• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2012

TENTANG

PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

Menimbang : bahwa untuk memastikan pengelolaan anggaran di Lembaga Sandi Negara memenuhi prinsip efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber dana serta memenuhi prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan pemerintahan yang bersih perlu menetapkan Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara tentang Pedoman Umum Pengawasan di Lembaga Sandi Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran ...

Kumortala Date: 2015.09.01 11:09:11 -0700

(2)

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890);

7. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2004;

8. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

9. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/135/M.PAN/9/2004 Tahun 2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/04/M.PAN/03/2008 Tahun 2008 tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah;

11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 Tahun 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah;

12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pedoman Kendali Mutu Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah;

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41/PMK.09/2010 Tahun 2010 tentang Standar Reviu atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;

14. Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor OT.001/PERKA.122/2007 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Sandi Negara;

Memperhatikan : Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA

TENTANG PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA.

Pasal 1

Pedoman Umum Pengawasan di Lembaga Sandi Negara merupakan acuan dalam melaksanakan pengawasan di lingkungan Lembaga Sandi Negara.

(3)

Pasal 2

Dalam melaksanakan pengawasan intern di Lembaga Sandi Negara, Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Lembaga Sandi Negara berpedoman pada Pedoman Umum Pengawasan di Lembaga Sandi Negara ini.

Pasal 3

Pedoman Umum Pengawasan di Lembaga Sandi Negara sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini.

Pasal 4

Format surat tugas, kartu penugasan kegiatan pengawasan, formulir anggaran waktu pengawasan, laporan harian pertanggungjawaban penggunaan jam penugasan kegiatan pengawasan, laporan rekapitulasi pertanggungjawaban penggunaan jam penugasan kegiatan pengawasan, surat pernyataan melakukan kegiatan pelaksanaan/pengorganisasian dan pengendalian/perencanaan dan evaluasi pengawasan, surat pernyataan melakukan kegiatan pengembangan profesi auditor serta surat pernyataan melakukan kegiatan penunjang tugas auditor sebagaimana terlampir dalam Lampiran II, Lampiran III, Lampiran IV, Lampiran V, Lampiran VI, Lampiran VII, Lampiran VIII dan Lampiran IX Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini.

Pasal 5

Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 13 Maret 2012 KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

ttd

DJOKO SETIADI Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 15 Maret 2012

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ttd

AMIR SYAMSUDIN

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Umum

Amanat reformasi untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, telah menjadi agenda utama bangsa dan negara Indonesia sebagaimana telah dinyatakan dalam Ketetapan MPR Nomor XI/TAP MPR/1998 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Dalam bidang administrasi negara dan pengelolaan keuangan negara, reformasi tersebut selanjutnya dilaksanakan dengan beberapa undang-undang yaitu:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara; dan

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara.

Dengan diberlakukannya beberapa undang-undang tersebut diharapkan dapat diterapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan pemerintahan yang bersih dalam rangka mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.

Lembaga Sandi Negara yang selanjutnya disebut Lemsaneg sebagai salah satu instansi pemerintah bertanggungjawab juga atas penyelenggaraan agenda reformasi tersebut dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik secara ekonomis, efektif dan efisien. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pengawasan berupa upaya preventif yang mampu mencegah terjadinya penyimpangan, upaya detektif yang mampu mendeteksi apabila dalam pelaksanaan terjadi penyimpangan, serta upaya

TENTANG

PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA

(5)

korektif sebagai tindakan perbaikan atas penyimpangan yang telah terjadi.

Inspektorat merupakan salah satu unit kerja di lingkungan Lemsaneg yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melakukan pengawasan diharapkan untuk melaksanakan tugas-tugas pengawasan tersebut, baik tugas pengawasan dalam upaya preventif, detektif, dan korektif. Inspektorat sebagai unit kerja pengawasan intern, dalam paradigma barunya saat ini, tidak lagi menekankan pada upaya mencari kesalahan semata, namun memiliki peran konsultatif yang lebih menekankan pada upaya pencegahan dan memberikan solusi pemecahan masalah, serta peran katalis yang memberikan suatu jaminan kualitas atas penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik serta pencapaian tujuan pemerintah.

Dalam rangka mewujudkan pengawasan yang ekonomis, efektif dan efisien dipandang perlu untuk menyusun suatu Pedoman Umum Pengawasan yang akan menjadi panduan bagi para Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Lemsaneg dalam melaksanakan tugas-tugas pengawasan.

B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud

Pedoman ini dimaksudkan sebagai panduan bagi para Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Lemsaneg dalam melaksanakan pengawasan.

2. Tujuan

a) Untuk meningkatkan kualitas, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pengawasan di lingkungan Lemsaneg;

b) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan pemerintahan yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme.

C. Sistematika

Pedoman Umum Pengawasan di Lembaga Sandi Negara disusun dalam sistematika sebagai berikut :

1. Pendahuluan

2. Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup serta Pelaksana Pengawasan Intern

3. Tahapan Pelaksanaan Pengawasan Intern

(6)

4. Penutup D. Pengertian

1. Pengawasan adalah metode, alat, kebijakan dan prosedur yang digunakan suatu organisasi agar pelaksanaan kegiatan utama sesuai dengan yang direncanakan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

2. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

3. Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

4. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang selanjutnya disebut SPIP adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

5. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Lembaga Sandi Negara yang selanjutnya disebut SPIP Lemsaneg adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan Lembaga Sandi Negara.

6. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, objektif dan profesional berdasarkan standar audit untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah. 7. Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan

untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.

(7)

8. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan menentukan faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.

9. Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu program atau kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 10. Kegiatan Pengawasan Lainnya adalah kegiatan yang berupa

sosialisasi mengenai Pengawasan, pendidikan dan pelatihan Pengawasan, pembimbingan dan konsultansi, pengelolaan hasil Pengawasan, dan pemaparan hasil Pengawasan.

11. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang selanjutnya disebut APIP adalah instansi pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah, yang terdiri dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Inspektorat Jenderal Departemen, Inspektorat/unit pengawasan intern pada Kementerian Negara, Inspektorat Utama/Inspektorat Lembaga Pemerintah Non Departemen, Inspektorat/unit pengawasan intern pada Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara dan Lembaga Negara, Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota, dan unit pengawasan intern pada Badan Hukum Pemerintah lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

12. Auditor adalah pegawai negeri sipil yang mempunyai jabatan fungsional auditor dan/atau pihak lain yang diberi tugas, wewenang, tanggung jawab dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang melaksanakan Pengawasan pada instansi pemerintah untuk dan atas nama APIP.

13. Auditi adalah orang atau instansi pemerintah yang diaudit oleh APIP.

14. Manajer Pengawasan adalah jabatan yang diperankan oleh Inspektur sebagai penanggungjawab kegiatan Audit, dalam pelaksanaan aktivitasnya memiliki akses yang penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap seluruh fungsi, catatan, kekayaan serta personil organisasi.

(8)

15. Tim Audit adalah Auditor yang melaksanakan tugas Pengawasan yang terdiri dari Pengendali Mutu, Pengendali Teknis, Ketua Tim dan Anggota Tim.

16. Pengendali Mutu adalah jabatan dalam Tim Audit yang diperankan oleh auditor utama dengan pangkat pembina utama madya (IV/d) sampai dengan pembina utama (IV/e).

17. Pengendali Teknis adalah jabatan dalam Tim Audit yang diperankan oleh auditor madya dengan pangkat pembina (IV/a) sampai dengan pembina utama muda (IV/c).

18. Ketua Tim adalah jabatan dalam Tim Audit yang diperankan oleh auditor muda dengan pangkat penata (III/c) sampai dengan penata tingkat I (III/d).

19. Anggota Tim adalah jabatan dalam Tim Audit yang diperankan oleh auditor pelaksana dengan pangkat pengatur (II/c) sampai dengan auditor pertama dengan pangkat penata muda tingkat I (III/b).

(9)

BAB II

TUJUAN, SASARAN DAN RUANG LINGKUP SERTA PELAKSANA PENGAWASAN INTERN

A. Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup Pengawasan Intern 1. Tujuan Pengawasan Intern:

a. Memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

b. Memberikan rekomendasi perbaikan yang konstruktif atas terjadinya penyimpangan pelaksanaan program atau kegiatan, sehingga tujuan dan sasaran organisasi Lemsaneg dapat tercapai secara ekonomis, efektif dan efisien, serta sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

2. Sasaran Pengawasan Intern:

a. Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Lemsaneg, yang meliputi:

1) Laporan Keuangan Pokok Lemsaneg yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan

Pengawasan terhadap laporan keuangan dilakukan melalui Reviu Laporan Keuangan yang bertujuan memberikan jaminan yang terbatas bahwa tidak terdapat modifikasi secara substansi atau material yang menjadikan laporan keuangan tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan sistem pengendalian yang memadai. 2) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Pengawasan terhadap Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dilakukan melalui kegiatan Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah unit kerja baik eselon I maupun eselon II, sebelum Menteri PAN dan RB melakukan Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Lemsaneg.

(10)

b. Keandalan SPIP

Pengawasan SPIP merupakan kegiatan untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa SPIP Lemsaneg yang di terapkan di masing–masing unit kerja telah berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

c. Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan yang Berlaku

Pengawasan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku merupakan kegiatan untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa pelaksanaan semua program atau kegiatan yang dilakukan oleh unit kerja telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Aktivitas Operasional Manajemen Unit Kerja, yang meliputi: 1) Aspek Organisasi

Pengawasan terhadap aspek organisasi meliputi tugas pokok, fungsi, dan kewenangan merupakan kegiatan untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa program atau kegiatan yang ditetapkan pada obyek yang diawasi sebagai implementasi dan perwujudan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing unit kerja yang diambil untuk mencapai visi dan misi unit kerja.

2) Aspek Keuangan

Pengawasan terhadap aspek keuangan yang meliputi rupiah murni, Pendapatan Negara Bukan Pajak dan kerjasama merupakan kegiatan untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa pengelolaan keuangan dalam pelaksanaan program atau kegiatan pada obyek yang diawasi telah dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dilaksanakan secara efisien, efektif dan ekonomis.

3) Aspek Sumber Daya Manusia

Pengawasan aspek sumber daya manusia merupakan kegiatan untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa sumber daya manusia telah dikelola sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bahwa sumber daya manusia diberdayakan secara efisien, efektif dan ...

(11)

dan ekonomis dalam pelaksanaan program atau kegiatan pada obyek yang diawasi.

4) Aspek Sarana dan Prasarana Kerja

Pengawasan sarana dan prasarana merupakan kegiatan untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa sarana dan prasarana kerja telah dikelola sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan digunakan untuk mendukung pelaksanaan program atau kegiatan pada obyek yang diawasi secara efisien, efektif dan ekonomis.

5) Mekanisme Kerja

Pengawasan mekanisme kerja merupakan kegiatan untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa mekanisme kerja yang diterapkan dalam pelaksanaan program atau kegiatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan yang ditetapkan. Disamping itu mekanisme kerja yang diterapkan oleh obyek yang diawasi juga dapat mewujudkan tujuan dan sasaran program atau kegiatan obyek yang diawasi secara efisien, efektif dan ekonomis.

