• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II_RKPD Batang 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II_RKPD Batang 2015"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II-

1

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

1) Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Kabupaten Batang memiliki wilayah seluas 78.864,16 Ha dengan

batas-batas wilayah Kabupaten Batang secara administrasif adalah:

 Sebelah Utara : Laut Jawa

 Sebelah Timur : Kabupaten Kendal

 Sebelah Selatan : Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara

 Sebelah Barat : Kabupaten Pekalongan dan Kota Pekalongan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 7 Tahun 2004

tentang Pembentukan Kecamatan Kabupaten Batang yang telah diubah dengan

Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 6 Tahun 2006, secara administratif

wilayah Kabupaten Batang terbagi dalam 15 (lima belas) Kecamatan yang terdiri

dari 239 desa dan 9 kelurahan dengan perincian adalah sebagai berikut:

 Kecamatan Batang : 12 Desa

9 Kelurahan

 Kecamatan Wonotunggal : 15 Desa

 Kecamatan Warungasem : 18 Desa

 Kecamatan Bandar : 17 Desa

 Kecamatan Blado : 18 Desa

 Kecamatan Reban : 19 Desa

 Kecamatan Tulis : 17 Desa

 Kecamatan Subah : 17Desa

 Kecamatan Limpung : 17 Desa

 Kecamatan Gringsing : 15 Desa

 Kecamatan Bawang : 20 Desa

 Kecamatan Tersono : 20 Desa

 Kecamatan Kandeman : 13 Desa

 Kecamatan Pecalungan : 10 Desa

(2)

BAB II-

2

2) Letak dan Kondisi Geografis

Kabupaten Batang memiliki wilayah geografis yang berbatasan langsung

dengan Laut Jawa. Secara astronomis daerah ini terletak antara 6o 51' 46" dan 7o

11' 47" Lintang Selatan serta antara 109o 40' 19" dan 110o 03' 06" Bujur Timur.

Posisi tersebut menempatkan wilayah Kabupaten Batang, utamanya Ibu Kota

Pemerintahannya pada jalur ekonomi Pulau Jawa sebelah Utara. Arus

transportasi dan mobilitas yang tinggi di jalur pantura memberikan kemungkinan

Kabupaten Batang berkembang cukup prospektif di sektor jasa transit dan

transportasi.

Kondisi wilayah Kabupaten Batang merupakan kombinasi antara daerah

pantai, dataran rendah dan pegunungan. Dengan kondisi ini Kabupaten Batang

mempunyai potensi yang sangat besar untuk agroindustri, agrowisata dan

agrobisnis.

Jarak ibu kota Kabupaten Batang dengan ibu kota daerah-daerah lain

adalah sebagai berikut:

 Pekalongan : 9 km

 Pemalang : 43 km

 Tegal : 72 km

 Brebes : 85 km

 Cirebon : 144 km

 Jakarta : 392 km

 Kendal : 64 km

 Semarang : 93 km

 Surabaya : 480 km

3) Topografi

Keadaan topografi wilayah Kabupaten Batang terbagi atas tiga bagian yaitu

pantai, dataran rendah dan wilayah pegunungan. Ada lima gunung dengan

(3)

BAB II-

3

 Gunung Prau : tinggi 2.565 dpal

 Gunung Sipandu : tinggi 2.241 dpal

 Gunung Gajah Mungkur : tinggi 2.101 dpal

 Gunung Alang : tinggi 2.239 dpal

 Gunung Butak : tinggi 2.222 dpal

Kondisi wilayah yang merupakan kombinasi antara daerah pantai, dataran

rendah dan pengunungan di Kabupaten Batang merupakan potensi yang amat

besar untuk dikembangkan pembangunan daerah bercirikan agroindustri,

agrowisata dan agrobisnis. Wilayah Kabupaten Batang sebelah selatan yang

bercorak pegunungan misalnya sangat potensial untuk dikembangkan menjadi

wilayah pembangunan dengan basis agroindustri dan agrowisata. Basis

agroindustri ini mengacu pada berbagai macam hasil tanaman perkebunan

seperti: teh, kopi, coklat dan sayuran. Selain itu juga memiliki potensi wisata

alam yang prospektif di masa datang.

4) Geologi

Wilayah yang sebagian besar adalah pegunungan dengan susunan tanah

sebagai berikut: latosol 69,66%; andosol 13,23%; alluvial 11,47% dan podsolik

5,64%. Susunan tanah tersebut mempengaruhi pemanfaatan tanah yang

sebagian besar ditujukan untuk budidaya hutan, perkebunan dan pertanian.

Adapun penguasaan hutan dan perkebunan mayoritas di tangan negara.

Sedangkan pertanian baik kering maupun basah (irigasi sederhana dan irigasi

teknis) dilakukan oleh warga setempat

Perubahan areal pemanfaatan tanah sangat stagnan, walaupun Kabupaten

Batang terletak di jalur ekonomi. Lebih kurang 60% diusahakan sebagai hutan,

perkebunan dan areal pertanian yang memberikan hasil komoditi berupa kayu

(4)

BAB II-

4

5) Klimatologi

Berdasarkan data pengukuran tinggi curah hujan yang ada di setiap

kecamatan, dapat diketahui bahwa jumlah hari hujan terbanyak selama tahun

2012 di Kecamatan Blado dan paling sedikit di Kecamatan Gringsing, sedangkan

curah hujan yang paling tinggi di Kecamatan Reban dan paling rendah di

Kecamatan Tulis.

6) Penggunaan Lahan

Kabupaten Batang memiliki luas wilayah mencapai 78.864,16 Ha. Luas

pemanfaatan lahan pada tahun 2012 terdiri dari 22.433,13 Ha (28,44%) lahan

sawah dan 56.431,03 Ha (71,55%) lahan bukan sawah. Menurut penggunaannya

sebagian besar lahan sawah digunakan sebagai lahan sawah berpengairan irigasi

sederhana (41,95%), kemudian lahan sawah dengan irigasi teknis (36,51%),

sisanya berpengairan irigasi setengah teknis dan tadah hujan.

2.1.1.2. Potensi Unggulan Daerah

1) Potensi Pertanian

Sektor pertanian merupakan sumber mata pencaharian bagi sebagian besar

penduduk Kabupaten Batang. Adapun luas pemanfaatan lahan pertanian terdiri

dari 22.433,13 Ha (28,48%) lahan sawah dan 56.431,03 Ha (71,52%) lahan

bukan sawah. Sebagaian besar lahan sawah digunakan sebagai lahan sawah

berpengairan irigasi sederhana (41,90%), kemudian lahan sawah dengan irigasi

teknis (36,59%), selainnya berpengairan irigasi setengah teknis dan tadah hujan.

Sementara itu, lahan bukan sawah digunakan untuk tegal/ huma sebesar

37,52% yang merupakan presentase penggunaan terbesar, kemudian digunakan

untuk bangunan/ pekarangan, perkebunan, hutan Negara, tambak/ kolam dan

padang rumput.

Potensi sumber daya alam di sektor ini yang cukup menonjol untuk

tanaman pangan adalah padi, jagung, kacang tanah, ubi, sayur-sayuran dan

(5)

BAB II-

5

bawang merah, bawang daun, kentang, kubis dan cabe. Sedangkan untuk

buah-buahan adalah durian, rambutan, nangka, mangga, jeruk dan pisang. Untuk jenis

tanaman perkebunan adalah kelapa, tebu, teh, coklat, kopi dan cengkeh.

2) Potensi Perikanan

Kabupaten Batang memiliki panjang pantai sebesar 38,75 km dengan luas

wilayah perairan laut seluas 287,06 km2 dan luas perairan daratan seluas 228,16

km2. Dengan kondisi geografis semacam ini menyimpan potensi sumberdaya

kelautan dan perikanan yang cukup besar termasuk di dalamnya perikanan

tangkap dan perikananbudidaya, industri pengolahan produk perikanan,

konservasi, pariwisata bahari serta pantai.

Kabupaten Batang yang sebagian wilayahnya terletak di tepi pantai Laut

Jawa yang didukung dengan garis pantai sepanjang 38,75km dan lebar 4 mil

merupakan potensi yang sangat strategis untuk pengembangan perikanan laut

maupun perikanan darat yang terdiri dari tambak (air payau) dengan potensi

lahan seluas 1.429,2 ha, kolam air tawar dengan potensi lahan seluas 300 ha

dan perairan umum (sungai, waduk, sawah dan genangan air).

