BAB II-
1
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
1) Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Kabupaten Batang memiliki wilayah seluas 78.864,16 Ha dengan
batas-batas wilayah Kabupaten Batang secara administrasif adalah:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Kabupaten Kendal
Sebelah Selatan : Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara
Sebelah Barat : Kabupaten Pekalongan dan Kota Pekalongan
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 7 Tahun 2004
tentang Pembentukan Kecamatan Kabupaten Batang yang telah diubah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 6 Tahun 2006, secara administratif
wilayah Kabupaten Batang terbagi dalam 15 (lima belas) Kecamatan yang terdiri
dari 239 desa dan 9 kelurahan dengan perincian adalah sebagai berikut:
Kecamatan Batang : 12 Desa
9 Kelurahan
Kecamatan Wonotunggal : 15 Desa
Kecamatan Warungasem : 18 Desa
Kecamatan Bandar : 17 Desa
Kecamatan Blado : 18 Desa
Kecamatan Reban : 19 Desa
Kecamatan Tulis : 17 Desa
Kecamatan Subah : 17Desa
Kecamatan Limpung : 17 Desa
Kecamatan Gringsing : 15 Desa
Kecamatan Bawang : 20 Desa
Kecamatan Tersono : 20 Desa
Kecamatan Kandeman : 13 Desa
Kecamatan Pecalungan : 10 Desa
BAB II-
2
2) Letak dan Kondisi Geografis
Kabupaten Batang memiliki wilayah geografis yang berbatasan langsung
dengan Laut Jawa. Secara astronomis daerah ini terletak antara 6o 51' 46" dan 7o
11' 47" Lintang Selatan serta antara 109o 40' 19" dan 110o 03' 06" Bujur Timur.
Posisi tersebut menempatkan wilayah Kabupaten Batang, utamanya Ibu Kota
Pemerintahannya pada jalur ekonomi Pulau Jawa sebelah Utara. Arus
transportasi dan mobilitas yang tinggi di jalur pantura memberikan kemungkinan
Kabupaten Batang berkembang cukup prospektif di sektor jasa transit dan
transportasi.
Kondisi wilayah Kabupaten Batang merupakan kombinasi antara daerah
pantai, dataran rendah dan pegunungan. Dengan kondisi ini Kabupaten Batang
mempunyai potensi yang sangat besar untuk agroindustri, agrowisata dan
agrobisnis.
Jarak ibu kota Kabupaten Batang dengan ibu kota daerah-daerah lain
adalah sebagai berikut:
Pekalongan : 9 km
Pemalang : 43 km
Tegal : 72 km
Brebes : 85 km
Cirebon : 144 km
Jakarta : 392 km
Kendal : 64 km
Semarang : 93 km
Surabaya : 480 km
3) Topografi
Keadaan topografi wilayah Kabupaten Batang terbagi atas tiga bagian yaitu
pantai, dataran rendah dan wilayah pegunungan. Ada lima gunung dengan
BAB II-
3
Gunung Prau : tinggi 2.565 dpal
Gunung Sipandu : tinggi 2.241 dpal
Gunung Gajah Mungkur : tinggi 2.101 dpal
Gunung Alang : tinggi 2.239 dpal
Gunung Butak : tinggi 2.222 dpal
Kondisi wilayah yang merupakan kombinasi antara daerah pantai, dataran
rendah dan pengunungan di Kabupaten Batang merupakan potensi yang amat
besar untuk dikembangkan pembangunan daerah bercirikan agroindustri,
agrowisata dan agrobisnis. Wilayah Kabupaten Batang sebelah selatan yang
bercorak pegunungan misalnya sangat potensial untuk dikembangkan menjadi
wilayah pembangunan dengan basis agroindustri dan agrowisata. Basis
agroindustri ini mengacu pada berbagai macam hasil tanaman perkebunan
seperti: teh, kopi, coklat dan sayuran. Selain itu juga memiliki potensi wisata
alam yang prospektif di masa datang.
4) Geologi
Wilayah yang sebagian besar adalah pegunungan dengan susunan tanah
sebagai berikut: latosol 69,66%; andosol 13,23%; alluvial 11,47% dan podsolik
5,64%. Susunan tanah tersebut mempengaruhi pemanfaatan tanah yang
sebagian besar ditujukan untuk budidaya hutan, perkebunan dan pertanian.
Adapun penguasaan hutan dan perkebunan mayoritas di tangan negara.
Sedangkan pertanian baik kering maupun basah (irigasi sederhana dan irigasi
teknis) dilakukan oleh warga setempat
Perubahan areal pemanfaatan tanah sangat stagnan, walaupun Kabupaten
Batang terletak di jalur ekonomi. Lebih kurang 60% diusahakan sebagai hutan,
perkebunan dan areal pertanian yang memberikan hasil komoditi berupa kayu
BAB II-
4
5) Klimatologi
Berdasarkan data pengukuran tinggi curah hujan yang ada di setiap
kecamatan, dapat diketahui bahwa jumlah hari hujan terbanyak selama tahun
2012 di Kecamatan Blado dan paling sedikit di Kecamatan Gringsing, sedangkan
curah hujan yang paling tinggi di Kecamatan Reban dan paling rendah di
Kecamatan Tulis.
6) Penggunaan Lahan
Kabupaten Batang memiliki luas wilayah mencapai 78.864,16 Ha. Luas
pemanfaatan lahan pada tahun 2012 terdiri dari 22.433,13 Ha (28,44%) lahan
sawah dan 56.431,03 Ha (71,55%) lahan bukan sawah. Menurut penggunaannya
sebagian besar lahan sawah digunakan sebagai lahan sawah berpengairan irigasi
sederhana (41,95%), kemudian lahan sawah dengan irigasi teknis (36,51%),
sisanya berpengairan irigasi setengah teknis dan tadah hujan.
2.1.1.2. Potensi Unggulan Daerah
1) Potensi Pertanian
Sektor pertanian merupakan sumber mata pencaharian bagi sebagian besar
penduduk Kabupaten Batang. Adapun luas pemanfaatan lahan pertanian terdiri
dari 22.433,13 Ha (28,48%) lahan sawah dan 56.431,03 Ha (71,52%) lahan
bukan sawah. Sebagaian besar lahan sawah digunakan sebagai lahan sawah
berpengairan irigasi sederhana (41,90%), kemudian lahan sawah dengan irigasi
teknis (36,59%), selainnya berpengairan irigasi setengah teknis dan tadah hujan.
Sementara itu, lahan bukan sawah digunakan untuk tegal/ huma sebesar
37,52% yang merupakan presentase penggunaan terbesar, kemudian digunakan
untuk bangunan/ pekarangan, perkebunan, hutan Negara, tambak/ kolam dan
padang rumput.
Potensi sumber daya alam di sektor ini yang cukup menonjol untuk
tanaman pangan adalah padi, jagung, kacang tanah, ubi, sayur-sayuran dan
BAB II-
5
bawang merah, bawang daun, kentang, kubis dan cabe. Sedangkan untuk
buah-buahan adalah durian, rambutan, nangka, mangga, jeruk dan pisang. Untuk jenis
tanaman perkebunan adalah kelapa, tebu, teh, coklat, kopi dan cengkeh.
2) Potensi Perikanan
Kabupaten Batang memiliki panjang pantai sebesar 38,75 km dengan luas
wilayah perairan laut seluas 287,06 km2 dan luas perairan daratan seluas 228,16
km2. Dengan kondisi geografis semacam ini menyimpan potensi sumberdaya
kelautan dan perikanan yang cukup besar termasuk di dalamnya perikanan
tangkap dan perikananbudidaya, industri pengolahan produk perikanan,
konservasi, pariwisata bahari serta pantai.
Kabupaten Batang yang sebagian wilayahnya terletak di tepi pantai Laut
Jawa yang didukung dengan garis pantai sepanjang 38,75km dan lebar 4 mil
merupakan potensi yang sangat strategis untuk pengembangan perikanan laut
maupun perikanan darat yang terdiri dari tambak (air payau) dengan potensi
lahan seluas 1.429,2 ha, kolam air tawar dengan potensi lahan seluas 300 ha
dan perairan umum (sungai, waduk, sawah dan genangan air).
Jenis-jenis ikan laut yang menjadi komoditas unggulan adalah ikan mata
besar, ikan remang, ikan bambangan/kakap merah dan ikan bawal. Sedangkan
untuk jenis perikanan darat adalah udang windu, udang putih, ikan bandeng
serta ikan lele. Potensi sumber daya alam perikanan dan kelautan saat ini belum
dapat tergarap secara optimal, hal ini dapat dilihat dari belum dapat
dimanfaatkannya wilayah laut seluas 287,060 km2.
Untuk perikanan darat dari potensi lahan air payau seluas 1.429,2 Ha baru
dimanfaatkan seluas 292,95 Ha. Sedangkan potensi lahan budidaya air tawar
seluas 300 Ha, baru dimanfaatkan seluas 14,52 Ha. Dengan melihat kondisi
tersebut diatas, maka sektor perikanan baik perikanan laut maupun perikanan
BAB II-
6
3) Potensi Pariwisata
Kabupaten Batang yang wilayahnya terdiri dari dataran, perbukitan dan
pegunungan dengan keindahan alamnya merupakan anugrah Tuhan yang patut
disyukuri. Keindahan alam Kabupaten Batang merupakan asset daerah yang
sangat berharga dan merupakan potensi pariwisata yang dapat dikembangkan di
masa mendatang. Beberapa obyek wisata di Kabupaten Batang yang saat ini
cukup menonjol adalah Pantai Sigandu, Pantai Ujung Negoro, Kolam renang
Bandar, Curug Genting dan Curug Gombong. Sedangkan untuk jenis agrowisata
adalah Agrowisata Perkebunan Teh Pagilaran dan Agrowisata Salak Sodong,
sedangkan untuk jenis wisata boga adalah madu, emping, kerupuk kulit ikan,
keripik nangka, keripik pisang, buah durian, rambutan, pisang tanduk serta
salak. Kegiatan-kegiatan yang mempunyai daya tarik wisata di Kabupaten
Batang adalah meliputi:
a) Kirab Pusaka
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melestarikan budaya tradisional,
guna mengenang para pejuang pendiri Kabupaten Batang yang
dilaksanakan setiap tanggal 8 April bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten
Batang. Dalam acara tersebut diperkenalkan senjata Tombak Abirawa yang
merupakan peninggalan Bupati Batang pertama yaitu Pangeran Kyai Adipati
Maduredjo Trah Sunan Giri.
b) Lomban
Lomban adalah kegiatan pesta nelayan yang berupa lomba perahu,
sebagai tradisi para nelayan Kabupaten Batang yang dilaksankan setiap
tahun bertepatan dengan tanggal 1 Syawal di Sungai Sambong Desa
Klidang Lor Kecamatan Batang. Kegiatan tersebut adalah merupakan
perwujudan rasa syukur atas kemenangannya dalam menjalankan ibadah
BAB II-
7
c) Malam Jum’at Kliwonan
Malam Jum’at Kliwonan adalah merupakan arena keramaian berupa pasar malam dimana banyak penjual / pedagang kaki lima yang
menjajakan dagangannya. Disamping itu para pengunjung juga dapat
membeli berbagai makanan khas Batang dan menikmati pagelaran
kesenian tradisional.
d) Kesenian Daerah
Berbagai kesenian daerah yang menjadi daya dukung wisata adalah
kesenian lengger, kuntulan dan dengklung.
Adapun sarana pendukung pariwisata yang ada di Kabupaten Batang antara
lain:
Tabel 2.1.
Perkembangan Potensi Usaha Yang Mendukung Kegiatan Pariwisata Di Kabupaten Batang
No Jenis Usaha Jumlah
1 Rumah Makan 78 buah
2 Hotel 10 buah
3 Pijat Urut 22 buah
4 Salon Kecantikan 45 buah
5 Rias pengantin 122 buah
6 Biro Perjalanan 8 buah
7 Arena Ketangkasan 30 buah
8 Jasa Boga / Catering 16 buah
9 Karaoke 24 buah
Sumber : Data yang sudah diolah, 2013
4) Potensi Hutan
Luas Hutan Negara di Kabupaten Batang mencapai 181.178,20 ha dan
hutan rakyat seluas 8,338 ha yang tersebar di 15 Kecamatan. Hutan ini
menghasilkan berbagai jenis kayu seperti sengon, jati, dan pinus Pemanfaatan
hasil hutan berupa kayu di Kabupaten Batang digunakan untuk bahan baku
mebel, pertukangan, bak truk, galangan kapal, kayu bakar, sedangkan limbah
BAB II-
8
setengah jadi dijual keluar daerah bahkan untuk jenis kayu jati dieksport ke
Jepang. Disamping hasil hutan berupa kayu, dikembangkan pula budidaya aneka
usaha kehutanan (non kayu) yaitu berupa budi daya lebah madu, sarang burung
wallet, persuteraan alam dan kebun bibit desa.
5) Potensi Industri dan Perdagangan
Banyaknya hasil sumber daya alam di Kabupaten Batang baik hasil
pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan dan sumber daya air yang cukup
melimpah, sangat potensial bagi perkembangan industri dan perdagangan.
Adapun jenis-jenis industri yang ada dan potensial untuk dikembangkan di
Kabupaten Batang adalah:
Kerajinan Kulit.
Pembuatan keripik buah pisang dan buah nangka.
Pengolahan ikan.
Emping melinjo.
Pembuatan
bak truk
Galangan kapal.
Perusahaan AMDK
Tepung Tapioka.
2.1.1.3. Aspek Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Batang berdasarkan hasil registrasi akhir
tahun 2013 tercatat sejumlah 760.596 jiwa, yang terdiri dari 384,777 jiwa
penduduk laki-laki dan 375,819 jiwa penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin
(rasio penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan) sebesar 102,38.
Secara lebih rinci, jumlah penduduk Kabupaten Batang berdasarkan
kelompok umur sebagai berikut :
Usia 0 – 14 tahun : 112.255 jiwa (14,76%)
BAB II-
9
Usia 65 keatas : 56.416 jiwa (7,42%)
Berdasarkan data tersebut, angka ketergantungan penduduk sebesar
28,49%. Angka ketergantungan penduduk sebesar 28,49%, sehingga setiap 100
orang penduduk usia produktif akan menanggung 29 orang penduduk non
produktif.
Sementara itu, jumlah enduduk menurut mata pencaharian didominasi oleh
sektor pertanian (pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan,
peternakan, dan pertanian lainnya) sebanyak 129,973 jiwa atau 17%. Sektor lain
selain sektor pertanian yang banyak diminati adalah wiraswasta sebanyak
122,718 jiwa atau 16%. Sementara itu, terdapat pula data masyarakat yang
tidak bekerja mencapai 130,077 jiwa atau 17%. Selain itu, jumlah penduduk
dengan mata pencaharian sebagai PNS, TNI dan Polri kurang dari 2%.
2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Kinerja pembangunan pada aspek kesejahteraan merupakan gambaran
dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu terhadap
kondisi kesejahteraan masyarakat yang mencakup kesejahteraan dan
pemerataan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, seni budaya dan olahraga.
2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Kinerja kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kabupaten Batang selama
periode tahun 2013 dapat dilihat dari indikator pertumbuhan PDRB, laju inflasi,
PDRB per kapita, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Perkembangan
kinerja pembangunan pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi adalah
sebagai berikut:
1) Pertumbuhan Ekonomi/PDRB
Kabupaten Batang pada tahun 2012 memiliki pertumbuhan ekonomi
mencapai 6,1%, sehingga relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun
BAB II-
10
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku maupun
harga konstan nilai PDRB Kabupaten Batang selalu mengalami kenaikan. Pada
tahun 2012 PDRB Kabupaten Batang atas harga berlaku telah mencapai 6.492
milyar rupiah, naik 627 milyar rupiah dari tahun sebelumnya. Selanjutnya adalah
PDRB menurut harga konstan yang mencapai 2.612 milyar, naik 125 milyar
rupiah dari tahun sebelumnya.
