POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP ANAK INTROVERT DAN EKSTROVERT
(Studi Kasus Pada Keluarga Anak Introvert dan Ekstrovert di Desa Brangsi)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)
Oleh : Nazrianul Azizi NIM : B96212120
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI JURUSAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
ABSTRAK
Nazrianul Azizi, B96212120, 2016. Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Introvert dan Ekstrovert (Studi Kasus Pada Keluarga Anak Introvert dan Ekstrovert di Desa Brangsi). Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi universitas islam negeri sunan ampel Surabaya.
Kata Kunci : Pola Komunikasi, Anak Introvert dan Ekstrovert.
Penelitian ini mengkaji dua hal, yaitu : (1) Bagaimana pola komunikasi orang tua terhadap anak introvert dan ekstrovert, (2) Apa saja bentuk komunikasi orang tua terhadap anak introvert dan ekstrovert.
Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini digunakanlah metode penelitian deskriptif kualitatif yang berguna untuk memberikan fakta dan data mengenai pola dan bentuk komunikasi anak introvert dan ekstrovert, dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa : Pertama, pola komunikasi orang tua terhadap anak introvert adalah pola komunikasi primer, sekunder dan linier, sedangkan pola komunikasi orang tua terhadap anak ekstrovert adalah primer, sekunder, linier dan sekular. Kedua, bentuk komunikasi orang tua terhadap anak introvert dan ekstrovert adalah interpersonal. Peneliti juga menemukan bahwa pendekatan komunikasi yang tepat untuk menghadapi anak introvert adalah komunikasi persuasif, begitu juga agar tercapainya komunikasi yang efektif sangat terpengaruh oleh hubungan interpersonal antara komunikator dan komunikan, adapula faktor ekonomi yang menjadi pengaruh kepribadian anak introvert.
Bertitik tolak dari penelitian ini, maka peneliti menyarankan untuk peneliti berikutnya yakni untuk lebih mengungkap faktor-faktor yang lain yang mengakibatkan pembentukan type kepribadian anak, seperti faktor keluarga, faktor lingkungan begitu juga faktor yang lainnya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………..…….…. i
PERNYATAAN KEASLIAN DATA………..……….. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….……….…….……. iii
PENGESAHAN PENGUJI …………..……….………...….…….... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……….……….. v
KATA PENGANTAR ……….……….. vi
ABSTRAK ……….……….………… viii
DAFTAR ISI ……….. ix
DAFTAR TABEL ………..……… xii
DAFTAR GAMBAR ……….……… xiii
BAB I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang………... 1
B.Rumusan Masalah……….. 4
C.Tujuan Penelitian……… 4
D.Manfaat Penelitian………. 5
E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu……….. 5
F. Definisi Konsep……….. 7
G.Kerangka Pikir Penelitian………. .. 16
H.Metode Penelitian……….. 17
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian………. 17
2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian……….... 19
3. Jenis dan Sumber Data……… 19
4. Tahap-tahap Penelitian……… 22
5. Teknik Pengumpulan Data……….. 24
6. Teknik Analisis Data……… 25
7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data………... 25
I. Sistematika Pembahasan……….………. 26
BAB II : KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka……… 28
1. Ruang Lingkup Komunikasi……….…… 28
b. Tujuan dan Fungsi Komunikasi………..…… 30
c. Proses Komunikasi………...….... 33
d. Sifat-sifat Komunikasi……….….….... 34
2. Bentuk dan Pola Komunikasi………... 35
a. Bentuk Komunikasi……….……... 35
b. Pola Komunikasi………...… 36
c. 3. Anak Introvert dan Ekstrovert………. 41
Persamaan dan Perbedaan Bentuk dan Pola Komunikasi………… 40
7 .. 47
…. 47 B. an Lokasi Peneliti... 56
1. Deskripsi Subyek………...………. ……… 80
rhadap Anak Introvert dan Bentuk Komunikasi Orang Tua Terhadap anak introvert dan …………. 84
a. Anak Introvert………... 41
b. Anak Ekstrovert……… 42
4. Bentuk dan Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Introvert dan Ekstrovert... 4
a. Bentuk Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Introvert dan Ekstrovert……….…… b. Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Introvert dan Ekstrovert…………..……… Kajian Teori………. 48
1. Teori Persuasif………... 48
2. Teori Interpersonal………..…………... 50
BAB III : PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Subyek, Obyek D 56 2. Deskripsi Obyek………..………….. 59
3. Deskripsi Lokasi Penelitian………..……… 59
B. Deskripsi Data Penelitian………..……….………... 61
1. Wawancara Pola dan Bentuk Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Introvert... 61
2. Wawancara Pola dan Bentuk Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Ekstrovert……...………...………. 71
BAB IV : ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian…… 1. Pola Komunikasi Orang Tua Te Ekstrovert………. 81
2. ekstrovert………. B. Konfirmasi Teori Dengan Temuan………..………….……….... 85
nikasi Orang Tua Terhadap Anak Introvert dan
Ekstrovert.………..………. . 94
1. Pola Komu
2. Bentuk Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Introvert dan
Ekstrovert.………...….... . 97
B. Rekomendasi………...……… 98
DAFTAR PUSTAKA BIODATA PENULIS
AMPIRAN L
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah proses simbolik, salah satu kebutuhan pokok
manusia, simbolisasi atau penggunaan lambang. Manusia memang
satu-satunya yang menggunakan lambang, dan itulah yang membedakan manusia
dengan mahluk lainnya. Ernst Cassirer mengatakan bahwa keunggulan
manusia atas mahluk lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal
symbolicum.1
Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk
sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang
meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non verbal, dan objek maknanya di
sepakati bersama, misalnya memasang bendera bendera di halaman rumah
untuk menyatakan penghormatan atau kencintaan kepada Negara.
Kemampuan manusia menggunakan lambang verbal memungkinkan
perkembangan bahasa dan menanggani hubungan antara manusia dan objek
(baik nyata ataupun abstrak) tanpa kehadiran manusia dan objek tersebut.
Pentingnya proses komunikasi antara orang tua dengan anak agar
tercapainya komunikasi yang efektif menjadikan suatu hal yang menarik
untuk diteliti, tidak semua anak mampu berkomunikasi dengan baik, yang
1
2
ditemui banyak anak yang pendiam dan cuek dengan orang tuanya kadang
dengan orang di lingkungannya juga, akan tetapi ada anak juga yang suka
membicarakan semua hal dengan orang tuanya karena anak seperti itu pasti
memeliki kepribadian yang baik dengan didikan dari orang tuanya.
Hubungan interpersonal yang baik antara anak dengan orang tua
sangat dibutuhkan dalam hal komunikasi keduanya karena untuk terciptanaya
komunikasi yang baik diharuskan ada hubungan interpersonal antara
komunikan dan komunikator yang baik pula sehingga akan tercipta feedback
yang baik. Terkadang konflik timbul dari masalah-masalah kecil yang didasari
hubungan yang kurang baik.
Kembali keindivu yang banyak ditemui mudah terprovokasi oleh
lingkungannya dengan isu-isu yang belum tentu benar secara pasti, begitu
juga banyaknya individu yang menutup diri dari lingkungan terutama pada
konteks anak yang terkadang dibatasi oleh orang tuanya untuk tidak bermain
dengan teman sebayanya maupun dengan orfang di lingkungannya, di sini
peran orang tua dalam mendidik karakter anak sangatlah besar karena anak
banyak menghabiskan waktu dengan orang tua di rumah, faktor tertentu pasti
akan mempengaruhi karakter anak seperti faktor orang tua, ekomoni maupun
lingkungan juga sangat berpengaruh besar.
Komunikasi merupakan sebuah kebutuhan pokok manusia agar dapat
berinteraksi dengan satu sama lain, agar mencapai komunikasi yang efektif
3
komunikan yakni orang yang menerima pesan. Tetapi tidak semua orang
mampu melakukan komunikasi dengan baik karena setiap manusia juga
memliki tipe kepribadian yang berbeda.
Kepribadian dan kehidupan psikologis setiap anak memang
berbeda-beda. Sebagian anak mungkin tumbuh dengan kepercayaan diri dan
keberanian yang tinggi, sementara sebagian lain mungkin lahir dengan
kecenderungan pribadi yang introvert. Kepribadian introvert bukanlah sebuah
penyakit, melainkan kondisi psikologis dimana seorang anak lebih pendiam
dan cenderung menutup dan menarik diri dari lingkungannya. Biasanya anak
introvert memiliki kesulitan dalam kehidupan bersosialisasi karena mereka
tidak memiliki keberanian dan kepercayaan yang tinggi, selain itu anak
introvert juga cenderung menjawab pertanyaan dengan singkat, enggan
mengungkapkan isi hatinya dan cenderung lebih pendiam jika di bandingkan
dengan anak ekstrovert.
Dalam anak ekstrovert terdapat banyak perbedaan yakni dengan cara
bergaul maupun cara berkomunikasi dengan lingkungan, anak ekstrovert lebih
terbuka dengan orang lain sehingga mudah bergaul. Tapi ada juga kekurangan
dalam anak ekstrovert yakni sulit untuk menerima nasihat dari orang lain
karena wataknya yang keras kepala.
Dalam konteks komunikasi keluarga, orang tua seharusnya bisa
memahami tipe kepribadian anak mereka, setiap anak di lahirkan dengan tipe
4
Terkadang banyak di temui beberapa anak yang tertutup dan pendiam ada
juga anak yang berlawanan yakni mudah bergaul dengan siapa saja dan
mudah di ajak komunikasi, dari sana peran keluarga sangatlah penting dalam
mendidik atau membentuk tipe kepribadian seorang anak, cara komunikasi
orang tua dalam lingkungan keluarga sangatlah besar pengaruhnya terhadap
anak. Komunikasi keluarga adalah suatu kegiatan yang pasti terjadi dalam
keluarga.2 Tanpa komunikasi sepilah kehidupan keluarga dari kegiatan
berbicara, berdialog, bertukar pikiran, dan sebagainya. Dilatarbelakangi
kondisi diatas maka peneliti tertarik untuk mengenal dan memahami pola
komunikasi anak introvert dan ekstrovert.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola komunikasi orang tua terhadap anak introvert dan
ekstrovert ?
2. Apa saja bentuk komunikasi orang tua terhadap anak introvert dan
ekstrovert ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk memahami dan mendeskripsikan pola komunikasi orang tua
terhadap anak introvert dan ekstrovert.
2. Untuk memahami dan mendeskripsikan bentuk-bentuk komunikasi orang
tua terhadap anak introvert dan ekstrovert.
2
5
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
 Secara teoritis hasil penelitian ini akan dapat mengembangkan
kajian studi keilmuan dalam Ilmu Komunikasi, khususnya dalam
hal penelitian kualitatif tentang pola komunikasi orang tua
terhadap anak introvert dan ekstrovert.
2. Secara Praktis
 Secara praktis hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk semua
orang tua agar mengerti apakah anaknya tergolong anak introvert
atau anak ekstrovert.
 Untuk memenuhi syarat tugas akhir kelulusan yakni skripsi.
E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
1. Skripsi Yunita Hariyani mahasiswa institute agama islam negeri sunan
ampel Surabaya tahun 2013 dengan judul “POLA KOMUNIKASI
ORANG TUA DENGAN ANAK INDIGO” menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif, hasil temuan penelitian pola komunikasi
orang tua terhadap anak indigo adalah komunikasi primer, linear dan
sirkuler. Dan orang tua menggunakan teori persuasife dalam
berkomunikasi dan dalam mengatasi hambatan – hambatannya. Peneliti
6
antarpribadi yang di gunakan oleh orang tua dan menyikapi hambatan
yang terjadi dalam komunikasi dengan anaknya yang indigo.
Sedangkan perbedaannya dalam penelitian skripsi ini adalah tentang
anak indigo untuk peneliti sendiri tentang anak introvert dan extrovert
tetapi sama-sama meneliti tentang anak, dan tujuan untuk penelitian ini
adalah untuk mengetahui pola dan bentuk komunikasi orang tua terhadap
anak introvert dan ekstrovert pada keluarga anak introvert dan ekstrovert
di desa brangsi.
2. Skripsi Farhan Ladilillah, mahasiswa institute agama islam negeri sunan
ampel Surabaya tahun 2010 dengan judul “POLA KOMUNIKASI ANAK
JALANAN : ;STUDI ETNOGRAFI KOMUNIKASI PADA LEMBAGA
SWADAYA MASYARAKAT AREK LINTANG SURABAYA”
menggunakan metode deskriptif kualitatif, hasil temuan penelitian di
temukan bahwa dalam melakukan hubungan komunikasi, anak jalanan
lebih cenderung menggunakan simbol – simbol verbal sebagai sandi.
Kode atau isyarat ketika berkomunikasi dengan sesama anggota
komunitas apabila ada pembicaraan dengan hal – hal yang penting atau
sifatnya rahasia yang itu bagi orang lain tidak boleh mengetahuinya.
Selain itu terdapat pola komunikasi yang harmonis dan dinamis antara
anak jalanan dengan sesama komunitasnya dan dengan relawan
pendamping yang ada di LSM alit Surabaya, hal itu di karenakan adanya
7
Sedangkan perbedaan penelitian dalam skripsi ini yakni tentang anak
jalanan dan anak sedangkan peneliti sendiri tentang anak introvert
ekstrovert, tetapi meliki kesamaan meneliti tentang anak, dan tujuan
penelitian skripsi peneliti ini yakni untuk mengetahui pola dan bentuk
komunikasi orang tua terhadap anak introvert dan ekstrovert pada keluarga
anak introvert dan ekstrovert di desa brangsi.
F. Definisi Konsep
1. Pola Komunikasi
Pola diartikan sebagai bentuk struktur yang tetap. Sedangkan
komunkasi adalah proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang
di sampaikan. Komunikasi juga dapat di artikan pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara
yang tepat sehingga pesan yang di maksud dapat di pahami; hubungan;
kontak. Dengan demikian pola komunikasi adalah pola hubungan anatara
dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan
cara yang tepat sehingga pesan yang di maksud dapat di pahami.3
Pola komunikasi merupakan model dari proses komunikasi,
sehingga dengan adanya berbagai macam model komunikasi dan bagian
dari proses komunikasi akan dapat ditemukan pola yang cocok dan mudah
digunakan dalam berkomunikasi. Pola komunikasi identik dengan proses
3
8
komunikasi, karena pola komunikasi merupakan bagian dari proses
komunikasi. Proses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas
menyampaikan pesan sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan.
Dari proses komunikasi, akan timbul pola, model, bentuk dan juga
bagian-bagian kecil yang berkaitan erat dengan proses komunikasi. Di sini akan
diuraikan proses komunikasi yang sudah masuk dalam kategori pola
komunikasi yaitu:
a) Pola Komunikasi Primer
Merupakan suatu proses penyampaian pikiran oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu symbol
(symbol) sebagai media atau saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi
dua lambang yaitu lambang verbal dan lambang nob verbal.
Lambang verbal yaitu bahas sebagai lambang verbal yaitu paling
banyak dan paling sering digunakan, karena bahasa mampu
mengungkapkan pikiran komunikator.4 Lambang non verbal yaitu
lambang yang digunakan dalam berkomunikasi yang bukan bahasa,
merupakan isyarat dengan anggota tubuh antara lain mata, kepala,
bibir, tangan. Selain itu gambar juga sebagai lambang komunikasi
non verbal, sehingga dengan memadukan keduanya maka proses
komunikasi dengan pola ini akan lebih efektif. Pola komunikasi ini
4
9
dinilai sebagai model klasik, karena model ini merupakan model
pemula yang dikembangkan oleh Aristoteles.
b) Pola Komunikasi Sekunder
Proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang pada media pertama. Komunikator
menggunakan media kedua ini karena yang menjadi sasaran
komunikasi yang jauh tempatnya, atau banyak jumlahnya. Dalam
proses komunikasi secara sekunder ini semakin lama akan semakin
efektif dan efisien, karena didukung oleh teknologi komunikasi yang
semakin canggih. Pola komunikasi ini didasari atas model sederhana
yang dibuat Aristoteles, sehingga mempengaruhi Harold D. Lasswell,
seorang sarjana politik Amerika yang kemudian membuat model
komunikasi yang dikenal dengan formula Lasswell pada tahun 1984.
c) Pola Komunikasi Linear
Linear di sini mengandung makna lurus yang berarti
perjalanan dari satu titik ke titik lain secara lurus, yang berarti
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai
titik terminal. Jadi dalam proses komunikasi ini biasanya terjadi
dalam komunikasi tatap muka (face to face), tetapi juga adakalanya
10
disampaikan akan efektif apabila ada perencanaan sebelum
melaksanakan komunikasi.5
d) Pola Komunikasi Sirkular
Sirkular secara harfiah berarti bulat, bundar atau keliling.
Dalam proses sirkular itu terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu
terjadinya arus dari komunikan ke komunikator, sebagai penentu
utama keberhasilan komunikasi. Dalam pola komunikasi yang seperti
ini proses komunikasi berjalan terus yaitu adaya umpan balik antara
komunikator dan komunikan.
Dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi di sini ialah tata
cara berkomunikasi agar mampu tercipta komunikasi yang baik
dengan proses penyampaian pesan antara komunikan dengan
komunikator, baik secara verbal maupun non verbal, antara dua
orang atau lebih sehingga pesan yang disampaikan mampu dipahami
oleh penerima pesan begitu juga yang terpenting adalah feedback
respon hubungan timbal balik antara komunikan dan komunikator.
2. Anak Introvert dan Ekstrovert
Anak adalah seorang laki-laki atau perempuan yang belum dewasa
atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan orang kedua, di mana kata “anak” merujuk pada lawan dari orang tua,
5
11
orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka meskipun mereka telah
dewasa.
a. Anak Introvert
Menurut Jung orang dengan sikap introvert berdasarkan
pemikiran yang dominan biasanya tidak memiliki emosi dan tidak
ramah serta kurang bergaul. Hal ini terjadi karena mereka memiliki
kecenderungan untuk memperhatikan nilai abstrak di bandingkan
orang-orang dan lingkungan sekitarnya. Mereka lebih mengejar dan
memperhatikan pemikirannya tanpa mempedulikan apakah ide mereka
di terima oleh orang lain atau tidak. Mereka biasanya keras kepala,
sombong, dan berpendirian. Contoh orang dari kepribadian ini adalah
Philosophers.6
Orang yang introvert terutama dipengaruhi oleh dunia
subyektif, yaitu dunia di dalam dirinya sendiri. Orientasinya terutama
tertuju ke dalam pikiran, perasaan, serta tindakan-tindakannya
terutama ditentukan oleh faktor-faktor subyektif. Penyesuain dengan
dunia luar kurang baik; jiwanya tertutup, sukar bergaul, sukar
berhubungan dengan orang lain, kurang dapat menarik hati orang lain.
Penyesuaian dengan hatinya sendiri baik.7
b. Anak Ekstrovert
6
Nur aini oktavia, Simple ways to read people characteristic, (Jogjakarta : Diva press 2013), hlm. 34 7
12
Ekstrovert memiliki kecenderungan untuk muncul seorang diri,
dingin, dan sombong.8 Orang ekstrovert terutama dipengaruhi oleh
dunia okyektif, yaitu dunia luar dirinya. Orientasinya terutama tertuju
keluar : pikiran, perasaan serta tindakan-tindakannya terutama di
tentukan oleh lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun
lingkungan non sosial. Dia bersikap positif pada masyarakat : hatinya
terbuka, mudah bergaul, hubungan dengan orang lain lancar.
Menurut jung tipe kepribadian introvert dan ekstrovert terbagi
menjadi empat fungsi yaitu pemikiran, perasaan, sensasi dan intuitif.
Pertama pemikiran introvert seperti rekannya yang ekstrovert,
orang yang introvert juga sangat dipengaruhi ide-ide, walaupun ide
orisinilnya bukan merupakan data yang objektif tetapi dalam fondasi
subjektifnya. Dia akan mengikuti ide-idenya seperti ekstrovert, dalam
dalam arah yang sebaliknya, kedalam bukan ke luar.9
Fondasi subjektif pemikirannya yang introversi ini merupakan
ketidaksadaran kolektif. Ide-ide kreatif muncul dari sumber ini dan
bukan dari sumber lain, seperti otoritas moral tradisionalsebagai akibat
pemusatan perhatian internal itu, pemikiran introversi tampak dingin,
menjauhkan diri dan tidak mudah bergabung dengan orang lain. Dia
8
Nur aini oktavia, Simple ways to read people characteristic, (Jogjakarta : Diva press 2013), hlm. 34
9
13
juga menjadi orang yang susah mengartikulasikan ide-idenya.
Pemikiran ekstrovert untuk sepanjang hidupnya bergantung pada
kesimpulan intelektual, yang hasil akhirnya selalu berorientasi pada
objektif, jenis orang ini (hidup dengan suatu) formula intelektual.
Dengan formula inilah baik dan jahat diukur dan cantik atau jelek
ditentukan jika formulanya cukup lebar, tipe ini bisa berguna bagi
kehidupan social tetapi formulanya lebih sempit, dia akan lebih
berkembang menjadi penggerutu dan pengkritik yang merasa serba
benar.10
Kedua Perasaan introvert, mereka sangat pendiam, dan sangat
sukar menegerti, seringkali mereka bersembunyi di balik sikap
kekanak-kanakan, dan bertemperamen melankolis. Mereka tidak
tampak cerah atau spontan.11
Perasaan ekstrovert orang ini hidup dalam situasi objektif dan
nilai-nilai umum, dengan kata lain perasaan dan perilaku mereka
dikontrol oleh norma-norma sosial yaitu sesuatu yang justru
diinginkan orang lain. sebagai konsekuensinya perasaan mereka dapat
berubah dari situasi satu ke situasi yang lain dan dari satu orang ke
lain orang.
10
Jung, 1923, hlm 346-347
11
14
Jung mengatakan bahwa wanita adalah contoh terbaik tipe ini.
Sesorang wanita misalnya menentukan pertunangan karena orang
tuanya menunjukan calon suaminya. Perasaan cinta pada tunangannya
didasarkan atas pertimbangan orang tuanya, jika orang tua
menyukainya berarti baik, tetapi jika mereka tidak suka, dia akan
menolak. Tipe orang seperti ini pemikirannya sangat terepresi.12
Ketiga Sensasi introvert, menurut teori psikonalisis dari jung,
orang ini cenderung tenggelam dalam sensasi fisik mereka dan untuk
mencari hal yang tidak menarik dari dunia sebagai perbandingan.
Biasanya mereka adalah orang-orang yang tenang, kalem,
self-controlled, tetapi mereka juga membosankan dan kurang bisa
berkomunikasi.13
Sensasi ekstrovert orang dengan tipe ini biasanya adalah
bisnismen, mereka biasanya realistis, praktis, dan pekerja keras.
Mereka menikmati apa yang dapat mereka indrai dari dunia ini,
menikmati cinta, dan mencari kegairahan. Mereka mudah di pengaruhi
oleh peraturan dan mudah ketagihan pada berbagai hal.
12
Paulus budiraharjo, mengenal teori kepribadian mutakhir, (Yogyakarta : kanisius, 1997), hlm. 51
1313
15
Keempat Intuitif Introvert, orang dengan tipe ini memiliki
intensitas intuitif yang tinggi. Akibatnya mereka terpisah dari realitas
eksternal. Orang demikian sangat misterius di mata sahabatnya, karena
sukar dip ahami orang lain dan mereka tidak mampu berkomunikasi
secara efektif. Adapula segi positifnya yakni mereka berpandangan
luas dan mistis.
Intuitif ekstrovert orang yang selalu mencari hal baru, mereka
sangat baik dalam mempromosikan hal-hal yang baru. Mereka tidak
dapat bertahan dengan satu ide, pekerjaan, maupun lingkungan karena
sesuatu yang baru merupakan tujuan hidup mereka.
Berdasarkan dari rangkaian definisi konsep di atas dapat di
tarik benang merah bahwa pola komunikasi anak introvert dan
ekstrovert memilki perbedaan karena anak introvert yang cenderung
tertutup dan anak ekstrovert yang cenderung terbuka, perbedaan watak
antara anak introvert dan ekstrovert yakni cenderung menerima dan
mudah di atur untuk anak introvert, sedangkan anak ekstrovert yakni
susah diatur dan keras kepala dengan perbedaan watak tersebut akan
16
G. Kerangka Pikir Penelitian
Dalam konteks penelitian di atas, peneliti menggambarkan kerangka
pikir penelitian Pola komunikasi anak introvert dan ekstrovert adalah sebagai
berikut :
Dalam bagan skematik tersebut dapat dilihat bahwa komunikasi dapat
di lakukan di mana saja di lingkungan luar rumah maupun lingkungan
keluarga, ketika orang tua berkomunikasi dengan anak introvert maupun
ekstrovert menggunakan bentuk komunikasi interpersonal sedangkan sifat
komunikasi tersebut ialah komunikasi persuasif karena sangat efektif. POLA KOMUNIKASI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK KOMUNIKASI PERSUASIF
ORANG TUA
TEORI PERSUASIF
POLA DAN BENTUK
KOMUNIKASI
17
Komunikasi persuasif ialah komunikasi yang di lakukan dengan cara halus
dan membujuk komunikan.14
komunikasi interpersonal atau di sebut juga dengan komunikasi
antarpribadi ialah komunikasi antara seseorang dengan orang lain, bisa
berlangsung secara tatap muka maupun dengan bantuan media.15 Pengertian
yang sangat sederhana dari komunikasi antarpribadi atau komunikasi
interpersonal adalah proses penyampain dan penerimaan pesan antara
pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver) baik secara langsung
maupun tidak langsung. Komunikasi di katakan secara langsung (primer)
apabila pihak-pihak yang terlibat komunikasi dapat saling berbagi informasi
tanpa melalui media. Sedangkan komunikasi tidak langsung (sekunder)
dicirikan oleh adanya penggunaan media tertentu.16
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah studi kasus, penelitian ini
melakukan pemerikasaan yang mendalam terhadap suatu keadaan atau
kejadian yang di sebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang
sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis
informasi, dan pelaporan hasilnya, sebagai hasilnya akan di peroleh
14
Suranto AW, komunikasi Sosial Budaya, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), hal. 14 15
Suranto AW, komunikasi Sosial Budaya, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), hal. 13 16
18
pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat
menjadi dasar bagi riset selanjutnya.
Jadi pendekatan studi kasus yakni memusatkan diri secara intensif
pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai kasus dan data
yang diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan dengan kata lain data
dikumpulkan dari berbagai sumber, pendekatan ini merupakan bagian dari
jenis pendekatan deskriptif karena penelitian yang dilakukan secara
intensif, terperinci dalam mendalam pada suatu individu, lembaga atau
gejala tertentu dengan daerah atau subjek yang sempit.
Sedangkan jenis penelitiannya menggunakan kualitatif. Metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, di gunakan untuk meneliti pada objek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.17
17
19
2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian
Subjek penelitian ini adalah keluarga ibu Hentik Elfiyah dan ibu Sus
Ainiyah yang mempunyai anak introvert sedangkan keluarga ibu Siti dan
ibu Suafa yang mempunyai anak ekstrovert.
Objek dalam penelitian ini adalah ilmu komunikasi dalam kajian pola
dan bentuk komunikasi orang tua terhadap anak introvert dan ekstrovert
Lokasi penelitian adalah di desa brangsi, tempat dimana peneliti
tinggal dan menetap.
3. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden
maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk
statistik atau dalam bentuk lainnya guna penelitian dimaksud.
1) Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data pendukung. Data yang digunakan
dalam penelitian dikumpulkan peneliti yang berupa studi
kepustakaan, yaitu dengan cara mempelajari melalui internet dan
buku-buku referensi tentang penelitian ini.
2) Data Primer
Data Primer adalah data utama yang diperoleh melalui
observasi atau pengamatan pada obyek penelitian serta wawancara
20
adalah orang-orang yang benar-benar mengetahui dan memahami
kondisi yang ada pada subyek penelitian. Dalam menentukan data
dan informasi apa saja yang dibutuhkan dalam penulisan, penulis
mengacu pada poin-poin tujuan penulisan.18
b. Sumber Data
Sumber data diperoleh langsung di lapangan dengan metode
observasi dan wawancara kepada informan. Informan adalah orang
yang benar-benar tahu dan terlibat dalam subyek penelitian tersebut,
peneliti memastikan dan memutuskan siapa orang yang dapat
memberikan informasi yang relevan yang dapat membantu menjawab
pertanyaan penelitian Sumber data yang berupa informan. Peneliti
memperoleh dari subyek penelitian yang ditentukan dengan pola
purposive sampling. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumen dan lainnya.19
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu misalnya akan melakukan penelitian tentang
kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang ahli
makanan, karena penelitian ini tentang pola komunikasi orang tua
18
Sugiyono. op. cit., h. 46. 19
21
terhadap anak introvert dan ekstrovert maka sampel dan sumber
datanya adalah keluarga yakni orang tua dan anak introvert dan
ekstrovert.
c. Teknik Pengumpulan Data
1) Wawancara Mendalam (Indepth Interview)
Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data
atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan
informan agar mendapatkan data yang lengkap dan mendalam.
Wawancara yang di lakukan dengan frekuensi tinggi
(berulang-ulang) secara intensif.20 Informan pada penelitian kali ini di ambil
dari sumber data primer, yaitu orang tua yang memiliki anak
introvert dan ekstrovert di desa brangsi dengan criteria peneliti.
Wawancara mendalam adalah proses memperoleh leterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka atara pewawancara dengan informan atau orang yang di
wawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara. Di mana pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan sosial relatif lama.
2) Pengamatan
20
Rachmat Krisyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta : Perdana Media Group, 2006) hlm.
22
Kegiatan pengamatan di lakukan selama berada di sekolah
maupun di kehidupan sehari-hari. Dengan di lakukan pengamatan
seperti ini maka peneliti akan lebih paham dengan subjek dan
objek yang di teliti.
3) Observasi Partisipatif
Observasi adalah kegiatan keseharian manusia dengan
menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain
panca indra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit.
Oleh Karena itu, observasi adalah kemampuan seorang untuk
menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata
yang di bantu dengan panca indra lainnya.
4) Telaah Pustaka
Berupa pengumpulan data dari informan dari sumber tertulis
yang memiliki hubungan dengan masalah yang sedang di teliti
berupa buku, majalah, Koran, jurnal, dan sebagainya. Telaah
pustaka juga di gunakan untuk memadukan data yang di peroleh
dari lapangan dan dari perspektif ilmiah.
4. Tahap-Tahap Penelitian
Ada 4 tahapan dalam proses penelitian21 ini yakni :
21
23
Pertama tahapan pra lapangan merupakan tahapan dimana peneliti
menyiapkan konsep yang akan di gunakan dan juga mencari informan
yang bisa di wawancarai dan juga menentukan lokasi yang dapat
menunjang kelancaran peneliti agar mampu mendapatkan data yang
tepat dan akurat.
Kedua tahapan lapangan melakukan observasi dengan interaksi
langsung di tempat tinggal mereka, melakukan wawancara kepada
orang tua anak introvert dan juga anak ekstrovert. Dan focus peneliti
di lapangan ini yakni mengumpulkan data dari informan berupa tulisan
tangan hasil wawancara maupun pengamatan langsung dan juga
rekaman audio visual di saat wawancara ke informan.
Ketiga tahapan analisis data peneliti melakukan pengumpulan
seluruh data yang di dapat di lapangan dan di urutkan mulai data dari
wawancara, pengamatan, catatan lapangan dan dokumentasi kemudian
data di klasifikasi dan di analasis menggunakan analisa induktif
Keempat tahapan penulisan laporan tahapan terakhir di mana
peneliti melakukan penulisan beerbentuk laporan dengan system
penulisan sesuai ketentuan yang berlaku, yakni di mulai dengan latar
belakang masalah sampai analisis data yang di dukung oleh ke
absahan data yang di ambil dari hasil wawancara maupun obversai
24
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Metode ini dapat di lakukan secara langsung dalam menjajaki dan
mengenal obyek penelitian terhadap segala sesuatu yang berhubungan
dengan :
1) Place yaitu tempat yang di observasi di desa brangsi.
2) Actor yaitu anak introvert dan ekstrovert.
3) Activity yaitu segala aktifitas yang di lakukan orang tua terhadap
anak introvert dan ekstrovert.
observasi ini di lakukan untuk mengetahui pola komunikasi
orang tua terhadap anak introvert dan ekstrovert.
b. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan yang di lakukan peneliti
dengan mengajukan beberapa pertanyaan dengan terstruktur agar
memperoleh data yang sistematis. Dengan maksud pewawancara
memeperoleh data yang di perlukan dan juga peneliti di harapkan
mampu menegetahui pola komunikasi orang tua terhadap anak
introvert dan ekstrovert. Wawancara akan dilakukan kepada orang tua
anak introvert dan ekstrovert pada kelas delapan di SMP
25
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data berkaitan dengan bagaimana peneliti akan
menerapkan prosedur penyelesaian masalah untuk menjawab perumusan
masalah penelitian. Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah
jenis analisis kualitatif. Penelitian kualitatif ini bersifat induktif yaitu
peneliti membiarkan permasalah muncul dari data atau dibiarkan terbuka
untuk interpretasi.
Peneliti ini akan menggali dan menggabungkan dari sumber data
yang tersedia yaitu:
a. Sumber kepustakaan, maksudnya adalah memperoleh data
teoritis dengan cara membaca, mempelajari literature-literatur yang
ada hubungannya dengan permasalahan dalam penelitian.
b. Sumber lapangan, maksudnya adalah mencari data dengan cara
terjun langsung pada obyek penelitian untuk memperoleh data
yang konkrit dan valid tentang segala sesuatu yang diselidiki.
7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Teknik pemeriksaan keabsahan data memiliki empat criteria yang
digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan
(transferrability), kebergantungan (dependibility), dan kepastian
(confirmability).22
22
26
Teknik penelitian dilapangan untuk memperoleh derajad kepercayaan,
ada dua langkah yang ditempuh yaitu:
a. Perpanjangan keikutsertaan yang berararti peneliti tinggal di lapangan
penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.
b. Ketekunan Pengamatan yang berarti mencari secara konsisten
interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis
yang konstan atau tentatif.
I. Sistematika Pembahasan
Untuk lebih mempermudah pemahaman dalam pembahasan ini,
berikut peneliti akan menjelaskan sistematika pembahasan yang terdiri dari :
BAB I (Pendahuluan)
Bab ini terdiri dari pembahasan mengenai konteks penelitian, focus
penelitian,manfaat penelitian, definisi konsep serta sistematika pembahasan.
BAB II (Kajian Teoritis)
Kerangka teoritik, dalam kajian teoritik peneliti menyajikan dua poin
yang menya`ngkut tentang pembahasan.. Poin pertama adalah kajian pustaka,
poin kedua adalah kajian teoritik.
BAB III (penyajian Data)
Penyajian data dalam bab ini mencakup. Deskripsi penelitian,
penyajian data, pembahasan yang menjelaskan dua hal yaitu deskripsi subyek,
obyek dan lokasi penelitian yang kedua deskripsi data penelitian.
27
Analisis data dalam bab ini membahas tentang temuan penelitian dan
konfirmasi temuan dengan teori.
BAB V (Penutup)
Pada bagian terakhir penyajian ini diakhiri dengan penutup yang berisi
kesimpulan dari semua uraian bab-bab sebelumnya dan jawaban dari
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Pustaka
1. Ruang Lingkup Komunikasi
a. Pengertian Komunikasi
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari yang
namanya komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Komunikasi secara langsung salah satunya adalah dengan cara
bertemu dan bertatap muka secara langsung sedangkan komunikasi
secara tidak langsung bisa melalui perantara orang ketiga yang
menyampaikan pesan nantinya. Hal ini pasti selalu ada di dalam
kehidupan bermasyarakat. Apalagi sifat manusia itu sendiri adalah
makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri
melainkan perlunya interaksi dengan manusia lainnya. Salah satu
bentuk kongkret dari interaksi ini adalah komunikasi tersebut.
Komunikasi atau dalam bahasa inggrisnya communication,
berasal dari bahasa latin comunnicatio dan bersumber dari kata
comunnis yang berarti: sama; sama di sini maksudnya adalaha: sama
makna.1 Artinya ide atau lambang yang di sampaikan sama dengan
1
29
pikiran. Atau memindahkan gagasan melalui lambang-lambang yang
di mengerti orang lain, dengan tujuan agar orang lain memahami
ayang yang dimaksudkan.
Komunikasi sering di namakan juga sebagai sistem informasi,
yaitu segenap unsur yang saling berhubungan dan tidak dapat di
pisahkan dalam upaya membuat, menerima dan memberikan sesuatu
pada orang lain dengan maksud tertentu. Kaitannya dengan ini, dalam
ilmu komunikasi di kenal juga istilah publistik. Banyak yang berbeda
pendapat mnegenai kedua istilah tersebut, tetatpi banyak ahli
komunikais yang menyamakannya. Perbedaan itu hanya pada aspek
historis dan leksikon saja. Mereka sepakat pada arti terminologinya.2
Menurut Onong Uchjana Efendi dalam bukunya Yoyon
Mudjiono, Komunikasi adalah :
“Proses penyampain suatu pernyataan yang di lakukan oleh
seseorang kepada orang lain sebagai konsekuensi dari
hubungan sosial”.
Komunikasi berarti proses penyampain sesuatu mengandung
arti, lewat media mauput tidak yang berupa gagasan, ide, perasaan,
2
30
pernyataan dan seabagainya dalam upaya menpengaruhi orang lain
agar bertindak sesuai dengan aapa yang di kehendaki.3
b. Tujuan dan Fungsi komunikasi
1) Tujuan Komunikasi
Pada intinya tujuan komunikasi yaitu untuk integrasi sosial.
Dengan kata lain, di mana ada komunikasi maka dapat di katakan
ada satuan sosial, atau sebaliknya.
Ada beberapa pendapat mengenai tujuan komunikasi adalah
yang di kemukakan oleh Colin Cherry (1964), mengatakan “Komunikasi tujuannya pada pembentukan satuan sosial yang
terdiri dari individu-individu melalui pengunaan bahasa dan tanda.
Memliki kebersamaan dalam peraturan-peraturan, untuk mencapai
aktifitas pencapaina tujuan.” Harnack dan Fest (1964) yang
menuliskan tentangpengambilan keputusan dalam kelompok, memakai istilah “proses interaksi untuk mencapai tujuan
pengintegrasian baik antar individu dalam kelompok tadi maupun di luar kelompok tersebut.” Di samping itu, Edwin Newman (1948)
telah memberikan alternatif, “Komunikasi di upayakan sebagai
3
31
suatu proses ketika sejumlah orang di ubah menjadi kelompok yang berfungsi.”4
2) Fungsi Komunikasi
Secara luas fungsi komunikasi tidak hanya di artikan
sebagai pertukaran berita dan pesan, namun sebagai kegiatan
individu dan kelompok mengenai tukar menukar fakta, data dan
ide, dalam sistem sosial, fungsi komunikasi terbagi menjadi
beberapa bagian, sebagai berikut :
a) Informasi : Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan,
penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini
dan komentar yang dibutuhkan agar dapat di mengerti
dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan,
masyarakat, nasional, internasional dan sebagainya serta
orang lain dan agar dapat dimanfaatkan sebagai
pengambilan keputusan yang tepat (decision making).
b) Sosialisasi : Penyedian sumber ilmu pengetahuan yang
memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai
anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan
4
32
fungsi sosialnya dan akhirnya dapat aktif di dalam
masyarakat.
c) Motivasi : Menyediakan tujuan setiap masyarakat
jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan
dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan
kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan di
kejar.
d) Perdebatan dan Diskusi : Menyediakan dan saling
bertukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan
persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat
mengenai masalah publik; menyediakan bukti-bukti
yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum
dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam
masalah yang menyangkut kepentingan bersama di
tingkat internasional mondial, nasional dan lokal.
e) Pendidikan : Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga
mendorong perkembangan intelektual, pembentukan
watak dan pendidikan ketrampilan dan kemahiran yang
diperlukan pada semua bidang kehidupan.
f) Memajukan Kebudayaan : Penyebarluasan hasil
kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan
33
memeperluar horison seorang, membangun imaginasi
dan mendorong kreatifitas dan kebutuhan estetiknya.
g) Hiburan : Penyebarluasan sinyal, simbul, suara, dan
image dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik
komedi, olahraga, permainan dan sebagainya untuk
rekreasi dan kesenangan kelompok atau individu.
h) Integrasi : menyediakan bagi bangsa, kelompok dan
individu berkesempatan memperoleh berbagai pesan
yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal
dan menegerti dan menghargai kondisi, pandangan dan
keinginan orang lain.5
c. Proses Komunikasi
Suatu proses, suatu kelangsungan yang berkesinambungan.
Dalam kelangsungsunganya mesti ada orang yang menyampaikan
suatu pesan tertentu dan harus ada orang lain yang menerima pesan
itu. Jadi dalam proses komunikasi paling sedikit harus ada tiga unsur
di antaranya adalah manusia, yang satunya adalah pera. Apabila
orang-orang yang terlibat dalam komunikasi itu berjauhan tempatnya atau
banyak jumlahnya, maka bertambahlah unsurnya dengan sebuah
5
34
sarana untuk menyambung pesan tadi kepada orang atau orang-orang
yang di jadikan sasaran komunikasi.
Proses komunikasi adalah proses pengoperan pesan dari
sumber yang telah dirumuskan oleh komunikator untuk disampaikan
kepada komunikan lewat saluran tertentu dengan tujuan tertentu dan
diharapkan adanya keberhasilan dari kegiatan tersebut.6
d. Sifat Komunikasi
Ditijau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai
berikut :
1) Komunikasi verbal (verbal communication)
a) Komunikasi lisan (oral communication)
b) Komunikasi tulisan (written communication)
2)Komunikasi nonverbal (nonverbal communication)
a) Komunikasi kial (gestural/body/ communication)
b)Komunikasi gambar (pictorial communication, dll.
3)Komunikasi tatap muka (face to face communication)
4) Komunikasi bermedia (mediated communication ). 7
Komunikasi verbal adalah suatu kegiatan komunikasi antara
individu atau kelompok yang mempergunakan bahasa sebagai alat
6
Yoyon Mudjiono, Ilmu Komunikasi, (Surabaya: jaudar press, 2012), hlm 114 7
35
perhubungan. Bahasa itu sendiri menurut Larry L. Barker memiliki
tiga fungsi, yaitu; penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan
transmisi informasi.8 Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua
isyarat yang bukan kata-kata.9
2. Bentuk dan Pola Komunikasi
a. Bentuk Komunikasi
Komunikasi intrapersonal merupakan proses berfikir dalam
selektifitas terhadap pesan yang akan di sampaikan dan tidak
melibatkan orang lain dalam proses tersebut, baik dia menolak atau
menerimanya. Jadi terjadinya komunikasi intrapersonal di dasarkan
atas proses berfikir dari komunikan yang tidak terpengaruh oleh
lingkungan yang ada di sekitarnya.
komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang terjadi
bila berkomunikasi orang lain atau seseorang dengan sejumlah orang,
baik di lakukan secara verbal, non verbal maupun vocal.10
Komunikasi kelompok adalah interaksi tatap muka dari tiga
individu atau lebih dengan tujuan yang sudah di ketahui sebelumnya,
seperti berbagai informasi, peliharaan diri, pemecahan masalah, yang
8
Deddy Mulyana, loc.cit. 9
Ibid. h. 308. 10
36
anggota-anggotanya dapat mengingat karakterisitik pribadi anggota
kelompok lainnya.11
Komunikasi massa yaitu komunikasi kepada orang banyak
yang bersifat massa, dan dengan media massa. Komunikasi massa
yang bersifat menyampaikan kepada sekelompok besar manusia baik
yang bersifat fisik maupun yang tidak kentara atau abstrak, tujuannya
adalah menggungah emosi atau individu-individu yang masing-masing
mempunyai minat perhatian dan kepentingan yang berbeda, sehingga
sikapnya terhadap pesan yang di sampaikan melalui komunikasi massa
bersifat selektif atas memilih suatu hal yang memenuhi harapan,
perhatian dan kepentingan masing-masing.
b. Pola Komunikasi
Pola di artikan sebagai bentuk struktur yang tetap. Sedangkan
komunkasi adalah proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide
yang di sampaikan. Komunikasi juga dapat di artikan pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara
yang tepat sehingga pesan yang di maksud dapat di pahami; hubungan;
kontak. Dengan demikian pola komunikasi adalah pola hubungan
anatara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan
11
37
dengan cara yang tepat sehingga pesan yang di maksud dapat di
pahami.12
Pola komunikasi merupakan sebuah model dari proses
komunikasi, sehingga dengan adanya beraneka ragam model
komunkasi dan bagian dari proses komunikasi akan dapat ditemukan
pola yang cocok dan mudah di gunakan dalam berkomunikasi. Pola
komunikasi identik dengan prows komunikasi, karena pola komunikasi
merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga
diperoleh feedback dari penerima pesan, dari proses komunikasi, akan
timbul pola, model, bentuk dan juga bagian-bagian kecil yang
berkaitan erat dengan prows komunikasi13
Pola komunikasi merupakan model dari proses komunikasi,
sehingga dengan adanya berbagai macam model komunikasi dan
bagian dari proses komunikasi akan dapat ditemukan pola yang cocok
dan lebih tepat agar mudah digunakan dalam berkomunikasi. Pola
komunikasi identik dengan proses komunikasi, karena pola
komunikasi merupakan bagian dari proses komunikasi. Proses
komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan
sehingga diperoleh feedback dari penerima pesan. Dari proses
12
Syaiful Bahri Djamarah, pola komunikasi orang tua dan anak dalam keluarga, (Jakarta : RINEKA CIPTA, 2004), hal 1
13
38
komunikasi, akan timbul pola, model, bentuk dan juga bagian-bagian
kecil yang berkaitan erat dengan proses komunikasi.
