulan tertentu seperti menjelang perayaan Lebaran, Natal dan Tahun Baru Imlek.

2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan entitas anaknya (bersama-sama disebut sebagai “Grup”) telah disusun dan disajikan sesuai dengan SAK di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK - IAI) serta peraturan terkait yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK, khususnya Peraturan No. VIII.G.7, Lampiran dari Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep 347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”.

b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tentang “Penyajian Laporan Keuangan”.

Dasar pengukuran yang digunakan adalah berdasarkan biaya historis, kecuali untuk akun tertentu yang diukur berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi terkait.

Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian konsisten dengan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014, kecuali penerapan ISAK baru yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2015 seperti yang diungkapkan dalam Catatan ini.

Laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, disusun dengan dasar akrual. Laporan arus kas konsolidasian disusun berdasarkan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

(17)

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan)

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik dan pertimbangan atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi. Hal-hal yang melibatkan pertimbangan atau kompleksitas yang lebih tinggi atau hal-hal di mana asumsi dan estimasi adalah signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian diungkapkan dalam Catatan 3 atas laporan keuangan konsolidasian. c. Pencabutan dan Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan

Berikut ini adalah ISAK baru dan Pencabutan PSAK (PPSAK) yang wajib berlaku untuk periode pelaporan yang dimulai sejak tanggal 1 Januari 2014:

- ISAK No. 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan

-

ISAK No. 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas

-

ISAK No. 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah dalam Tahap Produksi pada Tambang Terbuka

-

PPSAK No. 12: Pencabutan PSAK 33: Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum

Grup telah mengevaluasi bahwa penerbitan ISAK baru dan PPSAK di atas tidak menimbulkan dampak yang material terhadap laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

d. Dasar Konsolidasi (i) Entitas Anak

Entitas anak adalah seluruh entitas (termasuk entitas bertujuan khusus) di mana Grup memiliki kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional atasnya, biasanya melalui kepemilikan lebih dari setengah hak suara. Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, dipertimbangkan ketika menilai apakah Grup mengendalikan entitas lain.

Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh dalam periode berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sejak tanggal pengendalian diperoleh. Bila pengendalian berakhir dalam periode berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk periode di mana pengendalian masih berlangsung.

Grup menerapkan metode akuisisi untuk mencatat kombinasi bisnis. Imbalan yang dialihkan untuk akuisisi suatu entitas anak adalah sebesar nilai wajar aset yang dialihkan, liabilitas yang diakui terhadap pemilik pihak yang diakusisi sebelumnya dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh Grup. Imbalan yang dialihkan termasuk nilai wajar aset atau liabilitas yang timbul dari kesepakatan imbalan kontinjensi. Beban akuisisi terkait dibebankan pada saat terjadinya. Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas serta liabilitas kontinjensi yang diambil alih dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada awalnya sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Pada pihak yang diakuisisi, Grup mengakui kepentingan pengendali sebesar nilai wajar atau sebesar bagian proporsional kepentingan non-pengendali atas aset neto pihak yang diakuisisi.

(18)

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d. Dasar Konsolidasi (lanjutan)

(i) Entitas Anak (lanjutan)

Selisih imbalan yang dialihkan, jumlah kepentingan non-pengendali pada pihak yang diakuisisi dan nilai wajar pada tanggal akuisisi dari kepentingan ekuitas sebelumnya pada pihak yang diakuisisi yang melebihi nilai wajar bagian Grup atas aset bersih yang dapat diidentifikasi yang diakuisisi dicatat sebagai goodwill. Jika jumlah ini lebih rendah dari nilai wajar aset neto entitas yang diakuisisi dalam kasus pembelian dengan diskon, selisihnya diakui langsung dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Transaksi antar Perusahaan, saldo dan keuntungan dan kerugian antar entitas Grup yang belum direalisasi telah dieliminasi antar Grup. Kebijakan akuntansi entitas anak diubah jika diperlukan untuk memastikan konsistensi dengan kebijakan akuntansi yang diadopsi Grup. (ii) Kepentingan Non-pengendali

Kepentingan non-pengendali mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset bersih dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh entitas induk, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

Rugi entitas anak yang tidak dimiliki sepenuhnya diatribusikan pada kepentingan non-pengendali bahkan jika itu mengakibatkan saldo defisit.

