KEBIJAKAN PENGADAAN
PERATURAN TERKAIT
PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH
1. Undang- Undang No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
2. Undang- Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
3. Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. 4. Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
5. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
6. PP 28/2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi sebagaimana diubah terakhir dengan PP 92/2010
7. PP 29/2000 tentang Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi sebagaimana diubah dengan PP 59/2010
8. Perpres 54/2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah terakhir dengan Perpres 70/2012
9. Perpres 84/2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat
PERATURAN TERKAIT
PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH
11.Permen PU 05/2011 tentang Pedoman Persyaratan Pemberian Izin Perwakilan Badan usaha Jasa Konstruksi Asing.
12.Permen PU 07/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi sebagaimana telah diubah dengan Permen PU 14/2014
ETIKA PELAKSANAAN
PENGADAAN
BARANG/JASA
1.Tertib dan bertanggungjawab
2.Profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan
3.Tidak saling mempengaruhi
4.Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan
sesuai kesepakatan tertulis para pihak;
5.Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan
kepentingan
6.Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan
kebocoran keuangan negara dalam PengadaanBarang/Jasa;
7.Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang
dan/atau KKN
DASAR
PERUBAHAN PERMEN
07/2011
1. Menyesuaikan dengan Perpres
70/2012
2. Menyesuaikan dengan ketentuan
baru
3. Menyederhanakan proses
pengadaan
4. Mendukung penyerapan anggaran
PEMAKETAN
PEKERJAAN
1.Pemaketan sebanyak-banyaknya untuk Usaha Kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan teknis.
2.Dalam melakukan pemaketan dilarang:
• menyatukan atau memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di
beberapa lokasi/daerah yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat efisiensinya seharusnya dilakukan di beberapa lokasi/daerah masing-masing;
• menyatukan beberapa paket pengadaan yang menurut sifat dan jenis
pekerjaannya bisa dipisahkan dan/atau besaran nilainya seharusnya dilakukan oleh usaha kecil;
• memecah Pengadaan Barang/Jasa menjadi beberapa paket dengan maksud
menghindari pelelangan; dan/atau
• menentukan kriteria, persyaratan atau prosedur pengadaan yang
PERMEN PU NO.
14/PRT/M/2013
Tentang
Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi
1. Segmentasi
a. Paket pekerjaan konstruksi ≤ Rp 2,5 Miliar, diperuntukkan bagi usaha kecil, kecuali untuk paket pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha kecil.
b. Paket pekerjaan jasa konsultansi ≤ Rp 750 juta diperuntukkan bagi usaha kecil.
c. Paket pekerjaan jasa konsultansi perorangan ≤ Rp 250 juta. 2. Penerbit Jaminan
d. Paket pekerjaan konstruksi ≤ Rp 2,5 Miliar dan jasa konsultansi ≤ Rp 750 juta menggunakan surat jaminan → Bank Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi dengan substansi sesuai yang tercantum dalam standart dokumen Permen 14/2013. (akan direvisi) e. Paket pekerjaan konstruksi > Rp 2,5 Miliar dan jasa konsultansi >
3. Metode Pelelangan dan Kriteria Evaluasi
a.
Pemilihan Pekerjaan Konstruksi
pada prinsipnya
dilakukan
melalui
metode
Pelelangan
Umum
dengan
pascakualifikasi
.
b. Khusus untuk Pekerjaan Konstruksi bersifat kompleks,
terintegrasi, dan/atau diyakini jumlah penyedianya
terbatas
, pemilihan penyedia Pekerjaan Konstruksi dilakukan
melalui metode
Pelelangan Terbatas dengan prakualifikasi
.
c.
Dalam hal pengadaan pekerjaan konstruksi yang bersifat
4. Evaluasi
Penawaran Harga
a. Evaluasi dokumen penawaran harus
berdasarkan
pada pedoman evaluasi
penawaran yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan.
b. Harga
penawaran yang nilainya di bawah
Evaluasi Kewajaran Harga di bawah 80% HPS :
1) Meneliti dan menilai kewajaran harga satuan dasar meliputi harga upah, bahan, dan peralatan dari harga satuan penawaran, sekurang-kurangnya pada setiap mata pembayaran utama;
2) Meneliti dan menilai kewajaran kuantitas/koefisien dari unsur upah, bahan, dan peralatan dalam Analisa Harga Satuan;
3) Hasil penelitian butir 1) dan butir 2) digunakan untuk menghitung harga satuan yang dinilai wajar tanpa memperhitungkan keuntungan yang ditawarkan; dan
4) Harga satuan yang dinilai wajar digunakan untuk menghitung total harga penawaran yang dinilai wajar dan dapat dipertanggungjawabkan.
5) Total harga sebagaimana dimaksud pada huruf d. dihitung berdasarkan volume yang ada dalam daftar kuantitas dan harga.
Apabila hasil evaluasi > harga penawaran → tidak wajar dan gugur.
