• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEFORMASI FLORA DAN FAUNA DALAM MOTIF BATIK PADA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA KELAS VIIIC SMPN 1 TURI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DEFORMASI FLORA DAN FAUNA DALAM MOTIF BATIK PADA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA KELAS VIIIC SMPN 1 TURI."

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

DEFORMASI FLORA DAN FAUNA DALAM MOTIF BATIK PADA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

KELAS VIIIC SMPN 1 TURI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Zuliva Dwi Azizah NIM 11206241014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)

pada P'emibeWwan &ni

Bt@a

Kelas I4II SMP Negert

I

Tari"' iai telah disetujui oleh pwlbtmbing untuk diujikan.

Dr. I{ajar Pamadhi M.A (Hons}. NIP 19540722 198103 1003

(3)
(4)

iv Nama : Zuliva Dwi Azizah

NIM : 11206241014

Progam Studi : Pendidikan Seni Rupa Fakultas : Bahasa dan Seni

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta

Menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah pekerjaan saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, karya ilmiah ini tidak berisi materi yang ditulis orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lain.

Apabila terbukti pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Yogyakarta, 30 April 2015 Penulis

(5)

v MOTO

Jadilah seperti lilin putih yang rela membakar dirinya untuk menyinari kegelapan yang ada di sekitarnya

Ibunda (Srinatun)

Bacalah ayat-ayat Allah karena di dalamnya mengandung banyak ilmu

(KH. Anwar Zahid).

Kunci untuk mencapai impian, adalah harapan positif yang selalu ditanamkan

(6)

vi

yang melimpah kepada saya kupersembahkan karya sederhana ini untuk:

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang lebih indah daripada ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Deformasi Flora Dan Fauna dalam Motif Batik pada Pembelajaran Seni Budaya Kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi” untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana. Tanpa pertolongan Ya Rosyiid yang telah menganugerahkan kecerdasan berpikir kepada hamba-Nya

mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan nabi agung Muhammad SAW.

Penulisan skripsi ini dapat selesai karena bantuan dari berbagai pihak. Saya menyampaikan terima kasih secara tulus kepada Ibu selaku orang tua yang telah membimbing dengan penuh kasih sayang. Ibu yang selalu bangun lebih awal dan tidur paling akhir untuk membahagiakan anak-anaknya. Ibu dan Kakakku yang senantiasa selalu mendukung saya dalam berjibaku mengarungi samudra ilmu.

Rasa hormat dan terima kasih yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada bapak Dr. Hajar Pamadhi, M.A (Hons), selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan selama penyusunan skripsi. Dosen pembimbing akademik, Bapak Drs. Mardiyatmo, M.Pd., yang selama saya menempuh kuliah selalu memberikan pengarahan dan nasihat kepada saya. Bapak dan Ibu dosen di Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNY yang telah memberikan banyak pengetahuan dan ilmu sebagai bekal kehidupan. Saya ucapkan terimakasih juga kepada jajaran birokrat kampus, Bapak Rektor UNY, Dekan FBS, dan Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa yang telah memberikan berbagai kesempatan dan kemudahan bagi saya.

(8)

viii

yang telah engkau berikan, hanya Allah SWT yang sanggup membalasnya. Terima kasih pula untuk keluarga baru saya di perantauan, kos Samirono Ct VI yang telah memberikan dukungan selama saya menyusun skripsi. Teman-teman seperjuangan PSR 2011 khususnya kelas A 2011. Kelas yang sangat membanggakan. Sahabatku di Komunitas Belajar Bersama, berkat kalianlah mimpi-mimpi dan semangat ini tumbuh, terimakasih sebentar lagi sebagian mimpi kita dulu akan terwujud. Serta kepada semua Dewan Penguji dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Tugas Akhir Skripsi, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan Bapak/Ibu/Saudara/i dengan kebaikan. Penulis sadar sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenan membaca skripsi ini. Kritik dan saran saya tunggu demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan generasi penerus bangsa semuanya.

Yogyakarta, 30 April 2015

Penulis,

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deformasi ... 8

B. Tahap-tahap Pembelajaran dengan Teknik Deformasi ... 9

C. Bentuk dan Gaya ... 12

1. Naturalis... ... 12

2. Stasis ... 12

3. Distorsi ... 12

4. Dinamis... 13

5. Dekoratif ... 13

(10)

x

2. Pola ... 17

a. Unsur-unsur Pola Batik... 17

1. Motif Utama ... 17

2. Motif Pengisi ... 18

3. Isen-isen ... 18

4. Motif Pinggiran ... 19

3. Desain ... 20

a. Ornamen ... 20

E. Flora dan Fauna ... 21

F. Menggambar ... 21

G. Menggambar Motif Batik ... 23

H. Kerangka Berfikir ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian ... 24

B.Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

C.Subjek dan Objek Penelitian ... 25

D. Data dan Sumber Data ... 25

E.Teknik Pengumpulan Data ... 26

1. Observasi ... 26

2. Wawancara ... 26

3. Dokumentasi ... 27

F.Instrumen ... 28

G.Teknik Analisis Data ... 29

1.Seleksi ... 29

2. Klasifikas ... 30

3. Verifikas ... 30

(11)

xi

Halaman

H.Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 30

I. Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pembelajaran Menggambar Motif Batik Sebelum Menggunakan Teknik Deformasi………. 34

B. Aktifitas Pembelajaran Menggambar dengan Teknik Flora dan Fauna dalam Menggambar Motif Batik pada Kelas ... 37

C. Seleksi Karya dan Pengelompokan Hasil Karya Siswa Kelas VIII SMPN 1 Turi Berdasarkan Warna dan Bentuk... 41

D. Deskrisi dan Pembahasan Gambar Motif Batik Siswa Kelas VIII SMPN 1 Turi ... 57

E. Pengaruh Teknik Deformasi Bentuk Terhadap Hasil Menggambar Motif Batik Siswa ... 92

F. Keunggualan dan Kelemahan Teknik Deformasi Bentuk Flora dan Fauna pada Pembelajaran Menggambar Motif Batik ... 93

1. Keunggulan ... 93

2. Kelemahan ... 94

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 95

B. Implikasi ... 95

C. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(12)

xii

Gambar 1 : Proses Deformasi Ikan dalam Motif Batik... 11 Gambar 2 : Contoh Gambar Stilasi Motif Ikan ... 15 Gambar 3 : Proses dan Analisis Data Menggunakan Model

Michel Huberman Skema Triangunal Data…... 32 Gambar 4 : Skema Triangunal Data………. 33 Gambar 5 : Kondisi Awal KBM Menggambar Motif Batik……… 35 Gambar 6 : Hasil Gambar Motif Batik Kelas VIIIC pada

Kondisi Awal Pembelajaran………... 36 Gambar 7 : Kondisi KBM Menggambar Motif Batik dengan

Teknik Deformasi……….. 38 Gambar 8 : Proses Kegiatan Diskusi dan Kegiatan Berimajinasi

Kelompok 5………... 40

Gambar 9 : Karya 1……….. 57

Gambar 10 : Simbol Motif Batik yang Dideformasi Karya 1……… 58 Gambar 11 : Simbol Motif Deformasi Bunga Teratai dan Sulur

dalam Karya 1………... 59 Gambar 12 : Simbol Motif Deformasi Fauna dalam Karya 1……… 60

Gambar 13 : Karya 2……… 61

Gambar 14 : Simbol Motif Batik yang Dideformasi 2... 62 Gambar 15 : Simbol Motif Deformasi Flora dalam Karya 2………. 62 Gambar 16 : Simbol Motif Deformasi Fauna dalam Karya 2……… 63 Gambar 17 : Karya 3……….. 64 Gambar 18 : Simbol Motif Batik yang Dideformasi Karya 3……… 65 Gambar 19 : Simbol MotiBatik Flora yang dideformasi sebagai

Motif Tambahan dalam Karya 3………... 65 Gambar 20 : Simbol MotifBatik Fauna yang dideformasi sebagai