Grup memperlakukan transaksi dengan kepentingan non-pengendali sebagai transaksi dengan pemilik ekuitas Grup. Untuk pembelian dari kepentingan non-pengendali, selisih antara nilai wajar imbalan yang dibayar dan bagian yang diakuisisi atas jumlah tercatat asset bersih entitas anak dicatat pada ekuitas. Keuntungan atau kerugian pelepasan atas transaksi dengan kepentingan non-pengendali juga dicatat pada ekuitas.

Ketika Grup tidak lagi memiliki pengendalian atau pengaruh signifikan, kepentingan yang masih tersisa atas entitas diukur kembali berdasarkan nilai wajarnya, dan perubahan jumlah tercatat tersebut diakui dalam laba rugi. Jumlah tercatat awal adalah sebesar nilai wajar untuk kepentingan pengukuran kembali kepentingan yang tersisa sebagai entitas asosiasi, ventura bersama atau aset keuangan. Di samping itu, jumlah yang sebelumnya diakui pada pendapatan komprehensif lain sehubungan dengan entitas tersebut dicatat seolah-olah Grup telah melepas aset atau liabilitas terkait. Hal ini dapat berarti bahwa jumlah yang sebelumnya diakui pada pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi.

e. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

(i) Mata Uang Fungsional dan Penyajian

Mata uang fungsional Perusahaan adalah Rupiah, sedangkan entitas anak dan entitas lainnya di dalam Grup menentukan mata uang fungsionalnya sendiri, dan pos-pos dalam laporan keuangan masing-masing entitas diukur dengan menggunakan mata uang fungsional tersebut. Mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah. Laporan keuangan dari operasi luar negeri dijabarkan dari mata uang fungsional ke dalam Rupiah dan perbedaan kurs yang dihasilkan disajikan dalam “pendapatan komprehensif lainselisih kurs penjabaran laporan keuangan” pada bagian ekuitas sampai pelepasan investasi neto.

(19)

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

16 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

e. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (lanjutan) (ii) Transaksi dan Saldo

Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke mata uang mata uang fungsional dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku saat itu. Pos non-moneter dalam mata uang asing yang diukur berdasarkan nilai historis tidak dijabarkan kembali.

Selisih kurs yang timbul atas penyelesaian pos moneter dan penjabaran kembali pos-pos moneter diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

f. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, suatu pihak dianggap berelasi jika salah satu pihak memiliki kemampuan untuk mengendalikan (dengan cara kepemilikan, secara langsung atau tidak langsung) atau mempunyai pengaruh signifikan (dengan cara partisipasi dalam kebijakan keuangan dan operasional) atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional.

Seluruh transaksi signifikan dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam Catatan 32 atas laporan keuangan konsolidasian.

g. Instrumen Keuangan Aset Keuangan

Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai asset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, yang sesuai. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal tergantung

pada tujuan perolehan aset keuangan dan jika diperbolehkan dan sesuai, serta mengevaluasinya pada setiap tanggal pelaporan.

Aset keuangan diakui apabila Grup memiliki hak kontraktual untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain. Seluruh pembelian atau penjualan aset keuangan secara reguler diakui dengan menggunakan akuntansi tanggal transaksi yaitu tanggal di mana Grup berketetapan untuk membeli atau menjual suatu aset keuangan.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (fair value through profit or loss) (FVTPL). Adapun aset keuangan yang diukur pada FVTPL pada saat pengakuan awal juga diukur sebesar nilai wajar namun biaya transaksi yang timbul seluruhnya langsung dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

(20)

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

g. Instrumen Keuangan (lanjutan) Aset Keuangan (lanjutan)

Setelah pengakuan awal, pengukuran aset keuangan tergantung pada bagaimana aset keuangan tersebut dikelompokkan. Aset keuangan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori sebagai berikut:

(i) Aset keuangan yang diukur pada FVTPL merupakan aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan (held for trading) atau pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh manajemen (apabila memenuhi kriteria-kriteria tertentu seperti mempertimbangkan bahwa aset keuangan atau liabilitas keuangan atau keduanya dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar sebagaimana didokumentasikan di dalam manajemen risiko atau strategi investasi Grup) untuk diukur pada kelompok ini.

Aset keuangan dalam kelompok ini selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dan seluruh keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar tersebut (termasuk bunga dan dividen) diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Grup tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini.

(ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang (loans and receivables) merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Kelompok aset keuangan ini selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai (jika ada).

