• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsepsi Kebahagiaan Perspektif Hadis dalam Kitab Shahih Al-Bukhari (Kajian Ma’ani al-Hadis) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konsepsi Kebahagiaan Perspektif Hadis dalam Kitab Shahih Al-Bukhari (Kajian Ma’ani al-Hadis) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

81

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan kajian terhadap hadis tentang

kebahagiaan riwayat Bukhari dalam Kitab Shahih Al-Bukhari pada

bab-bab sebelumnya, maka penulis akhirnya mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Adapun redaksi hadis tentang kebahagiaan dalam Kitab Shahih

Al-Bukhari dari jalur Usman dan Adam terdapat perbedaan yaitu dari sisi

teks hadis. Apabila teks hadis dari jalur Usman terdapat pengulangan

kalimat, sedangkan teks hadis dari jalur Adam tidak ada kalimat yang

terulang. Serta hadis dari dua jalur tersebut terdapat perbedaan dari segi

sanad, walaupun hadis tersebut sama-sama diriwayatkan dari Ali bin

Thalib. Berikut hadis yang penulis maksudkan:

1

1

(2)

82

2

2. Kualitas sanad hadis tentang kebahagiaan adalah shahih. Hal itu

berdasarkan pada kajian pada bab-bab sebelumnya yang diketahui

bahwa sanadnya muttashil. Seluruh periwayat dalam jalur sanad

tersebut dinyatakan ṡiqah, hadis tersebut tergolong hadis mu’an’an

berdasar sighat taammul yang ada dan menggunakan metode bil

makna, demikian halnya dengan matan, hadis tersebut juga memiliki

kualitas matan yang shahih, karena setelah diteliti, matan hadis tersebut

sama sekali tidak bertentangan dengan al-Qur’an, hadis shahih yang

lain, akal sehat, indera, maupun sejarah, redaksinya juga menunjukkan

bahwa hadis itu benar-benar telah disabdakan oleh Nabi SAW. Oleh

karena itu, hadis tersebut bisa dijadikan rujukan umat muslim untuk

melaksanakan sunnah Nabi SAW.

3. Adapun makna kebahagiaan yang dimaksud adalah, (i) secara bahasa

makna kebahagiaan didapat atas usaha dan upaya. (ii) berdasarkan

realitas historis keimanan umat Islam kadangkala naik kadangkala

turun, jadi Nabi SAW mengingatkan pada umatnya agar tidak menyerah

pada nasib dan terus melaksanakan apa yang diperintahkannya. (iii) dari

2

(3)

83

analisis kekinian bahwasanya semua perilaku manusia mempunyai

hukum sebab akibat.

B. Saran

1. Kepada seluruh umat Islam hendaklah beriman dan bertaqwa kepada

Allah swt. Dengan menggunakan Al-Qur’an dan Hadis sebagai

pedoman hidup.

2. Bagi umat Islam yang menggunakan hadis hendaklah tidak

sembarangan hadis, melainkan harus diketahui dengan jelas derajat

kualitas hadisnya, dalam hal ini hadis yang berkualitas shahih yang

dapat dijadikan sebagai hujjah.

3. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari dengan sepenuh hati

belum sampai pada batas maksimal, dan merupakan suatu kehormatan

jika ada yang melanjutkan atau melakukan kajian ulang guna mencapai

Referensi

Dokumen terkait

Bagi peserta Pengadaan Jasa Konsultansi yang berkeberatan atas penetapan ini, dapat mengajukan sanggahan secara tertulis dan disampaikan kepada Panitia Pengadaan

Sainsbury ( 1986 ) menegaskan bahwa kunci keberhasilan penangkapan umumnya banyak ditentukan oleh :- Kemampuan pendugaan tempat-tempat pengkonsentrasian daerah yang banyak

 Perlunya sarana rekreasi berupa Hotel Resort Dengan Penerapan Prinsip Universal Design Di Kabupaten Semarang sehingga semua orang termasuk kaum difabel (kemampuan

maka bersama ini kami undang Saudara untuk mengikuti Klarifikasi Penawaran dan Verifikasi Data Kualifikasi dengan membawa Dokumen Asli dari penawaran saudara serta Surat

Peneleitian ini mengkaji tentang kualitas layanan perpustakaan universitas islam negeri sunan kalijaga yogyakarta (studi deskriptif tentang kualitas layanan

Hayati : Benar tuan,apa yang harus saya lakukan?Dia telah pergi meninggalkan aku..Bagaimana dengan nasibku?Maukah engkau menerimaku kembali.. Zainuddin : cuih..tak sudi

Kompetensi pedagogik guru model di SMA 11 Banda Aceh pada penelitian dengan indikator: (1) menguasai karakter peserta didik secara mendalam, (2) menguasai teori

Jika diibaratkan, mereka adalah “para penyerbu”, dan negara berusaha bertahan dari “serbuan” itu.Jika di era kolonialisme “serbuan itu” menggunakan