3. Ruang Lingkup Pengawasan a. Ruang Lingkup Audit Kinerja

Audit kinerja merupakan Audit atas pengelolaan keuangan negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah yang terdiri atas aspek kehematan, efisiensi, dan efektivitas. Audit kinerja atas pengelolaan keuangan negara antara lain : 1) Audit atas penyusunan dan pelaksanaan anggaran;

2) Audit atas penerimaan, penyaluran, dan penggunaan dana; 3) Audit atas pengelolaan aset dan kewajiban.

Sedangkan Audit kinerja atas pelaksanaan tugas dan fungsi merupakan Audit atas kegiatan pencapaian sasaran dan tujuan, antara lain audit kepegawaian, audit perencanaan, audit pengelolaan barang milik negara, audit pengadaan barang dan jasa, audit prakontrak atas pengadaan barang dan jasa serta audit lainnya.

(12)

b. Ruang Lingkup Audit dengan Tujuan Tertentu

Audit dengan tujuan tertentu merupakan Audit yang tidak termasuk dalam audit kinerja. Audit dengan tujuan tertentu antara lain audit investigatif, audit atas penyelenggaraan SPIP Lemsaneg, dan audit atas hal-hal lain di bidang keuangan. c. Ruang Lingkup Kegiatan Reviu

Kegiatan Reviu yang dilaksanakan oleh APIP Lemsaneg adalah Reviu laporan keuangan. Reviu laporan keuangan merupakan prosedur penelusuran angka-angka, permintaan keterangan dan analitis yang harus menjadi dasar memadai bagi Inspektorat untuk memberi keyakinan terbatas atas laporan keuangan bahwa tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut disajikan berdasarkan Sistem Pengendalian Intern yang memadai dan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Berbeda dengan Audit, Reviu tidak memberikan dasar untuk menyatakan pendapat hanya sebatas penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi dan penyajian laporan keuangan termasuk penelaahan atas catatan akuntansi dan dokumen sumber yang diperlukan. Kegiatan Reviu dilaksanakan secara paralel dengan pelaksanaan anggaran dan penyusunan laporan keuangan, hal ini dilakukan mengingat keterbatasan waktu antara batas akhir penyusunan laporan keuangan dan penyampaian kepada Menteri Keuangan.

d. Ruang Lingkup Kegiatan Evaluasi

Evaluasi merupakan salah satu kegiatan pengawasan untuk menilai akuntabilitas pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan anggaran dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan anggaran.

Evaluasi bersifat analitik dan kooperatif dengan objek evaluasi, sedangkan Audit lebih menekankan pada pengujian bukti dan independen terhadap Auditi. Keduanya tetap mengedepankan objektivitas evaluator atau auditor.

Evaluasi dapat dilakukan terhadap laporan akuntabilitas instansi pemerintah, atas penyelenggaraan SPIP, atas program

(13)

atau kegiatan instansi pemerintah dan/atau evaluasi sesuai penugasan.

e. Ruang Lingkup Kegiatan Pemantauan

Auditor harus mendokumentasikan data temuan Audit untuk keperluan Pemantauan tindak lanjut dan memutakhirkan data temuan Audit sesuai dengan tindak lanjut yang telah dilaksanakan Auditi. Pemantauan tindak lanjut laporan hasil Pengawasan bertujuan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah dilaksanakan oleh Auditi sesuai rekomendasi yang diberikan. Temuan yang tidak ditindaklanjuti dapat merupakan indikasi lemahnya pengendalian Auditi dalam mengelola sumber daya yang diserahkan kepadanya.

Pemantauan tindak lanjut dapat dilakukan dengan cara:

1) Saat pelaksanaan kegiatan Audit yang sama, Auditor harus memeriksa tindak lanjut atas rekomendasi Audit sebelumnya. Apabila terdapat rekomendasi yang belum ditindaklanjuti, Auditor harus memperoleh penjelasan yang cukup mengenai sebab rekomendasi belum dilaksanakan; 2) Saat pelaksanaan kegiatan Pemantauan tindak lanjut

semester I dan semester II, Auditor harus memeriksa tindak lanjut atas rekomendasi laporan hasil pengawasan internal dan eksternal.

f. Ruang Lingkup Kegiatan Pengawasan Lainnya

Kegiatan Pengawasan Lainnya merupakan kegiatan selain Audit, Evaluasi, Reviu, dan Pemantauan dalam rangka melaksanakan konsultansi dan kegiatan lainnya melalui suatu pendekatan keilmuan yang sistematis untuk meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola sehingga dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan.

Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu Kegiatan Pengawasan Lainnya dalam rangka meningkatkan kompetensi dan profesionalisme Auditor selain kegiatan sosialisasi Pengawasan, bimbingan dan konsultasi maupun pemaparan hasil Pengawasan.

(14)

B. Pelaksana Pengawasan Intern

Pengawasan dilakukan oleh APIP yang meliputi Manajer Pengawasan dan Tim Audit.

Adapun tugas dan wewenang pelaksana Pengawasan Intern sebagai berikut:

1. Manajer Pengawasan

Tugas dan wewenang Manajer Pengawasan sebagai berikut: 1) Membentuk Tim Audit;

2) Menerbitkan surat tugas bagi Tim Audit untuk melaksanakan tugasnya;

3) Menandatangani laporan hasil pengawasan;

4) Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Kepala Lembaga Sandi Negara dan pihak yang berkepentingan;

5) Menyusun kebijakan Pengawasan; 6) Mengarahkan pelaksanaan Pengawasan; 7) Mereviu prosedur pelaksanaan Pengawasan. 2. Pengendali Mutu

Tugas dan wewenang Pengendali Mutu sebagai berikut: 1) Menerima penugasan dari Manajer Pengawasan;

2) Membicarakan penugasan yang diterima dengan Tim Audit; 3) Membuat anggaran waktu Pengawasan dan kartu penugasan

kegiatan Pengawasan;

4) Berkonsultasi atau diskusi dengan pemberi tugas tentang hal-hal yang menyangkut masalah Pengawasan;

5) Melaksanakan Reviu dan membuat persetujuan atas program kerja Audit , Reviu dan Evaluasi;

Manajer Pengawasan

Pengendali Mutu Pengendali Mutu

Pengendali Teknis Pengendali Teknis

Ketua Tim Ketua Tim

Anggota Tim Anggota Tim

Tim Audit

(15)

6) Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan tugas Pengawasan;

7) Melakukan Reviu konsep laporan hasil pengawasan;

8) Membuat laporan rekapitulasi pertanggungjawaban penggunaan jam penugasan kegiatan Pengawasan.

