• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1. Pengertian - Puji Nur Khasanah BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1. Pengertian - Puji Nur Khasanah BAB II"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan 1. Pengertian

Kehamilan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa,

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat

fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam

40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional.

Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, trimester ke satu dalam 12 minggu,

trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hungga ke-27) dan trimester ke

tiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawiroharjo, 2010).

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai

sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba,

2007).

2. Etiologi Kehamilan

Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :

a. Ovum

Ovum adalah suatu sel dengan diameter ± 0,1 mm yang terdiri dari

suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona

(2)

b. Spermatozoa

Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak

gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian

tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak

cepat.

c. Konsepsi

Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di

tuba fallopii.

d. Nidasi

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam

endometrium.

e. Plasentasi

Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna

untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.

(Mochtar, 2011).

3. Keluhan yang terjadi pada ibu hamil

Keluhan yang terjadi pada ibu hamil adalah ibu merasa sakit kepala,

rasa mual dan muntah (Morning Sickness), produksi air liur yang

berlebihan (Ptialism), mengidam, keringat bertambah, kelelahan, hidung

tersumbat/berdarah, gatal-gatal, frekuensi kemih meningkat (Nokturia) dan

(3)

Kehamilan akan menimbulkan berbagai perubahan pada wanita

sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman. Hal ini merupakan kondisi

yang normal pada wanita hamil. Berikut ini ketidaknyamanan saat seorang

wanita hamil menurut Yuni (2010):

a. Ketidaknyamanan Payudara

Tanda dan Gejala

1) Nyeri, rasa penuh atau tegang.

2) Pengeluaran colostrums.

3) Hiperpigmentasi(penghitam kulit).

Penyebabnya:

a) Stimulasi hormonal yang menyebabkan pigmentasi.

b) Adanya peningkatan pembentukan pembuluh darah

(vaskularasi).

Cara mengatasinya:

a) Gunakan bra yang menyangga besar dan berat payudara

b) Pakai nipple pad (bantalan) yang dapat menyerap pengeluaran

kolostrum.

c) Ganti segera jika kotor, bersihkan dengan air hangat dan juga

agar tetap kering.

4) Peningkatan frekuensi urinasi

Tanda dan Gejala

Pengeluaran air kencing yang tidak dapat ditahan saat batuk, bersin

(4)

Penyebab:

Berkurangnya kapasitas kandung kencing akibat penekanan rahim

Cara mengatasi:

a) Kosongkan kandung kencing secara teratur

b) Batasi minum di malam hari

c) Pakai pelembut wanita, ganti segera jika basah

5) Rasa lemah dan mudah lelah

Penyebab:

a) Peningkatan metabolisme

b) Peningkatan hormone estrogen/progesterone, relaxin dan HCG

(Human Chorionic Gonadotropin)

Cara Mengatasi:

a) Istirahat sesuai kebutuhan

b) Konsumsi menu seimbang untuk mencegah anemia (kurang

darah)

6) Mual dan Muntah

Dapat terjadi sepanjang hari atau hanya pada pagi hari (morning

sickness)

Penyebab:

Mual dan Muntah pada ibu hamil disebabkan karena respon

emosional ibu terhadap kehamilan dan adanya peningkatan

(5)

Cara mengatasi mual muntah pada ibu hamil yaitu dengan cara

menghindari perut kosong atau penuh, menghindari rokok atau

asap rokok, makan-makanan tinggi karbohidrat: biscuit, makan

dengan porsi sedikit tapi sering, istirahat dengan cara tiduran

sampai gejala mereda, segera konsultasikan dengan tenaga

kesehatan/bidan setempat bila mual, muntah terus menerus.

7) Pengeluaran Air Ludah Berlebihan (Piyalism)

Penyebab:

Stimulasi kelenjar ludah oleh peningkatan hormone esterogen

malas menelan ludah akibat mual.

Cara Mengatasi:

Kunyah permen karet atau hisap permen yang keras untuk

memberikan kenyamanan.

