• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI MENELADANI PERJUANGAN RASULULLAH SAW DI MEKKAH MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS X SEMESTER 1 SMK NEGERI 1 PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI MENELADANI PERJUANGAN RASULULLAH SAW DI MEKKAH MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS X SEMESTER 1 SMK NEGERI 1 PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI

MATERI MENELADANI PERJUANGAN RASULULLAH SAW

DI MEKKAH MENGGUNAKAN METODE

PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL

DAN

METODE INDEX

CARD MATCH

PADA SISWA KELAS X SEMESTER 1

SMK NEGERI 1 PABELAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

MUHAMAD NURUL ARIF (111-14-093)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI

MATERI MENELADANI PERJUANGAN RASULULLAH SAW

DI MEKKAH MENGGUNAKAN METODE

PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL

DAN

METODE INDEX

CARD MATCH

PADA SISWA KELAS X SEMESTER 1

SMK NEGERI 1 PABELAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

MUHAMAD NURUL ARIF (111-14-093)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(3)
(4)
(5)

SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI

MATERI MENELADANI PERJUANGAN RASULULLAH SAW DI MEKKAH MENGGUNAKAN METODE

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN METODE INDEX CARD MATCH

PADA SISWA KELAS X SEMESTER 1

SMK NEGERI 1 PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

DISUSUN OLEH MUHAMAD NURUL ARIF

NIM:111-14-093

Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Institut Agama IslamNegeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 22 Maret 2018 dan telah

dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam

Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Prof. Dr. Zakiyuddin B., M. Ag

Sekretaris Penguji : Sutrisna, M. Pd

Penguji I : Drs. Sumarno Widjadipa

Penguji II : Rasimin, M. Pd

Salatiga, 22 Maret 2018 Rektor IAIN Salatiga

(6)

MOTTO

,

Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku (Bapak M. Tri Joko & Ibu Yamtini terkasih & tersayang yang senantiasa membesarkanku dengan penuh cinta, kesabaran, dan do‟a restunya

2. Kepada kakak dan adikku tercinta Nur Faizah & Ahmad Fajar Fauzi

3. Kepada kawan sejoli sahabat-sahabatku yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini (Kentip, Ahmad dan Farid).

4. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 khususnya jurusan PAI. 5. Teman-teman PPL di SMA N 1 Bringin

6. Teman-teman KKN posko 60 di Ngleban, Klewor, Kemusu, Boyolali.

7. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu

(8)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa‟atnya

min hadza ilaa yaumil qiyaamah Amiin Allahumma Amiin.

Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan S1 pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), maka penulis membuat karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW Di Mekkah Menggunakan Metode Pembelajarn Kontekstual Dan Metode Index Card MatchPada Siswa Kelas X Semester 1 SMK Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018”. Terselesainya skripsi ini tidak semata-mata hasil dari jerih payah penulis sendiri melainkan banyak pihak yang terkait yang telah membantu baik moril maupun spiritual, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd Selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

(9)

4. Bapak Sutrisna, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta mengorbankan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas skripsi ini.

5. Bapak Dr. Miftahuddin, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik yang telah sabar dan banyak memberikan bimbingan dan pengarahan untuk menjadi yang terbaik.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan perpustakaan dan bagian administrasi yang telah membantu proses penyusunan skripsi.

7. Ayahanda terkasih dan ibunda tercinta (Bpk Muhammad Tri Joko dan Ibu Yamtini) yang telah tulus dan ikhlas mencurahkan segalanya demi penulis serta kakakku dan adikku tersayang (Nur Faizah dan Ahmad Fajar Fauzi) yang telah memberiku semangat.

8. Seluruh keluargaku di rumah yang telah membantu baik materiil maupun spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi di IAIN Salatiga. 9. Keluarga besar SMK Negeri 1 Pabelan yang telah memberikan ijin serta

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 10.Teman-teman seperjuangan angkatan 2014

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu yang telah memberikan bantuan dan dorongan hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

Tiada balasan yang dapat penulis berikan kecuali do‟a kepada Allah

(10)

membantu dalam penyusunan skripsi ini diterima disisi Allah SWT dan mendapatkan balasan yang mulia disisi-Nya Amin.

Dengan segenap kesadaran penulis mengakui bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Besar harapan penulis atas segala respon, saran dan kritik dari pembaca yang budiman. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri dan semoga apa yang tertulis dalam Skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya. Amin ya robbal „Alamin.

Salatiga, 5 Maret 2018 Penulis

(11)

ABSTRAK

Nurul Arif, Muhamad. 2018. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW di Mekkah Menggunakan Metode Pembelajaran Kontekstal Dan Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas X Semester 1 SMK Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Sutrisna, M. Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Pendidikan Agama Islam dan Index Card Match

Penelitian ini dilator belakangi oleh rendahnya prestasi belajar siswa SMK N 1 Pabelan pada pembelajaran PAI. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya variasi metode yang digunakan saat pembelajaran. Rumusan masalah yang dikaji dalam dalam penelitian ini adalah: apakah penggunaan metode pembelajaran Kontekstual dan metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi meneladani perjuangan Rasulullah SAW di Mekkah pada siswa kelas X Semester 1 pada SMK Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak dua siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X TB 1 semester 1 SMK N 1 Pabelan dengan jumlah siswa sebanyak 22 anak. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes dan dokumentasi.

Hasil penelitian tindakan kelas pada pra siklus yang mencapai KKM sebanyak 7 anak dari 22 anak atau 31,8% dari 100%, dengan nilai rata-rata 60. Pada siklus I yang mencapai KKM sebanyak 12 anak dari 22 anak atau 54,5% dari 100%, dengan nilai rata-rata 69,5. Selanjutnya pada siklus II yang mencapai KKM sebanyak 20 anak dari 22 anak atau 90,9 dari 100%, dengan nilai rata-rata 84,5.

