A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahu
a. Pengertian Rasa Ingin Tahu
Menurut Aunillah (2011:18-19) Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, maupun bangsa sehingga akan terwujud insan kamil. Menurut Fraenkel (1977: 6) A Value is an idea a concept about what someone thinks is important in life. Dapat diartikan bahwa nilai merupakan sebuah ide konsep berpikir seseorang yang penting di dalam hidup.
Menurut Hadi dan Permata (2010:3) Ingin tahu adalah suatu dorongan atau hasrat untuk lebih mengerti suatu hal yang sebelumnya kurang atau tidak kita ketahui. Rasa ingin tahu biasanya berkembang apabila melihat keadaan diri sendiri atau keadaan sekeliling yang menarik.
Sedangkan menurut Wibowo (2012:102) Rasa ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar. Lain halnya dengan Nasoetion (Hadi dan Permata, 2010:3) mengatakan bahwa ingin tahu adalah ungkapan pengalaman yang disediakan oleh lingkungan.
Berdasarkan pengertian di atas, berarti untuk memiliki rasa ingin tahu yang besar, syaratnya kita harus tertarik pada suatu hal yang belum diketahui. Ketertarikan itu ditandai dengan adanya proses berpikir aktif, yakni digunakannya panca indra yang dimiliki secara maksimal. Pengaktifan bisa diawali dengan pengamatan melalui mata atau mendengar informasi dari orang lain. Saat mendapatkan data dari berbagai sumber, maka kaitkan data tersebut satu sama lain sehingga menimbulkan suatu fenomena, yakni sembarang objek yang memiliki karakteristik yang dapat diamati.
Jurnal Thomas G. Reio, Jr. (1997:1) mengatakan bahwa :
Curiosity. A state of increased arousal response, promoted by a stimulus high in uncertainty and lacking in information, resulting in exploratory behavior and the search for information. External stimuli such as novelty, uncertainty, conflict, and complexity (i.e., "collative stimuli") create an internal state of arousal. Exploratory action reduces that arousal.
Jurnal Litman , Jordan. (2005:A) mengatakan bahwa :
Curiosity has defined as a desire to know, to see, or to eksperience that motivates exploritory behaviour directed toward the acquisition of new information.
Berdasarkan kutipan di atas peneliti menyimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan salah satu karakteristik permanen tentang yang diketahui di awal dan diterima dalam suatu pengetahuan dan menghasilkan hasutan untuk kemajuan selanjutnya, atau suatu keinginan untuk memperoleh keterangan dari suatu hal untuk diselidiki dan memperoleh pengetahuan baru, karna memiliki rangsangan yang tinggi, ini dikarenakan adanya ketidakpastian dari suatu hal, kekurangan untuk di cari dan diselidiki.
Untuk mengembangkan rasa ingin tahu pada anak kebebasan si anak itu sendiri harus ada untuk melakukan dan melayani rasa ingin tahunya. tidak bisa begitu saja menghardik mereka ketika tidak tahu atau malas saat mereka bertanya. Yang lebih baik adalah berikan kepada mereka cara-cara untuk mencari jawaban Mustari (2011:109).
b. Jenis-jenis rasa ingin tahu
1) Rasa Ingin Tahu yang Negatif
Rasa ingin tahu yang negatif misalnya rasa ingin tahu pada suatu hal yang bersifat tidak baik contohnya ingin tahu bagaimana rasanya memakai narkoba setelah melihat orang yang memakai narkoba. Jadi rasa ingin tahu yang negatif merupakan perasaan ingin tahu kepada suatu hal yang bersifat kurang baik atau negatif.