Jenis-jenis ikan laut yang menjadi komoditas unggulan adalah ikan mata

besar, ikan remang, ikan bambangan/kakap merah dan ikan bawal. Sedangkan

untuk jenis perikanan darat adalah udang windu, udang putih, ikan bandeng

serta ikan lele. Potensi sumber daya alam perikanan dan kelautan saat ini belum

dapat tergarap secara optimal, hal ini dapat dilihat dari belum dapat

dimanfaatkannya wilayah laut seluas 287,060 km2.

Untuk perikanan darat dari potensi lahan air payau seluas 1.429,2 Ha baru

dimanfaatkan seluas 292,95 Ha. Sedangkan potensi lahan budidaya air tawar

seluas 300 Ha, baru dimanfaatkan seluas 14,52 Ha. Dengan melihat kondisi

tersebut diatas, maka sektor perikanan baik perikanan laut maupun perikanan

(6)

BAB II-

6

3) Potensi Pariwisata

Kabupaten Batang yang wilayahnya terdiri dari dataran, perbukitan dan

pegunungan dengan keindahan alamnya merupakan anugrah Tuhan yang patut

disyukuri. Keindahan alam Kabupaten Batang merupakan asset daerah yang

sangat berharga dan merupakan potensi pariwisata yang dapat dikembangkan di

masa mendatang. Beberapa obyek wisata di Kabupaten Batang yang saat ini

cukup menonjol adalah Pantai Sigandu, Pantai Ujung Negoro, Kolam renang

Bandar, Curug Genting dan Curug Gombong. Sedangkan untuk jenis agrowisata

adalah Agrowisata Perkebunan Teh Pagilaran dan Agrowisata Salak Sodong,

sedangkan untuk jenis wisata boga adalah madu, emping, kerupuk kulit ikan,

keripik nangka, keripik pisang, buah durian, rambutan, pisang tanduk serta

salak. Kegiatan-kegiatan yang mempunyai daya tarik wisata di Kabupaten

Batang adalah meliputi:

a) Kirab Pusaka

Kegiatan ini dimaksudkan untuk melestarikan budaya tradisional,

guna mengenang para pejuang pendiri Kabupaten Batang yang

dilaksanakan setiap tanggal 8 April bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten

Batang. Dalam acara tersebut diperkenalkan senjata Tombak Abirawa yang

merupakan peninggalan Bupati Batang pertama yaitu Pangeran Kyai Adipati

Maduredjo Trah Sunan Giri.

b) Lomban

Lomban adalah kegiatan pesta nelayan yang berupa lomba perahu,

sebagai tradisi para nelayan Kabupaten Batang yang dilaksankan setiap

tahun bertepatan dengan tanggal 1 Syawal di Sungai Sambong Desa

Klidang Lor Kecamatan Batang. Kegiatan tersebut adalah merupakan

perwujudan rasa syukur atas kemenangannya dalam menjalankan ibadah

(7)

BAB II-

7

c) Malam Jum’at Kliwonan

Malam Jum’at Kliwonan adalah merupakan arena keramaian berupa pasar malam dimana banyak penjual / pedagang kaki lima yang

menjajakan dagangannya. Disamping itu para pengunjung juga dapat

membeli berbagai makanan khas Batang dan menikmati pagelaran

kesenian tradisional.

d) Kesenian Daerah

Berbagai kesenian daerah yang menjadi daya dukung wisata adalah

kesenian lengger, kuntulan dan dengklung.

Adapun sarana pendukung pariwisata yang ada di Kabupaten Batang antara

lain:

Tabel 2.1.

Perkembangan Potensi Usaha Yang Mendukung Kegiatan Pariwisata Di Kabupaten Batang

No Jenis Usaha Jumlah

1 Rumah Makan 78 buah

2 Hotel 10 buah

3 Pijat Urut 22 buah

4 Salon Kecantikan 45 buah

5 Rias pengantin 122 buah

6 Biro Perjalanan 8 buah

7 Arena Ketangkasan 30 buah

8 Jasa Boga / Catering 16 buah

9 Karaoke 24 buah

Sumber : Data yang sudah diolah, 2013

4) Potensi Hutan

Luas Hutan Negara di Kabupaten Batang mencapai 181.178,20 ha dan

hutan rakyat seluas 8,338 ha yang tersebar di 15 Kecamatan. Hutan ini

menghasilkan berbagai jenis kayu seperti sengon, jati, dan pinus Pemanfaatan

hasil hutan berupa kayu di Kabupaten Batang digunakan untuk bahan baku

mebel, pertukangan, bak truk, galangan kapal, kayu bakar, sedangkan limbah

(8)

BAB II-

8

setengah jadi dijual keluar daerah bahkan untuk jenis kayu jati dieksport ke

Jepang. Disamping hasil hutan berupa kayu, dikembangkan pula budidaya aneka

usaha kehutanan (non kayu) yaitu berupa budi daya lebah madu, sarang burung

wallet, persuteraan alam dan kebun bibit desa.

5) Potensi Industri dan Perdagangan

Banyaknya hasil sumber daya alam di Kabupaten Batang baik hasil

pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan dan sumber daya air yang cukup

melimpah, sangat potensial bagi perkembangan industri dan perdagangan.

Adapun jenis-jenis industri yang ada dan potensial untuk dikembangkan di

Kabupaten Batang adalah:

 Kerajinan Kulit.

 Pembuatan keripik buah pisang dan buah nangka.

 Pengolahan ikan.

 Emping melinjo.

 Pembuatan

 bak truk

 Galangan kapal.

 Perusahaan AMDK

 Tepung Tapioka.

2.1.1.3. Aspek Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Batang berdasarkan hasil registrasi akhir

tahun 2013 tercatat sejumlah 760.596 jiwa, yang terdiri dari 384,777 jiwa

penduduk laki-laki dan 375,819 jiwa penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin

(rasio penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan) sebesar 102,38.

Secara lebih rinci, jumlah penduduk Kabupaten Batang berdasarkan

kelompok umur sebagai berikut :

 Usia 0 – 14 tahun : 112.255 jiwa (14,76%)

(9)

BAB II-

9

 Usia 65 keatas : 56.416 jiwa (7,42%)

Berdasarkan data tersebut, angka ketergantungan penduduk sebesar

28,49%. Angka ketergantungan penduduk sebesar 28,49%, sehingga setiap 100

orang penduduk usia produktif akan menanggung 29 orang penduduk non

produktif.

Sementara itu, jumlah enduduk menurut mata pencaharian didominasi oleh

sektor pertanian (pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan,

peternakan, dan pertanian lainnya) sebanyak 129,973 jiwa atau 17%. Sektor lain

selain sektor pertanian yang banyak diminati adalah wiraswasta sebanyak

122,718 jiwa atau 16%. Sementara itu, terdapat pula data masyarakat yang

tidak bekerja mencapai 130,077 jiwa atau 17%. Selain itu, jumlah penduduk

dengan mata pencaharian sebagai PNS, TNI dan Polri kurang dari 2%.

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Kinerja pembangunan pada aspek kesejahteraan merupakan gambaran

dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu terhadap

kondisi kesejahteraan masyarakat yang mencakup kesejahteraan dan

pemerataan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, seni budaya dan olahraga.

2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Kinerja kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kabupaten Batang selama

periode tahun 2013 dapat dilihat dari indikator pertumbuhan PDRB, laju inflasi,

PDRB per kapita, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Perkembangan

kinerja pembangunan pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi adalah

sebagai berikut:

1) Pertumbuhan Ekonomi/PDRB

Kabupaten Batang pada tahun 2012 memiliki pertumbuhan ekonomi

mencapai 6,1%, sehingga relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun

(10)

BAB II-

10

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku maupun

harga konstan nilai PDRB Kabupaten Batang selalu mengalami kenaikan. Pada

tahun 2012 PDRB Kabupaten Batang atas harga berlaku telah mencapai 6.492

milyar rupiah, naik 627 milyar rupiah dari tahun sebelumnya. Selanjutnya adalah

PDRB menurut harga konstan yang mencapai 2.612 milyar, naik 125 milyar

rupiah dari tahun sebelumnya.