Kelompok aset keuangan ini meliputi akun kas dan bank, piutang usaha, piutang lain-lain dan aset lain-lain.

(iii) Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity) yaitu aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telat ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta Grup mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Kelompok aset ini selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai (jika ada). Grup tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini.

(iv) Aset keuangan yang tersedia untuk dijuat (available for sale) adalah aset keuangan non-derivatif yang tidak dikelompokkan ke dalam tiga kategori di atas. Aset keuangan yang tersedia untuk dijual selanjutnya diukur pada nilai wajar. Perubahan nilai wajar aset keuangan ini diakui sebagai pendapatan komprehensif, kecuali kerugian akibat penurunan nilai atau perubahan nilai tukar dan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif, sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat penghentian pengakuan, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain harus disajikan sebagai penyesuaian reklasifikasi dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Grup tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini.

Pengakuan aset keuangan dihentikan, jika dan hanya jika, hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir atau Grup telah, secara substansial, mentransfer aset keuangan tersebut berikut dengan seluruh risiko dan manfaat yang terkait kepada entitas lain.

(21)

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

g. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Liabilitas Keuangan

Grup mengakui liabilitas keuangan pada saat timbulnya liabilitas kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya kepada entitas lain. Pada saat pengakuan awal, dalam hal liabilitas keuangan tidak diukur pada FVTPL, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah pengakuan awal, Grup mengukur seluruh liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Ketika liabilitas keuangan yang ada saat ini diganti atau dimodifikasi oleh pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, perubahan atau modifikasi tersebut diakui sebagai penghentian pengakuan liabilitas lama dan pengakuan liabilitas baru di mana selisih yang timbul antara jumlah tercatat dari masing-masing liabilitas diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya, jika dan hanya jika, liabilitas kontraktual telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.

Liabilitas keuangan Grup terdiri dari utang bank, utang usaha, utang lain-lain, beban masih harus dibayar dan utang angsuran pembelian aset tetap.

Utang bank

Utang bank pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi yang terjadi. Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi, selisih antara hasil yang diterima (setelah dikurangi biaya transaksi) dengan nilai penyelesaian pinjaman diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian selama periode pinjaman dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Utang usaha dan lain-lain

Utang usaha dan lain-lain pada awalnya diukur sebesar nilai wajar dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Saling Hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, 1) Grup saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan 2) berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Estimasi Nilai Wajar

Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan kuotasi harga penawaran pasar untuk aset dan harga yang ditawarkan atas liabilitas yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya tanpa dikurangi biaya transaksi.

(22)

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

g. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Apabila pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Grup dapat menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian yang meliputi penggunaan transaksi pasar wajar terkini antar pihak-pihak yang memiliki pengetahuan memadai dan berkeinginan, referensi nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto atau model penetapan harga opsi.

h. Penurunan Nilai Aset Keuangan

Seluruh aset keuangan, kecuali yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, dievaluasi terhadap kemungkinan penurunan nilai. Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, manajemen mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai dan kerugian penurunan nilai diakui, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai.

(i) Untuk kelompok aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, kerugian penurunan nilai diukur sebagai selisih antara jumlah tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif pada saat pengakuan awal dari aset tersebut. Jumlah tercatat aset keuangan tersebut, disajikan setelah dikurangi baik secara langsung maupun menggunakan pos penyisihan. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Manajemen awalnya menentukan apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai aset keuangan individual, terlepas aset tersebut signifikan ataupun tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan dengan risiko kredit yang serupa dan menentukan penurunan nilai secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya diakui secara individual, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

(ii) Untuk kelompok aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan, investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal dicatat pada biaya perolehan. Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan tersebut diukur berdasarkan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan dengan tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan tersebut tidak dapat dipulihkan.

(iii) Untuk kelompok aset keuangan yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain harus diakui ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian meskipun aset keuangan tersebut belum dihentikan pengakuannya. Jumlah kerugian kumulatif yang direklasifikasikan dari ekuitas ke laba rugi komprehensif konsolidasian merupakan selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi) dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui dalam laba rugi komprehensif konsolidasian.

i. Kas dan Bank

(23)

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih. Biaya perolehan persediaan meliputi seluruh biaya yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini, di mana ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan.

Ketika persediaan dijual, jumlah tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban pada tahun di mana pendapatan terkait diakui.

