• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI MEDIS A. Kehamilan Normal - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN,BAYI BARU LAHIR, NIFAS, DAN KELUARGA BERENCANAPADA NY R UMUR 33 TAHUN G2P1A0 DI BPS NY WAHYU D.N KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI MEDIS A. Kehamilan Normal - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN,BAYI BARU LAHIR, NIFAS, DAN KELUARGA BERENCANAPADA NY R UMUR 33 TAHUN G2P1A0 DI BPS NY WAHYU D.N KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO - repository perpustakaan"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORI MEDIS

A. Kehamilan Normal

1. Definisi

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan ( Prawirohardjo , 2009 h 80).

Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, Pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010; h. 75)

Dari pengertian keamilan diatas dapat disimpulkan bahwa proses kehamilan adalah proses bertemunya ovum dan spermatozoa yang berkembang menjadi zigot pada uterus dengan proses perkembangan impantasi di uterus selama 40 minggu.

2. Tanda- tanda kehamilan

a. Tanda Kemungkinan hamil menurut (Cunningham, 2006 h;24): 1) Mual dengan atau tanpa muntah.

2) Gangguan berkemih.

(2)

4) Presepsi gerakan janin.

b. Tanda Pasti hamil menurut (Prawirohardjo,2009 h;219) : 1) Pembesaran uterus.

2) Adanya tanda chadwick. 3) Adanya tanda piskacek. 4) Kontraksi Braxton hicks.

5) Terdengarnya DJJ pada 12-20 minggu usia kehamilan. c. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu:

1) Trimester I

Dimulai dari minggu pertama yaitu masa pembelahan sel, sejak terjadinya pembuahan antara ovum oleh sperma, zigot yang terbentuk membelah diri sampai fase morula dan blastula.Menjelang akhir minggu pertama terjadi implantasi di endometrium kavum uteri.Sampai pada akhir trimester pertama pertumbuhan dan diferensiasi janin terjadi begitu cepat, disertai dengan perkembangan berbagai karakteristik fisik lainnya. Beberapa sistem organ melanjutkan pembentukan awalnya sampai dengan akhir minggu ke 12 ( trimester pertama) (Sukarni, 2013; h.81-82).

2) Trimester II

(3)

3) Trimester III

Karakteristik utama perkembangan intrauterin pada trimester ketiga adalah penyempurnaan struktur organ dan penyempurnaan fungsi berbagai sistem organ. (Sukarni,2013; h.86)

3. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Kehamilan a. System Reproduksi

1) Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion). Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot.Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormone estrogen dan sedikit progesterone ( Prawirohardjo, 2009 h; 175).

2) Servicks

Satu bulan setelah konsepsi servicks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hyperplasia kelenjar-kelenjar serviks (Prawirohardjo, 2009 h; 177).

3) Ovarium

(4)

kehamilan dan akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah yang relative minimal ( Prawirohardjo, 2009 h; 178).

4) Vagina dan Perineum

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos ( Prawirohardjo, 2009 h; 178)

5) Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudara menjadi lebih lunak. Putting akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar ( Prawirohardjo, 2009 h; 178). Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi (Manuaba, 2010; h. 92).

6) Sistem Integumentum (kulit)

(5)

7) Dinding Perut

Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastic di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.Jika terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada hidramnion dan kehamilan ganda. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra (Mochtar, 2011; h. 30).

8) Sistem Metabolik

Sebagian besar pertumbuhan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya.Kemudian payudara, volume darah dan cairan ekstraseluler. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 Kg. pada trimester ke-2 dan ke -3 pada perempuan dengan gizi baik di anjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,4kg, sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat badan per mingggu masing-masing sebesar 0,5 dan 0,3 kg (Prawirohardjo, 2009 h; 180)

9) Sistem Kardiovaskular

(6)

10) Sistem Respirasi

Frekuensi pernapasan mengalami perubahan saat kehamilan, volume ventilasi permenit dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut (Prawirohardjo, 2009 h; 185)

11) Sistem Pencernaan

Menurut (Manuaba,2010 h;110) Pengaruh pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan :

a) Pengeluaran air liur berlebih (hipersalivasi) b) Daerah lambung terasa panas

c) Terjadi mual/sakit pusing kepala terutama pagi hari yang disebut morning sickness.

d) Muntah berlebihan atau yang disebut hyperemesis gravidarum e) Progesterone mengakibatkan gerak usus halus semakin

berkurang dan menyebabkan obstipasi. 12) Sistem Traktus Urinarius

(7)

13) Sistem Endokrin

Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ± 135%. Akan tetapi kelenjar ini tidak mempunyai arti penting dalam kehamilan (Prawirohardjo, 2009 h; 186)

4. Perubahan psikologis pada kehamilan menurut (Yuni Kusmiyati, 2008 h;71) :

a. Pada trimester I

Pada trimester pertama seorang ibu masih takut menerima kehamilan ini, merasa kebingungan dengan kehamilannya. Kekhawatiran juga terjadi yang berkaitan dengan kemungkinan terjadinya keguguran maka dari itu banyak wanita yang sengaja merahasiakan kehamilannya.

b. Pada trimester II

Keadaan ibu pada trimester ini sudah mulai sehat dan psikologisnya sudah mulai membaik. Ibu sduah dapat menerima kehamilan ini dan mulai merasakan gerakan bayinya.

c. Pada trimester III

Seorang wanita hamil tinggal menanti kelahiran bayinya. Perhatian lebih memusat ke kehamilan dan selalu berusaha untuk melindungi bayi yang di kandung.

5. Kunjungan Berkala Asuhan Antenatal

(8)

memberikan peluang yang lebih besar bagi petugas kesehatan untuk mengenali secara dini berbagai penyulit atau gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu hamil. Selain itu, upaya memberdayakan ibu hamil dan keluarganya tentang proses kehamilan dan masalahnya melalui penyuluhan atau konseling dapat berjalan efektif apabila tersedia cukup waktu untuk melaksanakan pendidikan kesehatan yang diperlukan. Dari satu kunjungan ke kunjungan berikutnya sebaiknya dilakukan pencatatan sebagai berikut :

a. Keluhan yang dirasakan ibu hamil

b. Hasil pemeriksaan setiap kunjungan yaitu pemeriksaan umum, pemeriksaan abdomen, dan pemeriksaan penunjang.

c. Menilai kesejahteraan janin d. Edukasi kesehatan bagi ibu hamil

( Prawirihardjo, 2009 h;284)

Menurut Saefudin (2008.hal;90-98) teori tentang asuhan antenatal care pada trimester tiga meliputi :

1) Pemberian vitamin zat bezi 2) Persiapan persalinan

3) Mengenali tanda-tanda persalinan

(9)

6. Faktor Risiko pada kehamilan a. Usia ibu

wanita yang melahirkan anak pada usia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan faktor resiko terjadinya perdarahan pascapersalinanyang dapat mengakibatkan kematian maternal..

b. Gravida

Ibu-ibu dengan kehamilan lebih dari 1 kali atau termasuk multigravida mempunyai faktor resiko lebih tinggi terhadap terjadinya perdarahan pascapersalinan dibandingkan dengan ibu-ibu yang termasuk golongan primigravida (hamil pertama kali.

c. Paritas

Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditunjau dari sudut perdarahan pascapersalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal.

4.Tanda bahaya atau penyulit kehamilanmenurut (Yuni K, 2008 h;154) antara lain adalah :

1) Perdarahan pervaginam

Perdarahan pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan. Perdarahnnya tidak normal disertai rasa nyeri.

2) Sakit kepala yang berat

(10)

3) Penglihatan kabur

Disebabkan oleh pengaruh hormonal, ketajamam penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilam

4) Bengkak di wajah dan ekstremitas

Bengkak akan menunjukan tanda bahaa apabila bengkak terjadi pada muka dan tangan, tidak hilang setekah beristirahat, dan disertai dengan keluahan fisik ang lain. Ini dapat menandakan terjadinya anemia, gagal jantung, atau pre eklamsia.