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Hipotesis Penelitian... 6

E. Indikator Keberhasilan ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Definisi Operasional ... 8

H. Metode Penelitian ... 12

I. Sistematika Penulisan ... 20

BAB II LANDASAN TEORI A. Peningkatan Hasil Belajar ... 22

(13)

B. Pendidikan Agama Islam ... 31

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 31

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 32

3. Pentingnya Pendidikan Agama Islam Bagi Kehidupan ... 33

C. Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW di Mekah... ... .... 34

D. Metode Pembelajaran Kontekstual... .... 36

E, Metode Index Card Match... .... 38

F. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)... ... .... 41

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMK N 1 Pabelan Kab. Semarang ... 46

1. Profil Sekolah ... 46

2. Visi, Misi dan Tujuan ... 47

3. Keadaan Guru SMK N 1 Pabelan Kab. Semarang ... 48

4. Keadaan Siswa ... 52

Fasilitas Pendidikan... 52

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 54

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus ... 65

B. Perbandingan Hasil Antar Siklus ... 78

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82 DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Guru dan Karyawan PNS SMK N 1 Pabelan ... 48

Tabel 3.2 Data GTT SMK N 1 Pabelan ... 49

Tabel 3.3 Data Karyawan SMK N 1 Pabelan ... 51

Tabel 3.4 Data Keadaan siswa SMK N 1 Pabelan ... 52

Tabel 3.5 Fasilitas Ruang Belajar SMK N 1 Pabelan ... 52

Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus... 65

Tabel 4.2 Data perolehan nilai KKM pra siklus ... 67

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus I... 69

Tabel 4.4 Data perolehan nilai KKM siklus I ... 72

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus II ... 74

Tabel 4.6 Data perolehan nilai KKM siklus II ... 77

Tabel 4.7 Data nilai rata-rata antar siklus ... 79

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Model Elliot ... 16

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Nilai Pra Siklus ... 68

Gambar 4.2 Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa Pra Siklus ... 68

Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Nilai siklus I ... 72

Gambar 4.4 Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa siklus I ... 73

Gambar 4.5 Diagram Ketuntasan Nilai siklus II ... 77

Gambar 4.6 Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa siklus II ... 78

Gambar 4.7 Diagram Data nilai rata-rata antar siklus ... 79

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencama Pelaksanaan Pembelajaran Pra Siklus

Lampiran 2. Rencama Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 3. Rencama Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 4. Lembar Latian Soal Siklus I

Lampiran 5. Lembar Latian Soal Siklus II

Lampiran 6. Lembar Pengamatan Terhadap Siswa Pada Siklus I

Lampiran 7. Lembar Pengamatan Terhadap Siswa Pada Siklus II

Lampiran 8. Dokumentasi

Lampiran 9. Surat Nota Pembimbing

Lampiran 10. Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 11. Surat Dari SMK N 1 Pabelan

Lampiran 12. Keterangan SKK

Lampiran 13. Lembar Konsultasi

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Siswa dapat dikatakan belajar sesuatu jika mampu menunjukkan perubahan perilakunya. Belajar adalah suatu aktifitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengkokohkan kepribadian (Suyono dan Hariyanto, 2014: 9). Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 7). Sehingga belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, selain itu belajar sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku siswa yang mampu merubah keadaannya, berbeda dari sebelum siswa itu belajar. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan yang siswa dapatkan melalui belajar di kelas.

(18)

Pendidikan agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembinaan akhlak, selain itu juga merupakan jalan untuk membina pribadi sendiri dan juga masyarakat.

Keberhasilan proses pembelajaran, tidak terlepas dari jerih upaya guru membentuk generasi yang mampu menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, berakhlaq mulia, memiliki keahlian dalam ilmu pengetahuan dan mampu menjawap tantangan zaman. Pendidik adalah orang yang tumbuh dewasa yang mampu membawa peserta didik ke arah kedewasaan (Suwarno, 2006: 37). Dalam pembelajaran perlulah seorang pendidik menanamkan perilaku yang baik yang dilakukan kegiatan sehari-hari.

(19)

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Pabelan adalah salah satu SMK di wilayah Kabupaten Semarang. Sekolah ini menjadi pilihan para siswa dan orang tua siswa sebagai tempat untuk menimba ilmu, karena SMK N 1 Pabelan merupakan lembaga pendidikan yang mana bertanggung jawab dan mempersiapkan siswa-siswinya sehingga siap untuk menjadi tulang punggung bagi kemajuan Negara Indonesia.

(20)

kesopan santunan sehingga dapat mempergunakan ilmu yang didapat dengan sebaik-baiknya.

Realitas menunjukkan bahwa hasil belajar PAI sebagian besar siswa kelas X SMK N 1 Pabelan kurang maksimal. Hal itu terlihat saat diberikan tugas belum seluruhnya paham dengan materi yang sudah diajarkan, sebagian siswa kurang memperhatikan penjelasan guru saat pelajaran, sebagian siswa kurang minat dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran PAI, kurang mengetahui isi materi yang disampaikan dan siswa kurang lancar dalam membaca Al-Qur‟an. Setiap melakukan ujian mata pelajaran PAI banyak anak yang masih mengikuti remidi utuk menuntaskan pelajarannya.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang diajarkan kepada siswa sebagai peserta didik. Karena belajar merupakan suatu proses, yang membutuhkan waktu serta usaha dan usaha itu memerlukan waktu, cara dan metode. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran PAI. Metode pembelajaran merupakan peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Salah satunya adalah metode pembelajaran kontekstual dan metode Index Card Match

(21)

Hal ini bertujuan untuk melatih para siswa untuk mendengarkan, menyimak dan mengilustrasikan pada apa yang disampaikan,dengan menggunakan metode pembelajaran kontekstual dan metode Index Card Match agar dapat memberikan hasil atau tujuan yang ingin dicapai. Penerapan metode pembelajaran kontekstual dan metode Index Card Match

dalam penelitian ini untuk membantu guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran, guru harus tepat dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi, agar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Berdasarkan beberapa alasan serta untuk tujuan yang telah disampaikan di atas, maka penulis perlu untuk mengadakan penelitian dengan judul: Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW di Mekkah Menggunakan Metode Pembelajaran Kontekstual dan Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas X Semester 1 SMK Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan penelitian, yakni: apakah penggunaan metode pembelajaran

(22)

kelas X Semester 1 pada SMK Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran kontekstual dan metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi meneladani perjuangan Rasulullah SAW di Mekkah Semester ganjil pada siswa kelas X di SMK N 1 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan penelitian ini adalah penggunaan metode pembelajaran kontekstual dan metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi meneladani perjuangan Rasulullah SAW di Mekkah pada siswa kelas X Semester 1 di SMK Negeri 1 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

E. Indikator Keberhasilan

(23)

dikatakan berhasil apabila 85% dari jumlah siswa telah tuntas dari nilai KKM yang ditetapkan di SMK N 1 Pabelan yaitu 75.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengadakan penelitian selanjutnya dengan materi yang berbeda. b. Untuk menambah khasanah keilmuan dalam lingkup pendidikan. c. Dijadikan sebagai pertimbangan strategi dalam memperbaiki mutu

pembelajaran PAI

d. Dapat dijadikan tambahan referensi untuk penelitian lain yang terkait. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Memperkenalkan pada siswa metode pembelajaran kontekstual

dan metode Index Card Match untuk pendidikan. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga tercapainya tujuan pembelajaran. Selain itu dapat menumbuhkan minat belajar siswa dan memahami akan pentingnya minat belajar.

b. Bagi guru

(24)

c. Bagi sekolah

Dapat meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar mata pelajaran PAI. Penelitian ini turut membantu sekolah dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi yang bersangkutan.

d. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang dapat dijadikan sebagai calon pendidik agar menjadi pendidik yang baik.

