• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS JENIS PENELITIAN DALAM AKTIVITAS JASMANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "JENIS JENIS PENELITIAN DALAM AKTIVITAS JASMANI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Pengertian dan Macam Variabel

• variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai • Simbol yang padanya dilekatkan nilai.

• Konsep meja misalnya bukanlah variabel, karena meja tidak

mengandung pengertian adanya nilai yang bervariasi. Ukuran meja dan tinggi meja adalah variabel karena memiliki nilai yang berbeda. Konsep yang tidak mengandung pengertian nilai yang beragam

dapat diubah menjadi variabel dengan memusatkan pada aspek tertentu dari konsep tersebut. Variabel tiada lain adalah

pengelompokan yang logis dari dua atau lebih atribut. Tua dan muda adalah atribut dari variabel usia.

Agar dapat dikelompokkan menjadi satu variabel, dua atau lebih atribut tidak boleh tumpang tindih (mutually exclusive).

variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai Simbol yang padanya dilekatkan nilai.

Konsep meja misalnya bukanlah variabel, karena meja tidak

mengandung pengertian adanya nilai yang bervariasi. Ukuran meja dan tinggi meja adalah variabel karena memiliki nilai yang berbeda. Konsep yang tidak mengandung pengertian nilai yang beragam

dapat diubah menjadi variabel dengan memusatkan pada aspek tertentu dari konsep tersebut. Variabel tiada lain adalah

pengelompokan yang logis dari dua atau lebih atribut. Tua dan muda adalah atribut dari variabel usia.

• Agar dapat dikelompokkan menjadi satu variabel, dua atau lebih

(2)

Variabel dapat dibedakan atas variabel

kualitatif dan kuantitatif

• Contoh variabel kualitatif, misalnya keadilan,

kemakmuran, dan kepandaian.

• Sedangkan contoh variabel kuantitatif adalah

luas daerah, panjang jalan, umur, benyaknya jam dalam sehari dan sebagainya.

Selanjutnya variabel kuantitatif diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu variabel diskrit (discrete variable) dan variabel kontinum

(continuous Variable).

Contoh variabel kualitatif, misalnya keadilan, kemakmuran, dan kepandaian.

Sedangkan contoh variabel kuantitatif adalah luas daerah, panjang jalan, umur, benyaknya jam dalam sehari dan sebagainya.

• Selanjutnya variabel kuantitatif diklasifikasikan

ke dalam dua kelompok, yaitu variabel diskrit (discrete variable) dan variabel kontinum

(3)

Variabel diskrit disebut juga variabel

nominal dan variabel kategorikal

• Variabel diskrit adalah variabel yang

mempunyai dua golongan dikotomi. Secara harfiah, diskrit berarti tidak mempunyai

pecahan (utuh).

• Contohnya: variabel jenis kelamin (laki-laki,

perempuan), status pekerjaan (bekerja, tidak bekerja), dsb.

Angka-angka yang digunakan dalam variabel diskrit ini adalah hasil penghitungan.

Variabel diskrit adalah variabel yang

mempunyai dua golongan dikotomi. Secara harfiah, diskrit berarti tidak mempunyai

pecahan (utuh).

• Contohnya: variabel jenis kelamin (laki-laki,

perempuan), status pekerjaan (bekerja, tidak bekerja), dsb.

• Angka-angka yang digunakan dalam variabel

(4)

Dilihat dari sifatnya

• variabel dibedakan atas variabel statis dan

variabel dinamis. Variabel statis adalah variabel yang tidak dapat diubah

keberadaannya, sehingga dari hasil

penelitiannya peneliti tidak dapat melakukan intervensi.

Contoh variabel jenis kelamin, status sosial ekonomi, dsb. Sedangkan variabel dinamis adalah variabel yang dapat diubah

keberadaannya melalui pengubahan,

peningkatan, maupun penurunan. Contoh variabel disiplin kerja, motivasi, sikap, dsb. variabel dibedakan atas variabel statis dan variabel dinamis. Variabel statis adalah

variabel yang tidak dapat diubah keberadaannya, sehingga dari hasil

penelitiannya peneliti tidak dapat melakukan intervensi.