5) Keluar cairan pervaginam

Keluarnya cairan berupa air air dari vagina pad atrimester 3 dan ini dinyatakan bahwa ketuban pecah. Normalnya selaput ketuban pada akhir kala I atau awal kala persalianan.

6) Gerakan janin tidak terasa

Ibu sudah tidak merasakan gerakan janin dalam perut lagi sesudahkehamilan trimester ke III

7) Nyeri abdomen yang hebat

Ibu mengeluh nyeriperut pda kehamian trimester ke III yang menetap dan tidak hilang setelah ibu beristirahat

B. PERSALINAN

1. Definisi

(11)

ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney, 2008 h;672).Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke jalan lahir dimana ketuban dan janin di dorong keluar melalui jalan lahir (Saifuddin, 2009; h;100).

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa persalinan adalah sebuah proses pengeluaran hasil konsepsi melalui jalan lahir dengan dimulai adanya kontraksi yang membuka jalan lair sampai pembukaan lengkap.

2. Persalinan Normal.

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa kompikasi baik pada ibu maupun janin ( Sarwono , 2009 h;100).

3. Penyebab Terjadinya Persalinan

a. Estrogen yang meningkatkan sensitivitas otot rahim, memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.

(12)

Estrogen dan progesterone terdapat dalam keseimbangan sehingga kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofisis pars posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton hicks akan menjadi kekuatan dominan saat mulainya persalinan, oleh karena itu makin tua usia kehamilan frekuensi kontraksi semakin sering.

Oksitosin diduga bekerjasama prostaglandin yang makin meningkat mulai dari usia kehamilan minggu ke – 15 .disamping itu faktor gizi ibu hamil dan keregangan otot rahim dapat memberikan pengaruh penting untuk dimulainya kontraksi rahim. Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukakan beberapa teori yang menyatakan kemungkinan persalinan (Manuaba,2012 h; 167).

Tabel 2.2

Teori Uraian

Teori keregangan Otot rahim mempunyai kemampuan meregang

dalam batas tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.

Contohnya pada hamil ganda sering terjadi

kontraksi setelah keregangan tertentu

sehingga menimbulkan proses persalinan.

Teori penurunan progesteron Proses penuaan plasenta terjadi saat usia

kehamilan 28 minggu karena terjadi

penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.

Produksi progesterone mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap

oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai

berkontraksi setelah tercapai tingkat

penurunan progesterone tertentu

Teori oksitosin Internal Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis

(13)

estrogrn dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim sehingga sering terjadi Braxton hicks.

Dengan menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas sehingga persalinan dapat dimulai.

Teori prostaglandin Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak

usia kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin pada saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. prostaglandin

( Manuaba 2012, h;168).

4. Faktor yang mempengaruhi Persalinan a. Power atau tenaga yang mendorong

HIS adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan.His persalinan yang menyebabkan pendataran dan pembukaan serviks. Terdiri dari : his pembukaan, his pengeluaran dan his pelepasan uri. His pendahuluan tidak berpengaruh terhadap serviks. Tenaga mengejan ,Kontraksi otot-otot dinding perut, Kepala di dasar panggul merangsang mengejan, Paling efektif saat kontraksi/his(Sukarni, 2013 h;188).

b. Passage/ jalan lahir

(14)

c. Passager/Fetus

Hal yang menentukan kemampuan untuk melewati jalan lahir dari faktor passage adalah :

1) Presentasi kepala ( Verteks , muka , dahi)

2) Presentasi Bokong ( Bokong murni/ frank breech) bokong kaki ( Complete breech) letak lutut atau letak kaki ( Incomplete breech) 3) Presentasi bahu ( Letak lintang)

4) Sikap janin 5) Posisi Janin

( Sukarni, 2013 h;196). d. Plasenta

Plasenta merupakan bagian dari passenger yang menyerupai janin yang di lahirkan melalui jalan lahir. Kehadiran plasenta jarang menjadi hambatan dalam persalinan normal ( jenny , 2013 h;36).

e. Air ketuban

Cairan ketuban merupakan faktor passenger, cairan ketuban mempunyai fungsi mencegah perlekatan janin dengan amnion (Jenny, 2013 h;49).

5. Tanda dan Gejala menjelang persalinan

(15)

a. Lightening

Lightening yang dimulai dirasa kira-kira dua minggu sebelum persalinan adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor.Pada fase lightening menimbulkan ketidaknyamanan kepada ibu karena tekanan bagian presentasi pada struktur di area pelvis minor.( Varney, 2008 h; 672).

b. Perubahan Serviks

Penipisan dan pembukaan merupakan akibat langsung dari kontraksi. Dilatasi secara klinis dievaluasi dengan mengukur diameter pembukaan servicks dalam sentimeter dengan 0 sentimeter menunjukan os servicks eksternal tidak membuka dan 10 sentimeter dianggap pembukaan lengkap (Varney,2008 h;677).

c. Persalinan Palsu

Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap servicks. Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya akibat kontraksi Braxton hicks yang tidak nyeri, yang telah terjadi sekitar enam minggu kehamilan ( Varney, 2009 h;673).

d. Bloody Show

(16)

e. Lonjakan Energi

Terjadinya lonjakan energy ini belum dapat dijelaskan selain bahwa hal tersebut terjadi secara alamiah, yang memungkinkan wanita memperoleh energy yang diperlukan untuk menjalani persalinan ( Varney, 2008 h;674).

f. Gangguan Saluran Cerna

Kesulitan mencerna,mual, dan muntah diduga hal-hal tersebut merupakan gejala menjelang persalinan ( Varney, 2008 h;674).

6. Penatalaksanaan persalinan

Terdapat58 langkah pertolongan persalinan, antara lain Mengamati tanda tanda persalinan kala dua yaitu Ibu memiliki keinginan untuk meneran, Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum atau vaginanya, Perineum menonjol,Vulva dan sfringer ani membuka.

Asuhan persalinan normal merupakan standar asuhan yang harus dimliki oleh seorang bidan dalam menjalankan peran dan wewenangnya sebagai tenaga kesehatan :

1) Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua.

2) Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap digunakan. Ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik

steril sekali pakai.

(17)

4) Melepaskan semua perhiasan, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu

kali pakai.

5) Memakai satu sarung tangan DTT unruk pemeriksaan dalam.

6) Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik, dan meletakan kembali di partus set.

7) Membersihkan vulva dan perinium , menyeka dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas yang sudah di basahi air disinfeksi tingkat tinggi. Membuang sampah yang terkontaminasi dalam wadah yang benar.

8) Menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan servick sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah, sedangakan pembukaaa sudah lengkap maka lakukan amniotomi

9) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin.

10) Memeriksa DJJ.

11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.

12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

(18)

13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan untuk

meneran.

14) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.

15) Meletakkan kain yang bersih di lipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu.

16) Membuka partus set.

17) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

18) Saat kepala bayi membuka diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan, menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan.

19) Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang bersih.

20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi.

(19)

22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya dengan lembut menariknya kearah bawah arcus pubis dan kemudian menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.

23) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.

24) Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.

25) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, letakkan bayi ditemat yang memungkinkan). Bila bayi engalami asfiksia, lakukan resusitasi.

(20)

27) Menjepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu dan

memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).

28) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat antara dua klem tersebut.

29) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang kering atau bersih, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat tetap terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan nafas, ambil tindakan yang sesuai.

30) Memberikan bayi kepaada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendaki.

31) Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi ke dua.

32) Member tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.

33) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitosin 10 unit IM di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu bagian luar, setelah mngaspirasinya terlebih dahulu.

34) Memindahkan klem pada tali pusat.

(21)

palpasi kontrakksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan

klem dengan tangan yang lain.

36) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan peregangan kearah bawahh pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian baawah uterus dengan cara menekan uterus kearah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai. (Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk melakukan rangsangan putting susu).

37) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat kea rah bawah dan kemudian kearah atas, mengikuti kurva jalan lahirr sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.

a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10cm dari vulva.

b) Jika plasenta tidak terlepas setelah melakukan penegangan talipusat selama 15 menit.

(1) Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.

(2) Menilai kandung kemih dan dilakukan keteterisasi kandunng

(22)

(3) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

(4) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya. (Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahirkan bayi).

38) Jika plasenta terlihat diintroitus vagina, melanjutnya kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban trpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut. (Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfektan tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forceps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal).

39) Segera setelah plasenta dan ketuban lahir, lakukan masase uterus, meletakkan telapak tangan difundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

(23)

41) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

42) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik. 43) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam

larutan klorin 0,5 %, membilas kedua tangan yng masih bersarung tngan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.

44) Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.

45) Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berseberangan dengan simpul mati yang pertama.

46) Melepaskan klem bedah dan meletakkan kedalam larutan klorin 0,5 %.

47) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.

48) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.

49) Melanjutkan pemantuan kontraksi uterusdan perdarahan pervaginam :

(24)

50) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan perawatan yang sesuai untuk menatalaksanakan atonia uteri.

51) Jika ditemukan laserasi yang memrlukan penjahitan, lakukan penjahitan dengan anastesi local dan menggunakan teknik yang sesuai.

52) Mengajarkan pada ibu /keluuarga bagaimana melakukan masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus.

53) Mengevaluasi kehilangan darah.

54) Memeriksa tekanann darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pascapersalinan.

a) Memeriksa temperature tubuh ibu setiap jam selama dua jam pertama pascapersalinan.

b) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang normal. 55) Menempatkan semua peralatan didalam larutan klorin 0,5% untuk

dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi dan membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.

56) Membersihkan ibu dengan menggubakan air disinfeksi tingkat tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.

(25)

makanan yang diinginkan serta mendekontaminasikan daerah yang digunakan untu melahirkan dengan larutan klorin 0,5 % dan membilas dengan air bersih serta mencuci tangan.

58) Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang). (Sarwono, 2010; h. 335- 347)

7. Kemajuan persalinan

Persalinan dibagi menjadi 4 Kala yaitu : a. Kala I

Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap.Proses ini terbagi menjadi dua fase, fase laten (8jam) servicks membuka sampai 3cm dan fase aktif (7jam) servicks membuka dari 3 sampai 10cm kontraksi lebih kuatdan sering selama fase aktif ( Prawirohardjo, 2009 h;100).

b. Kala II

Dimulai dari pembukaan lengkap ( 10cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi ( Prawirohardjo, 2009 h;100).Perubahan fisiologis secara umum pada persalinan kala II menurut (Sukarni,2013 h;220) adalah:

1) His menjadi lebih kuat dan lebih sering 2) Timbul tenaga untuk meneran

(26)

Tanda gejala persalinan kala II menurut (Sukarni,2013 h;220):

1) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.

2) Ibu merasakan adapeningkatan tekanan pada rectum/vagina 3) Perineum menonjol.

4) Vulva , vagina, spingter ani membuka. 5) Meningkatnya pengeluaran darah. c. Kala III

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit ( Prawirohardjo, 2009 h;101). Tanda – tanda Kala 3 :

1) Uterus globuler

2) Perdarahan sekonyong-konyong 3) Tali pusat naik

4) Fundus uteri naik ( Sukarni, 2013 h;233) d. Kala IV

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum. Tujuan asuhan persalinan ini adalah memberikan asuhan yang memadai

(27)

1) Kontraksi rahim : baik atau tidaknya diketahui dengan pemeriksaan palpasi. Jika perlu di lakukan masase dan berikan uterotonika seperti methergin atau ermetrin dan oksitosin.

2) Perdarahan : ada atau tidak, banyak atau biasa

3) Kandung kemih : harus kosong jika penuh ibu anjurkan berkemih dan kalau tidak bisa pasang kateter.

4) Luka-luka : luka jahitan baik atau tidak ada perubahan atau tidak. 5) Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap.

6) Keadaan umum ibu , tekanan darah, nadi, pernapasan, dan masalah lain.

7) Bayi dalam keadaan baik ( Jenny , 2013 h 8-9).

8. Patologi Persalinan( Penyulit Persalinan) a. Persalinan Lama

Persalinan Lama, disebut juga distosia, di definisikan sebagai persalinan yang abnormal/ sulit ( Prawirohardjo, 2009 h;562).

b. Ketuban Pecah Dini (KPD)

Ketuban pecah dini dapat secara tekhnis didefinisikan sebagai pecah ketuban sebelum awitan persalinan, tanpa memperhatikan usia gestasi (Varney, 2008 h; 788).

c. Partus Presipitatus

(28)

seingkat dengan kecepatan pembukaan servicks 5cm/jam (Cunningham, 2006 h;491).

C. BAYI BARU LAHIR ( BBL)

1. Definisi Bayi Baru Lahir Normal

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat lahir antara 2500-4000gram (Jenny, 2013 h;150).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500 – 4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa Cacat Bawaan (Rukiyah dan Yulianti,2012; h.2).

Dapat diambil kesimpulan bahwa bayi baru lahir normal adalah bayi yang lair pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat lahir 2500-4000 gram melalui jalan lair tanpa bantuan alat maupun kelainan letak presentasi.

2. Ciri-Ciri Bayi Normal :

a. Berat badan lahir bayi 2500-4000 gram. b. Panjang badan bayi 48-50 cm.

c. Lingkar dada bayi 32-34 cm. d. Lingkar kepala bayi 33-35 cm.

e. Bunyi jantung dalam menit pertama ± 180 kali/menit, kemudian turun sampai 140-120 kali/menit pada saat bayi berumur 30menit.

(29)

g. Kulit berwarna kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup terbentuk dan dilapisi verniks caseosa.

h. Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik. i. Kuku telah agak panjang dan agak lemas

j. Genetalia : testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan).

k. Refleks hisap, menelan, dan moro telah terbentuk.

l. Eliminasi urin, dan meconium normalnya keluar pada 24 jam pertama. Meconium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan lengket,

( Jenny, 2013 h;150)

3. Adaptasi Fisiologis BBL terhadap kehidupan Ekstrauteri: a. Adaptasi Pernapasan

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik sesudah kelahiran.Pernapasan ini timbul sebagai aktifitas normal system saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya.Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernapasan dalam otak yang melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakan diafragma (Jenny, 2013 h;151).

b. Perubahan Sirkulasi Darah

(30)

pertama.Penutupan fungsional foramen ovale dan duktus arteriosus terjadi setelah bayi lahir.Perubahan dari sirkulasi janin ke sirkulasi bayi baru lahir secara keseluruhan saling berhubungan dengan fungsi pernapasan dan oksigenasi yang adekuat ( Varney, 2008 h;880).

c. Termoregulasi

Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui 4 mekanisme yaitu: 1) Konduksi : Melalui benda padat yang berkontak dengan bayi 2) Konveksi : Pendinginan melalui aliran udara di sekitar bayi.

3) Evaporasi : Kehilangan panas melalui penguapan air pada kulit bayi yang basah.

4) Radiasi : Melalui benda padat dekat dengan bayi yang tidak berkontak secara langsung dengan kulit bayi

( Prawirohardjo, 2009 h;367). d. Mencegah Kehilangan Panas

Menurut (Rukiyah dan Yulianti,2010 h;110) Agar tidak terjadi Kehilangan panas maka harus dilakukan cara untuk mencegah Kehilangan panas terhadap Bayi Yaitu:

1) Keringkan bayi segera setelah lahir untuk mencegah terjadinya evaporasi dengan menggunakan handuk atau kain.

