• Tidak ada hasil yang ditemukan

1,2,3 Jurusan PGSD. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1,2,3 Jurusan PGSD. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

BERBASIS CONCEPT SONG TERHADAP KOMPETENSI

PENGETAHUAN IPA SISWA KELAS V SD GUGUS BUDI

UTOMO DENPASAR TIMURTAHUN AJARAN 2016/2017

Ni Kadek Sri Astuti

1

, I Nengah Suadnyana

2

, Ni Wayan Suniasih

3

1,2,3

Jurusan PGSD

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

email: kadeksri823@gmail.com

1

, suadnyanainengah@gmail.com

2

,

niwayan.suniasih@undiksha.ac.id

3

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA kelompok siswa yang dibelajarkan melaluimodel pembelajaran talking stick berbasis concept songdan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Budi Utomo Denpasar Timur Tahun Pelajaran 2016/2017.Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu, dengan desain kelompok Non-Ekuivalen.Populasi dari penelitian ini adalah seluruh kelas V di SD Gugus Budi Utomo Denpasar Timur yang berjumlah 315 siswa.Sampel diambil dengan teknik acak kelompok.Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA SDN 1 Kesiman dan siswa kelas V SDN 2 Kesiman.Data tentang kompetensi pengetahuan IPA dikumpulkan dengan instrument berupa tes pilihan ganda.Tes kompetensi pengetahuan IPA diberikan pada saat posttest secara tertulis.Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan uji-t. Melalui uji hipotesis diperoleh thitung =5,000

> ttabel=2,000 dengan dk = 62 dan taraf signfikansi 5%. selanjutnya berdasarkan hasil

analisis data diperoleh rata-rata gain skor kelompok eksperimen

X

1=0,52>

X

2=0,27 kelompok kontrol, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran talking stick berbasis concept song berpengaruh terhadap kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas V SD Gugus Budi Utomo Denpasar Timur Tahun Ajaran 2016/2017.

Kata-kata kunci: talking stick, concept song, kompetensi pengetahuan IPA

ABSTRACT

The aim of this research was to know significance differences of science competence between students who learned by talking stick learning model based on concept song and students who learned by conventional learning in grade V students of SD Gugus Budi Utomo, Denpasar Timur, year 2016/2017. This research was quasi experimental,with Non-Equivalent group design. The population of this research was all students in grade V of SD Gugus Budi Utomo, Denpasar Timur, that consisted of 315 students. The sample was taken by scrambled group. The sample of this research was students in class VA SDN 1 Kesiman and students in class V SDN 2 Kesiman. The data about students science competence gathered using objectives instrument. The test of science competence was given in the post-test. After that by using hypothesis test, it was found that (tcount =5,000 > ttable=2,000) with 5 % significance

(2)

2

degree and dk=62. It was found that the average gains score of experiment groups

1

X

=0,52 >

X

2=0,27 controlling group, the conclusion from that result was talking stick learning model based on concept song has significance influenced with students science competence in grade V SD Gugus Budi Utomo, Denpasar Timur, year 2016/2017.

Keywords: talking stick, concept song, knowledge competence of Natural Science

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia.Dengan pendidikan manusia dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan dapat mengembangkan kemampuan yang dapat dimilikinya untuk dapat diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya pendidikan perlu ditingkatkan terutama pada tingkat sekolah dasar, karena pada tingkat sekolah dasar siswa mulai menerima berbagai pengetahuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.

Pengelolaan pembelajaran yang berkualitas sangat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Maka dari itu setiap kegiatan pendidikan diarahkan kepada tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing peserta didik.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk mengubah sikap dan tata

laku seseorang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Dengan demikian pendidikan adalah proses interaksi pendidik dan peserta didik yang memiliki tujuan tertentu.

Salah satu tujuan pendidikan adalah menyiapkan individu untuk dapat beradaptasi atau menyesuaikan diri untuk memenuhi tuntutan-tuntutan sesuai wilayah tertentu yang senantiasa berubah.Meningkatkan kualitas pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak yang terlibat di dalam pendidikan.Salah

satu pemegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah guru.Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses pembelajaran, yang ikut berperan dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Guru tidak semata-mata sebagai pengajar tetapi juga sebagai pendidik yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. “Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak” Susanto (2013:4).Itulah sebabnya belajar merupakan suatu hal yang penting, agar peserta didik bisa lebih kreatif dan dapat melakukan evaluasi serta kritik diri.

