A. Latar Belakang Masalah
Ketuban pecah dini merupakan faktor penyebab terjadinya infeksi karena pecahnya ketuban yang di sebabkan berbagai faktor seperti infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban atau infeksi pada cairan ketuban. Risiko terjadinya ketuban pecah dini akan meningkat karena keterlambatan penanganan. Infeksi adalah faktor penyebab langsung kematian sebanyak 11 % dari seluruh faktor penyebab kematian ibu. Oleh karen itu pemeriksaan dalam sebaiknya tidak dilakukan pada pasien yang belum dalam persalinan, jika tetap dilakukan berisiko terkena infeksi. Jika sudah terjadi pecahnya ketuban bakteri begitu mudah masuk melalui jalan lahir (Liu David TY, 2008; h.162).
Penyebab ketuban pecah dini adalah karena infeksi. Infeksi berawal mula dari mikroorganisme yang berasal dari vagina atau serviks, setelah menyebar dalam jaringan (desidua dan mungkin selaput ketuban) dan atau menginvasi kantong amnion. Dengan adanya bakteri tersebut mencetuskan pelepasan prostaglandin (Cuningham, 2006; h.308). Dalam persalinan protaglandin mempengaruhi proses persalinan dan menimbulkan kontraksi uterus. Dapat di simpulkan prostaglandin mempengaruhi kontraksi uterus sehingga menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini (Sumarah, 2009).
Angka kematian ibu (AKI) merupakan indikator untuk melihat kesehatan perempuan. Berdasarkan SDKI survei terakhir 2007 AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan
bahwa tiga faktor penyebab kematian ibu melahirkan yakni perdarahan 28%, hipertensi saat hamil atau pre eklamsi 24% dan infeksi 11%.
AKI di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 berdasarkan laporan dari kabupaten atau kota sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada AKI pada tahun 2010 sebesar 104,97/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jateng 2011).. Insiden pecah ketuban secara spontan sebelum usia gestasi 37 minggu adalah sekitar 3-6%. Faktor-faktor penyebab meliputi infeksi, polihidramnion atau defek kolagen. Sekitar 30-40% persalinan prematur di dahului oleh pecah ketuban. Komplikasi ini merupakan faktor yang paling signifikan terhadap kemungkinan persalinan dan pelahiran prematur (Liu David TY, 2008; h.162).
adanya perencanaan efektif berbasis data, sumberdaya manusia (SDM) yang kompeten, fasilitas, sarana, obat dan alat kesehatan (Kebijakan Menkes 2011).
Angka kejadian ketuban pecah dini di RSUD Banjarnegara berdasarkan rekam medik pada tahun 2012 cukup banyak 185 kasus. Sedangkan pada tahun 2011 angka kejadian ketuban pecah dini sebanyak 89 kasus. Angka kejadian ketuban pecah dini di RSUD Banjarnegara mengalami peningkatan dua kali lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya.
Peran seorang bidan pada asuhan selama persalinan dan kelahiran dituliskan dalam kompetensi bidan ke 4 yaitu bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaeueatan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir. Pada kasus ketuban pecah dini termasuk dalam menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir (PP IBI 2006).
Berdasarkan faktor penyebab kematian ibu yaitu infeksi yang menjadi peringkat ketiga penyebab kematian ibu dan ketuban pecah dini yang memungkinkan terjadinya infeksi sehingga penulis tertarik menjadikan ketuban pecah dini sebagai studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin
Dengan Ketuban Pecah Dini pada Ny S umur 19 tahun G1P0A0 di Ruang Menur
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana asuhan kebidaanan pada ibu bersalin pada Ny S umur 19
tahun G1P0A0 hamil 38 minggu 5 hari dengan ketuban pecah dini di RSUD
Banjarnegara”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar penulis dapat memberikan asuhan kebidanan ibu bersalin dengan Ketuban Pecah dini dengan menggunakan pendekatan manajemen 7 langkah varney.
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu mengumpulkan data subyektif dan data obyektif yang diperlukan untuk menilai ketuban pecah dinin dalam persalinan.
b. Penulis mampu menginterpretasi data yang sudah diperoleh untuk mengidentifikasi ketuban pecah dini dalam persalinan.
c. Penulis mampu menentukan diagnose potensial dari persalinan dengan ketuban pecah dini.
d. Penulis mampu mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi dan konsultasi mengenai persalinan dengan ketuban pecah dini.
e. Penulis mampu membuat rencana asuhan kepada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini.
g. Penulis mampu mengevaluasi asuhan yang telah diberikan kepada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini.
h. Penulis mampu menjelaskan kesenjangan antara teori dan praktek pada ketuban pecah dini.