Andil terbesar perekonomian Kabupaten Batang pada tahun 2012 berasal
dari sektor pertanian yang menyumbang 24,38% dari total PDRB atas dasar
harga berlaku disusul sektor industri pengolahan sebesar 27,53%, sektor
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 17,14%, sektor jasa-jasa sebesar
14,22% serta sektor lainnya dibawah 10%.
2) Laju Inflasi
Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan
kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh
terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Laju inflasi tahun 2012 sebesar
3,83% lebih tinggi dari inflasi tahun sebelumnya sebesar 3,01%.
3) PDRB Perkapita
Peningkatan Laju Pertumbuhan PDRB, diikuti dengan kenaikan pendapatan
per kapita. Rata-rata pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Batang atas
dasar harga berlaku, pada tahun 2009 sebesar Rp.5.813.081,-. Kemudian pada
tahun 2010 meningkat menjadi Rp.6.503.164,-, serta 2011 meningkat menjadi
Rp.7.213.164,-; dan selanjutnya pada tahun 2012 menjadi Rp.7.896.815, dan
pada tahun 2013 meningkat menjadi 10.058.692,- artinya dalam lima tahun
terakhir telah terjadi peningkatan pendapatan per kapita penduduk Kabupaten
Batang secara signifikan.
4) Indek Pembangunan Manusia (IPM)
IPM merupakan salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk melihat
upaya dan kinerja pembangunan dengan dimensi yang lebih luas karena
BAB II-
11
dan standar hidup layak. IPM disusun dari tiga komponen yaitu lamanya hidup,
yang diukur dengan harapan hidup pada saat lahir, tingkat pendidikan, diukur
dengan kombinasi antara melek huruf pada penduduk dewasa dan rata-rata lama
sekolah; serta tingkat kehidupan yang layak dengan ukuran pengeluaran
perkapita (purchasing power parity).
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mencerminkan capaian kemajuan di
bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi. IPM Kabupaten Batang menunjukkan
trend yang meningkat mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2012. IPM
Kabupaten Batang tahun 2006 sebesar 68,4 dan pada tahun 2007 menjadi 68,6
atau mengalami peningkatan sebesar 0,2. Kemudian pada tahun 2008
mengalami peningkatan menjadi 68,90 atau meningkat sebesar 0,3 dan pada
tahun 2009 meningkat menjadi 69,84 atau mengalami peningkatan sebesar 0,94.
Pada tahun 2010 meningkat menjadi 70,41 atau meningkat 0,57, pada tahun
2011 sebesar 70,84. Sedangkan pada tahun 2012 meningkat sebesar 71,41.
2.1.2.2. Fokus Kesejahteraan Masyarakat
Pembangunan pada fokus kejahteraan masyarakat meliputi indikator
pendidikan, kesehatan, kemiskinan, kepemilikan tanah, kesempatan kerja, dan
angka kriminalitas.
1) Pendidikan
Pendidikan merupakan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia
secara formal. Oleh karena itu bidang pendidikan menjadi tumpuan dalam
penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas yang akan memasuki
sektor-sektor lainnya. Jika dilihat kondisi bidang pendidikan pada akhir tahun 2013,
komposisi penduduk berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tebel berikut :
Tabel 2.2.
Komposisi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenjang Pendidikan
No Jenjang Pendidikan Jumlah
1 Belum Sekolah 110,682
2 Tidak Tamat SD 88,706
3 SD 353,894
4 SMP 115,534
BAB II-
12
No Jenjang Pendidikan Jumlah
6 Diploma II 2,907
7 Diploma III 4,502
8 Strata 1 12,338
9 Strata 2 395
10 Strata 3 17
Jumlah 760,596 Sumber : Data yang sudah diolah, 2013
Pada PAUD Non Formal dan TK/RA/BA berjumlah 694 sekolah dengan
jumlah guru 2.380 orang dan jumlah siswa 16.067 anak, pada pendidikan
SD/SDLB/MI berjumlah 571 sekolah dengan jumlah guru 4.957 orang dan jumlah
siswa 78.866 anak, selanjutnya pada jenjang pendidikan menengah
SMP/SMPLB/SMPT/MTs berjumlah 108 sekolah dengan jumlah guru 1.885 orang
dan jumlah siswa 33.287 anak, selanjutnya pada jenjang SMA/MA/SMK
berjumlah 48.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dan mengurangi
jumlah anak putus sekolah maka ditempuh kebijakan melalui Pembebasan Biaya
Pendidikan Dasar (SD dan SMP) Negeri se-Kabupaten Batang yang
diselenggarakan oleh pemerintah. Untuk peningkatan dan pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana pendidikan telah dilakukan upaya peningkatan sarana dan
prasarana pendidikan dasar SD sejumlah 21 sekolah, SMP sejumlah 9 sekolah,
rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah SD sejumlah 4 sekolah,
pembangunan perpustakaan sekolah SD sejumlah 39 sekolah, penambahan
ruang kelas SD sejumlah 1 sekolah, SMP sejumlah 4 sekolah, pembangunan
laboratorium dan ruang praktikum 4 sekolah, rehabilitasi sedang/berat ruang
kelas 204 ruang, SMP sejumlah 22 sekolah, pembangunan ruang kelas SMP
sejumlah 14 ruang.
2) Kesehatan
Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan, pada tahun 2013 di
Kabupaten Batang telah mempunyai sarana pelayanan kesehatan yang terdiri
BAB II-
13
dengan Rawat Inap, 44 Buah Puskesmas Pembantu, 32 Puksemas Keliling dan
177 Poliklinik Kesehatan Desa, dan 1.215 Posyandi.
Sementara itu, tenaga kesehatan yang dimiliki Kabupaten batang meliputi :
14 dokter spesialis, 60 dokter umum, 7 dokter gigi, 441 bidan, 414 perawat, 24
perawat gigi, 25 nutrisionis, 14 sanitarian, 7 apoteker, 26 asisten apoteker, 11
tenaga kesehatan masyarakat, 14 analis kesehatan, 14 tenaga medis/
radiographer, 6 tenaga rekam medis, serta 1 fisio terapi.
Dengan meningkatnya jumlah Dokter Spesialis dan sarana prasarana lain
pelayanan semakin meningkat, hal tersebut dapat dilihat dari kunjungan pasien
dalam dua tahun terakhir yang secara umum menunjukkan peningkatan sebagai
berikut :
Tabel 2.3.
Kondisi Kunjuungan Rawat jalan dan Inap
No Kegiatan Tahun
2012 2013
1 Kunj. Rawat Jalan Umum di Pusk 261.000 267.616
2 Kunj. Rawat Inap Umum Pusk 10.967 9.620
3 Kunj. Rawat Jalan Jamkesmas di
Pusk
169.594 185.276
4 Kunj. Rawat InapJamkesmas di
Pusk
2.047 3.275
Sumber : Data yang sudah diolah, 2013
Angka Harapan Hidup (AHH) penduduk Kabupaten Batang tahun 2013
mencapai 70,57 tahun atau lebih tinggi 0,07 dari target capaian. Angka ini
mencerminkan semakin membaiknya indikator harapan hidup sekaligus
menunjukkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Batang yang semakin
meningkat.
3) Kemiskinan
Tingkat kemiskinan di Kabupaten Batang lebih rendah dibandingkan tingkat
kemiskinan yang terjadi di Jawa Tengah. Pada tahun 2010, tingkat kemiskinan
mengalami penurunan menjadi 14,67% dari 16,61% pada tahun sebelumnya.
BAB II-
14
16,11%. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Batang pada tahun 2009 sebesar
112.169 jiwa, kemudian pada tahun 2010 turun menjadi sebesar 103.587 jiwa.
Kondisi ini mencerminkan semakin berhasilnya upaya penanggulangan
kemiskinan di Kabupaten Batang. Sebagian besar penduduk miskin tinggal di
daerah pedesaan dan bekerja di sektor pertanian. Oleh karena itu, daerah
perdesaan perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah agar ketimpangan
tingkat kemiskinan antara daerah perdesaan dan perkotaan dapat diminimalkan.
4) Kepemilikan tanah
Bidang pertanahan adalah merupakan bidang yang cukup sensitif terutama
dalam hal penguasaan hak atas tanah. Untuk itu tanah-tanah aset pemerintah
daerah harus dikelola dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kewenangan yang
diserahkan. Sampai dengan akhir tahun 2010 telah terinventarisir tanah Pemda
sejumlah 707 bidang yang terdir dari:
1. Telah bersertifikat : 663 bidang
2. Masih dalam proses : 15 bidang
3. Belum bersertifikat : 29 bidang
Adapun kewenangan bidang pertanahan sesuai dengan Pasal 2 Keputusan
Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional Bidang Pertanahan,
ada 9 (sembilan) kewenangan yang diserahkan kepada pemerintah daerah yaitu:
1. Pemberian ijin lokasi.
2. Penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan.
3. Penyelesaian sengketa tanah garapan.
4. Penyelesaian masalah ganti rugi dan santunan tanah untuk pembangunan.
5. Penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah serta ganti kerugian tanah
kelebihan maksimum dan tanah absente.
6. Penetapan dan penyelesaian masalah tanah kosong.
7. Pemberian ijin membuka tanah.
BAB II-
15
5) Kesempatan Kerja
Kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Batang pada saat ini jumlah pencari
kerja semakin meningkat. Pada awal tahun 2010 pencari kerja yang terdaftar di
Kantor Nakertrans Kabupaten Batang berjumlah 26.574 orang dan sampai
dengan akhir tahun 2010 meningkat menjadi 27.913 orang yang terdiri dari
laki-laki sebanyak 14.793 orang dan Wanita sebanyak 13.120 orang.
Pada tahun 2011 jumlah perusahaan yang terdaftar di Wilayah Kabupaten
Batang sebanyak 185 buah dengan jumlah tenaga kerja 16.784 orang terdiri dari
10.093 orang laki-laki dan 6.091 orang wanita, Sedangkan jumlah Transmigrasi
yang akan diberangkatkan pada tahun 2011 sebanyak 10 Kepala Keluarga.
6) Angka Kriminalitas
Angka kriminalitas yang ditangani selamat tahun 2013 mencapai 342, dari
target 262. Hal ini mengindikasikan sangat tinggi nya angka kriminalitas di
Kabupaten Batang.
2.1.2.3. Fokus Seni dan Budaya
Pembangunan pada fokus seni dan budaya meliputi indikator jumlah dan
jenis kesenian dan gedung olahraga.
1) Seni dan Budaya
Jumlah dan jenis kesenian yang ada di Kabupaten Batang seluruhnya ada
372 jenis, yang terbina/tertangani baru mencapai 95 jenis kesenian atau
25,51%, hal ini terjadi karena ada beberapa faktor penyebabnya, antara lain
keterbatasan mobilitas dan tenaga khusus belum memadai, sedangkan benda
cagar budaya dan situs kepurbakalaan yang ada di Kabupaten Batang sebanyak
304 (tiga ratus empat) akan tetapi penanganannya baru mencapai 158 atau
51,97%, hal ini terjadi karena belum terbentuknya pamong budaya yang ada di
BAB II-
16
2) Olah Raga
Kondisi umum yang berkaitan dengan bidang keolahragaan di Kabupaten
Batang dapat dilihat dari jumlah klub olahraga dan jumlah gedung olahraga.
Adapun jumlah klub olahraga pada tahun 2013 mencapai 235 sedangkan
Kabupaten Batang memiliki 4 Gedung Olahraga.
2.1.3. Aspek Pelayanan Umum
Kondisi umum pembangunan pada aspek pelayanan umum merupakan
gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu
yang mencakup layanan urusan wajib dan pilihan.
2.1.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib
1) Pendidikan
Kondisi kinerja pembangunan bidang pendidikan selama tahun 2013 secara
keseluruhan mencapai 101% sehingga masuk dalam kategori sangat tinggi.
Adapun secara rinci kinerja makro urusan ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.4.
Kinerja Makro Urusan Pendidikan Tahun 2013
Indikator Target RPJMD 2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Pendidikan Dasar
a. Angka Partisipasi Sekolah
Jenjang SD/Sederajat
980 921.00 904.20 98.18% 956.00
Jenjang SMP/Sederajat
900.00 701.00 703.50 100.36% 801.00
b. Rasio
Ketersediaan Sekolah / Penduduk Usia Sekolah
50.00 54.50 60.02 110.13% 52.78
c. Rasio Guru/Murid 819.46 689.82 619.14 89.75% 754.64 d. Rasio Guru/Murid
Per Kelas Rata-Rata
59.56 50.91 1.00 1.96% 55.23
Pendidikan Menengah
a. Angka Partisipasi Sekolah
- - 331.40 -
b. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah
11.47 10.19 11.87 116.46% 10.83
BAB II-
17
Indikator Target RPJMD2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
terhadap murid d. Rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata
1.25 1.70 1.75 103.06% 1.48
e. Penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) Pendidikan Anak Usia Dini
a. Angka Kelulusan SD/MI
99.89 99.54 100.00 100.46% 99.71
b. Angka Kelulusan SMP/MTs
100.00 100.00 99.81 99.81% 100.00
c. Angka Kelulusan SMA/SMK/MA
100.00 100.00 99.96 99.96% 100.00
d. Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs
109.31 105.85 92.11 87.02% 107.00
Sumber: Disdikpora Kabupaten Batang Tahun 2013
2) Kesehatan
Kondisi kesehatan masyarakat Kabupaten Batang bisa dilihat dengan
BAB II-
18
puskesmas, kunjungan rawat inap umum di puskesmas, kunjungan rawat jalan
jamkesmas di puskesmas, kunjungan rawat inap jamkesmas di puskesmas,
cakupan kunjungan ibu hamil K4, cakupan pelayanan nifas, cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan, cakupan
peserta KB aktif, cakupan neonates yang ditangani, cakupan kunjungan bayi,
cakupan kunjungan anak balita, angka kematian ibu per 1.000 kelahiran hidup,
angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian balita per 1.000
kelahiran hidup, desa/kelurahan universal child immunization, AFP rate per
100.000 penduduk < 15 tahun, penemuan kasus TBC BTA positif, kesembuhan
penderita TBC BTA Positif, cakupan Balita dengan Pneumoni yang ditangani,
penderita DBD yang ditemukan dan ditangani,iIncident rate DBD, cakupan
penderita diare yang ditangani, kasus infeksi menular seksual yang diobati, klien
yang mendapatkan penanganan HIV – AIDS, penderita kusta selesai berobat,
prevalensi penderita kusta, penderita malaria diobati, cakupan desa /kelurahan
mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi, cakupan posyandu
mandiri, cakupan rumah tangga sehat, cakupan desa siaga aktif, cakupan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin, cakupan pelayanan
kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin, cakupan penjaringan kesehatan
siswa kelas I SD, cakupan balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan, dan
cakupan pemberi makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan dari
keluarga miskin. Data berkaitan dengan indikator pelayanan kesehatan di
Kabupaten Batang selama tahun 2013 terlihat pada Tabel 2.5 di bawah ini:
Tabel 2.5.
Kinerja Makro Urusan Kesehatan Tahun 2013
Indikator Target RPJMD 2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 Kelahiran Hidup
102 115 111.77 97.19% 102
Cakupan kunjungan ibu hamil K4
96% 93% 93.66% 100.71% 95%
Cakupan pelayanan nifas
96% 95% 95.34% 100.36% 95%
Cakupan komplikasi kebidanan yang
BAB II-
19
Indikator Target RPJMD2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
ditangani
Cakupan pertolongan persalinan oleh Bidan atau tenaga
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 Kelahiran Hidup
8.3 8.9 14.85 166.85% 8.5
Angka kematian Balita per 1000 kelahiran hidup kesehatan siswa SD dan setingkat
100% 100% 99.40% 99.40% 100%
Cakupan Balita gizi buruk mendapat pada anak usia (6-24 bulan ) keluarga miskin
100% 100% 3.19% 3.19% 100%
Keluarga sadar gizi 75% 50% 30.65% 61.30% 70%
Cakupan Desa Siaga Aktif
Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per
Penemuan kasus TBC BTA positif (CDR)
75.5% 73.5% 72.59% 98.76% 74.5%
BAB II-
20
Indikator Target RPJMD2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
0
0.0002 0.000618 309.00%
Penderita DBD yang ditangani diare yang ditangani
100% 100% 44.03% 44.03% 100% (IMS) yang diobati
100% 100% 100.00% 100.00% 100%
<1/ 10.000 <1/ 10.000 0.85/10.00 0
<1/ 10.000
0.0001 0.000085 85.00%
Penderita kusta yang selesai berobat (RFT rate)
Kasus Filariasis yang ditangani
100% 100% 100.00% 100.00% 100%
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk
5 4.3 2.23 51.86% 4.8
Rasio dokter umum per 100.000 penduduk
15 11 8.65 78.64% 13
Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk
7 3 1.12 37.33% 5
Rasio tenaga perawat per satuan penduduk
94 74 67.97 91.85% 84
Rasio tenaga bidan per satuan penduduk
91 75 63.93 85.24% 83
BAB II-
21
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan,
kinerja makro urusan kesehatan mencapai 101,89% sehingga masuk dalam
kategori sangat tinggi.
3) Lingkungan Hidup
Kabupaten Batang yang terletak di Pantai Utara Pulau Jawa merupakan
salah satu kabupaten termuda di Jawa Tengah. Berbagai kegiatan/pembangunan
yang sangat kompleks menimbulkan konsekuensi adanya berbagai permasalahan
lingkungan, seperti pencemaran air, tanah, dan udara.
Pembangunan sektor industri telah berhasil meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang menggembirakan. Tetapi pembangunan ekonomi yang hanya
mengejar keuntungan pada akhirnya akan menimbulkan berbagai kerusakan dan
pencemaran lingkungan.
Untuk itu dalam segala sektor pembangunan haruslah didikuti dan
didukung oleh pengelolaan lingkungan sesuai ketentuan perundangan lingkungan
hidup sehingga tercipta pembangunan yang berkelanjutan/ berwawasan
lingkungan. Adapun kinerja makro urusan lingkungan hidup selama tahun 2013
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.6.
Kinerja Makro Urusan Lingkungan Hidup Tahun 2013
Indikator Target RPJMD 2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Persentase
penanganan sampah
0.00 36.00 51.84 144.00% 0.00
Jumlah tempat pembuangan sampah (TPS) (unit)
144 104 122 117.31% 124
Jumlah daya tampung TPS (m³)
146.31 135.17 1,137
841.17% 140.63
Rasio TPS per penduduk
0.15 0.16 0.16 100.00% 0.15
Sumber : DCTRK Kabupaten Batang Tahun 2013
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketagui bahwa secara keseluruhan
kinerja makro urusan lingkngan hidup mencapai 300,62% sehingga masuk dalam
BAB II-
22
4) Pekerjaan Umum
Salah satu infrastruktur pembangunan yang sangat umum adalah
penyediaan prasarana transportasi berupa Jalan dan Jembatan, agar pelaksanaan
barang dan jasa berjalan dengan lancar. Hal tersebut dapat terwujud apabila
pelaksanaan perbaikan Jalan dan Jebatan dilakukan secara efisien dengan
mengutamakan aksesibilitas yang tinggi dan teratur.
Secara keseluruhan, kinerja makro urusan Pekerjaan Umum mencapai
91,81% sehingga masuk dalam kategori sangat tinggi. Adapun kinerja makro
urusan pekerjaan umum selama tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.7.
Kinerja Makro Urusan Pekerjaan Umum Tahun 2013
Indikator Target RPJMD 2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015
Luas Seluruh irigasi Kabupaten
22,485 22,485 22,488 100.01% 22,485
Panjang Jalan Desa Dalam Kondisi Baik
70% 40% 50% 125.00% 60%
Panjang Jalan Desa Dalam Kondisi Baik
348 199 264.00 132.66% 298
Jumlah Panjang seluruh Jalan Desa
497 497 527.99 106.24% 497
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
95% 80% 49% 61.25% 90%
Panjang jalan Kondisi Baik
550.55 463.62 285 61.47% 521.58
Panjang Jalan Seluruhnya
579.53 579.53 573.53 98.96% 579.53
Jumlah Panjang Jalan 579.53 579.53 573.53 98.96% 579.53 Panjang Jalan
Kabupaten Dalam Kondisi Baik (>40 KM/Jam)
80% 68% 36.5% 53.68% 75%
Panjang Jalan Kab. Dalam Kondisi Baik
360 305 164 53.77% 338
Panjang Seluruh Jalan Kab. di daerah tsb
450 450 450 100.00% 450
Panjang seluruh jalan kabupaten (km)
450 450 450 100.00% 450
Persentase rumah tinggal bersanitasi
BAB II-
23
Indikator Target RPJMD2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
0.15 0.16 0.16 100.00% 0.16
Rasio rumah layak huni
0.15 0.16 0.19% 1.19% 0.16
Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat
27.49% 31.05% 31.05% 100.00% 29.21%
Lingkungan Pemukiman
26.51 17.59 18.139 103.12% 22.05
Sumber : DBMSDA dan DCTRK Kabupaten Batang Tahun 2013
5) Penataan Ruang
Urusan penataan ruang merupakan bagian dari bidang keciptakaryaan.
Pembangunan sarana dan prasarana keciptakaryaan di Kabupaten Batang
mencakup pembangunan, pemeliharaan infrastruktur untuk pelayanan umum,
gedung-gedung pemerintah, penyediaan dan pengelolaan air bersih, sarana dan
prasarana penyehatan lingkungan pemukiman serta sarana prasarana
perumahan permukiman agar fasilitas umum tersebut dapat
dinikmati/difungsikan oleh masyarakat dengan optimal.
Adapun kinerja urusan penataan ruang selama tahun 2013 dapat dilihat
pada tebl berikut :
Tabel 2.8.
Kinerja Makro Urusan Penataan Ruang Tahun 2013
Indikator Target RPJMD 2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB
20.48 5.33 3.58 67.15% 10.45
Ketaatan terhadap RTRW
100 100 95 95.00% 100
Sumber : DCTRK Kabupaten Batang Tahun 2013
6) Perencanaan Pembangunan
Kinerja pembangunan pelayanan umum bidang perencanaan pembangunan
BAB II-
24
Tabel 2.9.
Kinerja Makro Urusan Perencanaan Pembangunan Tahun 2013
Indikator Target RPJMD 2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang ditetapkan dengan PERDA
Ada Ada Ada 100% Ada
Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang ditetapkan dengan
PERDA/PERKADA
Ada Ada Ada 100% Ada
Tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang ditetapkan dengan
PERDA/PERKADA
Ada Ada Ada 100% Ada
Penjabaran program RPJMD ke dalam RKPD
100% 97% 100% 103,09% 99%
Sumber : BAPPEDA Kabupaten Batang Tahun 2013
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan
kinerja makro urusan perencanaan pembangunan mencapai 101% sehingga
masuk dalam kategori sangat tinggi.
7) Perumahan
Pembangunan perumahan di Kabupaten Batang dapat dilihat dari beberapa
indikator, seperti : Rumah tangga pengguna air bersih, Rumah tangga pengguna
listrik, Rumah tangga ber-Sanitasi, Lingkungan pemukiman kumuh, dan Rumah
layak huni.
Adapun pembangunan perumahan selama tahun 2013 dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2.10.
Kinerja Makro Urusan Perumahan Tahun 2013
Indikator Target RPJMD 2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Rumah tangga pengguna air bersih
71.80% 68.51% 68.50% 99.99% 70.13%
Rumah tangga pengguna listrik
95.74% 94.32% 936.00% 992.35% 95.03%
Rumah tangga ber-Sanitasi
49.49% 46.65% 46.50% 99.68% 48.05%
Lingkungan pemukiman kumuh
0.55% 0.55% 0.25% 45.45% 0.55%
BAB II-
25
8) Pemuda dan Olahraga
Secara keseluruhan, pembangunan pemuda dan olahraga selama tahun
2013 mencapai 101,18% sehingga masuk dalam kategori sangat tinggi. Adapun
pembanguan pemuda dan olahraga di Kabupaten Batang selama tahun 2013
dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 2.11.
Kinerja Makro Urusan Pemuda dan Olahraga Tahun 2013
Indikator Target RPJMD 2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Jumlah Organisasi Pemuda
15 11 10 90.91% 14
Jumlah Organisasi Olahraga
40 30 27 90.00% 38
Jumlah Kegiatan Kepemudaan
6 4 3 75.00% 5
Jumlah Kegiatan Olahraga
23 4 7 175.00% 5
Jumlah Gelanggang Remaja/Balai Remaja (Selain Milik Swasta)
1 - - - -
Jumlah Lapangan Olahraga
20 8 6 75.00% 12
Sumber : Disdikpora Kabupaten Batang Tahun 2013
9) Penanaman Modal
Pembangunan penanaman modal dapat dilihat dari beberapa indikator,
diantaranya Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA); Jumlah nilai
investasi berskala nasional (PMDN/PMA); Rasio daya serap tenaga kerja;
Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah); dan Jumlah realisasi
investasi (PMDN/PMA) (milyar)
Kinerja makro urusan penanaman modal secara keseluruhan mencapai
117, 61% sehingga masuk dalam kategori sangat tinggi. Adapun pencapaian
indikator tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.12.
Kinerja Makro Urusan Penanaman Modal Tahun 2013
Indikator Target RPJMD 2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)
BAB II-
26
Indikator Target RPJMD2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
30,624.51 2,625.00 1,980.31 75.44% 20,624.51
Rasio daya serap tenaga kerja
584 15.75 18.19 115.52% 510
Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)
936.09 120.52 150.61 124.97% 132.84
Jumlah realisasi investasi (PMDN/PMA) (milyar)
31,978.58
2,800 3,420 122.14% 21,692.64
Sumber : KPM-PPT Kabupaten Batang Tahun 2013
10) Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kinerja Makro urusan Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah dapat dilihat
dari beberapa indikator, yaitu : presentase koperasi aktif dan usaha mikro dan
kecil. Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa kinerja makro urusan ini
mencapai 90% sehingga masuk dalam kategori tinggi.
Adapun pelaksanaan indikator kinerja ini secara rinci dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2.13.
Kinerja Makro Urusan Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah Tahun 2013
Indikator Target RPJMD 2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Persentase koperasi aktif
269 ( 77% ) 77 70.99 92.19% 255 ( 77% )
Usaha Mikro dan Kecil 102,256 101,335 88,299 87.14% 101,786
Sumber : Disyankop Kabupaten Batang Tahun 2013
11) Kependudukan dan Catatan Sipil
Pembangunan kependudukan dan catatan sipil dilaksanakan dalam rangka
memberikan pelayanan administrasi kependudukan guna meningkatkan tertib
administrasi kependudukan. Adapun penyelenggaraan administrasi
kependudukan telah diatur dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006.
Sementara itu, dengan telah diberlakukannya Undang-undang Nomor 23 Tahun
BAB II-
27
jumlah pemohon dokumen kependudukan. Hal ini dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel 2.14.
Pelayanan KTP, Kartu Keluarga, dan Akta Pencatatan Sipil di Kabupaten Batang 2013
Jenis Pelayanan Jumlah 2013
KTP Konvensional 38.558
Kartu Keluarga 55.365
Akta Kelahiran 36.501
Akta Perkawinan 20
Akta Perceraian 4
Akta Kematian 16
Akta Ganti Nama 11
Sumber : Data yang sudah diolah, 2013
Di bidang pelayanan akta kelahiran pada tahun 2013 mulai diberlakukan
pelayanan akte kelahiran 1 hari jadi atau one day service khususnya bagi
pemohon akte kelahiran baru yaitu bayi yang berumur 0–60 hari. Sedangkan
bagi pemohon akte kelahiran terlambat pelaporan proses penyelesaiannya 1
minggu jadi. Karena sebagai tindak lanjut Keputusan Mahkamah Konstitusi
Nomor:18/PUU-XI/2013 bahwa pelayanan permohonan akte kelahiran yang
melampaui batas waktu satu tahun dapat langsung dilakukan di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota tanpa harus mendapatkan
penetapan Pengadilan Negeri. Hal ini berakibat meningkatnya jumlah pemohon
akte kelahiran terlambat pelaporan sehingga proses jadi memerlukan waktu lebih
lama.
Pelaksanaan program nasional KTP Elektronik di Kabupaten Batang telah
selesai dilaksanakan pada 2013 dengan tingkat capaian 494.017. Pada tahun
2014 KTP Elektronik mulai serentak diberlakukan secara nasional di seluruh
Indonesia. Sedangkan wajib e-KTP yang belum menerima fisik e-KTP, KTP
konvensional/lama masih berlaku sampai dengan 31 Desember 2014.
Adapun pelaksanaan kinerja makro urusan ini dapat dilihat pada tabel
BAB II-
28
Tabel 2.15.
Kinerja Makro Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013
Indikator Target RPJMD 2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Jumlah KTP yang diterbitkan per tahun
601,474 15,961 33,329 208.82% 14,285
Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk
0,90 0.87 0.85 97.70% 0,88
Rasio bayi ber-akta Kelahiran
70 55 73 132.73% 65
Rasio pasangan berakta nikah
1 1 1 100.00% 1
Rasio Akta Kematian
Kepemilikan KTP 90% 87% 85% 97.70% 88%
Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk
700 630 418 66.35% 660
Ketersediaan database
kependudukan skala provinsi
Penerapan KTP Nasional berbasis NIK
100%
Sumber : Disdukcapil Kabupaten Batang Tahun 2013
12) Ketenagakerjaan
Kinerja makro urusan ketenagakerjaan dapat dilihat dari beberapa
indikator, diantaranya adalah Angka partisipasi angkatan kerja (jiwa); Angka
sengketa pengusaha-pekerja per tahun; Tingkat partisipasi angkatan kerja ( %);
Pencari kerja yang ditempatkan; Tingkat pengangguran terbuka (%); dan
Keselamatan dan perlindungan
Sementara itu, kinerja makro urusan ketenagakerjaan dapat diihat pada
tabel berikut :
Tabel 2.16.
Kinerja Makro Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2013
Indikator Target RPJMD 2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Angka partisipasi angkatan kerja (jiwa)
721,062 496,613 339,516 68.37% 600,901
Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun
19 14 2 14.29% 16
Tingkat partisipasi angkatan kerja ( %)
98.49 79.4 68.71 86.54% 87.43
Pencari kerja yang ditempatkan
BAB II-
29
Indikator Target RPJMD2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Tingkat pengangguran terbuka (%)
8.62 6.59 2.87 43.60% 7.81
Keselamatan dan perlindungan
189 126 179 142.06% 151
Sumber : Disnakertrans Kabupaten Batang Tahun 2013
13) Ketahanan Pangan
Pembangunan Ketahanan Pangan memiliki peranan yang sangat penting
terhadap kehidupan bangsa didalam melaksanakan pembangunan nasional
karena keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh Sumber Daya
Manusia yang berkualitas dan pangan adalah sebagai sentral kehidupan untuk
dapat terciptanya manusia berkualitas yang akan melaksanakan perannya
didalam pembangunan. Pembangunan ketahanan pangan memiliki aspek yang
luas tidak hanya menyangkut sumber daya manusia sebagai pelaku
pembangunan akan tetapi juga menyangkut bagaimana pangan berproduksi
secara berkelanjutan dalam jumlah yang cukup , bermutu, bergizi, aman ,merata
dan harga terjangkau oleh masyarakat sehingga menjadikan bangsa yang
berdaulat penuh dinegaranya dengan kemandirian pangannya. Hal ini menjadi
tujuan dalam Pembangunan Ketahanan Pangan, untuk mencapainya tentu perlu
keterlibatan semua yang terkait didalam pelaksanaan pembangunan.
Adapun kinerja makro urusan ini selama tahun 2013 dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2.17.
Kinerja Makro Urusan Ketahanan Pangan Tahun 2013
Indikator Target RPJMD 2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Ketersediaan pangan utama
- Padi 212,201 210,826 164,330 77.95% 216,552 - Jagung 38,872 30,067 49,769 165.52% 30,973
- Kedelai 10 11 - 11
Produksi hasil ternak :
BAB II-
30
14) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kinerja makro urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.18.
Kinerja Makro Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2013
Indikator Target RPJMD 2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
4.44% 4.44% 5.00% 112.61% 1.94%
Partisipasi perempuan di lembaga swasta
8.06% 8.06% 8.06% 100.00% 194216
Rasio KDRT 23 23 98 426.09% 0.03%
Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur
3 3 3 100.00%
Partisipasi angkatan kerja perempuan
50.39% 34.27% 34.27% 100.00% 197933
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
54.12% 49.54% 93.60% 188.94% 100%
Sumber : Bapermas Kabupaten Batang Tahun 2013
15) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Keluarga Berencana diartikan sebagai upaya mengatur kelahiran anak,
jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi,
perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan
keluarga berkualitas.
Kinerja makro urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dapat
dilihat dari tabel berikut :
Tabel 2.19.
Kinerja Makro Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun 2013
Indikator Target RPJMD 2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Rata-rata jumlah anak per keluarga
0.2497 0.2513 0.256 101.87% 0.2504
Rasio akseptor KB 81.7753 80.8549 80.07 99.03% 81.3314 Cakupan peserta KB
aktif
142,926 131,618 131,296 99.76% 137,272
BAB II-
31
Indikator Target RPJMD2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I Rata-rata jumlah JIWA per kepala keluarga
3.294 3.4333 3.48 101.36% 3.3612
Sumber : BPPKB Kabupaten Batang Tahun 2013
16) Perhubungan
Sektor transportasi merupakan bagian integral dari kegiatan distribusi,
dengan demikian mempunyai peranan yang sangat penting dalam Pembangunan
Nasional, baik sebagai penunjang maupun perangsang pertumbuhan ekonomi
dari berbagai sektor pembangunan lainnya. Kondisi wilayah Kabupaten Batang
merupakan kombinasi antara daerah pantai, dataran rendah dan pegunungan
sehingga merupakan tantangan tersendiri di sektor transportasi dan
perhubungan. Kinerja makro urusan Perhubungan antara lain bisa dilihat dari
indikator jumlah arus penumpang angkutan umum, rasio ijin trayek, jumlah uji
kir angkutan umum, pelabuhan laut, pelabuhan lokal, terminal type B, terminal
type C, angkutan darat, kepemilikan KIR angkutan umum, lama pengujian
kelayakan angkutan umum (KIR), dan biaya pengujian kelayakan angkutan
umum.
Tabel 2.20.
Kinerja Makro Urusan Perhubungan Tahun 2013
Indikator Target RPJMD 2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Jumlah arus penumpang angkutan umum
13.942.080 14.917.680 10.442.376 70,00 14.499,720
Rasio ijin trayek 60 65 60 92,31 60
Jumlah uji kir angkutan umum
615 610 614 100,66 612
Pelabuhan Laut 1 1 1 100 1
Pelabuhan Lokal 6 6 6 100 6
Terminal Type B 1 1 1 100 1
Terminal Type C 9 8 9 112,50 9
Angkutan darat 101 74 70 94,59 88
Kepemilikan KIR angkutan umum
610 622 622 100 611
Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)
66 menit 65 menit 65 menit 100 65 menit
Biaya pengujian kelayakan angkutan
BAB II-
32
Indikator Target RPJMD2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
umum
Sumber: Dinhubkominfo Kabupaten Batang Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 2013 jumlah arus
penumpang angkutan umum sebesar 10.442.376 orang atau masih mencapai
70% dari yang ditargetkan. Rasio ijin trayek telah mencapai 60% dari target
sebesar 65% sehingga persentase pencapaian sebesar 92,31%. Jumlah uji kir
angkutan umum selama tahun 2013 telah dilaksanakan sebanyak 614 kali atau
telah mencapai 100,66%. Terdapat 1 pelabuhan laut, 6 pelabuhan lokal, 1
terminal type B dan 9 terminal type C. Jumlah angkutan darat sebanyak 70 unit
atau mencapai 94,59%. Terdapat 622 kepemilikan KIR angkutan umum pada
tahun 2013 atau telah mencapai 100% dari yang ditargetkan dengan lama
pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) selama 65 menit atau telah
mencapai 100% dari yang ditargetkan. Sedangkan biaya pengujian kelayakan
angkutan umum sebesar Rp 31.000 atau telah mencapai 100% dari yang
ditargetkan.
Dalam rangka mendukung kelancaran transportasi di Kabupaten Batang
telah diadakan sarana dan prasarana, antara lain 1) Jalan, berupa jalan nasional
dan jalan provinsi/kabupaten dengan kelas jalan yaitu kelas II dan III; 2)
Fasilitas Lalu Lintas, berupa pemasangan sarana perlengkapan jalan di
jalan-jalan yang ada di Kabupaten Batang (Jalan Kabupaten, Jalan Provinsi, jalan-jalan
Negara). Sarana perlengkapan jalan yang dimiliki berupa Rambu Lalu Lintas,
Gazon, RPPJ, Marka Jalan, Deliniator, Traffic Light, Lampu Kedip, Peralatan PDPS,
Palang Pintu PDPS palang perlintasan, Portal Perlintasan Sebidang, Rambu Kaca,
Guard Rail, Papan Nama Jalan, Periferial Interface, Countdown Timer, Led Display
Traffic Cone, Pipa Corne, dan Papan tambahan peringatan dan petunjuk untuk
keamanan; 3) Fasilitas Transportasi, berupa sarana fisik (terminal angkutan
penumpang pedesaaan, pangkalan truk dan pos jaga polisi), angkutan (angkutan
dalam trayek (24 jalur) dan angkutan tidak dalam trayek (5 jalur)); 4) Fasilitas
BAB II-
33
berupa Gedung Pos Pengamatan Angkatan Laut dan Perahu Karet/Mesin; dan 5)
Fasilitas Pelayanan di Bidang Pengujian Kendaraan Bermotor yang berfungsi
untuk mengetahui kelaikan jalan kendaraan yang bersangkutan guna menunjang
keselamatan lalu lintas di jalan.
17) Komunikasi dan Informatika
Kinerja makro urusan Komunikasi dan Informatika antara lain bisa dilihat
dari indikator jumlah jaringan komunikasi dan web site milik pemerintah daerah.
Pada tahun 2013 terdapat 48 jaringan komunikasi dengan pencapaian 160% dari
yang ditargetkan yaitu sebesar 30 unit. Sedangkan web site milik pemerintah
daerah berjumlah 15 web site dengan pencapaian sebesar 75% dari yang
ditargetkan sebesar 20 web site.
Tabel 2.21.
Kinerja Makro Urusan Komunikasi dan Informatika Tahun 2013
Indikator Target RPJMD 2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Jumlah jaringan komunikasi
100% 30 48 160% 100%
Web site milik pemerintah daerah
100% 20 15 75,00% 100%
Sumber: Dinhubkominfo Kabupaten Batang Tahun 2013
Kebijakan di bidang komunikasi dan informatika di Kabupaten Batang
diarahkan pada pembinaan dan pengembangan sarana/prasarana dan SDM
komunikasi dan informasi untuk mendukung percepatan penyebarluasan
informasi kepada masyarakat. Beberapa program yang dilaksanakan antara lain
Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa serta Program
kerjasama informasi dengan Mas Media. Fasilitas pelayanan di bidang komunikasi
dan informatika di Kabupaten Batang adalah berupa gedung dan peralatan studio
(Studio Abirawa FM) dan Mobil Siaran Keliling.
18) Pertanahan
Kinerja makro urusan Pertanahan antara lain bisa dilihat dari indikator
BAB II-
34
persentase pemohon sertifikat adalah sebesar 100% sedangkan pencapaian
Prona (Program Nasional) adalah juga sebesar 100%.
Tabel 2.22.
Kinerja Makro Urusan Pertanahan Tahun 2013
Indikator Target RPJMD 2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Persentase pemohon sertifikat
100% 100% 100% 100% 100%
Prona (Program Nasional)
100% 100% 100% 100% 100%
Sumber: BPN Kabupaten Batang Tahun 2013
Bidang pertanahan adalah merupakan bidang yang cukup sensitif terutama
dalam hal penguasaan hak atas tanah. Untuk itu tanah-tanah aset pemerintah
daerah harus dikelola dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kewenangan yang
diserahkan. Adapun kewenangan bidang pertanahan sesuai dengan Pasal 2
Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional Bidang
Pertanahan, ada 9 (sembilan) kewenangan yang diserahkan kepada pemerintah
daerah yaitu:
a. Pemberian ijin lokasi.
b. Penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan.
c. Penyelesaian sengketa tanah garapan.
d. Penyelesaian masalah ganti rugi dan santunan tanah untuk
pembangunan.
e. Penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah serta ganti kerugian
tanah kelebihan maksimum dan tanah absente.
f. Penetapan dan penyelesaian masalah tanah kosong.
g. Pemberian ijin membuka tanah.
h. Perencanaan penggunaan tanah wilayah kabupaten.
19) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Kinerja makro urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri antara
lain bisa dilihat dari indikator kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
BAB II-
35
kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP sebanyak 5 kali sehingga
persentase pencapaian kinerjanya sebesar 250% dari yang ditargetkan sebesar 2
kali. Sedangkan kegiatan pembinaan politik daerah baru terlaksana sebanyak 1
kali dari yang ditargetkan sebanyak 2 kali sehingga kinerjanya baru mencapai
50%.
Tabel 2.23.
Kinerja Makro Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Tahun 2013
Indikator Target RPJMD 2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
5 kali 2 5 250% 3 kali
Kegiatan pembinaan politik daerah
12 Parpol 2 1 50,00% 2 kali
Sumber: Kantor Kesbangpol Kabupaten Batang Tahun 2013
Pembangunan urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri
mempunyai kebijakan sebagai berikut:
a. Pemantauan dan penanggulangan bencana alam serta percepatan
pembangunan Infrastruktur.
b. Peningkatan kerukunan hidup umat beragama.
c. Peningkatan wawasan kebangsaan dan pendidikan politik
masyarakat.
d. Melakukan pembangunan di semua urusan dengan dukungan aktif
seluruh lapisan masyarakat.
e. Peningkatan kualitas dan kuantitas perencanaan pembangunan
daerah.
f. Pemantauan keamanan wilayah.
20) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Bidang pemerintahan umum terdiri dari beberapa Bagian di dalam
Sekretariat Daerah seperti Bagian Tata Pemerintahan, Pemerintahan Desa,
Bagian Hukum, Pengendalian Pembangunan, Kesejahteraaan Rakyat,
BAB II-
36
Satpol PP, dan Sekretariat DPRD, Kecamatan dan Kelurahan. Kinerja makro
urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian terlihat dari beberapa indikator
antara lain jumlah Linmas per jumlah 10.000 penduduk, rasio Pos Siskamling per
jumlah desa/kelurahan, dan jumlah demo.
Tabel 2.24.
Kinerja Makro Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Tahun 2013
Indikator Target RPJMD 2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk
10.160 : 10.000 = 1,061
10.036 : 10.000 = 1,036
4.700 : 10.000 =
0,47
45,37% 10.098 : 10.000 = 1,098
Rasio Pos Siskamling per jumlah
desa/kelurahan
6,54 1.554 : 248 = 6,26
1.193: 248 =4,81
76,83% 1.604 : 248 = 6,46
Jumlah Demo - 4 10 250% 6
Sumber: Bappeda Kabupaten Batang Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa realisasi jumlah Linmas per jumlah
10.000 penduduk pada tahun 2013 masih mencapai 0,47 atau persentase
pencapainnya sebesar 45,37%. Kemudian rasio Pos Siskamling per jumlah
desa/kelurahan adalah sebesar 4,81 atau telah mencapai 76,83% dari yang
ditargetkan yaitu sebesar 1,036. Sedangkan jumlah demo pada tahun 2013
adalah 10 kali sehingga melebihi dari yang ditargetkan/diperkirakan yaitu
sebesar 4 kali.
21) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Pemberdayaan masyarakat merrupakan salah satu strategi upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan percepatan penanggulangan
kemiskinan. Hal ini sesuai dengan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah
melalui ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerrintahan Daerah, serta aturan pelaksanaannya seperti Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan Peraturan Pemerrintah
Nomor 73 tentang Kelurahan. Kinerja makro urusan Pemberdayaan Masyarakat
BAB II-
37
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), rata-rata jumlah kelompok binaan
PKK, jumlah LSM, LPM Berprestasi, PKK Aktif, Posyandu Aktif, Swadaya
Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat, dan Pemeliharaan
Pasca Program Pemberdayaan Masyarakat.
Tabel 2.25.
Kinerja Makro Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun 2013
Indikator Target RPJMD 2012-2017
Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %
Rata-rata jumlah kelompok binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
4,44% 4,44% 5,00% 112,61% 4,44%
Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK
8,06% 8,06% 8,06% 100% 8,06%
Jumlah LSM 23 23 98 426,09% 23
LPM Berprestasi 3 3 3 100% 3
PKK Aktif 50,39% 34,27% 34,27% 100% 42,33%
Posyandu Aktif 54,12% 49,54% 93,60% 188,94% 51,83% Swadaya Masyarakat
terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat
49,99% 33,33% 2,00% 6,00% 41,66%
Pemeliharaan Pasca Program
Pemberdayaan Masyarakat
58,32% 41,66% 41,66% 100% 49,99%
Sumber: Bapermas Kabupaten Batang Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah
kelompok binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) pada tahun 2013
adalah sebesar 5,00% dengan pencapaian kinerja sebesar 112,61%. Rata-rata
jumlah kelompok binaan PKK adalah sebesar 8,06% dengan pencapaian kinerja
sebesar 100%. Jumlah LSM pada tahun 2013 adalah sebanyak 98 LSM sehingga
pencapaian kinerjanya sebesar 98% dari yang ditargetkan sebanyak 23 LSM.
Jumlah LPM Berprestasi adalah sebanyak 3 LPM sehingga tercapai 100% dari
yang ditargetkan. Jumlah PKK Aktif adalah sebanyak 34,27% sehingga tercapai
100% dari yang ditargetkan. Jumlah Posyandu Aktif adalah sebanyak 93,60%
sehingga tercapai 188,94% dari yang ditargetkan sebesar 49,54%. Swadaya
Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat baru mencapai 2,00%