G. Definisi Operasional 1. Hasil Belajar

(25)

tolak ukur untuk mengetahui berhasil tidaknya siswa dalam pembelajaran. Dengan mengetahui nilai-nilai siswa setidaknya akan menjadikan motivasi untuk lebih giat dalam belajar sehingga dapat menuntaskan nilai belajarnya dan mendapat prestasi yang lebih baik. 2. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani bertaqwa, dan beraklaq mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur‟an dan Hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman (Majid, 2014: 11). Ilmu Agama Islam dapat diartikan sebagai studi tentang proses kependidikan yang didasarkan pada nilai-nilai filosofis ajaran Islam berdasarkan Al-Qur‟an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Dengan redaksi yang agak singkat, Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. (Nata, 2010: 13). Jadi pendidikan agama Islam merupakan ilmu agama yang bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadist untuk memahami pendidikan agama Islam tersebut dibutuhkan seorang pengajar sebagai kegiatan belajar.

3. Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW di Mekkah a. Subtansi Dakwah Rasulullah SAW di Mekah

(26)

Nabi Muhammad SAW pertama kali diangkat menjadi Rasul pada malam hari tanggal 17 Ramadhan saat usianya 40 tahun. Malaikat Jibril dating untuk membacakan wahyu pertama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yaitu Q. S. Al-Alaq 1-5.

2) Ajaran-ajaran Pokok Rasulullah SAW di Mekah a) Aqidah

b) Akhlaq Mulia

b. Strategi Dakwah Rasulullah SAW di Mekah

Ada dua tahapan yang dilakukan Rasulullah dalam menjalankan misi dakwah tersebut, yaitu:

1) Dakwah Secara Rahasia/Diam-diam (Al-Da’wah bi Al-sirr) 2) Dakwah Secara terang-terangan (Al-Da’wah bi Al-jahr) c. Reaksi Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW.

Berbagai upaya mereka (Kaum kafir quraisy) lakukan, mulai mengajak berdialog dengan mengiming-imingi berbagai antuan hingga kekerasan yang dilakukan terhadap Rasulullah SAW dan para sahabat serta pengikut ajarannya. Puncak dari kejengkelan mereka adalah dengan cara memboikot Rasulullah SAW dan para sahabatnya

(27)

a. Kesombongan dan Keangkuhan b. Fanatisme Buta terhadap leluhur c. Eksistensi dan Persaingan kekuasaan

d. Contoh-contoh Penyiksaan Quraisy terhadap Rasulullah SAW dan Para Pengikutnya

a. Suatu hari Abu Jahal melihat Rasulullah SAW di Shafa, ia menghina tapi tidak dianggap oleh Rasulullah SAW dan ia beranjak pulang.

b. Suatu hari Uqbah bin Abi Mu‟it melihat Rasulullah SAW berthowaf, lalu menytiksanya, ia menjerat leher Rasulullah SAW dengan sorbannya dan menyeret ke luar Masjid.

c. Penyiksaan lain dilakukan oleh pamannya sendiri, yaitu Abu Lahab dan istrinya.

d. Quraisy memboikot kaum muslimin, kaum quraisy memutuskan segala bentuk hubungan perkawinan dan perdagangan dengan Bani Hasyim.

4. Metode Pembelajaran Kontekstual

(28)

pembelajaran dimana seorang guru mengaitkan materi pelajaran dengan realitas kehidupan siswa dalam lingkungannya.

5. Metode Index Card Match

Metode Index Card Match adalah metode mencari pasangan yang cukup menyenangkan digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya (Suprijono, 2011: 120). Metode Index Card Match adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran. Ia membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan kawan sekelas (Silberman, 2009: 240). Metode

Index Card Match dapat diartikan sebagai suatu strategi pembelajaran

active learning dan sebagai metode pembelajaran yang aktif, dimana siswa mecari jawaban yang dibawa oleh teman lainnya.

6. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Menurut Depdiknas (2008: 51) salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria yang paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan kriteria ketuntasan minimal.

H. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

(29)

Action Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. (Kunandar, 2011: 41). PTK atau Classrooom Action Research (CAR) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan oleh guru didalam kelas. Penelitian tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset -tindakan-riset-tindakan-riset-tindakan…”, yang dilakukan dalam rangkaian guna memecahkan

masalah. (Kusumah dan Dedi dwitagama, 2010: 9). Penerapan PTK dalam penelitian ini didasarkan pada temuan problem dalam bentuk problem pembelajaran yaitu tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran PAI rendah dan ada keinginan guru untuk memperbaiki tingkat pemahaman siswa dengan kegiatan penelitian.

2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian. a. Lokasi Penelitian

Lokasi : SMK N 1 Pabelan Mata Pelajaran : PAI

Materi : Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW Di Mekkah Kelas/Semester : X/Ganjil

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2017/2018.

(30)

c. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK N 1 Pabelan Kabupaten Semarang, dengan jumlah 22 siswa.

3. Langkah-langkah Penelitian

Menurut Suyadi dalam bukunya Panduan Penelitian Tindakan Kelas (2014: 50) langkah-langkah penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Langkah pertama melakukan perencanaan secara matang dan teliti. Maka kegiatan yang akan dilakukan yaitu:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Membuat sekenario pembelajaran yang sesuai. 3) Menyiapkan alat dan media pembelajaran. b. Pelaksanaan

Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Peneliti akan menggunakan metode pembelajaran kontekstual

(31)

c. Pengamatan

Pada tahap ini guru melakukan pengamatan terhadap aktifitas belajar siswa. Peneliti akan menggunakan teknik tes dan pengamatan untuk melihat efek penggunaan metode pembelajaran kontekstual dan metode Index Card Match dalam pembelajaran.

d. Refleksi

Dalam bahasa Indonesia refleksi adalah perbuatan merenungkan atau memikirkan sesuatu (Wiriaatmadja, 2008: 27). Refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subyek penelitian dan telah dicacat dalam observasi. Tahap terakhir dalam PTK ini adalah refleksi yaitu kegiatan mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Hasil refleksi terhadap perencanaan yang telah dilakukan tersebut akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja selanjutnya. Peneliti akan mengkaji kelemahan dan mencari solusi tindakan tersebut. Dan melakukan evaluasi terhadap metode pembelajaran yang telah dilaksanakan.

