• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - ADELITA KURNIAWATI BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - ADELITA KURNIAWATI BAB I"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah alat vital yang dimiliki oleh manusia dalam mengekspresikan segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang lain. Bahasa sebagai media komunikasi dapat disampaikan melalui lisan maupun melalui tulisan. Dalam kehidupan sehari-hari melalui bahasa lisan setiap orang dapat mengekspresikan perasaan, tujuan, maupun hasil pemikirannya secara jelas. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan gaya dan variasi bahasa mereka masing-masing. Begitu pula dengan bahasa tulis seseorang dapat mengungkapkan perasaan dan menyampaikan gagasan dengan menggunakan berbagai media komunikasi secara tulis seperti: media cetak, surat kabar, majalah, poster, spanduk, maupun elektronik.

Pemakaian bahasa sehari-hari akan terus meningkat. Dalam hal ini, media massa turut memiliki andil dalam perkembangan bahasa. Semakin banyaknya inovasi dan kreativitas bentuk bahasa yang dihasilkan oleh media massa memiliki potensi untuk digunakan oleh seluruh masyarakat. Berdasarkan alasan tersebut, media massa tidak hanya berperan sebagai media informasi, tetapi juga telah memberikan sumbangsih yang positif bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penggunaan bahasa dalam media massa harus memperhatikan kaidah kebahasaan yang berlaku, sehingga layak apabila bahasa tersebut dikonsumsi dan digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh pemakai bahasa yaitu masyarakat.

1

(2)

2

Bahasa yang digunakan dalam media massa tentu harus mengandung sesuatu yang dapat menarik minat baca seseorang. Ragam bahasa dalam media massa biasanya lebih mementingkan penggunaan bahasa dari segi estetik. Oleh karena itu, dipilihlah kosakata yang secara estetik dianggap memiliki daya ungkap yang paling tepat tanpa memperhatikan sruktur morfologik dan sintaktik yang normatif (Chaer dan Agustina, 2004: 68). Misalnya, dalam bahasa umum orang biasanya menggunakan kata mengemas untuk merujuk pada sesuatu yang bersifat konkret seperti baju, namun dalam bahasa jurnalistik kata mengemas bisa digunakan untuk merujuk pada sesuatu yang sifatnya abstrak seperti poin. Dari contoh tersebut, kata mengemas tidak digunakan berdasarkan kaidah kebahasaan yang berlaku karena dipasangkan dengan kosakata yang sifatnya abstrak.

Kosakata seperti contoh di atas merujuk pada penggunaan gaya bahasa yaitu gaya bahasa metaforik karena kata yang disampaikan mengandung makna yang bukan sebenarnya. Pada contoh di atas, kata mengemas dalam bahasa umum tidak dapat digunakan pada sesuatu yang sifatnya abstrak seperti poin. Kata yang sesuai untuk dipasangkan dengan kata poin yaitu mengumpulkan. Berdasarkan penjelasan tersebut, kata mengemas merupakan majas metaforik dalam bentuk verba. Kata mengemas memiliki persamaan atau perbandingan dengan kata mengumpulkan, sehingga kata tersebut dapat digunakan untuk mengganti posisi kata mengumpulkan dalam konteks kalimat tertentu.

Pengguanaan gaya bahasa metaforik dalam sebuah tuturan baik lisan maupun tulis harus berdasarkan pada adanya persamaan (similarity) antara kedua kata yang diperbandingkan. Caranya dengan memindahkan unsur-unsur atau sifat-sifat yang dimiliki oleh manusia maupun hewan, ataupun dengan memperlakukan hal-hal yang

(3)

3

sifatnya abstrak sebagai sesuatu yang konkret dan bernyawa. Artinya, metaforik membuat perbandingan antara dua hal atau benda untuk menciptakan suasana atau kesan mental yang hidup walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit. Dalam suatu ungkapan metaforik terdapat perbedaan atau perbandingan antara dua referen, yaitu: pertama adalah sesuatu yang diperbincangkan (tenor), dan kedua adalah perbandingan dari sesuatu yang diperbincangkan tadi (wahana), kemudian persamaan yang terdapat dalam kedua referen yang disebut ground (Ullman dalam Subroto, 2011:120).