Penyisihan penurunan nilai persediaan karena keusangan, kerusakan, kehilangan dan lambatnya perputaran ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing persediaan untuk mencerminkan nilai realisasi neto pada akhir tahun. Penyisihan penurunan nilai persediaan ke nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode penurunan nilai atau kerugian terjadi.

Jumlah setiap pemulihan penyisihan penurunan nilai persediaan karena kenaikan nilai realisasi bersih, diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah persediaan yang diakui sebagai beban pada periode terjadinya pemulihan tersebut.

k. Investasi Pada Entitas Asosiasi

Investasi Perusahaan pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas di mana Perusahaan atau entitas anak mempunyai pengaruh signifikan, biasanya mempunyai kepemilikan saham antara 20% sampai dengan 50%. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai perolehan investasi termasuk goodwill yang teridentifikasi ditambah atau dikurang dengan bagian Grup atas laba atau rugi bersih, penerimaan dividen dari investee dan dikurangi dengan kerugian penurunan nilai sejak tanggal perolehan.

Laporan laba rugi komprehensif konsolidasian mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Grup mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika diterapkan, dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Grup dengan entitas asosiasi dieliminasi sesuai dengan jumlah kepentingan Perusahaan dalam entitas asosiasi. Kebijakan akuntansi entitas asosiasi, disesuaikan jika diperlukan, untuk menjamin konsistensi kebijakan akuntansi dengan yang digunakan oleh Grup.

l. Aset Tetap

Aset tetap pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset terdiri dari harga pembelian dan biaya lainnya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen. Setelah pengakuan awal, aset tetap, kecuali tanah, diukur sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.

Biaya pengurusan legal awal untuk hak atas tanah diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah dan biaya ini tidak disusutkan. Biaya yang berkaitan dengan perpanjangan hak atas tanah diakui sebagai beban ditangguhkan dan diamortisasi selama periode hak atas tanah atau manfaat ekonomi tanah, mana yang lebih pendek.

(24)

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

21 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l. Aset Tetap (lanjutan)

Biaya setelah perolehan awal termasuk dalam jumlah tercatat aset atau diakui sebagai aset yang terpisah, mana yang lebih tepat, ketika terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Grup dan biaya tersebut dapat diukur secara andal. Jumlah tercatat komponen yang diganti dihentikan pengakuannya pada tahun di mana pada saat penggantian tersebut terjadi. Seluruh biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Penyusutan dihitung menggunakan metode garis lurus untuk mencatat jumlah penyusutan selama estimasi manfaat ekonomi sebagai berikut :

Aset Tahun

Bangunan 20

Kendaraan 8

Peralatan kantor 4

Nilai residu, masa manfaat ekonomi dan metode penyusutan aset tetap ditelaah setiap akhir tahun keuangan atas pengaruh dari setiap perubahan estimasi akuntansi yang berlaku prospektif.

Jumlah tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali jika jumlah tercatat aset lebih besar dari jumlah yang dapat terpulihkan tersebut.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai. Aset dalam penyelesaian akan direklasifikasi ke aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dan siap untuk digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada tanggal aset tersebut siap digunakan.

Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai selisih antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap) diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

m. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan, Grup menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset (yaitu aset tak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, aset tak berwujud yang belum dapat digunakan, atau goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis) diperlukan, maka Grup membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.

Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika jumlah tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan jumlah tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang mengalami penurunan nilai.

(25)

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

22 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) m. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (lanjutan)

Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Grup menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia.

Penilaian dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.

Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.

Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, setelah dikurangi penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.

Goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap akhir periode pelaporan dan ketika terdapat suatu indikasi bahwa jumlah tercatatnya mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai bagi goodwill ditetapkan dengan menentukan jumlah terpulihkan tiap UPK (atau kelompok UPK) dimana goodwill terkait.

Jika jumlah terpulihkan UPK kurang dari jumlah tercatatnya, maka rugi penurunan nilai diakui. Rugi penurunan nilai terkait goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya.

n. Sewa

Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan sewa atau mengandung sewa dilakukan berdasarkan substansi dari perjanjian pada tanggal awal sewa dan hasil evaluasi apakah 1) pemenuhan perjanjian tersebut bergantung pada penggunaan suatu aset atau sekelompok aset dan 2) perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut.