(32)

dapat menjadi bahan evalusi bagi guru agar dalam penyampaian materi dapat menjadi lebih baik dalam pertemuan yang selanjutnya.

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Model Elliot)

4. Instrumen Penelitian a) Lembar observasi siswa

b) Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 5. Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut meliputi pengamatan (observasi), tes, wawancara, dan dokumentasi yang dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Observasi

(33)

penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi atau interaksi belajar mengajar, tingkah laku dan interaksi kelompok. (Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2010: 66). Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi berperan serta secara aktif. Observasi ini dilakukan oleh guru kelas X SMK N 1 Pabelan dan peneliti dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi di fokuskan pada kegiatan siswa dalam melaksanakan pembelajaran PAI. Selama proses belajar mengajar berlangsung, peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran.

b. Tes

Adapun tes dalam penelitian ini dilaksanakan setiap akhir pembelajaran atau pada saat pemberian evaluasi. Tes dilakukan terhadap siswa. Tes yang diberikan berupa tes uraian yang harus diselesaikan oleh siswa. Pemberian tes ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa kelas X SMK N 1 Pabelan setelah kegiatan pemberian tindakan.

c. Wawancara

(34)

penjelasan hal-hal yang dipandang perlu (Wiriaatmadja, 2008: 117). Wawancara dapat dilakukan dengan guru, siswa, orang tua siswa, teman-temannya atau orang lain yang dapat diminta keterangan tentang siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

d. Dokumentasi

Di sekolah biasanya telah ada sejumlah dokumen tentang siswa, dokumen tentang nilai pelajaran, perkembangan pribadi siswa, tentang aktivitas di sekolah maupun di luar sekolah. Betapapun sederhananya sekolah, dokumen tentang nilai pelajaran biasanya ada, apakah dalam bentuk buku nilai atau catatan pada guru, buku induk atau rapot. Pada sekolah yang lebih teratur secara administratif biasanya ada juga dokumen-dokumen tentang keadaan keluarga dan sejumlah data pribadi siswa.

6. Analisis Data

(35)

Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 75 (sesuai KKM yang berlaku di SMK N 1 Pabelan Kabupaten Semarang). Oleh karena itu, setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya atau sudah mencapai KKM jika nilai perolehan siswa lebih dari sama dengan 75. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa kurang dari 75.

1. Menghitung nilai rata-rata kelas: = ∑x

N Keterangan:

= Nilai rata-rata

∑x = Jumlah nilai semua siswa

N = Jumlah siswa (Arikunto,1995: 271) 2. Menghitung ketuntasan belajar Klasikal

P Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi

(36)

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas yang diajukan dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut: 1. Bagian awal meliputi:

a. Halaman Sampul b. Halaman judul c. Halaman Berlogo

d. Halaman Persetujuan Pembimbing e. Halaman Pengesahan

f. Pernyataan Keaslian Tulisan g. Motto dan Persembahan h. Kata Pengantar

i. Abstrak j. Daftar Isi k. Daftar Tabel l. Daftar Lampiran 2. Bagian inti

Bagian Inti Skripsi PTK ini memuat: pendahuluan, kajian pustaka, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan pembahasa, penutup.

BAB I : PENDAHULUAN

(37)

C. Tujuan Penelitian D. Hipotesis Tindakan E. Manfaat Penelitian F. Definisi Operasional G.Metode Penelitian H.Sistematika Penulisan BAB II : LANDASAN TEORI

A.Hasil Belajar

B. Pendidikan Agama Islam

C. Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW di Mekkah D.Metode Pembelajaran Kontekstual

E. Metode Index Card Match BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK N 1 Pabelan B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I C.Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus

B. Perbandingan Hasil Antar Siklus BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran

(38)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Peningkatan Hasil belajar

1. Pengertian Peningkatan hasil belajar

Peningkatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan meningkat (Usaha, kegiatan dan sebagainya). Peningkatan merupakan usaha untuk membuat sesuatu yang lebih baik daripada yang sebelumnya, sehingga dengan adanya peningkatan sesuatu akan menjadi lebih baik. Peningkatan dilakukan karena adanya perbaikan dalam suatu proses atau cara yang belum tercapai tujuannya.

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa ketrampilan dan perilaku baru sebagai akibat latihan atau pengalaman (Umiarso dan imam gojali, 2011: 240). Dalam memperoleh ketrampilan dan perilaku yang baru siswa dapat meraih hasil belajar. Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas lagi oleh Nawawi dalam Brahim (2017: 39). Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajaran setelsh mengalami aktifitas belajar.

(39)

terhadap pelajaran. Hasil belajar yang optimal merupakan perolehan dari proses belajar yang optimal pula. Untuk memperoleh proses dan hasil belajar yang optimal, guru hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip dan tahap-tahap pembelajaran (Arifin, 2011: 303). Di dalam uraian diatas maka hasil belajar yang optimal, guru mempunyai peranan yang sangat penting terhadap tuntas tidaknya belajar seorang siswa. Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Dengan demikian, tugas utama seorang guru dalam kegiatan ini adalah merancang instrument yang dapat menuntaskan keberhasilan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu (Susanto, 2013: 5). Sehingga dengan hasil tes akan terlihat hasil belajar siswa yang diperoleh dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah. Umumnya hasil belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai dari guru (nilai 1-100) kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang telah diajarkan di dalam kelas.

(40)

seorang guru tidak hanya menilai hasil belajar siswa saja, tetapi seorang guru juga harus menilai hasil usahanya yang guru lakukan ketika mengajar di dalam kelas.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Faktor-Faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar Dalam memperoleh individu. (Slameto, 1991: 56-72)

a. Faktor Intern

Di dalam membicarakan faktor intern ini, penulis akan membahasnya menjadi tiga faktor yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

1) Faktor Jasmaniah a) Faktor kesehatan

(41)

b) Cacat tubuh

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.

2) Faktor psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar.

a) Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/ menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat.