Gaya bahasa metaforik dapat digunakan dalam pemberitaan olah raga. Hal tersebut diperkuat dari penemuan fenomena lain yang menarik terkait penggunaan gaya bahasa metaforik dalam pemberitaan bidang olahraga. Fenomena tersebut ditemukan pada tabloid Bola edisi Desember 2015 yaitu pada kata merangkul. Seperti yang kita ketahui bahwa merangkul biasa digunakan untuk merujuk pada benda atau sesuatu yang sifatnya konkret. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Sugono, 2008: 1262) merangkul memiliki makna „melakukan kegiatan rangkul (melingkarkan lengan pada pundak); mendekap; memeluk‟, namun apabila kata merangkul terdapat

dalam konteks kalimat:

(1) Sepeninggal Fergie, United berusaha merangkul era itu lagi dan hal itu tak mudah dilakukan. (Tabloid Bola, 24-30 Desember 2015: 1)

Kalimat (1) di atas merupakan kalimat yang mengandung gaya bahasa metaforik yang berbentuk verba metaforik merangkul. Bentuk merangkul berasal dari kata dasar

rangkulyang bermakna „melingkarkan lengan pada pundak‟, mendapat imbuhan afiks

meN- + rangkul menjadi merangkul yang bermakna „melakukan kegiatan rangkul;

mendekap; memeluk‟. (Sugono, 2008: 1262). Kata merangkul dalam kalimat di atas bermakna kiasan „membuat merasa lebih dekat/merasakan/mengalami kembali‟,

(4)

4

memeluk boneka itu akan merasa dekat dengan orang yang jauh tersebut, merasa sedang mengalami kembali kejadian atau peristiwa yang dialami dahulu bersama orang tersebut. Tenor bentuk di atas yaitu era/waktu (abstrak), sedangkan wahananya yaitu benda konkret (boneka). Ground bentuk di atas mengandung persamaan pengertian „membuat merasa lebih dekat/mengalaminya kembali‟.

Penggunaan gaya bahasa metaforik dalam sebuah tuturan baik lisan maupun tulis bertujuan untuk menimbulkan daya pikat, daya tarik, dan daya puitik dari sebuah tuturan baik lisan maupun tulisan dan juga untuk menghindari cara berbahasa yang monoton. Oleh karena itu, penggunaan gaya bahasa metaforik dalam bidang jurnalistik menjadi sesuatu yang lumrah. Tujuannya jelas untuk menarik dan menimbulkan minat baca seseorang. Gaya bahasa metaforik akan lebih mudah ditemukan pada pemberitaan dalam bidang olahraga dibandingkan dengan bukan bidang olahraga. Selain itu, bentuk-bentuk gaya bahasa metaforik dalam pemberitaan olahraga lebih bersifat kreatif. Dengan kata lain, berita dalam bidang olahraga memanfaatkan pemakaian gaya bahasa khususnya metaforik di dalam menyajikan informasinya.

Dari fenomena di atas, kosakata-kosakata yang mengandung gaya bahasa metaforik dalam pemberitaan bidang olahraga merupakan kosakata dalam bentuk kata kerja (verba). Dalam sebuah kalimat, verba memiliki kedudukan yang cukup penting karena konstituen (pusat) sebuah kalimat terletak pada predikat, dan predikat yang sering muncul dalam kalimat biasanya berupa verbal ataupun frasa verbal. Oleh karena itu, apabila predikat (verba) dalam kalimat dipasangkan dengan unsur fungsional klausa/kalimat lain yang tidak sesuai maka akan mempengaruhi makna

(5)

5

pada klausa/kalimat tersebut. Dengan demikian, penggunaan verba metaforik dalam pemberitaan bidang olahraga perlu diteliti lebih mendalam.