Ketika sebagian besar risiko dan manfaat kepemilikan aset tetap berada ditangan lessor, maka suatu sewa diklasifikasi sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan metode garis lurus selama masa sewa. o. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang

Grup menyediakan liabilitas imbalan kerja karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan Indonesia No. 13/2003. Tidak ada pendanaan yang telah dibuat untuk program imbalan pasti ini.

Grup juga mengakui liabilitas dan beban ketika karyawan telah memberikan jasa dan Grup memperoleh manfaat ekonomi yang timbul dari layanan tersebut.

(26)

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) o. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang (lanjutan)

Perhitungan liabilitas imbalan kerja jangka panjang dilakukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit dalam perhitungan aktuaria yang dilakukan setiap akhir periode pelaporan. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui Grup dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut.

Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diamortisasi sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi hak.

Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan kerja jangka panjang di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

p. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau piutang atas penjualan barang dari aktivitas normal Grup. Pendapatan disajikan setelah dikurangi pajak pertambahan nilai, retur, potongan harga dan diskon serta setelah eliminasi pendapatan intra Grup. Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir kepada Grup dan pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan tertentu berikut harus dipenuhi sebelum pengakuan pendapatan diakui:

i. Pendapatan dari penjualan voucher, kartu perdana dan handphone

Pendapatan dari penjualan voucher, kartu perdana dan handphone diakui pada saat risiko dan hak kepemilikannya berpindah kepada pelanggan. Hal ini terjadi pada saat barang dikirimkan dan pelanggan telah menerima barang.

ii. Pendapatan komisi dan jasa perbaikan

Pendapatan komisi dan jasa perbaikan diakui pada saat jasa telah diberikan. iii. Pendapatan bunga

Pendapatan bunga diakui atas dasar proporsi waktu dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual).

q. Pajak Penghasilan

Beban pajak penghasilan terdiri dari jumlah beban pajak kini dan pajak tangguhan.

Pajak diakui sebagai pendapatan atau beban dan termasuk dalam laba rugi untuk periode berjalan, kecuali pajak yang timbul dari transaksi atau kejadian yang diakui di luar laba rugi. Pajak terkait dengan pos yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain, diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan pajak terkait dengan pos yang diakui langsung di ekuitas, diakui langsung di ekuitas.

(27)

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

q. Pajak Penghasilan (lanjutan) i. Pajak penghasilan kini

Pajak terutang kini didasarkan pada laba kena pajak tahun berjalan. Pendapatan kena pajak berbeda dari laba yang dilaporkan dalam masing-masing laporan laba rugi komprehensif perusahaan dalam Grup karena tidak termasuk pos-pos dari pendapatan atau beban yang dapat dikenakan pajak atau dikurangkan di tahun-tahun lainnya dan selanjutnya tidak termasuk pos-pos yang tidak dapat dikenakan pajak atau dikurangkan dari pajak. Liabilitas pajak kini masing-masing entitas di dalam Grup dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.

Manajemen secara berkala mengevaluasi jumlah yang dilaporkan di dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) terkait dengan keadaan di mana peraturan pajak yang berlaku memerlukan interpretasi dan, jika diperlukan, manajemen akan menghitung provisi atas jumlah yang mungkin timbul.

ii. Pajak penghasilan tangguhan

Pajak tangguhan diakui dengan menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak dari aset dan liabilitas dan jumlah tercatatnya untuk tujuan pelaporan keuangan konsolidasian. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak, kecuali bagi liabilitas pajak tangguhan yang berasal dari (a) pengakuan awal goodwill; atau (b) pada saat pengakuan awal aset atau liabilitas dari transaksi yang (i) bukan transaksi kombinasi bisnis, dan (ii) pada waktu transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi dan laba kena pajak/rugi pajak.

Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal belum dikompensasi, bila kemungkinan besar laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat dikurangkan, dan rugi fiskal belum dikompensasi, dapat dimanfaatkan, kecuali jika aset pajak tangguhan timbul dari pengakuan awal aset atau liabilitas dalam transaksi yang (a) bukan transaksi kombinasi bisnis dan; (b) tidak mempengaruhi laba akuntansi maupun laba kena pajak/rugi pajak.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan jumlah tercatat aset pajak tangguhan tersebut diturunkan apabila laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan. Pada setiap tanggal pelaporan, Grup menilai kembali aset pajak tangguhan yang tidak diakui. Grup mengakui aset pajak tangguhan yang sebelumnya tidak diakui apabila besar kemungkinan bahwa laba fiskal pada masa yang akan datang akan tersedia untuk pemulihannya.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan berlaku pada tahun saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak dan peraturan pajak yang berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan dapat saling hapus, jika dan hanya jika, (a) memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus antara aset dan liabilitas pajak kini dan (b) aset serta liabilitas pajak tangguhan tersebut terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama.