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.

b) Perhatian

(42)

obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang lebih baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. c) Minat

MInat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengnang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. d) Bakat

(43)

e) Motif

Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian.

f) Kematangan

(44)

g) Kesiapan

Kesediaan untuk memberi respone atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematngan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

3) Faktor kelelahan

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan itu mempengaruhi belajar, agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.

b. Faktor Eksternal

(45)

1) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

2) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metoda mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

3) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaanya siswa dalam masyarakat. Pada uraian berikut ini penulis membahas tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang semuanya mempengaruhi belajar anak.

a) Kegiatan siswa dalam masyarakat

(46)

membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat supaya jangan sampai mengganggu belajarnya

b) Mass media

Yang termasuk dalam mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik-komik, dll. Semua itu ada dan beredar dalam masyarakat. Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Maka perlulah kiranya siswa mendapatkan imbingan dan control yang cukup bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. c) Teman bergaul

Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana.

d) Bentuk kehidupan masyarakat

(47)

positif terhadap anak/siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya.

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani bertaqwa, dan beraklaq mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur‟an dan Hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman (Majid, 2014: 11). Ilmu Agama Islam dapat diartikan sebagai studi tentang proses kependidikan yang didasarkan pada nilai-nilai filosofis ajaran Islam berdasarkan Al-Qur‟an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Dengan redaksi yang agak singkat, Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. (Nata, 2010: 13). Jadi pendidikan agama Islam merupakan ilmu agama yang bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadist untuk memahami pendidikan agama Islam tersebut dibutuhkan seorang pengajar sebagai kegiatan belajar.

(48)

mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. (Majid, 2014: 12). Pendidikan Islam yang bersumber dari nilai-nilai ajaran Islam harus bias menanamkan atau membentuk sikap hidup yang dijiwai nilai-nilai tersebut, juga mengembangkan kemampuan berilmu pengetahuan sejalan dengan nilai-nilai Islam yang melandasi, merupakan proses ikhtiariah yang secara pedagogis mampu mengembangkan hidup anak ke arah kedewasaan/kematangan yang menguntungkan dirinya. (Arifin, 2014: 9). Dapat disimpulkan bahwa adanya pendidikan agama Islam diharapkan seseorang siswa dapat mengetahui tentang agama Islam dan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya. Selain itu dengan pendidikan agama Islam seseorang yang mengetahui tentang ajarannya dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari karena ajaran dalam agama Islam merupakan ajaran yang baik dan benar.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

(49)

seterusnya. Dengan mempelajari ilmu pendidikan agama Islam seorang manusia dapat menanamkan ajaran dan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, supaya menciptakan pola kemajuan dalam pendidikan di sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Majid, 2014: 16). Pendidikan Agama Islam mempunyai peran penting dalam sekolahan dalam pembentukan karakter diri pada siswa. Dengan berbekalan ilmu pendidikan agama Islam, siswa mempunyai pegangan hidup untuk berperilaku yang baik dalam bergaul maupun bermasyarakat.

3. Pentingnya Pendidikan Agama Islam Bagi Kehidupan

(50)

kepada agama Allah maka ia termasuk orang yang berjalan di jalan yang benar.

Dalam masyarakat, pendidikan memegang peranan yang memnentukan terhadap eksistensi dan perkembangan masyarakatnya, hal ini karena pendidikan merupakan proses usaha melestarikan, mengalihkan, serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala aspek dan jenisnya kepada generasi penerus. Demikian pula dengan peranan pendidikan Islam, keberadaannya merupakan salah satu bentuk manifestasi dari cita-cita hidup Islam yang bias melestarikan, mengalihkan, menanamkan (internalisasi), dan mentrasformasi nilai-nilai Islam yang kepada generasi penerusnya, sehingga nilai-nilai-nilai-nilai kultural-religius yang dicita-citakan dapat tetap berfungsi dan berkembang dalam masyarakat dari waktu ke waktu (Arifin, 2014: 8).

Pendidikan Islam sangat penting sebab dengan pendidikan Islam, orang tua atau guru berusaha secara sadar memimpin dan mendidik anak diarahkan pada perkembangan jasmani dan rohani sehingga mampu membentuk kepribadian yang utama sesuai dengan ajaran agama Islam (Majid, 2014: 22). Dengan berbekalan Agama maka seoorang anak mampu membentuk kepribadian yang lebih baik.

(51)

Nabi Muhammad SAW pertama kali diangkat menjadi Rasul pada malam hari tanggal 17 Ramadhan saat usianya 40 tahun. Malaikat Jibril dating untuk membacakan wahyu pertama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yaitu Q. S. Al-Alaq 1-5. b. Ajaran-ajaran Pokok Rasulullah SAW di Mekah

1) Aqidah 2) Akhlaq Mulia

2. Strategi Dakwah Rasulullah SAW di Mekah

Ada dua tahapan yang dilakukan Rasulullah dalam menjalankan misi dakwah tersebut, yaitu:

a. Dakwah Secara Rahasia/Diam-diam (Al-Da’wah bi Al-sirr) b. Dakwah Secara terang-terangan (Al-Da’wah bi Al-jahr) 3. Reaksi Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW.

Berbagai upaya mereka (Kaum kafir quraisy) lakukan, mulai mengajak berdialog dengan mengiming-imingi berbagai antuan hingga kekerasan yang dilakukan terhadap Rasulullah SAW dan para sahabat serta pengikut ajarannya. Puncak dari kejengkelan mereka adalah dengan cara memboikot Rasulullah SAW dan para sahabatnya

Ada beberapa alasan mengapa kaum kafir menolak dan menentang ajaran yang dibawa Rasulullah SAW, diantaranya adalah sebagai berikut.

(52)

c. Eksistensi dan Persaingan kekuasaan

4. Contoh-contoh Penyiksaan Quraisy terhadap Rasulullah SAW dan Para Pengikutnya

Berikut adalah contoh-contoh penyiksaan kafir Quraisy terhadap Rasulullah SAW dan para pengikutnya.

a. Suatu hari Abu Jahal melihat Rasulullah SAW di Shafa, ia menghina tapi tidak dianggap oleh Rasulullah SAW dan ia beranjak pulang.

b. Suatu hari Uqbah bin Abi Mu‟it melihat Rasulullah SAW berthowaf,

lalu menytiksanya, ia menjerat leher Rasulullah SAW dengan sorbannya dan menyeret ke luar Masjid.

c. Penyiksaan lain dilakukan oleh pamannya sendiri, yaitu Abu Lahab dan istrinya.

d. Quraisy memboikot kaum muslimin, kaum quraisy memutuskan segala bentuk hubungan perkawinan dan perdagangan dengan Bani Hasyim.