Motif Utama dalam Karya 3………. 66

(13)

xiii

Halaman Gambar 22 : Simbol Motif Batik yang Dideformasi Karya 4……… 68 Gambar 23 : Simbol Motif Batik Flora yang Dideformasi sebagai

Motif Tambahan dalam Karya 4……… 69 Gambar 24 : Simbol Motif Batik Fauna yang Dideformasi sebagai

Motif Utama dari Karya 4………. 69

Gambar 25 : Karya 5……….. 70

Gambar 26 : Simbol Motif Batik yang dideformasi Karya 5………. 71 Gambar 27 : Simbol Motif Batik Flora yang Dideformasi sebagai

Motif Tambahan dari dalam Karya 5……… 71 Gambar 28 : Simbol Motif Batik Fauna yang Dideformasi sebagai

Motif Utama dari Karya 5………... 72

Gambar 29 : Karya 6……… 73

Gambar 30 : Simbol Motif Batik yang Dideformasi Karya 6….... 74 Gambar 31 : Simbol Motif Batik Flora yang Dideformasi sebagai

Motif Tambahan dalam Karya 6………... 74 Gambar 32 : Simbol Motif Batik Fauna yang Dideformasi sebagai

Motif Utama dari Karya 6………... 75 Gambar 33 : Karya 7……….. 75 Gambar 34 : Simbol Motif Batik yang Dideformasi Karya 7……… 76 Gambar 35 : Simbol Motif Batik Fauna yang Dideformasi sebagai

Motif Utama, dan Isen-Isen dari Karya 7……….. 77 Gambar 36 : Karya 8……….. 78 Gambar 37 : Simbol Motif Batik yang Dideformasi Karya 8…... 79 Gambar 38 : Simbol Motif Batik Flora yang Dideformasi sebagai

Motif Tambahan dalam Karya 8………... 79 Gambar 39 : Simbol Motif Batik Fauna yang Dideformasi sebagai

Motif Utama dari Karya 8………... 80

Gambar 40 : Karya 9……….. 81

(14)

xiv

Karya 9………... 82

Gambar 44 : Karya 10………. 84

Gambar 45 : Simbol Motif Batik yang Dideformasi Karya 10….. 85 Gambar 46 : Simbol Motif Batik Flora yang Dideformasi sebagai

Motif Tambahan dalam Karya 10………. 85 Gambar 47 : Simbol Motif Batik Fauna yang Dideformasi sebagai

Motif Utama, dan Isen-Isen dari Karya 10………….... 86

Gambar 48 : Karya 11……… 86

Gambar 49 : Simbol Motif Batik yang Dideformasi Karya 11…….. 87 Gambar 50 : Simbol Motif Batik Flora dan Isen-Isen yang

Dideformasi sebagai Motif Tambahan dalam

Karya 11……… 88

Gambar 51 : Simbol Motif Batik Fauna yang Dideformasi sebagai

Motif Utama, dan Isen-Isen dari Karya 11……… 88 Gambar 52 : Karya 12………... 89 Gambar 53 : Simbol Motif Batik yang Dideformasi Karya 12…….. 90 Gambar 54 : Simbol Motif Batik Flora dan Isen-Isen yang

Dideformasi sebagai Motif Tambahan dalam

Karya 12……… 91

Gambar 55 : Simbol Motif Batik Fauna yang Dideformasi sebagai

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1: Pedoman Wawancara dengan Guru ... 27

Tabel 2: Pedoman Wawancara dengan Siswa ... 27

Tabel 3: Instrumen Penelitian ... 29

(16)

xvi

Lampiran 2: SK-KD ... 102

Lampiran 3: Silabus ... 104

Lampiran 4: RPP ... 110

Lampiran 5: Hasil Wawancara Penelitian ... 119

Lampiran 6: Dokumentasi Penelitian ... 128

Lampiran 7: Hasil Karya Siswa ... 131

(17)

xvii

DEFORMASI FLORA DAN FAUNA DALAM MOTIF BATIK PADA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

KELAS VIIIC SMPN 1 TURI Oleh Zuliva Dwi Azizah

NIM 11206241014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk, (1) Mendeskripsikan penerapan teknik deformasi motif batik dalam pembelajaran menggambar pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi; (2) Mendiskripsikan pemahaman pengembangan menggambar motif batik dengan menggunakan teknik deformasi pada pelajaran seni budaya di kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIC SMPN 1 Turi. Sementara objek penelitian adalah pemahaman pengembangan menggambar motif batik dengan menggunakan teknik deformasi pada pelajaran Seni Budaya di kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. Penelitian difokuskan pada 12 karya siswa yang dipilih dari hasil penyeleksian karya yang sesuai dengan teknik deformasi bentuk flora dan fauna dalam gambar siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan dan membahas motif bentuk dan warna melalui teknik deformasi dalam gambar siswa kelas VIIIC SMPN 1 Turi, lalu dibandingkan hasil wawancara dengan guru, kepala sekolah, dan siswa. Keabsahan data diperoleh melalui wawancara triangulasi partisipan aktif dengan guru kelas VIIIC SMPN 1 Turi.

Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa: motif bentuk yang digambarkan oleh siswa dalam gambar batik melalui teknik deformasi mewakili objek tertentu dalam lingkungan sesuai dengan pengamatan siswa, sehingga mampu menciptakan gambar motif batik yang kreatif sesuai dengan pengembangan sumber ide yang dimiliki. Penerapan teknik deformasi flora dan fauna dalam motif batik siswa dapat memahami pengembangan menggambar motif batik. Hal tersebut dibuktikan dengan karya siswa yang dapat mendeformasi bentuk realis menjadi bentuk dekoratif. Teknik deformasi membuat siswa mampu menggembangkan motif batik. Hal tersebut ditunjukkan siswa mampu mengubah bentuk flora dan fauna menjadi motif batik.

.

(18)

1 a. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional (SNP). Peraturan pemerintah tersebut mengamanatkan bahwa muatan seni budaya dan keterampilan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Mata pelajaran Seni Budaya aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran Seni Budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya.

Yogyakarta merupakan salah satu daerah perbatikan yang cukup penting di Indonesia. Kegiatan membatik sudah sejak dahulu dikenal di daerah ini, dan dalam perkembangannya akhir-akhir ini batik menunjukkan gejala dan kemajuan yang cukup menggembirakan, terlebih lagi setelah batik diakui sebagai salah satu World Heritage oleh UNESCO pada tahun 2009. Diakuinya batik Indonesia oleh

(19)

2

motif batik baru yang unik, kreatif, dan inovatif berbasis seni budaya lokal yang dimiliki daerah Yogyakarta sendiri.

Menggambar motif batik merupakan langkah awal dalam membatik, termasuk katagori seni rupa dua dimensional yang tidak lepas dari karakteristik bentuk, meliputi: ornamen motif (ornamen utama dan ornamen pengisi), isen motif (berupa titik, garis, gabungan titik dan garis), dan warna. Menggambar motif batik harus memperhatikan unsur -unsur pokok seni rupa yaitu garis, warna, dan bidang (space). Unsur-unsur seni rupa tersebut harus disusun secara harmonis, agar menghasilkan gambar motif batik yang indah dan kreatif. Sewan Susanto (1981:4) mengatakan bahwa ”Sebagai ciri umum keindahan adalah jika suatu karya seni diamati secara utuh terjadi kelancaran pandangan, tidak terdapat suatu ganjalan atau sesuatu yang keluar dari keseimbangan maupun ritme”.

(20)

nilai setiap siswa yang sudah memenuhi KKM sebanyak 9 siswa atau 25% dari jumlah siswa.

