• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK : Studi kasus deskriptif pada orang tua penyandang tunanetra dan anaknya yang tunarungu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK : Studi kasus deskriptif pada orang tua penyandang tunanetra dan anaknya yang tunarungu."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK

(Studi kasus deskriptif pada orang tua penyandang tunanetra dan anaknya yang tunarungu)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian

syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Khusus

Oleh

Masliah

NIM 1106367

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK

(Studi kasus deskriptif pada orang tua

penyandang tunanetra dan anaknya yang

tunarungu)

Oleh Masliah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Masliah 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

MASLIAH

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK

(Studi kasus deskriptif pada orang tua penyandang tunanetra dan

anaknya yang tunarungu)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Permanarian Somad, M.Pd

NIP. 19540408 198103 2 001

Pembimbing II

Dr. Hj. Ehan, M.Pd

NIP. 19570712 198403 2 001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Khusus

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Sunaryo, M.Pd

(4)

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK

(Studi kasus deskriptif pada orang tua penyandang tunanetra dan anaknya yang tunarungu)

Oleh : Masliah (1106367)

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang pola komunikasi yang diterapkan antara orang tua penyandang tunanetra dengan anaknya yang mengalami ketunarunguan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi dengan pendekatan kualitatif menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi sebagai teknik pengumpulan datanya. Dari penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa ketunanetraan yang dialami oleh ibu diakibatkan oleh rusaknya syaraf pada mata. Ibu hanya bisa berkomunikasi secara verbal dan tidak dapat menerima komunikasi nonverbal karena hilangnya kemampuan melihat yang dimiliki. Kondisi ini sangat bertolak belakang dengan anaknya. Anaknya merupakan seorang tunarungu ringan yang mengalami ketunarunguan sebelum kemampuan bicara dan bahasa berkembang sehingga ia kesulitan untuk berkomunikasi secara verbal. Sisa pendengaran yang dimiliki oleh anak memungkinkan untuk mendengar ketika ibunya berbicara, namun ia kesulitan ketika akan mengungkapkan sesuatu karena minimnya perbendaharaan serta pemahaman kata yang dimiliki. Selain itu suara yang dihasilkan oleh anaknya terdengar kecil dan tidak jelas. Walaupun adanya hambatan yang dimiliki, komunikasi yang terjadi antara ibu anak ini tetap menggunakan komunikasi verbal yang tidak sempurna. Komunikasi yang berlangsung di antara keduanya hanya sebatas tanya jawab dan tidak berkembang ke arah percakapan yang lebih aktif. Baik ibu maupun anak hanya memberikan respon tanpa memberikan umpan balik ketika ditanya dan berbicara ketika ada yang ingin disampaikan. Komunikasi yang demikian termasuk ke dalam pola komunikasi satu arah di mana proses penyampaian pesan, baik itu dari ibu kepada anak atau sebaliknya, tanpa ada umpan balik yang diberikan.

(5)

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

PATTERNS OF COMMUNICATION PARENTS AND CHILDREN (Descriptive case study on the parents with visual impairment and hearing

impairment children)

By Masliah (1106367)

This research was conducted to obtain an overview of applied communication patterns between parents with children with visual impairment who experience hearing impairment. The method employed in this research is a description method with qualitative approach using observation, interview and documentation study as data collection techniques. From the research that has been done, it is known that the visual impairment experienced by the mother caused by nerves damage in the eye. The mother could only communicate verbally and unable to accept non-verbal communication because of the loss of the ability to see who is owned. This condition is very contrary to the child. The child is a mild hearing impairment who experiences hearing impairment before speech and language abilities develop, so the child is difficult to communicate verbally. The rest of the hearing owned by the child enables to hear when the mother talked, but the child had trouble to reveal anything because of the lack of understanding of the word repertory and owned. Besides the sound produced the child sounded small and unclear. Despite the obstacles those are owned, the communication that occurs

between the child’s mothers is still using imperfect verbal communication.

Communication that took place between them was limited to the question and answer, and does not develops toward a more active conversation. Both mother and child just respond without giving feedback when asked and talked there is to be delivered. Such communications are included in the pattern of one-way communication where the process of delivering a message, whether it comes from the mother to the child or vice versa, without any feedback provided.

(6)

iii

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

3. Faktor-faktor Keberhasilan Komunikasi ... 8

4. Pola Komunikasi ... 9

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa ... 18

(7)

iv

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B.Partisipan dan Tempat Penelitian ... 24

C.Instrumen Penelitian ... 24

D.Pengumpulan Data ... 25

1. Observasi ... 25

2. Wawancara ... 25

3. Studi Dokumentasi ... 26

E. Analisis Data ... 27

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A.Temuan ... 28

1. Deskripsi Subjek ... 28

2. Deskripsi Data ... 31

B.Pembahasan ... 39

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Simpulan ... 45

B.Rekomendasi ... 45

(8)

v

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Komunikasi ... 7

(9)

1

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Komunikasi dalam setiap keluarga memiliki suatu pola tersendiri dan

akan berbeda dengan pola komunikasi keluarga lainnya. Perbedaan pola

komunikasi ini dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang tua, jenis

pekerjaan, status sosial, lingkungan tempat tinggal dan keyakinan serta budaya

yang dianut.

Penerapan pola komunikasi dalam keluarga sebagai bentuk interaksi

antara orang tua dengan anak maupun antar anggota keluarga lainnya memiliki

implikasi terhadap proses perkembangan kognitif, sosial, emosi dan

kepribadian. Melalui komunikasi, ada sejumlah norma yang ingin diwariskan

orang tua kepada anaknya dengan mengandalkan pendidikan. Djamarah (2004:

37) menyatakan bahwa ada dua fungsi komunikasi dalam keluarga, yaitu

fungsi komunikasi sosial dan fungsi komunikasi kultural. Fungsi komunikasi

sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun

konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk menghindarkan

diri dari tekanan dan ketegangan. Fungsi komunikasi kultural menunjukkan

bahwa komunikasi dan budaya mempunyai hubungan timbal balik dan budaya

menjadi bagian dari komunikasi.

Keterbatasan pengetahuan dan kekurangan secara fisik yang dimiliki

orang tua maupun anak dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan pola

komunikasi dalam keluarga. Kesulitan berkomunikasi pada anak tunarungu

merupakan dampak sekunder dari ketunarunguan yang dialaminya.

Keterbatasannya dalam mendengar membuat seorang tunarungu sulit untuk

menerima dan memproses informasi yang bersifat verbal terutama yang

berhubungan dengan konsep-konsep yang sifatnya abstrak yaitu konsep-konsep

yang memerlukan suatu penjelasan lebih lanjut. Selain itu, hambatan yang

dimiliki seorang tunarungu dapat berimbas pada perkembangan kemampuan

(10)

2

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang ia dapat melalui indera pendengaran. Wardani et al. (2011 : 5.5)

menyatakan bahwa :

Sebagai akibat dari gangguan atau ketidakmampuan pendengarannya, anak tunarungu (terutama yang mengalami ketulian sejak lahir) mengalami hambatan dalam perkembangan bicara dan bahasanya. Hal tersebut terjadi karena ada kaitan yang erat antara pendengaran dengan kemampuan berbicara dan berbahasa.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SLB B-C YPLAB

Kota Bandung, peneliti menemukan seorang anak tunarungu yang baru

mendapat pendidikan formal di SLB pada usia 15 tahun dan terlambat dalam

berbagai aspek perkembangan. Ia memiliki pengetahuan dan pembendaharaan

kata yang sangat minim serta kemampuan kognitifnya masih sangat dasar

sehingga di sekolah ia diberikan materi dasar, yaitu pengenalan benda-benda di

sekitar, bagian tubuh, nama hewan, dan lain-lain. Hal ini dilakukan karena ia

tidak mengenal kata-kata tersebut, ia hanya mengetahui fungsinya saja

sehingga kursi itu disebut duduk, pintu disebut tutup, tempat tidur disebut

bobo, nasi disebut makan, semua hewan yang berkaki empat disebut mbe.

Kurangnya pembendaharaan kata yang dimiliki berdampak terhadap kesulitan

dalam berkomunikasi. Banyak hal yang ia utarakan kadang tidak dimengerti

oleh orang lain, bahkan orang tuanya sendiri sulit untuk mengerti maksud yang

diutarakan. Begitu pun sebaliknya apa yang diucapkan orang tua dan orang lain

tidak dimengerti olehnya, kadang ia hanya menjawabnya dengan senyuman.

Saat berbicara, artikulasinya belum terlalu jelas dan bicaranya pun sangat cepat

sehingga sulit dimengerti oleh orang lain, yang jelas terdengar hanya huruf “s”

nya saja.

Pada saat anak menginjak usia tiga tahun, ibunya mengalami hambatan

penglihatan (tunanetra) sehingga tidak dapat memberikan pengajaran dan

pengasuhan yang dapat merangsang perkembangan anak. Hambatan yang

dialami oleh ibu dan anak tersebut mengakibatkan sulitnya terjalin komunikasi

yang baik karena memiliki karakteristik yang sangat bertolak belakang. Di satu

sisi, ibu yang merupakan penyandang tunanetra hanya dapat merespon dengan

baik bentuk komunikasi yang bersifat verbal dan tidak bisa mencerna

(11)

3

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dalam pendengaran atau seorang tunarungu yang tidak dapat berkomunikasi

secara verbal dan memaksimalkan bentuk komunikasi nonverbal yang tentu

saja tidak dapat diterima dengan baik oleh ibunya. Hal ini sangat disayangkan,

mengingat usia tiga tahun merupakan masa keemasan (golden age) di mana

anak mengalami perkembangan pesat dalam aspek komunikasi yang dapat

berpengaruh terhadap perkembangan aspek kognitif, sosial, emosi dan

kepribadian pada anak.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk mencoba

menggali informasi dan menelaah tentang bagaimana pola komunikasi yang

diterapkan orang tua penyandang tunanetra terhadap anak yang mengalami

ketunarunguan.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti

mengidentifikasikan beberapa masalah, yaitu:

1. Penerapan pola komunikasi dalam keluarga memiliki implikasi terhadap

proses perkembangan kognitif, sosial, emosi dan kepribadian.

2. Keterbatasan pengetahuan dan kekurangan secara fisik yang dimiliki orang

tua maupun anak menjadi kendala dalam melakukan komunikasi.

3. Anak tunarungu sulit untuk menerima dan memproses informasi yang

bersifat verbal, sehingga mereka memaksimalkan kemampuan visual untuk

berkomunikasi.

4. Orang tua yang memiliki hambatan penglihatan tidak dapat mencerna

informasi yang bersifat visual sehingga komunikasi dengan anaknya yang

tunarungu tidak dapat berjalan dengan optimal.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan di atas, maka

(12)

4

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Permasalahan tersebut diuraikan dalam bentuk pertanyaan sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah kondisi objektif tentang profil ketunanetraan ibu?

2. Bagaimanakah kondisi objektif anak dalam berkomunikasi?

3. Bagaimanakah pola komunikasi antara orang tua penyandang tunanetra

dengan anaknya yang mengalami ketunarunguan?

4. Bagaimanakah hambatan yang dialami orang tua penyandang tunanetra

dalam berkomunikasi dengan anaknya yang mengalami ketunarunguan?

5. Bagaimanakah upaya orang tua penyandang tunanetra untuk mengatasi

hambatan dalam berkomunikasi dengan anaknya yang mengalami

ketunarunguan?

D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk

memperoleh gambaran tentang pola komunikasi yang diterapkan antara

orang tua penyandang tunanetra dengan anaknya yang mengalami

ketunarunguan.

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh

gambaran tentang:

a. Kondisi objektif tentang profil ketunanetraan ibu.

b. Kondisi objektif anak dalam berkomunikasi.

c. Pola komunikasi antara orang tua penyandang tunanetra dengan anaknya

yang mengalami ketunarunguan.

d. Hambatan yang dialami orang tua penyandang tunanetra dalam

berkomunikasi dengan anaknya yang mengalami ketunarunguan.

e. Upaya orang tua penyandang tunanetra untuk mengatasi hambatan dalam

(13)

5

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan profesi guru Pendidikan Luar

Biasa terhadap upaya orang tua dalam berkomunikasi dengan anak

tunarungu.

b. Kegunaan Praktis

Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

sumbangan pemikiran dan perencanaan pemberian pola komunikasi

dalam rangka kegiatan pelayanan pendidikan bagi orang tua yang

(14)

24

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif karena dengan

pendekatan ini peneliti dapat memperoleh informasi secara menyeluruh

mengenai fenomena yang terjadi di lapangan. Bodgan dan Taylor (Basrowi dan

Suwandi, 2008: 1) mengemukakan bahwa “penelitian kualitatif adalah salah

satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau

tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati”.

Seperti yang dikatakan Bodgan dan Taylor di atas, penelitian ini

menggunakan metode deskripsi dengan pendekatan kualitatif yang bermaksud

untuk memahami fenomena yang terjadi di lapangan mengenai pola

komunikasi yang diterapkan antara orang tua penyandang tunanetra dengan

anaknya yang mengalami ketunarunguan.

Penelitian kualitatif ini mencoba mengungkapkan yang terjadi di

lapangan dan memahami kejadian tersebut serta menghasilkan data yang sesuai

dari orang-orang dan perilaku yang diamati mengenai fenomena sosial dan

masalah manusia.

B.Partisipan dan Tempat Penelitian

Penelitian ini melibatkan seorang anak tunarungu dan ibunya yang

merupakan seorang tunanetra sebagai subjek penelitian.

Penelitian ini akan dilaksanakan di rumah tempat tinggal orang tua

penyandang tunanetra yang memiliki seorang anak tunarungu. Anak tersebut

bersekolah di SLB B-C YPLAB Kota Bandung.

C.Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Instrumen

penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Moleong

(15)

25

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian.

Dari paparan Moleong di atas, peneliti sebagai human instrumen

berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,

melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan

data dan membuat kesimpulan atas semuanya. Oleh karena itu, peneliti

membuat pedoman penelitian sehingga penelitian ini lebih terarah.

D.Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah cara peneliti mengumpulkan informasi

berupa apa yang dilihat, lisan maupun tulisan sesuai dengan apa yang diteliti.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu:

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati dan membuat catatan selektif

terhadap pola komunikasi yang diterapkan oleh orang tua penyandang

tunanetra terhadap anaknya yang mengalami ketunarunguan dalam

kehidupan sehari-harinya di rumah dengan menggunakan lembar observasi

yang telah disusun.

Dalam penelitian ini observasi dilakukan kepada ibu, anak dan ayah.

Observasi kepada ibu untuk mengungkap data tentang kondisi objektif

mengenai profil ketunanetraan ibu dan pola komunikasi terhadap anaknya.

Observasi kepada anak untuk mengungkap data tentang kondisi objektif

anak dalam berkomunikasi dan pola komunikasi yang terjalin dengan

anggota keluarganya. Observasi kepada ayah dilakukan sebagai pembanding

dari pola komunikasi yang terjalin antara ibu yang mengalami ketunanetraan

dan anaknya yang tunarungu.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara terstruktur dan

(16)

26

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri

masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan, sedangkan

wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang tidak menetapkan dahulu

pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan tetapi disesuaikan dengan

keadaan dan ciri yang unik dari responden.

Wawancara dilakukan sampai data yang didapat cukup jelas. Data

hasil wawancara akan direkam dengan menggunakan alat perekam/tape

recorder agar data yang didapat dari responden mudah untuk

didokumentasikan.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada ibu, ayah, anak

dan guru atau wali kelas anak. Wawancara yang dilakukan kepada ibu untuk

memperoleh data mengenai profil ketunanetraan ibu, kondisi objektif anak

dalam berkomunikasi, pola komunikasi terhadap anaknya, riwayat anak

pada saat di kandungan, pada saat proses persalinan dan riwayat pendidikan

anak. Wawancara kepada ayah dilakukan untuk mendapatkan data mengenai

status ekonomi keluarga, kondisi objektif anak dalam berkomunikasi dan

pola komunikasi yang terjalin di lingkungan keluarganya. Wawancara

kepada anak bertujuan untuk mendapatkan data mengenai pola komunikasi

dengan anggota keluarganya. Wawancara kepada guru dilakukan untuk

mendapatkan data mengenai derajat ketunarunguan dan perkembangan yang

terjadi pada anak.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang

menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah

yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan

hasil dari perkiraan. Metode ini hanya mengambil data yang sudah ada

seperti indeks prestasi, jumlah anak, pendapatan, luas tanah, jumlah

penduduk dan sebagainya. (Basrowi dan Suwandi, 2008: 158)

Metode dokumentasi dalam penelitian digunakan dengan alasan:

a. Selalu tersedia di kantor/lembaga.

(17)

27

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Informasi pada dokumen bersifat realita.

d. Sumber data yang kaya berkaitan dengan keadaan subyek penelitian.

Dokumentasi tersebut merupakan data yang dapat dimanfaatkan

sebagai data pendukung dan pelengkap dari data primer yang diperoleh

melalui observasi dan wawancara. Studi dokumentasi dalam penelitian ini

bertujuan untuk mencari dokumentasi tentang rekam medis ibu dan anak.

E.Analisis Data

Menurut Riduwan (2003: 5) data ialah bahan mentah yang perlu diolah

sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun

kuantitatif yang menunjukkan fakta. Sedangkan perolehan data seyogyanya

relevan artinya data yang ada hubungannya langsung dengan masalah

penelitian, mutakhir artinya data yang diperoleh masih hangat dibicarakan, dan

diusahakan oleh orang pertama (data primer).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teknik analisis data adalah

pengolahan data yang didapat sehingga data yang diperoleh dapat

menghasilkan informasi. Adapun langkah-langkah analisis data pada penelitian

ini adalah:

1. Penyusunan data

Data yang didapat disusun sesuai kategori berdasarkan

pertanyaan-pertanyaan dan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan

2. Klasifikasi data

Mengelompokkan data, memilah dan memilih data berdasarkan sub-sub

atau kualifikasi sehingga memudahkan memahami apa yang terjadi.

3. Verifikasi data

Verifikasi data adalah proses perumusan makna dari hasil penelitian yang

diungkapkan dengan kalimat yang singkat, padat dan mudah dipahami,

dilakukan secara berulang kali dengan melakukan peninjauan penyimpulan

itu sendiri.

(18)

28

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tahap ini dilakukan dari mulai penelitian hingga akhir penelitian sehingga

memudahkan peneliti untuk mendapatkan makna dari data yang sudah

(19)

45

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

keluarga mereka yang kurang intim serta memiliki derajat individualitas yang

tinggi. Keluarga seperti ini termasuk ke dalam keluarga dengan skema

percakapan rendah yaitu keluarga yang tidak banyak menghabiskan waktu

bersama untuk mengobrol.

Hilangnya kemampuan melihat pada ibu dan hambatan yang terjadi

pada indera pendengaran anak menimbulkan kesulitan dalam menjalin

komunikasi yang baik di antara keduanya. Ibu yang mengalami tunanetra tidak

dapat memproses komunikasi nonverbal yang dilakukan oleh anak. Begitu juga

sebaliknya, anak yang seorang tunarungu tidak dapat menerima dengan baik

bentuk komunikasi verbal dari ibunya. Terbatasnya kemampuan bahasa dan

bicara SN sering kali membuat KM tidak dapat memahami apa yang

diutarakan SN ketika berkomunikasi secara verbal.

B.Rekomendasi

1. Bagi guru, diharapkan dapat memberikan pemahaman serta melibatkan

orang tua dalam memberikan layanan yang tepat terutama pada anak yang

mengalami ketunarunguan agar anak dapat berkembang secara optimal dan

tidak membuat ketunarunguan yang dialami menghambat perkembangan

lainnya.

2. Bagi orang tua, diharapkan dapat mengenali hambatan serta potensi yang

dimiliki oleh anak sehingga orang tua dapat memberikan pengajaran yang

tepat sesuai dengan kebutuhan anak.

3. Bagi pemerintah dan para praktisi yang berkecimpung di dunia pendidikan

(20)

46

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pemahaman para orang tua mengenai pendidikan anak berkebutuhan khusus

dapat lebih baik.

4. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mengkaji bagaimana pola

komunikasi yang terjadi dalam keluarga dengan berbagai latar belakang

subjek seperti tingkat pendidikan, status sosial ekonomi dan jenis

keluarbiasaan lain sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat

(21)

47

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Asrori, M. (2012). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Djamarah, S. B. (2004). Pola Komunikasi Orang Tua & Anak dalam Keluarga.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Lusa. (2009). Proses Komunikasi. [Online]. Diakses dari

http://www.lusa.web.id/proses-komunikasi.

Moleong, L. J. (1989). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Remadja

Karya.

Morissan. (2014). Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kharisma

Putra Utama.

Pratiwi, R. P. & Murtiningsih, A. (2013). Kiat Sukses Mengasuh Anak

Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Riduwan. (2003). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung : CV.

Alfabeta.

Rusdy, D. H. (2011). Tinjauan Deskriptif Pola Komunikasi Antarbudaya di Desa

Gunung Batin Baru PT. Gunung Madu Plantations Research Site A

Terusannunyai, Lampung Tengah Tahun 2010/2011. [Online]. Diakses

dari http://digilib.unila.ac.id/1353/7/BAB II.pdf.

Sidratullah, I. O. (2014). Proses Komunikasi dan Penjelasannya. [Online].

Diakses dari

http://tipsserbaserbi.blogspot.com/2014/12/proses-komunikasi-dan-penjelasannya.html.

Somad, P. & Hernawati, T. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Bandung:

(22)

48

Masliah, 2015

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA D AN ANAK

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sumantri, M. & Syaodih, N. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Wardani, IG. A. K. dkk. (2011). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Yusuf, S. (2007). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pola komunikasi keluarga yang diterapkan orang tua kepada anaknya dalam mengatasi ketergantungan anak terhadap teknologi informasi komunikasi di

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Bagaimanakah pola strategi komunikasi

Pola Komunikasi dan Gaya Perlakuan Orang Tua Berkontribusi Bersama-sama Secara Signifikan terhadap Perilaku Sosial Anak Usia (Hipotesis Ketiga)c. Pola Komunikasi

Data yang di peroleh adalah pola asuh yang di terapkan oleh orang tua tunanetra terhadap anaknya yaitu bagaimana orang tua mendidik, memberi arahan pada anak untuk melakukan

Seperti contoh, kurangnya pola komunikasi orang tua terhadap anak tentang berinternet sehat di Surabaya sehingga mengakibatkan menjadi penyalahgunaan internet oleh anak

Hasil penelitian ini adalah Pola komunikasi yang diterapkan orang tua dalam meningkatkan gizi di kelurahan Kedinding dan Bulak Banteng Kecamatan Kenjeran adalah menggunakan

Orang tua yang sama-sama sibuk menyebabkan intensitas dan kualitas komunikasi menjadi sangat kurang dan tidak jarang pula menimbulkan perselisihan diantaranya,

Setelah dari awal peneliti melihat bahwa komunikasi keluarga yang terjadi antara orang tua dan adik terhadap kakak penyandang autisme ini terlihat dari sikap orang tua