Guru dituntut untuk mampu menyajikan materi pelajaran dengan

optimal. Guru dengan sadar

merencanakan kegiatan pembelajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003, “Kurikulum adalah seperangkat rencana dari pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Pengembangan kurikulum terus dilakukan pemerintah dalam upaya untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia.Kurikulum yang sedang dikembangkan pemerintah di

(3)

3 Indonesia saat ini adalah Kurikulum 2013. Dalam penerapannya Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung (direct instructional) dan tidak langsung (indirect instructional).

Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan peserta didik, kemampuan berpikir peserta didik dan keterampilan melalui interaksi langsung dengan sumber pembelajaran yang dirancang dalam silabus dan RPP. Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama proses pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring (nurturant effect).

Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual.

Implementasi Kurikulum 2013 yaitu pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.Sekolah Dasar (SD) merupakan tempat formal pertama seseorang untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan mengenai lingkungan sekitarnya serta berinterksi dengan individu lainnya.Dalam kurikulum 2013, kemampuan kognitif peserta didik diarahkan untuk mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang dipelajari dalam konteks sosial-kebangsaan. Pada tingkat usia sekolah dasar tentu membutuhkan suatu pembelajaran yang konkret agar mempermudah peserta didik memahami atau menemukan langsung pengetahuannya yang tentunya didukung oleh pembelajaran yang menarik. Salah satu ciri pembelajaran Kurikulum 2013 adalah pembelajaran tematik integratif

yang merupakan pendekatan

pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam sebuah tema.Muatan materi IPA merupakan salah satu muatan pembelajaran yang terdapat dalam

sebuah tema.IPA merupakan

pembelajaran berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa

terhadap konsep-konsep

Ilmu.Pengetahuan Alam. Oleh karena itu muatan materi IPA di sekolah dasar dilakukan penyelidikan sederhana dan bukan hafalan terhadap kumpulan konsep IPA.Namun kenyataannya “muatan materi IPA selama ini masih dianggap sulit oleh sebagian siswa khususnya pada jenjang sekolah dasar” (Susanto, 2013:165).

Hal tersebut tercermin dari informasi yang diperoleh pada saat melakukan PPL-Real dari beberapa guru dan siswa di SD Gugus Budi Utomo, dikatakan bahwa dalam menjalankan pembelajaran Kurikulum 2013 guru mengalami beberapa kesulitan, salah satunya adalah guru masih merasa kesulitan dalam memilih model dan strategi pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik dan monoton, penggunaan media yang belum diterapkan secara optimal, dan kurangnya interaksi siswa dengan sumber belajar sehingga pembelajaran dirasa kurang menarik dan siswa tidak ada motivasi untuk belajar. Selain siswa yang kurang kreatif juga dikatakan terdapat beberapa siswa yang masih malu-malu untuk mengungkapkan pendapatnya di depan kelas. Sehingga kompetensi yang dimiliki siswa kurang optimal.Penggunaan media sebagai pendukung pembelajaran masih kurang untuk diterapkan.Interaksi siswa dengan sumber belajar masih kurang sehingga pembelajaran masih bersifat monoton dan kurang menarik.Hal tersebut dapat mengakibatkan kebosanan dan kurangnya minat belajar siswa yang berdampak pada rendahnya kompetensi pengetahuan IPA.

Maka dari itu perlu adanya inovasi pembelajaran dengan model-model pembelajaran yang menyenangkan.Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran

Talking Stick berbasis Concept Song. “Talking Stick merupakan model

pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat” Huda (2013:224). “Model pembelajaran Talking Stick merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa belajar sambil bermain sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan siswa materi dapat tersalurkan dengan

(4)

4 optimal” (Utami, 2016:3). Adapun keunggulan model Talking Stick adalah melatih membaca pada siswa, dapat melatih siswa untuk memahami materi dengan cepat, Mengajarakan siswa untuk bisa mengeluarkan pendapat sendiri dan mengasah pengetahuan, dan pengalaman siswa.Selain itu untuk menumbuhkan motivasi siswa perlu adanya pembelajaran

yang menyenangkan.Contohnya

pembelajaran yang diimbangi dengan permainan, pada saat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan teknik permainan dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar. Dalam hal ini permainan yang dilakukan adalah dengan menyanyikan lagu yang mereka senangi dalam setiap pembelajaran, pembelajaran seperti itu disebut dengan model Concept

Song.

“Concept Song adalah model

pembelajaran yang mengajak anak-anak untuk menyanyikan lagu yang disenangi dengan syairnya diganti dengan materi yang akan disajikan” Suyatno (2009:112). Melalui musik guru dapat membangun hubungan dengan siswa dan dapat berbicara dengan bahasa siswa, sehingga siswa akan lebih cepat dalam memahami materi pembelajaran. Karena dalam syair lagu yang dinyanyikan tersebut sudah tercantum materi pembelajaran secara menyeluruh.