(31)

3) Anjurkan Ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya. Sebaiknya pemberian ASI harus dalam waktu 1 jam pertama kelahiran

4) Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat, yang paling ideal adalah bersama dengan ibunya agar menjaga kehangatan tubuh bayi.

5) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir. Sebelum melakukan penimbangan, terlebiih dahulu selimuti bayi dengan kain yang kering dan bersih. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi dikurangi dengan kain selimut bayi yang digunakan. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir. Sebelum dimandikan periksa bahwa suhu tubuh bayi stabil (Suhu Aksila antara 36,50C – 37,50C),

e. Perubahan pada Sistem Gastrointestinal

Enzim-enzim digestif aktif saat lahir akan dapat menyokong kehidupan ekstrauterin pada kehamilan 36-38 minggu. Bayi baru lahir kurang mampu mencerna protein dan lemak dibandingkan orang dewasa.Sfingter jantung sambungan esophagus bawah dan lambung tidak sempurna, yang membuat regurgitasi isi lambung dalam jumlah banyak pada bayi baru lahir dengan bayi muda.Kapasitas lambung bayi cukup terbatas kurang dari 30cc untuk bayi baru lahir cukup bulan ( Varney, 2008 h;885).

f. Adaptasi Neurologis

(32)

terkoordinasi pengaturan suhu labil.Kontrol otot yang buruk, mudah terkejut dan tremor pada ekstermitas ( Jenny, 2013 h;153).

g. Adaptasi Hepar

Selama kehidupan janin dan sampai tingkat tertentu setelah lahir, hati terus membantu pembentukan darah.Selama periode neonatus hati memproduksi zat esensial untuk pembekuan darah.Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonujgasi yang bersirkulasi pigmen berasal dari hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah. Bilirubin tak terkonjugasi dapat meninggalkan system vaskular dan menembus jaringan ekstravaskular lainnya (misalnya: kulit, sclera, dan membrane mukosa oral) mengakibatkan warna kuning yang disebut ikterus (Jenny, 2013 h;156).

h. Adaptasi Ginjal

Pada bayi baru lahir, laju filtrasi glomerulus lebih rendah disebabkan oleh tidak adekuatnya area permukaan kapiler glomerulus. Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu bayi berkemih 5-20 kali dalam 24 jam ( Jenny, 2013 h;156).

i. Perubahan Sistem Imun

(33)

4. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Pada Bayi Baru Lahir

Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pernapasan, mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan dengan incubator, menjaga kolonisasi kuman yang aman bagi bayi dan mencegah infeksi nosocomial.Kadar bilirubin bayi juga lebih cepat normal karena pengeluaran meconium lebih cepat sehingga dapat menurunkan insiden ikterus bayi baru lahir.Kontak kulit dengan kulit juga membuat bayi lebih tenang sehingga dii dapat pola tidur yang baik.Dengan demikian berat badan bayi cepat meningkat. Bagi ibu IMD dapat mengoptimalkan pengeluaran hormone oksitosin,prolactin, dan secara psikologis dapat menguatkan ikatan batin antara ibu dan bayi ( Prawirohardjo, 2009 h;369).

5. Perawatan Bayi Baru Lahir 1 jam pertama a. Membersihkan Jalan Napas

Mempertahankan terbukanya jalan nafas, sediakan balon penghisap dari karet untuk menghisap lendir dari mulut bayi dalam upaya mempertahankan jalan nafas yang bersih ( Jenny, 2013 h;157).

b. Memotong Tali Pusat

(34)

c. Memberikan Vitamin K

Bayi baru lahir diberikan Vit K dengan tujuan mengurangi kejadian defisiensi Vitamin K, jenis Vitamin K yang digunakan adalah K1 diberikan secara IM dengan dosis 0,5-1mg ( Prawirohardjo, 2009 h;135).

d. Memberi salep mata

Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia. (Penyakit menular seksual) ( Prawirohardjo,2009 h;135).

e. Pengukuran Berat dan Panjang Lahir

Bayi yang baru lahir harus ditimbang berat dan panjang lahirnya.Dua hal yang selalu ingin diketahui orang tua tentang bayinya yang baru lahir adalah jenis kelamin dan beratnya ( Prawirohardjo, 2009 h;372).

f. Pemantauan Bayi Baru Lahir

Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan(Jenny,2013 h;152)

Tabel 2.1. Refleks Pada Bayi Baru Lahir

Refleks Respons Normal Respons Abnormal

Rooting dan menghisap Bayi baru lahir menolehkan kepala kearah stimulus, membuka mulut, dan mulai prematuritas, penurunan atau cidera neurologis, atau depresi sistem saraf pusat (SSP)

Menelan Bayi baru lahir menelan berkoordinasi dengan mengisap

(35)

bila cairan ditaruh dibelakang lidah

kemungkinan berhubungan dengan sianosis sekunder karena sianosis sekunder karena prematuritas, defisit neurologis, atau cidera; terutama terlihat setelah laringoskopi

Ekstrusi Bayi baru lahir menjulurkan lidah keluar bila ujung lidah di sentuh oleh jari atau puting

Ekstruksi lidah secara kontinu atau menjulurkan lidah yang berulang – ulang terjadi pada kelainan SSp dan kejang

Moro Ekstremitas simetris bilateral dan abduksi seluruh ekstremitas, dengan ibu jari dan telunjuk membentuk huruf „c‟, diikuti dengan adduksi ekstremitas dan kembali ke fleksi relaks jika posisi bayi berubah tiba – tiba atau jika bayi diletakkan terlentang pada permukaan yang datar

Respons asimetris terlihat pda cidera saraf perifer (pleksus brakialis ) atau fraktur klavikula atau fraktur tulang panjang lengan atau kaki

Melangkah

Merangkak

Bayi akan melangkah dengan satu kaki dan kemudian kaki lainnya dengan gerakan berjalan bila satu kaki disentuh pada permukaan rata

Bayi akan berusaha untuk merangkak ke depan dengan kedua tangan dan kaki bila diletakkan telungkup pada permukaan datar

Respons asimetris terlihat pada cedera saraf SSP atau perifer atau fraktur tulang panjang kaki

Respons asimetris terlihat pada cedera saraf SSP dan gangguan neurologis

Tonik leher atau fencing Ekstremitas pada satu sisi dimana saat kepala ditolehkan akan ekstensi dan ekstremitas yang berlawanan akan fleksi bila kepala bayi ditolehkan ke satu sisi selagi beristirahat

Respons persisten setelah bulan keempat dapat menandakan cedera neurologis. Respons menetap tampak pada cidera SSP dan gangguan neurologis

Terkejut Bayi melakukan abduksi dam fleksi seluruh ekstremitas dan dapat mulai menangis bila mendapat gerakan mendadak atau suara keras

(36)

dapat menandakan ketulian.

Ekstensi silang Kaki bayi yang berlawanan akan fleksi dan kemudian akstensi dengan cepat seolah – olah berusaha untuk memindahkan stimulus ke kaki yang lain bila diletakkan telentang, bayi akan mengekstensikan satu kaki sebagai respon terhadap stimulus pada telapak kaki

Respons yang lemah atau tidak ada respons yang terlihat pada cedera saraf perifer atau fraktur tulang panjang

Glabellar “blink” Bayi akan berkedip bila dilakukan 4 atau 5 ketuk pertama pada batangbhidung saat mata terbuka

Terus berkedip dan gagal untuk berkedip menandakan kemungkinan gangguan neurologis

Palmar grasp Jari bayi akan melekuk disekeliling benda dan menggenggamnya seketika bila jari diletakkan di tangan bayi

Respons ini berkurang pada prematuritas. Asimetris terjadi pada kerusakan saraf perifer (pleksus brakialis) atau fraktur humerus. Tidak ada respons yang terjadi pada defisit neurologis yang berat

Plantar grasp Jari bayi akan melekuk disekeliling benda dan menggenggamnya seketika bila jari diletakkan di tangan bayi

Respons ini berkurang pada prematuritas. Tidak ada respons yang terjadi pada defisit neurologis yang berat.