• Contoh variabel jenis kelamin, status sosial

ekonomi, dsb. Sedangkan variabel dinamis adalah variabel yang dapat diubah

keberadaannya melalui pengubahan,

(5)

Variabel kontinum

• dibedakan menjadi tiga variabel, yaitu: (a) variabel ordinal, adalah

variabel yang menunjukkan tingkat-tingkatan misalnya tinggi, sedang, dan panjang, (b) variabel interval, adalah variabel yang mempunyai jarak dan jarak itu dapat diketahui dengan pasti, misalnya Jarak

Yogyakarta Surakarta adalah 60 km, sedangkan Yogyakarta Klaten adalah 25 km maka jarak Klaten Surakarta adalah 35 km., (c)

variabel rasio, yaitu variabel perbandingan. Variabel ini dalam

hubungan antar sesamanya merupakan sekian kali . Contoh: Berat badan Pak Andi 80 kg, sedangkan berat badan anaknya 40 kg. Maka Pak Andi beratnya dua kali anaknya. Variabel kontinum adalah hasil pengukuran. Pengenalan terhadap jenis variabel ini sangat penting karena terkait dengan penentuan teknik analisis datanya. Jenis

variabel menunjukkan jenis datanya. Yang juga tidak kalah pentingnya adalah peneliti perlu memperhatikan sifat variabel.

dibedakan menjadi tiga variabel, yaitu: (a) variabel ordinal, adalah

variabel yang menunjukkan tingkat-tingkatan misalnya tinggi, sedang, dan panjang, (b) variabel interval, adalah variabel yang mempunyai jarak dan jarak itu dapat diketahui dengan pasti, misalnya Jarak

Yogyakarta Surakarta adalah 60 km, sedangkan Yogyakarta Klaten adalah 25 km maka jarak Klaten Surakarta adalah 35 km., (c)

variabel rasio, yaitu variabel perbandingan. Variabel ini dalam

hubungan antar sesamanya merupakan sekian kali . Contoh: Berat badan Pak Andi 80 kg, sedangkan berat badan anaknya 40 kg. Maka Pak Andi beratnya dua kali anaknya. Variabel kontinum adalah hasil pengukuran. Pengenalan terhadap jenis variabel ini sangat penting karena terkait dengan penentuan teknik analisis datanya. Jenis

(6)

Sebagai objek penelitian

• Variabel juga dapat dibedakan antara variabel

bebas (independent variable) dan variabel

terikat (dependent variable). Kadang ada yang menyebut variabel pengaruh dan variabel

terpengaruh.

Istilah pengaruh sering dikaitkan dengan hubungan sebab-akibat (causal), padahal hubungan antara keduanya tidak selalu hubungan

Variabel juga dapat dibedakan antara variabel bebas (independent variable) dan variabel

terikat (dependent variable). Kadang ada yang menyebut variabel pengaruh dan variabel

terpengaruh.

• Istilah pengaruh sering dikaitkan dengan

(7)

JENIS-JENIS PENELITIAN DALAM AKTIVITAS JASMANI

1. PENELITIAN SEJARAH

2. PENELITIAN PHILOSOFIS

3. PENELITIAN SINTESIS (META-ANALISIS) 4. SURVEY

5. METODE PENELITIAN DESKRIPTIF

6. PENELITIAN DESKRIPTIF DALAM EPIDEMIOLOGI AKTIVITAS JASMANI

7. PENELITIAN EKSPERIMEN DAN QUASI EKSPERIMEN 8. PENELITIAN KUALITATIF

9. PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASS ROOM ACTION RESEARCH)

1. PENELITIAN SEJARAH

2. PENELITIAN PHILOSOFIS

3. PENELITIAN SINTESIS (META-ANALISIS) 4. SURVEY

5. METODE PENELITIAN DESKRIPTIF

6. PENELITIAN DESKRIPTIF DALAM EPIDEMIOLOGI AKTIVITAS JASMANI

7. PENELITIAN EKSPERIMEN DAN QUASI EKSPERIMEN 8. PENELITIAN KUALITATIF

(8)

PENELITIAN SEJARAH

• Penelitian sejarah adalah pengujian yang

sistematik dan penjelasan tentang

perubahan,perilaku, nilai, sikap, moral dsb.

• Dalam mencari bukti dan keberartian perubahan

perilaku dan sikap, peneliti harus:

1. Dapat mengakses laboratorium yaitu perpustakaan dan arsip

2. Mengidentifikasi pola dan bukti-bukti yang ada dalam data

3. Mengkonstruk dan menggeneralisasikan dengan penuh makna bukti-bukti sejarah

Penelitian sejarah adalah pengujian yang sistematik dan penjelasan tentang

perubahan,perilaku, nilai, sikap, moral dsb.

Dalam mencari bukti dan keberartian perubahan perilaku dan sikap, peneliti harus:

1. Dapat mengakses laboratorium yaitu perpustakaan dan arsip

2. Mengidentifikasi pola dan bukti-bukti yang ada dalam data

(9)

PENELITIAN PHILOSOFIS

• Tujuan dasar filsafat adalah menguji realita dengan

prosedur reflektif bukan dengan cara empiris ilmu pengetahuan

• Filosof dan saintist agak berbeda dalam pandangan • Contoh: Pemahaman tentang latihan

• Sainter empiris mendekati fenomena latihan

dengan melihat jaringan otot dibawah mikroskop pada saat latihan, pernafasan dan tekanan darah, kemudian menggunakan prosedur statistik untuk menetapkan kekuatan hubungan kausalitas.

Filosofer (filsuf) memandang latihan dari sudut

ideologi dan makna ideal dari latihan. Mengapa kita harus latihan? Nilai-nilai apa yang terkandung

dalam latihan?

Tujuan dasar filsafat adalah menguji realita dengan prosedur reflektif bukan dengan cara empiris ilmu pengetahuan

Filosof dan saintist agak berbeda dalam pandangan Contoh: Pemahaman tentang latihan

• Sainter empiris mendekati fenomena latihan

dengan melihat jaringan otot dibawah mikroskop pada saat latihan, pernafasan dan tekanan darah, kemudian menggunakan prosedur statistik untuk menetapkan kekuatan hubungan kausalitas.

• Filosofer (filsuf) memandang latihan dari sudut

ideologi dan makna ideal dari latihan. Mengapa kita harus latihan? Nilai-nilai apa yang terkandung

(10)

Penelitian filsafat bukan karena penelitian

empris tidak efektif

Penelitian empris membantu memprediksi

Cabang-cabang reflektif inquary:

1. Metaphysics: analys the nature of thing

2. Axiology: value of thing

3. Epistemology: securing knowledge (how

do we come to know)

4. Poetry

Penelitian filsafat bukan karena penelitian

empris tidak efektif

Penelitian empris membantu memprediksi

Cabang-cabang reflektif inquary:

1. Metaphysics: analys the nature of thing

2. Axiology: value of thing

3. Epistemology: securing knowledge (how

do we come to know)

(11)

PENELITIAN SINTESIS

(META-ANALISIS)

• Analisis literatur/review literatur

• Analisis, evaluasi, dan integrasi

• Untuk memperbaiki teori yang diperlukan dalam

penelitian yang terbaru

Penelitian yang logis yang mengarah pada

kesimpulan yang valid, evaluasi hipotesis, dan revisi teori dan proposal

Meta analisis dalam penelitian sintesis Analisis literatur/review literatur

Analisis, evaluasi, dan integrasi

Untuk memperbaiki teori yang diperlukan dalam penelitian yang terbaru

• Penelitian yang logis yang mengarah pada

kesimpulan yang valid, evaluasi hipotesis, dan revisi teori dan proposal

(12)

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN

OTOT-OTOT LENGAN 1, OTOT-OTOT PERUT 2,

LECUTAN PERGELANGAN TANGAN 3,

KOORDINASI 4, DAN TINGGI RAIHAN 5

TERHADAP KEMAMPUAN NORMAL

SMASH DALAM PERMAINAN BOLA

VOLI SISWA SMA PUTRA 6

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN

OTOT-OTOT LENGAN 1, OTOT-OTOT PERUT 2,

LECUTAN PERGELANGAN TANGAN 3,

KOORDINASI 4, DAN TINGGI RAIHAN 5

TERHADAP KEMAMPUAN NORMAL

SMASH DALAM PERMAINAN BOLA

Referensi

Dokumen terkait

Gambar ini terlihat bahwa larva fase Umbo- veliger maupun fase Pedi veliger yang dipelihara pada media yang diberi perlakuan yang berbeda, ternyata media

Pengauditan yang dijalankan antara bulan Mac hingga Mei 2014 mendapati kelemahan yang dibangkitkan dalam Laporan Ketua Audit Negara Mengenai Aktiviti

Seiring dengan rencana redevelopment gedung gereja dan kantor ORPC, yang sedianya akan dilaksanakan pada tahun ini; maka baiklah kita sebagai bagian dari ORPC mendoakan

sebagai berikut: sebuah struktur yang sangat organik dengan minimal formalisasi; spesialisasi pekerjaan yang tinggi berdasar pendidikan formal; para spesialis akan memiliki

pemahaman dasar dari prinsip menggambar akan menghasilkan animasi yang lebih peka, maka penulis membuat film kartun pendek dengan pertimbangan komposisi pencahayaan

Setelah melakukan observasi terhadap perangkat lunak yang dibangun dan kondisi yang ada di Direktorat ICT dan Multimedia, hal berikutnya adalah mengisi borang

Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara individual variabel physic berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah

Dalam kisah Sunan Kalijaga menampilkan tiga potongan kisah terpilih yang menceritakan mengenai media dakwah Sunan Kalijaga dalam bidang seni dan budaya seperti gamelan, wayang,