Dari uraian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Talking Stick berbasis

Concept Song adalah model pembelajaran

berkelompok dengan bantuan tongkat yang dipadukan dengan sebuah nyanyian yang diciptakan oleh siswa sendiri dimana syairnya berkaitan dengan materi pembelajaran pada saat itu. Menurut Kurniasih & Sani (2015:83) kelebihan model pembelajaran Talking Stick antara lain: “(1) Menguji kesiapan siswa dalam penguasaan materi pembelajaran, (2) Melatih membaca dan memahami dengan cepat materi yang telah disampaikan, (3) siswa lebih giat belajar karena siswa tidak pernah tau tongkat akan sampai pada gilirannya”.

Hal tersebut akan membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar, karena siswa tidak tau tongkat akan sampai pada

glirannya. Hal tersebut ddukung dengan kegiatan yang disertai lagu atau nyanyian Sehingga tidak cepat dilupakan siswa dan memberi dampak positif terhadap hasil belajarnya terutama pada kompetensi pengetahuannya.

Bertolak dari uraian diatas, maka adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu (1) untukmengetahui tingkat kompetensi pengetahuan IPA siswa yang dibelajarkan dengan model Talking Stick berbasis

Concept Song pada kelas V SD Gugus

Budi Utomo Denpasar Timur Tahun Pelajaran 2016/2017, (2) Untuk mengetahui tingkat kompetensi pengetahuan IPA siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus Budi Utomo Denpasar Timur Tahun Pelajaran 2016/2017, (3) Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kompetesi pengetahuan IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran

Talking Stick berbasis Concept Song dan

kelompok siswa dibelajarkan

menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus Budi Utomo Denpasar Timur tahun Pelajaran 2016/2017

METODE

Pelaksanaan penelitian dilakukan

di SD Gugus Budi UtomoDenpasar Timur. Waktu penelitian terkait dengan penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan mulai tanggal 23 Maret sampai dengan tanggal 03 Mei 2017, perlakuan sebanyak 6 kali di kelompok eksperimen dan 6 kali di kelompok kontrol. Jumlah perlakuan yang diberikan telah disesuaikan dengan jam pelajaran terkait materi dalam penelitian ini yang telah diatur dalam kurikulum.

Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan ekspermen semu. Rancangan eksperimen semu digunakan karena variabel-variabel luar yang memengaruhi eksperimen tidak sepenuhnya bisa dikontrol serta pemilihan subjek penelitian ini tidak dilakukan dengan cara pengacakan individu. Bentuk desaineeksperimen kuasi yang digunakan

adalah kelompok non-

ekuivalen.Rancangan yang digunakan melibatkan dua kelompok kelas yaitu

(5)

5 kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol.Kelompok kelas sebagai kelompok eksperimen mendapat perlakuan dengan model Talking Stick berbasis Concept Song.sedangkan

kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional. Pada desain ini kedua kelompok yang akan diteliti diberikan Pre

test danPost test.

Pemberian Pre test digunakan untuk mengukur equivalensi atau penyetaraan kelompok (Dantes, 2014). Berdasarkan tersebut, maka dalam penelitian ini Pre test digunakan untuk menyetarakan kelompok. Teknik yang digunakan dalam peyetaraan kelompok adalah dengan menggunakan teknik

Matching.Setelah itu memberikan perlakuan, yaitu dengan memberikan model pembelajaran Talking Stick

berbasis Concept Song.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus Budi Utomo Denpasar Timur tahun pelajaran 2016/2017.Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik sampel kelompok.Teknik sampel kelompok digunakan apabila populasi atau sampel yang tersedia berupa unit-unit rumpun yang biasanya dipakai karena tidak mungkin dilakukan dengan teknik acak individu.Contohnya menggunakan kelas atau kelompok dan tidak mungkin mengambil setiap individu anak dari setiap kelas (Setyosari, 2015:224).Pemilihan sampel penelitian ini tidak dilakukannya pengacakan individu, karena tidak bisa mengubah kelas yang telah terbentuk sebelumnya.Kemungkinan pengaruh-pengaruh dari keadaan subjek mengetahui dirinya dilibatkan dalam penelitian dapat dikurangi sehingga penelitian ini benar - benar menggambarkan pengaruh perlakuan yang diberikan.