Andil terbesar perekonomian Kabupaten Batang pada tahun 2012 berasal

dari sektor pertanian yang menyumbang 24,38% dari total PDRB atas dasar

harga berlaku disusul sektor industri pengolahan sebesar 27,53%, sektor

perdagangan, hotel dan restoran sebesar 17,14%, sektor jasa-jasa sebesar

14,22% serta sektor lainnya dibawah 10%.

2) Laju Inflasi

Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan

kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh

terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Laju inflasi tahun 2012 sebesar

3,83% lebih tinggi dari inflasi tahun sebelumnya sebesar 3,01%.

3) PDRB Perkapita

Peningkatan Laju Pertumbuhan PDRB, diikuti dengan kenaikan pendapatan

per kapita. Rata-rata pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Batang atas

dasar harga berlaku, pada tahun 2009 sebesar Rp.5.813.081,-. Kemudian pada

tahun 2010 meningkat menjadi Rp.6.503.164,-, serta 2011 meningkat menjadi

Rp.7.213.164,-; dan selanjutnya pada tahun 2012 menjadi Rp.7.896.815, dan

pada tahun 2013 meningkat menjadi 10.058.692,- artinya dalam lima tahun

terakhir telah terjadi peningkatan pendapatan per kapita penduduk Kabupaten

Batang secara signifikan.

4) Indek Pembangunan Manusia (IPM)

IPM merupakan salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk melihat

upaya dan kinerja pembangunan dengan dimensi yang lebih luas karena

(11)

BAB II-

11

dan standar hidup layak. IPM disusun dari tiga komponen yaitu lamanya hidup,

yang diukur dengan harapan hidup pada saat lahir, tingkat pendidikan, diukur

dengan kombinasi antara melek huruf pada penduduk dewasa dan rata-rata lama

sekolah; serta tingkat kehidupan yang layak dengan ukuran pengeluaran

perkapita (purchasing power parity).

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mencerminkan capaian kemajuan di

bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi. IPM Kabupaten Batang menunjukkan

trend yang meningkat mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2012. IPM

Kabupaten Batang tahun 2006 sebesar 68,4 dan pada tahun 2007 menjadi 68,6

atau mengalami peningkatan sebesar 0,2. Kemudian pada tahun 2008

mengalami peningkatan menjadi 68,90 atau meningkat sebesar 0,3 dan pada

tahun 2009 meningkat menjadi 69,84 atau mengalami peningkatan sebesar 0,94.

Pada tahun 2010 meningkat menjadi 70,41 atau meningkat 0,57, pada tahun

2011 sebesar 70,84. Sedangkan pada tahun 2012 meningkat sebesar 71,41.

2.1.2.2. Fokus Kesejahteraan Masyarakat

Pembangunan pada fokus kejahteraan masyarakat meliputi indikator

pendidikan, kesehatan, kemiskinan, kepemilikan tanah, kesempatan kerja, dan

angka kriminalitas.

1) Pendidikan

Pendidikan merupakan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia

secara formal. Oleh karena itu bidang pendidikan menjadi tumpuan dalam

penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas yang akan memasuki

sektor-sektor lainnya. Jika dilihat kondisi bidang pendidikan pada akhir tahun 2013,

komposisi penduduk berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tebel berikut :

Tabel 2.2.

Komposisi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenjang Pendidikan

No Jenjang Pendidikan Jumlah

1 Belum Sekolah 110,682

2 Tidak Tamat SD 88,706

3 SD 353,894

4 SMP 115,534

(12)

BAB II-

12

No Jenjang Pendidikan Jumlah

6 Diploma II 2,907

7 Diploma III 4,502

8 Strata 1 12,338

9 Strata 2 395

10 Strata 3 17

Jumlah 760,596 Sumber : Data yang sudah diolah, 2013

Pada PAUD Non Formal dan TK/RA/BA berjumlah 694 sekolah dengan

jumlah guru 2.380 orang dan jumlah siswa 16.067 anak, pada pendidikan

SD/SDLB/MI berjumlah 571 sekolah dengan jumlah guru 4.957 orang dan jumlah

siswa 78.866 anak, selanjutnya pada jenjang pendidikan menengah

SMP/SMPLB/SMPT/MTs berjumlah 108 sekolah dengan jumlah guru 1.885 orang

dan jumlah siswa 33.287 anak, selanjutnya pada jenjang SMA/MA/SMK

berjumlah 48.

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dan mengurangi

jumlah anak putus sekolah maka ditempuh kebijakan melalui Pembebasan Biaya

Pendidikan Dasar (SD dan SMP) Negeri se-Kabupaten Batang yang

diselenggarakan oleh pemerintah. Untuk peningkatan dan pemenuhan kebutuhan

sarana dan prasarana pendidikan telah dilakukan upaya peningkatan sarana dan

prasarana pendidikan dasar SD sejumlah 21 sekolah, SMP sejumlah 9 sekolah,

rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah SD sejumlah 4 sekolah,

pembangunan perpustakaan sekolah SD sejumlah 39 sekolah, penambahan

ruang kelas SD sejumlah 1 sekolah, SMP sejumlah 4 sekolah, pembangunan

laboratorium dan ruang praktikum 4 sekolah, rehabilitasi sedang/berat ruang

kelas 204 ruang, SMP sejumlah 22 sekolah, pembangunan ruang kelas SMP

sejumlah 14 ruang.

2) Kesehatan

Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan, pada tahun 2013 di

Kabupaten Batang telah mempunyai sarana pelayanan kesehatan yang terdiri

(13)

BAB II-

13

dengan Rawat Inap, 44 Buah Puskesmas Pembantu, 32 Puksemas Keliling dan

177 Poliklinik Kesehatan Desa, dan 1.215 Posyandi.

Sementara itu, tenaga kesehatan yang dimiliki Kabupaten batang meliputi :

14 dokter spesialis, 60 dokter umum, 7 dokter gigi, 441 bidan, 414 perawat, 24

perawat gigi, 25 nutrisionis, 14 sanitarian, 7 apoteker, 26 asisten apoteker, 11

tenaga kesehatan masyarakat, 14 analis kesehatan, 14 tenaga medis/

radiographer, 6 tenaga rekam medis, serta 1 fisio terapi.

Dengan meningkatnya jumlah Dokter Spesialis dan sarana prasarana lain

pelayanan semakin meningkat, hal tersebut dapat dilihat dari kunjungan pasien

dalam dua tahun terakhir yang secara umum menunjukkan peningkatan sebagai

berikut :

Tabel 2.3.

Kondisi Kunjuungan Rawat jalan dan Inap

No Kegiatan Tahun

2012 2013

1 Kunj. Rawat Jalan Umum di Pusk 261.000 267.616

2 Kunj. Rawat Inap Umum Pusk 10.967 9.620

3 Kunj. Rawat Jalan Jamkesmas di

Pusk

169.594 185.276

4 Kunj. Rawat InapJamkesmas di

Pusk

2.047 3.275

Sumber : Data yang sudah diolah, 2013

Angka Harapan Hidup (AHH) penduduk Kabupaten Batang tahun 2013

mencapai 70,57 tahun atau lebih tinggi 0,07 dari target capaian. Angka ini

mencerminkan semakin membaiknya indikator harapan hidup sekaligus

menunjukkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Batang yang semakin

meningkat.

3) Kemiskinan

Tingkat kemiskinan di Kabupaten Batang lebih rendah dibandingkan tingkat

kemiskinan yang terjadi di Jawa Tengah. Pada tahun 2010, tingkat kemiskinan

mengalami penurunan menjadi 14,67% dari 16,61% pada tahun sebelumnya.

(14)

BAB II-

14

16,11%. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Batang pada tahun 2009 sebesar

112.169 jiwa, kemudian pada tahun 2010 turun menjadi sebesar 103.587 jiwa.

Kondisi ini mencerminkan semakin berhasilnya upaya penanggulangan

kemiskinan di Kabupaten Batang. Sebagian besar penduduk miskin tinggal di

daerah pedesaan dan bekerja di sektor pertanian. Oleh karena itu, daerah

perdesaan perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah agar ketimpangan

tingkat kemiskinan antara daerah perdesaan dan perkotaan dapat diminimalkan.

4) Kepemilikan tanah

Bidang pertanahan adalah merupakan bidang yang cukup sensitif terutama

dalam hal penguasaan hak atas tanah. Untuk itu tanah-tanah aset pemerintah

daerah harus dikelola dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kewenangan yang

diserahkan. Sampai dengan akhir tahun 2010 telah terinventarisir tanah Pemda

sejumlah 707 bidang yang terdir dari:

1. Telah bersertifikat : 663 bidang

2. Masih dalam proses : 15 bidang

3. Belum bersertifikat : 29 bidang

Adapun kewenangan bidang pertanahan sesuai dengan Pasal 2 Keputusan

Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional Bidang Pertanahan,

ada 9 (sembilan) kewenangan yang diserahkan kepada pemerintah daerah yaitu:

1. Pemberian ijin lokasi.

2. Penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan.

3. Penyelesaian sengketa tanah garapan.

4. Penyelesaian masalah ganti rugi dan santunan tanah untuk pembangunan.

5. Penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah serta ganti kerugian tanah

kelebihan maksimum dan tanah absente.

6. Penetapan dan penyelesaian masalah tanah kosong.

7. Pemberian ijin membuka tanah.

(15)

BAB II-

15

5) Kesempatan Kerja

Kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Batang pada saat ini jumlah pencari

kerja semakin meningkat. Pada awal tahun 2010 pencari kerja yang terdaftar di

Kantor Nakertrans Kabupaten Batang berjumlah 26.574 orang dan sampai

dengan akhir tahun 2010 meningkat menjadi 27.913 orang yang terdiri dari

laki-laki sebanyak 14.793 orang dan Wanita sebanyak 13.120 orang.

Pada tahun 2011 jumlah perusahaan yang terdaftar di Wilayah Kabupaten

Batang sebanyak 185 buah dengan jumlah tenaga kerja 16.784 orang terdiri dari

10.093 orang laki-laki dan 6.091 orang wanita, Sedangkan jumlah Transmigrasi

yang akan diberangkatkan pada tahun 2011 sebanyak 10 Kepala Keluarga.

6) Angka Kriminalitas

Angka kriminalitas yang ditangani selamat tahun 2013 mencapai 342, dari

target 262. Hal ini mengindikasikan sangat tinggi nya angka kriminalitas di

Kabupaten Batang.

2.1.2.3. Fokus Seni dan Budaya

Pembangunan pada fokus seni dan budaya meliputi indikator jumlah dan

jenis kesenian dan gedung olahraga.

1) Seni dan Budaya

Jumlah dan jenis kesenian yang ada di Kabupaten Batang seluruhnya ada

372 jenis, yang terbina/tertangani baru mencapai 95 jenis kesenian atau

25,51%, hal ini terjadi karena ada beberapa faktor penyebabnya, antara lain

keterbatasan mobilitas dan tenaga khusus belum memadai, sedangkan benda

cagar budaya dan situs kepurbakalaan yang ada di Kabupaten Batang sebanyak

304 (tiga ratus empat) akan tetapi penanganannya baru mencapai 158 atau

51,97%, hal ini terjadi karena belum terbentuknya pamong budaya yang ada di

(16)

BAB II-

16

2) Olah Raga

Kondisi umum yang berkaitan dengan bidang keolahragaan di Kabupaten

Batang dapat dilihat dari jumlah klub olahraga dan jumlah gedung olahraga.

Adapun jumlah klub olahraga pada tahun 2013 mencapai 235 sedangkan

Kabupaten Batang memiliki 4 Gedung Olahraga.

2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

Kondisi umum pembangunan pada aspek pelayanan umum merupakan

gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu

yang mencakup layanan urusan wajib dan pilihan.

2.1.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib

1) Pendidikan

Kondisi kinerja pembangunan bidang pendidikan selama tahun 2013 secara

keseluruhan mencapai 101% sehingga masuk dalam kategori sangat tinggi.

Adapun secara rinci kinerja makro urusan ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.4.

Kinerja Makro Urusan Pendidikan Tahun 2013

Indikator Target RPJMD 2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Pendidikan Dasar

a. Angka Partisipasi Sekolah

Jenjang SD/Sederajat

980 921.00 904.20 98.18% 956.00

Jenjang SMP/Sederajat

900.00 701.00 703.50 100.36% 801.00

b. Rasio

Ketersediaan Sekolah / Penduduk Usia Sekolah

50.00 54.50 60.02 110.13% 52.78

c. Rasio Guru/Murid 819.46 689.82 619.14 89.75% 754.64 d. Rasio Guru/Murid

Per Kelas Rata-Rata

59.56 50.91 1.00 1.96% 55.23

Pendidikan Menengah

a. Angka Partisipasi Sekolah

- - 331.40 -

b. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah

11.47 10.19 11.87 116.46% 10.83

(17)

BAB II-

17

Indikator Target RPJMD

2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

terhadap murid d. Rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata

1.25 1.70 1.75 103.06% 1.48

e. Penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) Pendidikan Anak Usia Dini

a. Angka Kelulusan SD/MI

99.89 99.54 100.00 100.46% 99.71

b. Angka Kelulusan SMP/MTs

100.00 100.00 99.81 99.81% 100.00

c. Angka Kelulusan SMA/SMK/MA

100.00 100.00 99.96 99.96% 100.00

d. Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs

109.31 105.85 92.11 87.02% 107.00

Sumber: Disdikpora Kabupaten Batang Tahun 2013

2) Kesehatan

Kondisi kesehatan masyarakat Kabupaten Batang bisa dilihat dengan

(18)

BAB II-

18

puskesmas, kunjungan rawat inap umum di puskesmas, kunjungan rawat jalan

jamkesmas di puskesmas, kunjungan rawat inap jamkesmas di puskesmas,

cakupan kunjungan ibu hamil K4, cakupan pelayanan nifas, cakupan komplikasi

kebidanan yang ditangani, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan, cakupan

peserta KB aktif, cakupan neonates yang ditangani, cakupan kunjungan bayi,

cakupan kunjungan anak balita, angka kematian ibu per 1.000 kelahiran hidup,

angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian balita per 1.000

kelahiran hidup, desa/kelurahan universal child immunization, AFP rate per

100.000 penduduk < 15 tahun, penemuan kasus TBC BTA positif, kesembuhan

penderita TBC BTA Positif, cakupan Balita dengan Pneumoni yang ditangani,

penderita DBD yang ditemukan dan ditangani,iIncident rate DBD, cakupan

penderita diare yang ditangani, kasus infeksi menular seksual yang diobati, klien

yang mendapatkan penanganan HIV – AIDS, penderita kusta selesai berobat,

prevalensi penderita kusta, penderita malaria diobati, cakupan desa /kelurahan

mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi, cakupan posyandu

mandiri, cakupan rumah tangga sehat, cakupan desa siaga aktif, cakupan

pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin, cakupan pelayanan

kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin, cakupan penjaringan kesehatan

siswa kelas I SD, cakupan balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan, dan

cakupan pemberi makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan dari

keluarga miskin. Data berkaitan dengan indikator pelayanan kesehatan di

Kabupaten Batang selama tahun 2013 terlihat pada Tabel 2.5 di bawah ini:

Tabel 2.5.