Dalam hal tidak terdapat Pengendali Mutu, maka sesuai dengan peraturan yang berlaku dapat diperankan oleh Pengendali Teknis. 3. Pengendali Teknis

Tugas dan wewenang Pengendali Teknis sebagai berikut:

1) Membantu Pengendali Mutu dalam menyusun anggaran waktu Pengawasan, kartu penugasan kegiatan Pengawasan dan laporan rekapitulasi pertanggungjawaban penggunaan jam penugasan kegiatan Pengawasan;

2) Melaksanakan Reviu program kerja Audit, Reviu dan Evaluasi; 3) Mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan

Pengawasan.

Dalam hal tidak terdapat Pengendali Teknis maka sesuai dengan peraturan yang berlaku dapat diperankan oleh Ketua Tim.

4. Ketua Tim

Tugas dan wewenang Ketua Tim adalah sebagai berikut: 1) Melaksanakan Pengawasan sesuai dengan penugasannya; 2) Mengumpulkan dan menganalisis data untuk menyusun

program kerja;

3) Membuat konsep program kerja Audit, Reviu dan Evaluasi; 4) Memberi tugas kepada Anggota Tim;

5) Mengawasi Anggota Tim;

6) Melakukan Pengawasan sesuai dengan program kerja dan menyusun kertas kerjanya;

7) Melakukan Reviu atas kertas kerja yang dibuat oleh Anggota Tim;

8) Menyusun simpulan hasil Pengawasan;

9) Menyusun konsep laporan hasil pengawasan.

Dalam hal tidak terdapat Ketua Tim maka sesuai dengan peraturan yang berlaku dapat diperankan oleh auditor pertama selaku Anggota Tim.

(16)

5. Anggota Tim

Tugas dan wewenang Anggota Tim sebagai berikut:

1) Membicarakan dan menerima penugasan dari Ketua Tim; 2) Mempelajari program kerja;

3) Melaksanakan penugasan sesuai dengan program kerja; 4) Membuat kertas kerja;

5) Membuat simpulan hasil Pengawasan yang menjadi tugasnya.

C. Standar Audit dan Kode Etik APIP

Dalam menjalankan tugasnya, APIP Lemsaneg harus berdasarkan pada Standar Audit APIP dan Kode Etik APIP. Ketentuan mengenai Standar Audit APIP dan Kode Etik APIP diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(17)

BAB III

TAHAPAN PELAKSANAAN PENGAWASAN INTERN

A. Perencanaan Kegiatan Pengawasan

Perencanaan Pengawasan harus dilakukan dalam rangka terwujudnya Pengawasan yang efisien dan efektif, perencanaan meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan

Inspektur melakukan penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan pada setiap awal tahun anggaran sebagai bentuk rencana kegiatan Pengawasan untuk jangka waktu satu tahun anggaran. Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan disusun segera setelah menerima Petunjuk Operasional Kegiatan yang telah ditandatangani oleh Kepala Lembaga Sandi Negara. Petunjuk Operasional Kegiatan memuat rincian anggaran untuk setiap kegiatan yang berasal dari usulan rencana kinerja tahunan. Rencana kinerja tahunan yang disusun didasarkan pada Evaluasi atas pelaksanaan kegiatan tahunan dimana didalamnya terdapat rencana Pengawasan. Alur penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan sebagai berikut:

Adapun tujuan dari masing-masing tahap adalah: a.Evaluasi Kegiatan Tahunan

Evaluasi kegiatan tahunan dilaksanakan untuk menilai dan mengukur efektifitas kegiatan yang telah dilaksanakan, dan digunakan untuk penetapan strategi kegiatan Pengawasan tahun berikutnya guna pencapaian tujuan serta tugas pokok dan fungsi Inspektorat.

b.Rencana Kinerja Tahunan

Rencana Kinerja Tahunan diselenggarakan sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga sekaligus merupakan komitmen yang ingin diwujudkan oleh

pimpinan ... Evaluasi Kegiatan Tahunan Program Kerja Pengawasan Tahunan Rencana Kinerja Tahunan Petunjuk Operasional Kegiatan

(18)

pimpinan dan seluruh anggota satuan organisasi atau kerja. Dengan adanya Rencana Kinerja Tahunan diharapkan kegiatan yang direncanakan akan menjadi milik bersama dan didukung oleh semua pihak sehingga hasilnya dapat mencapai optimasi yang dikehendaki untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil.

c. Petunjuk Operasional Kegiatan

Petunjuk Operasional Kegiatan merupakan bagian tak terpisahkan dari DIPA dan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga yang memuat kegiatan secara rinci dan dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan dalam kurun waktu satu tahun.

d.Program Kerja Pengawasan Tahunan

Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan bertujuan untuk mensinergikan kegiatan Pengawasan, untuk lebih efektif dan efisiennya pelaksanaan Pengawasan agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan Pengawasan. Selain itu sebagai sarana kendali Inspektur dalam memonitoring pelaksanaan Pengawasan. Program Kerja Pengawasan Tahunan menjadi kesepakatan bersama dalam pelaksanaan kegiatan.