Perubahan terhadap liabilitas perpajakan Grup diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima dan/atau, jika Grup mengajukan keberatan dan/atau banding, pada saat keputusan atas keberatan dan/atau banding tersebut telah ditetapkan.

(28)

PT TIPHONE MOBILE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal

30 Juni 2015 dan 2014

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25 2. IKTHISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) r. Laba Bersih per Saham

Laba bersih per saham (LPS) dasar dihitung dengan membagi laba bersih selama periode dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada periode yang bersangkutan. Laba per saham dilusian dihitung manakala Perusahaan memiliki instrumen berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif.

s. Tambahan Modal Disetor – Bersih

Tambahan modal disetor merupakan kelebihan setoran pemegang saham di atas nilai nominal setelah dikurangi dengan biaya emisi efek ekuitas. Biaya emisi efek ekuitas merupakan seluruh biaya yang berkaitan dengan penerbitan efek ekuitas sebagaimana diatur dalam peraturan BAPEPAM-LK. Biaya-biaya seperti biaya pencatatan saham di bursa atas saham yang sudah beredar, biaya yang berkaitan dengan dividen saham atau pemecahan saham dan biaya lain yang tidak dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan efek ekuitas, dibebankan langsung pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Kombinasi usaha entitas sepengendali dicatat dengan menggunakan metode pooling of interest. Selisih antara harga transfer dengan nilai tercatat aset bersih yang diperoleh dicatat sebagai bagian dari "Tambahan modal disetor".

t. Informasi Segmen

Segmen adalah bagian khusus dari Grup yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.

Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk akun-akun yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Grup, dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi.

3. PERTIMBANGAN, ASUMSI DAN SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah pendapatan, beban, aset dan liabilitas yang dilaporkan serta pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada setiap akhir periode pelaporan. Namun, hasil aktual dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi, ketidakpastian atas asumsi serta estimasi tersebut dapat menimbulkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas pada tahun berikutnya.

Pertimbangan yang Dibuat dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi

Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup, manajemen telah membuat pertimbangan berikut, selain yang telah tercakup dalam estimasi, yang memiliki dampak signifikan atas jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2011) telah terpenuhi. Aset dan liabilitas keuangan diakui dan dikelompokkan sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup seperti diungkapkan pada Catatan 2g atas laporan keuangan konsolidasian.

Gambar

Tabel di bawah menunjukkan analisis umur aset keuangan yang jatuh tempo tetapi tidak  dilakukan penurunan nilai aset keuangan yang Grup miliki pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31  Desember 2014:
Tabel di bawah merangkum profil jatuh tempo liabilitas keuangan Grup berdasarkan  pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 30  Juni  2015 dan 31  Desember 2014

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh perceived usefulness sebagai variabel intervening pada hubungan kualitas sistem informasi terhadap

Tingginya kandungan phosfor (P) pada pupuk organik cair kombinasi jerami padi, daun kelor, dan penambahan kotoran burung puyuh sebagai bioaktivator berdasarkan

satuan liter (l), dan dihitung dalam satuan rupiah per hektar per musim tanam (Rp/ha/MT). 3) Penerimaan adalah hasil yang diperoleh dari hasil kegiatan usahatani

Mampu memberikan manfaat secara lestari (Rahmawaty, 2004). Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. P.18/Menhut- II/2011 Tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan

Berdasarkan hal tersebut maka keaslian dari penelitian dalam rangka penyusunan tesis berjudul Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan

Kajian ini bertujuan untuk mengenal pasti tahap kesedaran terhadap amalan keselamatan di makmal kejuruteraan dalam kalangan pelajar yang merangkumi tiga aspek utama iaitu

Kuadran II terdiri atas permintaan akhir, yaitu barang dan jasa yang dibeli oleh masyarakat untuk dikonsumsi (habis terpakai) dan untuk investasi. Termasuk permintaan akhir

Quick ratio yaitu rasio yang menunjukan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan