• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDEKATAN BEHAVIORISTIK UNTUK MENINGKATKAN AKHLAK SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS V SDN KARANGBONG GEDANGAN SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDEKATAN BEHAVIORISTIK UNTUK MENINGKATKAN AKHLAK SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS V SDN KARANGBONG GEDANGAN SIDOARJO."

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN BEHAVIORISTIK UNTUK MENINGKATKAN AKHLAK SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI

KELAS V SDN KARANGBONG GEDANGAN SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh :

UMI FAIZATUL MU’MINAH NIM. D01212096

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

(2)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN BEHAVIORISTIK UNTUK MENINGKATKAN AKHLAK SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI

KELAS V SDN KARANGBONG GEDANGAN SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh :

UMI FAIZATUL MU’MINAH NIM. D01212096

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Umi Faizatul Mu’minah 2015 : Implementasi Penggunaan Pendekatan Behavioristik Untuk Meningkatkan Akhlak Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Kelas V SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo pada tahun 2015.

Point yang diteliti dalam skripsi ini adalah meningkatkan akhlak siswa, hal tersebut diteliti karena peneliti ingin sedikit mengurangi tingkat akhlak tercela dalam usia dini. Dan peneliti ingin dalam usia dini para siswa dapat mengenal dan menerapkan akhlak yang contohkan oleh Rasulullah SAW. Karena sebagai umat muslim yang baik adalah umat muslim yang dapat meneladani akhlak Rasulullah SAW.

Untuk meningkatkan akhlak tersebut, maka digunakan pendekatan behavioristik melalui model ceramah dan demonstrasi. Pendekatan behavioristik adalah adalah sebuah aliran dalam pemahaman tingkah laku manusia, perspektif behavioral ini berfokus pada peran dari belajar dalam menjelaskan tingkah laku manusia. Dipilihnya model pembelajaran ceramah dan demonstrasi karena dengan diterapkannya model tersebut, pendekatan behavioristik dapat diterapkan secara maksimal. Sebab dalam model pembelajaran tersebut sangat dominan dalam membentuk tingkah laku atau akhlak siswa.

(7)

i

DAFTAR ISI

Halaman Sampul Halaman Judul Lembar Persetujuan

a) Lembar persetujuan pembimbing b) Lembar persetujuan dan pengesahan Abstrak

Motto

Kata Pengantar Persembahan Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Lampiran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Kegunaan Penelitian E. Penelitian Terdahulu.

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian G. Definisi Istilah atau Definisi Operasional H. Sistematika Pembahasan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendekatan Behavioristik

(8)

ii

2 Teori-teori Pendekatan Behavioristik 3 Ciri-ciri Pendekatan Behavioristik B. Akhlak

1 Pengertian Akhlak

2 Sumber Akhlak dalam Islam 3 Ciri-ciri Akhlak

C. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam 1 Pengertian Pendidikan Agama Islam 2 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

D. Implementasi Pendekatan Behavioristik untuk Meningkatkan Akhlak Siswa Pada Mata Pelajaran PAI.

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian B. Subjek dan Objek Penelitian C. Tahap-tahap Penelitian D. Sumber dan Jenis Data E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data

BAB IV PAPARAN DATA dan TEMUAN PENELITIAN A. Implementasi Pendekatan Behavioristik

(9)

iii

6 Langkah Terakhir B. Analisa Data

1 Analisa Sebelum Di Lapangan

2 Analisa Proses Penerapan Pendekatan Behavioristik 3 Analisa Data Di Lapangan

4 Analisa Keberhasilan Penerapan Pendekatan Behavioristik

BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Saran Daftar Rujukan

Pernyataan Keaslian Tulisan Lampiran-lampiran

Riwayat Hidup

(10)

iv

DAFTAR TABEL

TABEL Hal

I : Tentang Keberhasilan Penerapan Pendekatan Behavioristik.

II : Perbandingan Antara Analisa Sebelum di Lapangan dengan Selama Di Lapangan

III : Perbandingan Antara Teori dan Empiris IV : Analisa Data Di Lapangan

(11)

v

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Hal

1 Pernyataan Keaslian Tulisan 2 Surat Tugas Skripsi

3 Surat Izin Penelitian

4 Surat Pernyataan Penelitian dari Sekolah

5 Profil Sekolah SDN Karangbong Gedanagn Sidoarjo 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian 7 Hasil Kerja Siswa

8 Instrumen Penilaian Teman Sejawat 9 Instrumen Observasi Guru dan Siswa 10 Instrumen Wawancara Guru dan Siswa 11 Instrumen Angket Siswa

12 Blangko Pengajuan Judul Skripsi dan Outline 13 Riwayat Hidup

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Dalam kehidupan modern ini banyak sekali permasalahan dan problem yang sering muncul di sekolah, salah satunya yaitu akhlak yang diterima oleh para siswa.

Contoh konkrit tersebut yaitu dari segi psikologi siswa aspek pendekatan behavioristik. Pendekatan behavioristik adalah sebuah aliran dalam pemahaman tingkah laku manusia, perspektif behavioral ini berfokus pada peran dari belajar dalam menjelaskan tingkah laku manusia. disini dapat dikatakan bahwa dalam proses pembelajaran haruslah didampingi dengan pendekatan behavioristik. Akan tetapi pada realitanya banyak sekali proses pembelajaran yang hanya proses saja tanpa diiringi dengan pendekatan behavioristik. Padahal pendekatan behavioristik tersebut sangatlah berguna untuk membentuk tingkah laku siswa–siswi agar lebih baik dalam kehidupan kesehariannya di rumah ataupun dilingkungannya.1 Karena menurut teoritikus behavioristik, manusia sepenuhnya yaitu makhluk reaktif, yang tingkah lakunya dikontrol oleh faktor–faktor dari luar. Faktor lingkungan inilah yang menjadi penentu terpenting dari tingkah laku manusia. Berdasarkan pemahaman ini maka

1

(13)

2

kepribadian individu menurut teori ini dapat dikembalikan pada hubungan antara individu dan lingkungannya.2

Dengan pendekatan behavioristik tersebut, guru atau pendidik bisa membentuk tingkah laku siswa yang berakhlak. Berakhlak di sekolah maupun di lingkungan sekitar. Akhlak yang utama yaitu akhlak yang baik atau akhlak terpuji. Akhlak yang baik dilahirkan oleh sifat-sifat yang baik. Dalam agama Islam manusia harus menunjukkan tingkah laku yang baik.3

Di dunia pendidikan dalam aspek akhlak lebih di utamakan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam jika dalam tingkat Sekolah Dasar. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan satu mata pelajaran di sekolah yang mempunyai peranan yang sangat strategis dan signifikan dalam pembentukan akhlak dan pribadi siswa.4

Islam mengajarkan akhlak yang salah satunya yaitu bersikap ikhlas. Begitu pula dalam pendidikan, para siswa juga diajarkan bersikap ikhlas dalam mata pelajaran tersebut. Terutama di kelas V Sekolah Dasar.

Bersikap ikhlas diajarkan di kelas V Sekolah dasar karena di kelas V Sekolah Dasar sejumlah siswa dan siswi yang masih menempuh jenjang Sekolah di Sekolah Dasar dan masih berumur kurang lebih 10-11 Tahun. Serta masih mempunyai sifat keluguan yang masih membutuhkan bimbingan akhlak dari pendidik. Yang mana dalam usia tersebut sangat

(14)

3

baik jika sudah diajarakan hal-hal yang baik terutama akhlak terpuji. Karena dalam Islam juga sudah dianjurkan bahwasannya menanamkan akhlak yang terpuji harus dimulai saat masih dini.

Begitu juga dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, peneliti telah memilih SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo untuk melakukan penelitian. Alasan peneliti memilih lokasi Seskolah Dasar tersebut karena peneliti ingin mengimplementasikan pendekatan behavioristik untuk meningkatkan akhlak siswa pada mata pelajaran PAI kelas V SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo.

Dalam proses pembelajaran sedikit sekali para pendidik melakukan pendekatan-pendekatan yang dianjurkan dalam psikologi. Para pendidik hanya melakukan proses pembelajaran dan penilaian terhadap perserta didik. Sedangkan para siswa sebenarnya juga memerlukan pendekatan tersebut agar mereka juga dapat mengiplementasikan akhlak terpuji tersebut di masyarakat, di sekolah, dikelas, ataupun dirumah.

(15)

4

B. Rumusan Masalah.

Setelah melihat latar belakang diatas, maka dapat dipaparkan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Implementasi pendekatan behavioristik pada mata pelajaran PAI kelas V SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo?

C. Tujuan penelitian

Tujuan dalam .penelitian yang akan dilaksanakan yaitu :

1. Untuk mendiskripsikan implementasi pendekatan behavioristik untuk meningkatkan akhlak siswa pada mata pelajaran PAI kelas V SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo.

D. Kegunaan penelitian.

Adapun kegunaan penelitian dibawah ini terbagi dalam 3 bagian yaitu :

1. Kepala Sekolah.

Hasil penelitian yang akan dilakukan akan dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk menyempunakan akhlak siswa dengan menggunakan pendekatan behavioristik melalui guru mata pelajaran ataupun guru wali kelas.

2. Guru.

(16)

5

pembelajaran, khususnya pada aspek psikologi siswa dengan pendekatan behavioristik dalam meningkatkan akhlak siswa.

3. Peneliti.

Hasil penelitian yang akan dilakukan dapat digunakan sebagai suatu pengalaman atau pelajaran tambahan yang nantinya akan bisa dipakai pada saat sudah berkecimpung dalam profesi sebagai guru dan diterapkan pula pada siswa didiknya.

E. Penelitian terdahulu.

Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh peneliti, tidak ditemukan topik karya ilmiah yang membahas tentang Implementasi penggunaan pendekatan behavioristik untuk meningkatkan akhlak terpuji siswa pada mata pelajaran PAI aspek Akidah akhlak materi tentang sikap ikhlas kelas V SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo. Hanya saja peneliti menemukan beberapa skripsi yang membahas tentang pendekatan behavioristik yang memiliki kesamaan kajian akan tetapi berbeda dalam segi sudut pandang.

Pada penelitian tahun 2003 mengenai pendekatan behavioristik adalah “Bimbingan konseling Islam dengan terapi behavioristik dalam menangani kekerasan orang tua terhadap anak di desa Kedawung Bicak Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto Tahun 2003”.

(17)

6

menangani kekerasan orang tua terhadap anaknya berupa kepenasehatan agama dengan terapi behavioristik terhadap klien agar mau merubah tindakan mala daptif menjadi adaptif (sesuai).

Dalam prosesnya peneliti menggunakan beberapa proses, langkah pertama peneliti mulai mengenal kasus serta gejala-gejala yang nampak. Langkah kedua peneliti, langkah untuk menetapkan masalah yang dihadapi oleh klien. Langkah ketiga, yaitu langkah untuk menentukan jenis bantuan atau alternatif pemberi bantuan. Langkah keempat, yaitu langkah untuk menetapkan langkah-langkah pelaksanaan pemberi bantuan kepada diri klien. Serta langkah yang terakhir yaitu konselor telah melakukan pemantauan terhadap perilaku klien kepada anaknya, maka dikatakan bahwa klien mulai menyadari bahwa yang dilakukannya adalah salah.

Dari hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa yang dilakukan konselor terhadap klien mengenai kekerasan orangtua terhadap anak dikatakan cukup berhasil dengan prosentase 71,4%.

Dalam skripsi yang kedua dilaksanakan pada tahun 2014 ini, yaitu “Penerapan Metode role playing dalam meningkatkan hasil belajar

(18)

7

Skripsi tersebut diteliti oleh Siti Nur Jannah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dalam program studi PGMI. Dalam peneliti tersebut dijelaskan bahwa hasil penelitian dalam siklus 1, para peserta didik sudah mulai menunjukkan hasil yang kurang baik karena ada beberapa kendala dalam pelaksanaannya. Sedangkan dalam siklus 2, peneliti menjelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa sudah sesuai dengan harapan atau sudah mencapai batas yang telah ditentukan.

F. Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian.

Agar pembahasan lebih terfokus pada masalah, maka perlu diberi arahan yang jelas terhadap masalah yang hendak dibahas dalam penelitian ini yaitu,

1. Penelitian ini membicarakan tentang implementasi pendekatan behavioristik.

2. Penelitian ini membatasi pada mata pelajaran PAI.

3. Siswa yang dimaksud adalah seluruh siswa kelas V yang ada di SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo.

4. Kesimpulan hasil penelitian ini hanya berlaku di SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo, jika diterapkan di Sekolah lain adalah yang memiliki kesamaan sesuai dengan penelitian ini.

G. Definisi istilah atau definisi operasional.

(19)

8

1 Pengertian pendekatan behavior merupakan salah satu pendekatan di dalam psikologi pendidikan yang didasari keyakinan bahwa anak dapat dibentuk sesuaai dengan apa yang diinginkan oleh orang yang membentuknya. Behaviorisme berkeyakinan bahwa semua perilaku diperoleh individu setelah berinteraksi dengan lingkungan yang telah dikondisikan.5

2 Imam Al-Ghazali akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan–perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu).6

Akhlak yang baik dilahirkan oleh sifat-sifat yang baik. Akhlak yang baik dapat disebut juga dengan akhlak mahmudah. Yang mana akhlak yang lebih utama untuk umat Islam..7

3 Mata pelajaran PAI salah satu mata pelajaran di sekolah yang mempunyai peranan yang sangat strategis dan signifikan dalam pembentukan akhlak dan pribadi siwa.8

4 Siswa Kelas V SD adalah sejumlah siswa dan siswi yang masih menempuh jenjang Sekolah di Sekolah Dasar dan masih berumur kurang lebih 10-11 Tahun. Serta masih mempunyai sifat keluguan yang masih membutuhkan bimbingan akhlak dari pendidik.

5 SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo adalah lokasi Sekolah Dasar yang berada di Jalan Ontosari No. 254 Desa Karangbong Kec.

5

Martini Jamaris, Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : Ghalia Indonesia, 2012), h. 114. 6

Mustofa, Akhlak Tasawuf , (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1999), h. 11-12. 7

Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya. Akhlak Tasawuf ., Ibid. 8

(20)

9

Gedangan Kab. Sidoarjo. Yang mana bertempat di pemukiman warga yang cukup padat.

H. Sistematika pembahasan.

Disini dalam bagian awal penulisan skripsi adalah terdiri dari, Lembar Persetujuan yang meliputi Lembar Persetujuan Pembimbing dan Lembar Persetujuan dan Pengesahan. Dalam lembar persetujuan pemimbing yaitu persetujuan dosen pembimbing tentang naskah skripsi penulis. Dalam halaman ini dinyatakan bahwa naskah skripsi telah diperiksa dan memenuhi syarat untuk diuji. Sedangkan dalam Lembar Persetujuan dan Pengesahan yaitu berisi pengesahan TPS atas skripsi yang diujikan. Dalam halaman dinyatakan skripsi telah dipertahankan penulis dihadapan TPS. Sebagai bukti persetujuan dan pengesahan, tanda tangan dekan dan TPS diberikan jika skripsi telah disempurnakan sesuai dengan masukan saran-saran yang diberikan oleh TPS pada saat berlangsungnya ujian skripsi.

Jika pada halaman abstrak, abstrak berisi masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil-hasil yang diperoleh, simpulan yang diperoleh, dan saran yanag diajukan (jika ada).

(21)

10

Selanjutnya pada halaman daftar isi, sebagai gambaran organisasi keseluruhan isi dalam skripsi, dalam daftar isi dicantumkan judul bab, judul sub bab, yang disertai nomor halaman sesuai dengan tempat unsur itu dalam naskah.

Kemudian dalam halaman daftar tabel, daftar tabel berisi tentang halaman tabel yang ada dalam skripsi. Begitu juga dengan daftar gambar dan daftar lampiran.

Sedangkan dalam bagian inti skripsi yaitu terdiri dari BAB I pendahuluan, BAB II Kajian Pustaka, BAB III Metodologi Penelitian, BAB IV Paparan Data dan Temuan Penelitian, dan BAB V Penutup.

Pada halaman BAB I yaitu berisi PENDAHULUAN meliputi antara lain, latar belakang masalah, dalam bagian ini diuraikan masalah-masalah yang melatarbelakangi topik penelitian beserta sebab-sebab timbulnya untuk mengantarkan pembaca kepada masalah penelitian.

Selanjutnya yaitu rumusan masalah, dalam rumusan masalah diungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya.

Selanjutnya yaitu tujuan penelitian, dalam tujuan penelitian diungkapkan sasaran penelitian yang ingin dicapai.

(22)

11

ilmu pengetahuan sesuai dengan disiplin ilmu yang mendasari penelitian. Dari segi praktis, dinyatakan apakah hasil penelitian bermanfaat bagi penerapan suatu ilmu masyarakat atau tidak.

Selanjutnya yaitu penelitian terdahulu, dalam penelitian terdahulu diungkapkan judul yang hampir sama dengan judul skripsi yang ditulis oleh penulis dan dingkapkan juga hasil penelitian atau simpulan dari skripsi yang terdahulu.

Selanjutnya yaitu ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, dalam ruang lingkup penelitian diungkapkan aspek variabel yang diteliti, yaitu variabel apa yang menjadi sasaran penelitian. Sedangkan dalam keterbatasan penelitian diungkapkan suatu kondisi tertentu yang tidak dapat dihindari oleh peneliti.

Selanjutnya yaitu definisi istilah atau definisi operasional, dalam definisi istilah atau definisi operasional diungkapkan definisi kata-kata atau istilah-istilah kunci yang berkaitan dengan masalah atau variabel penelitian.

Dan yang terakhir dalam bab I ini yaitu sistematika pembahasan, dalam sistematika pembahasan menguraikan secara rinci isi dalam skripsi dalam bentuk deskriptif.

(23)

12

Untuk itu deskripsi teori perlu didasarkan pada kajian pustaka yang dilakukan sedalam dan seakurat mungkin.

Pada halaman kajian pustaka berikut yaitu mwngawali dengan membahas tentang pendekatan behavioristik, pendekatan tersebut di rinci kembali menjadi beberapa poin yaitu antara lain pengertian pendekatan behavioristik, teori pendekatan behavioristik, ciri-ciri pendekatan behavioristik.

Setelah pendekatan behavioristik diuraikan selanjutnya yaitu membahas tentang akhlak sebagai tujuan utama yaitu meningkatkan akhlak siswa. Dalam pembahasan akhlak juga dibagi menjadi beberapa poin, yaitu pengertian akhlak, sumber akhlak, dan ciri-ciri akhlak.

Selanjutnya yaitu membahas tentang mata pelajaran pendidikan agama islam, dalam pembahasan mata pelajaran pendidikan agama islam juga dibagi dalam beberapa poin juga yaitu tentang pengertian pendidikan agama islam dan mata pelajaran pendidikan agama islam.

Pada halaman BAB III yaitu berisi METODOLOGI PENELITIAN. Unsur-unsur pokok dalam bagian ini mencakup : pendekatan dan jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, tahap-tahap penelitian, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

(24)

13

langkah pertama, langkah kedua, langkah ketiga, langkah keempat, dan langkah terakhir. Selanjutnya yaitu analisa data yang terdiri dari analisa sebelum di lapangan, analisa proses penerapan pendekatan behavioristik, analisa di lapangan, dan analisa keberhasilan penerapan pendekatan behavioristik.

Dan yang terakhir yaitu pada halaman BAB V yang berisi PENUTUP. Dua hal yang lazim dikemukakan dalam bagian penutup adalah simpulan dan saran.

(25)

dikenal sebagai aliran behaviorisme di Rusia timbul aliran behaviorisme. Semula aliran behaviorisme timbul di Rusia tetapi kemudian berkembang pula di Amerika, dan merupakan aliran yang mempunyai pengaruh cukup lama.1

Pendekatan tingkah laku adalah penerapan aneka ragam teknik dan prosedur yang berakar pada berbagai teori tentang belajar.2 Pendekatan tingkah laku bertujuan menghilangkan simptom-simptom yang salah sesuai (maladaptif) serta membentuk tingkah laku baru.3

Pendekatan tingkah laku dirumuskan sebagai teknik khusus yang menggunakan dasar psikolgi (khususnya proses belajar) untuk mengubah perilaku seseorang secara kuantitatif. Perlunya sesuatu yang dirubah karena ada maladaptif yang menyebabkan terganggunya kestabilan pribadinya.4

Behaviorisme artinya serba tingkah laku. Psikologi behaviorisme adalah psikologi tingkah laku dan menekankan pada tingkah laku.

1

Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta : Andi Yogyakarta, 1992), h. 53. 2

Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (Bandung: PT. ERESCO, 1997), h. 196. 3

M.D. Dahlan, Beberapa Pendekatan dalam Penyuluhan (Konseling,) (Bandung: CV. Diponegoro,1985), h. 62.

4

(26)

2

Behaviorisme didasarkan pada ajaran materialisme. Pada tahun-tahun selanjutnya, psikologi behaviorisme mengalami perkembangan sangat pesat.5

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian behavioristik adalah pendekatan yang mengubah tingkah laku yang maladaptif menjadi tingkah laku yang adaptif dengan melalui teknik-teknik dalam pendekatan behavioristik.

Diantara tokoh-tokoh psikologi behaviorisme dari Amerika Serikat yang sangat konsen pada penelitian-penelitian di bidang psikologi behaviorisme di antaranya J.B. Watson, Tolman, Hull, dan lain-lain. 2 Teori-Teori Pendekatan Behavioristik

a. Ivan Petroch Pavlov (1849-1936)

Aliran psikologi di Rusia di pelopori oleh Ivan Petrovich Pavlov, dan dikenal sebagai aliran behaviorisme di Rusia. Menurut Pavlov aktivitas organisme dapat dibedakan atas :

1) Aktivitas yang bersifat reflektif, yaitu aktivitas organisme yang tidak disadari oleh organisme yang bersangkutan.

2) Aktivitas yang disadari, yaitu aktivitas atas kesadaran organisme yang bersangkutan. Ini merupakan respons atas

5

(27)

3

dasar kemauan sebagai suatu reaksi terhadap stimulus yang diterimanya.6

Pavlov dalam eksperimennya mengguanakan anjing sebagai binatang coba. Anjing dioperasi sedemikian rupa, sehingga apabila air liur keluar dapat dilihat dan dapat ditampung dalam tempat yang yang telah disediakan. Menurut Pavlov apabila anjing lapar dan melihat makanan, kemudian mengaluarkan air liur, ini merupakan respons yang alami, respons yang reflektif, yang disebut sebagai respons yang tidak berkondisi.

Apabila anjing mendengar bunyi bel dan kemudian menggerakkan telinganya, ini juga merupakan respons yang alami. Bel sebagai stimulus yang tidak berkondisi atau gerak telinga sebagai stimulus yang berkondisi. Persoalan yang dipikirkan Pavlov adalah apakah dapat dibentuk pada anjing suatu perilaku atau respons apabila anjing mendengar bunyi bel lalu mengeluarkan air liur. Hal inlah yang kemudian diteliti secara eksperimental oleh Pavlov.

Dalam eksperimen ini, hasil pada akhirnya bunyi bel berkedudukan sebagai stimulus yang berkondisi dan mengeluarkan air liur sebagai respons berkondisi. Apabila bunyi bel diberikan

6

(28)

4

setelah diberikan makanan, maka tidak akan terjadi respons yang berkondisi tersebut.7

Sama halnya apabila eksperimen tersebut di aplikasikan pada proses pembelajaran. Guru akan memberikan tugas kepada siswa untuk membiasakan contoh materi yang diberikan oleh guru. Dan apabila siswa tersebut dapat mengaplikasikan contoh tersebut dan dapat menjadikan kebiasaan dalam perilakunya, guru akan memberikan penghargaan kepada siswa tersebut. Perintah tersebut diulang hingga beberapa kali tugas, hingga siswa tersebut benar-benar dapat membiasakan contoh tersebut tanpa diberikan penghargaan kembali.

b. Edward Lee Thorndike (1874-1949)

Menurut Thorndike asosiasi antara sense of impression dan impuls to action, disebutnya sebagai koneksi atau connection, yaitu usaha untuk menggabungkan antara kejadian sensoris dengan perilaku. Thorndike menitikberatkan pada aspek fungsional dari perilaku, yaitu bahwa proses mental dan perilaku berkaitan dengan penyesuaian diri organisme terhadap lingkungannya. Karena itu Thorndike diklasifikasikan sebagai behavioris yang fungsional, berbeda dengan Pavlov sebagai behavioris asosiatif.

7

(29)

5

Thorndike mengajukan pengertian tersebut dari eksperimennya dengan puzzle box. Dari eksperimennya Thorndike mengajukan adanya tiga macam hukum yang sering dikenal dengan hukum primer dalam hal belajar, yaitu :

1) Hukum kesiapan (the law of readinnes). 2) Hukum latihan (the law of exercise) 3) Hukum efek (the law of effect)

Menurut Thorndike belajar yang baik harus adanya kesiapan dari organisme yang bersangkutan. Apabila tidak adanya kesiapan, maka hasil bekajarnya tidak akan baik. Secara praktis hal tersebut dapat dikemukakan bahwa :

1) Apabila pada organisme adanya kesiapan untuk melakukan sesuatu aktivitas, dan organisme itu dapat melaksanakan kesiapannya itu, maka organisme tersebut akan megalami kepuasan.

2) Apabila pada organisme adanya kesiapan untuk melakukan sesuatu aktivitas, tetapi organisme itu tidak dapat melakukannya, maka organisme itu akan mengalami kekecewaan atau frustasi.

(30)

6

hal tersebut akan menimbulkan keadaan yang tidak memuaskan.8

Eksperimennya yang khas adalah dengan kucing, dipilih yang masih muda yang kebiasaan-kebiasaannya masih belum kaku, dibiarkan lapar, lalu dimasukkan ke dalam kurungan. Konstruksi pintu kurungan itu dibuat sedemikian rupa, sehingga kalau kucing menyentuh tombol tertentu pintu kurungan akan terbuka dan kucing dapat keluar dan mencapai makanan yang ditempatkan diluar kurungan itu sebagai hadiah atau daya penarik bagi si kucing yang lapar itu. Pada usaha yang pertama kucing masih melakukan bermacam-macam gerakan yang kurang relevan bagi pemecahan problemnya. Waktu yang dibutuhkan dalam usaha yang pertama ini adalah lama. Percobaan yang sama seperti itu dilakukan secara berulang-ulang, pada usaha berikutnya ternyata waktu dibutuhkan makin singkat. Hal ini disimpulkan bahwa kucing sebenarnya tidak mengerti cara membebaskan diri dari kurungan itu, tetapi dia belajar mencamkan respon-respon yang benar dan menghilangkan atau meninggalkan respon yang salah.9

Sama halnya dengan guru memberikan tugas yang mana siswa tersebut pada dasarnya tidak mengetahui maksud atau jawaban yang nantinya akan dijawab. Akan tetapi dengan adanya

8

Bimo Walgito, Pengantar Psikologi. Ibid., h. 55-56. 9

(31)

7

guru memberikan hadiah secara cuma-cuma kepada siswa apabila siswa dapat menjawab atau mengetahui pertanyaan tersebut. Para siswa akhirnya berlomba-lomba menacari jawaban pertanyaan tersebut dimana pun, seperti di internet, di buku atau kepada orang yang lebih faham dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru.

3 Ciri-ciri Pendekatan Behavioristik

Dalam setiap pendekatan pasti mempunyai ciri-ciri tertentu, berikut adalah ciri-ciri pendekatan behavioristik :

a. Memusatkan perhatian kepada tingkah laku yang tampak dan spesifik.

b. Kecermatan dan penguraian tujuan-tujuan treatment.

c. Perumusan prosedur treatment yang spesifin yang sesuai dengan masalah.

d. Penaksiran obyektif atas hasil-hasil terapi.10

Adapun karakteristik pendekatan behavioristik adalah :

a. Didasarkan pada teori yang dirumuskan secara tepat dan konsisten yang mengarah kepada kesimpulan yang dapat diuji.

b. Berasal dari hasil penelaahan eksperimental yang secara khusus direncanakan untuk menguji teori-teori dan kesimpulannya.

c. Memandang simptom sebagai respon bersyarat yang tidak sesuai.

10

(32)

8

d. Memandang symptom sebagai bukti adanya kekeliruan hasil belajar.

e. Memandang bahwa simptom-simptom tingkah laku itu ditentukan berdasarkan perbedaan individual yang terbentuk secara kondisional dan antonom, sesuai dengan lingkungan masing-masing.11

Dengan demikian perilaku tidak hanya mengubah gejala perilakunya menjadi akhlak terpuji saja, namun akan terjadi perubahan dalam keseluruhan pribadinya, sehingga pendekatan behavioristik juga dapat disebut dengan psikoterapi.

Jadi pendekatan behavioristik juga bertujuan menghilangkan simptom-simptom yang maladaptif serta membentuk tingkah laku yang baru dalam segi akhlak terpuji.

B. Akhlak

1 Pengertian Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa arab yaitu Khuluqun menurut bahasa yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, tabiat. Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan – perbuatan dengan

11

(33)

9

mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu).12

Terma akhlak dalam bahasa arab didefinisikan sebagai keadaan jiwa yang menentukan tindakan seseorang.13

Secara istilah, akhlak sebagai sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar.14

Orang yang mempunyai akhlak yang baik adalah orang yang tetap kecenderungannya kepada hal yang baik dan orang yang mempunyai akhlak yang tidak baik adalah orang yang tetap kecenderungannya kepada hal yang buruk pula.15

Nabi Muhammad merupakan role model atau al-uswah hasanah

dalam hal akhlak. Beliau selalu memberikan contoh akhlak utama kepada sahabat ataupun keluarganya dalam kehidupan segari-hari. Akhlaknya yang utama ini merupakan manifestasi dari keimanannya kepada Allah SWT.

12

Mustofa, Akhlak Tasawuf. Ibid. 13

Amril, Akhlak Tasawuf : Meretas Jalan Menuju Akhlak Mulia, (Pekanbaru : PT. Refika Aditama, 2015)., h. 1.

14

Sahriansyah, Ibadah dan Akhlak., Ibid. h. 175-176. 15

(34)

10

2 Sumber Akhlak dalam Islam. a. Al-Qur’an

Jelaslah Al-Qur’an menjadi sumber nilai-nilai dari akhlak. Penampilan akhlak dalam Al-Qur’an tidak bersifat teotrikal semata-mata, tetapi secara partikal berdasarkan realitas sejarah manusia sepanjang zaman. Al-Qur’an adalah sumber yang kaya dan berkesan bagi manusia untuk memahami akhlak yang terkandung didalamnya dan menghayatinya.

b. As-Sunnah

Dari As-sunnah dapat diketahui norma-norma baik dan buruk yang merupakan fokus akhlak dalam islam. Melalui As-Sunnah seorang muslim tahu mana yang halal dan mana yang haram 16

Dari dua sumber akhlak diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sesorang yang mempunyai akhlak haruslah sesuai dengan

Al-Qur’an dan As-sunnah. Karena dari dua sumber itulah tercipta

akhlak sesuai apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

3 Ciri-ciri Akhlak

a. Kebaikannya bersifat mutlak, yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak merupakan kebaikan murni, baik untuk individu maupun masyarakat luas, kapanpun dan di manapun.

16

(35)

11

b. Kebaikannya bersifat menyeluruh, yaitu kebaikan yang terkandung di dalamnya merupakan kebaikan untuk seluruh umat islam di segala zaman dan di tempat manapun.

c. Tempat langgeng dan mantap, yaitu kebaikan yang terkandung di dalamnya bersifat tetap, tidak berubah oleh perubahan waktu dan tempat atau perubahan kehidupan manusia.

d. Kewajiban yang harus dipatuhi, kebaikan yang terkandung di dalamnya merupakan hukum yang harus dilaksanakan, sehingga ada sanksi hukum tertentu bagi orang-orang yang tidak melaksanakan.

e. Pengawasan yang menyeluruh, Allah memiliki sifat Maha Mengetahui seluruh isi alam semesta, dan apa yang dilahirkan dan disembunyikan oleh manusia, maka perbuatan manusia selalu diawasi dan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dilakukan. Tidak ada sedikit dzarah pun yang lepas dari pengawasan Allah.17

C. Pendidikan Agama Islam.

1 Pengertian Pendidikan Agama Islam.

Pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan “pe”

dan akhiran “kan”, mengandung arti “perbuatan” (hal, cara, dan

sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani,

yaitu “pedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada

17

(36)

12

anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan dalam bahasa inggris dengan

“education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam

bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang

berarti pendidikan. Atau dengan istilah lain yaitu proses transformasi ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik agar ia memiliki sikap dan semangat yang tinggi dalam memahami dan menyadari kehidupannya sehingga terbentuk ketakwaan, budi pekerti, dan kepribadian yang luhur.18 Jadi pendidikan secara istilah adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.19 Pendidikan juga diartikan sebagai latihan mental, moral, dan fisik yang bisa menghasilkan manusia berbudaya tinggi maka pendidikan berarti menumbuhkan personalitas (kepribadian) serta menanamkan rasa tanggung jawab.20

Sedangkan pendidikan Islam menurut Marimba adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.21 Pendidikan agama Islam sekaligus pendidikan amal dan pendidikan iman dan karena ajaran Islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkan laku pribadi masyarakat, menuju kesejahteraan hidup

18

Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kencana Prenadamedi Group, 2006), h. 12-13 19

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Padang:Kalam Mulia, 1992), h. 1 20

Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008), h. 7. 21

(37)

13

perorangan dan bersama, maka pendidikan agama Islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat.22

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian pendidikan agama Islam adalah suatu pendidikan atau bimbingan yang diberikan oleh seorang guru kepada siswa agar menjadi seseorang yang dewasa menurut ukuran-ukuran Islam dan sesuai dengan syariat agama Islam.

2 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Pengertian pendidikan agama Islam sebagai nama mata pelajaran dipakai dilingkungan sekolah-sekolah yang bernaung di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, berpadanan dengan mata pelajaran lain seperti mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Geografi, dan lain sebagainya. Pengertian pendidikan agama Islam sebagai satuan pendidikan dipakai dalam lingkungan Departemen Agama, dan berjenjang sejak dari Taman Kanak-kanak sampai ke Perguruan Tinggi. Pengertian yang kedua mengacu kepada satuan pendidikan persekolahan atau kelembagaan yang esensinya berbeda dengan pengertian Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran di sekolah-sekolah di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.23 Mata pelajaran agama Islam diberikan kepada siswa sesuai dengan jenjang sekolah masing-masing siswa, jenjang sekolah siswa lebih tinggi maka pelajaran agama Islam yang mereka terima juga lebih terperinci dan lebih dalam.

22

Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006), h. 28. 23

(38)

14

Mata pelajaran PAI salah satu mata pelajaran di sekolah yang mempunyai peranan yang sangat strategis dan signifikan dalam pembentukan akhlak dan pribadi siswa.24

D. Implementasi Pendekatan Behavioristik Untuk Meningkatkan Akhlak Siswa Pada Mata Pelajaran PAI.

Menurut Imam Al-Ghazali akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan – perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu).25

Di dalam akhlak terdapat akhlak terpuji yaitu akhlak yang dapat disebut sebagai akhlak mahmudah yaitu akhlak baik yang terdapat di diri seseorang. Jadi akhlak terpuji merupakan tingkah laku yang baik sebagai tanda keimanan seorang hamba yang sempurna kepada Allah.

Maka orang yang mempunyai akhlak terpuji adalah orang yang tetap kecenderungannya kepada hal yang baik dan orang yang mempunyai akhlak tecela adalah orang yang tetap kecenderungannya kepada hal yang buruk pula.

Sedangkan pembelajaran dengan pendekatan behavioristik merupakan cara belajar dengan cara siswa memerankan atau mendemonstrasikan atau mempraktekkan contoh salah satu akhlak terpuji

24

Shindunuta, Menggagas Paradigma Pendidikan Demokrasi, Otonomi, Civil Society, Globalisasi. Ibid., h. 210.

25

(39)

15

terutama sikap ikhlas setelah guru menjelaskan tentang materi akhlak terpuji sikap ikhlas.

Melalui pendekatan behavioristik, siswa dapat melatih dirinya untuk mengingat isi bahan yang akan di perankan. Dengan siswa dapat memahami dan menghayati isi bahan yang diperankan, siswa dapat mendorong dirinya untuk berlatih sikap terpuji kepada sesama teman, keluarga, guru, ataupun masyarakat.

Pembelajaran dengan pendekatan behavioristik menyajikan dalam bentuk modelling, mungkin hampir sama dengan pembelajaran role playing. Akan tetapi, dalam pendekatan behavioristik ini siswa dituntut untuk lebih memahami peran dan jik mereka gagal maka mendapatkan hukuman dan jika mereka berhasil maka mereka mendapatkan hadiah. Peran tersebut terus di ulang hingga mereka benar-benar faham dan mengerti sikap apa yang mereka perankan.

(40)

16

modelling atau berperan atau mempraktekkan. Jadi siswa tidak merasa bosan untuk memahami isi materi.

(41)

1

BAB III

METODE PENELITIAN

Secara umum, penelitian diartikan sebagai pengumpulan data secara sistematis untuk mencapai tujuan-tujuan yang kita inginkan. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1

Adapun karakteristik dari metode penelitian adalah berikut :

1 Metode harus bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat dan benar untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah tersebut.

2 Metode harus bersifat logis, artinya adanya metode yang digunakan untuk memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional didasarkan pada bukti-bukti yang tersedia.

3 Metode bersifat obyektif, artinya obyektivitas itu menghasilkan penyelidikan yang dapat dicontoh oleh ilmuan lain dlaam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.

4 Metode harus bersifat konseptual dan teoritis. Oleh karena itu, untuk mengarahkan proses penelitian yang dijalankan, peneliti membutuhkan pengembangan konsep dan struktur teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

1

(42)

2

5 Metode bersifat empiris, artinya metode yang di pakai didasarkan pada kenyataan di lapangan.2

Setiap penelitian mempunyai tujuan tertentu. Dalam peneletian ini, peneliti mengambil penelitian yang bersifat pembuktian. Yaitu peneliti ingin membuktikan apakah dengan implementasi pendekatan behvioristik para siswa dapat lebih meningkatkan akhlak terpuji mereka.

A. Pendekatan dan jenis penelitian.

Penelitian yang berjudul Implementasi penggunaan pendekatan behavioristik untuk meningkatkan akhlak terpuji siswa pada mata pelajaran PAI aspek Akidah akhlak materi tentang sikap ikhlas kelas V SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo ini menggunakan pendekatan kualitatif. Karena, data yang dihasilakan nanti yaitu secara deskriptif.

Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. Penelitian kualitatif juga merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.3

Adapun ciri-ciri dalam penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut :

1 Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung.

2 Manusia merupakan alat (instrumen) utama pengumpulan data.

2

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Bandung : Graha Ilmu, 2006), h. 15-16 3

(43)

3

3 Analisis data dilakukan secara induktif. 4 Penelitian bersifat deskriptif analitik. 5 Tekanan penelitian berada pada proses. 6 Pembatasan penelitian berdasarkan fokus. 7 Perencanaan bersifat lentur dan terbuka.

8 Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif.4

Sedangkan dalam jenis penelitian dibagi menjadi dua klasifikasi yaitu berdasarkan tujuan dan berdasarkan kelamiahan. Jika ditinjau dari berdasarkan tujuan yaitu antara lain :

1 Penelitian dasar, penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.

2 Penelitian pengembangan, metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.

3 Penelitian terapan, adalah bertujuan untuk memcahkan masalah-masalah kehidupan praktis.

Jika ditinjau dari berdasarkan tingkat kelamiahan tempat penelitian, yaitu antara lain :

1 Metode eksperimen, sangat tidak alamiah karena tempat penelitian di laboratorium dalam kondisi yang terkontrol sehingga tidak terpengaruh dari luar.

4

(44)

4

2 Metode survey, digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data.

3 Metode naturalistik, digunakan untuk meneliti pada temtap yang alamiah, dan tidak membuat perlakuan.5

Jadi dengan penjelasan dari jenis-jenis penelitian diatas, penulis menggunakan jenis metode survey dan naturalistik, karena penulis disini akan menggunakan tempat yang alamiah yaitu SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo dan penulis juga melakukan perlakuan dalam pengumpulan data. Dalam penelitian ini metode naturalistik diambil dari sejumlah siswa kelas V SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo. Data yang akan dihasilkan adalah deskripsi tentang implementasi pendekatan behavioristiknya.

B. Subjek dan objek penelitian.

Dalam penelitian kualitatif, subjek dinamakan sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Dan sampelnya yaitu sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.6

Maka, subjek dalam penelitian ini adalah narasumber sekaligus informan yang terdiri dari :

5

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kulaitatif dan R&D, Ibid,. h. 6. 6

(45)

5

1 Guru PAI kelas V sebagai informan dan partisipan.

2 Sejumlah siswa kelas V SDN Karangbong Gedangan yang nantinya sebagai klien. Kelas V SDN tersebut dibagi dalam 3 kelas, yaitu kelas :

a. Kelas V-A terdiri dari 27 siswa. b. Kelas V-B terdiri dari 29 siswa. c. Kelas V-C terdiri dari 28 siswa.

Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah situasi sekolah, penelitian dapat mengamati secara mendalam aktivitas-aktivitas siswa.7

Maka objek yang nantinya diambil adalah situasi kelas V SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo yang berada di Jalan Ontosari No. 254 Desa Karangbong Kec. Gedangan Kab. Sidoarjo.

C. Tahap-tahap penelitian.

Dalam penelitian terdapat tahap-tahapan yang akan dilakukan saat penelitian berlangsung :

1 Mengangkat permasalahan, permasalahan yang diangkat dalam penelitian kualitatif biasanya merupakan permasalahan yang sifatnya unik, khas, memiliki daya tarik tertentu, spesifik, terkadang sangat bersifat individual.8

7 Ibid. 8

(46)

6

Disini peneliti mengambil tema tentang Implementasi penggunaan pendekatan behavioristik pada mata pelajaran PAI aspek Akidah akhlak materi tentang sikap ikhlas kelas V SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo. Dalam tema tersebut peneliti mengangkat permasalahan tentang meningkatkan akhlak terpuji siswa melalui penggunaan pendekatan behavioristik. Masalah terebut diambil karena banyak sekali siswa pada era sekarang yang mengabaikan akhlak terpuji tersebut dan para guru sedikit kesulitan dalam menangani hal tersebut. Maka dari itu peneliti mengambil masalah tersebut agar para guru sedikit terbantu dalam hal meningkatkan akhlak terpuji siswa. Memunculkan pertanyaan,9 peneliti sering kali membuat pertanyaan yang sudah direncanakan dalam bentuk instrumen sebelumnya. Hal tersebut bertujuan untuk mengambil data yang relevan setelah penggunaan pendekatan tersebut dilaksanakan. Akan tetapi, peneliti diperbolehkan untuk memunculkan pertanyaan yang fleksibel apabila peneliti ingin mengetahui hal yang sebelumnya belum diketahui oleh peneliti.

2 Mengumpulkan data yang relevan, data merupakan sesuatu yang penting dalam penelitian, baik kualitatif maupun kuantitatif. Data dalam penelitian kualitatif umumnya berupa kata, kumpulan kalimat, kumpulan pernyataan, atau uraian yang mendalam. Untuk mendapatkan data yang relevan dibutuhkan metode pengumpulan data

9

(47)

7

yang juga relevansesuai dengan kebutuhan.10 Ada beberapa metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian kualitatif yang telah dipilih, antara lain observasi, wawancara, dan angket. Dari ketiga matode pengumpulan data tesebut akan dibahas lebih lanjut dalam teknik pengmpulan data.

3 Melakukan analisis data, analisis data merupakan langkah berikutnya setelah data relevan diperoleh.11

4 Menjawab pertanyaan penelitian, tahapan terakhir adalah menjawab pertanyaan penelitian. Hasil analisis data yang dilakukan kemudian dikaitkan kembali dengan fenomena yang diangkat untuk kemudian menjawab pertanyaan penelitian. Dalam penelitian kualitatif dapat menggunakan bahasa yang bebas dan sesuai dengan kebutuhan.12

Penulis juga menggunakan tahap penelitian menurut Lexy. J. Moleolong, yaitu antara lain :

1 Tahap pra lapangan. 2 Tahap pekerjaan lapangan. 3 Tahap analisa data.13

Jadi nantinya penulis akan menyatukan dalam satu tahap-tahap penelitian dari buku yang berbeda. Untuk mendapatkan hasil yang relevan.

10

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif. Ibid., h. 48. 11

Ibid. 12

Ibid. 13

(48)

8

D. Sumber dan jenis data.

Berikut adalah jenis data yang digunakan oleh peneliti, yaitu :

1. Sumber primer, data ini berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya. Data dapat direkam atau dicatat oleh peneliti.14

Sumber primer tersebut adalah hasil wawancara seluruh siswa kelas V SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo dan Guru PAI SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo sebelum dan sesudah penggunaan pendekatan behavoristik dilaksanakan.

2. Sumber sekunder, yaitu berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan. Data ini biasanya berasal dari data primer yang sudah diolah oleh peneliti sebelumnya.15

E. Teknik pengumpulan data.

Untuk memperoleh data yang relevan, peneliti menggunakan beberapa teknik, yaitu :

1. Observasi, kegiatan observasi meliputi melakukan pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan.

14

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif., Ibid. h. 209. 15

(49)

9

Pada tahap awal, observasi dilakukan secara umum terlebih dahulu dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. Tahap selanjutnya yaitu mulai menyempitkan data dan fokus dalam menemukan jawaban atas penelitian yang sudah ditentukan oleh penliti.16

2. Wawancara, wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Wawancara merupakan percakapan antara dua orang yang salah satunya bertujuan untuk menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu.17 Teknik dalam penelitian kualitatif dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : 1) wawancara dengan cara melakukan pembicaraan informal, 2) wawancara umum yang terarah, 3) wawancara terbuka yang standar.18

Dalam menggunakan teknik wawancara ini, keberhasilan dalam mendapatkan data atau informasi dari obyek yang diteliti sangat bergantung pada kemampuan peneliti dalam melakukan wawancara. Cara melakukan wawancara ialah mirip dengan kalau kita sedang melakukan pembicaraan dengan lawan bicara kita.

Yang diperlukan oleh pewawancara agar proses wawancaranya berhasil ialah kemauan mendengar dengan sabar, dapat melakukan interaksi dengan orang lain secara baik, dan mampu mengalaborasi

16

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif., Ibid. h. 244. 17

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif. Ibid., h. 118. 18

(50)

10

secara halus apa yang sedang ditanyakan jika dirasa yang diwawancarai belum cukup memberikan informasi yang dia harapkan. 3. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti vsriabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.19

Untuk memperoleh data, angket disebarkan kepada responden (orang-orang yang menjawab jadi yang diselidiki).

Berikut adalah macam-macam angket : a. Menurut prosedurnya.

1) Angket langsung. 2) Angket tidak langsung.

b. Menurut jenis penyusun itemnya dapat dibedakan :

1) Angket tipe isian, angket tipe isian menurut bentuknya dapat dibedakan lagi menjadi :

a) Angket terbuka. b) Angket tertutup. c) Angket tipe pilihan.20

Dalam pemilihan teknik pengumpulan data tipe angket ini, penulis memilih angket terbuka yaitu apabila responnya tentang masalah yang

19

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kulaitatif dan R&D. Ibid,. h. 142. 20

(51)

11

dipertanyakan dan angket tertutup yaitu angket yang diwajibkan oleh responden secara oleh faktor-faktor tertentu.

