• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk Laporan Riset Tipologi Semester I 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Untuk Laporan Riset Tipologi Semester I 2015"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL RISET

TIPOLOGI

SEMESTER I TAHUN 2015

TIPOLOGI TERKAIT KASUS-KASUS YANG SUDAH MENJADI

PUTUSAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PERIODE JANUARI - DESEMBER 2014

DIREKTORAT PEMERIKSAAN DAN RISET

DEPUTI BIDANG PEMBERANTASAN

(2)

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.

(3)

KATA PENGANTAR

LAPORAN HASIL RISET TIPOLOGI SEMESTER I 2015

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, Laporan Hasil Riset Tipologi Semester I 2015 telah selesai. Saya menyambut baik penerbitan Laporan Hasil Riset ini karena Laporan Hasil Riset ini merupakan hal yang sangat penting bagi PPATK, dalam rangka memperkuat dan mempertajam pengetahuan internal PPATK terhadap TIPOLOGI TERKAIT KASUS - KASUS YANG SUDAH MENJADI PUTUSAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG Periode Januari-Desember 2014 yang mendukung kelancaran pelaksanaaan tugas PPATK sebagai focal point pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme di Indonesia.

Oleh karena itu, diharapkan kehadiran Laporan Hasil Riset ini dapat bermanfaat bagi setiap insan yang berwenang memberantas tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap terbitnya Laporan Hasil Riset Tipologi Semester I 2015. Semoga amal usaha kita diridhoi Allah SWT.

Amin Ya Rabbal 'Alamin.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, Juli 2015 Deputi Pemberantasan

(4)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Riset Tipologi Semester I tahun 2015 dilaksanakan dengan menggunakan basis data dari putusan pengadilan yang terkait dengan TPPU selama periode 2014 dalam rangka menyusun tipologi atau modus operandi terkait kasus-kasus TPPU dengan perspektif yang utuh sehingga dapat memberikan pemahaman dan gambaran yang lebih jelas terhadap modus/tipologi TPPU dengan konstruksi hukum yang lengkap karena kasus-kasus yang diangkat sudah mendapatkan putusan pengadilan. Berdasarkan data-data salinan putusan pengadilan yang disampaikan oleh Pengadilan Tinggi di seluruh Indonesia dan data salinan putusan pengadilan dari website

Mahkamah Agung, dilakukan pengembangan melalui kegiatan wawancara kepada responden penegak hukum yaitu beberapa Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri, serta Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri. Wawancara dilakukan untuk pendalaman kuesioner dan dalam rangka untuk mendapatkan informasi salinan putusan atas kasus-kasus TPPU yang dapat diangkat sebagai gambaran kasus Tipologi pada semester I tahun 2015.

Berdasarkan data salinan putusan yang telah dikumpulkan selama pelaksanaan wawancara, dapat diperoleh sejumlah 61 putusan terkait dengan 65 orang terdakwa TPPU dan/atau tindak pidana asal yang berkaitan dengan TPPU. 65 orang terdakwa tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Profil paling dominan dari terdakwa terkait kasus TPPU selama tahun 2014 adalah swasta, yaitu sebesar 66,15% diikuti dengan PNS sebesar 13,85% dan ibu rumah tangga sebesar 7,69%.

b. Usia paling dominan dari terdakwa terkait kasus TPPU selama tahun 2014 adalah di atas 40 tahun yaitu sebesar 52,3% diikuti dengan usia antara 30-40 tahun sebesar 35,38%.

c. Jenis kelamin paling dominan dari terdakwa terkait kasus TPPU selama tahun 2014 adalah pria, yaitu sebesar 80% sedangkan wanita sebesar 20%.

d. DKI Jakarta adalah wilayah yang paling dominan dalam sebaran wilayah pengadilan kasus TPPU, yaitu 44,6% diikuti dengan wilayah Jawa Barat sebesar 18,46% dan Sumatera Utara serta Sumatera Selatan masing-masing 6,15%. e. Korupsi adalah tindak pidana asal yang paling dominan yaitu 34,43% dari 61

putusan terkait TPPU selama tahun 2014, diikuti dengan yang tidak disebutkan tindak pidana asalnya sebesar 16,39%.

(5)

g. Jumlah hukuman/vonis di bawah 5 tahun penjara adalah jumlah hukuman/vonis yang paling dominan yaitu 49,2%.

Dari beberapa kasus TPPU yang sudah diputus pengadilan selama periode 2014 dibuatlah gambaran tipologi antara lain gambaran tipologi kasus TPPU dengan tindak pidana asal korupsi, pemalsuan, narkotika, penggelapan, perbankan, penipuan, perjudian serta kasus TPPU tanpa tindak pidana asal (pelaku pasif). Putusan pengadilan yang dibuat gambaran tipologi adalah yang memenuhi kriteria dari 7 variabel pembentuk tipologi, yaitu: profil terlapor, pola transaksi, instrumen transaksi, pihak pelapor, sumber dana, pihak terkait dan aset/harta kekayaan yang disita.

Penggunaan pola transaksi dengan pemindahbukuan masih berlanjut sejak periode 2013 ke periode 2014, begitu pula dengan penggunaan rekening tabungan. Namun terdapat peningkatan trend pada penggunaan valuta asing pada periode 2014, yang diiringi dengan peningkatan trend penggunaan money changer pada periode 2014 dan penggunaan perbankan yang masih berlanjut sejak periode 2013 ke periode 2014. Sedangkan untuk sumber dana, sejak periode 2013 ke periode 2014 masih berlanjut menggunakan sumber dana dari dalam negeri. Namun pada periode 2014 terdapat penggunaan sumber dana dari luar negeri. Untuk pihak terkait sejak periode 2013 ke periode 2014 penggunaan pihak lain/perantara dan keluarga, khususnya istri, masih berlanjut. Sedangkan untuk aset yang disita juga sejak periode 2013 ke periode 2014 masih berlanjut di seputar mobil, uang tunai, tanah dan rumah.

Red flag yang didapatkan dari putusan pengadilan selama periode 2014 dan hasil wawancara dengan kejaksaan (jaksa) dan pengadilan (hakim) sebagai bahan masukan kepada PJK untuk identifikasi TKM antara lain sebagai berikut: Pengguna jasa yang diketahui mengalami peningkatan gaya hidup/status sosial secara signifikan dapat dianalisis lebih lanjut untuk dilaporkan sebagai TKM, hasil validasi oleh PJK bahwa identitas dan pekerjaan nasabah tidak sesuai, ketidaksesuaian antara jumlah transaksi di rekening dengan profil dan pendapatan nasabah, adanya transaksi debit dan transaksi kredit yang terus menerus berulang-ulang pada rekening nasabah tanpa underlying transaksi yang jelas, status sosial seseorang seperti Politically Exposed Person (PEPs), nasabah memiliki rekening bank lebih dari 1 yang menggunakan identitas yang berbeda, rekening yang dibuka oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk menampung dana hibah, kemudian ditarik tunai dan ditutup rekeningnya, sumber dana dari luar negeri harus dipantau jika diluar profil nasabah, penggunaan

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Periode Data ... 4

E. Batasan Riset ... 4

F. Output Riset Tipologi ... 4

BAB II HASIL RISET ... 6

A. Pengolahan Basis Data Berdasarkan Putusan Pengadilan Yang Terkait Dengan Kasus TPPU ... 6

A.1. Pengolahan Basis Data Berdasarkan Profil Terdakwa ... 6

A.2. Pengolahan Basis Data Berdasarkan Usia Terdakwa ... 7

A.3. Pengolahan Basis Data Berdasarkan Jenis Kelamin Terdakwa ... 8

A.4. Pengolahan Basis Data Berdasarkan Sebaran Wilayah Pengadilan ... 9

A.5. Pengolahan Basis Data Berdasarkan Tindak Pidana Asal ... 10

A.6. Pengolahan Basis Data Berdasarkan Terbukti/Tidak Terbukti TPPU... 11

A.7. Pengolahan Basis Data Berdasarkan Jumlah Hukuman/Vonis ... 12

B. Tipologi berdasarkan tindak pidana asal ... 13

B.1. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Korupsi (Penyuapan) dan TPPU a.n. Rudi Rubiandini ... 14

B.2. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Pemalsuan dan TPPU a.n. Iyan Permana

... 17

B.3. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Narkotika dan TPPU a.n. H. Zulkarnain

... 20

B.4. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Penggelapan dan TPPU a.n. Didin Muhidin

... 22

B.5. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Perbankan dan TPPU a.n. Hengky Amir

... 23

(7)

B.7. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Penipuan a.n. Hj. Nurhayati Binti H.

Nurjaya

... 28

B.8. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Perjudian a.n. Lucas Atjep Soegandi

. 31

C. Trend Variabel Pembentuk Tipologi dan jenis Tindak Pidana Asal ... 33

D. Red flag Transaksi Keuangan Mencurigakan ... 37

BAB III KESIMPULAN

... 40

LAMPIRAN

... 43

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Putusan Pengadilan Berdasarkan Profil Terdakwa ... 6

Tabel 2 Putusan Pengadilan Berdasarkan Usia Terdakwa... 7

Tabel 3 Putusan Pengadilan Berdasarkan Jenis Kelamin Terdakwa ... 8

Tabel 4 Putusan Pengadilan Berdasarkan Sebaran Wilayah Pengadilan ... 9

Tabel 5 Putusan Pengadilan Berdasarkan Tindak Pidana Asal ... 10

Tabel 6 Putusan Pengadilan Berdasarkan Pembuktian TPPU ... 11

Tabel 7 Putusan Pengadilan Berdasarkan Jumlah Hukuman/Vonis ... 12

Tabel 8 Daftar Tipologi TPPU ... 13

Tabel 9 Putusan/Vonis terhadap Rudi Rubiandini ... 16

Tabel 10 Putusan/Vonis terhadap Iyan Permana ... 19

Tabel 11 Putusan/Vonis Terhadap H. Zulkarnain ... 21

Tabel 12 Putusan/Vonis terhadap Didin Muhidin ... 23

Tabel 13 Putusan/Vonis terhadap Hengky Amir ... 25

Tabel 14 Putusan/Vonis terhadap Ni Kadek Dewi Sridani... 28

Tabel 15 Putusan/Vonis terhadap Hj. Nurhayati Binti H. Nurjaya ... 31

Tabel 16 Putusan/Vonis Terhadap Lucas Atjep Soegandi ... 32

Tabel 17 Jumlah Putusan TPPU tahun 2014 dan 2013 menurut profil pelaku ... 33

Tabel 18 Jumlah Putusan TPPU tahun 2014 dan 2013 menurut Pola Transaksi ... 33

Tabel 19 Jumlah Putusan TPPU tahun 2014 dan 2013 menurut Instrumen Transaksi . 34 Tabel 20 Jumlah Putusan TPPU tahun 2014 dan 2013 menurut Pihak Pelapor ... 34

Tabel 21 Jumlah Putusan TPPU tahun 2014 dan 2013 menurut Sumber Dana ... 35

Tabel 22 Jumlah Putusan TPPU tahun 2014 dan 2013 menurut Pihak Terkait... 35

Tabel 23 Jumlah Putusan TPPU tahun 2014 dan 2013 menurut Aset yang disita ... 36

(9)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Profil Terdakwa ... 7

Grafik 2 Usia Terdakwa ... 8

Grafik 3 Jenis Kelamin Terdakwa ... 9

Grafik 4 Sebaran Wilayah Pengadilan ... 10

Grafik 5 Tindak Pidana Asal ... 11

Grafik 6 Pembuktian TPPU ... 12

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rezim anti pencucian uang di Indonesia dimulai sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2003 dan disempurnakan dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU PPTPPU). Berdirinya rezim anti pencucian uang di Indonesia ditandai dengan dibentuknya Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebagai lembaga yang menjadi focal point dalam rezim anti pencucian uang, dengan tugas utama untuk mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang melalui kerja sama dan koordinasi dengan aparat penegak hukum, penyedia jasa keuangan, perbankan, instansi lain yang terkait baik di dalam negeri maupun di luar negeri serta masyarakat.

Berdasarkan pasal 2 UU Nomor 8 Tahun 2010, diketahui bahwa terdapat 26 jenis kategori tindak pidana, di antaranya adalah: korupsi, narkotika, penipuan, terorisme, dan lainnya yang merupakan tindak pidana asal atau predicate crime

dari tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Laporan Tipologi Semester I Tahun 2014 telah mengangkat tema "Tipologi Terkait Kasus-Kasus Tindak Pidana Pencucian Uang Yang Sudah Menjadi Putusan Pengadilan Periode Data 2005 s.d. 2013". Berdasarkan Laporan Tipologi Semester 1 Tahun 2014, telah terkumpul 65 putusan pengadilan terkait TPPU selama tahun 2005-2013 di mana 51 putusan terbukti TPPU dan 14 putusan tidak terbukti TPPU. Laporan Tipologi Semester I tahun 2014 mengangkat 10 gambaran tipologi di antaranya :

1. Tipologi Terkait Tindak Pidana Korupsi/Penyuapan dan TPPU a.n. Wa Ode Nurhayati.

(11)

5. Tipologi Terkait Tindak Pidana Narkotika dan TPPU a.n. Marwan Adli, FOB Budiyono dan Hartoni Jaya Buana.

6. Tipologi Terkait Tindak Pidana Perjudian dan TPPU a.n. Hendra Kusumajaya, Terry Hendratno, Randy Netofa Eka Yandi Chandra dan Himawan Wijaya· 7. Tipologi Terkait Tindak Pidana Telekomunikasi dan TPPU a.n.Fachrizal

Ahmad Sumarjo, Indra Ajiyasa, Ahmad Hanafi.

8. Tipologi Terkait Tindak Pidana Korupsi dan TPPU a.n. Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah.

9. Tipologi Terkait Tindak Pidana Penipuan dan TPPU a.n. Testiawati binti Kantawi.

10. Tipologi Terkait Tindak Pidana di Bidang Perasuransian dan TPPU a.n. I Made Parisadnyana.

Selama tahun 2014 ini terdapat beberapa kasus besar terkait TPPU yang telah diputus pengadilan di antaranya:

1. Kasus Labora Sitorus diputus hukuman 15 tahun penjara dan denda Rp5 miliar subsider 1 tahun kurungan1

.

2. Kasus Rudi Rubiandini diputus hukuman pidana selama 7 tahun penjara dan denda sebesar Rp200 juta subsider 3 bulan kurungan2.

3. Kasus Anas Urbaningrum diputus hukuman 8 tahun penjara, denda Rp300 juta subsider 3 bulan kurungan, dan hukuman tambahan membayar uang pengganti Rp57,59 miliar dan Rp5,22 juta dollar AS subsider dua tahun kurungan3.

4. Kasus Afdar seorang mafia narkoba diputus hukuman 18 tahun penjara dan disita 100.000 m2 tanah4.

5. Kasus Irjen Djoko Susilo diputus pidana penjara 18 tahun disertai pidana denda Rp1 miliar dan hukuman tambahan berupa uang pengganti Rp32

.MA.Perberat.Vonis.Polisi.Berekening.Rp1.5.Triliun, pada tanggal 10 Maret 2015 2

IS. "Hakim Vonis Rudi Rubiandini 7 Tahun Penjara". diakses dari http://www.gatra.com/hukum-1/51737-hakim-vonis-rudi-7-tahun-penjara.html, pada tanggal 30 Januari 2015

3

Fathiyah Wardah. "Anas Urbaningrum Divonis 8 Tahun Penjara". diakses dari http://www.voaindonesia.com/content/anas-urbaningrum-divonis-8-tahun-penjara/2461213.html, pada tanggal 15 Februari 2015

4

Putusan PT JAKARTA Nomor 61/PID/2014/PT.DKI Tahun 2014 AFDAR. diakses dari http://putusan.mahkamahagung.go.id/putusan/ 62fc286e705c19899877bcfc417e2968 pada tanggal 3 Maret 2015

5

(12)

6. Kasus Melisa Nurmawan diputus tidak terbukti TPPU pada pengajuan Peninjauan Kembali6.

7. Kasus Drs. Pieter Neke Dhey, MA diputus pidana 9 tahun penjara dengan denda Rp750 juta dan subsider 7 bulan penjara7.

8. Kasus Hengky Amir diputus pidana 10 tahun penjara dengan denda Rp20 miliar subsider 6 bulan kurungan8.

Riset Tipologi Semester I tahun 2015 ini akan mengangkat tema "Tipologi Terkait Kasus-Kasus Tindak Pidana Pencucian Uang yang Sudah Menjadi Putusan Pengadilan Selama Tahun 2014". Riset ini merupakan kelanjutan Riset Tipologi Semester I tahun 2014. Selain mengidentifikasi tipologi terkini juga untuk meregistrasi kasus-kasus tindak pencucian uang yang sudah menjadi putusan pengadilan secara berkelanjutan.

Dengan mempertimbangkan hal diatas, oleh karena itu judul yang akan

digunakan adalah “Tipologi Terkait Kasus-Kasus Tindak Pidana Pencucian

Uang Yang Sudah Menjadi Putusan Pengadilan Selama Tahun 2014”.

B. Perumusan Masalah

Fokus permasalahan pada periode riset ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah deskripsi dari tindak pidana asal, usia, jenis kelamin, wilayah, terbukti/tidak terbukti TPPU serta vonis dari putusan pengadilan terkait dengan kasus-kasus TPPU selama periode 2014?

2. Bagaimanakah keterkaitan putusan pengadilan terkait TPPU selama periode 2014 dengan database PPATK?

3. Bagaimanakah tipologi dari beberapa kasus TPPU yang sudah diputus pengadilan selama periode 2014?

4. Bagaimanakah persepsi dari aparat penegak hukum terkait beberapa kasus TPPU yang sudah diputus pengadilan selama periode 2014?

5. Bagaimanakah trend dari variabel-variabel pembentuk tipologi terhadap putusan pengadilan selama periode 2014?

6

Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 1 PK/Pid.Sus/2014 Tahun 2014 MEILISA NURMAWAN. Diperoleh Maret 5 2015, dari http://putusan.mahkamahagung.go.id/putusan/9ecacf94a846bb039f31b1212544c631

6

Emil Foster Simatupang. "DPO Pencucian Uang Melisa Nurmawan Ditangkap Aparat Kejaksaan Jakarta Pusat". diakses dari http://www.infobreakingnews.com/2013/11/dpo-pencucian-uang-melisa-nurmawan.html pada tanggal 10 Februari 2015

7

Putusan MAHKAMAH AGUNG Nomor 823 K/Pid.Sus/2014 Tahun 2014 Drs. PIETER NEKE DHEY, MA. Diperoleh Maret 20 2015, dari http://putusan.mahkamahagung.

go.id/putusan/b12e75e7a500153ab53a9051d71a5333 8

(13)

6. Red flag apa sajakah yang dapat diketahui dari putusan pengadilan selama periode 2014?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari riset ini adalah :

1. Mengetahui deskripsi dari tindak pidana asal, usia, jenis kelamin, wilayah, terbukti/tidak terbukti TPPU serta vonis dari putusan pengadilan terkait dengan kasus-kasus TPPU selama periode 2014.

2. Mengetahui keterkaitan putusan pengadilan terkait TPPU selama periode 2014 dengan database PPATK.

3. Mengetahui tipologi dari beberapa kasus TPPU yang sudah diputus pengadilan selama periode 2014.

4. Mengetahui persepsi dari aparat penegak hukum terkait beberapa kasus TPPU yang sudah diputus pengadilan selama 2014.

5. Mengetahui trend dari variabel-variabel pembentuk tipologi terhadap putusan pengadilan selama periode 2014.

6. Mengetahui red flag dari putusan pengadilan selama periode 2014.

D. Periode Data

Periode data utama yang menjadi acuan dalam riset tipologi semester I Tahun 2015 adalah data putusan pengadilan terkait dengan TPPU selama tahun 2014.

E. Batasan Riset

Putusan pengadilan terkait dengan TPPU yang akan diangkat pada penelitian kali ini hanya bersumber pada putusan pengadilan sejak Januari 2014-Desember 2014 yang dapat dikumpulkan selama semester I tahun 2015 yang berasal dari data yang disampaikan melalui surat oleh Pengadilan Tinggi, informasi pada saat wawancara kepada beberapa Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, Kejaksaan Negeri, Kejaksaan Tinggi, informasi dari website Mahkamah Agung.

F. Output Riset Tipologi

Output Penelitian yang diharapkan dari riset ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui deskripsi dari tindak pidana asal, usia, jenis kelamin, wilayah, terbukti/tidak terbukti TPPU serta vonis dari putusan pengadilan terkait dengan kasus-kasus TPPU selama periode 2014.

(14)

3. Mengetahui tipologi dari beberapa kasus TPPU yang sudah diputus pengadilan selama periode 2014.

4. Mengetahui persepsi dari aparat penegak hukum terkait beberapa kasus TPPU yang sudah diputus pengadilan selama 2014.

5. Mengetahui trend dari variabel-variabel pembentuk tipologi terhadap putusan pengadilan selama periode 2014.

(15)

BAB II HASIL RISET

A. Pengolahan Basis Data Berdasarkan Putusan Pengadilan Yang Terkait Dengan Kasus TPPU

A.1. Pengolahan Basis Data Berdasarkan Profil Terdakwa

Berdasarkan basis data 65 terdakwa yang didapatkan dari 61 putusan terkait TPPU selama tahun 2014, maka dapat diuraikan profil terdakwa sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1

Putusan Pengadilan Berdasarkan Profil Terdakwa

No. Profil Jumlah

Terdakwa

%

1 Swasta 43 66,15%

2 PNS 9 13,85%

3 Ibu Rumah Tangga 5 7,69%

4 Pejabat Pemerintah 3 4,62%

5 Pegawai Negeri 3 4,62%

6 Pegawai BUMD 1 1,54%

7 Lainnya 1 1,54%

Total 65 100,00%

(16)

Grafik 1 Profil Terdakwa

A.2. Pengolahan Basis Data Berdasarkan Usia Terdakwa

Berdasarkan basis data 65 nama terdakwa yang didapatkan dari 61 putusan terkait TPPU selama tahun 2014, maka dapat diuraikan usia terdakwa sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2

Putusan Pengadilan Berdasarkan Usia Terdakwa

No Rentang Usia Jumlah terdakwa terkait kasus TPPU selama tahun 2014 adalah di atas 40 tahun yaitu sebesar 52,31% dari sejumlah 65 nama terdakwa yang didapatkan dari 61 putusan terkait TPPU selama tahun 2014.

(17)

Grafik 2 Usia Terdakwa

A.3. Pengolahan Basis Data Berdasarkan Jenis Kelamin Terdakwa

Berdasarkan basis data 65 nama terdakwa yang didapatkan dari 61 putusan terkait TPPU selama tahun 2014, maka dapat diuraikan jenis kelamin terdakwa sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3

Putusan Pengadilan Berdasarkan Jenis Kelamin Terdakwa

No Jenis Kelamin Jumlah

Terdakwa

%

1 Pria 52 80%

2 Wanita 13 20%

Total 65 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jenis kelamin paling dominan dari terdakwa terkait kasus TPPU selama tahun 2014 adalah pria yaitu sebesar 80% dari 65 terdakwa yang didapatkan dari 61 putusan terkait TPPU selama tahun 2014.

52,31%

35,38%

12,31%

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00%

(18)

Grafik 3

Jenis Kelamin Terdakwa

A.4. Pengolahan Basis Data Berdasarkan Sebaran Wilayah Pengadilan

Berdasarkan basis data 65 nama terdakwa yang didapatkan dari 61 putusan terkait TPPU selama tahun 2014, maka dapat diuraikan sebaran wilayah pengadilan sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4

Putusan Pengadilan Berdasarkan Sebaran Wilayah Pengadilan

(19)

Catatan: Data putusan tahun 2014 pada tabel di atas didapatkan dari hasil

wawancara dan pencarian data pada website Mahkamah Agung selama periode riset PPATK semester I tahun 2015.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa DKI Jakarta adalah wilayah yang paling dominan dalam sebaran wilayah pengadilan kasus TPPU, yaitu 44,62% dari 65 nama terdakwa yang didapatkan dari 61 putusan terkait TPPU selama tahun 2014.

Grafik 4

Sebaran Wilayah Pengadilan

A.5. Pengolahan Basis Data Berdasarkan Tindak Pidana Asal

Berdasarkan basis data 65 terdakwa yang didapatkan dari 61 putusan terkait TPPU selama tahun 2014, maka dapat diuraikan tindak pidana asalnya sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5

Putusan Pengadilan Berdasarkan Tindak Pidana Asal

No Tindak Pidana Asal Jumlah

Putusan

%

1 Korupsi 21 34,43%

2 Tidak disebutkan TPAnya 10 16,39%

3 Penipuan 7 11,48%

4 Narkotika 7 11,48%

5 Perbankan 4 6,56%

(20)

7 Penggelapan 4 6,56%

8 Ppembalakan liar 1 1,64%

9 Perjudian 1 1,64%

Total 61 100,00%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa korupsi adalah tindak pidana asal yang paling dominan yaitu 34,43% dari 61 putusan terkait TPPU selama tahun 2014.

Grafik 5 Tindak Pidana Asal

A.6. Pengolahan Basis Data Berdasarkan Terbukti/Tidak Terbukti TPPU Berdasarkan basis data 65 nama terdakwa yang didapatkan dari 61 putusan terkait TPPU selama tahun 2014, maka dapat diuraikan terdakwa yang terbukti TPPU sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6

Putusan Pengadilan Berdasarkan Pembuktian TPPU

No Keterangan Jumlah

terdakwa

%

1 Tidak Terbukti TPPU 4 6%

2 Terbukti TPPU 61 94%

Total 65 100%

21

10

7 7

4

6

4

1 1

(21)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa yang tidak terbukti TPPU hanyalah 6% dibandingkan dengan yang terbukti TPPU yaitu sebesar 94% dari 65 nama terdakwa yang didapatkan dari 61 putusan terkait TPPU selama tahun 2014.

Grafik 6 Pembuktian TPPU

A.7. Pengolahan Basis Data Berdasarkan Jumlah Hukuman/Vonis

Berdasarkan basis data 65 nama terdakwa yang didapatkan dari 61 putusan terkait TPPU selama tahun 2014, maka dapat diuraikan jumlah hukuman/vonis terdakwa sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 7

Putusan Pengadilan Berdasarkan Jumlah Hukuman/Vonis

No Jumlah hukuman/vonis Jumlah

terdakwa

%

1 Di bawah 5 tahun 32 49,23%

2 5-10 thn 27 41,54%

3 10-20 thn 5 7,69%

4 20 thn keatas 1 1,54%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah hukuman/vonis di bawah 5 tahun adalah jumlah hukuman/vonis yang paling dominan yaitu 49,23% dari 65 nama terdakwa yang didapatkan dari 61 putusan terkait TPPU selama tahun 2014.

6%

94%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

(22)

Grafik 7

Jumlah Hukuman/Vonis

B. Tipologi berdasarkan tindak pidana asal

Pembahasan akan dilakukan berdasarkan tindak pidana asal untuk masing-masing jenis tipologi sebagai berikut:

Tabel 8

Daftar Tipologi TPPU

No Tindak Pidana Asal Terpidana

1 Korupsi Rudi Rubiandini

2 Pemalsuan Iyan Permana

3 Narkotika H. Zulkarnain

4 Penggelapan Didin Muhidin

5 Perbankan Hengky Amir

6 - (Pelaku pasif) Ni Kadek Dewi Sridani

7 Penipuan Hj. Nurhayati Binti H. Nurjaya

8 Perjudian Lucas Atjep Soegandi

32

27

5

1

0 5 10 15 20 25 30 35

(23)

B.1. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Korupsi (Penyuapan) dan TPPU a.n. Rudi Rubiandini

Tipologi ini disusun berdasarkan Putusan Perkara yang sudah inkracht di tingkat putusan pengadilan tingkat pertama yang tidak diajukan banding atau kasasi dalam waktu yang ditentukan oleh Undang-Undang tentang Hukum Acara Pidana, dengan rincian putusan sebagai berikut:

 Putusan Tingkat Pertama di Pengadilan Negeri Tipikor Jakarta Pusat,

Perkara No: 85/PID.SUS/TPK/2013/PN.JKT.PST tanggal 22 April 2014

a. Deskripsi Kasus Kasus Posisi

Terdakwa Rudi Rubiandini (RR) selaku pegawai negeri/penyelenggara negara yaitu Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pada waktu antara bulan Februari 2013 hingga 13 Agustus 2013 menerima hadiah melalui Deviardi berupa uang dari Widodo Ratanachaitong (WR) dan PT KOPL Indonesia yang diserahkan melalui Simon Gunawan Tanjaya (SGT) sejumlah SGD200.000 dan USD900.000 dan uang sejumlah USD522.500 melalui Deviardi dari Artha Meris Simbolon (AMS) selaku Presiden Direktur PT Kaltim Parna Industri (PT KPI) dengan maksud agar melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya terkait pelaksanaan lelang terbatas Minyak Mentah dan Kondensat Bagian Negara di SKK Migas serta memberikan rekomendasi/persetujuan untuk menurunkan Formula Harga Gas kepada Menteri energi dan Sumber Daya Mineral serta menerima uang melalui Deviardi dari Yohanes Widjonarko (YW) sebagai Wakil Kepala SKK Migas sejumlah SGD600.000 serta menerima uang melalui Deviardi dari Gerhard Rumesser (GR) sebagai Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis SKK Migas sejumlah USD200.000 serta menerima uang melalui Deviardi dari Iwan Ratman (IR) sebagai Kepala Divisi Penunjang Operasi SKK Migas sejumlah USD50.000 terkait karena jabatan terdakwa selaku Kepala SKK Migas.

Tindak Pidana Asal

(24)

11 dan Pasal 12 huruf b UU Nomor 31 Thn 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU Nomor31 Thn 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana Jo Pasal 65 ayat (1) KUHPidana.

Tindak Pidana Pencucian Uang

1. RR menempatkan uang dari WR pada Safe Deposit Box (SDB) milik terdakwa sejumlah USD200.000 dan uang sejumlah USD100.000 pada brankas di ruangan kerja milik terdakwa. 2. RR mengalihkan dengan cara meminta Asep Toni (sopir)

menyetorkan uang secara tunai ke rekening atas nama RG (Rp100 juta), ERRS (Rp50 juta), RA (Rp50 juta), RB (Rp50 juta). 3. RR meminta Deviardi (pelatif golf) untuk menyetorkan uang ke

RH (Rp100 juta).

4. RR menitipkan uang pada SDB milik Deviardi sejumlah USD522.500 dari AMS, USD50.000 dari IR, USD200.000 dari GR, SGD600.000 dari YW dan uang sejumlah SGD200.000 dari GR dimasukkan ke rekening bank atas nama Deviardi di Singapura. 5. RR meminta Deviardi membelanjakan 1 unit mobil Volvo seharga

Rp1,6 Miliar dengan cara menukarkan USD50,000 di money changer lalu ditransfer ke Bank sebagai pembayaran uang muka dengan kepemilikan atas nama Deviardi.

6. RR meminta Deviardi melakukan pelunasan pembelian 1 unit rumah di Tebet Jakarta Selatan seharga Rp2 Miliar dengan cara menukarkan SGD di money changer lalu disetorkan tunai ke bank.

7. Deviardi atas permintaan RR juga membeli 1 jam tangan Rolex dan 1 jam tangan Citizen ECHO Drive dan 1 unit sedan Camry. 8. RR membayarkan biaya pernikahan anaknya kepada MW

Organizer sebesar Rp405 juta dengan cara menukarkan USD di

money changer lalu disetorkan tunai ke Bank.

9. RR meminta Deviardi untuk menukarkan SGD lalu mentransfer uang tersebut kepada YRA (Rp700 juta).

(25)

RR serta menukarkan SGD20.000 lalu ditransfer ke rekening IA dengan sisa Rp106 juta diserahkan kepada RR.

11.RR meminta Asep Toni menukarkan SGD 9x di money changer

setara dengan Rp1,5 miliar dan Rp300 juta hasil dari penukaran tersebut disetorkan ke beberapa bank.

12.Uang yang masih tersisa dalam Safe Deposit Box sejumlah USD60.000 dan SGD252.000 dan pada rekening milik Deviardi sejumlah Rp1 miliar disita oleh KPK.

13.Rangkaian perbuatan terdakwa RR bersama dengan Deviardi secara keseluruhan yaitu menitipkan USD772.500 dan SGD800.000, membelanjakan dan membayarkan sejumlah Rp3,6 miliar, menempatkan uang USD300.000, mengalihkan Rp300 juta, menukarkan mata uang asing Rp2,9 miliar, bertujuan untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan Terdakwa yang diketahui berasal dari tindak pidana korupsi atau patut diduga sebagai hasil dari tindak pidana korupsi yang berkaitan dengan tugas dan jabatan terdakwa selaku Kepala SKK Migas.

b. Putusan/Vonis

Tabel 9

Putusan/Vonis terhadap Rudi Rubiandini

No. Putusan

sebagaimana telah diubah

UU Nomor 20 tahun 2001

apabila denda tersebut

tidak dibayar maka

diganti dengan pidana

penjara selama 3

(26)

B.2. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Pemalsuan dan TPPU a.n. Iyan Permana

Tipologi ini disusun berdasarkan putusan sebagai berikut:

 Putusan Tingkat Pertama di Pengadilan Negeri Bogor, Perkara No:

113/PID.B/2014/PN.BGR tanggal 13 Agustus 2014

a. Deskripsi Kasus Kasus Posisi

(27)

Tindak Pidana Asal

IP menyerahkan 113 dokumen fiktif persyaratan pengajuan pembiayaan yang adalah nasabah rekayasa/fiktif yang terdiri dari fotocopi KTP, KK, Buku Nikah, SIUP/TDP kepada HH dan AM yang kemudian diproses dan disetujui pembiayaannya oleh HH dan AM. Proses dan persetujuan pembiayaan tersebut tidak dilakukan sesuai dengan manual prosedur pembiayaan yang berlaku di BSM. Total plafon pencairan pembiayaan 149 nasabah yang 113 di antaranya fiktif sebesar Rp73 miliar.

Tindak Pidana Pencucian Uang

Pencairan pembiayaan sebesar Rp73 miliar tersebut setelah masuk ke rekening nasabah fiktif di BSM lalu dilakukan RTGS ke 16 rekening penampungan fiktif (menggunakan nama orang lain) di bank lain. Keseluruhan rekening tersebut berada dalam penguasaan IP, lalu ditransfer kembali oleh terdakwa ke rekening asli terdakwa di beberapa bank. Selain itu, bahwa dari pencairan pembiayaan BSM yang diajukan dan diterima tersebut selanjutnya IP membagi-bagikannya dengan maksud sebagai kompensasi/fee dari tiap pencairan pembiayaan sesuai kesepakatan masing-masing sebagai berikut:

o HH menerima mobil serta uang yang ditransfer ke rek a.n. Winda Dahniar sebesar Rp2 miliar,

o JL menerima sejumlah uang yang kemudian dibelikan 3 mobil, o AM menerima mobil Mercedez Benz lalu dikembalikan lagi

kepada IP yang kemudian dijual oleh IP yang mana sebagian hasil penjualan sebesar Rp200 juta dan voucher umroh yang diberikan kepada AM,

o SD menerima success fee sebesar 10%, cincin berlian, mobil Mercedez Benz yang pembayarannya dilakukan secara langsung oleh IY kepada dealer-nya sebesar Rp675 juta.

Dari pencairan pembiayaan BSM yang diajukan dan diterima terdakwa IP tersebut, selanjutnya terdakwa dapat membeli dan memiliki beberapa aset antara lain:

o 10 unit tanah dan bangunan di berbagai wilayah dengan nilai bervariasi antara Rp400 juta hingga Rp4 miliar.

(28)

Bahwa dari 113 nasabah rekayasa fiktif yang diajukan oleh IP terdapat 19 nasabah yang telah dilunasi IP sebesar Rp14 miliar dan Rp2 miliar yang telah terdapat pembayaran angsuran pokok. Sedangkan 36 nasabah bukan nasabah fiktif senilai Rp13 miliar. Sehingga berakibat potensi kerugian kepada BSM KCP Bogor sebesar Rp44 miliar.

b. Putusan/Vonis

Tabel 10

Putusan/Vonis terhadap Iyan Permana

No. Putusan Pengadilan

Tindak

Pidana Pasal

Vonis

Penjara Denda

1 PN Bogor

Pemalsuan surat dan

TPPU

Pasal 263 ayat (2) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 64 ayat (1) KUHP dan Pasal 3 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang jo Pasal 64 ayat (1) KUHP

2 (dua)

Tahun

Rp200.000.000.-

apabila denda tersebut

tidak dibayar maka

diganti dengan pidana

penjara selama 4

(29)

B.3.Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Narkotika dan TPPU a.n. H. Zulkarnain

Tipologi ini disusun berdasarkan putusan sebagai berikut:

 Putusan Tingkat Pertama di Pengadilan Negeri Palembang, Perkara No:

02/PID.B/2014/PN.PLG tanggal 13 Mei 2014

a. Deskripsi Kasus Kasus Posisi

Terdakwa Zulkarnain (Z) memesan 1 kg narkotika jenis shabu kepada Jamil (DPO) seharga Rp700 juta yang baru dibayarkan tunai Rp300 juta yang sisanya akan dibayarkan setelah shabu tersebut habis dijual. Mereka sepakat transaksi dilakukan di Medan seperti transaksi sebelumnya, shabu tersebut dibawa melalu jalan darat dari Medan ke Palembang dengan mobil bersama dengan sopir dan istri Hj. Nurhayati (N).

Tindak Pidana Asal

Terdakwa tertangkap tangan membawa narkotika di dalam mobil pada saat diberhentikan oleh polisi di jalan Palembang Jambi. Narkotika tersebut berupa 2 bungkusan kertas koran di dalam boks menempel di bagian tempat duduk di bawah jok mobil bagian depan sebelah kiri. 2 bungkusan koran tersebut berisi 10 paket besar shabu dengan berat 1 kg senilai Rp1 miliar yang diakui milik Zulkarnain. Terdakwa dan istri Hj. Nurhayati telah 5 kali melakukan pemufakatan jahat untuk menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima dan menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika dengan Jamil (DPO) di Medan tanpa seizin dari pihak yang berwenang. Terdakwa juga mengakui telah melakukan jual beli shabu sejak tahun 2010 dengan cara terdakwa memperoleh shabu tersebut adalah membeli dari Himawan Teja dan kemudian terdakwa tidak menjualnya langsung kepada para pemakai shabu melainkan melalui teman-temannya yaitu Abdullah dan Tan Hu Lai serta Andi Saputra dan teman-teman terdakwa tersebut tidak langsung membayar shabu tersebut melainkan bila sudah terjual baru dibayarkan kepada terdakwa baik secara cash

(30)

Tindak Pidana Pencucian Uang

o Terdapat transfer melalui ATM secara teratur kepada Jamil sejak 18 November 2010-14 November 2012 pada rekening BNI terdakwa dan terdapat aliran dana masuk dari Rusni, Muharam, Indriani serta keluar kepada Elvis Rusdi dari Januari 2010 - November 2013 pada rekening Mandiri terdakwa.

o Terdapat aliran dana secara transfer pada rekening istri

o Istri terdakwa (N) mengatakan bahwa rekening BCA digunakan sebagai rekening bisnis tanah dan jual beli mobil.

o Hasil jual beli narkotika tersebut telah dipergunakan untuk keperluan sehari-hari, membeli 2 kavling tanah senilai Rp273 juta, dan membangun rumah senilai Rp349 juta, membeli mobil senilai Rp565 juta. Pasal 3 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

apabila denda tersebut

tidak dibayar maka

diganti dengan pidana

penjara selama 1

(31)

B.4. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Penggelapan dan TPPU a.n. Didin Muhidin

Tipologi ini disusun berdasarkan putusan sebagai berikut:

 Putusan Tingkat Pertama di Pengadilan Negeri Semarang, Perkara

No: 211/PID.Sus/2014/PN.Smg tanggal 6 Desember 2014

a. Deskripsi Kasus Kasus Posisi

Terdakwa Didin Muhidin (DM) sebagai Kepala Pemasaran Sepatu dan Sandal UD Cahaya Terang (UD CT) dan UD Kreasindo Jaya (UD KJ) memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap penjualan dan penagihan Sepatu dan Sandal di wilayah Jateng dan DIY. Proses pembayaran dari toko-toko kepada terdakwa melalui tunai, buka giro dan transfer. Namun terdapat beberapa hasil penjualan yang tidak terdakwa setorkan ke perusahaan tetapi disetorkan ke rekening pribadi istri terdakwa atas nama Indarti (I) di BCA.

Tindak Pidana Asal

Terdakwa (DM) tidak menyetorkan pembayaran dari penjualan sepatu dan sandal sejumlah Rp815 juta sehingga menimbulkan kerugian pada UD Cahaya Terang dan UD Kreasindo Jaya.

Tindak Pidana Pencucian Uang

Terdakwa (DM) menyetorkan pembayaran sepatu dan sandal ke rekening istri terdakwa (I) di BCA sebesar Rp493 juta. Selain di BCA terdakwa (DM) juga menyetorkan pembayaran di Mandiri sebesar Rp492 juta namun tidak seluruhnya dari setoran hasil penjualan sepatu dan sandal karena tercampur dengan uang penjualan dari toko (I). Uang hasil setoran dari toko-toko tersebut, terdakwa pergunakan untuk keperluan pribadi terdakwa antara lain:

o Untuk pembayaran kartu kredit atas nama terdakwa sendiri di Bank Mandiri, Bank Buana, Bank BRI, Bank Niaga, Bank BII

o Personal Loan di Bank BTPN, Bank ANZ, serta pengajuan kredit di Citibank atas nama terdakwa.

o Pembayaran angsuran/cicilan 4 rumah yang diagunkan di BRI, Mandiri dan Kospin Jasa Syariah.

(32)

c. Putusan/Vonis

Tabel 12

Putusan/Vonis terhadap Didin Muhidin

No. Putusan

Pengadilan Tindak Pidana Pasal

Vonis

apabila denda tersebut

tidak dibayar maka

diganti dengan pidana

penjara selama 2

bulan.

B.5. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Perbankan dan TPPU a.n. Hengky Amir

Tipologi ini disusun berdasarkan putusan sebagai berikut:

 Putusan Tingkat Pertama di Pengadilan Negeri Palu, Perkara No:

448/Pid.Sus/2013/PN.PL tanggal 9 Januari 2014

 Putusan Tingkat Banding di Pengadilan Tinggi Sulawesi Tengah,

Perkara No: 05/PID.Sus/2014/PT.PALU tanggal 28 Februari 2014

a. Deskripsi Kasus Kasus Posisi

Terdakwa Hengky Amir (HA) sebagai Kepala Cabang Pembantu PT. Bank Sulteng di Banggai Kepulauan memerintahkan beberapa orang untuk mencari foto copy KTP dan Kartu Keluarga (KK) dengan imbalan bayaran Rp100.000,- (seratus ribu rupiah) per satu KTP dan KK. Tindak Pidana Asal

(33)

pada PT Bank Sulteng Cabang Pembantu Bangkep terdakwa lalu melakukan pencairan kredit dengan cara overbooking

(pemindahbukuan) ke Rekening masing-masing nama ke 143 orang tersebut dengan total nilai Rp12 miliar. Pengambilan/penarikan uang tersebut dilakukan terdakwa dengan memperhatikan lebih dahulu keadaan kas lalu membuat aplikasi penarikan yang diisi dan ditandatangani sendiri oleh terdakwa dengan nama ke 143 orang nasabah tersebut.

Tindak Pidana Pencucian Uang

 Provisi Kredit 1% dari total kredit Rp12.483.000.000,-=

Rp124.830.000,-

 Biaya administrasi sekitar Rp200.000,- s.d. 250.000.- per Debitur

= Rp36.500.000,-

 Biaya Asuransi sekitar Rp200.000,- s.d. 5.000.000,- sesuai dengan

umur;

 Biaya pengikatan Notaris sebesar Rp450.000,- s.d. Rp1.700.000,-  Bulan Juni s.d. Nopember 2012 RTGS ke Rekening Bank BRI atas

nama Zabur Mahani dengan total sekitar Rp300.000.000,-

 RTGS ke Nomor rekening Bank Mandiri rekanan adik terdakwa

yang mengelola usaha di Luwuk dan setor tunai pada adik Terdakwa atas nama Serly Amir sekitar Rp1.600.000.000,-

 Saldo tersisa pada rekening masing-masing debitur dengan total

sekitar Rp200.000.000,-

 Angsuran Kredit sekitar Rp829.940.215,-

 Pembelian sepeda motor merk Kawasaki Ninja 250 cc atas nama

terdakwa;

 Pembelian kendaraan Kijang Open warna merah atas nama

terdakwa;

 Pinjaman kepada Deni sebesar Rp700.000.000,- (tujuh ratus juta

rupiah);

 Pembelian kendaraan Mazda 2 tas nama isteri Terdakwa Mariam

Ali;

 Pembelian seluruh perlengkapan Toko dan Stok barang pada Toko

Rafa Motor di Kota Luwuk;

 Biaya sewa gedung rumah makan “Singga Sulawesi“ di Jogyakarta

beserta perlengkapannya;

(34)

 Biaya perjalann ke Jakarta;  Biaya kehidupan sehari-hari;

c. Putusan/Vonis 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU RI

dibayar maka diganti

dengan pidana

penjara selama 6

bulan.

B.6. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Pencucian Uang Secara bersama-sama a.n. Ni Kadek Dewi Sridani

Tipologi ini disusun berdasarkan putusan sebagai berikut:

 Putusan Tingkat Pertama di Pengadilan Negeri Mataram, Perkara No:

42/Pid.Sus.TPK/2013/PN.MTR tanggal 20 Maret 2013

 Putusan Tingkat Banding di Pengadilan Tinggi Mataram, Perkara No:

48/PID/2014/PT.MTR tanggal 19 Mei 2014

a. Deskripsi Kasus Kasus Posisi

(35)

Tindak Pidana Asal

Dengan membantu meloloskan alat komunikasi berupa handphone

ilegal dari proses pemeriksaan di Bandara Internasional Lombok, suami terdakwa IM mendapatkan imbalan berupa uang dari CM. Imbalan tersebut diberikan secara tunai maupun non tunai melalui rekening bank, baik rekening atas nama pihak lain yaitu Ni Made Sri Ayu Tianyar dan atas nama terdakwa NKDS. Uang yang diperoleh suaminya IM dari tindak pidana penyuapan dalam rekening atas nama Ni Made Sri Ayu Tianyar, kemudian sebagian ditransfer atau dialihkan ke rekening terdakwa NKDS dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul uang tersebut. Selama kurun waktu Januari 2012 hingga Juli 2013 telah terjadi transaksi keuangan keluar dari rekening atas nama NKDS baik berupa penarikan tunai dengan buku dan penarikan tunai via ATM maupun non Tunai dengan total kurang lebih Rp1 miliar. Terdakwa NKDS mengetahui atau setidak-tidaknya mengetahui transaksi keuangan dalam rekening atas namanya tersebut, karena suaminya IM pernah menjelaskan bahwa uang yang ditransfer ke rekeningnya adalah titipan atau milik atasan suaminya NS, kemudian terdakwa NKDS juga menempatkan uang/dana pada rekeningnya untuk menyembunyikan atau menyamarkan hasil kekayaannya dengan cara menyetor uang tunai maupun dengan cara menerima transfer dari rekening lain. Mengingat transaksi keluar maupun masuk pada rekeningnya dengan nominal/jumlah yang sangat besar dan terdakwa mengetahui adanya jumlah saldo yang sangat besar dalam rekening tersebut, sedangkan profesi dari terdakwa adalah Ibu Rumah Tangga dan suaminya tidak memiliki penghasilan lain selain gaji sebagai staf Kantor Bea Cukai Mataram, maka Terdakwa patut menduga uang yang keluar atau masuk rekening tersebut merupakan hasil tindak pidana.

Tindak Pidana Pencucian Uang

 Pada tanggal 1 April 2013 melakukan penarikan tunai dengan buku

senilai Rp105.000.000,- (seratus lima juta rupiah) yang tidak bisa Terdakwa jelaskan proses penarikannya.

 Pada tanggal 1 April 2013 melakukan penarikan tunai via ATM

(36)

penarikan tunai via ATM sebanyak 1 (satu) kali sebesar Rp2.000.000,- (dua juta rupiah). Penarikan tersebut sebagian digunakan Terdakwa untuk membeli barang–barang dagangan antara lain baju, kain, kebaya, dan Tupperware.

 Pada tanggal 04 April 2013 melakukan penarikan tunai via ATM

masing-masing Rp200.000 (dua ratus ribu rupiah) dan Rp100.000,- (seratus ribu rupiah) untuk keperluan belanja sehari-hari.

 Terdakwa menempatkan uang/dana pada rekeningnya untuk

menyembunyikan atau menyamarkan hasil kekayaannya dengan cara menyetor uang tunai maupun dengan cara menerima transfer dari rekening lain yaitu :

o Pada tanggal 3 Juni 2013 menyetor uang tunai tanpa buku tabungan sebesar Rp85.000.000,- (delapan puluh lima juta rupiah).

o Sejak tanggal 31 Mei 2013 sampai dengan tanggal 4 Juli 2013 menerima transfer dari rekening nomor 2320326802 atas nama NI KADEK SRI YANTI dengan nilai total Rp265.000.000,- (dua ratus enam puluh lima juta rupiah).

 Bahwa Terdakwa mengetahui saldo pada rekening BCA Nomor

(37)

b. Putusan/Vonis

Tabel 14

Putusan/Vonis terhadap Ni Kadek Dewi Sridani

No. Putusan

Pengadilan Tindak Pidana Pasal

Vonis

B.7. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Penipuan a.n. Hj. Nurhayati Binti H. Nurjaya

Tipologi ini disusun berdasarkan putusan sebagai berikut:

 Putusan Tingkat Pertama di Pengadilan Negeri Jakarta Utara,

Perkara Nomor 802/Pid.B/2014/PN.Jak.Utr tanggal 3 Desember 2014

a. Deskripsi Kasus Kasus Posisi

(38)

Tindak Pidana Asal (Penipuan)

Dalam kurun waktu tahun 2010, Hj. Nurhayati Binti H. Nurjaya menjual tanah milikinya kepada Rusmin (Direktur PT. Bumi Persada Agro Lestari). Tanah tersebut seluas ±80,8 Ha berlokasi di Kelurahan Jatikarya dan Kelurahan Jatisampurna, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi. Pembeli bersedia membeli tanah tersebut dikarenakan Penjual (Hj. Nurhayati Binti H. Nurjaya) menunjukkan bahwa Penjual memiliki Surat Pelepasan Hak, kuitansi pembayaran ganti rugi, peta lokasi tanah, girik tanah, pembayaran pajak tanah dan bangunan. Pembeli telah melakukan pembayaran dana total senilai Rp47.644.900.000,-. Jual beli tanah tersebut melibatkan notaris Jap Sun Yaw untuk membuatkan Akta Pengikatan Jual Beli (APJB). Dalam pengurusan penerbitan sertifikat Hak Guna Bangunan atas tanah tersebut oleh Jap Sun Yaw, ternyata ditemukan bahwa Surat Pelepasan Hak tersebut bukan surat yang dikeluarkan oleh Kantor Kecamatan Jati Sampurna. Selain itu ditemukan pula fakta bahwa Hj. Nurhayati Binti H. Nurjaya tidak pernah melakukan pembebasan atau membayar ganti rugi kepada pemilik tanah (Nasir Ahmad, Mak Anah, dan Katel bin Rumpung).

Tindak Pidana Pencucian Uang

(39)

1. Tanggal 2 Oktober 2012 menerima pemindahbukuan dana dari PT. Bumi Persada Agro Lestari sejumlah Rp37.644.900.000,-

2. Tanggal 5 Oktober 2012 menerima dana dari PT. Bumi Persada Agro Lestari sejumlah Rp2.000.000.000,-

3. Tanggal 12 Oktober 2012 menerima dana dari PT. Bumi Persada Agro Lestari sejumlah Rp2.000.000.000,-

4. Tanggal 22 Oktober 2012 menerima dana dari PT. Bumi Persada Agro Lestari sejumlah Rp6.000.000.000,-

5. Tanggal 3 September 2012 s.d. tanggal 12 September 2013, mengirim dana kepada Julius Lukman dengan jumlah total Rp1.400.000.000,- dari rekening BCA a.n. Hj. Nurhayati Nomor 8400069531 untuk pembayaran pembelian 1 unit mobil Toyota Land Cruiser.

6. Tanggal 23 April 2013, menerima dana di rekening BCA a.n. Hj. Nurhayati Nomor 8400069531 dari Julius Lukman dengan jumlah total Rp1.200.000.000,- untuk penjualan 1 unit mobil Toyota Land Cruiser.

7. Tanggal 22 Januari 2013, mengirim dana kepada Julius Lukman dengan jumlah total Rp1.000.000.000,- dari rekening BCA a.n. Hj. Nurhayati Nomor 8400069531 untuk pembelian 1 unit mobil Mercedes-Benz.

8. Antara Agustus-September 2013 menerima dana di rekening BCA a.n. Hj. Nurhayati Nomor 8400069531 dari Julius Lukman dengan jumlah total Rp750.000.000,-

9. Mengirim dana ke rekening Bank Permata a.n. Vidi Wijaya Angelo Ang sejumlah Rp700.000.000,- dan tunai Rp35.000.000,- untuk pembelian 1 unit mobil Jeep.

(40)

b. Putusan/Vonis

Tabel 15

Putusan/Vonis terhadap Hj. Nurhayati Binti H. Nurjaya

No. Putusan

B.8. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Perjudian a.n. Lucas Atjep Soegandi

Tipologi ini disusun berdasarkan putusan sebagai berikut:

 Putusan Tingkat Pertama di Putusan Pengadilan Negeri Jakarta

Utara, Perkara Nomor 1132/Pid.B/2014/PN.Jak.Utr tanggal 27 Oktober 2014

a. Deskripsi Kasus Kasus Posisi

Terdakwa Lucas Atjep Soegandi (L) bekerja sebagai tenaga administrasi kegiatan perjudian online yang dikoordinir oleh Hermanto alias Herman Tio. Terdakwa Lucas berperan untuk menyediakan rekening-rekening yang akan digunakan untuk kegiatan perjudian tersebut. Atas usahanya tersebut, Lucas menerima imbalan uang dari Hermanto. Jaksa Penuntut Umum mendakwa Terdakwa Lucas melakukan pembantuan tindak pidana perjudian, yakni dengan sengaja telah membantu mengadakan atau memberi kesempatan untuk permainan judi dan tindak pidana pencucian uang, yaitu telah menerima atau menguasai pentransferan harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana. Tindak Pidana Asal (Perjudian)

(41)

diberi pekerjaan sebagai tenaga adminstrasi kegiatan perjudian yang yang dikoordinir oleh Hermanto pada website www.mansion88.com. Tugas Terdakwa Lucas adalah menyiapkan beberapa rekening untuk menerima transferan dana perjudian. Terdakwa Lucas meminta bantuan kepada beberapa temannya untuk membuka rekening dengan fasilitas buku tabungan, ATM dan token, yaitu: Teti Haryati membuka 25 rekening, Moh Nur Shodik membuka 2 rekening, Sully Rahayu membuka 2 rekening, David Kurniawan membuka 7 rekening, Lusiana Dewi membuka 6 rekening, Innuey membuka 1 rekening, Oke Riyanto membuka 1 rekening, Rani Kurniawan membuka 1 rekening.

Tindak Pidana Pencucian Uang

Tindak pidana pencucian uang dalam kasus dengan Terdakwa Lucas merupakan jenis tindak pidana pencucian pasif, yaitu perbuatan menerima atau menguasai harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya berasal dari tindak pidana. Dalam kegiatan perjudian tersebut, Terdakwa Lucas membantu menyediakan rekening-rekening yang akan digunakan untuk pentransferan dana. Atas kegiatannya tersebut, Terdakwa Lucas menerima upah sebesar Rp35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah), yang diberikan oleh Hermanto melalui transfer ke rekening Terdakwa Lucas.

b. Putusan/Vonis

Tabel 16

Putusan/Vonis Terhadap Lucas Atjep Soegandi

(42)

C. Trend Pembentuk Tipologi dan jenis Tindak Pidana Asal

Pembentuk tipologi dan jenis tindak pidana asal terhadap 61 putusan pengadilan selama periode 2013 - 2014 dapat disajikan sebagai berikut:

Profil Pelaku

Tabel 17

Jumlah Putusan TPPU tahun 2014 dan 2013 menurut profil pelaku

No. Profil 2014 2013 %

1. Swasta 43 10 330%

2. PNS 9 2 350%

3. Ibu Rumah Tangga 5 1 400%

4. Pejabat Pemerintah 3 0 100%

5. Pegawai Negeri 3 0 300%

6. Pegawai BUMD 1 0 300%

7. Lainnya 1 0 100%

Dominasi profil pelaku pada tipologi periode 2014 dipegang oleh profil pelaku dari sektor swasta (43 putusan) namun jika dibandingkan dengan periode 2013 terdapat peningkatan pada profil ibu rumah tangga sebesar 400% disusul dengan PNS sebesar 350% dan swasta sebesar 330%.

Pola transaksi

Tabel 18

Jumlah Putusan TPPU tahun 2014 dan 2013 menurut Pola Transaksi

No.

Keterangan

2014

2013

%

1. Setor Tunai 19

7

171%

2. Tarik Tunai 14

3

367%

3. Transfer via Internet Banking dari rekening giro 1

0

100%

4. Transfer via Internet Banking ke rekening tabungan 3

0

300%

5. Ditransfer ke rekening lain yang bukan milik pelaku 2

3

-33%

6. RTGS 12

1

1100%

7. Pass By -

2

-100%

8. Transfer via m-banking 2

0

200%

9. Transfer via ATM 7

6

17%

10. Setoran Pemindahan 5

1

400%

11. Tarikan pemindahan -

3

-100%

12. Pindah Buku 33

0

3300%

13. Pembelian via EDC 3

0

300%

14. Pencairan cek/BG 6

0

600%

15. Transaksi pemberian uang secara tunai antar para pihak 5

0

500%

(43)

Dominasi pola transaksi pada tipologi periode 2014 menggunakan metode pindah buku (33 putusan), setor tunai (19 putusan), tarik tunai (14 putusan) dan RTGS (12 putusan) sedangkan jika dibandingkan dengan periode 2013 terdapat peningkatan pada penggunaan pola transaksi pindah buku (3300%), RTGS (1100%) dan pencairan cek/BG (600%) dan penurunan pada penggunaan pola tarikan pemindahan (-100%), pass by (-100%) dan ditransfer ke rekening lain yang bukan milik pelaku (-33%).

Instrumen Transaksi

Tabel 19

Jumlah Putusan TPPU tahun 2014 dan 2013 menurut Instrumen Transaksi

No.

Keterangan

2014

2013

%

1. Deposito Rp

1

2

-50%

2. Rekening Giro Rp

2

3

-33%

3. Rekening Tabungan Rp

58

6

867%

4. Rekening Tabungan USD

0

1

-100%

5. Rekening Giro USD

2

0

200%

6. Cek/BG

2

4

-50%

7. Perjanjian Hutang Piutang

0

2

-100%

8. Kuitansi

0

4

-100%

9. Deposito USD

0

1

-100%

10. Asuransi

0

1

-100%

11. Safe Deposit Box

2

1

100%

12. Saham

2

1

100%

13. Valuta Asing

4

0

400%

14. Rekening Tabungan USD

2

0

200%

15. Kartu Kredit

2

0

200%

16. Kartu Debit

1

0

100%

Dominasi instrumen transaksi pada tipologi periode 2014 menggunakan rekening tabungan rupiah (58 putusan) dan jika dibandingkan dengan periode 2013 terdapat peningkatan pada instrumen transaksi rekening tabungan rupiah (867%) dan instrumen valuta asing (400%).

Pihak Pelapor

Tabel 20

Jumlah Putusan TPPU tahun 2014 dan 2013 menurut Pihak Pelapor

No. Keterangan 2014 2013 %

1. Bank

61

10

510%

(44)

3. Money changer

5

0

500%

4. Perusahaan Sekuritas

2

0

200%

Dominasi pihak pelapor pada tipologi periode 2014 berada pada perbankan (61 putusan) dan jika dibandingkan dengan periode 2013 terdapat peningkatan pada perbankan (510%) dan money changer (500%).

Sumber Dana

Tabel 21

Jumlah Putusan TPPU tahun 2014 dan 2013 menurut Sumber Dana

No.

Keterangan

2014 2013 %

1. Pihak lain di dalam negeri

61

10

510%

2. Pihak lain di luar negeri

3

0

300%

Dominasi sumber dana pada tipologi periode 2014 berasal dari pihak lain di dalam negeri sedangkan jika dibandingkan dengan periode 2013 terdapat peningkatan sumber dana dari dalam negeri (510%) dan pihak lain di luar negeri (300%).

Pihak Terkait

Tabel 22

Jumlah Putusan TPPU tahun 2014 dan 2013 menurut Pihak Terkait

No. Keterangan 2014 2013 %

1. Istri 8 2 300%

2. Perusahaan Swasta 2 2 0%

3. Wiraswasta 0 1 -100%

4. Karyawan Perusahaan Swasta 0 1 -100%

5. Pihak lain/perantara 56 9 522%

6. Anak 4 0 400%

7. Rekan Kerja 7 1 600%

8. Suami 1 2 -50%

9. Mahasiswa 2 0 200%

10. Keluarga sekandung (adik, kakak, orang tua) 2 0 200% 11. Keluarga semenda (ipar, mertua, menantu) 3 0 300%

(45)

Aset yang disita

Tabel 23

Jumlah Putusan TPPU tahun 2014 dan 2013 menurut Aset yang disita

No. Keterangan 2014 2013 % putusan). Sedangkan jika dibandingkan dengan periode 2013 terdapat peningkatan pada mobil (1450%), uang tunai (850%), dan alat elektronik (800%).

Jenis Tindak Pidana Asal

Tabel 24

Jumlah Putusan TPPU tahun 2014 dan 2013 menurut jenis tindak pidana asal

(46)

dan narkotika (7 putusan). Sedangkan jika dibandingkan dengan periode 2013 terdapat peningkatan pada narkotika (700%).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa profil ibu rumah tangga, PNS dan swasta mengalami trend peningkatan pada periode 2014 jika dibandingkan dengan periode 2013 sedangkan penggunaan pola transaksi dengan pindah buku dan RTGS juga mengalami trend peningkatan begitu pula dengan penggunaan rekening tabungan rupiah, dan penggunaan valuta asing. Hal ini diiringi dengan

trend peningkatan penggunaan money changer pada periode 2014 dan trend

penggunaan perbankan yang masih berlanjut sejak periode 2013. Sedangkan untuk sumber dana, masih berlanjut menggunakan sumber dana dari dalam negeri walaupun pada periode 2014 terdapat penggunan sumber dana dari luar negeri. Untuk pihak terkait trend penggunaan pihak lain/perantara dan keluarga khususnya istri masih berlanjut sejak periode 2013 ke periode 2014.

Trend untuk aset yang disita juga masih berlanjut sejak periode 2013 ke periode 2014 di seputar mobil, uang tunai, tanah dan rumah.

D. Red flag Transaksi Keuangan Mencurigakan

Berdasarkan hasil wawancara dengan kejaksaan dan pengadilan serta putusan pengadilan selama periode 2014 yang berhasil dikumpulkan selama semester 1 tahun 2015 maka terdapat beberapa masukan terkait red flag atau indikator untuk identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan yang dapat digunakan oleh Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dalam mengidentifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan.

Red flag tersebut antara lain sebagai berikut:

 Bank

 Pengguna jasa yang diketahui mengalami peningkatan gaya

hidup/status sosial secara signifikan dapat dianalisis lebih lanjut untuk dilaporkan sebagai TKM.

 Tidak akuratan identitas dan pekerjaan nasabah dilakukan oleh PJK.  Ketidaksesuaian antara jumlah transaksi di rekening dengan profil dan

pendapatan nasabah.

 Adanya jenis, jumlah transaksi, nominal transaksi dan pola transaksi

diluar profil nasabah.

 Adanya transaksi debit dan transaksi kredit yang terus menerus

(47)

 Status sosial seseorang seperti PEPs.

 Nasabah memiliki rekening bank lebih dari 1 yang menggunakan

identitas yang berbeda.

 Rekening yang dibuka oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk

menampung dana hibah, kemudian ditarik tunai dan ditutup rekeningnya.

 Sumber dana dari luar negeri harus dipantau jika diluar profil nasabah,

penggunaan nominee sebagai tujuan penerima dana dari Luar negeri dengan profil yang tidak relevan.

 Transaksi terkesan adanya unsur menyamarkan asal-usul sumber

dana.

 Transaksi yang dilakukan secara rutin tanpa underlying transaksi yang

jelas.

 Setoran tunai yang tidak jelas underlying transaksinya.

 Money Changer

 Tidak akuratan identitas dan pekerjaan nasabah dilakukan oleh PJK.  Adanya jenis, jumlah transaksi, nominal transaksi dan pola transaksi

diluar profil nasabah.

 Status sosial seseorang seperti PEPs.

 Transaksi terkesan adanya unsur menyamarkan asal-usul sumber

dana.

 Transaksi yang dilakukan secara rutin tanpa underlying transaksi yang

jelas.

 Pembelian valas dengan uang tunai dalam jumlah besar melalui PJK.

 Perusahaan Sekuritas

 Tidak akuratan identitas dan pekerjaan nasabah dilakukan oleh PJK.  Ketidaksesuaian antara jumlah transaksi di rekening dengan profil dan

pendapatan nasabah.

 Adanya jenis, jumlah transaksi, nominal transaksi dan pola transaksi

diluar profil nasabah.

 Status sosial seseorang seperti PEPs.

 Nasabah memiliki rekening efek lebih dari 1 yang menggunakan

(48)

 Sumber dana dari luar negeri harus dipantau jika diluar profil nasabah,

penggunaan nominee sebagai tujuan penerima dana dari Luar negeri dengan profil yang tidak relevan.

 Transaksi terkesan adanya unsur menyamarkan asal-usul sumber

dana.

 Perusahaan Pembiayaan

 Pembelian dengan uang tunai dalam jumlah besar melalui PJK

(untuk pembayaran uang muka/angsuran).

 Tidak akuratan identitas dan pekerjaan nasabah dilakukan oleh PJK.

 Ketidaksesuaian antara jumlah transaksi di rekening dengan profil

dan pendapatan nasabah.

 Adanya jenis, jumlah transaksi, nominal transaksi dan pola transaksi

diluar profil nasabah.

 Status sosial seseorang seperti PEPs.

 Nasabah memiliki rekening pembiayaan lebih dari 1 yang

menggunakan identitas yang berbeda.

 Transaksi terkesan adanya unsur menyamarkan asal-usul sumber

(49)

BAB III KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Berdasarkan data salinan putusan periode 2014 yang dapat dikumpulkan selama semester 1 tahun 2015 dapat diperoleh sejumlah putusan total 61 putusan terkait dengan 65 orang terdakwa TPPU dan/atau tindak pidana asal yang berkaitan dengan TPPU diketahui hal-hal sebagai berikut:

a. Profil paling dominan dari terdakwa terkait kasus TPPU selama tahun 2014 adalah swasta yaitu sebesar 66,15% diikuti dengan PNS sebesar 13,85% dan ibu rumah tangga sebesar 7,69%.

b. usia paling dominan dari terdakwa terkait kasus TPPU selama tahun 2014 adalah di atas 40 tahun yaitu sebesar 52,3% diikuti dengan usia antara 30-40 tahun sebesar 35,38%.

c. jenis kelamin paling dominan dari terdakwa terkait kasus TPPU selama tahun 2014 adalah pria yaitu sebesar 80%.

d. DKI Jakarta adalah wilayah yang paling dominan dalam sebaran wilayah pengadilan kasus TPPU, yaitu 44,6% diikuti dengan wilayah Jawa Barat sebesar 18,46% dan Sumatera Utara dan Sumatera Selatan masing-masing 6,15%.

e. Korupsi adalah tindak pidana asal yang paling dominan yaitu 44,6% diikuti dengan yang tidak disebutkan tindak pidana asalnya sebesar 18,46%.

f. Jumlah nama terdakwa yang terbukti TPPU sebanyak 61 orang atau 94% sedangkan jumlah nama terdakwa yang tidak terbukti TPPU sebanyak 4 orang atau 6%.

g. Jumlah hukuman/vonis di bawah 5 tahun adalah jumlah hukuman/vonis yang paling dominan yaitu 49,2%.

2. Trend dari pembentuk tipologi terhadap putusan pengadilan selama periode 2014 jika dibandingkan dengan periode 2013 adalah sebagai berikut:

(50)

b. Hal ini diiringi dengan trend peningkatan penggunaan money changer

pada periode 2014 dan trend penggunaan perbankan yang masih berlanjut sejak periode 2013 ke periode 2014.

c. Sedangkan untuk sumber dana, trend sejak periode 2013 ke periode 2014 masih berlanjut menggunakan sumber dana dari dalam negeri. Namun pada periode 2014 terdapat penggunan sumber dana dari luar negeri.

d. Untuk pihak terkait trend sejak periode 2013 ke periode 2014 penggunaan pihak lain/perantara dan keluarga khususnya istri masih berlanjut.

e. Trend untuk aset yang disita juga sejak periode 2013 ke periode 2014 masih berlanjut di seputar mobil, uang tunai, tanah dan rumah.

3. Red flag dari putusan pengadilan selama periode 2014 dan hasil wawancara dengan kejaksaan (jaksa) dan pengadilan (hakim) sebagai bahan masukan kepada PJK untuk identifikasi TKM antara lain sebagai berikut:

a. Pengguna jasa yang diketahui mengalami peningkatan gaya hidup/status sosial secara signifikan dapat dianalisis lebih lanjut untuk dilaporkan sebagai TKM.

b. Hasil validasi kebenaran identitas dan pekerjaan nasabah dilakukan oleh PJK.

c. Ketidaksesuaian antara jumlah transaksi di rekening dengan profil dan pendapatan nasabah.

d. Adanya jenis, jumlah transaksi, nominal transaksi dan pola transaksi diluar profil nasabah.

e. Adanya transaksi debit dan transaksi kredit yang terus menerus berulang-ulang pada rekening nasabah yang diketahui bahwa nasabah tersebut tidak mempunyai bisnis.

f. Status sosial seseorang seperti PEPs.

g. Nasabah memiliki rekening bank lebih dari 1 yang menggunakan identitas yang berbeda.

h. Rekening yang dibuka oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk menampung dana hibah, kemudian ditarik tunai dan ditutup rekeningnya.

i. Sumber dana dari luar negeri harus dipantau jika diluar profil nasabah, penggunaan nominee sebagai tujuan penerima dana dari Luar negeri dengan profil yang tidak relevan.

Gambar

Tabel 1  Putusan Pengadilan Berdasarkan Profil Terdakwa
Tabel 2  Putusan Pengadilan Berdasarkan Usia Terdakwa
Tabel 3  Putusan Pengadilan Berdasarkan Jenis Kelamin Terdakwa
Tabel 4  Putusan Pengadilan Berdasarkan Sebaran Wilayah Pengadilan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Register Laporan masyarakat Tahun 2016 yang ditindaklanjuti hingga keluarnya putusan sidang Pleno yang dilakukan oleh Komisi Yudisial pada periode Januari s.d 29 April 2016 sebanyak

Prosentase Hakim yang memenuhi syarat untuk diangkat sebagai Pimpinan Pengadilan adalah 31% (dipilih berdasarkan rangking 1 s/d 10 untuk menduduki Jabatan Wakil Ketua