Program Kerja Pengawasan Tahunan yang disusun setidaknya memuat:

1)Jadwal pelaksanaan setiap kegiatan Pengawasan;

2)Tujuan, sasaran, ruang lingkup, metodologi setiap kegiatan Pengawasan;

3)Tim pelaksana setiap kegiatan Pengawasan; 4)Kebutuhan data setiap kegiatan Pengawasan.

Diharapkan dengan adanya Program Kerja Pengawasan Tahunan, kegiatan Pengawasan berjalan lebih terarah dan sistematis.

2. Pembiayaan Tim

Biaya untuk pelaksanaan Pengawasan dibebankan pada DIPA Lembaga Sandi Negara tahun anggaran berjalan.

(19)

3. Surat Tugas Pelaksanaan Kegiatan

Surat tugas merupakan sebuah penugasan kepada seorang Auditor atau tim untuk melaksanakan Pengawasan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan. Inspektur menerbitkan surat tugas pelaksanaan kegiatan berdasarkan Program Kerja Pengawasan Tahunan yang telah disusun. Surat tugas Inspektur setidaknya memuat nama tim pelaksana dan peran masing-masing pelaksana, nama kegiatan Pengawasan, serta jangka waktu pelaksanaan kegiatan Pengawasan.

4. Data Dukung Kegiatan

Data dukung kegiatan dapat diperoleh dalam dosir tetap dari hasil kegiatan Pengawasan sebelumnya, data yang ada pada Tata Usaha Inspektorat, dan data yang dimintakan ke masing-masing Auditi. Data dukung kegiatan merupakan salah satu kunci tepat waktunya pelaksanaan kegiatan karena jika data dukung yang dibutuhkan belum didapatkan tepat pada saat jadwal pelaksanaan maka kemungkinan adanya langkah pelaksanaan kegiatan yang tidak dilaksanakan atau pelaksanaan kegiatan melewati batas waktu yang ditentukan.

Data dukung kegiatan berupa: a.peraturan;

b.rencana kegiatan atau KAK dan RAB kegiatan; c. DIPA;

d.rencana umum pengadaan; e. arsip data komputer;

f. laporan keuangan; g. laporan kegiatan;

h.pertanggungjawaban keuangan terdiri dari SPM, SP2D, daftar honorarium, daftar transport, perjalanan dinas;

i. surat perintah atau surat tugas; j. dokumentasi kegiatan;

k.data dukung lainya yang disesuaikan dengan kegiatan pengawasan.

B. Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan

Dalam melaksanakan Pengawasan, APIP Lembaga Sandi Negara wajib melaksanakan tahapan kegiatan Pengawasan, yaitu:

(20)

1. Pembicaraan Pendahuluan

Pembicaraan pendahuluan dapat dilakukan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kegiatan Pengawasan yang dilakukan, antara lain melalui surat pemberitahuan jadwal pelaksanaan kegiatan disertai dengan tujuan kegiatan, tim pelaksana kegiatan Pengawasan berdasarkan keputusan Kepala Lembaga Sandi Negara tentang tim pelaksana kegiatan Pengawasan, atau dengan mengundang perwakilan dari unit kerja untuk menyampaikan maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan, jangka waktu pelaksanaan kegiatan dan dukungan kesiapan dari unit kerja. Tahapan ini dilakukan dengan waktu yang relatif singkat, oleh karena itu tahapan ini harus mampu membangun persamaan persepsi dengan Auditi agar terjalin kerjasama yang baik untuk mendapatkan informasi awal yang dibutuhkan.

2. Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan merupakan langkah pertama pelaksanaan kegiatan Audit yang dimaksudkan untuk memperoleh gambaran umum Auditi, serta mengidentifikasi kelemahan dan kerentanan operasional yang memerlukan pendalaman lebih lanjut. Gambaran umum Auditi didapat dengan melakukan pemahaman dan penelaahan tugas pokok dan fungsi Auditi atas kegiatan Auditi, proses manajemen yang mencakup input, proses, output dan informasi lainnya tentang Auditi. Informasi yang dihasilkan pada tahapan ini dapat juga digunakan sebagai bahan laporan Audit mengenai gambaran umum Auditi.

3. Evaluasi Sistem Pengendalian Manajemen

Evaluasi Sistem Pengendalian Manajemen merupakan pemahaman dan pengujian terhadap Sistem Pengendalian Manajemen atau Sistem Pengendalian Intern Auditi untuk menyusun prioritas tujuan Audit dan pengujian substantif, serta menentukan luas dan jenis pengujian substantif yang diperlukan. Dalam menyusun prioritas, Auditor perlu mempertimbangkan materialitas permasalahan, sedangkan untuk menentukan luas dan jenis pengujian substantif, Auditor perlu mempertimbangkan risiko pengendalian dan menetapkan risiko deteksi.

(21)

4. Pengujian Substantif atau Audit Rinci

Pengujian substantif mempunyai arti yang hampir sama dengan audit rinci atau audit lanjutan. Pengujian substantif lebih sempit maknanya, yaitu pengujian untuk menentukan apakah suatu masalah atau penyimpangan benar-benar terjadi atau tidak.

5. Exit Briefing

Pada saat exit briefing Auditor harus mengkomunikasikan kepada Auditi bahwa tanggung jawab untuk menyelesaikan atau menindaklanjuti temuan audit kinerja dan rekomendasi berada pada Auditi.

C. Pelaporan Kegiatan Pengawasan

Pelaporan merupakan media pertanggungjawaban pelaksanaan Pengawasan yang memuat informasi keberhasilan dan kelemahan dalam pelaksanaan program atau kegiatan pada objek yang diawasi dan selanjutnya informasi ini akan digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan program atau kegiatannya.