Tanda Babinski Jari – jari bayi akan hiperekstensi dan terpisah seperti kipas dari

Sumber : (Sondakh JS, 2013; h.150-151)

6. Perawatan Selama jam – jam pertama setelah Kelahiran a. Periode Transisi

(37)

b. Periode reaktifitas

Selama periode reaktifitas(tahap ketiga transisi) dari usia sekitar 2 sampai 6 jam, frekuensi jantung bayi labil dan perubahan warna terjadi dengan cepat yang dikaitkan dengan stimulus lingkungan. Frekuensi nafas harus tetap dibawah 60 kali per menit Pengelolaan asuhan dalam tahap ini adalah mendorong untuk proses menyusui ( Varney, 2006; h. 893)

7. Rencana perawatan untuk beberapa hari pertama kehidupan

Periode transisi kehidupan ekstrauteri berakhir bersama periode reaktivitas kedua, terjadi sekitar2 sampai 6 jam setelah kelahiran, pengkajian usia gestasi dan pemeriksaan fisik lengkap harus dilakukan kepada bayi baru lahir (Varney, 2006; h. 893 – 897).

9. Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi a. BCG ( Bacille Calmette Guerin)

Imunisasi BCG berguna untuk mencegah penyakit tuberkolosis berat.Imunisasi ini sebaiknya diberikan sebelum bayi berusia 2-3bulan. Dosis untuk bayi kurang setahun adalah 0,05ml secara intracutan (Yuluanti L,2012 h;317)

b. Hepatitis B

(38)

mengandung virus hepatitis B aktif atau tidak pada saat melahirkan (Yulianti

L,2012 h;317)

c. DPT ( Difteri,Pertusis, Tetanus)

Imunisasi DPT dasar diberikan 3 kali sejak umur dua bulan dengan interval 4-6 minggu. DPT diberikan umur 2-4 bulan, DPT 2 diberikan umur 3-5bulan dan DPT 3 umur 4-6 bulan (Yulianti L ,2012 h;320).

d. Polio

Untuk imunisasi dasar (3 kali pemberian) vaksin diberikan 2 tetes per oral dengan interval tidak kurang dari 2minggu (Yulianti L ,2012 h;320).

e. Campak

Vaksin campak diberikan dalam satu dosis 0,5 ml pada usia 9 bulan (Yulianti L ,2012 h;320).

10. Masalah bayi baru lahir

Menurut ( Sarwono Prawirohardjo, 2009: 347)Masalah yang dialami bayi baru lahir antara lain :

a. Asfiksia

Asfiksia adalah hipoksia atau penimbunan karbon dioksida dan osidosis. Apabila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian dan dapat memepengaruhi fungsi organ vital lainnya.

(39)

Hipotermia terjadi apabila suhu tubuh bayi turun di bawah 36⁰C. Untuk mencegah terjadinya hipotermia maka setiap bayi baru lahir harap segera dikeringkan dengan handuk yang kering dan bersih dilakukan dengan cepat mulai dari kepala kemudian ke seluruh tubuh. .

c. Berat badan lahir rendah

Penilaian dilakukan dengan cara menimbang bayi baru lahir yaitu apabila beratnya 1500 gram – 2500 gram.

d. Dehidrasi

Dehidrasi ditandai dengan bayi mengantuk, tampak kehausan, kulit, bibir, dan lidah kering saliva menjadi kental, mata dan ubun ubun cekung, warna kulit pucat, turgor kulit berkurang, ekstremitas dingin, banyaknya air kemih berkurang, apatik, gelisah, kadang kadang kejang kemudian syok.

e. Ikterus

Ikterus adalah kondisi bayi menguning yang dialami oleh bayi kurang bulan. Dapat ditandai dengan bayi tidakmau menghisap, letargi, mata berputar, gerakan tidak menentu,kejang, tonus otot meniggi, leher kaku, dan akhirnya opistotonus.

f. Tetanus neonatorum

Terjadi pada neonatus yang berusia kurang dari 1 bulan ang disebabkan oleh Clostridium tetani yang menyerang sistem saraf pusat.

g. Kejang

(40)

D. NIFAS

1. Definisi

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dari berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2009 ;122).

Periode pascapartum adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin (menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil bukan kondisi pra hamil yang sering dikatakan, karena kondisi prahamil akan hilang untuk selamanya (Varney, 2006; h. 958).

Dapat diambil kesimpulan bahwa masa nifas adalah masa setelah kelairan plasenta dan selaput janin hingga alat-alat reproduksi kembali seperti sebelum hamil.

2. Tahapan Masa Nifas

a. Puerperium dini : kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

b. Puerperium : kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

c. Remote puerperium :Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

(41)

Tabel 2. Perubahan Ukuran dan berat uterus

Involusi TFU Berat uterus

Bayi lahir Setinggi pusat, 2 jari dibawah pusat

1000 gr

1 minggu Pertengahan pusat simfisis 3. Perubahan fisiologis Pada Masa Nifas a. Involusi

Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus ( Eny, 2008 h; 73).

b. Lochea

Lochea adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas.Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus (Eny,2008 h; 78).Proses keluarnya Lochea atau darah nifas ada 4 tahapan :

a. Lochea rubra / Merah (Kruenta)

Lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari ke 4 masa postpartum (Eny, 2008 h;78).

(42)

Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir (Eny, 2008 h;78).

c. Lochea Serosa

Lochea ini berwarn kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit dan robekan/ laserasi plasenta (Eny, 2008 h;78).

d. Lochea Alba/ Putih

Mengandung leukosit , sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba berlangsung selama 2 sampai 6 minngu postpartum (Eny , 2008 h;79).

c. Vagina dan Perineum

Segera setelah pelahiran vagina tetap terbuka lebar, mungkin mengalami beberapa derajat edema dan memar dan celah pada introitus. Setelah satu hingga dua hari pertama pascapartum, tonus otot vagina kembali, celah vagina tidak lebar dan vagina tidak lagi edema (Varney,2008 h;960).

d. Payudara

(43)

e. Perubahan system renal

Pelvis renalis dan ureter yang meregang dan dilatasi selama kehamilan kembali normal pada akhir minggu keempat pascapartum. Segera setelah pascapartum kandung kemih edema mengalami kongesti dan hipotonik yang dapat menyebabkan overdistensi.( Varney, 2008 h;960).

f. Penurunan berat badan

Wanita mengalami penurunan berat badan rata-rata 4,5kg pada waktu melahirkan.Penurunan ini mewakili gabungan berat bayi, plasenta dan cairan amnion. Penentu utama penurunan berat badan pascapartum adalah peningkatan berat badan saat hamil, wanita yang mengalami berat badan yang paling banyak akan mengalami penurunan berat badan yang paling besar pula ( Varney, 2008 h;961).

g. Perubahan Gastrointestinal

Konstipasi mungkin menjadi masalah pada puerperium awal karena kurangnya makanan padat selama persalinan dank arena wanita menahan defekasi ( Varney, 2008 h;961).

h. Perubahan hematologi

Hemoglobin, hematocrit dan hitung eritrosit sangat bervariasi dalam puerperium awal sebagai akibat fluktuasi volume darah, volume plasma, dan kadar volume sel darah merah. Kadar ini dipengaruhi oleh status hidrasi wanita saat itu, volume cairan yang ia dapat selama persalinan dan reduksi volume darah total wanita ( Varney, 2008 h;962).