2) Rasa Ingin Tahu yang Positif
Rasa ingin tahu yang positif yakni rasa ingintahu yang diarahkan ke hal yang positif dapat berguna bagi diri sendiri. Manfaatnya antaralain dapat membentuk mental tahan banting, memperluas wawasan, dan memperbanyak pengalaman, serta berhasil guna bagi masyarakat. Agar menjadi positif, rasa ingintahu dapat diarahkan ke kegiatan yang berfungsi mengembangkan potensi. Orang-orang yang memiliki rasa ingin tahu yang positif biasanya memiliki kepekaan dan dorongan kuat untuk mengamati suatu hal/keadaan/peristiwa secara ideal. Rasa ingin tahu bisa diarahkan ke hal positif sehingga dapat membuktikan bahwa remaja Indonesia pun dapat memberi manfaat kepada masyarakat Hadi dan Permata ( 2010:6).
c. Sumber rasa ingin tahu
1) Kebutuhan
Rasa ingin tahu muncul dari kesadaran akan kondisi masyarakat yang terdapat di sekitar ataupun sesuatu yang di alami sehari-hari. Rasa penasaran dan ingin tahu biasa di alami jika ada suatu persoalan yang belum terselesaikan, yang misalnya karena masyarakat tidak mampu menanganinya. Ketidakmampuan ini biasanya disebabkan karena pengetahuan dan sumber daya yang mini. Kondisi yang demikian dapat mendorong untuk mencari jawaban atau solusi persoalan tersebut. Di sinilah rasa ingin tahu mulai beraksi. Cara mengatasi persoalan tersebut bisa dilakukan dengan membaca berbagai sumber yang berhubungan ataupun dengan bertanya kepada orang yang berkapasitas. Ini menunjukan bahwa rasa ingin tahu mulai muncul karena ada kebutuhan untuk mengetahui persoalan yang ada yang dimulai dari melihat suatu keadaan dan mencari sumber.
2) Keanehan
hukum, ataupun agama. Inilah rasa ingin tahu akan tumbuh karena keanehan atau kejanggalan yang tentunya membuat penasaran untuk tahu penyebabnya.
d. Cara menumbuhkan rasa ingin tahu
Untuk merangsang rasa ingin tahu yakni dengan : 1) Tertarik pada sesuatu
Ada dua cara rasa ingin tahu untuk dapat menilai suatu fenomena sebagai sesuatu yang menarik. Pertama, melihat secara mendetail. Fenomena itu akan semakin menarik bila di amati secara tekun dan teliti. Melihat detail berfungsi untuk mendapatkan data tambahan. Lihatlah secara mendetail dengan menggunakan mata. Kedua, kaitkan suatu fenomena atau kejadian satu sama lain. Bila ada persoalan yang janggal, maka doronglah agar berhasrat mengetahuinya. Suatu fenomena menjadi menarik jika mampu melihatnya dengan mendetail dan kemudian mengkaitkannya dengan pengetahuan yang dimiliki.
2) Membutuhkan pengetahuan
ilmu pengetahuan diperoleh untuk mendapatkan kepuasan batin itu. Permasalahan yang terjadi di sekitar dapat merangsang otak untuk bergerak, berpikir, dan peduli untuk mengatasi masalah. 3) Peduli pada lingkungan sekitar
Kembangkan kepedulian atas masyarakat dengan tidak bersikap egois. Sikap ini akan meningkatkan rasa ingin tahu. Jika peduli pada permasalahan di lingkungan sekitar, akan berusaha membantu solusi permasalahan. Rasa ingin tahu merupakan modal untuk mencari penjelasan dari suatu hubungan.
e. Indikator Rasa Ingin Tahu
Indikator keberhasilan pendidikan karakter rasa ingin tahu Fitri (2012:41) meliputi :
1) Sistem pembelajaran diarahkan untuk mengeksplorasi keingin tahuan siswa.
2) Sekolah memberikan fasilitas, baik melalui media cetak maupun elektronik, agar siswa mencari informasi yang baru.