F. Teknik analisis data.

Dalam teknik analisis data, peneliti menggunakan beberapa teknik analisis data. Yaitu :

1. Analisis sebelum di lapangan, analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian, fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.

2. Analisis data di lapangan, analisis tersebut dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesei pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat pengumpulan data, peneliti melakukan analisis terhadap pengumpulan data tersebut hingga valid. 3. Analisis data selama di lapangan, dalam analisis tersebut dimulai

dengan menetapkan seseorang informan. Setelah itu, peneliti melakukan pengumpulan data sesuai dengan teknik yang dipilih.21

Data kualitatif dalam hal ini dilakukan terhadap data yang berupa informasi, uraian dalam bentuk bahasa prosa kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya, sehingga memperoleh gambaraan baru ataupun menguatkan

21

(52)

12

suatu gambaran yang sudah ada dan sebaliknya. Jadi bentuk analisis ini dilakukan merupakan penjelasan-penjelasan, bukan berupa angka-angka statistik atau bentuk angka lainnya.22

Di dalam pelaksanaan penelitian dan setelah data terkumpul, peneliti juga melakukan analisis data keberhasilan dalam implementasi penggunaan pendekatan behavioristik. Analisis data tersebut dilakukan dengan analisa menggunakan angka indeks korelasi Phi. Teknik korelasi Phi adalah salah satu teknik analisis korelasional yang dipergunakan apabila data yang dikorelasikan adalah data yang benar-benar dikotomik. Rumus yang digunakan yaitu :23

=

+ + + +

Penggunaan rumus tersebut untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan pembelajaran pendekatan behavioristik yaitu dengan menghitung masih seringnya siswa melakukan akhlak terpuji dan tidak seringnya siswa melakukan akhlak terpuji. Berikut adalah tabel perhitungan rumus korelasi Phi :

TABEL I

Tentang Keberhasilan Penerapan Pendekatan Behavioristik

Kategori Selalu Kadang-kadang Jumlah

Akhlak Terpuji Akhlak Tercela

Jumlah

22

P. Joko Subagyo, Metode Penelitian, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004), h. 106 23

(53)

13

(54)

1

BAB IV

PAPARAN DATA dan TEMUAN PENELITIAN

A. Implementasi Pendekatan Behavioristik

Implementasi pendekatan ini diuraikan dalam tahapan yang berupa langkah-langkah penelitian dalam mengimplementasikan pendekatan behavioristik. Berikut adalah langkah-langkah yang di implementasikan oleh peneliti :

1 Langkah Pertama.

Pada langkah pertama peneliti mengambil permasalahan atau mengadakan suatu penelitian yang berjudul implementasi penggunaan pendekatan behavioristik untuk meningkatkan akhlak siswa pada mata pelajaran PAI kelas V SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo. Peneliti mengambil penelitian tersebut karena peneliti ingin menerapkan suatu pendekatan behavioristik untuk membentuk dan meningkatkan akhlak siswa.

(55)

2

2 Langkah Kedua.

Sebelum peneliti melakukan kumpulan data yang relevan setelah mengimplementasikan pendekatan behavioristik, peneliti melakukan pengambilan data sementara untuk mendapatkan hasil yang lebih relevan. Peneliti melaksanakan wawancara untuk mengenali akhlak siswa kelas V SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo sebelum pelaksaaan pembelajaran dengan pendekatan behavioristik. Pelakasanaan wawancara tersebut dilaksanakan pada hari Selasa, 10 November 2015.

Dalam wawancara tersebut, peneliti mengambil hasil wawancara dari seorang guru mata pelajaran PAI kelas V SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo. Proses wawancara begitu lancar dan sesuai dengan realita yang telah ada di kelas kelas V SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo.

2 Langkah Ketiga.

(56)

3

telah menyamakan dari segi jam pelajaran yang telah diberikan oleh pihak sekolah. Namun, dalam segi materi peneliti masih memakai materi yang sebelumnya sudah dipilih. Peneliti memilih materi tentang ikhlas dengan menggunakan pendekatan behavioristik melalui ceramah dan demonstrasi langsung dari siswa sesuai dengan tugas yang diberikan. RPP yang telah dibuat oleh peneliti telah terlampir di lampiran.

3 Langkah Keempat.

Pada langkah keempat peneliti sudah mulai untuk menerapkan atau mengiplementasikan pendekatan behavioristik kepada siswa kelas V SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo. Dalam tahap ini pada awalnya para siswa tidak mengerti secara jelas arti dari akhlak terpuji yang selama ini terkadang mereka lakukan di sekolah maupun di lingkungan luar. Dengan begitu guru telah memberikan stimulus bahwa akhlak yang seharusnya mereka terapkan seperti apa. Guru juga memberikan pandangan atau contoh akhlak yang seharusnya mereka terapkan.

(57)

4

memberikan penjelasan bahwasannya yang mereka demonstrasikan nantinya adalah salah satu contoh akhlak terpuji yang dapat mereka contoh.

Dalam langkah ini peranan guru juga mengajak dan mengembangkan akhlak terpuji melalui ceramah dan sunnah rasul yang memberikan suri tauladan bagi seluruh umatnya, yakni islam mengajarkan dan menjelaskan akhlak yang terpuji lahir dari sifat-sifat yang baik. Jadi akhlak terpuji adalah tingkah laku yang baik merupakan tanda keimanan seorang hamba yang sempurna kepada Allah.

Jadi orang yang mempunyai akhlak terpuji adalah orang yang tetap kecenderungannya kepada hal yang baik dan orang yang mempunyai akhlak tecela adalah orang yang tetap kecenderungannya kepada hal yang buruk pula.1

Nabi Muhammad merupakan role model atau al-uswah hasanah

dalam hal akhlak terpuji. Beliau selalu memberikan contoh akhlak utama kepada sahabat ataupun keluarganya dalam kehidupan segari-hari. Akhlaknya yang utama ini merupakan manifestasi dari keimanannya kepada Allah SWT.

Abdurrauf mengutip sikap dan pandangan hukama, ia menulis ada tiga macam akhlak terpuji :

1

(58)

5

a. Merasa senang memberi bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan.

b. Senang memberi maaf terhadap kesalahan orang lain. c. Merendahkan diri dan tidak mau menyakiti makhluk Allah.2

Al-Ghazali juga mengemukakan empat pokok utama akhak terpuji, yaitu :

a. Mencari hikmah. Seorang hamba harus selalu berusaha mencapai kebenaran dan terlepas dari kesalahan dan hal-hal yang bersifat duniawi.

b. Bersikap berani. Berani disini memilki arti mampu mengendalikan emosi menggunakan akal dan pikiran.

c. Bersuci diri. Yakni mencapai fitrah diri sebagai manusia. d. Berlaku adil. Mampu membedakan hal yang baik dan buruk

serta tidak pandang bulu terhadap persoalan.3

Setelah guru memberikan gambaran akhlak terpuji, guru memberikan selembar kertas yang berisi dialog dua orang yaang nantinya akan diperankan oleh masing-masing siswa secara berpasangan. Dengan begitu para siswa akan lebih mudah mengetahui akhlak terpuji yang akan mereka terapkan di kehidupan sehari-hari. Guru mengulang terus menerus hingga para siswa memahami contoh yang sudah didemonstrasikan oleh para siswa.

2

Ibid,. h. 195. 3

(59)

6

Dan guru akan memberikan reward bagi siswa yang sudah berhasil dalam memerankan contoh tersebut.

Agar siswa lebih memahami lagi tentang akhlak terpuji, para siswa juga diberikan tugas yang berupa cerita dalam lembar kertas yang nantinya akan dijawab oleh para siswa sikap apa yang terkandung dalam cerita tersebut.

Setelah semua sudah diberikan kepada siswa, semua siswa telah menunjukkan sikap yang sudah mereka pelajari dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung.

Dalam proses tersebut, peneliti juga mengobservasi guru dan para siswa. Dalam mengobservasi guru, guru sudah mengimplementasikan pendekatan behavioristik sudah cukup relevan dan sesuai. Para murid juga terbuka dalam menerima materi yang sudah mereka dapatkan.