D. Metode Pembelajaran Kontekstual

1. Pengertian Metode Pembelajaran Kontekstual

(53)

sehari-hari (Al-Tabany, 2014: 138). Pembelajaran kontekstual adalah sebuah pembelajaran dimana seorang guru mengaitkan materi pelajaran dengan realitas kehidupan siswa dalam lingkungannya.

Washington, 2001 dalam Al-Tabany, 2014 mengatakan bahwa pengajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa TK hingga SMU untuk menguatkan, memperluas dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan akademik mereka dalam berbagai jenis tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang disimulasikan. Sehingga dalam penggunaan metode ini seorang guru bisa mengaitkan dan memotifasi siswa agar dapat memecahkan masalah yang dialami oleh siswa. Materi pelajaran akan bertambah bermakna jika siswa mempelajari pelajaran dengan realita kehidupan mereka. 2. Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual

(54)

telah diajarkan, supaya siswa dapat menerapkan keteladannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Kontekstual

a. Kembangkanlah pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan secara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya.

b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik c. Kembangkanlah sifat ingin tahu siswa dengan bertanya

d. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok) e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran

f. Lakukan refleksi diakhir pertemuan

g. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

E. Metode Index Card Match

1. Definisi Metode Index Card Match

Metode Index Card Match adalah metode mencari pasangan yang cukup menyenangkan digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya (Suprijono, 2011: 120). Metode Index Card Match adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran. Ia membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan kawan sekelas (Silberman, 2009: 240). Metode

(55)

active learning dan sebagai metode pembelajaran yang aktif, dimana siswa mecari jawaban yang dibawa oleh teman lainnya.

Metode Index Card Match merupakan salah satu strategi yang menyenangkan yang akan mengajak siswa untuk mengajak siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Metode ini berhubungan dengan cara-cara belajar agar siswa lebih mengingat pelajaran yang dipelajari dengan cara mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar dalam suasana yang menyenangkan.

Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpasangan dan memainkan kuis kepada teman sekelasnya. Metode

Index Card Match adalah strategi untuk mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari dan menguji perngetahuan serta kemampuan mereka dengan cara mencari pasangan.

2. Penerapan Metode Index Card Match dalam pembelajaran

(56)

pasangan yang dianggap cocok maka siswa disuruh presentasi didepan kelas, disini siswa akan mengembangkan materi.

3. Langkah-langkah Metode Index Card Match

a. Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas.

b. Bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama

c. Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan dibelajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan

d. Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.

e. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.

f. Setiap siswa diberi satu kelas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh sisw akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.

g. Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.

(57)

i. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.

F. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Menurut Depdiknas (2008: 51) salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria yang paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan kriteria ketuntasan minimal.

Kriteria ketuntasan minimal adalah kriteria yang paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Kriteria dalam menentukan kelulusan peserta didik merupakan salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi. Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) disatuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hamper sama. Pertimbangan pendidikan atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama menetapkan KKM.

(58)

tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam laporan hasil belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.

2. Macam-macam KKM a. KKM Individual

KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyaawarah guru mata pelajaran (MGMP) di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama.

Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Trianto, 2010: 241):

T

KB= x 100% T1

Keterangan:

KB = Ketuntasan Belajar

T = Jumlah skor yang diperoleh siswa T1 = Jumlah skor total

Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya jika mencapai KKM individu yang telah ditetapkan dalam masing -masing sekolah berdasarkan pertimbangan MGMP.

(59)

serta kemampuan sumber daya pendukung, serta dimusyawarahkan guru MGMP. Di sekolah SMK N 1 Pabelan Kabupaten Semarang menentukan KKM individual yaitu 75.

b. KKM Nasional

KKM Nasional sudah ditetapkan secara nasional yaitu 75. c. KKM Klasikal

KKM Klasikal di SMK N 1 Pabelan Kabupaten Semarang adalah 85%. Maka suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas mendapat 85% siswa yang telah tuntas belajarnya.

3. Prosedur Penetapan KKM

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) per mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolahan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut (Jamal, 2010: 197):

a. Ketuntasan belajar setiap indikator adalah 0-100% dengan batas minimum 75%.

(60)

c. Sekolahan dapat menetapkan KKM di bawah batas kriteria ideal tetapi secara bertahap harus dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (100%).

Untuk lebih jelasnya, lihat rambu-rambu penetapan KKM di bawah ini (Jamal, 2010: 197-198):

a. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran b. KKM ditetapkan oleh MGMP sekolah

c. Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang nilai 0-100

d. Nilai ketuntasan belajar maksimal adalah 100

e. Sekolah dapat menetapkan KKM di bawah ketuntasan belajar maksimal

f. Nilai KKM harus dicantumkan dalam LHBS

Conntoh penetapan nilai KKM dengan memberikan point pada setiap kriteria ketetapan (Jamal, 2010: 199).

(61)

Jika indikator kompleksitas rendah, daya dukung tinggi dan intake siswa sedang nilainya adalah (3+3+2) x 100 = 88,899 atau dibulatkan menjadi 89.

Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria maka: a. Kompleksitas : - Tinggi = 50-64

- Sedang = 65-80 - Rendah = 81-100 b. Daya dukung : - Tinggi = 81-100 - Sedang = 65-80 - Rendah = 50-64 c. Intake : - Tinggi = 81-100

- Sedang = 65-80 - Rendah = 50-64

(62)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang 1. Profil Sekolah

a. Data Sekolah

Nama SMK : SMK NEGERI 1 PABELAN

Status : Negeri

PBM : Pagi

Sertifikasi ISO : -

Alamat Sekolah : Jl. Salatiga–Dadapayam Km. 8 Pabelan, Kab. Semarang

RT / RW : 05 / 03

Desa : Sumberejo

Kecamatan : Pabelan

Kabupaten : Semarang

Telp. / Fax : 0811289199

Email : smknegeri1pabelan @gmail.com Nomor Statistik Sekolah : 32103220502

b. Data Kepala Sekolah

(63)

Alamat Rumah : Jl. Boyolali – Musuk Km. 4 Sukorame.