Kinerja Makro Urusan Kesehatan Tahun 2013

Indikator Target RPJMD 2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 Kelahiran Hidup

102 115 111.77 97.19% 102

Cakupan kunjungan ibu hamil K4

96% 93% 93.66% 100.71% 95%

Cakupan pelayanan nifas

96% 95% 95.34% 100.36% 95%

Cakupan komplikasi kebidanan yang

(19)

BAB II-

19

Indikator Target RPJMD

2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

ditangani

Cakupan pertolongan persalinan oleh Bidan atau tenaga

Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 Kelahiran Hidup

8.3 8.9 14.85 166.85% 8.5

Angka kematian Balita per 1000 kelahiran hidup kesehatan siswa SD dan setingkat

100% 100% 99.40% 99.40% 100%

Cakupan Balita gizi buruk mendapat pada anak usia (6-24 bulan ) keluarga miskin

100% 100% 3.19% 3.19% 100%

Keluarga sadar gizi 75% 50% 30.65% 61.30% 70%

Cakupan Desa Siaga Aktif

Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per

Penemuan kasus TBC BTA positif (CDR)

75.5% 73.5% 72.59% 98.76% 74.5%

(20)

BAB II-

20

Indikator Target RPJMD

2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

0

0.0002 0.000618 309.00%

Penderita DBD yang ditangani diare yang ditangani

100% 100% 44.03% 44.03% 100% (IMS) yang diobati

100% 100% 100.00% 100.00% 100%

<1/ 10.000 <1/ 10.000 0.85/10.00 0

<1/ 10.000

0.0001 0.000085 85.00%

Penderita kusta yang selesai berobat (RFT rate)

Kasus Filariasis yang ditangani

100% 100% 100.00% 100.00% 100%

Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan

Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk

5 4.3 2.23 51.86% 4.8

Rasio dokter umum per 100.000 penduduk

15 11 8.65 78.64% 13

Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk

7 3 1.12 37.33% 5

Rasio tenaga perawat per satuan penduduk

94 74 67.97 91.85% 84

Rasio tenaga bidan per satuan penduduk

91 75 63.93 85.24% 83

(21)

BAB II-

21

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan,

kinerja makro urusan kesehatan mencapai 101,89% sehingga masuk dalam

kategori sangat tinggi.

3) Lingkungan Hidup

Kabupaten Batang yang terletak di Pantai Utara Pulau Jawa merupakan

salah satu kabupaten termuda di Jawa Tengah. Berbagai kegiatan/pembangunan

yang sangat kompleks menimbulkan konsekuensi adanya berbagai permasalahan

lingkungan, seperti pencemaran air, tanah, dan udara.

Pembangunan sektor industri telah berhasil meningkatkan pertumbuhan

ekonomi yang menggembirakan. Tetapi pembangunan ekonomi yang hanya

mengejar keuntungan pada akhirnya akan menimbulkan berbagai kerusakan dan

pencemaran lingkungan.

Untuk itu dalam segala sektor pembangunan haruslah didikuti dan

didukung oleh pengelolaan lingkungan sesuai ketentuan perundangan lingkungan

hidup sehingga tercipta pembangunan yang berkelanjutan/ berwawasan

lingkungan. Adapun kinerja makro urusan lingkungan hidup selama tahun 2013

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.6.

Kinerja Makro Urusan Lingkungan Hidup Tahun 2013

Indikator Target RPJMD 2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Persentase

penanganan sampah

0.00 36.00 51.84 144.00% 0.00

Jumlah tempat pembuangan sampah (TPS) (unit)

144 104 122 117.31% 124

Jumlah daya tampung TPS (m³)

146.31 135.17 1,137

841.17% 140.63

Rasio TPS per penduduk

0.15 0.16 0.16 100.00% 0.15

Sumber : DCTRK Kabupaten Batang Tahun 2013

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketagui bahwa secara keseluruhan

kinerja makro urusan lingkngan hidup mencapai 300,62% sehingga masuk dalam

(22)

BAB II-

22

4) Pekerjaan Umum

Salah satu infrastruktur pembangunan yang sangat umum adalah

penyediaan prasarana transportasi berupa Jalan dan Jembatan, agar pelaksanaan

barang dan jasa berjalan dengan lancar. Hal tersebut dapat terwujud apabila

pelaksanaan perbaikan Jalan dan Jebatan dilakukan secara efisien dengan

mengutamakan aksesibilitas yang tinggi dan teratur.

Secara keseluruhan, kinerja makro urusan Pekerjaan Umum mencapai

91,81% sehingga masuk dalam kategori sangat tinggi. Adapun kinerja makro

urusan pekerjaan umum selama tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.7.

Kinerja Makro Urusan Pekerjaan Umum Tahun 2013

Indikator Target RPJMD 2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015

Luas Seluruh irigasi Kabupaten

22,485 22,485 22,488 100.01% 22,485

Panjang Jalan Desa Dalam Kondisi Baik

70% 40% 50% 125.00% 60%

Panjang Jalan Desa Dalam Kondisi Baik

348 199 264.00 132.66% 298

Jumlah Panjang seluruh Jalan Desa

497 497 527.99 106.24% 497

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

95% 80% 49% 61.25% 90%

Panjang jalan Kondisi Baik

550.55 463.62 285 61.47% 521.58

Panjang Jalan Seluruhnya

579.53 579.53 573.53 98.96% 579.53

Jumlah Panjang Jalan 579.53 579.53 573.53 98.96% 579.53 Panjang Jalan

Kabupaten Dalam Kondisi Baik (>40 KM/Jam)

80% 68% 36.5% 53.68% 75%

Panjang Jalan Kab. Dalam Kondisi Baik

360 305 164 53.77% 338

Panjang Seluruh Jalan Kab. di daerah tsb

450 450 450 100.00% 450

Panjang seluruh jalan kabupaten (km)

450 450 450 100.00% 450

Persentase rumah tinggal bersanitasi

(23)

BAB II-

23

Indikator Target RPJMD

2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk

0.15 0.16 0.16 100.00% 0.16

Rasio rumah layak huni

0.15 0.16 0.19% 1.19% 0.16

Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat

27.49% 31.05% 31.05% 100.00% 29.21%

Lingkungan Pemukiman

26.51 17.59 18.139 103.12% 22.05

Sumber : DBMSDA dan DCTRK Kabupaten Batang Tahun 2013

5) Penataan Ruang

Urusan penataan ruang merupakan bagian dari bidang keciptakaryaan.

Pembangunan sarana dan prasarana keciptakaryaan di Kabupaten Batang

mencakup pembangunan, pemeliharaan infrastruktur untuk pelayanan umum,

gedung-gedung pemerintah, penyediaan dan pengelolaan air bersih, sarana dan

prasarana penyehatan lingkungan pemukiman serta sarana prasarana

perumahan permukiman agar fasilitas umum tersebut dapat

dinikmati/difungsikan oleh masyarakat dengan optimal.

Adapun kinerja urusan penataan ruang selama tahun 2013 dapat dilihat

pada tebl berikut :

Tabel 2.8.

Kinerja Makro Urusan Penataan Ruang Tahun 2013

Indikator Target RPJMD 2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB

20.48 5.33 3.58 67.15% 10.45

Ketaatan terhadap RTRW

100 100 95 95.00% 100

Sumber : DCTRK Kabupaten Batang Tahun 2013

6) Perencanaan Pembangunan

Kinerja pembangunan pelayanan umum bidang perencanaan pembangunan

(24)

BAB II-

24

Tabel 2.9.

Kinerja Makro Urusan Perencanaan Pembangunan Tahun 2013

Indikator Target RPJMD 2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang ditetapkan dengan PERDA

Ada Ada Ada 100% Ada

Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang ditetapkan dengan

PERDA/PERKADA

Ada Ada Ada 100% Ada

Tersedianya dokumen perencanaan RKPD yang ditetapkan dengan

PERDA/PERKADA

Ada Ada Ada 100% Ada

Penjabaran program RPJMD ke dalam RKPD

100% 97% 100% 103,09% 99%

Sumber : BAPPEDA Kabupaten Batang Tahun 2013

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan

kinerja makro urusan perencanaan pembangunan mencapai 101% sehingga

masuk dalam kategori sangat tinggi.

7) Perumahan

Pembangunan perumahan di Kabupaten Batang dapat dilihat dari beberapa

indikator, seperti : Rumah tangga pengguna air bersih, Rumah tangga pengguna

listrik, Rumah tangga ber-Sanitasi, Lingkungan pemukiman kumuh, dan Rumah

layak huni.

Adapun pembangunan perumahan selama tahun 2013 dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 2.10.

Kinerja Makro Urusan Perumahan Tahun 2013

Indikator Target RPJMD 2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Rumah tangga pengguna air bersih

71.80% 68.51% 68.50% 99.99% 70.13%

Rumah tangga pengguna listrik

95.74% 94.32% 936.00% 992.35% 95.03%

Rumah tangga ber-Sanitasi

49.49% 46.65% 46.50% 99.68% 48.05%

Lingkungan pemukiman kumuh

0.55% 0.55% 0.25% 45.45% 0.55%

(25)

BAB II-

25

8) Pemuda dan Olahraga

Secara keseluruhan, pembangunan pemuda dan olahraga selama tahun

2013 mencapai 101,18% sehingga masuk dalam kategori sangat tinggi. Adapun

pembanguan pemuda dan olahraga di Kabupaten Batang selama tahun 2013

dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2.11.