(44)

a. Pengkajian tanda-tanda vital termasuk kecenderungan selama periode setelah kelahiran.

b. Pemeriksaan payudara, termasuk menunjukan adanya kolostrum dan penatalaksanaan putting susu pada ibu menyusui.

c. Auskultasi jantung dan paru-paru sesuai indikasi dan keluhan ibu atau perubahan nyata pada penampilan atau tanda-tanda vital.

d. Evaluasi abdomen terhadap involusi uterus, diastasis kandung kemih. e. Evaluasi nyeri tekan sudut kosto vertebra jika di indikasikan oleh

keluhan maternal atau tanda-tanda klinis.

f. Pengkajian perineum terhadap memar, edema,hematoma, penyembuhan setiap jahitan, inflamasi supurasi.

g. Pemeriksaan tipe, kuantitas, dan baku lokhea. h. Pemeriksaan anus terhadap adanya hemoroid

i. Pemeriksaan ekstermitas terhadap adanya varikosa, edema, nyeri tekan atau panas pada betis.

( Varney, 2008 h;969) 5. Kebutuhan Dasar Ibu masa Nifas

a. Nutrisi

(45)

menyehatkan bayi. Semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa (Eny , 2008 h;97).

b. Ambulasi Dini

Early ambulation adalah kebijakan untuk sekelas mungkin membimbing klien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan ( Eny, 2008 h;105).

c. Eliminasi 1) Miksi

Miksi disebut normal apabila buang air kecil spontan setiap 3-4jam.Ibu diusahakan dapat buang air kecil sendiri.

2) Defekasi

Biasanya 2-3 hari postpartum masih sulit buang air besar. (Eny, 2008 h;106)

d. Istirahat

Anjurkan ibu supaya istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan ( Eny, 2008 h;107).

6. Adaptasi Psikologi Ibu masa Nifas a. Fase taking in

Periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan dimana ibu pasif terhadap lingkungannya dan hanya fokus pada diinya sendiri.

(46)

Fase ini berlangsung antar hari ke 3 – 10 setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.

3) Fase letting go

Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan

7. Kunjungan Masa Nifas

Kunjungan masa nifas yang dilakukan menurut (Yetti Anggraeni 2010 h;5) antara lain:

a. 6 – 8 jam setelah persalinan, yang bertujuan untuk : a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan

c. Memeberikan konseling pada ibu atau anggota keluarga untuk mencegah perdarahan

d. Pemberian ASI awal atau 1 jam setelah IMD e. Melakukan hubungan antara ibu dan BBL f. Menjaga bayi agar terhindar dari hipotermi 2) 6 hari setelah persalinan, bertujuan untuk :

a. Memastikan bahwa involusi uterus beralan normal dan uterus berkontraksi

b. Menilai adanya tanda tanda demam, infeksi, dan perdarahan abnormal

(47)

d. Memberikan konseling pada ibu tentang perawatan tali pusat 3) 2 minggu setelah persalinan, bertujuan untuk :

a. Memastikan bahwa involusi uterus beralan normal dan uterus berkontraksi

b. Menilai adana tanda tanda demam, infeksi, dan perdarahan abnormal

c. Memastikan ibu menyusui dengan baik

d. Memberikan konseling pada ibu tentang perawatan tali pusat 4) 6 minggu setelah persalinan, bertujuan untuk :

a. Menanyakan pada ibu apakah ada penyulit yang dialami ibu atau bayinya

b. Memberikan konseling untuk penggunaan KB secara dini E. KB ( KELUARGA BERENCANA ALAT KONTRASEPSI)

1. Definisi

Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.Usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen.( Prawirohardjo, 2010 h;53).

(48)

dapat dilakukan oleh pihak wanita (istri) maupun pria (suami) (Koes Irianto, 2012; h.6).

Jadi Dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga berencana adalah sarana untuk pasangan usia subur dalam mencegah terjadinya kehamilan. 2. Menurut (Varney,2010 h;145) Kriteria yang perlu diperhatikan dalam

memilih metode kontrasepsi, antara lai : a. Dapat diterima

b. Biaya c. Keamanan d. Keefektifan e. Ketersediaan

3. Metode Keluarga Berencana

Salah satu peranan penting bidan adalah untuk meningkatkan jumlah penerimaan dan kualitas metode KB kepada masyarakat sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan bidan. Metode KB yang dapat dilaksanakan adalah metode KB sederhana (Kondom, pantang berkala, pemakaian spermisid, senggama terputus ) Metode Kontrasepsi Efektif ( hormonal : suntik KB dan susuk KB, AKDR) ( Manuaba, 2010 h; 592).

4. Jenis dan waktu yang tepat untuk ber-KB :

a. Postpartum: KB Suntik, Norplant/KB susuk/ Implant, AKDR, Pil KB hanya progesterone, Kontap, Metode Sederhana

(49)

d. Saat Menstruasi: AKDR, Kontap, Metode Sedrhana

e. Masa Interval: KB Suntik, KB Implan, AKDR, Metode Sederhana f. Post-Koitus: KB Darurat

( Manuaba, 2010 h; 592)

5. Pemilihan Jenis Kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaan yaitu : a. Menunda Kehamilan

b. Menjarangkan kehamilan ( Mengatur kesuburan) c. Mengakhiri kesuburan ( tidak ingin hamil lagi)

( Sukarni, 2013 h;366) 6. Jenis – Jenis Kontrasepsi : a. Kontrasepsi Alamiah

e. Metode kalender

Metode ini memperhitungkan masa subur wanita yang berkaitan erat dengan siklus menstruasi.Pasangan tidak boleh melakukan hubungan suami istri selama istri pada masa kesuburan (Sukarni, 2013 h;367).

f. Suhu basal tubuh

Peninggian suhu basal tubuh ini mulai 1-2 hari setelah ovulasi dan disebabkan oleh peninggian kadar hormone progesterone (Sukarni, 2013 h;367).

g. Metode lendir serviks

Lendir serviks dapat diperiksa dengan jari pada vagina untunk

(50)

h. Koitus Interuptus

Prinsip dari metode ini adalah mengeluarkan penis menjelang ejakulasi sehingga spermatozoa ditumpahkan diluar ilang senggama (Sukarni , 2013 h;369)

b. KB Metode sederhana : 1) Kondom

Sebagai perisai dari penis sewaktu melakukan koitus, dan mencegah pengumpulan sperma dalam vagina.Bentuk Kondom adalah silindris dengan pinggir yang tebal pada ujung yang terbuka, sedangkan ujung yang buntu berfungsi sebagai penampung sperma. Diameternya biasanya kira – kira 31

– 36,5 mm dan panjang lebih kurang 19 mm. Kondom dilapisi dengan pelicin

yang mempunyai sifat spermatisid (Prawirohardjo, 2009; h.539). 2) Spermisida

Spermasida adalah zat kimia yang dapay melumpuhkan sampai mematikan spermatozoa yang digunakan menjelang hubungan seks.Setela pemasangan sekitar 5 sampai 10 menit, hubungan seksual dapat dilakukan agar sprmasid dapat berfungsi. Kekurangan metode spermasid antara ain merepotkan menjelang hubungan senggama, nilai kepuasan berkurang, dapat menimbulkan iritasi dan alergi, serta kejadian hamil tinggi sekitar 30 samai 35 % karena pemasangan tidak sempurna atau terlalu cepat melakukan senggama (Manuaba, 2010; h. 596-597).

(51)

Pil kontrasepsi mencakup pil kombinasi yang berisi hormone estrogen dan progesterone ( Sukarni , 2013 h;379).Macam-acam Pil :

Pil Kombinasi

Fungsinya adalah untuk menghambat terjadinya ovulasi dan membuat endometrium tidak mendukung implantasi.Keuntungannya dapat meredakan dismenorea dan menoragi, mengurani resiko anemia dan mengurangi resiko penyakit payudara jinak ( Sukarni , 2013 h;379).

Pil Mini

Mini pil hanya berisi progesterone.Keuntungannya dapat diberikan pada wanita yang sedang menyusui ( Sukarni , 2013 h;379).

