• Tidak ada hasil yang ditemukan

perbidanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "perbidanan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

B.Kerangka Teori ... 10

C.Kerangka Konsep ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis dan Rancangan Penelitian... 22

B.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

C.Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 22

D.Instrumen Penelitian ... 23

E.Teknik Pengumpulan Data ... 27

F.Variabel Penelitian... 27

G.Definisi Operasional Variabel ... 27

H.Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 28

I.Etika Penelitian ... 30

J.Jadwal Penelitian ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 32

B.Hasil Penelitian ... 33

C.Pembahasan ... 34

D.Keterbatasan ... 37

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 38

B.Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Karakteristik Perubahan Fisik Remaja Putri ... 12

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner tentang Personal Hygiene saat Menstruasi... 24

Tabel 3.2 Definisi Operasional ... 28

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi ... 33

Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Personal Hygiene saat Menstruasi pada siswi kelas X SMA Islam Terpadu Al-Masyhur Pati ... 33

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori ... 20

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ... 21 DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas

(2)

Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan Penelitian Lampiran 7. Surat Balasan Penggunaan Lahan Penelitian Lampiran 8. Surat Permohonan Responden

Lampiran 9. Informed Consent Lampiran 10. Kuesioner Penelitian

Lampiran 11. Data Kuesioner Pengetahuan Lampiran 12. Hasil Uji Validitas

Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 14. Mean dan Standar Deviasi

Lampiran 15. Hasil Data Pengetahuan Kuesioner tentang Personal Hygiene tentang Menstruasi

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Pendidikan tentang kesehatan reproduksi merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Pada masa remaja, pertumbuhan fisik dan seksualnya mulai berkembang dengan pesat. Remaja yang kelak akan menikah dan menjadi orangtua sebaiknya mempunyai kesehatan reproduksi yang prima, sehingga menghasilkan generasi yang sehat. Di lingkungan masyarakat, tokoh masyarakat baik orangtua ataupun remaja itu sendiri harusnya lebih terbuka tentang masalah kesehatan

terutama kesehatan reproduksi (Proverawati, 2009). Setelah lahir, kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa, yakni masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa reproduksi, masa klimakterium, dan masa senium.

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Remaja pada wanita mulai kira-kira pada umur 8-14 tahun dan berlangsung kurang lebih selama 4 tahun. Kejadian yang penting dalam remaja ialah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, menstruasi, dan perubahan psikis (Prawirohardjo, 2007). Remaja putri yang sudah matang alat reproduksi maupun hormon-hormon dalam tubuhnya akan mengalami menstruasi. Pengetahuan tentang menstruasi sangat dibutuhkan oleh remaja putri. Menstruasi atau haid adalah 2 perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium(Proverawati, 2009).

Menstruasi sesungguhnya yang disertai ovulasi sebagian besar dicapai pada umursekitar 17-18 tahun (Manuaba, 2007). Dari berbagai penelitian 30 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan bahwa Infeksi Saluran Kemih (ISK), Human Papilloma Virus (HPV), disebabkan karena kurangnya pengetahuan seorang wanita dalam menjaga kebersihan terutama kebersihan kewanitaan pada saat menstruasi sehingga virus tersebut akan berkembangbiak didalam organ kelamin wanita yang dalam kondisi lembab (Proverawati 2009). Masalah fisik yang mungkin timbul dari kurangnya pengetahuan adalah kurangnya personal hygiene sehingga beresiko untuk terjadinya Infeksi Saluran Kemih (ISK) (Proverawati, 2009). Personal Hygiene merupakan pengetahuan, sikap, dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit,melindungi diri dari ancaman penyakit Proverawati, (2009). Personal Hygiens saat menstruasi dapat dilakukan dengan cara mengganti pembalut setiap 4 jam sekali dalam sehari. Setelah mandi atau buang air, vagina dikeringkan dengan tisue atau handuk agar tidak lembab. Pemakaian celana dalam yang baik terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat (Solita, 2003). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMA ISLAM TERPADU AL-MASYHUR PATI dengan cara wawancara langsung kepada 10 siswi pada kelas X dengan hasil hanya 2 siswi yang tahu tentang personal hygiene saat 3 menstruasi dan 8 yang tidak tahu tentang personal hygiene saat menstruasi.