Kinerja Makro Urusan Pemuda dan Olahraga Tahun 2013

Indikator Target RPJMD 2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Jumlah Organisasi Pemuda

15 11 10 90.91% 14

Jumlah Organisasi Olahraga

40 30 27 90.00% 38

Jumlah Kegiatan Kepemudaan

6 4 3 75.00% 5

Jumlah Kegiatan Olahraga

23 4 7 175.00% 5

Jumlah Gelanggang Remaja/Balai Remaja (Selain Milik Swasta)

1 - - - -

Jumlah Lapangan Olahraga

20 8 6 75.00% 12

Sumber : Disdikpora Kabupaten Batang Tahun 2013

9) Penanaman Modal

Pembangunan penanaman modal dapat dilihat dari beberapa indikator,

diantaranya Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA); Jumlah nilai

investasi berskala nasional (PMDN/PMA); Rasio daya serap tenaga kerja;

Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah); dan Jumlah realisasi

investasi (PMDN/PMA) (milyar)

Kinerja makro urusan penanaman modal secara keseluruhan mencapai

117, 61% sehingga masuk dalam kategori sangat tinggi. Adapun pencapaian

indikator tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.12.

Kinerja Makro Urusan Penanaman Modal Tahun 2013

Indikator Target RPJMD 2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)

(26)

BAB II-

26

Indikator Target RPJMD

2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)

30,624.51 2,625.00 1,980.31 75.44% 20,624.51

Rasio daya serap tenaga kerja

584 15.75 18.19 115.52% 510

Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)

936.09 120.52 150.61 124.97% 132.84

Jumlah realisasi investasi (PMDN/PMA) (milyar)

31,978.58

2,800 3,420 122.14% 21,692.64

Sumber : KPM-PPT Kabupaten Batang Tahun 2013

10) Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Kinerja Makro urusan Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah dapat dilihat

dari beberapa indikator, yaitu : presentase koperasi aktif dan usaha mikro dan

kecil. Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa kinerja makro urusan ini

mencapai 90% sehingga masuk dalam kategori tinggi.

Adapun pelaksanaan indikator kinerja ini secara rinci dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 2.13.

Kinerja Makro Urusan Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah Tahun 2013

Indikator Target RPJMD 2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Persentase koperasi aktif

269 ( 77% ) 77 70.99 92.19% 255 ( 77% )

Usaha Mikro dan Kecil 102,256 101,335 88,299 87.14% 101,786

Sumber : Disyankop Kabupaten Batang Tahun 2013

11) Kependudukan dan Catatan Sipil

Pembangunan kependudukan dan catatan sipil dilaksanakan dalam rangka

memberikan pelayanan administrasi kependudukan guna meningkatkan tertib

administrasi kependudukan. Adapun penyelenggaraan administrasi

kependudukan telah diatur dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006.

Sementara itu, dengan telah diberlakukannya Undang-undang Nomor 23 Tahun

(27)

BAB II-

27

jumlah pemohon dokumen kependudukan. Hal ini dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Tabel 2.14.

Pelayanan KTP, Kartu Keluarga, dan Akta Pencatatan Sipil di Kabupaten Batang 2013

Jenis Pelayanan Jumlah 2013

KTP Konvensional 38.558

Kartu Keluarga 55.365

Akta Kelahiran 36.501

Akta Perkawinan 20

Akta Perceraian 4

Akta Kematian 16

Akta Ganti Nama 11

Sumber : Data yang sudah diolah, 2013

Di bidang pelayanan akta kelahiran pada tahun 2013 mulai diberlakukan

pelayanan akte kelahiran 1 hari jadi atau one day service khususnya bagi

pemohon akte kelahiran baru yaitu bayi yang berumur 0–60 hari. Sedangkan

bagi pemohon akte kelahiran terlambat pelaporan proses penyelesaiannya 1

minggu jadi. Karena sebagai tindak lanjut Keputusan Mahkamah Konstitusi

Nomor:18/PUU-XI/2013 bahwa pelayanan permohonan akte kelahiran yang

melampaui batas waktu satu tahun dapat langsung dilakukan di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota tanpa harus mendapatkan

penetapan Pengadilan Negeri. Hal ini berakibat meningkatnya jumlah pemohon

akte kelahiran terlambat pelaporan sehingga proses jadi memerlukan waktu lebih

lama.

Pelaksanaan program nasional KTP Elektronik di Kabupaten Batang telah

selesai dilaksanakan pada 2013 dengan tingkat capaian 494.017. Pada tahun

2014 KTP Elektronik mulai serentak diberlakukan secara nasional di seluruh

Indonesia. Sedangkan wajib e-KTP yang belum menerima fisik e-KTP, KTP

konvensional/lama masih berlaku sampai dengan 31 Desember 2014.

Adapun pelaksanaan kinerja makro urusan ini dapat dilihat pada tabel

(28)

BAB II-

28

Tabel 2.15.

Kinerja Makro Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013

Indikator Target RPJMD 2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Jumlah KTP yang diterbitkan per tahun

601,474 15,961 33,329 208.82% 14,285

Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk

0,90 0.87 0.85 97.70% 0,88

Rasio bayi ber-akta Kelahiran

70 55 73 132.73% 65

Rasio pasangan berakta nikah

1 1 1 100.00% 1

Rasio Akta Kematian

Kepemilikan KTP 90% 87% 85% 97.70% 88%

Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk

700 630 418 66.35% 660

Ketersediaan database

kependudukan skala provinsi

Penerapan KTP Nasional berbasis NIK

100%

Sumber : Disdukcapil Kabupaten Batang Tahun 2013

12) Ketenagakerjaan

Kinerja makro urusan ketenagakerjaan dapat dilihat dari beberapa

indikator, diantaranya adalah Angka partisipasi angkatan kerja (jiwa); Angka

sengketa pengusaha-pekerja per tahun; Tingkat partisipasi angkatan kerja ( %);

Pencari kerja yang ditempatkan; Tingkat pengangguran terbuka (%); dan

Keselamatan dan perlindungan

Sementara itu, kinerja makro urusan ketenagakerjaan dapat diihat pada

tabel berikut :

Tabel 2.16.

Kinerja Makro Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2013

Indikator Target RPJMD 2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Angka partisipasi angkatan kerja (jiwa)

721,062 496,613 339,516 68.37% 600,901

Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun

19 14 2 14.29% 16

Tingkat partisipasi angkatan kerja ( %)

98.49 79.4 68.71 86.54% 87.43

Pencari kerja yang ditempatkan

(29)

BAB II-

29

Indikator Target RPJMD

2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Tingkat pengangguran terbuka (%)

8.62 6.59 2.87 43.60% 7.81

Keselamatan dan perlindungan

189 126 179 142.06% 151

Sumber : Disnakertrans Kabupaten Batang Tahun 2013

13) Ketahanan Pangan

Pembangunan Ketahanan Pangan memiliki peranan yang sangat penting

terhadap kehidupan bangsa didalam melaksanakan pembangunan nasional

karena keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh Sumber Daya

Manusia yang berkualitas dan pangan adalah sebagai sentral kehidupan untuk

dapat terciptanya manusia berkualitas yang akan melaksanakan perannya

didalam pembangunan. Pembangunan ketahanan pangan memiliki aspek yang

luas tidak hanya menyangkut sumber daya manusia sebagai pelaku

pembangunan akan tetapi juga menyangkut bagaimana pangan berproduksi

secara berkelanjutan dalam jumlah yang cukup , bermutu, bergizi, aman ,merata

dan harga terjangkau oleh masyarakat sehingga menjadikan bangsa yang

berdaulat penuh dinegaranya dengan kemandirian pangannya. Hal ini menjadi

tujuan dalam Pembangunan Ketahanan Pangan, untuk mencapainya tentu perlu

keterlibatan semua yang terkait didalam pelaksanaan pembangunan.

Adapun kinerja makro urusan ini selama tahun 2013 dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 2.17.