RT : 07/ 01

Desa : Sukorame

Kecamatan : Musuk

Kabupaten / kota : Boyolali No. Telp. Rumah / hp : 08562883709

2. Visi, Misi dan Tujuan SMK Negeri 1 Pabelan Kab. Semarang a. Visi

Menjadi Institusi penghasil tamatan yang Berkarakter, berjiwa wirausaha dan profesional dibidang keahliannya serta mampu bersaing di era Global.

b. Misi

Mendidik dan melatih peserta didik menjadi manusia yang: 1) Berkarakter dan berakhlaq mulia

2) Berjiwa wirausaha

3) Cerdas, terampil dan mandiri

4) Memiliki dedikasi, kreatifitas dan wawasan yang luas

5) Mampu adaptasi, mengembangkan diri dan bersaing di era global c. Tujuan

(64)

2) Menyiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja serta mengembangkan sikap professional.

3) Menyiapkan peserta didik mampu memilih karier, berkompetisi dan mengembangkan sikap mandiri.

4) Menyiapkan tenaga kerja untuk mengisi kebutuhan dunia usaha / industri.

5) Menyiapkan peserta didik agar mampu bersaing untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

3. Keadaan Guru SMK N 1 Pabelan Kab. Semarang

Tabel 3. 1 Data Guru dan Karyawan PNS SMK N 1 Pabelan

(65)

1977091820090210

7 Abu Naim.S.Pd Kab.Sema

rang 14-Apr-88 S.1 GTT 01-Jul-10

8 Laela Musdalifah.S.Pd Kab.Sema

rang 25-Des-77 S.1 01-Jul-11

9 Dewi Fajarwati.S.Pd Kab.Sema

rang 08-Jul-88 S.1 GTT 09-Jul-12

10 Taufik Effendi.S.Pd Semarang 15-Sep-88 S.1 GTT 01-Jul-11

11 Anida Rahmawati.S.Psi Kab.Sema

rang 25-Jun-82 S.1 GTT 01-Jul-12

12 Rosyidah Himawati.s.Pd Kab.Sema

rang 05-Jul-71 S.1 GTT 01-Jul-11

13 DwiAryati.S.Pd Semarang 04-Sep-86 S.1 GTT 01-Jul-12

14 Ahmad Muntaha.S.T Kab,Sema

(66)

15 Setyowanti.S.Psi Kab.Sema

rang 30-Okt-85 S.1 GTT 01-Jul-12

16 Tri Sumartini.S.Pd Kab.Sema

rang 01-Jun-90 S.1 GTT 01-Jul-12

17 Dwi Ernawati.s.Pd Semarang 23-Mar-78 S.1 GTT 01-Jul-12

18 Fuad Muchlisin.S.Pd Kab.Sema

rang - S.1 GTT 12-Apr-13

19 Hananto Hidayat.s.Pd Semarang 26-Mar-86 S.1 GTT 01-Jul-12

20 Desi Eka

Suslistyowati.S.Pd

Kab.Sema

rang 31-Des-88 S.1 GTT 01-Jul-12

21 Dewi Kusriniati.S.Pd Salatiga 05-Mei-83 S.1 GTT 24-Jun-13

22 Nurdiyah.S.Pd Kab.Sema

rang 07-Des-89 S.1 GTT 24-Jun-13

23 Umi Khoiriyah.S.Pd Kab.Sema

rang 17-Okt-79 S.1 GTT 24-Jun-13

24 Tutik Ari Sandhi, S.Pd Kab.Sema

rang 31-Nov-90 S.1 GTT 15-Jul-15

25 Dhana Eriyana, S. Kom Kab.Sema

rang 9-Feb-92 S.1 GTT 15-Jul-15

26 Aprilia Cahyaningtyas F, S.Pd

Kab.Sema

rang 5-Apr-91 S.1 GTT 9-Jul-15

27 Indra Latif H, S.Pdi Kab.Sema

rang 7-Okt-91 S.1 GTT 9-Jul-15

28 Misbahul Bahriyah, S.Pd

Kab.Sema

(67)

Tabel 3.3 Data Karyawan SMK N 1 Pabelan

1 Endang Wijiati Semarang 27-Jun-74 D.III

Staf Tata Usaha,

3 Hariyanti Kab.Semarang 23-Nop-87 D.I

Staf Tata Usaha,

Adm.Kesiswaan

4 Mahmudi Kabupaten

Semarang, 11-Jan-85 SLTA

Staf Tata Usaha, Sarpras

5 Sri

widyaningsih.S.Pd Kab.Magelang 19-Sep-82 S.1

Staf Tata Usaha,

Perpustakaan

6 Ngatinem Kab.Semarang 05-Jul-63 SLTP Pesuruh

7 Herman Semarang 05-Jul-58

Tidak Tamat SD

Tukang kebun

8 Suparli Kab.Semarang 18-Sep-82

Tidak Tamat SD

(68)

4. Keadaan Siswa

Tabel 3.4 Data Keadaan siswa SMK N 1 Pabelan

No Kelas

Kompetensi Keahlian

TSM TKR RPL TB

1 X 53 47 52 44

2 XI 46 46 58 46

3 XII 32 33 54 25

Total 131 126 164 115

Total Keseluruhan 536

5. Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan merupakan unsur penting untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga tersebut. Adapun fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh SMK N 1 Pabelan Kab. Semarang adalah sebagai berikut:

a. Fasilitas Ruang Belajar

Tabel 3.5 Fasilitas Ruang Belajar SMK N 1 Pabelan

No Nama Ruang

Jumlah

Ket Kebutuhan Tersedia Kurang 1 Ruang Kepala Sekolah 1 1 -

(69)

4 Ruang Kelas 18 14 4

5 Ruang Praktek 6 2 4

6 Ruang Lab. Kimia/Fisika 3 - 3

7 Ruang Lab. Bahasa 1 - 1

8 Ruang Lab. Komputer 3 1 2 9 Ruang Perpustakaan 1 1 1

10 Ruang Ibadah 1 - 1

11 Ruang Aula 1 - 1

12 Ruang Gudang 1 - 1

13 Ruang Lab. Tata Busana 2 - 2 14 Ruang Lab. Otomotif 3 - 3

15 Ruang Lab. RPL 2 - 2

b. Kegiatan Pengembang Siswa 1) Paskibra

2) Pramuka 3) PMR

4) Bulu tangkis 5) Futsal 6) Rohis 7) Volly

(70)

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Pada bagian siklus I ini penulis ingin mengetahui hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa kelas X dengan menggunakan metode pembelajaran Kontekstual pada materi meneladani perjuangan Rasulullah SAW di Mekah (Reaksi kafir quraisy terhadap dakwah Rasulullah SAW dan contoh-contoh penyiksaan quraisy terhadap Rasulullah SAW dan para pengikutnya). Untuk mengetahuinya atau menerapkan pembelajaran tersebut, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merencanakan: a. Menentukan tanggal pelaksanaan.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran Kontekstual.

c. Merancang dan membuat alur berjalannya meode pembelajaran

Kontekstual yang berisi tentang materi yang bersangkutan. d. Menyusun lembar evaluasi dan membuat lembar observasi. 2. Tindakan

(71)

a. Pendahuluan

1) Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan

basmalah dan kemudian berdoa bersama.