Keharusan membuat laporan secara tertulis tidak berarti membatasi atau mencegah pembahasan lisan dengan Auditi selama proses berlangsung. Laporan dibuat tertulis untuk menghindari kemungkinan salah tafsir atas kesimpulan, temuan dan rekomendasi yang diberikan. Laporan dibuat untuk mempermudah pelaksanaan tindak lanjut hasil Pengawasan. Laporan harus dibuat sesegera mungkin pada kesempatan pertama pelaksanaan kegiatan Pengawasan selesai. Laporan harus didistribusikan kepada Kepala Lembaga Sandi Negara dan pihak-pihak terkait.

Laporan Hasil Pengawasan dapat disusun dalam dua bentuk yaitu bentuk bab dan bentuk surat.

1. Laporan Hasil Pengawasan Bentuk Bab

Dalam menyajikan informasi hasil Audit dikelompokkan dalam bab. Ketentuan mengenai bentuk bab ditetapkan oleh organisasi Audit. Penyusunan Laporan Hasil Pengawasan dalam bentuk bab sangat sesuai untuk menyampaikan informasi penting dengan jumlah materi yang banyak.

(22)

2. Laporan Hasil Pengawasan Bentuk Surat

Laporan bentuk surat digunakan apabila hal-hal yang ingin dilaporkan materinya relatif sedikit atau harus disampaikan dengan segera.

Baik dalam bentuk surat maupun bab, laporan setidaknya harus memuat:

a. Dasar melakukan kegiatan;

b. Tujuan atau sasaran, ruang lingkup, dan metodologi yang digunakan;

c. Pernyataan bahwa kegiatan dilaksanakan sesuai dengan standar;

d. Kriteria yang digunakan;

e. Pengungkapan atas kelemahan Sistem Pengendalian Intern; f. Hasil kegiatan berupa kesimpulan, temuan, dan rekomendasi. Laporan Hasil Pengawasan harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Permasalahan dan sebab-sebabnya jelas; b. Instansi atau objek yang diawasi jelas;

c. Langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan jelas;

d. Dibuat secara tertulis dengan bahasa yang baik dan benar serta dengan kalimat yang sederhana, jelas dan mudah dimengerti;

e. Dibuat tepat pada waktunya;

f. Ruang lingkup dan tujuan Pengawasan jelas;

g. Penyajian informasi berdasarkan fakta atau data yang akurat dan terpercaya.

D. Penyampaian Laporan Kegiatan

Laporan Hasil Pengawasan disampaikan kepada Kepala Lembaga Sandi Negara dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan perhatian dan tindaklanjut. Laporan Hasil Pengawasan disampaikan 10 (sepuluh) hari kerja setelah pelaksanaan Pengawasan berakhir.

E. Sistem Pengedalian Intern dan Kendali Mutu Pengawasan

1. Hasil kegiatan Pengawasan harus dapat dipertanggungjawabkan secara akuntabel. Akuntabilitas kegiatan Pengawasan terjadi jika

(23)

tujuan dan sasaran kegiatan Pengawasan dapat tercapai secara efektif, efsisien dan ekonomis. Adapun tujuan dan sasaran kegiatan Pengawasan:

a.Tujuan Pengawasan yaitu meningkatnya kinerja unit kerja di lingkungan Lemsaneg yang dilakukan Audit, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja Lemsaneg secara keseluruhan.

b.Sasaran Pengawasan yaitu meningkatnya pelaksanaan tindak lanjut hasil Pengawasan baik yang dilakukan oleh Auditor eksternal (Badan Pemeriksa Keuangan) maupun Auditor internal (Inspektorat). Selain itu, berkurangnya penyimpangan baik penyimpangan dalam bidang administrasi, sistem dan prosedur, maupun penyimpangan yang menimbulkan kerugian keuangan negara dan tindak pidana korupsi.

2. Inspektorat harus merancang sebuah Sistem Pengendalian Intern yang memberikan jaminan yang memadai bahwa tujuan kegiatan Pengawasan tercapai secara efektif, efsisien dan ekonomis, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

3. Pelaksanaan SPIP di bidang Pengawasan setidaknya diimplementasikan dalam bentuk Sistem Kendali Mutu Pengawasan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pedoman Kendali Mutu Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Sistem Kendali Mutu Pengawasan tersebut merupakan salah satu mekanisme pengendalian bahwa pelaksanaan Pengawasan telah sesuai dengan Kode Etik dan Standar Audit APIP.

4. Inspektorat menjamin bahwa Kendali Mutu APIP, sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pedoman Kendali Mutu Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah tersebut telah dirancang, diimplementasikan dan dimonitor, sehingga Sistem Kendali Mutu Pengawasan menjadi suatu proses yang dilaksnanakan oleh seluruh aparat Pengawasan Inspektorat secara terus menerus dan

seluruh ... berkesinambungan ...

(24)

berkesinambungan dan menjadi salah satu budaya kerja organisasi Pengawasan.

5. Penerapan kendali mutu Pengawasan sebagaimana tersebut diatas berpedoman pada ketentuan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pedoman Kendali Mutu Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.

(25)

BAB IV PENUTUP

Pengawasan oleh APIP merupakan salah satu unsur SPIP yang memberikan jaminan yang memadai terhadap pencapaian tujuan dan sasaran pemerintah. Demikian juga halnya dengan Pengawasan Internal yang dilakukan oleh Inspektorat, merupakan unsur penting dalam pencapaian visi dan misi Lemsaneg.

Pengawasan Internal tersebut akan dapat terlaksana secara efektif jika para Auditor di lingkungan Inspektorat dapat melaksanakan perannya secara optimal sebagai Auditor internal, yaitu berperan sebagai konsultan yang mampu memberikan rekomendasi perbaikan tata kelola organisasi Lemsaneg serta memiliki peran katalis yang memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian visi dan misi Lemsaneg, melalui hasil Pengawasan yang berkualitas.