Apabila hasil evaluasi ≤ harga penawaran → wajar, tidak gugur, jaminan
5. Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K)
Dalam dokumen pengadaan, PPK harus menyampaikan identifikasi bahaya
yang akan timbul akibat pekerjaan tersebut.
Dalam dokumen penawaran, Penyedia harus mengisi bentuk pengendalian
dari identifikasi bahaya dan membuat sasaran serta program K3
Evaluasi teknis Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi
(RK3K) dilakukan terhadap sasaran dan program K3 untuk
pengendalian risiko bahaya K3.
Catatan :
Evaluasi teknis terhadap RK3K :
RK3K memenuhi persyaratan yaitu adanya sasaran dan program K3 yang secara
umum menggambarkan penguasaan dalam mengendalikan risiko bahaya K3;
Diharapkan masing-masing Direktorat Jenderal membuat pedoman dalam
penilaian terkait evaluasi teknis K3;
6. Penetapan Pemenang Pek. Konstruksi
(alat/personil sama untuk penawaran beberapa paket)
a. Mengikuti beberapa paket pek. konstruksi dalam waktu bersamaan & menawarkan peralatan sama, hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 paket → klarifikasi menentukan peralatan tersebut akan ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya dinyatakan peralatan tidak ada dan dinyatakan gugur.
b. Dikecualikan dengan syarat kapasitas dan produktifitas peralatan secara teknis dapat menyelesaikan pekerjaan lebih dari 1 paket.
7. Sanggahan dan sanggahan banding
a. Dalam hal jawaban sanggahan banding menyatakan
pelelangan/seleksi gagal dan harus dilakukan evaluasi ulang, maka tidak ada sanggahan dan sanggahan banding terhadap hasil evaluasi ulang.
8. Penunjukan Langsung (Lelang Ulang Gagal)
Dalam hal
Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung ulang gagal
,
Pokja ULP dapat melakukan Penunjukan Langsung berdasarkan
persetujuan PA, dengan tetap memperhatikan prinsip efisiensi,
efektifitas, dan akuntabilitas, dengan ketentuan:
a.
hasil pekerjaan tidak dapat ditunda
;
b.
menyangkut kepentingan/keselamatan masyarakat
; dan
9. Keterlambatan (Melewati Tahun Anggaran)
a. Keterlambatan & akan melampaui TA berjalan akibat kesalahan Penyedia Pekerjaan Konstruksi, sebelum dilakukan pemutusan kontrak Penyedia Pekerjaan Konstruksi dapat diberi kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan dengan diberlakukan denda sebesar 1/1000 dari nilai Kontrak atau nilai bagian Kontrak untuk setiap hari keterlambatan. Kesempatan menyelesaikan pekerjaan selama 50 hari tersebut dapat melampaui TA berjalan.
b. Penyelesaian pekerjaan akibat keterlambatan melampaui TA berjalan,
diterbitkan adendum untuk mencantumkan sumber dana tahun anggaran berikutnya atas sisa pekerjaan yang akan diselesaikan.
c. PPK dapat memutuskan Kontrak secara sepihak, apabila berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dinilai Penyedia Pekerjaan Konstruksi tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan walaupun diberikan kesempatan sampai dengan 50 hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Catatan:
Besaran yang akan dibayarkan dari material on site berkisar antara 50% sampai dengan 70%, dengan ketentuan:
a. Peralatan dan/atau bahan yang merupakan bagian dari pekerjaan utama namun belum dilakukan uji fungsi (commisioning) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Berada di lokasi pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Kontrak dan perubahannya;
2) Memiliki sertifikat uji mutu dari pabrikan/produsen;
3) Bersertifikat garansi dari produsen/agen resmi yang ditunjuk oleh produsen; 4) Disetujui oleh PPK sesuai dengan capaian fisik yang diterima;
5) Dilarang dipindahkan dari area lokasi pekerjaan dan/atau dipindahtangankan oleh pihak manapun; dan
6) Keamanan penyimpanan dan risiko kerusakan sebelum diserahterimakan secara satu kesatuan fungsi merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
b. Dalam hal peralatan dan/atau bahan dibuat/dirakit oleh Penyedia Barang/Jasa, butir a.2) dan butir a.3) tidak diperlukan;
c. Pembayaran untuk item atau kontrak harga satuan.
11 Hal-hal yang Perlu diperhatikan dalam Pengadaan
Barang/ Jasa Pemerintah
EVALUASI PENAWARAN :
o Harus berpedoman pada tata cara/ kriteria yang mengacu pada peraturan perundang-undangan dan ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.
o Dilarang mengubah, menambah dan/ atau mengurangi kriteria serta tata cara evaluasi setelah batas akhir pemasukan Dokumen
Penawaran/ Kualifikasi.
o Pelaksanaan proses pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi dilaksanakan secara full elektronik (e-procurement)
o Jawaban sanggah banding oleh Kepala Pusat Pembinaan
Penyelenggaraan Konstruksi untuk pelelangan sederhana/ pemilihan langsung ( ≤ Rp. 5 miliar) dan seleksi sederhana ( ≤ Rp. 200 juta ).
o Kriteria evaluasi yang menggunakan sistem gugur ambang batas atau sistem nilai harus mendapat persetujuan dari Eselon I yang
bersangkutan.
“ Billing Rate ”
(SE Menteri PU Nomor :
03/SE/M/2013)
• Sebagai acuan penyusunan HPS/RAB Pekerjaan Konsultansi di Kementerian PU • Biaya langsung personil Tenaga Ahli Jasa
Permen 14/2013
Permen 07/2014
Semula Dirubah
Pasal 4b Pasal 4
① Penggunaan surat jaminan untuk
paket pekerjaan konstruksi s/d Rp. 2,5 M dan Jasa Konsultansi s/d Rp. 750 juta menggunakan surat jaminan yang dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan
Penjaminan/Perusahaan
Asuransi, bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat dan diserahkan oleh Penyedia barang/jasa kepada PPK/Pokja ULP untuk menjamin terpenuhinya kewajiban Penyedia barang/jasa dengan substansi sesuai yang tercantum dalam dokumen Pengadaan.
① Penggunaan surat jaminan pekerjaan konstruksi diatur sebagai berikut :
a) Surat jaminan penawaran, surat jaminan pelaksanaan, surat jaminan pemeliharaan, atau surat jaminan sanggahan banding untuk paket pekerjaan s/d Rp. 50 M dapat diterbitkan oleh Bank Umum/Perusahaan
Penjaminan/Perusahaan Asuransi, bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat dan diserahkan oleh Penyedia barang/jasa Kepada PPK/ Kelompok Kerja ULP.
② Penggunaan surat jaminan untuk
paket pekerjaan konstruksi diatas Rp. 2,5 M dan jasa konsultansi diatas Rp. 750 juta menggunakan surat jaminan yang dikeluarkan oleh Bank Umum, bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat dan diserahkan oleh Penyedia B/J kepada PPK/Pokja ULP.
b) Surat jaminan penawaran, surat jaminan pelaksanaan, surat jaminan uang muka, surat jaminan pemeliharaan atau surat jaminan sanggahan banding untuk paket pekerjaan diatas Rp. 50 M
Permen 14/2013
Permen 07/2014
Semula Dirubah
Pasal 4b Pasal 4
Tidak ada ① Penggunaan surat jaminan pekerjaan
konstruksi diatur sebagai berikut :
Permen 14/2013
Permen 07/2014
Pasal 6d Pasal 6d, ditambahkan 2 ayat yaitu ayat 4 dan 5
① Dalam hal Penyedia mengikuti beberapa paket pekerjaan konstruksi dalam waktu bersamaan dengan menawarkan peralatan yang sama untuk beberapa paket yang diikuti dan dalam eavaluasi memenuhi persyaratan pada masing-masing paket pekerjaan, maka hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 paket pekerjaan dengan cara melakukakn klarifikasi untuk menentukan peralatan tersebut akan ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya dinyatakan peralatan tidak ada dan dinyatakan gugur.
④ Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 paket pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dapat dikecualikan pada paket pekerjaan jasa konsultansi apabila tenaga ahli yang diusulkan, penugasannya tidak tumpang tindih (overlap)
antara paket yang satu dengan paket lainnya dalam kurun waktu bersamaan.
② Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 paket pekerjaan sebagaimana dimaksud ayat 1, dapat dikecualikan dengan syarat kapasitas dan produktifitas peralatan secara teknis dapat menyelesaikan pekerjaan lebih dari 1 paket. ③ Dalam hal Penyedia mengikuti beberapa paket
pekerjaan konstruksi atau jasa konsultansi dalam waktu bersamaan dengan menawarkan personil yang sama untuk beberapa paket yang diikuti dan dalam evaluasi memenuhi persyaratan pada masing-masing paket pekerjaan, maka hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 paket pekerjaan dengan cara melakukan klarifikasi untuk menentukan personil tsb akan ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya personil dinyatakan tidak ada dan dinyatakan gugur.
⑤ Paket pekerjaan konstruksi dengan nilai diatas Rp. 2,5 M
s/d Rp. 30 M dapat
1. Data Sanggahan Banding Pengadaan Barang/Jasa di
Lingkungan Kementerian PU
2010 2011 2012 2013 2014
Rp0
SANGGAHAN BANDING BENAR TA.2010 - 2014
NILAI PAKET (MILIAR)
2010 2011 2012 2013 2014
No
.
Data Penetapan Pemenang Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi diatas > Rp. 100 M dan Jasa Konsultansi
diatas > Rp. 10 M oleh Menteri PU
2.
2010 2011 2012 2013 2014
Rp0
PENETAPAN PEMENANG LELANG DAN SELEKSI TOTAL MENTERI PU TAHUN 2010 - 2014