Sedangkan indikator keberhasilan pendidikan karakter dalam rasa ingin tahu menurut Sulityowati (2012:74) meliputi :
1) Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu 2) Eksplorasi lingkungan secara terprogram
3) Tesedia media komunikasi atau informasi.
yang tinggi pada diri siswa, hal ini sesuai dengan pendapat Skinner, bahwa :
Self-motivation, Knowledge of results, high aspiration, and clear goals are that best preparation and incentive to self-motivation, especially if the pupil is directed and encouraged to set his own goals and seek intrinsic incentives and superior remote goals. There is no better means of developing character and ideal citizenship in a free society. Self-motivation implies a will-to-learn. A prerequisite to all effective learning is a desire on the part of the learner for knowledge or understanding or for skill (Skinner2004: 461).
Suatu pengetahuan didapat dari hasil aspirasi merupakan persiapan intensif untuk memotivasi diri. Terutama apabila murid diarahkan untuk mencari sesuatu sendiri. Motivasi diri merupakan suatu persaratan untuk belajar efektif, suatu keinginan untuk mempelajari pengetahuan, pemahaman untuk keterampilan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa rasa ingin tahu adalah suatu rangsangan atau keinginan untuk mengetahui suatu hal baru mengenai yang dilihat, didengar, dan dialaminya untuk dikaji lebih dalam. Dengan rasa ingin tahu seseorang atau siswa akan menggali sesuatu hal yang ia inginkan untuk dapat diketahui secara mendalam.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Istilah ini sering digunakan untuk sebutan penilaian dari hasil belajar. Penilaian ini digunakan oleh guru untuk mengukur seberapa besar siswa mampu menerima materi yang telah dipelajari sesuai dengan tujuan pembelajaran. Istilah prestasi belajar ini terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “prestasi adalah hasil
yang telah dicapai”. Sedangkan menurut Arifin (2010: 12) kata “prestasi” berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah
prestasi belajar umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan. Sepanjang kehidupan manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuanya.
Menurut Sudaryo, dkk (1991: 4), Belajar pada hakekatnya mengandung makna terjadinya perubahan tingkah laku pada diri anak berkat pengalaman dan latihan. Sedangkan menurut Djamarah (2008:13), “belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan
melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga”.
(2011: 434) pengertian prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan bagi masing-masingmata pelajaran atau bidang studi. Prestasi atau pencapaian peserta didik dilambangkan dengan nilai-nilaihasil belajar. Berdasarkan pengertian prestasi dan belajar, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dari kegiatan pembelajaran yang melibatkan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi
Belajar yang efektif sangat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan mereka yang telah ditetapkan dalam tujuan pembelajaran. Agar dapat meningkatkan prestasi belajar perlu diperhatikan faktor internal dan eksternal.
1). Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri, misalnya keadaan jasmani. Keadaan jasmani sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang segar jasmaninya akan berlainan berbeda dengan orang yang dalam keadaan kelelahan atau keadaan tidak sehat.
2). Faktor Eksternal
mempengaruhi semangat belajar siswa. Masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitar rumah juga termasuk lingkungan sosial bagi siswa. Lingkungan sosial yang sangat mempengaruhi belajar siswa adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua dan praktik pengelolaan keluarga dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
Prestasi belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah semester (sub formatif) dan nilai ulangan semester (sumatif). Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang dimaksud dengan prestasi belajar siswa adalah hasil nilai ulangan harian yang diperoleh siswa pada mata pelajaran PKn. Ulangan harian dilakukan pada setiap selesai proses pembelajaran dalam satu bahasan atau kompetensi tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus di jawab oleh siswa. Ulangan harian bertujuan untuk memperbaiki program pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan guru memberikan nilai akhir semester atau nilai raport.
tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat membina dan menyusun kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
3. Pembelajaran PKn Berdasarkan KTSP a. Pengertian mata pelajaran PKn
Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan dapat dijelaskan melalui ringkasan pengertian Pendidikan dan Kewarganegaran. Kewarganegaraan adalah segala hal yang terkait dengan warga negara suatu negara. Adapun pengertian pendidikan adalah proses pendewasaan seseorang atau sekelompok orang dengan usaha sadar melalui pengajaran dan pelatihan sehingga terjadi perubahan pada seseorang atau sekelompok orang tersebut dalam hal pengetahuan, orientasi, dan perilaku yang bersifat kritis dan emansipatoris. (Sofhian dan Gatara. 2011: 5-6).