Berkaitan dengan hal tersebut, penulis memilih tabloid Bola sebagai sumber data penelitian. Hal tersebut dikarenakan tabloid Bola merupakan media massa yang hanya menyajikan satu fokus pemberitaan yaitu bidang olahraga, khususnya sepak bola. Baik berita sepak bola dalam negeri maupun berita sepak bola luar negeri yang menjamin kesegaran beritanya. Selain menyajikan berita yang baru, tabloid Bola juga kaya akan kosakata-kosakata yang mengandung verba metaforik khususnya pada rubrik “Ole Internasional ” yang membahas seputar dunia sepakbola luar negeri dan “Ole Nasional” yang mengulas seputar dunia sepakbola dalam negeri. Oleh karena itu,

peneliti tertarik untuk menjadikan tabloid Bola sebagai sumber data penelitian.

Penelitian tentang kemetaforikan dalam bidang jurnalistik khususnya rubrik olahraga perlu dikembangkan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis verba metaforik dan penentu kemetaforikan pada pemberitaan olahraga khususnya dalam tabloid Bola. Pengkajian tentang verba metaforik secara lebih luas juga akan memberi manfaat dalam bidang kebahasaan (semantik) maupun dalam bidang jurnalistik. Oleh karena itu, peneliti bermaksud mengkaji tentang kemetaforikan dalam pemberitaan bidang olahraga yaitu analisis verba metaforik dalam rubrik “Ole Internasional ” dan “Ole Nasional” pada tabloid Bola edisi Januari 2016 yang akan meneliti tentang jenis-jenis verba metaforik dan penentu kemetaforikan yang dianalisis dengan menggunakan komponen makna. Selain itu, pembahasan tentang makna leksikal, makna gramatikal dan makna kiasan pada verba metaforik akan dibahas secara lebih rinci.

(6)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, permasalahan yang dibahas berkaitan dengan verba metaforik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis-jenis verba metaforik apa sajakah yang terdapat dalam rubrik “Ole Internasional ” dan “Ole Nasional” pada tabloid Bola Edisi Januari 2016?

2. Bagaimanakah penentu kemetaforikan dengan analisis komponen makna dalam rubrik “Ole Internasional ” dan “Ole Nasional” pada tabloid Bola Edisi Januari 2026?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan jenis-jenis verba metaforik dalam rubrik “Ole Internasional ” dan “Ole Nasional” pada tabloid Bola Edisi Januari 2016?

2. Mendeskripsikan penentu kemetaforikan dengan analisis komponen makna dalam rubrik “Ole Internasional ” dan “Ole Nasional” pada tabloid Bola Edisi Januari 2016?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat disimpulkan menjadi dua manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoretis

a. memberikan sumbangan ilmu linguistik, khususnya bidang semantik.

b. melengkapi referensi penelitian tentang kemetaforikan dan meningkatkan pengetahuan pembaca tetang metaforik.

(7)

7

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan deskriptif mengenai jenis-jenis metaforik dan penentu kemetaforikan secara praktis.

b. Dapat dijadikan perbandingan bagi penelitian sejenis, dan dapat dijadikan acuan untuk penelitian yang akan dilakukan.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini bertujuan untuk membuat tata urutan penulisan berdasarkan langkah-langkah kerja dan landasan teoretis sehingga tersusun skripsi yang sistematis dan penganalisisan atau pengidentifikasian masalah mudah dimengerti oleh peneliti ataupun oleh pembaca. Selain untuk memudahkan pembaca dan peneliti dalam menganalisis, sistematika penulisan juga bertujuan untuk memudahkan pembaca dan peneliti dalam mengetahui bagian-bagian di dalam skripsi. Adapun sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:

Bab I pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Latar belakang masalah membahas fenomena atau peristiwa bahasa yang akan dianalisis secara mendalam. Rumusan masalah ini menganalisis latar belakang, permasalahan apa yang akan dibahas. Tujuan penelitian membahas permasalahan yang terdapat pada rumusan masalah. Manfaat penelitian membahas manfaat-manfaat yang akan diberikan kepada pembaca dan penulis sendiri nantinya, manfaat penelitian terdiri dari manfaat teoretis dan manfaat praktis. Sistematika penelitian bertujuan untuk memaparkan urutan penulisan berdasarkan langkah-langkah kerja dan landasan teoretis.