Di sini akan diuraikan proses komunikasi yang sudah masuk
dalam kategori pola komunikasi yaitu:
a) Pola Komunikasi Primer
Merupakan suatu proses penyampaian pikiran oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu
symbol (symbol) sebagai media atau saluran. Dalam pola ini
terbagi menjadi dua lambang yaitu lambang verbal dan
lambang nob verbal. Lambang verbal yaitu bahasa sebagai
lambang verbal yaitu paling banyak dan paling sering
digunakan, karena bahasa mampu mengungkapkan pikiran
komunikator.14
Lambang non verbal yaitu lambang yang digunakan
dalam berkomunikasi yang bukan bahasa, merupakan isyarat
dengan anggota tubuh antara lain mata, kepala, bibir dan
tangan. Selain itu gambar juga merupakan sebagai lambang
komunikasi non verbal, sehingga dengan memadukan
keduanya maka proses komunikasi dengan pola ini akan lebih
14
39
efektif. Pola komunikasi ini dinilai sebagai model klasik,
karena model ini merupakan model pemula yang
dikembangkan oleh Aristoteles.
b) Pola Komunikasi Sekunder
Proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang pada media pertama.
Komunikator menggunakan media kedua ini karena yang
menjadi sasaran komunikasi yang jauh tempatnya, atau banyak
jumlahnya. Dalam proses komunikasi secara sekunder ini
semakin lama akan semakin efektif dan efisien, karena didukung
oleh teknologi komunikasi yang semakin canggih. Pola
komunikasi ini didasari atas model sederhana yang dibuat
Aristoteles, sehingga mempengaruhi Harold D. Lasswell,
seorang sarjana politik Amerika yang kemudian membuat model
komunikasi yang dikenal dengan formula Lasswell pada tahun
1984.
c) Pola Komunikasi Linear
Linear di sini mengandung makna lurus yang berarti
perjalanan dari satu titik ke titik lain secara lurus, yang berarti
40
sebagai titik terminal. Jadi dalam proses komunikasi ini biasanya
terjadi dalam komunikasi tatap muka (face to face), tetapi juga
adakalanya komunikasi bermedia. Dalam proses komunikasi ini
pesan yang disampaikan akan efektif apabila ada perencanaan
sebelum melaksanakan komunikasi.15
d) Pola Komunikasi Sirkular
Sirkular secara harfiah berarti bulat, bundar atau
keliling. Dalam proses sirkular itu terjadinya feedback atau
umpan balik, yaitu terjadinya arus dari komunikan ke
komunikator, sebagai penentu utama keberhasilan komunikasi.
Dalam pola komunikasi yang seperti ini proses komunikasi
berjalan terus yaitu adanya umpan balik antara komunikator
dan komunikan.
c. Persamaan dan Perbedaan Bentuk dan Pola Komunikasi
Untuk persamaan yaitu mengupayakan agar terjadinya
komunikasi yang efektif dengan memperhatikan pesan yang di
sampaikan oleh komunikan kepada komunikator agar mampu di
pahami dengan baik dan menghasilkan hubungan komunikasi timbal
balik antara komunikan dan komunikator.
Perbedaan dari bentuk dan pola komunikasi yaitu dalam bentuk
komunikasi sudah di jelaskan bahwa bentuk-bentuk komunikasi
15
41
meliputi intrapersonal, interpersonal, komunikasi kelompok dan
komunikasi massa, dari ke empat bentuk tersebut lebih bersifat verbal
dan non vorbal, komunikasi verbal adalah komunikasi secara lisan
melalui perkataan sedangkan komunikasi non verbal bisa melalui
pesan tulisan atau isyarat maupun simbol-simbol. Untuk pola
komunikasi sendiri lebih menonjol ke modelnya seperti pola primer,
sekunder, linier dan sirkuler. Karena pola dan model adalah bagian
dari proses komunikasi maka pola komunikasi dapat di simpulkan dari
proses komunikasi tersebut.
3. Anak Introvert dan Ekstrovert
Anak adalah seorang laki-laki atau perempuan yang belum dewasa
atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan orang kedua, di mana kata “anak” merujuk pada lawan dari orang tua,
orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka meskipun mereka telah
dewasa.
a) Anak Introvert
Menurut Jung orang dengan sikap introvert berdasarkan
pemikiran yang dominan biasanya tidak memiliki emosi dan
tidak ramah serta kurang bergaul. Hal ini terjadi karena mereka
memiliki kecenderungan untuk memperhatikan nilai abstrak di
42
lebih mengejar dan memperhatikan pemikirannya tanpa
mempedulikan apakah ide mereka di terima oleh orang lain
atau tidak. Mereka biasanya keras kepala, sombong, dan
berpendirian. Contoh orang dari kepribadian ini adalah
philosophers.16
Orang yang introvert terutama di pengaruhi oleh dunia
subyektif, yaitu dunia di dalam dirinya sendiri. Orientasinya
terutama tertuju kedalam pikiran, perasaan, serta
tindakan-tindakannya terutama di tentukan oleh factor-faktor subyektif.
Penyesuain dengan dunia luar kurang baik; jiwanya tertutup,
sukar bergaul, sukar berhubungan dengan orang lain, kurang
dapat menarik hati orang lain. Penyesuaian dengan hatinya
sendiri baik.17
b) Anak Ekstrovert
Ekstrovert memiliki kecenderungan untuk muncul
seorang diri, dingin, dan sombong.18 Orang ekstrovert terutama
di pengaruhi oleh dunia okyektif, yaitu dunia luar dirinya.
Orientasinya terutama tertuju keluar : pikiran, perasaan serta
tindakan-tindakannya terutama di tentukan oleh
16
Nur aini oktavia, Simple ways to read people characteristic, (Jogjakarta : Diva press 2013), hlm. 34 17
Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian, (Jakarta : bumi aksara, 1997), hlm 70
18
43
lingkungannya, baik lingkungan social maupun lingkungan
non social. Dia bersikap positif pada masyarakat : hatinya
terbuka, mudah bergaul, hubungan dengan orang lain lancar.
Menurut Jung tipe kepribadian introvert dan ekstrovert
terbagi menjadi empat fungsi yaitu pemikiran, perasaan, sensasi
dan intuitif.
Pertama Pemikiran Introvert seperti rekannya yang
ekstrovert, orang yang introvert juga sangat di pengaruhi
ide-ide, walaupun ide orisinilnya bukan merupakan data yang
objektif tetapi dalam fondasi subjektifnya. Dia akan mengikuti
ide-idenya seperti ekstrovert, dalam dalam arah yang
sebaliknya, kedalam bukan ke luar.19
Fondasi subjektif pemikirannya yang introversi ini
merupakan ketidaksadaran kolektif. Ide-ide kreatif muncul dari
sumber ini dan bukan dari sumber lain, seperti otoritas moral
tradisionalsebagai akibat pemusatan perhatian internal itu,
pemikiran introversi tampak dingin, menjauhkan diri dan tidak
mudah bergabung dengan orang lain. Dia juga menjadi orang
yang susah mengartikulasikan ide-idenya. Pemikiran ekstrovert
19
44
untuk sepanjang hidupnya bergantung pada kesimpulan
intelektual, yang hasil akhirnya selalu berorientasi pada
objektif, jenis orang ini (hidup dengan suatu) formula
intelektual. Dengan formula inilah baik dan jahat diukur dan
cantik atau jelek ditentukan jika formulanya cukup lebar, tipe
ini bisa berguna bagi kehidupan social tetapi formulanya lebih
sempit, dia akan lebih berkembang menjadi penggerutu dan
pengkritik yang merasa serba benar.20
Kedua Perasaan introvert, mereka sangat pendiam, dan
sangat sukar menegerti, seringkali mereka bersembunyi di
balik sikap kekanak-kanakan, dan bertemp eramen melankolis.