Berdasarkan pengamatan di lapangan terhadap hasil gambar motif batik yang dihasilkan siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi kebanyakan masih belum menerapkan unsur-unsur seni rupa (titik, warna, bidang, garis) dengan maksimal. Siswa menggunakan warna terkesan asal-asalan sesuai selera masing-masing tanpa mempertimbangkan motif batik yang digambar. Padahal warna merupakan unsur seni rupa yang sangat dominan karena lebih cepat tertangkap oleh mata. Siswa masih belum bisa memanfaatkan bidang, banyak bidang yang dibiarkan kosong yang seharusnya bisa digambar dengan isen motif. Sesungguhnya, semakin padat motif dalam menggambar batik maka semakin indah gambar yang dihasilkan dengan memperhatikan ritme, variasi, titik pusat perhatian, dan dominasi sehingga gambar yang dihasilkan menarik dan tidak membosankan pandangan. Siswa menggunaan garis hanya sebagai batas bidang motif. Siswa belum memanfaatkan garis sebagai isian pada sela-sela blok. Penggunaan garis secara proporsional akan menghasilkan motif yang indah, sehingga menentukan karakter motif secara keseluruhan. Selain itu, hasil gambar motif batik siswa kurang kreatif, siswa hanya mencontoh gambar yang diberikan guru.

(21)

4

kurang tertarik belajar mengajar menggambar motif batik. Salah satu penyebabnya adalah dari (1) siswa; pola pikir siswa kurang kreatif dalam menggambar motif batik, menggambar hanya memenuhi tugas, kurang percaya diri, kurang motivasi baik motivasi dari dalam maupun dari luar, kurang referensi, keterbatasan siswa dalam mengekspresikan idenya (2) Guru; menggunakan metode ceramah dengan waktu penyampaian lama dan selama menyampaikan materi guru berdiri di depan kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas yang mana metode ini kurang menarik siswa, memberikan contoh motif batik dengan cara langsung mengggambar di papan tulis tanpa memberi rangsangan kepada siswa untuk berpendapat. Hasil dari metode yang dipakai guru, ada beberapa siswa yang sudah paham akan pengembangan dalam menggambar motif yang di stilasi, yaitu stilasi daun dan stilasi bunga. Gambar stilasi dibuat dengan cara mengubah gambar yaitu dengan langkah menyederhanakan bentuk aslinya menjadi bentuk gambar lain yang dikehendaki.

(22)

yang lebih menekankan pada aktifitas belajar dan pemahaman untuk menggembangkan motif batik, serta pengembangam daya imajinasi siswa untuk berpikir lebih aktif dan kreatif. Salah satu teknik yang dapat digunakan guru adalah dengan menerapkan teknik deformasi. Teknik deformasi mendorong siswa dapat berpikir kreatif, imajinatif, reflektif tentang model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat. Mencoba gagasan baru dan mendorong siswa untuk memperoleh kepercayaan diri.

Teknik deformasi memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa konsep teknik deformasi menggambar merupakan cara pembentukan pengetahuan yang tidak diterima secara pasif tetapi secara aktif dibangun dengan daya nalar subyektif. Kelebihan pembelajaan teknik deformasi bentuk yaitu: (1) mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam kontek yang relevan, (2) mengutamakan proses, (3) menanamkan pembelajaran dalam konteks pengalaman sosial, (4) pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman http://www.journalpranata.net, (diakses tanggal 28 Februari 2015). Menggunakan teknik deformasi flora dan fauna dalam motif batik diharapkan agar siswa dapat menumbuh kembangkan pemahaman siswa untuk menggembangkan motif batik dan mendorong siswa untuk lebih berpikir kreatif.

B. Fokus Masalah

(23)

6

Masalah dalam penelitian ini difokuskan pada pengenalan teknik deformasi dan pemahaman penggembangan motif batik dengan menggunakan teknik deformasi pada pembelajaran seni budaya di kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi.

C. Tujuan Penelitan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Mendeskripsikan penerapan teknik deformasi motif batik dalam pembelajaran menggambar pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi.

b. Mendiskripsikan pemahaman pengembangan menggambar motif batik dengan menggunakan teknik deformasi pada pelajaran Seni Budaya di kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi.

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

a. Penelitian ini dapat memberi informasi terhadap perkembangan pendidikan khususnya dalam bidang perkembangan seni di SMP Negeri 1 Turi.

b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru SMP Negeri 1 Turi untuk meningkatkan proses pemahaman pembelajaran melalui teknik deformasi. c. Bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNY, penelitian ini

dapat dijadikan sumber pengetahuan atau sebagai referensi pembelajaran menggambar melalui teknik deformasi.

2. Secara Praktis

(24)
(25)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deformasi

Deformasi berasal dari bahasa Inggris de’form yang berarti mengubah bentuk sehingga menjadi buruk. Form artinya bentuk, ujud (Sewan Susanto, 1980: 45). Istilah deformasi telah lazim di pakai oleh kalangan senirupawan yang kreatif untuk tujuan seni. Namun hasil seni yang dekoratifisme bentuk dan motifnya belum tentu buruk. Bahkan beberapa senirupawan mengatakan bahwa mengubah bentuk itu untuk tujuan keindahan. Sebelum memahami tentang deformasi haruslah dipahami terlebih dulu tentang bentuk. Bentuk adalah rupa, gambaran, wujud atau yang bersifat indrawi yang kasat mata dan kasat rungu (Soedarso 2006: 129). Bentuk juga tidak bisa dilepaskan dengan gaya, keduanya merupakan unsur yang saling berkaitan dalam dunia seni. Gaya atau sering disebut juga style merupakan hal yang berhubungan dengan bentuk luar/fisik suatu karya seni (Soedarso 2006: 129). Dalam seni rupa juga terdapat elemen-elemen visual seperti garis, bidang, bentuk, warna, gelap-terang, tekstur, yang merupakan kata-kata dalam bahasa visual seniman dan bersama teori penyusunan atau pengorganisasiannya yaitu kesatuan (unity), keseimbangan (balance), dan irama (rhythm) jadilah bahasa ekspresi untuk mengatakan isi hatinya (Soedarso. 2006: 128).

(26)

mewakili karakter hasil interpretasi yang sifatnya sangat hakiki. Perubahan bentuk semacam ini banyak dijumpai pada seni lukis moderen. Unsur-unsur yang dihadirkan merupakan komposisi yang setiap komponennya menimbulkan getaran karakter dari wujud ekspresi simbolis.

Mikke Susanto (2012: 98) menyatakan bahwa deformasi merupakan perubahan bentuk yang dilakukan dengan sengaja untuk kepentingan seni, yang sering terkesan sangat kuat/besar sehingga kadang-kadang tidak lagi berwujud figure semula atau yang sebenarnya. Sehingga hal ini dapat memunculkan figure/karakter baru yang lain dari sebelumnya. Adapun cara: simplifikasi (penyederhanaan), distorsi (pembiasan), distruksi (perusakan), stilisasi (penggayaan), atau kombinasi di antara semua susunan bentuk (mix).

B. Tahap-Tahap Pembelajaran dengan Tenik Deformasi

Tahap yang digunakan dalam pembelajaran menggambar motif batik dengan penerapan tenik deformasi meliputi empat tahapan yaitu:

1. Apersepsi: menghubungkan konsepsi awal, mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan dari materi sebelumnya yang merupakan konsep prasyarat.

2. Eksplorasi: Mengungkapkan dugaan sementara terhadap konsep yang dipalajari, menggali menyelidiki dan menemukan konsep dapat melalui manipulasi benda langsung.

(27)

10

4. Pengembangan dan Aplikasi: Pemberikan penekanan terhadap konsep-konsep esensial, merumuskan kesimpulan dan menerapkan pemahaman konseptual melalui pengerjaan tugas atau proyek.

Adapun menurut pendapat (Tritjahjo Danny Soesilo, 2014: 19) langkah-langkah pembelajaran menggambar motif batik dengan teknik deformasi untuk merangsang pola pikir siswa sebagai upaya pemahaman pengembangan motif batik adalah sebagai berikut :

1. Pengenalan topik yaitu guru menerangkan bagian-bagian motif batik (ornamen pokok, ornamen pengisi, dan isen-isen), merangsang siswa untuk ikut serta dalam pembelajaran dengan memberi pertanyaan dan diminta untuk berpendapat.

2. Pembagian kelompok kecil yang terdiri dari tiga sampai empat siswa.

3. Setiap kelompok kecil berdiskusi mengidentifikasi objek gambar untuk menemukan ide-ide kreatif dengan alternatif kegiatan pemberikan contoh gambar motif batik, kegiatan imajinasi, dan kegiatan berdiskusi.

4. Masing-masing siswa mengembangkan sumber ide untuk menghasilkan gambar motif batik yang diinginkan.

(28)

Berikut adalah proses menggambar dengan teknik deformasi fauna:

Contoh objek

Proses penyerhanaan dan pembiasaan bentuk

Proses penggayaan bentuk dan perusakan (stilasi, dan distruksi)

Proses kombinasi antara semua susunan bentuk (mix) menjadi motif batik Gambar 1: Proses Deformasi Ikan dalam Motif Batik

(29)

12

C.Gaya dan Bentuk

Gaya maupun style secara teoritis menurut Mikke Susanto (2012: 30) adalah cara yang melahirkan sesuatu yang khas bagi penciptanya sebagaimana dikemukakan rasa penciptaan. Kata bentuk dalam seni rupa diartikan sebagai wujud atau gambaran yang terdapat di alam dan yang tampak nyata. Sebagai unsur seni, bentuk hadir sebagai manifestasi fisik dari objek yang dijiwai yang disebut juga sebagai sosok (dalam bahasa Inggris disebut form).

1. Naturalis

Naturalis adalah untuk ornamen yang berusaha mendekati atau mengikuti bentuk-bentuk secara alami tanpa melalui suatu gubahan, bentuk-bentuk alami yang dimaksud berupa binatang, tumbuhan, manusia dan benda-benda alam Mikke Susanto (2012: 107).

2. Statis

Statis artinya diam, tenang, tidak bergerak. Suatu ornamen yang menggunakan komposisi statis berarti iramanya memiliki kesan diam, tenang tidak bergerak. Ornamen yang suasananya statis memakai komposisi simetris, sehingga dapat menggambarkan sifat-sifat ketenangan dan keseimbangan yang mantap Mikke Susanto (2012: 107).

3. Distorsi

(30)

seni karena merupakan salah satu caea untuk mencoba menggali kemungkinan lain pada suatu bentuk/figur, Mikke Susanto (2012: 107).

Distorsi adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter, dengan cara menyangatkan wujud-wujud tertentu pada benda atau objek yang digambar.

4. Dinamis

Dinamis artinya gerak, goyah, dan hidup, menunjukan sesuatu yang bergerak. Gerak dapat berwujudkan gerak nyata dan dapat pula berwujud maya. Seniman mewujudkan gerak melalui karya yang diam. Diam kelincahan menyusun garis, bidang, warna, dan lainnya dapat menggambarkan keseimbangan yang goyah. Dalam menggambar gerak selalu berusaha menghilangkan sifat-sifat dan komposisi simetris, sehingga dapat menggambarkan suasana yang dinamis.

5. Dekoratif

Dekoratif berasal dari bahasa Inggris derorate yang artinya hiasan. Dekoratif adalah kata sifat maka berati pula menghias atau sesuatu yang dijadikan hiasan. Dekoratif erat hubungannya dengan ruang, baik tertutup maupun terbuka. Desain dekoratif merupakan pola rancangan yang memperhitungkan segi-segi keindahan penampilan benda pakai ( Atisah Sipahelut, 1991: 4).

(31)

14

dan digayakan tanpa meninggalkan bentuk aslinya. Misalnya bunga, hewan, tumbuhan yang digayakan. Kesan tentang bunga, hewan, tumbuhan harus masih ada pada motif itu, dan masih banyak motif-motif hias lain.

6. Stilasi

Murtihadi dalam buku Dasar-Dasar Desain (1992: 54), mengatakan bentuk stilasi ialah hasil gubahan dari bentuk alami sehingga tinggal sarinya (esensinya) saja, yang menjadi bentuk baru yang kadang-kadang hampir kehilangan ciri-ciri alaminya sama sekali. Ragam hias tradisional adalah ragam hias yang terdapat motif sulur-suluran, motif ini merupakan hasil slilasi dari unsur alam yang berupa relung-relung tanaman seperti pakis atau paku-pakuan.

Stiliran sering diartikan penggayaan. Penggayaan suatu motif dalam ornamen artinya juga menggubah bentuk. Tetapi yang dimaksud dengan stiliran dalam ornamen adalah menggubah bentuk hingga menjadi luwes, umumnya menggunakan garis-garis lengkung hasil gubahan dari kehidupan yang ada pada alam ditransfer diatas kertas sebagai manifestasi ideal yang di ekspresikan dengan media titik, garis, bidang, warna, dan tekstur dalam bentuk stiliran.

(32)

Menstilasikan bentuk berarti menggambarkannya dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Memberikan bentuk yang tegas b. Memiliki kesan datar

c. Bentuk oranamental yang indah

d. Tidak meninggalkan ciri-ciri yang mendukung karakter motif atau bentuk sumbernya.

Ada dua permasalahan yang perlu diperhatikan dalam membuat stilasi, yaitu bangun luar dan isen. Bangun luar sebagai bangun utama atau bentuk luar gambar stilasi, sedangkan isen sebagai kelengkapan dari bentuk keseluruhan dan ciri serta sifat khasnya sekaligus untuk menambah nilai variasi dan daya tarik.

Gambar 2: Contoh Gambar Stilisasi Motif Ikan http://sen1budaya.blogspot.com

D. Motif Batik

(33)

16

suatu gambar baik berupa bunga, hewan, pohon, pada kain batik dan tenun serta benda lain.

Motif merupakan desain atau rancangan yang dibuat dari bagian-bagian bentuk, berbagai macam garis yang dipengaruhi dalam bentuk stilasi atau penggayaan, dan memiliki ciri tersendiri. Setiap motif dibuat dengan berbagai bentuk dasar atau berbagai macam garis, misalnya berbagai bentuk segitiga, segi empat, segi lima, garis ikal atau spiral, melingkar, berbelok-belok (Suherso, 2006: 10).

Menurut Sewan Susanto (1980: 212) motif batik adalah kerangka gambar yang mewujudkan batik secara keseluruhan. Nama sehelai batik pada umumnya diambil dari motifnya. Motif merupakan keutuhan dari subjek gambar yang menghiasi kain batik tersebut. Biasanya motif batik ini di ulang-ulang untuk memenuhi seluruh bidang kain. Kenneth F. Bates dalam katalog Batik Indonesia, mengungkapkan bahwa yang membentuk motif batik secara fisik adalah unsur spot („„berupa goresan, warna, testur‟‟) line (garis) dan massa (massa atau berupa

gambar) dalam sebuah kesatuan. Kemudian motif tersebut diduplikasikan atau di beri variasi dengan perulangan untuk membentuk pola atau field.

(34)

1. Arah Motif

Batik mempunyai istilah “arah motif”. Arah adalah (1) maksud, (2) condong, (3) tujuan (www.bahasa.cs.ui.ac.id). Tujuan yang dimaksud adalah rangkaian motif-motif yang disusun suatu titik menuju titik yang lain, susunan motif dapat berkelok, lurus, miring atau melingkar membentuk satu lingkaran dan bentuk-bentuk lain sesuai yang diinginkan. Tidak semua motif batik memiliki arah motif, hanya beberapa motif saja yang mempunyai arah seperti motif parang dengan arah miring, atau motif tirta teja dengan arah zig-zag.

2. Pola

Pola menurut Guntur (2004: 124) adalah suatu desain yang berdiri dari satu atau lebih motif dimultiplikasikan (dilipat gandakan), dan ditata dalam rangkaian yang teratur. Sebuah motih tunggal adalah suatu unit yang digunakan desainer untuk menyusun suatu pola melalui pengulangan interval atau selingan teratur pada suatu permukaan. Menurut Soedarso (2006: 11) Pola adalah penyebaran garis dan warna suatu bentuk ulang tertentu atau dengan kata lain motif merupakan pangkal pola. Sedangkan menurut Kusimiati (2004: 83) Pola merupakan pengulangan motif yang membentuk susunan indah.

a. Unsur-unsur pola batik

Pola batik menurut Sewan Susanto (1990: 212) dapat diuraikan menjadi unsur-unsur pola yaitu:

1) Motif utama

(35)

18

susunan motif-motif itu dalam suatu pola membuat jiwa atau arti pada motif batik itu sendiri.

Satu motif batik, dapat mempunyai lebih dari satu motif utama. Seperti dijelaskan Sewan Susanto (1990: 212) “Pada suatu motif batik yang digolongkan motif semen dimana dalam motif tersebut terdapat motif utama berupa meru, pohon, burung, ular, dan api”.

2) Motif pengisi

Motif pengisi ialah motif-motif yang berfungsi sebagai pengisi bidang untuk memperindah motif batik secara keseluruhan. Sewan Susanto (1990: 212) berpendapat motif pengisi bentuknya lebih kecil dan lebih sederhana sedangkan yang digambarkan dapat berbagai macam bentuk burung, bentuk binatang, sederhana atau bentuk tumbuhan, seperti kuncup, daun, bunga, ilalang. Satu motif batik dapat hanya satu macam motif pengisi atau bisa juga diisi beberapa macam motif pengisian.

Ornamen pengisi adalah hiasan yang ditempatkan pada latar motif sebagai penyeimbang bidang agar motif secara keseluruhan tampak serasi. Ornamen berfungsi sebagai pengisi bidang untuk memperindah motif secara keseluruhan. Ornamen bentuknya lebih kecil dan lebih sederhana daripada ornamen utama. Ornamennya dapat berbagai macam bentuk ragam hias atau bisa juga satu macam ragam hias.

3) Isen-isen

(36)

pendapat Soedewi (2007: 57) isen motif batik adalah gambaran berupa titik dan garis berbentuk tertentu, berfungsi untuk mengisi sebagian variasi motif batik, dan bidang diantaranya motif-motif sehingga membuat motif batik terlihat indah.

Menurut pendapat Sewan Susanto (1980: 213) isen-isen adalah ornamen yang berfungsi sebagai pengisi bidang untuk memperindah motif secara keseluruhan. Isen-isen merupakan corak tambahan yang terletak dalam ornamen pengisi. Bentuk isen-isen lebih kecil dan rumit, jumlahnya relative banyak. Macam-macam isen-isen antara lain cecek (cecek pitu, cecek sawut, cecek sawut daun), sisik, melik, herangan, gringsing, sawut, golaran, rambutan, atau rawan, sirapan, dan cacah gori.

4) Motif pinggiran

(37)

20

3. Desain

Secara etimologis desain berasal dari kata desgno (Itali) yang berarti gambar (Sachari, 2002: 2). Kata ini diberi makna baru dalam bahasa Inggris pada abad ke-17, yang dipergunakan untuk membentuk school of design tahun 1836. Makna baru tersebut dalam praktik kerapkali semakna dengan kata craft, kemudian atas jasa Ruskin dan Marris (dua tokoh gerakan anti Industri di Inggris pada abad ke-19), kata “desain‟‟ diberi bobot sebagai art and craft yaitu paduan antara seni dan ketrampilan. Menurut Murtihadi dalam buku Dasar-Dasar Desain (1982: 19) “desain ialah suatu konsep pemikiran untuk menciptakan sesuatu, melalui perencanaan sampai terwujudnya barang jadi”. Terciptanya sebuah karya seni rupa tidak akan terlepas pula dari unsur/elemen pendukungnya.

4. Ornamen

Ornamen berasal dari kata Yunani yaitu dari kata ornare yang berarti hiasan atau perhiasan. Ornamen itu sendiri terdidri berbagai jenis motif dan motif-motif itulah yang digunakan sebagai penghias suatu yang ingin kita hias (Soepratno, 2000: 11). Menurut Guntur (2004: 3) ornamen dijelaskan sebagai hiasan berharga geometrik atau yang lain: ornamen dibuat pada suatu bentuk dasar dari hasil seni kerajinan tangan (perabot, pakaian, dan arsitektur).

(38)

E. Flora dan Fauna

Flora adalah segala tumbuhan yang ada dipermukaan bumi. Bentuk dan namanya bermacam-macam, serta tidak pernah sama bentuk dari satu flora ke flora yang lain. Flora merupakan salah satu objek gambar yang menarik. Baik sebagian maupun keseluruhan bentuk tumbuhan dapat dituangkan menjadi gambar, motif, atau bentuk yang menarik. Objek yang biasa digunakan hampir tidak terbatas, mulai dari pohon secara utuh, ranting, daun-daun, bunga, buah, akar, dari sisi keindahan, keunikan, kelangkaannya dan sebagainya.

Sebagaimana halnya objek tumbuhan, orang juga sering menggunakan hewan (fauna) sebagai objek gambar. Banyak ragam hewan yang dapat diangkat sebagai motif batik, mulai dari hewan peliharaan, hewan ternak, unggas, binatang liar, perilaku binatang, pertarungan binatang buas, dan sebagainya. Tidak jarang objek-objek motif batik tersebut dijadikan simbol bagi kelompok orang atau suku tertentu.

F. Menggambar

(39)

22

Pada intinya, menggambar adalah perpaduan keterampilan, kepekaan rasa, kreativitas, ide, pengetahuan, dan wawasan. Menggambar termasuk dalam cabang seni rupa dua dimensional. Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI (2004: 4) menggambar harus memperhatikan unsur-unsur seni rupa dua dimensional yaitu titik, garis, warna, dan bidang. Titik dan garis sangat mempengaruhi bidang dan memiliki sifat keindahan sendiri. Garis dapat berupa bersitan kecil tajam, berombak lemah gemulai, zig-zag yang beringas, perspektif yang berkesan tak kunjung habis, dan lengkung-lengkung gotik yang anggun. Garis dapat mengungkapkan ekspresi tertentu temasuk keindahan. Penggunaan garis secara proporsional akan menghasilkan sensansi yang luar biasa, sehingga sangat menentukan karakter gambar. Warna merupakan unsur atau elemen seni rupa yang sangat dominan, karena lebih cepat tertangkap oleh mata. Warna mewakili keindahan dan dapat dijadikan sebagai simbol serta dapat menampilkan ekspresi dan sifat-sifat seseorang. Ada tiga dimensi warna yang perlu diketahui yaitu hue (panas-dinginnya warna), value (gelap-terang), dan intensity (cerah-suramnya warna). Bidang dapat diartikan sebagai space atau ruang yang sangat diperlukan dalam mengatur komposisi dan keseimbangan untuk menghasilkan gambar yang baik.

(40)

G. Menggambar Motif Batik

Menggambar motif batik merupakan kemampuan menciptakan motif yang baru dan orisinil, artinya dalam pemahaman menggembangkan sumber ide yang dimiliki peserta didik untuk menghasilkan motif batik baru (indah, kreatif, unik). Menggambar motif batik, spesifikasi dapat dilihat dalam variasi ide, penggunaan media dan kemampuan anak dalam mengekspresikan unsur-unsur seni rupa yaitu warna, garis, bidang, dan tekstur ke dalam bentuk motif batik serta penggunaan media. Menggambar motif batik dapat merangsang pemahaman peserta didik dalam mengembangkan motif batik dari mendeformasi bentuk realis flora dan fauna menjadi motif batik.

H.Kerangka Berpikir

Ketrampilan dalam menggambar motif batik di SMP Negeri 1 Turi belum mencapai hasil yang diharapkan. Proses belajar masih banyak mengalami kendala, diantaranya siswa merasa bosan atau jenuh, bahkan masih banyak siswa merasa kurang paham dalam materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Akibatnya siswa tidak bersemangat ketika mengikuti kegiatan membatik.