Hal ini disebabkan berbagai faktor yaitu kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene terutama pada saat menstruasi dari institusi tersebut maupun dari orang tua. Berdasarkan paparan diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Personal Hygiene saat Menstruasi Pada Siswi Kelas X SMA ISLAM TERPADU AL-MASYHUR PATI” dengan harapan dapat diketahui tingkat pengetahuan remaja di Institusi tersebut.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat penulis susun adalah “Bagaimanakah tingkat pengetahuan remaja putri kelas X SMA ISLAM TERPADU AL-MASYHUR di PATI tentang personal hygiene?”.

C.Tujuan Penelitian

a.Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Personal Higiene saat Menstruasi pada Siswi Kelas X SMA ISLAM TERPADU AL-MASYHUR PATI pada tingkat baik.

b.Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Personal Higiene saat Menstruasi pada Siswi Kelas X SMA ISLAM TERPADU AL-MASYHUR PATI pada tingkat cukup.

(4)

D.Manfaat Penelitian

1.Bagi ilmu pengetahuan Dapat memberikan sumbangan pikiran dan acuan bagi ilmu pengetahuan serta penelitian selanjutnya.

2.Bagi Penulis

Dapat memperoleh dalam pengalaman nyata dan menambah pengetahuan dalam melaksanakan penelitian.

3.Bagi Institusi a.Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat seba gai bahan bacaan dan tambahan referensi bagi institusi akademik kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan gambaran tentang isi karya tulis secara keseluruhan,terdiri dari Latar belakang, Perumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Keaslian penelitian, Sistematika penelitian, sehingga pembaca dapat memperoleh informasi secara ringkas dari Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan diteliti, kerangka teoritis, kerangka konsep, dan hepotesis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel dan teknik pengambilan sampel, alat atau instrumen, metode pengambilan data, variabel penelitian, definisi operasional, pengolahan dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum dan tempat penelitian, hasil penelitian yang meliputi karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu hamil, pembahasan dan keterbatasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran bagi masyarakat (ibu hamil), tenaga kesehatan (bidan), institusi pendidikan dan peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teori

1.Pengetahuan a.

(5)

b.

Tingkat Pengetahuan

Menurut (Notoatmodjo, 2007), pengetahuan yang mencakup dalam dominan kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

1)Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telahdipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah menginat kembali (recall) sesuatu yang spesifik seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2)Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kesempatan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. 3)Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lalu. 4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

c.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut (Health, 2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain:

1) Pendidikan

(6)

menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin

banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseo rang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut.

2) Media massa / informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

3)Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut.Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu

5) Pengalaman

(7)

yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

6) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.

Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup :

a) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.

b) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan

d.Kesehatan Reproduksi Remaja

Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam sebagian hal yang berkaitan dengan system reproduksi, fungsi, serta prosesnya (Sarwono, 2004).

3.Menstruasi a.

Pengertian

Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Proverawati, 2009).

b.Siklus menstruasi

Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10 ml hingga 80 ml per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35 ml per harinya (Wikipedia, 2011).

c.Fase-fase Menstruasi

Menurut (Wikipedia, 2011), siklus menstruasi dibagi atasempat fase, yaitu: 1) Fase menstruasi

Yaitu, luruh dan dikeluarkannya dinding rahim dari tubuh.Hal ini disebabkan berkurangnya kadar hormon. Hal ini secara bertahap terjadi pada hari ke-1 sampai 7. 2) Fase praovulasi

(8)

3) Fase ovulasi

Yaitu, keluarnya ovum matang dari ovarium atau yang biasa disebut masa subur. Bila siklusnya tepat waktu, maka akan terjadi pada hari ke-14 dari peristiwa menstruasi tersebut.