Pedoman Umum Pengawasan di Lingkungan Lembaga Sandi Negara ini disusun dalam rangka memberikan arah bagi manajemen APIP serta para Auditor internal Inspektorat dalam melaksanakan tugas Pengawasannya, sehingga terdapat kesatuan pandangan, kesatuan langkah dan tindakan dalam melaksanakan tugasnya. Dengan pedoman ini diharapkan, kualitas hasil Pengawasan akan selalu dapat ditingkatkan dari tahun ke tahun, sehingga manfaat kehadiran atau eksistensi Inspektorat sebagai unit kerja di lingkungan Lemsaneg dapat dirasakan oleh seluruh unit organisasi pada umumnya serta bagi pimpinan pada khususnya dalam melaksankan tugas dan fungsi Lemsaneg.

Sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas Pengawasan, Pedoman Umum Pengawasan di Lingkungan Lembaga Sandi Negara ini disadari masih terdapat berbagai kekurangan. Oleh karena itu, secara periodik pedoman ini akan terus dievaluasi, dikaji dan dilakukan perbaikan sesuai dengan perubahan lingkungan strategis yang terjadi.

(26)

Demikian, agar pedoman ini dijadikan pegangan baik bagi manajemen maupun Auditor Inspektorat dalam melaksanakan tugas pengawasannya secara profesional, penuh tanggungjawab dan akuntabel.

KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

ttd

(27)

SURAT TUGAS NOMOR : Menimbang : a. bahwa ...; b. bahwa ...; Dasar : 1. ...; 2. ...; MEMBERI TUGAS

Kepada : 1. ... Pengendali Mutu 2. ... Pengendali Teknis 3. ... Ketua tim

4. ... Anggota tim 5. ... Anggota tim 6. ... Anggota tim

Untuk : 1. Melaksanakan tugas kegiatan ...; 2. Melaksanakan tugas ini terhitung mulai tanggal ... sampai dengan ... ... 20xx selama ... (...) hari kerja; 3. Membuat laporan tertulis atas hasil-hasil pelaksanaan

tugas kepada Inspektur.

Jakarta, Tanggal Inspektur,

Nama Lengkap

KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, ttd

DJOKO SETIADI TENTANG

PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA

(28)

KARTU PENUGASAN KEGIATAN PENGAWASAN Nomor :

I. Nama kegiatan pengawasan : ... II. Identitas obyek pengawasan

a. Nama obyek pengawasan : ... b. Alamat dan nomor telepon : ... III. Rencana pengawasan nomor : ... IV. Uraian singkat kegiatan pengawasan

a. Program pengawasan : ... b. Sasaran pengawasan : ... c. Tujuan pengawasan : ... V. Laporan dikirim/ditujukan kepada : ... VI. Pelaksana pengawasan

a. Pengendali Mutu : ... b. Pengendali Teknis : ... c. Ketua Tim : ... d. Anggota Tim : ... e. Anggota Tim : ... f. Anggota Tim : ... VII. Pengawasan dilakukan berdasarkan Surat Tugas

a. Nomor : ... b. Tanggal : ... c. Direncanakan mulai pada tanggal : ... d. Direncanakan selesai pada tanggal : ... e. Realisasi tanggal pelaksanaan : mulai dari ... s.d ... VIII. Anggaran waktu produktif Tim Pengawasan

Dilaksanakan Oleh Anggaran Waktu

a. Pengendali Mutu : ... ... hari/jam b. Pengendali Teknis : ... ... hari/jam

c. Ketua Tim : ... ... hari/jam d. Anggota Tim : ... ... hari/jam e. Anggota Tim : ... ... hari/jam f. Anggota Tim : ... ... hari/jam IX. Rencana mulai pengawasan bulan: ... Rencana penerbitan laporan bulan: ...

X. Konsep laporan direncanakan selesai selambat-lambatnya pada tanggal: ...

Jakarta, tanggal bulan 20xx

Pengendali Mutu, Pengendali Teknis,

(Nama) (Nama)

NIP NIP

Inspektur,

(Nama) NIP

KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, ttd

DJOKO SETIADI TENTANG

PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA

(29)

PERSIAPAN P E L A K S A N A A N PENYELESAIAN ...s/d... ...s/d... Pendahuluan ...s/d... Audit Lanjutan ...s/d... No Jenis Kegiatan Pengendali Mutu

(HP/jam) Pengendali Teknis (HP/jam) Ketua Tim (HP/jam) Anggota Tim (HP/jam) Jumlah (HP/jam) I 1 2 3 PERSIAPAN AUDIT Mengumpulkan bahan/data … … Sub Jumlah I 1 2 3 Sub Jumlah I Mengumpulkan bahan/data … … Sub Jumlah I II A. 1 2 3 B. 1 2 3 III 1 2 3 PELAKSANAAN AUDIT Pendahuluan … … … Audit Lanjutan … … … Sub Jumlah II Sub Jumlah II III A. 1 2 3 B. 1 2 3 III 1 2 3 PENYELESAIAN AUDIT … … … Sub Jumlah III

Sub Jumlah III Jumlah Hari/jam Audit yg Dianggarkan

FORMULIR ANGGARAN WAKTU PENGAWASAN Nama Obyek Audit : ... Kegiatan/Program yang Diaudit : ...

Jakarta, .... ... 20xx Jakarta, .... ... 20xx

Pengendali Teknis, Ketua Tim,

(Nama) (Nama)

Menyetujui Jakarta, .... ... 20xx Jakarta, .... ... 20xx

Pengendali Mutu, Inspektur,

(Nama) (Nama)

KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, ttd

DJOKO SETIADI TENTANG

PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA

(30)

LAPORAN HARIAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN JAM PENUGASAN KEGIATAN PENGAWASAN

Periode 1 Januari s.d 30 Juni/1 Juli s.d 31 Desember*) Tahun ... No. Urut Hari Kerja Hari/ Tanggal Nomor dan Tanggal Surat Tugas

Hasil Kegiatan Jam yang Dipertanggungjawabkan

Uraian Referensi Nomor

Jam Kerja pada hari Kerja Normal Lembur Jml Jml Paraf Nomor dan Tanggal Surat Keterangan Jml Paraf (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 2 3 dst

Sub Jumlah Minggu ke …..

1

2

3

dst

Sub Jumlah Minggu ke ...

8

Sub Jumlah Bulan ...

dst Jumlah Periode ….. Jakarta, ... ... 20xx (Nama Auditor)

*) disesuaikan dengan masa penilaian angka kredit fungsional auditor

KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

ttd

DJOKO SETIADI

TENTANG

PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA

(31)

LAPORAN REKAPITULASI PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN JAM PENUGASAN KEGIATAN PENGAWASAN

A. Data Surat Tugas (ST)/Nota Dinas (ND) Penugasan 1. Pejabat Penerbit : ... 2. Nomor ST/ND : ... 3. Tanggal : ... 4. Uraian Kegiatan : ... B. Data Dokumen Hasil

1. Pejabat Penerbit : ... 2. Nomor Laporan : ... 3. Tanggal Laporan : ... 4. Uraian : ...

No Nama

Auditor Jabatan Peran Anggaran Pertanggungjawaban Jam Kerja Waktu Normal Lembur Jumlah Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Jakarta, .... ... 20xx Inspektur, (Nama) NIP

KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, ttd

DJOKO SETIADI

TENTANG

PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA

(32)

SURAT PERNYATAAN

MELAKUKAN KEGIATAN PELAKSANAAN/PENGORGANISASIAN DAN PENGENDALIAN/PERENCANAAN DAN EVALUASI*) PENGAWASAN Yang bertandatangan dibawah ini,

Nama : NIP : Pangkat/Golongan Ruang : Jabatan : Unit Kerja : Menyatakan bahwa Nama : NIP : Pangkat/Golongan Ruang : Jabatan : Unit Kerja :

Berdasarkan Surat Tugas nomor ... tanggal ... ... 20xx, telah melakukan kegiatan pelaksanaan/pengorganisasian dan pengendalian/perencanaan dan evaluasi*) pengawasan sebagai berikut :

Uraian Kegiatan Mulai tanggal s.d tanggal Jam Rencana Jam Realisasi Satuan Angka Kredit Jumlah Angka Kredit Keterangan Kode Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, .... ... 20xx Inspektur,

(Nama)

NIP *) coret yang tidak perlu (sesuaikan dengan kegiatan yang dilaksanakan)

KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, ttd

DJOKO SETIADI TENTANG

PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA

(33)

SURAT PERNYATAAN

MELAKUKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI AUDITOR Yang bertandatangan dibawah ini,

Nama : NIP : Pangkat/Golongan Ruang : Jabatan : Unit Kerja : Menyatakan bahwa Nama : NIP : Pangkat/Golongan Ruang : Jabatan : Unit Kerja :

Telah melakukan kegiatan pengembangan profesi bidang pengawasan sebagai berikut :

No Uraian Kegiatan Nomor & Tanggal Surat Tugas

Tanggal Satuan Angka Kredit Jumlah Jam Jumlah Angka Kredit Ket. Kode Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, .... ... 20xx Inspektur,

(Nama) NIP

KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, ttd

DJOKO SETIADI TENTANG

PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA

(34)

SURAT PERNYATAAN

MELAKUKAN KEGIATAN PENUNJANG TUGAS AUDITOR Yang bertandatangan dibawah ini,

Nama : NIP : Pangkat/Golongan Ruang : Jabatan : Unit Kerja : Menyatakan bahwa Nama : NIP : Pangkat/Golongan Ruang : Jabatan : Unit Kerja :

Telah melakukan kegiatan penunjang tugas auditor sebagai berikut : No Uraian Kegiatan Nomor & Tanggal

Surat Tugas Tanggal

Satuan Angka Kredit Jumlah Jam Jumlah Angka Kredit Ket. Kode Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, .... ... 20xx Inspektur,

(Nama) NIP

KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, ttd

DJOKO SETIADI TENTANG

PEDOMAN UMUM PENGAWASAN DI LEMBAGA SANDI NEGARA

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA kelompok siswa yang dibelajarkan melaluimodel pembelajaran talking

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat retensi dan penetrasi ekstrak daun mimba pada bambu petung dengan variasi konsentrasi serta konsentrasi

Metode penelitian dilakukan dengan membagi kelas posisi lereng menjadi tiga kelas yaitu posisi lereng atas (>60 %), tengah (30-60 %) dan bawah (0-<30%), pengamatan

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran biologi, guru dapat memilih suatu metode belajar yang sesuai dalam proses pembelajaran, penulis

ujar yang dilakukan si penutur dengan maksud untuk menciptakan hal (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru (misalnya: memutuskan, membatalkan,

Buku akan berisikan foto-foto mobil hasil modifikasi yang diambil dengan pendekatan fotografi studio yakni, proses pengambilan gambar di dalam suatu ruang dengan pengaturan lighting

Dalam rengka melakukan monitoring terhadap Rencana Aksi yang telah disusun tersebut, disusunlah Laporan Monitoring Rencana Aksi Pusat Diklat SDM LHK s.d Triwulan 3 Tahun 2019

Wujud kepedulian tersebut dimanifestasikan dalam bentuk program Pengabdian Pada Masyarakat dengan mengambil sebagian masalah yang mereka hadapi, dengan judul : “