4 Langkah Kelima.

(60)

7

sudah yakin dengan kemampuan mereka bahwa mereka sudah lebih faham dengan akhlak terpuji.

Para siswa juga diberikan penilaian teman sejawat untuk mengetahui sejauh mana mereka memahami akhlak terpuji sikap ikhlas dan dapat menerapkan akhlak terpuji tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan begitu peneliti dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam mengimplementasikan penggunaan pendekatan behaviorsitik untuk meningkatkan akhlak mereka.

Guru selalu menghimbau kepada siswa agar selalu menerapkan akhlak terpuji ke semua orang termasuk teman mereka.

5 Langkah Terakhir.

(61)

8

D. Analisa Data.

1 Analisa Sebelum Di Lapangan.

Untuk menganalisa sebelum di lapangan, peneliti melakukan penganalisaan dengan cara analisa deskriptif komparatif antara perkiraan gejala yang mungkin timbul sebelum peneliti berada langsung di lapangan dengan kenyataan dalam lapangan. Untuk lebih jelasnya akan di paparkan dalam tabel berikut :

TABEL II

Perbandingan Antara Analisa Sebelum di Lapangan dengan Selama Di Lapangan

No Analisa Sebelum Di Lapangan Analisa Fakta dalam Lapangan 1 Siswa hanya beberapa mengenal

akhlak terpuji.

Siswa sudah mengenal akhlak terpuji dan bahkan mereka sudah menjawab

3 Para siswa ragu untuk menyebutkan akhlak terpuji yang mereka ketahui.

Siswa sudah menyebutkan macam-macam akhlak terpuji yang sudah mereka ketahui setelah pembelajaran. 4 Semua siswa bersikap sopan santun

terhadap seluruh guru. Terutama guru PAI

Semua siswa bersikap sopan santun terhadap seluruh guru. Terutama guru PAI.

5 Siswa selalu menolong temannya pada saat temannya mengalami

(62)

macam-macam akhlak terpuji terutama sikap ikhlas.

Para siswa sudah bisa mencontohkan macam-macam akhlak terpuji terutama sikap ikhlas dengan baik walalupun harus berualng kali untuk mencoba.

8 Guru memberikan reward kepada siswa.

Guru memberikan reward kepada siswa.

9 Guru dapat memberikan materi secara berurutan dan jelas kepada siswa.

Guru dapat memberikan materi secara berurutan dan jelas kepada

2 Analisa Proses Penerapan Pendekatan Behavioristik.

(63)

10

penggunaan pendekatan behavioristik yang ada, maka hal ini digunakan analisa deskriptif komparatif, yaitu membandingkan antara teori dan fakta yang ada di lapangan. Untuk lebih jelasnya telah dipaparkan dalam tabel di bawah ini :

TABEL III

Perbandingan Antara Teori dan Empiris

No Teori No Empiris

1 Guru Guru Mata Pelajaran PAI 1 Guru Mata Pelajaran PAI Menguasi materi bidang studi

yang diajarkan.

Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan behavioristik, guru dapat menguasai dengan baik dan dapat menjelaskan tujuan pembelajaran yang baik pula. Sehingga para siswa lebih mudah untuk memahami materi yang diberikan oleh guru.

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

(64)

11

butir kompetensi dasar yang sesuai dengan materi.

Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

Guru dapat memanfaatkan media yang sederhana, walaupun dalam sekolah tidak mendukung adanya teknologi yang canggih seperti sekolah lainnya. Media tersebut seperti lembar kerja yang divariasi untuk menumbuhkan semangat siswa untuk mengerjakan tugas. Media tersebut sudah disediakan oleh peneliti untuk memudahkan guru dalam membawakan materi.

2 Siswa 2 Siswa

Siswa kelas V SDN Kaarangbong Gedangan Ssidoarjo

(65)

12

a. Kelas V-A terdiri dari 27 siswa.

b. Kelas V-B terdiri dari 29 siswa.

c. Kelas V-C terdiri dari 28 siswa.

3 Meningkatkan Akhlak 3 Sesuai dengan tujuan awal yaitu meningkatkan akhlak siswa kelas V SDN Karangbong Gedangan Sidoarjo, guru juga menerapkan pendekatan behavioristik tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan akhlak siswa melalui materi sikap terpuji yaitu sikap ikhlas.

(66)

13

Dengan teknik tersebut siswa akan lebih mudah menerima materi dari guru.

5 Langkah-langkah pendekatan behavioristik.

Ceramah Pada saat implementasi

penggunaan pendekatan behavioristik guru menjelskan terlebih dahulu materi tentang akhlak terpuji terutama sikap ikhlas kepada para siswa. Hal tersebut bertujuan agar para siswa lebih memahami terlebih dahulu materi yang akan diberikan.

(67)

14

siswa mengenai materi yang sedang diberikan.

Pertanyaan tersebut seperti : 1 Ada yang tau apakah akhlak

terpuji itu?

2 Apa saja macam-macam akhlak terpuji yang kalian ketahui?

3 Apa yang kalian ketahui tentang sikap ikhlas?

4 Apakah kalian pernah bersikap terpuji kepada guru di sekolah?

Melaporkan hasil Kemudian para siswa diberikan lembar kerja siswa yang berisi tentang cerita dan peran.

Dalam lembar kerja cerita, siswa diminta untuk menjawab sikap apa yang terkandung dalam cerita tersebut.

(68)

15

terdpat dalam lembar kerja peran.

Setelah siswa memahami peran yang sudah ada dalam lembar kerja peran, siswa mulai memerankan tokoh tersebut di depan kelas.

Memberikan penguatan Guru akan memberikan hadiah bagi siswa yang sudah berhasil memerankan tokoh tersebut. Dan guru akan memberikan hukuman bagi siswa yang masih belum maksimal dalam memerankan tokoh tersebut. Memberikan stimulus kembali Setelah guru memberikan materi

dan siswa diminta untuk memerankan secara langsung tentang tokoh tersebut, guru kembali memberikan stimulus dengan memberikan pertanyaan. Pertanyaan tersebut seperti :

(69)

16

2 Apakah kalian sudah memahami tentang akhlak terpuji secara seksama? 3 Apakah kalian sudah

memahami contoh dari sikap ikhlas?

Menyimpulkan materi Setelah semua pembelajaran selesai. Guru memberikan kesimpulan pada materi yang telah diberikan. Dan guru selalu menghimbau untuk selalu bersikap terpuji di manapun mereka berada dan dengan siapa pun.

3 Analisa Data Di Lapangan TABEL IV

Analisa Data Di Lapangan No Hasil Pengumpulan Data Sebelum

Implementasi Pendekatan Behavioristik

No Hasil Pengumpulan Data Sesudah Implementasi Pendekatan Behavioristik 1 Wawancara

Guru :

Jika ditinjau dari hasil wawancara yang sudah dilakukan oleh peneliti kepada guru

1 Wawancara Guru :

Gambar

TABEL
TABEL I
  TABEL II
 TABEL III Perbandingan Antara Teori dan Empiris
+3

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengajarkan anak mandiri dalam hal BAK dan BAB dengan menggunakan media gambar untuk meningkatkan sikap kemandirian

santun terhadap guru,dan tetangga - Siswa dapat menunjukan sikap terhadap tetangga - Siswa dapat meyebutkan do;a terhadap orangtua 15-17 30 4 Mencontoh gerakan shalat - Siswa

Penelitian oleh Yaacob dan Che Ahmad (2011) juga menguji tentang penerapan IFRS di Malaysia, dimana hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan IFRS di

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dipetakan dalam kerangka persona didapatkan 12 kerangka persona yang menggambarkan karakteristik masing-masing

C:\Users\user\Desktop\Revised Advertisement profarma_2016_2.doc 19... C:\Users\user\Desktop\Revised Advertisement profarma_2016_2.doc

papila yang dimodifikasi selama 21 hari penggunaan obat kumur tersebut...

Setelah melakukan tindak pengujian terhadap semua unit (menu pilihan) yang terdapat pada Sistem Informasi Rental Mobil ini, dapat disimpulkan bahwa hasil keluaran

Untuk menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya, yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Masyarakat pada