4) Fase pascaovulasi

Yaitu, masa kemunduran ovum bila tidak terjadi fertilisasi. Pada tahap ini, terjadi kenaikan produksi progsteron sehingga endometriummenjadi lebih siap menerima

Embrio untuk berkembang. Jika tidak terjadi fertilisasi, maka hormon sek dalam tubuh akan berulang dan terjadi faase menstruasi kembali.

d.Tanda Dan Gejala Menstruasi

Menurut (Wikipedia, 2011), beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada saat masa menstruasi, yaitu:

1)Perut terasa mulas, mual dan panas 2)Terasa nyeri saat buang air kecil. 3)Tubuh tidak fit

4)demam

5)Sakit kepala dan pusing 6)Keputihan

7)Radang pada vagina 8)Gatal-gatal pada kulit 9)Emosi meningkat

10)Nyeri dan bengkak pada payudara 11)Bau badan tak sedap

e.Personal Hygiene saat Menstruasi

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Laksmana, 2002). Personal Hygiene saat menstruasi adalah tindakan untuk memelihara kesehatan dan kebersihan pada daerah kewanitaan pada saat menstruasi (Laksmana, 2002).

f.Tujuan Personal Hygiene

Menurut (Laksmana, 2002) Personal Hygiene mempunyai tujuan antara lain: 1)Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

2)Memelihara kebersihan diri seseorang

3)Memperbaiki personal hygiene yang kurang 4)Mencagah penyakit

5)Menciptakan keindahan

6)Meningkatkan rasa percaya diri

g.Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Menstruasi

Menurut (Ambarwati, 2010), hal-hal yang perlu diperhatikan oleh remaja wanita saat menstruasi, antara lain:

(9)

sendirinya secara alamiah. Bila hal tersebut dilakukan dapat menimbulkan terjadinya iritasi bagian dalam.

2)Mengganti pembalut minimal empat kali sehari terutama sehabis buang air kecil. (Jika kurang dari empat kali, misal gantinya lebih dari 6 jam sekali, hal ini dapat menyebabkan bakteri yang terdapat dalam darah yang sudah keluar itu akan berubah menjadi ganas, dan bisa kembali masuk ke dalam vagina sehingga dapat menyebabkan terjadinya infeksi bahkan kanker).

3) Bila perut terutama daerah sekitar rahim terasa nyeri dan masih dapat diatasi ringan, tidak perlu dibiasakan minum obat penghilang rasa sakit, kecuali sangat mengganggu seperti misalnya hingga menyebabkan pingsan.

4)Makan-makanan bergizi, terutama yang banyak mengandung zat besi dan vitamin seperti hati ayam/sapi, daging, telur, sayur dan buah.

5)Aktivitas harian tidak perlu diubah kecuali bila ada aktivitas fisik yang berlebihan misalnya olahraga berat, terutama pada siswi sekolah perlu dipertimbangkan.

h.Menurut Laksmana (2002), Langkah- langkah melakukan personal hygiene yang benar pada daerah kewanitaan antara lain :

1)Mencuci bagian luar organ seksual setiap buang air kecil ataupun buang air besar membasuh dari arah depan ke belakang.

2)Menggunakan air yang bersih untuk mencuci organ reproduksi.

3)Mengganti celana dalam sehari 2 kali, memakai pakaian dalam berbahan katun, untuk mempermudah penyerapan keringat.

4)Mengganti pembalut secara teratur 3-4 kali per hari atau setiap 6 jam sekali.

5)Membiasakan diri mencukur rambut disekitar daerah kemaluan, untuk menghindari tumbuhnya bakteri yang menyebabkan gatal pada daerah reproduksi.

B.Kerangka Teori

Kerangka teori gambaran pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene saat menstruasi ditunjukkan dalam skema berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Teori Tingkat Pengetahuan Personal Hygiene Saat Menstruasi Sumber: (Notoatmodjo, 2007)

Personal hygienesaat menstruasi 1.Menstruasi

2.Siklus 3.Fase

4.Tanda dan gejala 5.Personal hygiene

6.Tujuan personal hygiene 7.Hal yang perlu diperhatikan 8.Langkah-langkah

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1.Pendidikan

2.Informasi

(10)

5.Pengalaman

6.Usia Tingkat pengetahuan remaja Personal hygiene saat menstruasi C.Kerangka Konsep

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Personal Hygiene Saat Menstruasi Sumber: (Sugiono, 2007)

Tingkat pengetahuan remaja putri kelas I SMA tentang personal hygiene saat menstruasi Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

1.Pendidikan 2.Informasi

3.Sosial budaya dan ekonomi 4.Lingkungan

5.Pengalaman 6.Usia

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2010), jenis penelitian ini merupakan penelitian deskritif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskriptif suatu keadaan secara objektif untuk memperoleh sebuah angka/nilai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene saat menstruasi

B.Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan untuk penelitian ini di SMA Islam Terpadu Al-Masyhur Pati. Pelaksanaan penelitian mulai dilakukan pada tanggal 1 Juni 2012.

C.Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1.Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek dan objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti (Alimul, 2010). Populasi yang dipakai untuk penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X SMA Islam Terpadu Al-Masyhur Pati. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 35 siswi.

Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner tertutup atau closed ended dengan Variasi Dichotomous Choice yang terdiri dari 30 pertanyaan serta ada jawabanya. Untuk pernyataan positif mendapatkan nilai 1 jika menjawab benar, mendapat nilai 0 jika jawaban salah. Pernyataan negative mendapat nilai 0 jika menjawab benar dan nilai 1 jika menjawab salah.

Adapun pengisian kuesioner ini dengan cara memberikan tanda centang (√)

pada lembar kuesioner yang sudah disediakan.

(11)

Menstruasi 1, 2, 3, 4, 5 6 6 Pentingnya personal hygiene saat menstruasi 7 8 2 Langkah-langkah personal hygiene saat menstruasi 10, 11, 12, 13, 19, 21, 23, 24, 25, 26 9, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 22, 27 19 Jumlah Soal 27

1.Uji Validitas

Sebelum instrument atau alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari kevalidan alat ukur tersebut (Riwidikdo, 2008). Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kev alidan atau keaslian suatu instrumen (Arikunto, 2006).

Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, dan instrumen yang kurang valid maka dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skore total, dengan rumus Product Moment (Arikunto, 2006)

Untuk mengetahui apakah harga korelasi valid, maka angka korelasi harus dibandingkan dengan angka kritik tabel(Arikunto, 2006).

Dinyatakan valid apabila angka hitung > angka kritik tabel. validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS

for Windows v.16.0. Pengujian validitas dilakukan dengan data sebanyak 35 responden di SMK PUTRA MAHKOTA PATI sebanyak 30 responden pada taraf signifikansi 0,05. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari 30 pertanyaan kuesioner terdapat 3 nomor yang tidak valid yaitu pertanyaan nomor 15, 27, dan 30. Dengan demikian ketiga pertanyaan tidak digunakan dalam kuesioner.

2.Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah keajegan alat ukur, artinya konsistenitas alat ukur, alat ukur digunakan saat ini pada waktu dan tempat tertentu akan sama apabila digunakan pada waktu dan tempat berbeda (Riwidikdo, 2008). Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetapakan sama hasilnya (Arikunto, 2006). Untuk menguji reliabilitas instrumen peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

Instrumen dikatakan reliabel jika nilai Alpha Chronbach minimal 0,7 (Riwidikdo, 2008). Dinyatakan valid jika angka hitung> angka kritik tabel. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program SPSS for Windows v.16.0.diperoleh nilai alpha sebesar 0,876. Oleh karena nilai alpha > 0,7 maka disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel. E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian (Alimul, 2010) . Data yang digunakan adalah dengan menggunakan data primer. Data primer didapat langsung dari sumbernya dan diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner tertutup ke pada responden.

(12)

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene saat menstruasi.

G.Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atauditeliti (Notoatmodjo, 2010).

1.Pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene saat menstruasi adalah Pemahaman remaja putri tentang personal hygiene saat menstruasi yang diukur dari hasil jawaban kuesioner. Skala yang digunakan adalah skala ordinal dengan menggunakan kuesioner tertutup, yang dikategorikan :

Tabel 3.2 Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kategori Skala

1. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene saat menstruasi pada siswi kelas I SMA Kemampuan dalam menjawab pernyataan yang diberikan yang berkaitan dengan personal hygiene saat menstruasi pada lembar kuesioner Kuisioner Baik H.Metode Pengolahan dan Analisa Data

1.Langkah - langkah yang akan digunakan dalam pengolahan data menurut Arikunto (2006).

a.Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di lapangan, sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi.

b.Coding

Kegiatan ini memberikan kode angka pada kuesioner terhadap jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.

c.Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang telah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel.

d.Data entry

Kegiatan ini memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontingensi.

2.Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian adalah Analisa Univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari variabel (Notoatmodjo, 2010). Variabel yang dianalisa secara univariat meliputi pengetahuan. Dalam penelitian yang akan dilakukan dengan menggunakan univariat yaitu distribusi pengetahuan siswi kelas 1 SMA

tentang personal hygiene saat menstruasi.

(13)

dengan rumus:

Untuk membuat tiga kategori yaitu baik, cukup, kurang maka menggunakan parameter: Menurut Riwidikdo (2010), untuk mengkategorikan data interval dalam beberapa kategori, dapat menjadi 3 kategori atau 4 kategori.

Prosentase ini sering digunakan dalam analisis deskriptif tingkat pengetahuan dengan rumus untuk memperoleh skor prosentasenya adalah sebagai berikut:

I.Etika Penelitian (Landasan Hukum)

Etika penelitian atau pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi : 1.Informed consent

(Lembar Persetujuan) Pemberian informed consent ini bertujuan agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia, maka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut.

2.Anonymity (Tanpa Nama)

Bentuk penulisan kuesioner dengan tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

3.Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2009).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Tempat Penelitian

Letak SMA Islam Terpadu Al-Masyhur terletak di Kelurahan Jatiroto, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati. SMA ini terdiri dari 6 kelas yaitu kelas X ada 2 kelas, kelas XI ada 2 kelas dan kelas XII ada 2kelas. Jumlah keseluruhan adalah 245 siswa. Siswi kelas X terdiri dari 47 siswa dan 35 siswi. Yang diambil untuk penelitian adalah siswi kelas X terdiri dari 35 siswi.

Secara umum, keadaan lingkungan SMA Islam Terpadu Al-Masyhur Pati terlihat bersih dan tertata rapi dengan luas ± 8.584 m2 dan berdampingan dengan SMK Putra Mahkota Pati. Batas sebelah timur dan selatan dibatasi pemukiman penduduk sedangkan batas sebelah utara dan barat dibatasi dengan jalan raya. SMA Islam Terpadu Al-Masyhur Pati terletak ± 1,5 km dari kecamatan Kayen sedangkan jarak SMA Islam Terpadu Al-Masyhur ke tempat pelayanan kesehatan terdekat adalah Puskesmas Kayen dengan jara k ± 2 km. Sekolah ini bekerjasama dengan Puskesmas kecamatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Pati berupa kunjungan kesehatan baik itu dilaksanakan secara terjadwal atau terprogram maupun kunjungan mendadak. Fasilitas kesehatan untuk siswa adalah UKS yang dilengkapi dengan kotak obat dan tempat tidur.

B.Hasil Penelitian

Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Saat Menstruasi Pada Siswi Kelas X SMA Islam Terpadu AL-Masyhur Pati dapat dilihat di tabel hasil analisis gambaran pengetahuan siswi kelas X di SMA Islam Terpadu Al-Masyhur tentang

(14)

Tabel. 4.1 Mean dan Standar Deviasi Variabel Mean Standar Deviasi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Personal Hygiene saat Menstruasi 19,6 4,9

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean+1 SD x > 19,6 + 1 . 4,9 = x > 24,5 Jadi Pengetahuan baik jika nilai responden x > 24,5.

Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD

x

≤ mean

+ 1 SD 19,6 – 1 . 4,9

≤ x ≤ 19,6 + 1 . 4,9 = x ≤ 14,7

≤ 24,5.

Jadi Pengetahuan cukup jika nilai respo nden x

≤ 14,7

≤ 24,5

Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < m ean–1 SD

( x ) < 19,6 – 1 . 4,9 = x < 14,7. Jadi Pengetahuan kurang jika nilai re sponden < 14,7.

Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang

Personal Hygiene saat Menstruasi pada siswi kelas X SMA Islam Terpadu Al-Masyhur Pati No. Gambaran Pengetahuan Frekuensi Prosentase

1.Baik 7

23,33 %

2. Cukup 25 66,67 % 3.Kurang

3 10 %

Jumlah 35 100 % Sumber: Data primer 34

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui gambaran pengetahuan siswi kelas 1 di SMA Islam Terpadu Al-Masyhur tentang personal hygiene saat menstruasi, yang berpengetahuan baik sebanyak 7 siswi (23,33%), berpengetahuan cukup 25 siswi (66,67%) dan yang ber

pengetahuan kurang 3 siswi (10%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa gambaran pengetahuan siswi kelas 1 tentang personal hygiene saat menstruasi terbanyak pada kategori cukup yaitu 25 siswi (66,67%).

(15)

Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswi kelas X di SMA Islam Terpadu Al-Masyhur Pati, 23,33% (7 responden) adalah berpengetahuan baik, pencapaian baik ini kemungkinan dipengaruhi oleh umur dan pengalaman responden. Sedangkan berpengetahuan cukup 25 siswi (66,67%) dan berpenge

tahuan kurang 3 siswi (10%).

Menurut pendapat Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, raba dengan sendiri. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil pengetahuan panca indra, yang berbeda sama sekali dengan kepercayaan (belief), takhayul (superstitions), dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformations) (Soekanto, 2007). Menurut Notoadmodjo (2010), pengetahuan atau Kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh badan yang telah dipelajari atau yang telah diterima, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu sosial ekonomi, budaya, pendidikan, dan pengalaman. Apabila status ekonomi baik, tingkat pendidikan akan tinggi, diiringi oleh peningkatan pengetahuan. Budaya berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan karena informasi yang baru akan disaring dan disesuaikan dengan budaya yang ada serta agama yang dianut, pendidikan yang tinggi akan berpengaruh pada penerimaan hal-hal baru dan dapat menyesuaikan diri dengan hal baru tersebut. Penga laman berkaitan dengan umur dan pendidikan individu. Pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas dan semakin tua umur seseorang maka pengalaman

akan bertambah, Notoadmodjo (2010).

Penelitian ini didapatkan hasil yang paling dominan adalah tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang Personal Hygiene saat menstruasi dengan kategori cukup yaitu sebanyak 25 responden (66,67%). Hal tersebut disebabkan karena kurangnya informasi dan pengetahuan siswi kelas X 36 tentang Personal Hygiene saat Menstruasi. Kurangnya informasi dan pengetahuan siswi kelas X tentang Personal Hygiene saat Menstruasi disebabkan karena usia dan lingkungan (keluarga).

Hasil penelitian ini masih didapatkan tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang personal Hygiene saat menstruasi dalam kategori kurang yaitu sebanyak 3 responden (10%). Hal tersebut disebabkan karena siswi kelas X tidak tahu tentang cara merawat alat genitalia saat menstruasi yang benar dibuktikan dengan menjawab soal kuesioner pada perny ataan tentang cara mengganti pembalut yang benar yaitu 3-4x/hari. Sedangkan kategori baik sebanyak 7 responden (23,33%). Hal itu disebabkan tingkat pengetahuan personal hygiene saat menstruasi mereka baik dan benar yaitu dengan cara:

(16)

2.Menggunakan air yang bersih untuk mencuci organ reproduksi.