(8)

8

Bab II landasan teori. Dalam bab ini, penulis mengemukakan teori-teori yang ada secara deskriptif tentang hal-hal yang bersangkutan dengan masalah kemetaforikan yang akan dibahas yaitu tentang bahasa dan variasi bahasa, ruang lingkup semantik, verba metaforik, jenis-jenis makna, komponen makna, pengertian tabloid Bola, dan kerangka pikir. Pengertian bahasa membahas pengertian-pengertian bahasa menurut para ahli, fungsi bahasa, serta variasi bahasa dan fungsinya. Ruang lingkup semantik membahas pengertian-pengertian semantik menutrut para ahli. Verba metaforik membahas pengertian verba, dan kajian tentang kemetaforikan yang meliputi pengertian metaforik, struktur metaforik, jenis-jenis metaforik dan penentu kemetaforikan dengan analisis komponen makna. Jenis-jenis makna membahas tentang makna leksikal, makna gramatikal, dan makna kiasan. Pengertian rubrik “Ole Internasional ” dan “Ole Nasional” pada tabloid Bola yangmembahas tentang rubrik “Ole Internasional ” dan “Ole Nasional”, pengertian tabloid secara umum dan

pengertian tabloid Bola secara khusus. Kerangka pikir berisi konsep-konsep teori yang digunakan dalam bab II dan konsep pembahasan yang digunakan dalam bab IV.

Bab III metode penelitian. Bab ini menjelaskan metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian. Aspek-aspek yang terdapat dalam metode penelitian yaitu jenis penelitian, data dan sumber data, tahap penelitian yang meliputi tiga tahap, yaitu: tahap penyajian data, tahap penganalisisan data, dan tahap penyajian hasil penganalisisan data. Jenis penelitian berisi tentang jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu penelitian deskriptif kualitatif yang berupaya meneliti, menganalisis, menggali, dan memperhatikan secara cermat mengenai fakta-fakta kebahasaan. Data dan sumber data membahas tentang data dan sumber data yang akan diteliti. Tahap penelitian membahas tentang tahapan yang harus dilalui guna pengumpulan data, penganalisisan data, dan penyajian hasil analisis data.

(9)

9

Bab IV hasil dan pembahasan. Hasil analisis dan pembahasan merupakan hasil penelitian yang sudah dianalisis oleh penulis. Hasil analisis dan pembahasan meliputi klasifikasi jenis-jenis verba metaforik berdasarkan tenor, wahana, ground, dan berdasarkan struktur kebahasaan, dan juga penentu kemetaforikan dengan analisis komponen makna yang terdapat dalam kalimat-kalimat yang mengandung verba metaforik pada rubrik “Ole Internasional ” dan “Ole Nasional” tabloid Bola edisi Januari 2016. Bab V penutup. Penutup merupakan bab terakhir yang berisi simpulan dan saran. Simpulan berisi hal pokok dari hasil yang didapat dalam penelitian yang dilakukan. Saran berisi tentang masukan bagi peneliti lain yang akan meneliti masalah kemetaforikan, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih lengkap dan tepat.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Masalah utama yang akan dijawab dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah : Apakah penerapan Metode pembelajaran Make a Match (Menjodohkan) dan MediaKartundapat

Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti yaitu bagaimana peranan perempuan peduli pedila medan

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

and you can see from the radar screen – that’s the screen just to the left of Professor Cornish – that the recovery capsule and Mars Probe Seven are now close to convergence..

Hasil pengujian menunjukkan bahwa metode bootstrap dapat menguji hipotesis mengenai dua mean populasi dengan baik.. Selanjutnya metode bootstrap diimplementasikan pada