demokratis, melalui aktifitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan bermasyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat. Demokrasi adalah suatu learning process yang tidak dapat begitu saja meniru dan mentransformasikan nilai-nilai demokrasi. Selain itu, pendidikan kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dimana seseorang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki pengetahuan, kesadaran, sikap, political efficacy dan keikut sertaan, serta kemampuan mengambil keputusan politik secara rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat dan bangsa.
Menurut Jarolimek (1981: 5), citizenship education is take place through the formal study of such subject as history, goverment (civics), and geography, and through the indoctrination of such values as fredoom, human dignity, responsibilty, independence, individualism, democracy, respect for others, love of country, an so on. Jadi dapat diartikan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah untuk mengambil tempat melalui studi formal pelajaran seperti sejarah, pemerintah (kewarganegaraan), dan melalui indoktrinasi nilai-nilai melalui kebebasan, tanggungjawab, kemandirian, indevidualisme, demokrasi, menghargai, orang lain dan cinta negara.
muda menjadi warga Negara yang cerdas dan sadar akan hak dan kewajibannya dalam konteks kehidupan masyarakat dan bernegara yang merupakan penekanan dalam istilah Pendidikan Kewarganegaraan, melainkan juga membangun kesiapan warga Negara menjadi warga dunia (global society). Dengan demikian, orientasi Pendidikan Kewarganegaraan secara substansif lebih luas cakupannya dari istilah Pendidikan Kewarganegaraan suatu proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan ketika seseorang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki political knowledge, awareness, attitude, political efficacy dan political participation, serta kemampuan mengambil keputusan politik secara rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat dan bangsa. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan hubngan antar warga Negara dengan Negara serta pendidikan pendahuluan bela Negara menjadi warga Negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara.
moral luhur, nilai keadilan, demokratis, toleransi, kebebasan individual, kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan berserikat, berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas.
b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memberikan kompetensi-kompetensi sebagai berikut :
1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Fathurrohman dan Wuryandari (2011:7)
c. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Berdasarkan BSNP, ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan Negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.
2) Norma, hukum dan peraturan meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.
3) Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
4) Kebutuhan warga Negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga Negara.
5) Konstitusi Negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar Negara dengan konstitusi. 6) Kekuasaan dan politik meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,
masyarakat madani, system pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
7) Pancasila meliputi: kedudukan pancasila, sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengalaman nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideologi terbuka.
8) Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional dan mengevaluasi globalisasi.
d. Materi PKn kelas IV Memberikan Contoh Pengaruh Globalisasi Di lingkungan
Dalam penelitian ini peneliti mengambil materi memberikan contoh pengaruh globaklisasi dilingkungan kelas IV semester II. Adapun standar kopetensi yang akan disajikan dalam penelitian tertara dalam tabel 2.1
Tabel 2.1. Standar kopetensi dan kopetensi dasar Standar Kopetensi Kopetensi Dasar 4. Menunjukan sikap terhadap
globalisasi di lingkungannya
Berdasarkan Standar kopetensi dapat diketahui mengenai kopetensi dasar yang akan digunakan untuk penelitian, dan dari kopetensi dasar tersebut dibuat tujuan pembelajaran dan indikator antara lain :
1) Pengertian Globalisasi
a) Adanya sikap saling ketergantungan antara satu negara dengan negara lain terutama di bidang ekonomi.
b) Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup.
c) Berkembangnya barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya.