Kinerja Makro Urusan Ketahanan Pangan Tahun 2013

Indikator Target RPJMD 2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Ketersediaan pangan utama

- Padi 212,201 210,826 164,330 77.95% 216,552 - Jagung 38,872 30,067 49,769 165.52% 30,973

- Kedelai 10 11 - 11

Produksi hasil ternak :

(30)

BAB II-

30

14) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Kinerja makro urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.18.

Kinerja Makro Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2013

Indikator Target RPJMD 2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah

4.44% 4.44% 5.00% 112.61% 1.94%

Partisipasi perempuan di lembaga swasta

8.06% 8.06% 8.06% 100.00% 194216

Rasio KDRT 23 23 98 426.09% 0.03%

Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur

3 3 3 100.00%

Partisipasi angkatan kerja perempuan

50.39% 34.27% 34.27% 100.00% 197933

Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan

54.12% 49.54% 93.60% 188.94% 100%

Sumber : Bapermas Kabupaten Batang Tahun 2013

15) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Keluarga Berencana diartikan sebagai upaya mengatur kelahiran anak,

jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi,

perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan

keluarga berkualitas.

Kinerja makro urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dapat

dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2.19.

Kinerja Makro Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun 2013

Indikator Target RPJMD 2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Rata-rata jumlah anak per keluarga

0.2497 0.2513 0.256 101.87% 0.2504

Rasio akseptor KB 81.7753 80.8549 80.07 99.03% 81.3314 Cakupan peserta KB

aktif

142,926 131,618 131,296 99.76% 137,272

(31)

BAB II-

31

Indikator Target RPJMD

2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I Rata-rata jumlah JIWA per kepala keluarga

3.294 3.4333 3.48 101.36% 3.3612

Sumber : BPPKB Kabupaten Batang Tahun 2013

16) Perhubungan

Sektor transportasi merupakan bagian integral dari kegiatan distribusi,

dengan demikian mempunyai peranan yang sangat penting dalam Pembangunan

Nasional, baik sebagai penunjang maupun perangsang pertumbuhan ekonomi

dari berbagai sektor pembangunan lainnya. Kondisi wilayah Kabupaten Batang

merupakan kombinasi antara daerah pantai, dataran rendah dan pegunungan

sehingga merupakan tantangan tersendiri di sektor transportasi dan

perhubungan. Kinerja makro urusan Perhubungan antara lain bisa dilihat dari

indikator jumlah arus penumpang angkutan umum, rasio ijin trayek, jumlah uji

kir angkutan umum, pelabuhan laut, pelabuhan lokal, terminal type B, terminal

type C, angkutan darat, kepemilikan KIR angkutan umum, lama pengujian

kelayakan angkutan umum (KIR), dan biaya pengujian kelayakan angkutan

umum.

Tabel 2.20.

Kinerja Makro Urusan Perhubungan Tahun 2013

Indikator Target RPJMD 2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Jumlah arus penumpang angkutan umum

13.942.080 14.917.680 10.442.376 70,00 14.499,720

Rasio ijin trayek 60 65 60 92,31 60

Jumlah uji kir angkutan umum

615 610 614 100,66 612

Pelabuhan Laut 1 1 1 100 1

Pelabuhan Lokal 6 6 6 100 6

Terminal Type B 1 1 1 100 1

Terminal Type C 9 8 9 112,50 9

Angkutan darat 101 74 70 94,59 88

Kepemilikan KIR angkutan umum

610 622 622 100 611

Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)

66 menit 65 menit 65 menit 100 65 menit

Biaya pengujian kelayakan angkutan

(32)

BAB II-

32

Indikator Target RPJMD

2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

umum

Sumber: Dinhubkominfo Kabupaten Batang Tahun 2013

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 2013 jumlah arus

penumpang angkutan umum sebesar 10.442.376 orang atau masih mencapai

70% dari yang ditargetkan. Rasio ijin trayek telah mencapai 60% dari target

sebesar 65% sehingga persentase pencapaian sebesar 92,31%. Jumlah uji kir

angkutan umum selama tahun 2013 telah dilaksanakan sebanyak 614 kali atau

telah mencapai 100,66%. Terdapat 1 pelabuhan laut, 6 pelabuhan lokal, 1

terminal type B dan 9 terminal type C. Jumlah angkutan darat sebanyak 70 unit

atau mencapai 94,59%. Terdapat 622 kepemilikan KIR angkutan umum pada

tahun 2013 atau telah mencapai 100% dari yang ditargetkan dengan lama

pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) selama 65 menit atau telah

mencapai 100% dari yang ditargetkan. Sedangkan biaya pengujian kelayakan

angkutan umum sebesar Rp 31.000 atau telah mencapai 100% dari yang

ditargetkan.

Dalam rangka mendukung kelancaran transportasi di Kabupaten Batang

telah diadakan sarana dan prasarana, antara lain 1) Jalan, berupa jalan nasional

dan jalan provinsi/kabupaten dengan kelas jalan yaitu kelas II dan III; 2)

Fasilitas Lalu Lintas, berupa pemasangan sarana perlengkapan jalan di

jalan-jalan yang ada di Kabupaten Batang (Jalan Kabupaten, Jalan Provinsi, jalan-jalan

Negara). Sarana perlengkapan jalan yang dimiliki berupa Rambu Lalu Lintas,

Gazon, RPPJ, Marka Jalan, Deliniator, Traffic Light, Lampu Kedip, Peralatan PDPS,

Palang Pintu PDPS palang perlintasan, Portal Perlintasan Sebidang, Rambu Kaca,

Guard Rail, Papan Nama Jalan, Periferial Interface, Countdown Timer, Led Display

Traffic Cone, Pipa Corne, dan Papan tambahan peringatan dan petunjuk untuk

keamanan; 3) Fasilitas Transportasi, berupa sarana fisik (terminal angkutan

penumpang pedesaaan, pangkalan truk dan pos jaga polisi), angkutan (angkutan

dalam trayek (24 jalur) dan angkutan tidak dalam trayek (5 jalur)); 4) Fasilitas

(33)

BAB II-

33

berupa Gedung Pos Pengamatan Angkatan Laut dan Perahu Karet/Mesin; dan 5)

Fasilitas Pelayanan di Bidang Pengujian Kendaraan Bermotor yang berfungsi

untuk mengetahui kelaikan jalan kendaraan yang bersangkutan guna menunjang

keselamatan lalu lintas di jalan.

17) Komunikasi dan Informatika

Kinerja makro urusan Komunikasi dan Informatika antara lain bisa dilihat

dari indikator jumlah jaringan komunikasi dan web site milik pemerintah daerah.

Pada tahun 2013 terdapat 48 jaringan komunikasi dengan pencapaian 160% dari

yang ditargetkan yaitu sebesar 30 unit. Sedangkan web site milik pemerintah

daerah berjumlah 15 web site dengan pencapaian sebesar 75% dari yang

ditargetkan sebesar 20 web site.

Tabel 2.21.

Kinerja Makro Urusan Komunikasi dan Informatika Tahun 2013

Indikator Target RPJMD 2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Jumlah jaringan komunikasi

100% 30 48 160% 100%

Web site milik pemerintah daerah

100% 20 15 75,00% 100%

Sumber: Dinhubkominfo Kabupaten Batang Tahun 2013

Kebijakan di bidang komunikasi dan informatika di Kabupaten Batang

diarahkan pada pembinaan dan pengembangan sarana/prasarana dan SDM

komunikasi dan informasi untuk mendukung percepatan penyebarluasan

informasi kepada masyarakat. Beberapa program yang dilaksanakan antara lain

Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa serta Program

kerjasama informasi dengan Mas Media. Fasilitas pelayanan di bidang komunikasi

dan informatika di Kabupaten Batang adalah berupa gedung dan peralatan studio

(Studio Abirawa FM) dan Mobil Siaran Keliling.

18) Pertanahan

Kinerja makro urusan Pertanahan antara lain bisa dilihat dari indikator

(34)

BAB II-

34

persentase pemohon sertifikat adalah sebesar 100% sedangkan pencapaian

Prona (Program Nasional) adalah juga sebesar 100%.

Tabel 2.22.