Langkah awal yang dilakukan dalam pemilihan sampel adalah dengan melakukan pengundian. Setelah dilakukan pengundian maka mendapat 2 kelas yang dijadikan sampel, yaitu kelas VA SD N 1 Kesiman yang berjumlah 42 orang dan kelas V SD N 2 Kesiman yang berjumah 34 orang. Kemudian kedua kelas sampel diberikan pretest pada tanggal 25 Maret 2017,kemudian diuji kesetaraan sampel

dengan teknik matching. “Teknik matching adalah suatu cara untuk menyeragamkan kelompok pada suatu variabel dimana peneliti telah mengidentifikasikan satu variabel atau lebih memiliki hubungan yang erat dengan penampilan variabel tidak bebas” (Darmadi: 2014:234).

Matching dapat dicari dengan memasangkan nilai kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Untuk masing-masing subyek yang ada berusaha mencari subyek yang lain yang sama atau nilainya mirip antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Setelah dilakukan

matching pada 2 kelas tersebut hasilnya

32 siswa terbukti memiliki kemampuan yang setara secara akademik.Sehingga sampel yang diteliti dalam penelitian ini hanya 64 sampel.Hasil dari matching dapat dilihat pada lampiran 24 halaman.

Kedua kelompok sampel tersebut diundi lagi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.Setelah dilakukan pengundian didapatkan yang menjadi kelas eksperimen adalah siswa kelas VA SDN 1 Kesiman, dan yang menjadi kelas kontrol adalah siswa kelas V SDN 2 Kesiman.

Dalam penelitian ini data yang akan dianalisis adalah data kompetensi pengetahuan IPA siswa, untuk mendapatkan data tersebut digunakan tes kompetensi pengetahuan IPA.Tes kompetensi pengetahuan IPA yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti sendiri. Sebelum memberikan tes tersebut kepada siswa dilakukan pengujian untuk menguji kelayakan instrumen.Tes yang baik adalah tes yang memenuhi dua syarat yaitu ketepatan (validitas) dan keajegan (reliabilitas). Tes yang akan digunakan untuk mengukur kompetensi pengetahuan berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda biasa. Tes ini dikembangkan melalui proses pengujian instrumen yaitu uji validitas, reliabilitas, daya beda dan indeks kesukaran.

Setelah data dikumpulkan, data tersebut perlu dianalisis.Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik.Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statstik inferensial.“Statistik

(6)

6 deskriptif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus- rumus statistik deskriptif untuk menggambarkan suatu objek/ variabel tertentu, sehingga diperoleh kesimpulan umum” (Agung, 2014:110). Analisis statistik inferensial adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus- rumus statistik inferensial untuk menguji suatu hipotesis penelitian yang diajukan dan kesimpulan ditarik berdasarkan pengujian terhadap hipotesis. Data yang digunakan untuk menganalisis adalah data gain skor yang dinormalisasikan dari hasil pretest dan hasil posttestnya.Pada penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis sebelum uji hipotesis dianalisis dengan uji “t” (t-test).

Karena data yang diperoleh sudah memenuhi prasyarat uji normalitas dan homogenitas maka analisis yang

digunakan adalah statistik

parametrik.Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah uji-t.Uji Hipotesis menggunakan uji-t dengan rumus

sparated varians. Rumus uji-t dengan

rumus sparated varians digunakan bila jumlah anggota sampel sama n1=n2 dan

varians homogen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil kompetensi

pengetahuan IPA diperoleh dari hasil gain skor yang dinormalisasikan padakelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VA SDN 1 Kesiman yang berjumlah 32 orang siswa dan kelas V SDN 2 Kesiman yang berjumlah 32 orang siswa.Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes objektif pilihan ganda biasa.Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan kelompok non-ekuivalen dengan menggunakan uji-t sebagai alat untuk menganalisis data.Deskripsi data hasil kompetesnsi pengetahuan IPA siswa yang dipaparkan meliputi nilai rerata, varians, standar deviasi, modus, dan median.

Kelas V SDN 1 Kesiman ditetapkan sebagai kelompok eksperimen yang diberi perlakuan berupa model pembelajaran

talking stick berbasis concept song

sebanyak 6 kali pertemuan, kemudian diberikan Posttest untuk memperoleh hasil penguasaan kompetensi pengetahuan IPA.

Nilai mean atau rerata gain skor kompetensi pengetahuan IPA siswa yang mengikuti model pembelajaran talking tick berbasis concept song, yaitu X = 0,52 dengan varians 0,05 dan standar deviasi (s= 0,23), sedangkan nilai mean atau rerata gain skor kompetensi pengetahuan IPA siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, yaitu X = 0,27 dengan varians 0,03 dan standar deviasi (s= 0,16).