2) Contoh pengaruh globalisasi di lingkungan
Kalau bicara pengaruh maka akan di bahas yang baik dan yang buruk dari adanya globalisasi. Berikut pengaruh baik dari adanya globalisasi.
a) Kemajuan di bidang komunikasi dan transportasi.
b) Meningkatnya perekonomian masyarakat dalam suatu negara. c) Meluasnya pasar untuk produk dalam negeri.
d) Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik.
e) Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi. Sedangkan pengaruh buruk dari adanya globalisasi antara lain: a) Gaya hidup bebas, narkoba, dan kekerasan menjadi mudah masuk
b) Masyarakat cenderung mementingkan diri sendiri.
c) Karena banyaknya barang yang dijual, maka masyarakat menjadi konsumtif.
Adapun contoh pengaruh globalisasi antara lain : a) Gaya Hidup
orang yang lebih tua. Gaya hidup seperti itu harus di jauhi karena tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. b) Makanan
menikmati makanan atau minuman cepat saji, pilihlah jenis makanan atau minuman yang benar-benar aman untuk kesehatan. c) Pakaian
Pakaian merupakan bahan yang di gunakan untuk menutup aurat dan melindungi badan. Pakaian juga berfungsi untuk kesopanan. Pakaian yang dipakai pada zaman dahulu dengan zaman sekarang berbeda. Pada zaman dahulu pakaian sangat sederhana yang penting bisa digunakan untuk menutup aurat, melindungi tubuh, serta menjaga kesopanan. Pakaian digunakan sebagai trend, modelnya bermacam-macam. Negara yang dianggap trend center pakaian adalah Prancis (Paris). Mode dari Paris banyak ditiru oleh negara-negara di dunia. Misalnya model atau bentuk pakaian sekarang ini kebanyakan pakaian minim dan terbuka, yang dianggap tidak sesuai dengan kebudayaan bangsa Indonesia.
d) Komunikasi
Komunikasi juga merupakan contoh pengaruh dari globalisasi. Komunikasi adalah suatu hubungan seseorang dengan orang lain. Komunikasi dapat dilakukan dengan dua orang atau lebih. Dahulu komunikasi antara wilayah menggunakan jasa pos yaitu surat yang sampainya bisa mencapai satu sampai dua hari, kemudian berkembang dengan telepon rumah. Namun, sekarang ini di era globalisasi jika akan berkomunikasi baik satu arah maupun dua arah dengan orang lain yang berbeda wilayah sangat mudah, cepat, dan murah. Sarana yang digunakan misalnya telepon kabel, telepon seluler, internet, e-mail, dan faksimile. Dengan adanya alat komunikasi yang canggih kita dapat melakukan hubungan dengan siapa saja di dunia ini. Sekarang ini banyak ditemui warung-warung internet, maka orang akan mudah mencari segala macam informasi yang ada di seluruh dunia. Adanya telepon genggam merupakan alat komunikasi yang praktis, canggih, dan mudah dibawa ke mana saja.
3) Jenis-jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi Kebudayaan internasional
kebudayaan Indonesia. Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India, dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaankerajaan yang bernapaskan agama Hindu dan Buddha sempat menguasai Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, yaitu Kutai. Berikut ini jenis kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia yang berasal dari berbagai suku bangsa di Indonesia.
a) Kategori Tradisional (1) Tarian daerah (2) Lagu daerah (3) Musik daerah (4) Alat musik daerah (5) Gambar/tulisan (6) Patung
(7) Kain (8) Suara
(9) Sastra/tulisan
b) Kategori Modern
(1) Musik dangdut : Elvie Sukaesih, Rhoma Irama, Ikke Nurjanah, dan lain-lain.
(2) Musik pop : Raja, Ratu, Peterpan, dan lain-lain.
(3) Film Indonesia : “Daun di Atas Bantal” (1998) yang mendapat penghargaan Film terbaik di Asia Pacific Film Festival di Taipei.
(4) Sastra : Pujangga Baru c) Misi Kebudayaan Internasional
komunikasi. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan. Sebagai suatu bangsa kita juga harus berhubungan dengan bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda. Dengan adanya kerja sama antara negara-negara di dunia maka tidak menutup kemungkinan budaya asing akan masuk ke bangsa Indonesia. Namun, tidak semua budaya asing dapat masuk ke Indonesia, karena masuknya budaya asing harus melewati penyaringan yang ketat. Penyaringan budaya asing yang masuk ke Indonesia adalah dengan didasarkan pada ciri khas kepribadian bangsa yaitu Pancasila. Jika budaya itu sesuai dengan nilai-nilai Pancasila maka budaya asing itu akan kita terima, sebaliknya jika bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila maka akan ditolak. Dengan penyaringan yang ketat ini akan membawa dampak yang positif bagi bangsa Indonesia. Meskipun banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, tetapi bangsa Indonesia juga tidak ketinggalan. Banyak juga barang, jasa, dan budaya Indonesia yang dikirim ke luar negeri. Misalnya kain atau tekstil dan pakaian jadi banyak yang dikirim dan diminati oleh warga
juga budaya terutama budaya seni Indonesia yang telah tampil di luar negeri dalam rangka misi kebudayaan internasional. Kegiatan ini juga dapat mempererat kerja sama antarbangsa sehingga meningkatkan persatuan dan kesatuan seluruh bangsa-bangsa di dunia. Contoh tim kesenian yang pernah tampil dalam rangka misi kebudayaan internasional antara lain: (1) Kelompok kesenian Bougenville yang berasal dari Kalimantan Barat, diundang ke Madrid Spanyol untuk mengikuti Festival Asia yaitu tahun 2003.
(2) Tim kesenian Sumatera Selatan dalam acara Festival Gendang Nusantara, di Malaysia.
(3) Tim kesenian Nanglang Danasih, tampil di Roma Italia dalam acara Festival Seni Internasional.
(4) Tim kesenian Bali mempertunjukkan Sendratari Ramayana dalam Festival Kebudayaan Internasional di India, dan lain-lain.
d) Misi tim kesenian Indonesia di luar negeri antara lain: (1) Dapat memperkenalkan kebudayaan Indonesia yang
beraneka ragam kepada dunia internasional sehingga mampu menarik wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia.
(3) Meningkatkan kerukunan dengan bangsa lain (4) Sikap terhadap globalisasi di lingkungan
4) Sikap terhadap Pengaruh Globalisasi yang Terjadi di Lingkungan Sekitar
a) Globalisasi dapat dipandang sebagai suatu proses, baik proses sosial, sejarah, ataupun alamiah yang menyebabkan seluruh bangsa di dunia menjadi terikat.
b) Globalisasi membawa pengaruh baik dan buruk bagi masyarakat Indonesia.
c) Pengaruh baik globalisasi, misalnya masyarakat mendapatkan kemudahan dalam bidang transportasi dan komunikasi.
d) Pengaruh buruk globalisasi, misalnya masuknya budaya asing seperti pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, dan tindakan kekerasan.
e) Untuk mempererat kerja sama dan meningkatkan persatuan dan kesatuan dengan negara-negara di dunia maka diadakan pertukaran budaya. Kebudayaan Indonesia juga banyak yang tampil di luar negeri.
f) Sikap yang tunjukkan dalam menghadapi globalisasi yang berkembang dengan pesat adalah dengan pengendalian diri berdasarkan ilmu-ilmu agama dan nilai-nilai Pancasila. Kartika, Ummul dan Widayati (2008:43-53)
4. Model Mind Mapping a. Pengertian Mind Map
yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran- pikiran. Mind Mapping juga sangat sederhana. Mind Map dapat membantu dalam banyak hal. Berikut ini hanyalah beberapa di antaranya, Mind Map dapat membantu:
1) Merencana 2) Berkomunikasi 3) Menjadi lebih kreatif 4) Menghemat waktu 5) Menyelesaikan masalah 6) Memusatkan perhatian
7) Menyusun dan menjelaskan pikiran – pikiran 8) Mengingat dengan lebih baik
9) Belajar lebih cepat dan efisien 10) Melihat “gambar keseluruhan”
Menurut Michael Michalko (dalam Buzan, 2012 : 6) Mind Map akan :
1) Mengaktifkan seluruh otak
2) Membereskan akal dari keseluruhan mental 3) Memungkinkan berfokus pada pokok bahasan
4) Membantu menunjukkan hubungan antara bagian – bagian informasi yang terpisah
6) Memungkinkan mengelompokkan konsep, untuk membantu membandingkannya.
7) Mensyaratka untuk memusatkan perhatian pada yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.
b. Langkah – langkah membuat Mind Map
Menurut Buzan (2012 : 15-16) tujuh langkah dalam membuat Mind Map :
1) Mulailah dari bagian tengah kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar. Karena memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami. 2) Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral anda. Karena
sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat tetap terfokus, membantu berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak.
3) Gunakan warna. Karena bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat Mind Map lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan.
satu dan dua, dan seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat) hal sekaligus. Bila menghubungkan cabang – cabang, akan lebih mudah mengerti dan mengingat.
5) Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Karena garis lurus akan membosankan otak.
6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada Mind Map.
7) Gunakan gambar. Karena seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu kata.
Berdasarkan langkah-langkah di atas maka penerapan Mind Map dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Siswa menyepakati dan menuliskan poin materi ditengah-tengah kertas
2) Siswa mengembangkan imajinasi, dan menuliskan imajinasi tersebut dengan bentuk jaring-jaring
3) Siswa mewarnai jaring-jaring dan menghubungkan cabang-cabang pengertian dan ciri-ciri globalisasi
4) Siswa menghubungkan materi globalisasi dengan ciri-ciri globalisasi melalui garis hubung yang melengkung dengan kata kunci
Menurut Buzan (2012 : 103) Mind Map merupakan alat berpikir kreatif yang mencerminkan cara kerja alami otak. Mind Map memungkinkan otak menggunakan semua gambar dan asosiasinya dalam pola radial dan jaringan sebagaimana otak dirancang, seperti yang secara internal selalu digunakan di otak, dan terhadap mana anda perlu membiarkannya membiasakan diri kembali.
Berikut ini gambar skema mind mapping contoh dalam materi pelajaran :
Gambar 2.1 Skema Mind Mapping
B. Kerangka Berpikir
belajar siswa, yaitu dengan menggunakan model Mind Map, Penggunaan model Mind Map menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari memungkinkan untuk siswa belajar memetakan masalah. Dengan model ini diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam belajar dan sekaligus meningkatkan prestasi.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, diduga penggunaan Mind Map dapat meningkatkan ras ingin tahu dan prestasi siswa pada materi dampak globalisasi. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, guru dituntut menyajikan materi dampak globalisasi dengan mengelola siswa dalam KBM dengan menyenangkan dan tidak membosankan, dengan model Mind Map. Penerapan model Mind Map akan menjadi solusi terbaik bagi guru agar tercipta KBM yang diinginkan. Secara skematis, kerangka berfikir dapat ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.2 Kerangka berpikir Penelitian Tindakan Kelas
Rasa Ingin Tahu dan prestasi siswa
meningkat Tindakan Model Mind Map Rasa Ingin
C. Hipotesis Tindakan
Penggunaan model pembelajaran yang tepat pada pelaksanaan pembelajaran dan perencanaan pembelajaran disusun dengan matang, maka tujuan pembelajaran akan tercapai dengan optimal. Berdasarkan hal tersebut, maka diajukan hipotesis tindakan yaitu:
1. Penggunaan model Mind Mapping pada materi dampak globalisasi di kelas IV SD N 04 Kedungwringin dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa.
2. Penggunaan model Mind Mapping pada materi dampak globalisasi di kelas IV SD N 04 Kedungwringin dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
D. Hasil Penelitian yang Relevan