(41)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat (Moleong, 2005: 6). Penelitian deskriptif yang dilakukan ini bertujuan untuk menggambar secara sistematis fakta dan karakteristik subjek yang diteliti secara tepat. Data dalam penelitian ini berupa uraian atau keterangan yang diperoleh dari guru, atau dokumentasi lainnya untuk menghasilkan data deskriptif berupa gambar, atau objek asli.

Peneliti mendeskripsikan kondisi yang terjadi mengenai proses pembelajaran yang berlangsung didalam kelas, guna memperoleh informasi mengenai pembelajaran menggambar motif batik untuk usaha mengetahui pemahaman pengembangan menggambar motif batik melalui teknik deformasi flora dan fauna pada kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. Penelitian ini berdasarkan pada pemahaman yang terkandung dalam objek-objek hasil gambar melalui teknik deformasi flora dan fauna dalam motif batik, oleh karena itu peneliti berusaha mengadakan pendekatan tentang pemahaman pengembangan melalui teknik deformasi flora dan fauna dalam motif batik sebagai fenomena yang diteliti dan selanjutnya di bahas dan kemudian dideskripsikan.

(42)

B.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SMPN 1 Turi, Sleman, Yogyakarta. Beralamat Turi, Donokerto, Turi, Sleman, Yogyakarta. Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dimulai pada bulan Desember 2014 sampai dengan Maret tahun 2015.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIC SMPN 1 Turi. Pemilihan subjek penelitian dengan cara memilih salah satu kelas berdasarkan kemampuan dan kesiapan siswa, karena pada kelas yang terseleksi telah terlebih dahulu diajarkan tentang batik. Sementara objek penelitian adalah pemahaman pengembangan menggambar motif batik dengan menggunakan teknik deformasi pada pelajaran Seni Budaya di kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi.

D. Data dan Sumber Data

(43)

26

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara memperoleh data dari sumber-sumber data yang ditentukan. Hal ini peneliti harus menentukan metode-metode yang dapat untuk memperoleh data tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh data yang berkenan dengan pemahaman menggambar motif batik melalui teknik deformasi flora dan fauna yang ditempuh dengan cara mengamati objek penelitian dan juga aktivitas siswa pada saat pembelajaran menggambar motif batik, aktivitas guru saat menggajar, dan perangkat pembelajaran. Observasi ini ditujukan untuk mendapatkan data sebanyak mungkin tentang usaha peningkatan pemahaman menggambar dengan teknik doformasi flora dan fauna dalam motif batik pada pembelajaran menggambar motif batik di kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. Pelaksanaan observasi dilaksanakn pada tanggal 3 Desember 2014. Sasaran pengamatan yaitu aktivitas para siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi .

2. Wawancara

(44)

dalam mengidentifikasikan permasalahan yang sedang dihadapi saat pembelajaran menggambar motif batik di kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. Wawancara dilakukan dengan kelapa sekolah, guru kelas, dan siswa. Berikut adalah tabel wawancara:

Tabel 1: Pedoman Wawancara dengan Guru No. Aspek Pertanyaan Pertanyaan

1. Profil Guru -

2. Pelaksanaan Pembelajaran - Kurukulum

- Pendekatan dalam pembelajaran - Metode

- Alokasi Waktu

- Materi atau Teknik Pembelajaran 3. Strategi Pembelajaran -Partisipasi dan Apresiasi Siswa

-Kendala dalam pembelajaran -Media

[image:44.595.126.499.262.463.2]

4. Evaluasi -Kreteria dalam Penilaan -Alat dan Penilaan

Tabel 2: Pedoman Wawancara dengan Siswa No. Aspek Pertanyaan Pertanyaan 1. Profil Siswa -

2. Pelaksanaan Pembelajaran menggambar motif batik kreasi melalui teknik deformasi

-Motif yang disukai -Alasan mengambil judul -Kendala

-Objek yang di buat

3. Dokumentasi

(45)

28

dengan penelitian dipakai sebagai sumber keterangan untuk melengkapi data lainnya serta menambah keakuratan data yang diperoleh selama penelitian. Adapun dokumentasi yang digunakan antara lain:

1. Kurikulum (pedoman khusus pengembangan silabus dan sistem penilaian berbasis kompetensi).

2. Dokumentasi foto aktivitas kegiatan pembelajaran siswa. 3. Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

4. Dokumentasi hasil karya siswa. 5. Profil Sekolah.

F. Instrumen

(46)
[image:46.595.126.505.134.354.2]

Tabel 3: Instrumen Penelitian

No. Aspek Penelitian

Pengumpulan

Data Keterangan D W O

1. Pelaksanaan Pembelajaran D : Dokumentasi W : Wawancara O : Observasi 2. Aktivitas siswa dalam belajar

3. Profil Kepala Sekolah

4. Profil Guru

5. Kurikulum

6. Silabus dan RPP 

7. Profil Sekolah 

8. Hasil Karya siswa  G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik yang bersifat deskriftif kualitatif, yang bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menggambar motif batik dengan teknik deformasi pada kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi. Data yang yang diperoleh, dianalisa, dan dideskripsikan sesuai dengan kenyataan yang ada.

Sebelum menganalisis data penelitian, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Seleksi

(47)

30

2. Klasifikasi

Klasifikasi data yang dipakai berupa teks yang bersifat naratif, yaitu dengan mendeskripsikan 12 karya satu persatu lalu diinterpretasikan dan diuraikan sesuai dengan tinjauan tentang penelitian.

3. Verifikasi

Setelah terkumpul 12 karya kemudian data ditinjau kembali dengan mengkaji ulang data serta mencocokan kebenaran dan keabsahan data, untuk mempertanggungjabkan keabsahan dan validitas data, peneliti melakukan pemeriksan dan melakukan wawancara terhadap siswa, dan guru.

4. Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan analisis yang dikhususkan pada penafsiran data yang disajikan, dari data yang diuraikan kemudian ditarik kesimpulan sesuai yang diharapkan berkaitan dengan pemahaman mengembangan motif batik melalui teknik deformasi menggambar motif batik dalam pembelajaran seni budaya pada kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi.

H. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

(48)

I. Analisis Data

(49)

32

Skema Proses dan Analisis Data Menggunakan Model Michel Huberman.

Gambar 3: Proses dan Analisis Data Menggunakan Model Michel Huberman Skema Triangulasi Data

Sumber Data : 1. Dokumentasi

2. Observasi 3. Wawancara

4. Triagulasi : Sumber, teknik, dan waktu

Seleksi Data

1. Mengamati : Mengamati kondisi siswa pada saat pembelajaran menggambar motif batik. 2. Identifikasi : Mengidentifikasikan hasil gambar. 3. Klasifikasi : Mengklasifikasikan menjadi 12 karya

sesuai dengan kriteria untuk diteliti.

Klasifikasi Data :

[image:49.595.124.513.128.614.2]

Beberapa teks naratif dengan mendeskripsikan 12 karya satu persatu lalu diinterpretasikan dan uraikan sesuai dengan tinjauan tentang nilai pemahaman dan pengembangan dalam objek-objek gambar siswa.

Penyimpulan Data:

Diambil kesimpulan yang berkaitan dengan nilai kreativitas dan pemahaman dalam objek gambar siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi.

Temuan Penelitian :

(50)
[image:50.595.142.508.108.459.2]

Gambar 4: Skema Triangunal Data Pengumpulan Data

32 karya siswa Data Tertulis

(deskriptif)

Validitas 12 karya

diseleksi sesuai dengan kriteria

Data Relevan yang sudah divalidasikan

Peniliti Narasumber (Guru matpel)

(51)

34 BAB IV PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Pembelajaran Menggambar Motif Batik Sebelum Menggunakan Teknik Deformasi.

Riyanto, guru pengampu mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan mengatakan bahwa kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran Seni Budaya adalah K13. Pembelajaran seni budaya dapat memberdayakan sekolah dalam pengembangan kompetensi yang akan disampaikan pada peserta didik sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah (wawancara dengan Bapak Riyanto guru kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi pada 16 Desember 2014).