2) KB Suntik 3 bulan

Metode suntikan KB telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana nasional yang peminatnya makin bertambah (Manuaba,2010h;600). Keuntungannya adalah Tingkat efektifitasnya tinggi dam tidak mengganguu laktasi dan tumbuh kembang bayi (Manuaba, 2010 h;601).Efek samping dari kb suntik:efek samping yang dijumpai pada akspektor kb suntik 3 bulanan adalah amenore( tidak haid), perdarahan bercak (spotting), dan meningkat atau menurunnya berat badan (Saifudin, 2010, h;47).

3) KB Implan/ susuk

(52)

spermatozoa dan menyebabka situasi endometrium tidak siap menjadi nidasi ( Manuaba, 2010 h;602).

Efek samping dari AKBK adalah gangguaan pola haid seperti perdarahan bercak (Spotting), Perdarahan haid memanjang, Amenorhea:mual, anoreksi, sakit kepala, perubahan pada libido, berat badan dan timbulnya akne. Indikasi penggunaan AKBK antara lain wanita – wanita yang ingn memakai kontrasepsi untuk waktu yang lama tetapi tidak bersedia menjalani konrasepsi mantap ataupun AKDR. Serta wanita – wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen.

Kontraindikasi dalam penggunaan AKBK adalah kehamilan atau terduga hamil, penderita penyakit hati, kanker payudara, kelainan jiwa, varikosis, riwayyat kehamilan ektopik, diabetes mellitus, kelainan kardiovaskuler.Waktu pemasangan yang paling baik dalam pemasangan AKBK adalh sewaktu haid berlangsung atau masa pra ovulasi dari siklus haid, sehingga dapat menghindari adanya kehamilan (Prawirohardjo S, 2009; h. 556-560).

4) IUD

IUD merupakan alat kontrasepsi dalam rahim yang menimbulkan perubahan pengeluaran cairan , prostaglandin yang menghalangi kapasitasi spermatozoa. Indikasi pemasangan IUD:

a) Usia reproduktif b) Keadaan nulipara

(53)

( Sukarni, 2013 h;373) a. Mekanisme kerja IUD

Mekanisme kerja IUD belum diketahui dengan pasti namun pendapat yang terbanyak adalah IUD dalam cavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebukan leukosit yang dapat menghancurkan sperma.

b. Keuntungan IUD :

1) Hanya memerlukan sekali pemasangan 2) Tidak menimbulkan efek sistemik

3) Alat itu ekonomis dan cocok untuk penggunaan secara massal 4) Efektifitas cukup tinggi

5) Reversibel c. Efek samping IUD :

1) Perdarahan

2) Rasa nyeri dan kejang di perut 3) Gangguan pada suami

4) Ekspulsi

5) Kontap ( Kontrasepsi Mantap) a. Tubektomi

(54)

Metode ini adalah efektivitas hampir 100%, tidak mempengaruhi libido seksualis, tidak ada kegagalan dari pihak pasien.Kerugian metode ini adalah tindakan ini dianggap tidak reversible walaupun sekarang ada kemungkinan untuk membuka tuba falopii kembali pada mereka yang masih menginginkan anak lagi dengan operasi rekanalisasi.

Indikasi yang boleh untuk melakukan kontrasepsi mantap (KONTAP): (1) Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup,(2) Umur sekitar 30 tahun dengan 3 anak hidup, (3) Umur sekitar 35 tahun dengan 2 anak hidup( Prawiroharjo S, 2009; h.572)

b. Vasektomi

Vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang sederhana dan sangat efektif. Yaitu dengan ouklasi vasdiferen sehingga menghambat perjalanan spermatozoa di dalam semen ( tidak ada pengantar spermatozoa dari testis ke penis ( Sukarni, 2013 h;396).

Kontraindikasi vasektomi hanya apabila pengguna memiliki gangguan pada sembuhnya luka operasi maka hal tersebut harus di sembuhkan terlebih dahulu.

(55)

F. TINJAUAN ASKEB

1. Pengkajian pada ibu : A. Data subjektif

1. Identitas Klien a. Nama

Identitas dimulai dengan nama pasien yang harus jelas dan lengkap (Matondang 2009,h;5)

b. Umur

Pengkajian umur perlu diperhatikan karena salah satu faktor kehamilan dengan resiko tinggi adalah adanya usia kurang dari 19 tahun atau lebih dari 35 tahun (Manuaba, 2012; h. 242).

c. Keluhan Utama

Alasan wanita datang mengunjungi anda diklinik, kantor, kamar gawat darurat, pusat pelayanan persalinan, rumah sakit atau rumahnya yang diungkapkan dengan kata – kata sendiri (dapat berhubungan dengan sistem tubuh) (Varney, 2008; h. 32).

2. Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan menjadi acuan untuk nantinya sebagai penapisan awal terjadinya penyulit pada kehamilan maupun persalinan (Sulistyawati,2010 h;223).

(56)

Pengkajian ini dimaksudkan untuk mengetahui usia pertama kali mengalami menstruasi, umumnya pada usia 12 – 16 tahun. (Sulistyawati, 2010; h. 167)

2) Siklus

Pengkajian siklus menstruasi untuk mengetahui jarak antara menstruasi berikutnya dalam hitungan hari sekitar 23 – 32 hari. (Sulistyawati, 2010; h. 167)

3) Volume

Pengkajian volume dimaksudkan untuk mengetahui seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan. (Sulistyawati, 2010; h. 167)

4) HPHT

Menurut manuaba ( 2012, h. 100) menyatakan bahwa pengkajian hari pertama haid terakhir untuk menentukan umur kehamilan dan hari perkiraan lahir yaitu dengan rumus naegle dengan perhitungan tanggal + 7 bulan – 3 dan tahun + 1.

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

(57)

c. Riwayat kehamilan sekarang

Mengidentifikasi kehamilan sekarang apakah terdapat penyulit, penyakit dalam kehamilan. (Prawirohardjo, 2009; h. 280)

d. Riwayat persalinan sekarang

Mengkaji tanggal, jenis persalinan,penolong, jenis kelamin anak dan keadaan anak untuk mengetahui apakah proses persalinan lancar atau tidak dan apakah bisa berpengaruh pada masa nifas saat ini. (Ambarwati, wulandari, 2010; h. 134)

3. Riwayat perkawinan

Status perkawinan menunjukan gambaran tentang keadaan rumah tangga pasangan serta yang akan menjadi pendamping saat persalinan (Sulistyawati,2010, h;223)

4. Riwayat kontrasepsi

Pengkajian riwayat kontrasepsi untuk mengetahui kontrasepsi yang di inginkan oleh ibu, pengetahuan tentang pilihan penggunaan kontrasepsi, metode kontrasepsi yang sedang digunakan, dan metode kontrasepsi yang pernah digunakan. (Anggreini, 2010; h. 134)

5. Riwayat kebutuhan sehari-hari

a. Nutrisi

Nutrisi merupakan perhatian utama bagi ibu hamil seperti kebutuhan karbohidrat, nutrisi, seperti kalori, protein, zat besi,

(58)

b. Eliminasi

Pada pola eliminasi dikaji untuk mengetahui kebiasaan buang air besar dan buang air kecil kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih (Prawirohardjo, 2009 h; 185).

c. Aktivitas

Pengkajian aktivitas ini dimaksudkan untuk mengetahui aktifitas pasien dirumah apakah kegiatan paien terlalu berat atau tidak yang bisa menyebabkan terjadinya ke khawatiran yang menimbulkan penyulit (Sulistyawati, 2010; h. 170).

d. Istirahat

Istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selama 8 jam dan istirahat rileks pada siang hari 1 jam (Kusmiyati ,2010 h;124)

e. Seksulitas

(59)

f. Personal hygiene

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil, Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat serta harus menjaga Kebersihan gigi dan mulut,karena pada wanita hamil mudah terkena gigi berlubang (Kusmiati,2010 h;105).