Mereka tidak tampak cerah atau spontan.21
Perasaan ekstrovert orang ini hidup dalam situasi
objektif dan nilai-nilai umum, dengan kata lain perasaan dan
perilaku mereka dikontrol oleh norma-norma sosial yaitu
sesuatu yang justru diinginkan orang lain. sebagai
konsekuensinya perasaan mereka dapat berubah dari situasi
satu ke situasi yang lain dan dari satu orang ke lain orang.
20
Jung, 1923, hlm 346-347
21
45
Jung mengatakan bahwa wanita adalah contoh terbaik
tipe ini. Sesorang wanita misalnya menentukan pertunangan
karena orang tuanya menunjukan calon suaminya. Perasaan
cinta pada tunangannya didasarkan atas pertimbangan orang
tuanya, jika orang tua menyukainya berarti baik, tetapi jika
mereka tidak suka, dia akan menolak. Tipe orang seperti ini
pemikirannya sangat terepresi.22
Ketiga Sensasi introvert, menurut teori psikonalisis dari
jung, orang ini cenderung tenggelam dalam sensasi fisik
mereka dan untuk mencari hal yang tidak menarik dari dunia
sebagai perbandingan. Biasanya mereka adalah orang-orang
yang tenang, kalem, self-controlled, tetapi mereka juga
membosankan dan kurang bisa berkomunikasi.23
Sensasi ekstrovert orang dengan tipe ini biasanya
adalah bisnismen, mereka biasanya realistis, praktis, dan
pekerja keras. Mereka menikmati apa yang dapat mereka indrai
dari dunia ini, menikmati cinta, dan mencari kegairahan.
Mereka mudah di pengaruhi oleh peraturan dan mudah
ketagihan pada berbagai hal.
22
Paulus budiraharjo, mengenal teori kepribadian mutakhir, (Yogyakarta : kanisius, 1997), hlm. 51
2323
46
Keempat Intuitif Introvert, orang dengan tipe ini
memiliki intensitas intuitif yang tinggi. Akibatnya mereka
terpisah dari realitas eksternal. Orang demikian sangat
misterius di mata sahabatnya, karena sukar di pahami orang
lain dan mereka tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
Adapula segi positifnya yakni mereka berpandangan luas dan
mistis.
Intuitif ekstrovert orang yang selalu mencari hal baru,
mereka sangat baik dalam mempromosikan hal-hal yang baru.
Mereka tidak dapat bertahan dengan satu ide, pekerjaan,
maupun lingkungan karena sesuatu yang baru merupakan
tujuan hidup mereka.
Berdasarkan dari rangkaian definisi konsep di atas
dapat di tarik benang merah bahwa pola komunikasi anak
introvert dan ekstrovert memilki perbedaan karena anak
introvert yang cenderung tertutup dan anak ekstrovert yang
cenderung terbuka, perbedaan watak antara anak introvert dan
ekstrovert yakni cenderung menerima dan mudah di atur untuk
anak introvert, sedangkan anak ekstrovert yakni susah diatur
dan keras kepala dengan perbedaan watak tersebut akan
47
4. Bentuk dan Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Introvert dan
Ekstrovert
a. Bentuk Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Introvert dan Ekstrovert
Dapat di simpulkan dari pengertian dan definisi diatas bentuk
komunikasi merupakan pengolongan dari komunikasi meliputi
intra, inter, kelompok dan massa yang memiliki tujuan yang sama
yakni penyampaian pesan dari orang tua yang baik agar terjadi
timbal balik antara komunikan dan komunikator sedangkan anak
introvert dan ekstrovert merupakan type kepribadian seorang anak
yang cenderung tertutup dan terbuka.
Jadi bentuk komunikasi orang tua terhadap anak introvert dan
ekstrovert merupakan komunikasi yang di lakukan oleh orang tua
terhadap anak tersebut dalam bentuk verbal maupun non verbal
dengan type kepribadian mereka masing-masing.
b. Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Introvert dan Ekstrovert
Pola juga bisa di sebut model, model atau pola merupakan
bagian dari proses komunikasi sehingga untuk mengetahui pola
komunikasi maka harus mengamati proses komunikasi tersebut. Pola
komunikasi ada 4 yakni pola primer, sekunder, linier dan sekuler.
48
seorang anak yang cenderung berbeda dengan gambaran umum anak
introvert yang cenderung tertutup dan susah bergaul dengan
lingkungannya sedangkan ekstrovert yang terbuka dan mudah bergaul.
Jadi pola komunikasi orang tua terhadap anak introvert dan
ekstrovert merupakan proses komunikasi dengan pola atau bentuk
yang dilakukan terhadap anak yang sesuai type jenis kepribadian anak
tersebut.
B. Kajian Teori
1. Teori Persuasif
Komunikasi persuasif ialah komunikasi yang dilakukan dengan
cara halus dan membujuk komunikan.24.
Pada zaman yunani kuno komunikasi persuasif sudah ada dan
menjadi bagian yang penting di masyarakat, karena di zaman itu
tiap-tiap pria dan keluarganya sebelum masalah berujung di pengadilan,
dapat melerai masalah-masalah seperti kekayaan, warisan, keadaan
bersalah atau tak bersalah dengan cara ini.25
Komunikasi persuasif sudah menjadi pusat dan menjadi bagian
dari kehidupan sehari-hari,khususnya dalam demokrasi. Di Jaman
24
Suranto AW, komunikasi Sosial Budaya, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), hal. 14
25
49
Aristoteles kebiasaan demokrasi Yunani dapat untuk memutuskan
dasar pikiran mana yang lebih penting
Dalam modul komunikasi persuasif nothstine mengatakan
bahwa pelaksanaan komunikasi persuasif bukanlah hal yang mudah,
agar dapat mengubah sikap, perilaku dan pendapat sasaran persuasi,
seorang persuader harus mempertimbangkan kejelasan tujuan dengan
maksud untuk mengubah sikap, pendapat dan perilaku. Begitu juga
dengan sasaran komunikasi yang memiliki keragaman yang cukup
kompleks sehingga sebelum melakukan komunikasi persuasif harus
mempelajari dan mempelajari keragaman sasaran terlebih dahulu.
Memilih strategi juga termasuk dalam hal ini karena strategi
komunikasi persuasif merupakan perpaduan antara manajemen
komunikasi dengan komunikasi persuasif, hal yang terpenting dalam
komunikasi persuasif adalah siapa sasaran komunikasi persuasif,
tempat dan waktu pelaksanaan komunikasi persuasif, apa yang di
sampaikan dan mengapa harus disampaikan.
Definisi lain dari persuasif adalah kegiatan psikologis,
tujuannya untuk merubah sikap, pendapat, atau tingkah laku tanpa
50
pemerasan, penyuapan, terror, intimidasi dan boikot, tetapi dengan
kesadaran, simpati dan sepenuh kesadaran.26
2. Teori Interpersonal (Antarpribadi)
a. Pengertian Komunikasi Interpersonal (Antarpribadi)
Pada hakikatnya, komunikasi antarpribadi adalah komunikasi
antara seorang komunikator dengan komunikan. Jenis komunikasi
tersebut dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat
atau perilaku manusia berhubung prosesnya yang dialogis.27
Komunikasi yang terjadi bila berkomunikasi dengan orang lain
atau seseorang dengan sejumlah orang, baik dilakukan secara
verbal, non verbal maupun vocal. Dibanding dengan komunikasi
lainnya, seperti komunikasi kelompok