(52)

secara langsung. Terbukti dengan tidak memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan berpendapat tentang bentuk motif batik. Pembelajaran menggambar motif batik di domikasi oleh guru, belum ada keterlibatan siswa. Hal ini mengakibatkan siswa kurang berminat dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menggambar motif batik. Siswa tidak memperhatikan dan mendengarkan saat guru menerangkan materi, terbukti dengan banyaknya siswa yang asik ngobrol dengan teman sebangku, dan beberapa siswa yang duduk di bangku paling belakang mengganggu teman di depannya (dapat dilihat pada gambar 4 di bawah ini).

Gambar 5 :Kondisi Awal KBM Menggambar Motif Batik Doc.Zuliva Dwi Azizah (11 Februari 2015)

Bedasarkan hasil observasi pembelajaran seni budaya sebelum diterapkannya teknik deformasi dalam menggambar motif batik pada pembelajaran seni budaya diperoleh gambaran seperti di bawah ini:

1. Pembelajaran Seni Budaya, sumber pembelajaran hanya mengandalkan buku panduan seperti LKS.

(53)

36

3. Proses pembelajaran cenderung hanya berpusat pada guru dengan menggunakan peniruan sehingga pemahaman dalam mengembangkan motif batik siswa belum dapat berkembang.

1). 2).

[image:53.595.157.501.194.430.2]

3).

Gambar 6:Hasil Gambar motif batik kelas VIIIC pada kondisi awal 1) motif batik siswa yang kurang kreatif, hanya meniru, 2) motif batik siswa yang cukup kreatif tapi masih kurang dalam pengembangan bentuk, 3) motif

batik siswa yang cukup kreatif tetapi bidangnya masih kosong Doc. Zuliva Dwi Azizah (11 Februari 2015)

(54)

contoh karya yang nilainya baik. Penilaan didasarkan atas beberapa kriteria yaitu: 1) orisinilitas ide maupun orisinilitas gambar (belum ada sebelumnya, menarik, unik, mengejutkan sesuai interaksi dengan objek gambar); 2) penerapan unsur seni rupa dalam menggambar motif batik yaitu garis, warna, bidang; 3) kerumitan bentuk motif batik; 4) indah: komposisi, garis, warna, bidang, disusun secara harmonis; 5) finishing: kerapian, kebersihan.

B. Aktivitas Pembelajaran Menggambar dengan Teknik Deformasi Flora dan Fauna dalam Menggambar Motif Batik pada Kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi.

1. Kondisi Siswa

Kondisi siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Turi saat mengikuti pelajaran menggambar motif batik terlihat antusias dan senang. Saat menggambar sebagian siswa masih berbicara dengan teman sebangkunya, berjalan sambil bercanda dengan temannya yang lain. Kondisi siswa pada saat pembelajaran berlangsung tampak lelah karena jam pelajaran menggambar dilaksanakan setelah jam istirahat, sehingga sebagian siswa terutama siswa laki–laki kelelahan setelah bermain bola saat istirahat.

2. Pengelolahan kelas

(55)

38

memperhatikan penjelasan guru mengenai langkah–langkah menggambar deformasi flora dan fauna dalam motif batik sesuai dengan kata kunci. Ketiga, guru memberikan gambaran atau contoh, selanjutnya siswa secara individu praktik menggambar motif flora fauna dengan teknik deformasi sesuai dengan imajinasi dan kreativitas siswa. Keempat, guru membimbing, mengarahkan, dan menjelaskan kembali pada siswa yang kesulitan dalam pembelajaran menggambar motif batik. Ada beberapa anak yang mengalami kesulitan dan mudah menyerah dalam mengerjakan tugas menggambar, sehingga perlu di arahkan serta diberikan motivasi pemahaman tentang apa yang menjadi objek dan topik untuk dikembangkan sesuai dengan imajinasi dan kreativitas. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa membahas serta mengevaluasi hasil gambar deformasi flora dan fauna yang dibuat oleh siswa.

Gambar 7:Kondisi KBM Menggambar Motif Batik dengan Teknik Deformasi (Pendampingan KBM oleh Peneliti)

(56)

a) Materi Pembelajaran Menggambar Motif Batik

(57)

40

yang telah mereka dapatkan. Kemudian kelompok berdiskusi tentang bagian motif batik, pola motif batik, unsur-unsur senirupa yang terdapat pada gambar yang telah mereka pilih sebagai sumber ide pembuatan motif batik (sesuai dengan gambar yang di pilih oleh siswa) sebagai sumber ide dalam menggambar motif batik dengan tujuan agar siswa mengembangkan sumber ide dalam menggambar motif batik lebih fariatif dan kreatif. Masing-masing siswa berimajinasi mengungkapkan beberapa bentuk motif batik yang diinginkan dengan tujuan untuk merangsang siswa menemukan ide dan pemahaman untuk menggembangkan motik batik, dan dilanjutkan dengan menggambar sketsa motif batik sesuai dengan imajinasinya.

(58)
[image:58.595.113.542.169.722.2]

C. Seleksi Karya dan Pengelompokan Hasil Karya Siswa Kelas VIIIC SMP Nereri 1 Turi Berdasarkan Bentuk dan Warna.

Tabel 4:Seleksi Hasil Karya Siswa

No. Karya

Klasifikasi karya

Bentuk Warna

1.

Tema : “ Motif Burung Merpati”

Karya :Agung Presetyo

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan modifikasi dari motif yang sudah ada.

c. Terjadi

pengembangan bentuk pada motif fauna.

a. Warna

teridentifikasi b. Simbol warna

berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri) c. Pengembangan warna terjadi pada motif burung. d. Keselarasan warna pada masing-masing motif. 2.

Tema : “Motif Wortel”

Karya : Anggraini Novita Sari

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar

merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Terjadi

pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. Terjadi keluwesan

bentuk.Tercipta bentuk baru, yaitu motif wortel dan ulat.

a. Warna

teridentifikasi. b. Simbol warna

(59)

42

No. Karya

Klasifikasi karya

Bentuk Warna

3.

Tema : “Motif Capung”

Karya : Annurul Rochmah

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar

merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Terjadi

pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. Terjadi keluwesan

bentuk.

e. Komposisi bentuk yang selaras.

f. Tercipta bentuk baru, yaitu bunga, capung, kumbang dan kaper.

a. Warna

teridentifikasi. b. Simbol warna

berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada semua motif. e. Pengembangan

warna terjadi pada semua motif.

4.

Tema : “Motif Garuda”

Karya : Alif Nafiantoro

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan modifikasi dari motif yang sudah ada.

c. Terjadi

pengembangan bentuk pada motif burung garuda dan bunga.

a. Warna

teridentifikasi b. Simbol warna

(60)

No. Karya

Klasifikasi karya

Bentuk Warna

5.

Tema : :Motif Singa”

Karya : Anton Wijaya

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan modifikasi dari motif yang sudah ada.

c. Terjadi

pengembangan bentuk pada motif singa.

a. Warna

teridentifikasi. b. Simbol warna

berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Pengembangan warna terjadi pada motif singa. d. Keselarasan warna pada masing-masing motif. 6.

Tema : “Motif Biota Laut”

Karya : Axcel Haikel

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri.

c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Komposisi bentuk

yang selaras. f. Tercipta bentuk

baru, yaitu motif kepiting, lopter, siput.

a. Warna

teridentifikasi. b. Simbol warna

(61)

44

No. Karya

Klasifikasi karya

Bentuk Warna

7.

Tema : “Motif Burung Bertelur”

Karya : Bayu Wardani

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri.

c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk e. Tercipta bentuk

baru, yaitu daun, dan burung.

a. Warna

teridentifikasi. b. Simbol warna

berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada setiap motif. 8.

Tema : “Motif Bunga Gantung”

Karya : Bunga Ratih Retna N.

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri.

c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk

baru, yaitu daun, dan bunga.

a. Warna

teridentifikasi. b. Simbol warna

(62)

No. Karya

Klasifikasi karya

Bentuk Warna

9.

Tema :“Motif Bunga Pukul Empat”

Karya : Carissa Dila Amanda

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri.

c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk

baru, yaitu daun, dan bunga.

a. Warna

teridentifikasi. b. Simbol warna

berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada masing-masing motif. 10.

Tema : “Motif Batik Bebek”

Karya : Difa Argayasa A.

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri.

c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk

baru, yaitu burung dan bunga.

a. Warna

teridentifikasi. b. Simbol warna

berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada masing-masing motif. e. Pengembangan

(63)

46

No. Karya

Klasifikasi karya

Bentuk Warna

11.

Tema : “Motif Angsa”

Karya : Deva Wisni Ardiyanto

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar

merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan

bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk baru,

yaitu flora dan fauna.

a. Warna

teridentifikasi b. Simbol warna

berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Pengembangan warna terjadi pada motif burung. d. Keselarasan warna pada semua motif. 12.

Tema :“ Motif Batik Anak Ayam”

Karya : Fahri Resa Mahardika

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri.

c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk

baru, yaitu daun, dan bunga.

a. Warna

teridentifikasi b. Simbol warna

(64)

No. Karya

Klasifikasi karya

Bentuk Warna

13

Tema : “Motif Burung Beo”

Karya : Fahrur Firmansyah

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri.

c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk

baru, yaitu flora dan fauna

a. Warna

teridentifikasi. b. Simbol warna

berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada masing-masing motif. e. Pengembangan

warna terjadi pada semua motif.

14.

Tema : “Motif Burung Glatik”

Karya : Kristiawan

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang dibuat

merupakan hasil dari imajinasi sendiri.

c. Pengembangan bentuk pada semua motif .

d. keluwesan bentuk. e. Komposisi bentuk

selaras.

f. Tercipta bentuk baru, yaitu flora dan fauna.

a. Warna

teridentifikasi. b. Simbol warna

berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada masing-masing motif. e. Pengembangan

(65)

48

No. Karya

Klasifikasi karya

Bentuk Warna

15.

Tema : “Motif Merpati”

Karya : Luthfiana Sekar F.

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri.

c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk

baru, yaitu flora dan fauna.

a. Warna

teridentifikasi. b. Simbol warna

berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada semua motif. 16.

Tema : “Motif Burung Merak”

Karya : Lefti Fitri Damayanti

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan modifikasi dari motif yang sudah ada.

c. Terjadi

pengembangan bentuk pada motif fauna.

a. Warna

teridentifikasi b. Simbol warna

(66)

No. Karya

Klasifikasi karya

Bentuk Warna

17.

Tema : “Motif Burung Perkutut”

Karya : Mistahul Anjar Sari

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan modifikasi dari motif yang sudah ada.

c. Terjadi

pengembangan bentuk pada motif fauna.

a. Warna

teridentifikasi b. Simbol warna

berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Pengembangan warna terjadi pada motif burung. d. Keselarasan warna pada masing-masing motif. 18.

Tema : :Motif Burung Merpati”

Karya : Mumammad Raditya

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri.

c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk

baru, yaitu flora dan fauna.

a. Warna

teridentifikasi. b. Simbol warna

(67)

50

No. Karya

Klasifikasi karya

Bentuk Warna

19.

Tema : “Motif Bunga Melati”

Karya : Nanda Khairina S.

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang digambar

merupakan hasil dari imajinasi sendiri. c. Pengembangan

bentuk pada motif flora dan fauna. d. Komposisi bentuk

yang seimbang. e. Tercipta bentuk baru,

yaitu flora dan fauna.

a. Warna

teridentifikasi b. Simbol warna

berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Pengembangan warna terjadi pada motif burung. d. Keselarasan warna pada masing-masing motif. 20.

Tema : ‘’Motif Kupu-kupu”

Karya : Noerlita Choiru Rochman

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri.

c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. Keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk

baru, yaitu flora dan fauna.

a. Warna

teridentifikasi. b. Simbol warna

(68)

No. Karya

Klasifikasi karya

Bentuk Warna

21.

Tema : “Motif Batik Kalibri”

Karya : Novarinda Nurul Azizah

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri.

c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk

baru, yaitu flora dan fauna.

a. Warna

teridentifikasi b. Simbol warna

berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Pengembangan warna terjadi pada motif burung. d. Keselarasan warna pada masing-masing motif. 22.

Tema : “Motif Ayam Jago”

Karya : Oktaviani Tara F. Z

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri.

c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. Keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk

baru, yaitu ayam jago.

a. Warna

teridentifikasi. b. Simbol warna

(69)

52

No. Karya

Klasifikasi karya

Bentuk Warna

23.

Tema : ‘’Motif Kaki Seribu”

Karya :Pramudya Hanung H.

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri.

c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. Keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk

baru, yaitu flora dan fauna.

a. Warna

teridentifikasi. b. Simbol warna

berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna. e. Pengembangan warna terjadi pada semua motif. 24.

Tema : “ Motif Ayam Jantan”

Karya : Rafli Rahmad Yanuar

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri.

c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk

baru, yaitu flora dan fauna.

a. Warna

teridentifikasi. b. Simbol warna

berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang

dibuat berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, adanya gradasi pada semua motif. e. Pengembangan

(70)

No. Karya

Klasifikasi karya

Bentuk Warna

25.

Tema : “Motif Cendrawasih”

Karya : Restu Sunnu Aditya

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri.

c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk

baru, yaitu flora dan fauna.

a. Warna

teridentifikasi. b. Simbol warna

berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang

dibuat berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan

warna, adanya gradasi pada semua motif. e. Pengembangan

warna di semua motif.

26.

Tema : “Motif Kupu”

Karya : Ria Putri Lestari

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri.

c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk

baru, yaitu flora dan fauna.

a. Warna

teridentifikasi b. Simbol warna

(71)

54

No. Karya

Klasifikasi karya

Bentuk Warna

27.

Tema : Motif Kupu-kupu

Terbang”

Karya : RifkaWulandari

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri.

c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk

baru, yaitu flora dan fauna.

a. Warna

teridentifikasi. b. Simbol warna

berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada masing-masing motif. e. Pengembangan

warna terjadi pada semua motif.

28.

Tema :” Motif Kumbang Kawung”

Karya : Rioyoga Dani Akhmadi

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri.

c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk

baru, yaitu flora dan fauna.

a. Warna

teridentifikasi. b. Simbol warna

berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada masing-masing motif. e. Pengembangan

(72)

No. Karya

Klasifikasi karya

Bentuk Warna

29.

Tema : “Motif Bunga Kenanga”

Karya : Septian Prasetyo Aji

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri.

c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Komposisi bentuk

yang seimbang. f. Tercipta bentuk

baru, yaitu flora dan fauna.

a. Warna

teridentifikasi. b. Simbol warna

berdasarkan keinginan sendiri (egoisentri). c. Warna yang ditampilkan berdasarkan imajinasi sendiri. d. Keselarasan warna, yaitu adanya gradasi pada motif. 30.

Tema : “Motif Kupu-Kupu”

Karya : Tasia Rizki Nuria

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan hasil dari imajinasi sendiri.

c. Pengembangan bentuk pada motif flora dan fauna. d. keluwesan bentuk. e. Tercipta bentuk

baru, yaitu flora dan fauna.

a. Warna

teridentifikasi. b. Simbol warna

(73)

56

No. Karya

Klasifikasi karya

Bentuk Warna

31.

Tema : “Motif Burung Kasuari”

Karya : Wening Ratri Swastanti

a. Semua motif telah teridentifikasi. b. Motif yang

digambar merupakan modifikasi dari motif yang sudah ada.

c. Terjadi

Gambar

Tabel 2: Pedoman Wawancara dengan Siswa
Tabel 3: Instrumen Penelitian
gambar siswa.
Gambar 4: Skema Triangunal Data
+7

Referensi

Dokumen terkait