B. Data objektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum

Pengkajian keadaan umum bertujuan untuk mengetahui keadaan seseorang dalam kondisi baik atau lemah, jika baik maka ia akan member respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain dan secara fisik tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan. Jika lemah maka seseorang akan memberi respon kurang baik terhadap lingkungan dan orang lain serta sudah tidak mampu berjalan. (Sulistyawati, 2010; h. 175)

b. Kesadaran

Pengkajian kesadaran untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien mulai dari composmentis – koma.(Sulistyawati, 2010; h. 175)

(60)

Melakukan pengkajian tanda vital sangat penting karena tekanan darah, nadi, suhu dan respirasi pada ibu hamil dan menjelang proses persalinan akan mengalami peningkatan akibat metabolism pada tubuh yang meningkat (Varney, 2008.h;686).

3. Berat badan

Pengkaijan berat badan pada ibu hamil untuk mengetahui kenaikan berat badan.Kenaikan berat badan selama hamil normalnya dari 6,5kg sampai 15 kg selama hamil. Berat badan yang bertambah besar atau kurang, perlu mendapatkan perhatian khusus dikarenakan akan menyebabkan penyulit dalam kehamilan maupun persalinan Manuaba,2010 h;116-117).

4. Tinggi badan

Pengkajian tinggi badan diperlukan untuk mengetahui kondisi ibu bahwa ibu hamil yang termasuk kedalam faktor resiko tingggi salah satunya adalah tinggi badan kurang dari 145 cm (Manuaba,2012 h;241).

5. LILA

(61)

6. Pemeriksaan fisik

a. Kepala dan Wajah

Ada perubahan warna kulit saat kehamilan dibagian wajah, (adanya cloasma gravidarum) dikarenakan adanya stimulasi MSH (Melanoctye Stimulating Hormone) (Kusmiyati,2010 h;98).

b. Abdomen

Pada Kulit daerah abdomen wanita hamil perubahan yang disebut striae gravidarum yaitu perubahan warna seperti jaringan parut terjadi karena adrenokortikosteroid (Kusmiyati,2010 h;98).

c. Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI saat laktasi. Perkembangan Payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormone saat kehamilan, yaitu estrogen, progesterone dan somatomamotrofin (Manuaba,2012 h;92).

d. Genetalia

(62)

e. Palpasi :

1) Leopold I

Menentukan apa yang terletak di fundus uteri pada letak kepala akan teraba bokong yaitu tidak keras dan tidak melenting dan tidak bulat (Manuaba, 2012 h;117).

2) Leopold II

Meraba bagian yang letaknya membujur dapat ditetapkan punggung janin yang teraba rata dengan tulang iga seperti papan (Manuaba, 2012 h;117).

3) Leopold III

Leopold III dilakukan untuk menetapkan bagian apa yang berada di atas simpisis pubis jika teraba kepala akan teraba bulat dan keras (Manuaba, 2012 h;117)

4) Leopold IV

Apabila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran terbesarnya maka dikatakan divergen jika belum masuk panggul maka konvergen (Manuaba,2012 h;117).

f. TFU

Ada hubungan antara tinggi fundus uteri dan tuanya kehamilan di ukur menggunakan rumus yaitu 3,5 cm dikali dengan tuanya umur kehamilan.

(63)

g. Aukultasi DJJ

Mendengarkan DJJ selama minimal 60 detik Gangguan kondisi kesehatan janin ditunjukan dari DJJ yang kurang dari 120 atau lebih dari 160 kali per menit (APN ,2008 h;41).

h. His

Menurut JNPK-KR, (2008; h. 37) menyatakan bahwa pemantauan his dilakukan untuk mengetahui frekuensi dan lamanya kontraksin uterus, frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit.

i. Pemeriksaan dalam

j. Penipisan dan pembukaan merupakan akibat langsung dari kontraksi. Dilatasi secara klinis dievaluasi dengan mengukur diameter pembukaan servicks dalam sentimeter dengan 0 sentimeter menunjukan os servicks eksternal tidak membuka dan 10 sentimeter dianggap pembukaan lengkap (Varney,2008 h;677).

k. Pemeriksaan penunjang (laboratorium)

Pemeriksaan laboratorium dikaji untuk mengetahui kadar protein dan kadar gula dalam urin serta kadar hemoglobin dalam darah.

C. Assessment

(64)

D. Planning

Membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data. (Muslihatun, 2010; h. 249)

II. Pengkajian pada bayi A. Subyektif

1) Riwayat kesehatan

a) Riwayat kesehatan maternal

Mengkaji adanya penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit ginjal, penyakit kelamin, riwayat abortus. (Muslihatun, 2010; h. 252)

b) Riwayat kesehatan perinatal

Mengkaji riwayat premature, partus lama, penggunaan obat selama persalinan, gawat janin dan lainnya. (Muslihatun, 2010; h. 252)

c) Riwayat kesehatan keluarga

Mengkaji kelainan atau gangguan metabolic atau penyakit genetic pada keluarga.(Muslihatun, 2010; h. 252)

d) Pola nutrisi

Pada bayi baru lahir sebaiknya langsung disusukan kepada ibunya, kebutuhan minum hari pertama 60 cc / kgBB, selanjutnya ditambah 30 cc / kgBB.(Jenny, 2013; h. 162).

e) Pola eliminasi

(65)

lembek, berwarna hitam kehijauan, urin normalnya berwarna kuning jernih. (Jenny, 2013; h. 162)

f) Pola istirahat

Pengkajian pola istirahat bayi untuk mengetahui pola tidur dalam batas normal atau tidak, pola istirahat normal bayi baru lahir 14 – 18 jam / hari. (Jenny, 2013; h. 162).

g) Aktifitas

Pengkajian pola aktivitas bayi untuk mengetahui aktivitas sehari – hari, aktivitas bayi seperti menangis, BAK, BAB, serta memutar kepala untuk mencari putting susu(Jenny, 2013; h. 162).

B. Obyektif

1. Pemeriksaan umum

Pengkajian keadaan umum bertujuan untuk mengetahui keadaan seseorang dalam kondisi baik atau lemah, jika baik maka ia akan member respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain dan secara fisik tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan. Jika lemah maka seseorang akan memberi respon kurang baik terhadap lingkungan dan orang lain serta sudah tidak mampu berjalan. (Sulistyawati, 2009; h. 175)

2. Tanda vital

a. Denyut jantung

Gambar

Tabel 2.2 Teori
Tabel 2.1. Refleks Pada Bayi Baru Lahir
Tabel 2. Perubahan Ukuran dan berat uterus

Referensi

Dokumen terkait

Menurut pendapat Smith dan Chaffey, “ internet marketing atau biasa di sebut juga sebagai digital marketing merupakan inti dari sebuah ebusiness, dengan semakin dekatnya

Umumnya digunakan oleh manajemen non-akuntansi yang lebih tinggi untuk

15 Jadi, dalam penelitian ini metode observasi yang digunakan adalah observasi dengan

Diagram Alir Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah dengan Alat – Alat yang Digunakan, Jumlah Unit, dan Kapasitas Masing - Masing Alat………... Diagram Alir Proses Beserta Neraca

Apakah sebelum memasak Anda mencuci peralatan yang akan Ya / Tidaka. digunakan

◦ pemodelan proses, mendeskripsikan proses (input ditransformasi menjadi output). ◦ pembangkitan aplikasi, jika mungkin menggunakan kembali komponen program yang ada. ◦

Menurut anda, di bawah ini yang manakah makanan paling banyak mengandung protein..

Knowledge management merupakan kegiatan organisasi dalam mengelola pengetahuan sebagai aset, dimana dalam berbagai strateginya ada penyaluran pengetahuan yang tepat