Perhitungan analisis data hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa kompetensi pengetahuan IPA kelompok eksperimen memiliki nilai mean lebih tinggi daripada kelompok kontrol, yaitu X 1 = 0,52 > X 2 = 0,27.

Uji prasyarat dilakukan terlebih dahulu sebelum uji hipotesis menggunakan uji-t.Uji prasyarat tersebut meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians diuraikan berikut ini.

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sebaran data skor kompetensi pengetahuan IPA siswa masing-masing kelompok berdistribusi normal atau tidak, untuk menguji data kompetensi pengetahuan IPA kelompok eksperimen dan kontrol adalah rumus Chi Kuadrat.Kriteria pengujian adalah jika harga 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 ≤ 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2 maka H

o diterima

(gagal ditolak) dan Ha ditolak yang berarti

sebaran data berdistribusi normal, sedangkan jika harga 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 >𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2 maka Ho ditolak dan Ha diterima (gagal ditolak)

yang berarti data tidak berdistribusi normal. Taraf signifikansinya adalah 5% dan derajat kebebasannya (dk) = k – 1.

Berdasarkan uji normalitas sebaran data kelmpok eksperimen diperoleh

x2

hitung= 9,63 dengan taraf signifikan 5%

dan (dk) = 5 diperoleh x2

tabel = 11,07,

karena x2

hitung = 9,63<x2tabel = 11,07 maka

h0 diterima (gagal ditolak). Ini berarti

(7)

7 pengetahuan IPA pada kelompok eksperimen berdistribusi normal

Berdasarkan uji normalitas sebaran data kelompok kontrol diperoleh x2

hitung

=9,39 dengan taraf signifikan 5% dan (dk)=5 diperoleh x2

tabel = 11,07, karena x2

hitung = 9,39<x2tabel = 11,07 maka h0

diterima (gagal ditolak). Ini berarti sebaran data nilai kompetensi pengetahuan IPA pada kelompok kontrol

berdistribusi normal.

Pengujian homogenitas varians antar kelompok dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa perbedaan yang diperoleh uji-t benar–benar berasal dari perbedaan antar kelompok bukan disebabkan oleh perbedaan di dalam kelompok.Uji homogenitas varians yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan uji F dari

Havley.Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh Fhitung= 1,24, sedangkan pada

taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan pembilang 32-1=31 dan derajat kebebasan penyebut 32-1=31 diperoleh Ftabel = 1,84, sehingga data

kompetensi pengetahuan IPA antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varians yang

homogen.

Berdasarkan hasil uji prasyarat yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas varians, disimpulkan bahwa data kedua kelompok sampel ialah berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen.Dengan demikian, uji hipotesis menggunakan uji-t dapat dilakukan.

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA antara siswa kelas V di Gugus Budi Utomo Denpasar Timur Tahun Pelajaran 2016/2017 yang mengikuti pembelajaran menggunakan model talking stik berbasis concept song dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah uji-t dengan sparated

varians.Berdasarkan hasil analisis uji-t

diperoleh thitung = 5,000. Harga tersebut

kemudian dibandingkan dengan harga ttabel

dengan dk = 32 + 32 – 2 = 62 dan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh harga ttabel = 2,000 karena thitung = 5,000> ttabel =

2,000 maka Ho ditolak.

Rekapitulasi hasil analisis uji-t kelompok sampel penelitian ini disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 41Rekapitulasi Hasil Analisis Uji-t Kelompok Sampel Penelitian No Kelompok

Sampel

N Dk M thitung ttabel Keterangan

1. Eksperimen 32 62 0,52 5,000 2,000 H0 ditolak 2. Kontrol 32 0,27

Hasil analisis uji-t diperoleh thitung=5,000. Harga tersebut kemudian

dibandingkan dengan harga ttabel dengan

dk= 32 + 32 – 2 = 62 dan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh harga ttabel = 2,000

karena thitung > ttabel (5.000 > 2,000) maka

Ho ditolak. Hal ini berarti terdapat

perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

Talking Stick berbasis Concept Song dan

kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus Budi Utomo Denpasar Timur Tahun Pelajaran 2016/2017. Perolehan hasil perhitungan analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa Rata-rata

kompetensi pengetahuan IPA siswa kelompuk eksperimen X = 0,52> X =0,27 rata-rata kompetensi pengetahuan IPA kelompok kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

Talking Stick berbasis Concept Song

berpengaruh terhadap kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas V SD Gugus Budi Utomo Denpasar Timur Tahun ajaran 2016/2017.

Dari perolehan kompetensi pengetahuan pada kedua kelompok dapat diketahui bahwa kedua kelompok yang awalnya memiliki kemapuan yang setara, kemudian setelah diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen dengan model

(8)

8

Talking Stick berbasis Concept Song

maka perolehan nilai kompetensi

pengetahuan IPA mengalami

perbedaan.Kompetensi pengetahuan IPA siswa pada kelompok eksperimen lebih baik apabila dibandingkan dengan kompetensi pengetahuan IPA siswa pada kelompok kontrol.Hal ini disebabkan oleh pembelajaran yang diterapkan pada kelompok eksperimen memiliki banyak kelebihan.

Perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dikarenakan pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan pada saat pembelajaran.Kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa model pembelajaran Talking Stick berbasis

Concept Song memiliki nilai rata-rata lebih

tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional.

Hal ini disebabkan karena model pembelajaran Talking Stick berbasis

Concept Song dapat membuat siswa

menjadi lebih giat dalam belajar, membuat siswa aktif, termotivasi, dan mampu berinteraksi dalam pembelajaran. Selama kegiatan pembelajaran siswa lebih aktif karena kegiatan pembelajaran menggunakan model Talking Stick

berbasis Concept Song dapat menciptakan lingkungan belajar yang memberikan kegembiraan bagi siswa melalui permainan tongkat berbicara tersebut. Permainan tongkat berbicara ini juga dapat membuat siswa mampu berinteraksi dengan baik, hal tersebut dikarenakan setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan dari guru. Permainan itu dapat membuat siswa menjadilebih giat belajar karena siswa tidak pernah tahu tongkat akan sampai pada gilirannya. Sebelum melakukan permainan siswa diajak untuk menyanyikan sebuah lagu yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi. Aktivitas belajar dengan adanya permainan yang dirancang dalam pembelajaran Talking

Stick berbasis Concept Song dapat

membuat siswa belajar lebih rileks.Hal tersebut membuat pembelajaran IPA lebih cepat dipahami oleh siswa sehingga berdampak positif terhadap kompetensi pengetahuan IPA.

Model pembelajaran Talking Stick berbasis Concept Song adalah model

pembelajaran kelompok yang

pelaksanaannya dilakukan dengan bantuan tongkat sebagai petunjuk siswa

menjawab atau mengemukakan

pendapatnya setelah mempelajari materi, yang dibantu dengan sebuah lagu yang telah diciptakan oleh siswa sendiri dimana lagu tersebut dibuat berdasarkan lagu yang telah mereka ketahui namun syairnya diganti menggunakan syair yang berkaitan dengan materi yang dipelajari oleh siswa. Dengan menerapkan model pembelajaran Talking Stick berbasis

Concept Song dapat menguji kesiapan

siswa dalam penguasaan materi pembelajaran, melatih membaca dan memahami dengan cepat materi yang telah disampaikan, siswa lebih giat belajar karena siswa tidak pernah tau tongkat akan sampai pada gilirannya. Selain itu pembelajaran menjadi hidup dan tidak membosankan.Hal ini menyebabkan siswa dapat menerima pembelajaran IPA dengan baik.

Berbeda dengan pembelajaran konvensional yang terjadi selama pembelajaran IPA di kelompok kontrol. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan cara menyampaikan sejumlah materi kepada siswa yang diselingi dengan sedikit tanya jawab kemudian diikuti dengan pemberian tugas secara individu. Dengan pembelajaran seperti ini siswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan kesempatan untuk bekerjasama dengan teman sebaya, sehingga siswa akan merasa bosan saat pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Pradnyandari (2014) yang menemukan bahwa model Talking Stick memberi pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Gugus IV Kecamatan Kuta Utara Tahun Ajaran 2013/2014.

(9)

9 Penelitian relevan yang memperkuat kerangka bepikir ini adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti Pranyandari (2014) yang menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran

Talking Stick berbasis concept mapping

dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus IV Kecamatan Kuta Utara Tahun Ajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh rata-rata kelompok eksperimen X1 =

87,86> X2 = 74,44 kelompok kontrol. Lebih

lanjut melalui uji hipotesis diperoleh Thitung

= 7,18 sedangkan dengan taraf signifikansi 5% dengan dk = 68 diperoleh Ttabel = 2,00 sehingga Thitung = 7,18 > Ttabel (α=0,05,60) = 2,00. Hal ini berarti bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Talking Stick berbasis concept mapping dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus IV Kecamatan Kuta Utara Tahun Ajaran 2013/2014.