D. Ruang Lingkup 1. Sasaran
Ny S umur 19 tahun G1P0A0 dengan ketuban pecah dini
2. Tempat
Ruang Menur RSUD Banjarnegara 3. Waktu
a. Penyusunan proposal : November 2012 – Februari 2013 b. Pengambilan kasus : PKK 3
E. Manfaat
1. Manfaat teoritis a. Bagi penulis
Meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini.
b. Bagi instansi pendidikan kesehatan
2. Manfaat praktis
a. Bagi instiansi pelayanan kesehatan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan kebiidanan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini
b. Bagi masyarakat
Masyarakat dapat memperoleh pelayanan kebidanan yang baik sesuai dengan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini.
F. Metode Memperoleh Data
Metode pengumpulan data ini diperoleh dengan cara pengumpulan data primer dan data skunder.
1. Data Primer a. Wawancara
Penulis mengumpulkan data dengan melakukan Tanya jawab secara langsung dari responden untuk memperoleh data. (Notoatmodjo.2010.h;139)
b. Pemeriksaan Fisik
Penulis mengumpulkan data dengan pemeriksaan fisik. 1) Inspeksi
Inspeksi adalah suatu proses observasi, pengalaman diperlukan untuk mengenali variasi normal diantara klien.
2) Palpasi
3) Auskultasi
Auskultasi adalah tekhnik pemeriksaan fisik dengan mendengarkan bunyi yang dihasilkan tubuh (Muttaqin.2010.h;12-19). c. Observasi
Metode pengumpulan data dengan cara pengamatan dengan cara melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada hubunganya dengan masalah yang diteliti (Notoatmidjo.2010.h;131).
2. Data Sekunder a. Dokumentasi
Penulis menggunakan rekam medis yang ada kaitannya dengan pasien, contohnya status pasien.
b. Studi Pustaka
Penulis mencari sumber informasi melalui beberapa sumber dan referensi atau literatur yang berhubungan dengan kasus yang diambul yaitu tentang ketuban pecah dini pada persalinan. Memperoleh informasi yang terdahulu dengan menggunakan data primer dan data sekunder dengan menyelusuri literatur yang ada.
c. Media Elektronik
G. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berisi tentang kasus yang di angkat dalam studi kasus. Diawali dengan alasan memilih kasus yang di dukung oleh data dan pustaka yang relevan. Diakhiri dengan pernyataan tentang apa yang diharapkan dari penyusunan KTI tersebut.
B. Rumusan Masalah
Memuat penjelasan tentang permasalahan yang timbul dalam latar belakang sehingga masalah ini dianggap menarik, perlu dan penting untuk diberikan asuahan kebidanan. Perumusan masalah diakhiri dengan pertanyaan.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus D. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Subjek yang akan diberikan asuhan kebidanan 2. Tempat
Lokasi pengambilan kasus 3. Waktu
E. Manfaat
Dalam bidang ini dijelasakan relevansi dan signifikansi asuhan kebidanan untuk ilmu maupun penerapan yang bersifat praktis.
F. Metode Memperoleh Data 1. Wawancara
2. Pemeriksaan Fisik, meliputi:Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi, 3. Observasi
G. Sistematika Penulasan
Dalam bab ini dijelaskan urutan-urutan dalam penulisan studi kasus dari mulai Bab I-V, daftar pustaka, lampiran secara sistematis. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori Medis
Berisi : batasan atau definisi, etiologi atau faktor predisposisi, fisiologi atau patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan medis.
B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan
rencana asuahan yang menyeluruh, pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman, dan mengevaluasi.
C. Landasan Hukum Kewenangan Bidan BAB III : TINJAUAN KASUS
Memuat keseluruhan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan. Asuhan kebidanan ditulis sesuai dengan urutan manajemen kebidanan 7 (tujuh) langkah varney, yaitu mulai pengumpulan data dasar sampai mengevaluasi.
BAB IV : PEMBAHASAN
Berisi perbandingan antara teori dan kenyataan pada kasus yang disajikan sesuai dengan langkah-langkah manajemen kebidanan yaitu mulai dari pengumpulan data dasar, interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah, mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial dan mengantisipasi penangananya, menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk melakukan konsultasi, menyusun rencana asuhan yang menyeluruh, pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman, sampai mengevaluasi.
BAB V : PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran DAFTAR PUSTAKA