3.Mengganti celana dalam sehari 2 kali, memakai pakaian dalam berbahan katun, untuk mempermudah penyerapan keringat.

4.Mengganti pembalut secara teratur 3-4 kali per hari atau setiap 6 jam sekali.

5.Membiasakan diri mencukur rambut disekitar daerah kemaluan, untuk menghindari tumbuhnya bakteri yang menyebabkan gatal pada daerah reproduksi, Laksmana (2002) . D.Keterbatasan

Dalam penelitian ini pun mempunyai keterbatasan, yaitu:

1.Penelitian ini ada kelemahan dalam penyusunan alat (kuisioner) yang menggunakan jawaban tertutup sehingga responden tidak dapat menguraikan jawaban selain dari jawaban yang tersedia.

2.Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang personal hygiene saat menstruasi saja dan faktor-faktor yang mempengaruhi tidak diteliti. Penelitian ini akan berbeda hasil jika faktor yang mempengaruhi diteliti.

BAB V PENUTUP

Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Saat Mentruasi Pada Siswi Kelas X SMA Islam Terpadu Al-Masyhur Pati,maka peneliti mengambil sampel 35 responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A.Kesimpulan

Dari hasil penelitian gambaran pengetahuan siswi kelas tentang personal hygiene saat menstruasi di SMA Islam TERPADU Al-Masyhur Pati, dapat disimpulkan bahwa:

1.Tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang personal hygiene saat menstruasi di SMA Islam Terpadu Al-Masyhur Pati termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 7 siswi (23,33%).

2.Tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang personal hygiene saat menstruasi di SMA Islam Terpadu Al-Masyhur Pati, termasuk dalam kategori cukup sebanyak 25 siswi (66,67%).

3.Tingkat pengetahuan siswi kelas X tentang personal hygiene saat menstruasi di SMA Islam Terpadu Al-Masyhur Pati, termasuk dalam kategori kurang sebanyak 3 siswi (10%).

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Personal Hygiene saat Menstruasi, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah: 1.Bagi institusi

(17)

kerjasama dengan tenaga kesehatan (bidan wilayah kerja setempat/ puskesmas) untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatanreproduksi khususnya personal hygiene

saat menstruasi.

b.Bagi institusi akademi

Diharapkan bisa dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengetahuan tentang personal hygiene saat menstruasi.

2.Bagi siswi

Diharapkan siswi dapat membekali dirinya dengan membaca buku maupun bertanya langsung kepada guru ataupun orang tua sehingga diperoleh informasi yang tepat.

3.Bagi tenaga kesehatan

Gambar

Tabel 2.1 Karakteristik Perubahan Fisik Remaja Putri ........................... 12

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dengan mengucap syukur Alhamdullilah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala berkah, rakhmat, serta hidayahnya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI TERHADAP KOGNITIF SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR

Genteng dan batu bata sama-sama berbahan dasar tanah liat, selain itu juga berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

 Persiapan bagi Pelayan Firman Ibadah Pelkat PKP, PKB dan PKLU dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 17 Februari 2015 pukul 19.00 WIB bertempat di Gedung Gereja

Tingkat libido dan pubertas (berdasar standart bobot badan dan lingkar skrotum) sapi PO jantan muda dengan pengelolaan kandang kelompok lebih baik dari pada kandang

Hasil pengujian multivariate menunjukkan, bahwa variabel ukuran perusahaan dan leverage operasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemungkinan suatu perusahaan

Alhamdulillaahi rabbil ‘alamin , segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kekuatan-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir yang

Titik akhir titrasi adalah suatu kondisi dimana warna pada indikator berubah.20 Analisis titrimetri yang sering disebut titrasi volumetrik adalah metode penentuan kadar suatu zat