Persamaan penelitian tersebut adalah sama-sama melakukan penelitian eksperimen dan meneliti tentang model pembelajaran Talking Stick.Sedangkan perbedaannya adalah penelitian tersebut menggunakan media pembelajaran berupa concept mapping sedangkan penelitian ini berupa Concept Song.dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa model Talking Stick perpengaruh terhadap hasil belajar IPA, hal tersebut dikarenakan model Talking Stick dapat membuat siswa lebih aktif dan lebih mudah memahami materi pelajaran, sehingga nanti model Talking Stick juga akan berpengaruh pada kompetensi pengetahuan IPA pada penelitian ini.

Penelitian yang lain oleh Krisdayanti (2013) yang menyimpulkan bahwa Model pembelajaran kooperatif

Concept Song berbasis nilai kearifan lokal

tri pramana berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus Kolonel I Gusti Ngurah Rai Denpasar Tahun Ajaran 2012/2013. Data dianalisis dengan t-test. Berdasarkan

taraf signifikan 5% dan db =87 (n1+n2)

(thit=6,25> ttabel = 2,00), menunjukkan

terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif Concept Song berbasis nilai kearifan lokal tri pramana dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.Kajian penelitian tersebut adalah sama-sama melakukan penelitian eksperimen dan meneliti tentang model pembelajaran

Concept Song.Sedangkan perbedaannya

adalah penelitian tersebut menggunakan nilai kearifan lokal tri premana, dan mencari data hasil beajar matematika, sedangkan pada penelitian ini mencari data kompetensi pengetahuan IPA. dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa model Concept Song perpengaruh terhadap hasil belajar Matematika, hal tersebut dikarenakan model Concept Song dapat membuat siswa lebih aktif dan

suasana kelas akan menjad

menyenangkan, sehingga nanti model

Concept Song juga akan berpengaruh

pada kompetensi pengetahuan IPA.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan dari penelitian ini adalah sebaga berikut.

a. Berdasarkan analisis data kompetensi pengetahuan IPA pada kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan model Pembelajara taling stick berbass

concept song diperoleh rata-rata gain

skor, X = 0,52. Rata-rata gain skor kompetensi pengetahuan IPA tersebut kemudian dikonversikan pada tabel PAN skala lima, sehingga dapat diketahui kompetensi pengetahuan IPA siswa kelompok eksperimen pada pada kategori Cukup Baik.

b. Berdasarkan analisis data kompetensi pengetahuan IPA pada kelompok kontrol yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional diperoleh skor rata-rata gain skor, X = 0,27. Rata-rata gain skor kompetensi pengetahuan IPA tersebut kemudian dikonversikan pada tabel PAN skala lima, sehingga dapat diketahui kompetensi pengetahuan IPA siswa kelompok kontrol pada kategori Cukup Baik.

(10)

10 c. Terdapat perbedaan yang signifikan

kompetensi pengetahuan IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Talking

Stick berbasis Concept Song dengan

yang dibelajarkan melalui Pembelajaran Konvensional siswa kelas V SD Gugus Budi Utomo Kecamatan Denpasar Timur tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini terbukti dari Hasil analisis uji-t diperoleh thitung = 5,000. Harga tersebut

kemudian dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = 32 + 32 – 2 = 62 dan

taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh ttabel = 2,000 karena thitung=5,000> ttabel

=2,000 maka Ho diterima. Hal ini berarti

terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Talking Stick berbasis

Concept Song dan kelompok siswa

yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus Budi Utomo Denpasar Timur Tahun Pelajaran 2016/2017. Rata-rata kompetensi pengetahuan IPA siswa kelompok eksperimen

X

1= 0,52 >

X

2= 0,27 rata-rata kompetensi pengetahuan IPA kelompok kontrol, sehingga dapat

disimpulkan bahwa model

pembelajaran Talking Stick berbasis

Concept Song berpengaruh terhadap

kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas V SD Gugus Budi Utomo Denpasar Timur Tahun ajaran

2016/2017

Adapun saran yang disampaikan kepada sebagai berikut.

a. Kepada Siswa

Berdasarkan temuan penelitian, disarankan kepada siswa agar memanfaatkan kesempatan yang difasilitasi guru dengan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran menggunakan keterampilan dasar literasi berbantuan media grafis,

sehingga dapat membangun

pengetahuan sendiri. b. Kepada Guru

Berdasarkan temuan penelitian yang diperoleh, disarankan kepada guru agar lebih kreatif untuk

memberikan fasilitas berupa sumber belajar dan kesempatan yang lebih besar bagi siswa pada pembelajaran dengan menggunakan keterampilan dasar literasi berbantuan media grafis sehingga tercipta pembelajaran bermakna bagi siswa.