8) Keputihan

Penyebab

a) Peningkatan pelepasan epitel vagina akibat peningkatan

pembentukan sel- sel

b) Peningkatan produksi lender akibat stimulasi hormonal pada

leher rahim

Cara Mengatasi

a) Jangan membilas bagian dalam vagina

(6)

c) Jaga kebersihan alat kelamin (termasuk membersihkan dari

arah kedepan ke belakang)

d) Segera laporkan ke tenaga kesehatan jika terjadi gatal, bau

busuk atau perubahan sifat dan warna.

B. Emesis Gravidarum

1. Pengertian

Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat

pada kehamilan terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya

terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari.

Gejala-gejala ini biasanya terjadi enam minggu setelah hari pertama haid

terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu (Wiknjosastro, 2007).

Emesis Gravidarum adalah keluhan umum yang di sampaikan

pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan

hormonal pada wanita karena terdapat penigkatan hormone estrogen,

progesterone, dan di keluarkannya hormon chorionic gonadhotropin

plasenta. hormon-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis

gravidarum. (Manuaba, 2009).

2. Penyebab Emesis Gravidarum

Penyebab emesis gravidarum menurut Suririnah (2009), adalah:

a. Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh peningkatan

(7)

b. Dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan. Tetapi, akan

berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan

emosional. Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain,

karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan

semalaman.

c. Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran asam

lambung yang berlebihan, terutama di pagi hari .

d. Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan karena selama

hamil muda pergerakan usus menjadi lambat, karena pengaruh hormon

hipofise

e. Penyebab yang pasti masih belum diketahui diduga karena pengaruh

perubahan psikologis dan adanya pengaruh perubahan hormonal selama

kehamilan.

3. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ibu hamil dengan emesis gravidarum

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan ibu hamil dengan emesis

gravidarum menurut Maulana (2008) adalah:

a. Makan makanan yang mengandung karbohidrat dan protein yang dapat

membantu mengatasi rasa mual. Banyak mengonsumsi buah dan

sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti, kentang,

(8)

b. Hindari makanan yang berlemak, berminyak, dan pedas yang akan

memperburuk rasa mual.

c. Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah.

Minumlah air putih ataupun jus. Hindari minuman yang mengandung

kafein.

d. Vitamin B6 efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil.

Pemakaiannya juga membutuhkan konsultasi dengan dokter.

e. Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah

atau porsi besar karena itu hanya akan membuat bertambah mual.

f. Pengobatan tradisional: jahe biasanya juga dapat digunakan

mengurangi rasa mual.

g. Minum sup atau makanan yang berada diantara makanan utama.

h. Makan makanan yang mengandung lemak, protein yang rendah seperti

ikan, ayam tanpa kulit, telur dan sebagainya.

i. Makan makanan dalam jumlah yang sedikit dalam setiap 2-3 jam.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi emesis gravidarum

Faktor-faktor yang mempengaruhi emesis graviarum menurut Tiran

(2009) adalah :

a. Hormonal

Mual dan Muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh

(9)

terutama disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar HCG (human

chorionic gonadotrophin), khususnya karena periode mual atau

muntah gestasional yang paling umum adalah pada 12-16 minggu

pertama, yang pada saat itu, HCG mencapai kadar tingginya. HCG

sama dengan LH (lutenizing hormone) dan disekresikan oleh sel-sel

trofoblas blastosit. HCG melewati kontrol ovarium di hipofisis dan

menyebabkan korpus luteum terus memproduksi estrogen dan

progesterone, suatu fungsi yang nantinya diambil alih oleh lapisan

korionik plasenta. HCG dapat dideteksi dalam darah wanita dari

sekitar tiga minggu gestasi (yaitu satu minggu setelah fertilisasi), suatu

fakta yang menjadi dasar bagi sebagian besar tes kehamilan.

b. Faktor Psikososial

Masalah psikologis dapat memprediksi beberapa wanita untuk

mengalami mual dan muntah dalam kehamilan, atau memperburuk

gejala yang sudah ada atau mengurangi kemampuan untuk mengatasi

gejala “normal”. Kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman

atau tidak di inginkan, atau karena beban pekerjaan atau finansial akan

menyebabkan penderitan batin, ambivalensi, dan konflok. Kecemasan

berdasarkan pengalaman melahirkan sebelumnya, terutama kecemasan

akan datangnya hiperemesis grvidarum atau pre eklamsia. Wanita yang

mengalami kesulitan dalam membina hubungan, rentan terhadap

(10)

Syok dan adaptasi yang di butuhkan jika kehamilan di temukan

kembar, atau kehamilan terjadi dalam waktu berdekatan, juga dekat

menjadi factor emosional yang membuat mual dan muntah menjad

lebih berat.

c. Pekerjaan

Perjalanan ke tempat kerja yang mungkin terburu-buru di pagi

hari tanpa waktu yang cukup untuk sarapan dapat menyebabkan mual

dan muntah. Tergantung pada sifat kerjaan wanita, waroma, zat kimia,

atau lingkungan dapat menambahkan rasa mual wanita dan

menyebabkan mereka muntah. Merokok terbukti memperburuk gejala

mual dan muntah, tetapi tidak jelas apakah ini disebabkan oleh

olfaktorius (penciuman) atau efek nutrisi, atau apakah data di buat

asumsi mengenai hubungan antara kebiasaan praktik dan distress

psikoemosional. Tentu saja banyak wanita yang mengalami mual dan

muntah akan membenci bau asap rokok dan tembakau.

d. Paritas

Pada primigravida menunjukkan kurangnya pengetahuan,

informasi dan komunikasi yang buruk antara wanita dan pemberi

asuhannya turut mempengaruhi persepsi wanita tentang gejala mual

dan muntah. Pada multigravida dan grandemultigravida sudah

mempunyai pengalaman, informasi dan pengetahuan tentang gejala

(11)

5. Pengaruh emesis gravidarum

Pengaruh emesis gravidum pada ibu dan janin sangat besar.

Emesis dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negative

terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini

berkelanjutan dan berubah menjadi hiperemesis gravidarum yang dapat

meningkatkan resiko terjadinya gangguan pada kehamilan.

Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang

berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan

karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada

selaput lender esofagus dan lambung atau sindroma Mallary Weiss akibat

perdarahan gastrointestinal (Wiknjosastro, 2007).

Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat

lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan

kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit,

sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam

kandungan, sedangkan emesis gravidarum adalah keluhan mual dan

muntah kurang dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan. (Runiari, 2010).

C. STRES

1. Pengertian

Agolla dan Ongori (2009) mendifinisikan stres sebagai persepsi

dari kesenjangan antara tuntutan lingkungan dan kemampuan individu

untuk memenuhinya.Sarafino (2008) mengartikan stres adalah kondisi

(12)

menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan yang berasal dari situasi yang

bersumber pada sistem biologi, psikologis dan sosial seseorang.

Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis manusia yang

mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan

eksternal (Pinel, 2009). Stres adalah respon tubuh tidak spesifik terhadap

stressor. Respon tubuh yang tidak spesifik meliputi, respon fisiologis,

respon kognitif, respon emosi danrespon tingkah laku (Hans selye, 1950)

dalam Astria (2009). Termasuk kondisi hamil yang dapat menyebabkan

stres. Respon emosi yang dialami ibu hamil dapat berubah perubahan

mood dan ambivalensi selama kehamilan.

2. Tingkat stress

Rasmun (2004) menyatakan stres di bagi menjadi tiga tingkatan

yaitu stres ringan, sedang dan berat.

a. Stres ringan

Biasanya tidak merusak aspek fisiologis dan umunya

dirasakan setiap individu. Ibu hamil yang mengalami stres ringan

karena terjadinya peningkatan hormon estrogen yang menyebabkan

morning sickness, frekuensi buang air kecil yang meningkat dan

perubahan fisik yang terjadi.

b. Stres sedang

Terjadi lebih lama beberapa jam sampai beberapa hari.

Misalnya kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang

(13)

c. Stres berat

Terjadi beberapa minggu samapi beberapa tahun. Misalnya

hubungan suami istri yang tidak harmonis, kesulitan ekonomi dan

penyakit fisik yang lama. Ibu hamil yang mengalami stres berat

dikarenakan kondisi kehamilan yang semakin membesar yang dapat

menimbulkan masalah seperti posisi tidur yang kurang nyaman dan

mudah terserang rasa lelah. Stres berat pada ibu hamil juga dapat

disebabkan semakin bertambah dekatnya waktu persalinan.

3. Jenis-jenis stress

Apabila ditinjau dari penyebabnya, maka stres dapat digolongkan

sebagai berikut (Sunaryo, 2004):

a. Stres fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi

atau rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat

arus listrik.

b. Stres kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat

beracun, hormon, atau gas.

c. Stres mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang

menimbulkan penyakit.

d. Stres fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan,

(14)

e. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh

gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga tua.

f. Stres psikis/emosional, disebabkan oleh gangguan hubungan

interpesonal, sosial, budaya atau keagamaan.

g. Faktor yang mempengaruhi stres yang umum dialami oleh ibu hamil.

4. Sumber-sumber Stres

Sumber stres dapat berubah seiring dengan berkembangnya

individu, tetapi kondisi stres dapat terjadi setiap saat selama hidup

berlangsung. Menurut Sarafino (2008) sumber datangnya stres ada tiga

yaitu:

a. Diri individu

Hal ini berkaitan dengan adanya konflik. Menurut Miller dalam

Sarafino (2008), pendorong dan penarik dari konflik menghasilkan

dua kecenderungan yang berkebalikan,yaitu approach dan avoidance.

Kecenderungan ini menghasilkan tipe dasar konflik (Sarafino, 2008),

yaitu :

1) Approach-approach Conflict

Muncul ketika kita tertarik terhadap dua tujuan yang sama-sama

baik. Contohnya, individu yang mencoba untuk menurunkan berat

(15)

namun konflik sering terjadi ketika tersedianya makanan yang

lezat.

2) Avoidance-avoidance Conflict

Muncul ketika kita dihadapkan pada satu pilihan antara dua situasi

yang tidak menyenangkan. Contohnya, pasien dengan penyakit

serius mungkin akan dihadapkan dengan pilihan antara dua

perlakuan yang akan mengontrol atau menyembuhkan penyakit,

namun memiliki efek samping yang sangat tidak diinginkan.

Sarafino (2008) menjelaskan bahwa orang-orang dalam

menghindari konflik ini biasanya mencoba untuk menunda atau

menghindar dari keputusan tersebut. Oleh karena itu, biasanya

avoidance-avoidanceconflict ini sangat sulit untuk diselesaikan.

3) Approach-avoidance Conflict

Muncul ketika kita melihat kondisi yang menarik dan tidak

menarik dalam satutujuan atau situasi. Contohnya, seseorang yang

merokok dan ingin berhenti, namun mereka mungkin terbelah

antara ingin meningkatkan kesehatan dan ingin menghindari

kenaikan berat badan serta keinginan mereka untuk percaya terjadi

jika mereka ingin berhenti.

b. Keluarga

Sarafino (2008) menjelaskan bahwa perilaku, kebutuhan, dan

(16)

dengan orang-orang dari anggota lain dalam keluarga yang

kadang-kadang menghasilkan stres. Menurut Sarafino (2008) faktor dari

keluarga yang cenderung memungkinkan munculnya stres adalah

hadirnya anggota baru, perceraian dan adanya keluarga yang sakit,

cacat, dan kematian

c. Komunitas dan masyarakat

Kontak dengan orang di luar keluarga menyediakan banyak sumber

stres. Misalnya, pengalaman anak di sekolah dan persaingan. Adanya

pengalaman-pengalaman seputar dengan pekerjaan dan juga dengan

lingkungan dapat menyebabkan seseorang menjadi stres. (Sarafino,

2008).

5. Penyebab Stres pada kehamilan

Hawari (2008) menyatakan bahwa penyebab stres pada ibu hamil

terdiridari potensi stressor, pengalaman hidup, postur tubuh dan tidur.

a. Potensi stressor

Stressor psikososial merupakan keadaan atau peristiwa yang

menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang. Ibu hamil

mengalami perubahan fisik dan psikologis selama kehamilan. Ibu

hamil berupaya untuk beradaptasi pada kehamilan dan perubahan-

perubahan yang terjadi pada dirinya sampai pada saat menghadapi

(17)

b. Pengalaman Hidup

Pengalaman hidup yang mempengaruhi perasaan yang akan

berdampak menjadi trauma. Trauma masa hamil, bisa datang dari

banyak faktor seperti menyaksikan film horor bisa saja mendatangkan

trauma padahal sebelumnya tidak masalah. Saat hamil kejadian

menyeramkan, mengerikan atau menyedihkan bisa sangat membekas

dan berujung menjadi trauma.

c. Postur Tubuh

Ketika terjadi proses kehamilan ibu akan mengalami perubahan

posturtubuh seperti perubahan bentuk tubuh dengan badan yang

semakin membesar, munculnya jerawat di wajah atau kulit muka yang

mengelupas, payudara yang bengkak dan buang air kecil dengan

frekuensi yang sering menyebabkan kondisi psikologis ibu berubah.

Ibu merasa sedih, murung dan cemas memikirkan kehamilannya.

d. Tidur

Sulit tidur di malam hari dapat membuat kondisi ibu hamil menurun.

Konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood

bekerja, dan cenderung emosional. Kondisi seperti ini tentu saja dapat

membuat beban kehamilan semakin berat.

6. Faktor yang mempengaruhi stress pada kehamilan

Stres yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi

keseimbangan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterlambatan

(18)

faktor yang mempengaruhi stres pada ibu hamil menurut Kusmiyati

(2009) :

a. Mual dan Muntah (Morning Sickness)

Mual dan muntah sangat mungkin terjadi di awal kehamilan. Biasanya

dimulai di minggu pertama dan akan menghilang di usia kehamilan 8-

12 minggu. Umumnya mual dan muntah akan menghilang sendiri di

usia kehamilan ke 3bulan. Munculnya mual dan muntah bisa

disebabkan karena adanya perubahan hormon di dalam tubuh ibu

selama hamil. Karena keluhan mual – muntah berlangsung cukup

lama, biasanya akan mempengaruhi kelancaran aktivitas ibu sehari –

hari. Apalagi jika keluhannya sangat berat, maka aktivitas di rumah

tidak akan terselesaikan.

b. Dukungan Keluarga

Dukungan emosional keluarga dan adanya perhatian dari orang lain

dapat membuat seseorang bertahan dalam menghadapi stres.

c. Usia Kehamilan

Ibu hamil trimester I dan III mengalami tingkatan stres yang lebih

tinggi dibandingkan ibu hamil trimester II. Karena pada trimester I ibu

hamil membutuhkan penyesuaian dan juga terjadi ketidaknyamanan

fisik maupun psikologis yang dapat menimbulkan stres. Pada trimester

II stres pada ibu hamil menurun karena sudah dapat menyesuaikan

dengan kondisi kehamilannya dan akan meningkat kembali pada

(19)

d. Graviditas

Graviditas merupakan frekuensi kehamilan yang pernah ibu alami.

Bagiprimigravida kehamilan yang dialaminya merupakan pengalaman

pertama kali, sehingga pada primigravida ibu hamil lebih cenderung

mengalami stress dibandingkan multigravida.

e. Status Ekonomi

Kondisi ekonomi keluarga yang rendah dapat menimbulkan stres pada

ibu hamil. Ketika mengatahui hamil berarti akan lebih banyak

pengeluaran untuk keperluan saat hamil dan persiapan melahirkan. Ibu

hamil dengan ekonom lebih rentan mengalami stres.

f. Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah

pula mereka menerima informasi dan banyak pengetahuan. Ibu yang

berpendidikan tinggi mempunyai peluang lebih baik untuk

menurunkan tingkat stress dibandingkan dengan ibu berpendidikan

dasar.

7. Dampak dari stress

Stres dapat berpengaruh pada kesehatan dengan dua cara. Pertama,

perubahan yang diakibatkan oleh stres secara langsung mempengaruhi

(20)

tidak langsung stres mempengaruhi perilaku individu sehingga

menyebabkan timbulnya penyakit atau memperburuk kondisi yang sudah

ada (Sarafino, 2008).

Sarafino (2008) menjabarkan tentang 2 aspek utama dari dampak

yang ditimbulkan akibat stres yang terjadi pada manusia, yaitu:

a. Aspek Biologis

Beberapa gejala fisik yang dirasakan ketika seseorang sedang

mengalami stres, diantaranya adalah sakit kepala yang berlebihan,

tidur menjadi tidak nyenyank, gangguan pencernaan, hilangnya nafsu

makan, gangguan kulit, dan produksi keringan yang berlebihan di

seluruh tubuh.

b. Aspek Psikologis

Terdapat 3 gejala psikologis yang dirasakan ketika seseorang

sedang mengalami stres. Ketika gejala tersebut adalah gejala kognisi,

gejala emosi, dan gejala tingkah laku.

1) Gejala Kognisi

Gangguan daya ingat (menurunnya daya ingat, mudah lupa

dengan suatu hal), perhatian dan konsentrasi yang berkurang

sehingga seseorang tidak fokus dalam melakukan suatu hal,

(21)

2) Gejala Emosi

Mudah marah, kecemasan yang berlebihan terhadap segala

sesuatu, merasa sedih dan depresi merupakan gejala-gejala yang

muncul pada aspek gejala emosi.

3) Gejala Tingkah Laku

Tingkah laku negatif yang muncul ketika seseorang

mengalami stres pada aspek gejala tingkah laku adalah mudah

menyalahkan orang lain dan mencari kesalahan orang lain, suka

melanggar norma karena dia tidak bisa mengontrol perbuatannya

dan bersikap tak acuh pada lingkungan, dan suka melakukan

(22)

D. Kerangka Teori

Gambar 2. 1 Kerangka Teori

Sumber : Maulana (2008), Hawari (2008), Sarafino (2008), Surinah (2009), Faktor yang mempengaruhi

emesis gravidarum

Penyebab stress pada kehamilan

Faktor yang mempengaruhi stres pada kehamilan

(23)

E. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel Terikat

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha : Ada HubunganTingkat Stress Dengan Kejadian Emesis Gravidarum

Pada Ibu Trimester 1 Di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Cilongok

Kabupaten Banyumas.

Ho : Tidak ada Hubungan Tingkat Stress Dengan Kejadian Emesis

Gravidarum Pada Ibu Trimester 1 Di Wilayah Kerja Puskesmas 1

Cilongok Kabupaten Banyumas. Tingkat stres

Emesis Gravidarum

Gambar

Gambar 2. 1 Kerangka Teori
Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Hakikat dari kegiatan pemuliaan tanaman ialah pengembangan suatu metode yang secara sistematis memanfaatkan keragaman genetik plasma nutfah untuk menghasilkan varietas baru yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji (1) aktivitas siswa pada saat penerapan pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) pada konsep ekosistem di kelas X SMA

o Bagian awal Laporan KP, mulai dari Lembar Pengesahan sampai dengan Daftar Lampiran diberi nomor halaman dengan Angka Romawi kecil, sedangkan untuk bagian isi

(1) Atas dasar menguasai dari negara sebagai yang dimaksud dalam Pasal 2 ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat

Persamaan keadaan gas ideal dapat diperoleh dengan menganggap potensial gas berbentuk potensial osilator harmonik, sedangkan persamaan keadaan gas real dapat diperoleh dengan

perusahaan oleh perusahaan lain dan perusahaan yang mengambil alih menjadi holding sedangkan perusahaan yang diambil alih menjadi anak perusahaan dan tetap

Motif-motif Asia Tengah (khususnya patung dari istana-istana Umayyad), dan beragam langgam ornamentasi daerah yang telah berkembang di seluruh bagian dunia pra Islam.. Kekayaan

Sudah, didapatkan dari sini kemudian perhatikan dari titik B kamu akan mendapatkan satu persamaan yang memuat a dan b lalu dari titik C kamu juga akan mendapatkan satu persamaan