2) Peserta didik memulai pelajaran dengan membaca Asmaul Husna 3) Peserta didik menyayikan lagu Indonesia Raya

4) Mengabsen kehadiran siswa dan mempersiapkan perlengkapan pembelajaran siswa

5) Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

6) Mengkondisikan dan memberikan motivasi kepada siswa untuk menumbuhkan sikap disiplin, antusias dan siswa benar-benar siap belajar

7) Peserta didik menerima informasi tentang materi pembelajaran/kompetensi yang akan dipelajari, tujuan dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Kegiatan inti 1) Mengamati

(72)

2) Menanya dan Mendiskusikan

Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan atau mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang berkaitan dengan materi Meneladani dakwah Rasulullah SAW periode Makah dengan kegiatan mendiskusikan Reaksi Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW dan Contoh-contoh Penyiksaan Quraisy terhadap Rasulullah SAW dan Para Pengikutnya

3) Mengasosiasikan

Guru mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata dan memofifasi siswa berkaitan dengan materi tersebut.

4) Mengkomunikasikan

Guru memberi pertanyaan terhadap siswa tentang pokok-pokok yang diajarkan

Peserta didik menjawap pertanyaan guru dan yang terakhir bersama guru menyimpulkan hasil diskusi

c. Penutup

1)Bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau kesimpulan hasil belajar dengan penuh tanggung jawab, jujur dan terbuka 2) Melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram

(73)

4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran, perbaikan, program pengayaan dan memberikan tugas secara individu sesuai dengan materi yang telah diajarkan.

5) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya 6) Memberi tugas lanjutan yang dapat dipertanggung jawabkan 7) Guru mengucapkan salam dan doa penutup.

3. Observasi

Dengan adanya hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor hambatan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaran Kontekstual pada pelajran Pendidikan Agama Islam materi meneladani perjuangan Rasulullah SAW di Mekah. Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung yaitu: a. Memperhatikan sikap dan perilaku ketika pembelajaran berlangsung. b. Mengamati perubahan yang terjadi pada siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

c. Mengamati tingkat kesulitan siswa dalam pembelajaran Kontekstual.

d. Memperhatikan tingkat kesulitan pada siswa dalam memahami pelajaran yang diajarkan.

4. Refleksi

(74)

digunakan dalam proses pembelajaran sudah maksimal dalam penggunaan metode yang digunakan. Untuk mengetahui semua itu maka perlu pengamatan dalam proses pembelajaran, hasil pengamatan tersebut digunakan untuk perbaikan dalam penelitian tindakan kelas berikutnya.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa dalam siklus I ini sudah membuat sedikit perubahan yang terjadi pada siswa, siswa yang tadinya tidak ikut aktif dalam pelajaran kini sudah mulai aktif dan memberi respon dengan baik. Selain itu terdapat kekurangan dalam pelaksanaan siklus I, untuk mengatasi kekurangan tersebut maka peneliti harus membuat ide ide perbaikan dalam siklus yang kedua yang akan dilaksanakan pada pertemuan yang berikutnya. Hal ini dilakukan agar dalam siklus yang kedua nanti tidak mengulang kesalahan yang sama.

Berdasarkan pengamatan dalam lembar observasi ditemukan beberapa kekurangan yaitu:

a. Ketika peneliti mengajar dalam kegiatan pembelajaran belum sesuai dengan RPP yang di rancang sebelumnya, sehingga alokasi waktunya kurang sesuai dengan yang sudah direncanakan.

b. Sebagian siswa belum aktif semua dalam pembelajaran, karena masih ada yang kurang paham dengan jalannya pembelajaran Kontekstual.

(75)

Adapun tindakan perbaikan untuk siklus ini yaitu:

a. Peneliti mengondisikan terlebih dahulu alur dari metode pembelajaran Kontekstual dan Metode Index Card Match, supaya semua siswa paham dan mengikuti jalannya pembelajaran dengan baik.

b. Memberi arahan kepada siswa supaya memperhatikan materi yang diajarkan.

c. Membuat kelompok dalam mempelajari materi yang diajarkan, agar kondisi kelas menjadi kondusif.

Setelah pembelajaran selesai, maka dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar yang telah diajarkan. Evaluasi atau penilaian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan penguasaan materi siswa setelah diberi pelajaran.

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

(76)

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merencanakan: a. Menentukan tanggal pelaksanaan.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran Kontekstual dan Metode Index Card Match.

c. Merancang alur pembelajaran Kontekstual sesuai dengan materi dan membuat kartu index yang berisi pertanyaan dan jawaban sesuai dengan jumlah siswa.

d. Menyusun lembar evaluasi dan membuat lembar observasi. 2. Tindakan

Dalam Siklus II ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 21 November 2017, penelitian siklus II ini sudah menggunakan metode pembelajaran Kontekstual dan Metode Index Card Match.

Tahap-tahap dalam siklus II ini adalah: a. Pendahuluan

1) Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan

basmalah dan kemudian berdoa bersama.

2) Peserta didik memulai pelajaran dengan membaca Asmaul Husna 3) Peserta didik menyayikan lagu Indonesia Raya.

(77)

5) Mengkondisikan dan memberikan motivasi kepada siswa untuk menumbuhkan sikap disiplin, antusias dan siswa benar-benar siap belajar

6) Peserta didik menerima informasi tentang materi pembelajaran/kompetensi yang akan dipelajari, tujuan dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Kegiatan inti 1) Mengamati

Guru memberi motivasi kepada peserta didik untuk mengidentifikasi dan mencari informasi lewat studi pustaka tentang materi Reaksi Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW dan Contoh-contoh Penyiksaan Quraisy terhadap Rasulullah SAW dan Para Pengikutnya

2) Menanya dan Mendiskusikan

Gambar

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Model Elliot)
Tabel 3. 1 Data Guru dan Karyawan PNS SMK N 1 Pabelan
Tabel 3.2 Data GTT SMK N 1 Pabelan
Tabel 3.3 Data Karyawan SMK N 1 Pabelan
+7

Referensi

Dokumen terkait