c. Kepada Kepala Sekolah

Berdasarkan temuan penelitian, disarankan kepada kepala sekolah agar dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pendukung sumber belajar guru

dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran dengan menciptakan pembelajaran yang menggembirakan di sekolah sehingga sekolah mampu menghasilkan siswa yang memiliki output berkualitas.

d. Kepada Peneliti Lain

Berdasarkan temuan penelitian, disarankan kepada peneliti agar hasil penelitian ini digunakan sebagai referensi untuk melaksanakan penelitian selanjutnya atau menemukan inovasi kegiatan pembelajaran lainnya yang bermakna bagi siswa.

DAFTAR PUSTAKA

.

Agung, Gede. 2014. Metodologi Penelitian

Pendidikan. Singaraja: Undiksha.

Darmadi Hamid. 2014. Metode Penelitian

Pendidikan dan Sosial. Bandung:

Alfabeta.

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.

Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Iksanova Kanserina. 2016. “Pengaruh Metode Pembelajaran Talking Stick Berbantuan Media Gambar terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau dari Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV Di Gugus VII Kecamatan Busungbiu Tahun Pelajaran 2015/2016”. Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 4 no 1.Tersedia pada

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php

/JJPGSD/article/view/7451 (diakses

tanggal 24 Desember 2016).

Krisdayanti. 2013. “Model Pembelajaran concept song berbasis tri pramana berpengaruh terhadap hasil belajar matematika kelas V SD Gugus Kolonel Gusti Ngurah Rai”. Universitas

(11)

11 Pendidikan Ganesha. Tersedia Pada

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php /JJPGSD/article/view/955.(Diakses Tanggal 24 Desember 2016).

Kurniasih, Berlin. 2015. Ragam pengembangan Model Pembelajaran Untuk meningkatkan Profesionalitas guru. Tempat:Kata Pena

Pranyandari. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran Talking Stick Berbasis Concept Mapping Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus IV Kuta Utara Tahun Ajaran 2013/2014”. Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 2 Nomor

1. Tersedia Pada

http://download.portalgaruda.org/article .php?article=303884&val=1342

(diakses Tanggal 24 Desember 2016) Setyosari Punaji. 2015. Metode Penelitian

Pendidikan dan Pengembangan.

Jakarta:Prenadamedia Group. Yogyakarta: Pustaka Baru Press Suyatno, 2009.Menjelajah Pembelajaran

Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Busana

Pustaka

Utami Widya. 2016. “Penerapan Model Talking Stick Berbantuan Media Ular

Tangga Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar IPA Siswa kelas IV SD Negeri 5 Dauhwaru Kecamatan Jembrana Kabupaten JembranaTahun Pelajaran 2015/2016”. Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 4 Nomor

1.Tersedia Pada

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php /JJPGSD/article/view/7114. (Diakses Tanggal 24 Desember 2016)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan luas areal kopi yang mencapai lebih dari 102.000 ha serta budidaya hortikultura seperti kentang, tomat, alpukat, jeruk dan lain-lain, maka potensi sisa panen baik

1) Pendidikan dan Pelatihan (diklat) bagi calon peserta Lampung Mengajar tahun 2018 akan dilaksanakan secara intensif selama 20 hari kalender, yang rencananya akan

Dalam berita ini terdapat enam karakteristik narasi, yaitu keberadaan pemain belakang sebagai pengirim, ketajaman timnas Prancis sebagai objek, melaju ke final Piala Dunia 2018

volume urin akhir pada tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus dengan mengatur reabsorpsi dan permeabilitas tubulus. Hormon

Data diatas menunjukkan bahwa struktur hukum kurang berpengaruh terhadap pemidanaan pelaku tindak pidana narkotika (48.48%) karena antara hukum mengenai hal itu tidak

Namun demikian, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian penulis berharap semoga ini dapat memberikan sumbangan berarti

Hal tersebut ditunjukkan dengan 89% dari responden yang mengikuti pawai kebangsaan menganggap bahwa telah paham mengenai pergerakan mahasiswa.. Dan, dari keseluruhan

kehamilannya baik-baik saja sehingga ia memeriksakan kehamilannya secara teratur agar selama kehamilannya tidak ada masalah yang terjadi sehingga berakhir dengan baik