Kinerja Makro Urusan Pertanahan Tahun 2013

Indikator Target RPJMD 2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Persentase pemohon sertifikat

100% 100% 100% 100% 100%

Prona (Program Nasional)

100% 100% 100% 100% 100%

Sumber: BPN Kabupaten Batang Tahun 2013

Bidang pertanahan adalah merupakan bidang yang cukup sensitif terutama

dalam hal penguasaan hak atas tanah. Untuk itu tanah-tanah aset pemerintah

daerah harus dikelola dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kewenangan yang

diserahkan. Adapun kewenangan bidang pertanahan sesuai dengan Pasal 2

Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional Bidang

Pertanahan, ada 9 (sembilan) kewenangan yang diserahkan kepada pemerintah

daerah yaitu:

a. Pemberian ijin lokasi.

b. Penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan.

c. Penyelesaian sengketa tanah garapan.

d. Penyelesaian masalah ganti rugi dan santunan tanah untuk

pembangunan.

e. Penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah serta ganti kerugian

tanah kelebihan maksimum dan tanah absente.

f. Penetapan dan penyelesaian masalah tanah kosong.

g. Pemberian ijin membuka tanah.

h. Perencanaan penggunaan tanah wilayah kabupaten.

19) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Kinerja makro urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri antara

lain bisa dilihat dari indikator kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP

(35)

BAB II-

35

kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP sebanyak 5 kali sehingga

persentase pencapaian kinerjanya sebesar 250% dari yang ditargetkan sebesar 2

kali. Sedangkan kegiatan pembinaan politik daerah baru terlaksana sebanyak 1

kali dari yang ditargetkan sebanyak 2 kali sehingga kinerjanya baru mencapai

50%.

Tabel 2.23.

Kinerja Makro Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Tahun 2013

Indikator Target RPJMD 2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP

5 kali 2 5 250% 3 kali

Kegiatan pembinaan politik daerah

12 Parpol 2 1 50,00% 2 kali

Sumber: Kantor Kesbangpol Kabupaten Batang Tahun 2013

Pembangunan urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri

mempunyai kebijakan sebagai berikut:

a. Pemantauan dan penanggulangan bencana alam serta percepatan

pembangunan Infrastruktur.

b. Peningkatan kerukunan hidup umat beragama.

c. Peningkatan wawasan kebangsaan dan pendidikan politik

masyarakat.

d. Melakukan pembangunan di semua urusan dengan dukungan aktif

seluruh lapisan masyarakat.

e. Peningkatan kualitas dan kuantitas perencanaan pembangunan

daerah.

f. Pemantauan keamanan wilayah.

20) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Bidang pemerintahan umum terdiri dari beberapa Bagian di dalam

Sekretariat Daerah seperti Bagian Tata Pemerintahan, Pemerintahan Desa,

Bagian Hukum, Pengendalian Pembangunan, Kesejahteraaan Rakyat,

(36)

BAB II-

36

Satpol PP, dan Sekretariat DPRD, Kecamatan dan Kelurahan. Kinerja makro

urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian terlihat dari beberapa indikator

antara lain jumlah Linmas per jumlah 10.000 penduduk, rasio Pos Siskamling per

jumlah desa/kelurahan, dan jumlah demo.

Tabel 2.24.

Kinerja Makro Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Tahun 2013

Indikator Target RPJMD 2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk

10.160 : 10.000 = 1,061

10.036 : 10.000 = 1,036

4.700 : 10.000 =

0,47

45,37% 10.098 : 10.000 = 1,098

Rasio Pos Siskamling per jumlah

desa/kelurahan

6,54 1.554 : 248 = 6,26

1.193: 248 =4,81

76,83% 1.604 : 248 = 6,46

Jumlah Demo - 4 10 250% 6

Sumber: Bappeda Kabupaten Batang Tahun 2013

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa realisasi jumlah Linmas per jumlah

10.000 penduduk pada tahun 2013 masih mencapai 0,47 atau persentase

pencapainnya sebesar 45,37%. Kemudian rasio Pos Siskamling per jumlah

desa/kelurahan adalah sebesar 4,81 atau telah mencapai 76,83% dari yang

ditargetkan yaitu sebesar 1,036. Sedangkan jumlah demo pada tahun 2013

adalah 10 kali sehingga melebihi dari yang ditargetkan/diperkirakan yaitu

sebesar 4 kali.

21) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Pemberdayaan masyarakat merrupakan salah satu strategi upaya

peningkatan kesejahteraan masyarakat dan percepatan penanggulangan

kemiskinan. Hal ini sesuai dengan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah

melalui ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerrintahan Daerah, serta aturan pelaksanaannya seperti Peraturan

Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan Peraturan Pemerrintah

Nomor 73 tentang Kelurahan. Kinerja makro urusan Pemberdayaan Masyarakat

(37)

BAB II-

37

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), rata-rata jumlah kelompok binaan

PKK, jumlah LSM, LPM Berprestasi, PKK Aktif, Posyandu Aktif, Swadaya

Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat, dan Pemeliharaan

Pasca Program Pemberdayaan Masyarakat.

Tabel 2.25.

Kinerja Makro Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tahun 2013

Indikator Target RPJMD 2012-2017

Capaian Kinerja Tahun 2013 Target Tahun 2015 Target Realisasi %

Rata-rata jumlah kelompok binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

4,44% 4,44% 5,00% 112,61% 4,44%

Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK

8,06% 8,06% 8,06% 100% 8,06%

Jumlah LSM 23 23 98 426,09% 23

LPM Berprestasi 3 3 3 100% 3

PKK Aktif 50,39% 34,27% 34,27% 100% 42,33%

Posyandu Aktif 54,12% 49,54% 93,60% 188,94% 51,83% Swadaya Masyarakat

terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat

49,99% 33,33% 2,00% 6,00% 41,66%

Pemeliharaan Pasca Program

Pemberdayaan Masyarakat

58,32% 41,66% 41,66% 100% 49,99%

Sumber: Bapermas Kabupaten Batang Tahun 2013

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah

kelompok binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) pada tahun 2013

adalah sebesar 5,00% dengan pencapaian kinerja sebesar 112,61%. Rata-rata

jumlah kelompok binaan PKK adalah sebesar 8,06% dengan pencapaian kinerja

sebesar 100%. Jumlah LSM pada tahun 2013 adalah sebanyak 98 LSM sehingga

pencapaian kinerjanya sebesar 98% dari yang ditargetkan sebanyak 23 LSM.

Jumlah LPM Berprestasi adalah sebanyak 3 LPM sehingga tercapai 100% dari

yang ditargetkan. Jumlah PKK Aktif adalah sebanyak 34,27% sehingga tercapai

100% dari yang ditargetkan. Jumlah Posyandu Aktif adalah sebanyak 93,60%

sehingga tercapai 188,94% dari yang ditargetkan sebesar 49,54%. Swadaya

Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat baru mencapai 2,00%

Gambar

Tabel 2.3.
Tabel 2.6.
Tabel 2.7. Kinerja Makro Urusan Pekerjaan Umum Tahun 2013
Tabel 2.8.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasnul dkk bahwa nutrisi dari pasien berpengaruh terhadap outcome pasien stroke iskemik ini terjadi karena

16/ Kpt s-II/ 2003 t ent ang Rencana Kerj a, Rencana Kerj a Lima Tahun, Rencana Kerj a Tahunan dan Bagan Kerj a UPHHK disebut kan bahwa usulan RKLUPHHK pada hut an alam dinilai

Gambar 2.1 8n&amp; 'aringan Irigasi !eknis Sumber7 Kri&amp;eria Perenanaan irigasi KP-1 a. Pe&amp;ak !ersier .. Pe&amp;ak ini menerima air irigasi yang dia#irkan dan diukur

Profil Kesehatan juga dimanfaatkan sebagai salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja dari penyelenggaraan

Karena jumlah anggota yang cukup banyak, kegiatan pengabsenan atau yang biasa mereka sebut “check in” bisa berlangsung dalam dua jam.. Hal inilah yang biasa dilakukan guna

Dengan kurangnya kepahaman masyarakat tentang suatu profesi, membuat masyarakat Indonesia menjadi tidak fokus dalam mengambil keputusan studi ataupun dunia kerja,

– Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari dalam pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian Indikator Pencapaian Kompetensi dan Kompetensi Dasar.. – Siswa

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor