EKSTERNAL
LAPORAN HASIL RISET
TIPOLOGI
SEMESTER I TAHUN 2014
TIPOLOGI TERKAIT KASUS-KASUS
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
YANG SUDAH MENJADI PUTUSAN PENGADILAN
PERIODE DATA 2005 s.d. 2013
DIREKTORAT PEMERIKSAAN DAN RISET
DEPUTI BIDANG PEMBERANTASAN
i Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.
ii
KATA PENGANTAR
LAPORAN HASIL RISET TIPOLOGI SEMESTER I 2014
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, Laporan Hasil Riset Tipologi Semester I 2014 telah selesai. Saya menyambut baik penerbitan Laporan Hasil Riset ini, karena merupakan hal yang sangat penting bagi Aparat Penegak Hukum, Pihak Pelapor, Stakeholders, dan Publik seraca luas dalam rangka memperkuat dan mempertajam pengetahuan serta edukasi mengenai TIPOLOGI TERKAIT KASUS-KASUS TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG YANG SUDAH MENJADI PUTUSAN PENGADILAN PERIODE DATA 2005 s.d. 2013.
Oleh karena itu, diharapkan kehadiran Laporan Hasil Riset ini dapat bermanfaat sebagai leverage dalam memberantas tindak pindana pencucian uang dan pendanaan terorisme untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara yang bersih dan berwibawa.
Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap terbitnya Laporan Hasil Riset Tipologi Semester I 2014. Semoga amal usaha kita diridhoi Allah SWT. Amin Ya Rabbal 'Alamin.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, November 2014 Deputi Pemberantasan
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Riset tipologi semester I tahun 2014 dilaksanakan dengan menggunakan basis data dari putusan pengadilan yang terkait dengan TPPU selama periode 2005 s.d. 2013 dalam rangka menyusun tipologi atau modus operandi terkait kasus-kasus TPPU dengan perspektif yang utuh sehingga dapat memberikan pemahaman dan gambaran yang lebih jelas terhadap modus/tipologi TPPU dengan konstruksi hukum yang lengkap karena kasus-kasus yang diangkat sudah mendapatkan putusan pengadilan. Berdasarkan data ahli PPATK dalam berbagai kasus TPPU pada Pengadilan seluruh Indonesia, kemudian dilakukan pengembangan melalui kegiatan wawancara kepada responden penegak hukum, yaitu: KPK, Kejaksaan Agung dan Mahkamah Agung dalam rangka untuk mendapatkan informasi salinan putusan atas kasus-kasus TPPU yang dapat diangkat sebagai gambaran kasus Tipologi pada semester I tahun 2014. Berdasarkan data salinan putusan yang telah dikumpulkan selama pelaksanaan wawancara dapat diperoleh sejumlah total 65 putusan terkait dengan 74 orang terdakwa TPPU dan/atau tindak pidana asal yang berkaitan dengan TPPU, dengan rincian putusan sebagai berikut:
(1) Putusan akhir yang terbukti TPPU sebanyak 51 putusan yang terkait dengan 59 orang terpidana TPPU atau sebesar 78,4% putusan terbukti TPPU; dan
(2) Putusan akhir yang tidak terbukti TPPU sebanyak 14 putusan atau 21,6% yang terkait dengan 15 orang terdakwa.
Berdasarkan hasil pengolahan basis data terhadap 65 putusan pengadilan yang terkait dengan kasus TPPU dari 74 orang terdakwa dan/atau terpidana, dapat diketahui beberapa fakta sebagai berikut:
(1) Profil paling dominan yang melakukan Tindak Pidana adalah swasta yaitu sebesar 71,62% dari sejumlah 74 terdakwa dan/atau terpidana .
(2) Tingkat rentang usia yang paling dominan melakukan tindak pidana yaitu usia di atas 40 tahun sebanyak 37,84% atau sejumlah 28 terdakwa dan/atau terpidana.
(3) Jenis kelamin laki-laki mendominasi jumlah pelaku tindak pidana yaitu sebanyak 62 pelaku atau sebesar 83,78% yang diperoleh dari 65 putusan. Sedangkan sisanya sebanyak 16 pelaku atau sebesar 16,22% adalah perempuan.
(4) DKI Jakarta merupakan wilayah yang paling dominan dalam pengadilan atas kasus-kasus TPPU, yaitu sebesar 52,31% dari 65 Putusan.
v DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... ii
RINGKASAN EKSEKUTIF ... iii
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LATAR BELAKANG ... 1
B. PERUMUSAN MASALAH ... 4
C. TUJUAN PENELITIAN ... 4
BAB II HASIL RISET ... 5
A. HASIL KEGIATAN WAWANCARA ... 5
B. PENGOLAHAN BASIS DATA BERDASARKAN PUTUSAN PENGADILAN YANG TERKAIT DENGAN KASUS TPPU ... 8
1. Pengolahan Basis Data berdasarkan Profil Terdakwa dan/atau Terpidana
8
2. Pengolahan Basis Data berdasarkan Usia Terdakwa dan/atau Terpidana.. 9
3. Pengolahan Basis Data berdasarkan Jenis Kelamin Terdakwa
... 10
4. Pengolahan Basis Data berdasarkan Sebaran Wilayah Pengadilan
... 11
C. DATA SALINAN PUTUSAN TERKAIT KASUS TPPU TAHUN 2005 S.D. 2013 . 13 1. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Korupsi (Penyuapan) dan TPPU an. Wa Ode Nurhayati
... 14
2. Tipologi TPPU Terkait Pidana Narkotika dan TPPU a.n. Alia Latifah
... 19
3. Tipologi TPPU Terkait Tindak Pidana Narkotika dan TPPU a.n. Hermin Widiarsih
... 22
4. Tipologi TPPU Terkait Pidana Perbankan dan TPPU a.n. Inong Malinda Dee
... 26
5. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Narkotika dan TPPU a.n. Marwan Adli, FOB Budiyono, dan Hartoni Jaya Buana
... 32
6. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Perjudian dan TPPU an. Hendra Kusumajaya, Terry Hendratno, Randy Netofa, Eka Yandi Chandra dan Himawan Wijaya
... 46
7. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Telekomunikasi dan Tindak Pidana Pencucian Uang an. Fachrizal Ahmad Sumardjo (FAS), Indra Ajiyasa (IA), Ahmad Hanafi (AH)
... 50
vi
9. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Penipuan dan TPPU an. Testiawati binti Kantawi
... 67
10.Tipologi TPPU terkait Pidana Usaha Perasuransian dan TPPU a.n. I Madevii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Perbandingan Jumlah Kumulatif putusan pengadilan Terkait TPPU Menurut Dugaan Tindak Pidana Asal Januari 2005 s.d. Desember 2013 ... 2 Gambar 2. 1 Profil dari Terdakwa dan/atau Terpidana Berdasarkan Jumlah
Putusan ... 9 Gambar 2. 2 Rentang Usia Terdakwa dan/atau Terpidana Berdasarkan Jumlah
Putusan ... 10 Gambar 2. 3 Jenis Kelamin Terdakwa dan/atau Terpidana Berdasarkan Jumlah
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Data Hasil Wawancara Kepada Apgakum ... 6
Tabel 2. 2 Data Putusan Berdasarkan Pengadilan Yang Memutuskan Perkara TPPU ... 7
Tabel 2. 3 Profil Terdakwa Dan/Atau Terpidana Berdasarkan Jumlah Putusan Periode 2005 s.d. 2013 ... 8
Tabel 2. 4 Usia Terdakwa Dan/Atau Terpidana Berdasarkan Jumlah Putusan Pada Periode 2005 s.d. 2013 ... 10
Tabel 2. 5 Jenis Kelamin Terdakwa Dan/Atau Terpidana Berdasarkan Jumlah Putusan Pada Periode 2005 s.d. 2013 ... 11
Tabel 2. 6 Sebaran Wilayah Terdakwa Dan/Atau Terpidana Berdasarkan Jumlah Putusan Periode 2005 s.d. 2013 ... 12
Tabel 2. 7 Daftar Gambaran Tipologi ... 13
Tabel 2. 8 Putusan/Vonis Terhadap Wa Ode Nurhayati ... 18
Tabel 2. 9 Putusan/Vonis Terhadap Kasus Narkotika Dan TPPU a.n. AliaLatifa 21 Tabel 2. 10 Putusan/Vonis Terhadap Hermin Widiarsih ... 25
Tabel 2. 11 Putusan/Vonis Terhadap Inong Malinda Dee... 30
Tabel 2. 12 Putusan/Vonis Terhadap Andhika Gumilang ... 31
Tabel 2. 13 Putusan/Vonis Terhadap Marwan Adli ... 36
Tabel 2. 14 Putusan/Vonis Terhadap FOB Budiyono, A.Md. IP, S.H. ... 40
Tabel 2. 15 Putusan/Vonis Terhadap Giam Hwei Liang Alias Tonia Alias Hartoni Jaya Buana ... 45
Tabel 2. 16 Putusan/Vonis Terhadap Hendra Kusumajaya ... 49
Tabel 2. 17 Putusan/Vonis Terhadap Terry Hendratno, Randy Netofa, Eka Yandi Chandra, Dan Himawan Widjaja ... 50
Tabel 2. 18 Putusan/Vonis Terhadap Fachrizal Ahmad Sumardjo (FAS) ... 53
Tabel 2. 19 Putusan/Vonis Terhadap Ahmad Hanafi (AH) ... 55
Tabel 2. 20 Putusan/Vonis Terhadap Indra Ajiyasa (IA) ... 57
Tabel 2. 21 Putusan/Vonis Terhadap Luthfi Hasan Ishaaq ... 61
Tabel 2. 22 Putusan/Vonis Terhadap Ahmad Fathanah ... 67
Tabel 2. 23 Putusan/Vonis Terhadap Testiawati Binti Kantawi ... 71
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rezim anti pencucian uang di Indonesia dimulai sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 2003 dan disempurnakan dengan Undang-undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU PPTPPU). Berdirinya rezim anti pencucian uang di Indonesia ditandai dengan dibentuknya Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebagai lembaga yang menjadi focal point dalam rezim anti pencucian uang, dengan tugas utama untuk mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang melalui kerja sama dan koordinasi dengan aparat penegak hukum, penyedia jasa keuangan, perbankan, instansi lain yang terkait baik di dalam negeri maupun di luar negeri serta masyarakat.
2 Gambar 1. 1
Perbandingan Jumlah Kumulatif putusan pengadilan Terkait TPPU Menurut Dugaan Tindak Pidana Asal
Januari 2005 s.d. Desember 2013
Penggunaan UU PPTPPU dalam menangani kasus-kasus tindak pidana narkotika dan korupsi menjadi sangat penting karena ancamannya bukan hanya hukuman fisik dari Pelaku, tetapi lebih jauh adalah terkait dengan upaya penyitaan aset dari pelaku tindak pidana sehinga dalam perkembangannya dapat memiskinkan para pelaku tindak pidana serta menjadi yurispudensi bagi putusan pengadilan lainnya di masa yang akan datang, seperti beberapa contoh kasus yang terjadi, yaitu:
a. Kasus Gayus Tambunan, yang merupakan PNS dengan golongan III/a di Ditjen Pajak dan memiliki penghasilan yang relatif cukup, sekitar Rp12 juta/bulan telah divonis atas kasus korupsi dan pencucian uang senilai lebih dari Rp74 miliar.
3
Atas kedua kasus tersebut Pengadilan telah memutuskan untuk menyita harta kekayaan kedua terpidana tersebut di atas karena tidak dapat membuktikan asal-usul harta kekayaannya berasal dari sumber yang sah/legal. Berdasarkan yurispudensi atas putusan kedua perkara tersebut, penegak hukum dapat menggunakan pasal-pasal Pencucian uang untuk tersangka korupsi sehingga dapat menjadi dasar bagi hakim untuk memberikan vonis penyitaan aset/harta kekayaan yang berasal dari hasil tindak pidana korupsi.
Sesuai dengan Rekomendasi FATF No. 29, yaitu:
Financial intelligence units
Countries should establish a financial intelligence unit (FIU) that serves as a national centre for the receipt and analysis of: (a) suspicious transaction reports; and (b) other information relevant to money laundering, associated predicate offences and terrorist financing, and for the dissemination of the results of that analysis. The FIU should be able to obtain additional information from reporting entities, and should have access on a timely basis to the financial, administrative and law enforcement information that it requires to undertake its functions properly.
Rekomendasi FATF menekankan bahwa FIU, dalam hal ini PPATK harus melakukan analisis operasional dan strategis untuk mengikuti jejak transaksi keuangan atau aktivitas tertentu melalui kegiatan identifikasi trend dan pola pencucian uang serta pendanaan terorisme. Selain itu, PPATK juga harus memfasilitasi pemberian informasi dan hasil analisis secara spontan atau berdasarkan permintaan (inquiry) kepada pihak berwenang. PPATK juga memiliki akses ke semua sumber informasi keuangan dan menjaga informasi tersebut dalam menjalankan operasional FIU secara independen serta bebas dari pengaruh dan gangguan politik.
4
Selain itu, laporan tipologi ini juga diharapkan dapat menjadi alat peringatan dini (early warning system) bagi PPATK, penyedia jasa keuangan dan juga penyedia
barang dan jasa untuk meningkatkan kemampuan deteksi terhadap para pelaku tindak pidana pencucian uang sebagaimana diatur dalam Pasal 3, Pasal 4, dan pasal 5 UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
B. Perumusan Masalah
Fokus permasalahan pada periode riset ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah gambaran deskripsi dari putusan pengadilan terkait dengan TPPU berdasarkan wilayah, tindak pidana asal, profil, instrumen keuangan dan nominal putusan serta variasi hukuman?
2. Bagaimanakah gambaran keterkaitan putusan pengadilan terkait TPPU dengan database PPATK, termasuk LTKM, LTKT, dan Hasil Analisis PPATK? 3. Bagaimanakah wilayah, tindak pidana asal, profil, dan instrumen keuangan
yang paling dominan terkait dengan putusan pengadilan yang terindikasi TPPU?
4. Bagaimanakah modus TPPU yang sudah diputus pengadilan pada periode penelitian?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari riset ini adalah:
1. Mengetahui gambaran deskripsi dari putusan pengadilan terkait dengan TPPU berdasarkan wilayah, tindak pidana asal, profil, instrumen keuangan dan nominal putusan serta variasi hukuman.
2. Mengetahui gambaran keterkaitan putusan pengadilan terkait TPPU dengan database PPATK, termasuk LTKM, LTKT, dan Hasil Analisis PPATK.
3. Mengetahui profil terpidana TPPU yang terkait dengan putusan pengadilan yang terindikasi tindak pidana yang paling dominan.
4. Mengetahui modus TPPU yang terkait dengan putusan pengadilan yang terindikasi tindak pidana yang paling dominan
5 BAB II HASIL RISET
A. HASIL KEGIATAN WAWANCARA
Pada riset ini, dilakukan pengumpulan data sekunder melalui wawancara kepada aparat penegak hukum yang memiliki wewenang penuntutan, yaitu kejaksaan dan KPK serta kepada Institusi Pengadilan yang memiliki wewenang untuk memutuskan perkara TPPU di pengadilan.
Berdasarkan data pemberian keterangan ahli PPATK selama periode 2005 s.d. 2013 yang diketahui berjumlah 65 kasus, maka dapat diketahui 7 wilayah Propinsi yang memiliki lebih dari 1 kasus/putusan sehingga dapat ditetapkan 7 wilayah propinsi yang dapat menjadi objek lokasi wawancara, yaitu:
1. Instansi Penegak hukum pada tingkat Pusat, yaitu: KPK, Kejaksaan Agung dan Mahkamah Agung.
2. Instansi Penegak hukum pada tingkat wilayah, yaitu:
a. DKI Jakarta, dengan responden: Kejaksaan Tinggi DKI, Pengadilan Tinggi DKI dan Pengadilan Negeri Tipikor pada PN Jakarta Pusat. b. Jawa Barat, dengan responden: Kejaksaan Negeri Depok,
Pengadilan Negeri Depok, Kejaksaan Negeri Cibinong dan Pengadilan Negeri Cibinong.
c. Banten, dengan responden: Kejaksaan Negeri Tangerang, Pengadilan Negeri Tangerang.
d. Jawa Tengah, dengan responden: Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, Pengadilan Tinggi Jawa Tengah
e. Bali, dengan responden: Kejaksaan Tinggi Bali, Pengadilan Tinggi Bali.
f. Aceh, dengan responden: Kejaksaan Tinggi Aceh, Pengadilan Tinggi Aceh.
6 Tabel 2. 1
Data Hasil Wawancara kepada Apgakum
No Instansi Jumlah Responden
(Orang)
1 Apgakum yang memiliki wewenang Penuntutan
1. KPK 1
2. Kejaksaan Agung 1
3. Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta 1 4. Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah 2 5. Kejaksaan Negeri Tangerang 1 6. Kejaksaan Negeri Depok 1 7. Kejaksaan Negeri Cibinong 1 8. Kejaksaan Tinggi Bali 2 9. Kejaksaan Tinggi Aceh 1 10. Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara 1 11. Kejaksaan Negeri Medan 1 Total Responden Apgakum yang Berwenang pada
Penuntutan 13
2 Apgakum yang memiliki wewenang Memutuskan
1. Mahkamah Agung 1
2. Pengadilan Tinggi DKI Jakarta 2 3. Pengadilan Tinggi Jawa Tengah 2 4. Pengadilan Negeri Tangerang 2 5. Pengadilan Negeri Depok 1 6. Pengadilan Negeri Cibinong 1 7. Pengadilan Tinggi Bali 1 8. Pengadilan Tinggi Aceh 1 9. Pengadilan Negeri Medan 1 10. Pengadilan Tipikor DKI Jakarta 1
Total Responden Apgakum yang Berwenang pada
Pengadilan 13
Total Responden Apgakum 26
Berdasarkan pada tabel responden di atas, maka dapat uraikan klasifikasi responden wawancara, sebagai berikut:
1. Komisi Pemberantasan Korupsi
Berdasarkan keterangan dari responden penuntut umum pada KPK, diketahui bahwa KPK telah menangani 9 kasus TPPU sejak tahun 2009 s.d. 20113, namun hanya 1 kasus yang sudah mendapatkan putusan inkracht di tingkat kasasi pada Mahkamah Agung, yaitu Kasus Korupsi
7
diwawancarai sebanyak 1 orang responden. Putusan yang berhasil dikumpulkan terkait dengan kasus-kasus korupsi yang pernah ditangani oleh KPK sejumlah 3 putusan perkara TPPU, yaitu salinan putusan a.n. Wa Ode Nurhayati, Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah.
2. Kejaksaan Agung
Kegiatan wawancara dilakukan di Kejaksaan Agung pada tingkat pusat serta kejaksaan di wilayah, yaitu 5 (lima) Kejaksaan Tinggi dan 4 Kejaksaan Negeri yang tersebar di 7 (tujuh) Propinsi. Adapun jumlah responden yang diwawancarai sebanyak 12 orang jaksa responden. Adapun putusan perkara TPPU yang penuntutannya ditangani oleh Kejaksaan Agung melalui unit kerja di wilayah, baik Kejaksaan Negeri maupun Kejaksaan Tinggi diketahui sejumlah 62 putusan perkara TPPU (perkara TPPU yang selain ditangani oleh KPK).
3. Mahkamah Agung
Kegiatan wawancara dilakukan di Mahkamah Agung pada tingkat pusat serta Pengadilan di wilayah, yaitu 4 (empat) Pengadilan Tinggi dan 5 Pengadilan Negeri yang tersebar di 7 (tujuh) Propinsi. Adapun jumlah responden yang diwawancarai sebanyak 13 orang responden. Ringkasan jumlah data putusan berdasarkan Pengadilan yang memutuskan perkara TPPU dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2. 2
Data Putusan Berdasarkan Pengadilan Yang Memutuskan Perkara TPPU
Instansi Pengadilan Jumlah
Putusan
Vonis/Putusan TPPU
Terbukti Tidak Terbukti
Mahkamah Agung 25 17 8
8
Instansi Pengadilan Jumlah
Putusan
Vonis/Putusan TPPU
Terbukti Tidak Terbukti
Pengadilan Negeri Purwakarta 2 2 0 Pengadilan Negeri Surabaya 2 2 0 Pengadilan Negeri Tangerang 2 1 1 Pengadilan Tinggi Aceh 2 2 0 Pengadilan Tinggi Banten 6 5 1 Pengadilan Tinggi Jakarta 4 3 1 Pengadilan Tinggi Medan 1 1 0 Pengadilan Tinggi Palu 1 1 0 Pengadilan Tinggi Jawa Tengah 1 1 0 Pengadilan Tipikor Jakarta 3 3 0 Pengadilan Tipikor Medan 1 1 0
Total putusan pengadilan 65 51 14
Selama kegiatan wawancara tersebut dilakukan pengumpulan data salinan putusan, baik secara langsung dari responden maupun dengan mengunduh dari website Mahkamah Agung (berdasarkan informasi awal dari responden) sehingga dapat diperoleh sejumlah 65 putusan yang berkaitan dengan TPPU, namun berdasarkan penelitian lebih lanjut diketahui bahwa:
(1) Putusan akhir yang terbukti TPPU sebanyak 51 perkara; dan (2) Putusan akhir yang tidak terbukti TPPU sebanyak 14 perkara.
B. PENGOLAHAN BASIS DATA BERDASARKAN PUTUSAN PENGADILAN YANG
TERKAIT DENGAN KASUS TPPU
1. Pengolahan Basis Data berdasarkan Profil Terdakwa dan/atau
Terpidana
Berdasarkan basis data sebanyak 65 Putusan terkait kasus TPPU yang sudah inkracht, maka dapat diuraikan profil terlapor sebagaimana dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 2. 3
Profil Terdakwa dan/atau Terpidana Berdasarkan Jumlah Putusan Periode 2005 s.d. 2013
No. Profil Jumlah Terdakwa
dan/atau Terpidana Persentase
1 Swasta 53 71,62%
2 PNS 11 14,86%
9
No. Profil Jumlah Terdakwa
dan/atau Terpidana Persentase
5 Pegawai BUMD 1 1,4%
6 Lainnya 2 2,7%
Total 74 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa profil paling dominan dari terdakwa dan/atau terpidana terkait kasus TPPU adalah Swasta yaitu sebesar 71,62% dari sejumlah 74 terdakwa dan/atau terpidana yang berasal dari 65 Putusan yang diperoleh dari hasil riset.
Gambar 2. 1
Profil dari Terdakwa dan/atau Terpidana Berdasarkan Jumlah Putusan
2. Pengolahan Basis Data berdasarkan Usia Terdakwa dan/atau
Terpidana
Berdasarkan basis data sebanyak 65 Putusan terkait kasus TPPU yang sudah inkracht, kemudian dilakukan pengolahan basis data berdasarkan rentang
usia terdakwa dan/atau terpidana sebagai berikut: 0,00%
10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00%
Profil Terdakwa dan/atau Terpidana
TPPU
10 Tabel 2. 4
Usia Terdakwa dan/atau Terpidana Berdasarkan Jumlah Putusan Pada Periode 2005 s.d. 2013
No. Rentang Usia Terdakwa dan/atau
Terpidana Persentase
1 30 tahun s.d 40 tahun 26 35,14% 2 Di atas 40 tahun 28 37,84% 3 Di bawah 30 tahun 11 14,86% 4 Tidak disebutkan 9 12,16%
Total 74 100%
Berdasarkan pengolahan basis data Jumlah Putusan tersebut, diketahui bahwa dari 74 Pelaku Tindak Pidana di antaranya memiliki rentang waktu yang berbeda. Tingkat rentang usia yang paling dominan melakukan tindak pidana yaitu usia di atas 40 tahun sebanyak 37,84% atau 28 orang terdakwa dan/atau terpidana.
Gambar 2. 2
Rentang Usia Terdakwa dan/atau Terpidana Berdasarkan Jumlah Putusan
3. Pengolahan Basis Data berdasarkan Jenis Kelamin Terdakwa
Berdasarkan basis data sebanyak 65 Putusan terkait TPPU, maka dapat dilakukan pengolahan data berdasarkan jenis kelamin terlapor, di antaranya sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.5 dibawah ini.
0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00% 35,00%
40,00% 35,14% 37,84%
14,86% 12,16%
Usia Terdakwa dan/atau Terpidana
11 Tabel 2. 5
Jenis Kelamin Terdakwa dan/atau Terpidana Berdasarkan Jumlah Putusan
Pada Periode 2005 s.d. 2013
No. Jenis Kelamin Terlapor Terdakwa dan/atau
Terpidana Persentase
1 Laki-laki 62 83,78%
2 Perempuan 12 16,22%
Total 74 100%
Berdasarkan hasil pengolahan basis data, diketahui bahwa jenis kelamin laki-laki mendominasi jumlah terdakwa dan/atau terpidana yaitu sebanyak 62 pelaku atau sebesar 83,78% yang diperoleh dari 65 putusan. Sedangkan sisanya sebanyak 16 pelaku atau sebesar 16,22% adalah perempuan.
Gambar 2. 3
Jenis Kelamin Terdakwa dan/atau Terpidana Berdasarkan Jumlah Putusan
4. Pengolahan Basis Data berdasarkan Sebaran Wilayah Pengadilan
Berdasarkan pengolahan basis data 65 Putusan terkait kasus TPPU yang sudah inkracht, sebaran wilayah pengadilan berbagai kasus TPPU tersebut dapat dilihat pada tabel 2.6 di bawah ini.
0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00%
Laki-laki Perempuan
Jenis Kelamin Terdakwa dan/atau
Terpidana
12 Tabel 2. 6
Sebaran Wilayah Terdakwa dan/atau Terpidana Berdasarkan Jumlah Putusan
Periode 2005 s.d. 2013
No. Provinsi Jumlah
Putusan Persentase
1 Bali 2 3,08%
2 Banten 9 13,85%
3 DI Yogyakarta 1 1,54%
4 DKI Jakarta 34 52,31%
5 Jawa Barat 6 9,23%
6 Jawa Tengah 2 3,08%
7 Jawa Timur 2 3,08%
8 Nanggroe Aceh Darussalam 5 7,69%
9 Sulawesi Tengah 1 1,54%
10 Sumatera Utara 3 4,62%
Total 65 100%
Catatan: Data berikut didapatkan dari hasil wawancara dan pencarian data pada website Mahkamah Agung selama periode riset PPATK semester I tahun 2014
Berdasarkan tabel 2.10 dapat diketahui bahwa DKI Jakarta adalah wilayah yang paling dominan dalam pengadilan kasus TPPU, yaitu sebesar 52,31% dari 65 Putusan.
Gambar 2. 4
Sebaran Wilayah Terjadinya TPPU Berdasarkan Jumlah Putusan
0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00%
Jumlah Putusan Per Wilayah
13
C. DATA SALINAN PUTUSAN TERKAIT KASUS TPPU TAHUN 2005 S.D. 2013
Namun, berdasarkan penelitian lebih lanjut diketahui bahwa:
1) Putusan akhir yang terbukti TPPU sebanyak 51 putusan yang terkait dengan 59 orang terpidana TPPU atau sebesar 78,4% putusan terbukti TPPU; dan 2) Putusan akhir yang tidak terbukti TPPU sebanyak 14 putusan atau 21,6%
yang terkait dengan 15 orang terdakwa.
Pembahasan akan dilakukan berdasarkan tindak pidana untuk masing-masing jenis tipologi pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. 7
Daftar Gambaran Tipologi
No. Terpidana Tindak Pidana
1 Wa Ode Nurhayati Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang 2 Alia Latifa Narkotika dan Tindak Pidana Pencucian Uang 3 Hermin Widiarsih Narkotika dan Tindak Pidana Pencucian Uang 4 Malinda Dee Perbankan dan Tindak Pidana Pencucian Uang
5
Marwan Adli
Narkotika dan Tindak Pidana Pencucian Uang Fob Budiyono
Hartoni Jaya Buana
6
Hendra Kusumajaya
Perjudian dan Tindak Pidana Pencucian Uang Terry Hendratno
Randy Netofa Eka Yandi Chandra Himawan Wijaya
7
Fachrizal Ahmad Sumardjo
Telekomunikasi dan Tindak Pidana Pencucian Uang
Indra Ajiyasa Ahmad Hanafi
8 Luthfi Hasan Ishaaq Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang Ahmad Fathanah
9 Testiawati binti Kantawi Penipuan dan Tindak Pidana Pencucian Uang 10 I Made Parisadnyana Tindak Pidana di bidang asuransi
14
Gambaran Tipologi secara rinci dapat dilihat pada uraian di bawah ini:
1. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Korupsi (Penyuapan) dan
TPPU an. Wa Ode Nurhayati
Tipologi ini disusun berdasarkan Putusan Perkara yang sudah inkracht di tingkat kasasi, dengan rincian putusan sebagai berikut:
(i) Putusan Tingkat Pertama di Pengadilan Negeri Tipikor, Perkara No: 30/PID.B/TPK/2012/PN.JKT.PST tanggal 18 Oktober 2012.
(ii) Putusan Tingkat Banding di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, Perkara No: 60/PID/TPK/2012/PT.DKI tanggal 9 Januari 2013.
(iii) Putusan Tingkat Kasasi di Mahkamah Agung, Perkara No: 884K/PID.SUS/2013 Tanggal 28 Mei 2013.
a. Deskripsi Kasus
Kasus Posisi
Terdakwa WA ODE NURHAYATI, S.Sos yang berprofesi sebagai penyelenggara negara yaitu selaku Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Periode 2009-2014 serta menjabat sebagai Anggota Badan Anggaran DPR-RI, pada tanggal 13 Oktober 2010 sampai dengan 1 Nopember 2010 didakwa menerima hadiah atau janji berupa uang tunai yang seluruhnya sebesar Rp6.250.000.000,00 (enam miliar dua ratus lima puluh juta rupiah) dari Haris Andi Surahman yang berasal dari Fahd El Fouz sebesar Rp5.500.000.000,00 (lima miliar lima ratus juta rupiah), dari Saul Paulus David Nelwan sebesar Rp350.000.000,00 (tiga ratus lima puluh juta rupiah), dan dari Abram Noach Mambu sebesar Rp400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah), dengan maksud agar ybs. menggunakan wewenangnya sebagai anggota Banggar untuk mengusahakan agar Kab. Aceh Besar, Kab. Pidie Jaya, Kab. Bener Meriah dan Kab. Minahasa ditetapkan sebagai daerah penerima Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID).
Tindak Pidana Asal
15
melanggar pidana korupsi sesuai pasal 11 UU No 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Tindak Pidana Pencucian Uang
(i) WON terbukti menempatkan uang beberapa kali pada rekening pribadi tabungan prioritas milik ybs yang dibuka pada tanggal 8 Oktober 2010 di Bank Mandiri KCP Jakarta DPR RI. Transaksi penempatan dana dilakukan selama periode 08 Oktober 2010 s.d. 30 September 2011 sehingga total seluruhnya sebesar Rp50.595.979.593,00
(ii) Sebagian besar penerimaan dana sejumlah Rp44.345.979.593,00 pada rekening tabungan an. WON tersebut dilakukan dengan cara sbb:
1. Melalui setoran tunai, transfer dan pemindahbukuan yang dilakukan oleh terdakwa sendiri ataupun melalui staf pribadi ybs., Sdri. SY pada tahun 2010 sejumlah total Rp11.934.555.000 dan tahun 2011 sejumlah total Rp9.536.700.000.
2. Setoran tunai atau pemindahbukuan dari pihak lain sebesar Rp6.211.700.000.
3. Penerbitan Hutang deposito/gadai deposito sebesar Rp9.000.000.000 dengan jaminan Deposito pribadi a.n. WON di Bank Mandiri sejumlah Rp10.000.000.000. 4. Penerimaan bunga bank pada rekening WON tersebut
sebesar Rp65.585.295.
5. Penerimaan bunga deposito a.n. WON sebesar Rp449.753.424 dan bunga deposito dari rekening lainnya milik ybs yang terdapat di Bank Mandiri sejumlah Rp4.053.698.
6. Transaksi pencairan dana pada polis asuransi AXA Mandiri Financial Services sebanyak 4 kali selama periode 31 Maret 2011 s.d. 1 Juli 2011 yang diterima melalui rekening Bank Mandiri milik pribadi ybs sejumlah total Rp2.236.232.174.
16
(iii) Selanjutnya terdakwa WON melakukan perbuatan mentransfer, mengalihkan, membelanjakan dan membayarkan uang yang ditempatkan pada rekening tabungan a.n. ybs. di Bank Mandiri dengan tujuan menyamarkan ayau menyembunyikan asl-usul sumber dana yang patut diduga atau diketahui berasal dari hasil tindak pidana korupsi dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Membayar melalui pemindahbukuan ke rekening PT AXA MANDIRI Financial Services di Bank Mandiri KCP Jakarta DPR RI nomor 070.0004.55555.8, sebanyak 2 kali yaitu: pada tanggal 14 Oktober 2010, sebesar Rp2.500.000.000,00 untuk pembayaran atas nama terdakwa dan pada tanggal 20 Desember 2010, sebesar Rp100.000.000,00 untuk pembayaran premi atas nama Farah (anak terdakwa);
2. Mengalihkan ke dalam bentuk Deposito Berjangka pada Bank Mandiri KCP Jakarta DPR RI melalui pemindahbukuan sebanyak 2 kali untuk pembukaan deposito a.n. ybs., yaitu : pada Tanggal 01 Nopember 2010, sebesar Rp10.000.000.000,00 dengan Rekening No 102 0204564295 dan Tanggal 20 Desember 2010, sebesar Rp100.000.000,00 yang juga a.n. terdakwa 3. Membayar angsuran bunga hutang deposito berjangka
pada Bank Mandiri/Auto Grab Fund (AGF) sebanyak 19 kali pembayaran dari rekening No.1020100575221 pada Bank Mandiri KCP DPR Rl, sampai dengan September 2011 seluruhnya sebesar Rp567.494.304,14.
4. Membayar angsuran pembelian rumah di Jalan Guntur No. 64, Jakarta, seluruhnya sebesar Rp7. 950.000.000,00 yang dilakukan oleh Sefa Yolanda melalui penarikan tunai, yaitu:
17
- Tanggal 3 Januari 2011, sebesar Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) yang kemudian sebesar Rp2.750.000.000,00 (dua miliar tujuh ratus lima puluh juta rupiah) ditransfer ke rekening No.123 000 200609 8 atas nama Sukmawan Surlaya Halim pada Bank Mandiri cab. Pasar Rumput;
5. Membayar pembelian Apartemen Permata Residence di Senayan Jakarta sebesar Rp850.000.000,00 (delapan ratus lima puluh juta rupiah) pada tanggal 27 Desember 2010 melalui penarikan tunai yang dilakukan oleh Seta Yulanda;
6. Membelanjakan sebesar Rp20.430.000,00 (dua puluh juta empat ratus tiga puluh ribu rupiah) untuk pembelian perhiasan emas pada tanggal 7 Januari 2011;
7. Mentransfer sebesar Rp106.000.000,00 sebanyak 2 kali transaksi sehumlah Rp106.000.000,00 pada tanggal 3 Mei 2011 dan 4 Agustus 2011 ke rekening gaji No. 1020005253502 atas nama terdakwa pada Bank Mandiri secara bertahap, yaitu:
Membayar angsuran ke-6 dan ke-7 sebesar Rp23.788.000,00 (dua puluh tiga juta tujuh ratus delapan puluh delapan ribu rupiah) pada tanggal 7 Juli 2011;
Mengalihkan dengan cara penarikan tunai dan penarikan tunai melalui ATM sebanyak puluhan kali transaksi yang dilakukan oleh terdakwa selama periode 6 November 2010 s.d. 4 Agustus 2011 secara bertahap sehingga seluruhnya sebesar Rp7.063.250.000,00.
18
Mentransfer ke banyak rekening pihak ketiga yang dilakukan terdakwa secara bertahap selama periode 27 Oktober 2010 s.d. 4 Agustus 2011 dengan jumlah bervariasi antara jutaan rupiah s.d. ratusan juta rupiah;
Membelanjakan Uang sebesar Rp808.166.697,00 (delapan ratus delapan juta seratus enam puluh enam ribu enam ratus sembilan puluh tujuh rupiah) dengan menggunakan fasilitas kartu debit mandiri dalam rentang waktu sejak bulan Oktober 2010 sampai dengan 30 September 2011;
Membelanjakan uang untuk keperluan di Inul Vizta Karaoke sebesar Rp4.539.375,00 dan NU Skin (Perawatan wajah) sebesar Rp10.511.000,00 serta biaya-biaya lainnya sebesar Rp476.621.926,00.
b. Putusan/Vonis
Tabel 2. 8
Putusan/Vonis terhadap Wa Ode Nurhayati
No. putusan 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan melanggar pasal 3 UU RI No. 8
Tahun 2010 tentang
Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang j.o Pasal 65 apabila denda tersebut
tidak dibayar maka
diganti dengan pidana penjara selama 6 bulan.
2 PT DKI Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada PN Jakarta Pusat
6 (enam) Tahun
Rp500.000.000,00 apabila denda tersebut
tidak dibayar maka
diganti dengan pidana penjara selama 6 bulan.
3 Mahkamah
Menolak permohonan kasasi, baik dari Pemohon kasasi I atau terdakwa Wa Ode Nurhatati serta pemohon kasasi II/Jaksa Penuntut Umum pada KPK
6 (enam) Tahun
Rp500.000.000,00 apabila denda tersebut
tidak dibayar maka
19
2. Tipologi TPPU Terkait Pidana Narkotika dan TPPU a.n. Alia
Latifah
Tipologi ini disusun berdasarkan Putusan Perkara yang sudah inkracht di tingkat banding, dengan rincian putusan sebagai berikut:
(i) Putusan Tingkat Pertama di Pengadilan Negeri Tangerang, Perkara No: 765/Pid.Sus/2012/PN.TNG tanggal 30 Agustus 2012.
(ii) Putusan Tingkat Banding di Pengadilan Tinggi Banten, Perkara No: 149/PID/2012/PT.BTN tanggal 28 November 2012.
a. Deskripsi Kasus
Kasus Posisi
20 Tindak Pidana Asal
AL mengetahui bahwa 8 rekening a.n. terdakwa dan a.n. Lili digunakan untuk menerima uang hasil penjualan narkotika dan mentransfer uang untuk pembayaran kepada pedagang narkotika Munzirin sehingga ybs didakwa melanggar pidana narkotika sesuai Pasal 137 huruf b UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Tindak Pidana Pencucian Uang
(i) AL terbukti menerima uang beberapa kali pada rekening pribadi sebesar ratusan juta Rupiah dari rekening a.n. Enab Rosita dan Mukhtaruddin.
(ii) Dari hasil peredaran jual beli narkotika tersebut, terdakwa telah mempergunakan sebagian dari uang hasil jual beli narkotika dimaksud yaitu untuk membeli beberapa jenis barang berupa: rumah; mobil, sepeda motor dan perhiasan emas. Sebagian lagi disimpan di rekening terdakwa di berbagai PJK.
Rincian barang dan rekening tersebut adalah sebagai berikut: 1. Apartemen Boulevard Mediterania Residence, Tower
Utara Lantai 12 AL, Kemayoran, Jakarta Pusat;
2. 1 (satu) unit Rumah yang terletak di Perumahan Bangun Reksa Indah II Blok G No. 11 RT. 002/006 Kelurahan Pondok Pucung Kecamatan Karang Tengah Tangerang;
3. 1 (satu) unit mobil Toyota Rush, warna hitam, No. Pol: B 1136 VFJ
4. 1 (satu) unit sepeda motor Honda Scoopy, warna merah kombinasi putih, No. Pol : 6731 VDX;
5. 1 (satu) unit sepeda motor Kawasaki Ninja ZX 250, Warna Hijau, No. Pol: B 6547 VBM;
6. Perhiasan emas yang berjumlah 45 buah dan terdiri dari 39 jenis;
7. Uang di rekening bank, dengan rincian sbb:
21
b. BCA Rek. 8770222193 a.n. ALIA LATIFA dengan saldo akhir lebih kurang sebesar Rp4.016.000,00 (empat juta enam belas ribu Rupiah);
c. BCA Rek. 3111177978 a.n. LILI dengan saldo akhir lebih kurang sebesar Rp22.266.109,00 (dua puluh dua juta dua ratus enam puluh enam ribu seratus sembilan Rupiah);
d. BRI Britama Rek. 096601001462506 a.n. ALIA LATIFA dengan saldo akhir lebih kurang sebesar Rp92.359,00 (sembilan puluh dua ribu tiga ratus lima puluh sembilan rupiah);
e. Mandiri Rek. 1550003455030 a.n. ALIA LATIFA dengan saldo akhir lebih kurang sebesar Rp226.583,00 (dua ratus dua puluh enam ribu lima ratus delapan puluh tiga ribu rupiah);
f. Mandiri Rek. 1550001997793 a.n. ZULKIFLI dengan saldo akhir lebih kurang sebesar Rp10.198.550,00 (sepuluh juta seratus sembilan puluh delapan ribu lima ratus lima puluh rupiah); g. BNI Rek. 0131336044 a.n. ALIA LATIFA dengan
saldo akhir lebih kurang sebesar Rp1.401.568,00 (satu juta empat ratus seribu lima ratus enam puluh delapan rupiah);
h. BNI Rek. 0174644492 a.n. ALIA LATIFA dengan saldo akhir lebih kurang sebesar USD 3.204,67 (tiga ribu dua ratus empat koma enam puluh tujuh dolar AS).
b. Putusan/Vonis
Tabel 2. 9
Putusan/Vonis Terhadap Kasus Narkotika dan TPPU a.n. Alia Latifa
No
Putusan Pengadilan
Tindak Pidana
Pasal Vonis
Pidana Denda
1 PN
Tangerang
Narkotika Pasal 137 huruf b UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
22
3. Tipologi TPPU Terkait Tindak Pidana Narkotika dan TPPU a.n.
Hermin Widiarsih
Tipologi ini disusun berdasarkan Putusan Perkara yang sudah inkracht di tingkat banding, dengan rincian putusan sebagai berikut:
(i) Putusan Tingkat Pertama di Pengadilan Negeri Tangerang, Perkara No: 645/Pid.Sus/2012/PN.TNG tanggal 30 Mei 2012.
(ii) Putusan Tingkat Banding di Pengadilan Tinggi Banten, Perkara No: 109/PID/2012/PT.BTN tanggal 15 Agustus 2012.
a. Deskripsi Kasus
Kasus Posisi
23
menyimpan, menghibahkan, mewariskan, dan/atau mentrasfer uang, harta, dan benda atau aset baik dalam bentuk benda bergerak maupun tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud yang berasal dari tindak pidana Narkotika dan/atau tindak pidana Prekursor narkotika. Dari hasil peredaran jual beli narkotika yang dikendalikan Thomas Lewis George (TLG), sebagian digunakan terdakwa untuk membeli ponsel (6 buah), motor (1 buah), dan sebagian disimpan sebagai uang tunai sejumlah Rp1.000.000,00 (satu juta Rupiah) dan Sin$2.200 (dua ribu dua ratus dolar Singapura) dan rekening bank sejumlah Rp70.700.000,00 (tujuh puluh juta tujuh ratus ribu Rupiah).
Tindak Pidana Asal
HW membuka rekening di beberapa bank untuk menerima pentransferan uang hasil perdagangan narkotika atas perintah TLG. Rekening di beberapa bank tersebut dibuka antara tahun 2009-2011. Selama periode Desember 2010 hingga Desember 2011 HW menerima transfer baik melalui ATM maupun Mobile Banking (MB) dan pemindahan langsung dari berbagai pihak yang berhubungan dengan TLG.
Tindak Pidana Pencucian Uang
Setelah menerima uang tersebut di rekeningnya uang tersebut diputar-putar dengan cara pemindahbukuan di dua rekening HW di bank yang sama dan pentransferan ke rekening HW di bank yang berbeda, namun akhirnya kembali ke rekening yang sama, sehingga total keseluruhan transaksi keluar masuk adalah Rp1.439.200.000.
1. Sebagian besar penerimaan dana sejumlah Rp1.415.100.000 pada rekening tabungan BCA a.n. HW tersebut dilakukan dengan cara sbb:
a. Pemindahan langsung dari tahapan sejumlah total Rp150.000.000;
b. Transfer dari rekening a.n. HW dari bank BRI no. rekening 0055-01-039755-50-0 sejumlah total Rp37.500.000;
24
d. Transfer via MB dari tahapan sejumlah total Rp1.105.000.000.
2. Sementara transaksi keluar dilakukan HW dengan cara sbb: a. Transfer dana dari rekening a.n. HW di bank BCA no.
rekening 0501821593 ke rekening a.n. HW di bank BCA no. rekening 6050291454 sejumlah total Rp42.400.000;
b. Transfer dana dari rekening a.n. HW di bank BRI no. rekening 0055-01-039755-50-0 ke rekening a.n. HW di bank BCA no. rekening 0501821593 sejumlah total Rp37.500.000; dan
c. Transfer dana dari rekening a.n. HW di bank BCA no. rekening 0501821593 dan rekening a.n. HW di bank BCA no. rekening 6050291454 ke rekening a.n. HW di bank BRI no. rekening 0055-01-039755-50-0 sejumlah total Rp104.000.000.
3. Dari hasil peredaran jual beli narkotika tersebut, HW telah mempergunakan sebagian dari uang hasil jual beli narkotika dimaksud yaitu untuk membeli beberapa jenis barang berupa: ponsel (6 unit) dan motor (1 unit). Sebagian lagi disimpan dalam bentuk uang tunai dan rekening bank.
Rincian barang dan rekening tersebut adalah sebagai berikut: a. 6 (enam) unit ponsel terdiri dari:
1. 1 (satu) unit Samsung GT-E-1080 F; 2. 1 (satu) unit Nokia 1202-2;
3. 1 (satu) unit Smartfren C 330; 4. 1 (satu) unit Blackberry 8900;
5. 1 (satu) unit Samsung GT-C3222; dan 6. 1 (satu) unit Esia C 2930
b. Uang tunai sejumlah Rp1.000.000 dan Sin$2.200, dengan rincian sebagai berikut:
1. 5 (lima) lembar pecahan Rp100.000,00 (seratus ribu Rupiah);
2. 10 (sepuluh) lembar pecahan Rp50.000,00 (lima puluh ribu Rupiah;
25
4. 20 (dua puluh) lembar uang Singapura pecahan Sin$50 (lima puluh dolar Singapura)
c. Satu unit motor Honda Revo No. Pol B 3665 NKW
d. BCA Rek. 6050291454 a.n. HERMIN WIDIARSIH dengan saldo akhir lebih kurang sebesar Rp70.000.000,00 (tujuh puluh juta Rupiah);
e. BCA Rek. 0501821593 a.n. HERMIN WIDIARSIH dengan saldo akhir lebih kurang sebesar Rp3.000.000,00 (tiga juta Rupiah);
f. BCA Rek. 8330020084 An. HERMIN WIDIARSIH dengan saldo akhir lebih kurang sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta Rupiah);
g. Mandiri Rek. 142-00-1023900-1 a.n. HERMIN WIDIARSIH dengan saldo akhir lebih kurang sebesar Rp1.700.000,00 (satu juta tujuh ratus ribu Rupiah);
b. Putusan/Vonis
Tabel 2. 10
Putusan/Vonis terhadap Hermin Widiarsih
26
apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pdana
penjara selama 6 (enam) bulan
4. Tipologi TPPU Terkait Pidana Perbankan dan TPPU a.n. Inong
Malinda Dee
Tipologi ini disusun berdasarkan Putusan Perkara yang sudah inkracht di tingkat kasasi, dengan rincian putusan sebagai berikut:
(i) Putusan Tingkat Pertama di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Perkara No:1291/Pid. B/2011/PN.Jkt Sel tanggal 7 Maret 2012. (ii) Putusan Tingkat Banding di Pengadilan Tinggi Jakarta, Perkara
No: 134/PID/2012/PT.DKI tanggal 22 Mei 2012.
(iii) Putusan Tingkat Kasasi di Mahkamah Agung, Perkara No: 1607 K/PID.SUS/2012 tanggal 16 Oktober 2012.
a. Deskripsi Kasus
Kasus Posisi
27
lima puluh Rupiah) dan US$2.082.427,00 (dua juta delapan puluh dua ribu empat ratus dua puluh tujuh dolar Amerika).
Tindak Pidana Asal
1. IMD adalah pegawai pada Citibank N.A Cabang Landmark dengan jabatan sebagai Citigold Executive atau Relationship Manager (RM). Dalam melaksanakan tugasnya, IMD telah tidak mengikuti prosedur yang baku, di mana seharusnya sebagai RM tidak dapat melakukan transaksi melainkan hanya mengambil nomor antrean bagi nasabah.
2. IMD meminta tandatangan nasabah dalam formulir transfer yang masih kosong (belum diisi) atau tandatangan nasabah dalam formulir transfer ditandatangani sendiri oleh terdakwa kemudian tanpa persetujuan atau permintaan dari nasabah.
3. Dengan formulir tersebut, IMD telah melakukan pentransferan dana dari rekening nasabah Citigold Citibank Landmark milik ROHLI BIN PATENI (24 kali), N.SUSETYO SUTADJI (9 kali), dan saksi SURJATI T. BUDIMAN (6 kali), ISMAIL bin JANIM (56 kali) serta nasabah Citigold lainnya.
4. Sehingga jumlah transaksi terdiri dari: 64 (enam puluh empat) kali transaksi Rupiah dengan nilai keseluruhan transaksi sekitar Rp27.369.056.650,00 ditambah dengan 53 (lima puluh tiga) kali transaksi dolar Amerika dengan nilai keseluruhan transaksi sekitar US$2.082.427
Tindak Pidana Pencucian Uang
1. Uang yang diperoleh IMD dari para nasabah Citibank ditransfer ke rekening VISCA LOVITASARI pada Bank BCA nomor rekening 3191931198; Kemudian atas perintah terdakwa ditransfer kembali baik ke rekening perusahaan terdakwa atau pun ke rekening orang lain, sebanyak 6 (enam) kali transaksi.
28
ditransfer kembali ke rekening ANDHIKA GUMILANG pada Bank BCA nomor lekening 5245002448.
3. Selanjutnya ditransfer ke rekening ISMAIL BIN JANIM pada Bank BCA nomor rekening 2761354762, sebanyak 9 (sembilan) kali transaksi. Kemudian dana yang masuk ke rekening Ismail bin Janim tersebut, selanjutnya atas perintah terdakwa ditransfer kembali baik ke rekening terdakwa sendiri atau pun ke rekening orang lain, yaitu:
a. Ditransfer kembali ke rekening milik Inong Malinda Dee pada Bank BCA rekening nomor 4361229783 a.n. Inong Malinda Dee.
b. Ditransfer kembali ke rekening PT. EKSLUSIVE JAYA PERKASA yang salah satu pengurusnya adalah Inong Malinda Dee pada Bank BCA rekening nomor 4363008782.
c. Ditransfer kembali ke rekening milik VISCA LOVITASARI pada Bank BCA nomor rekening 3191931198 dan nomor rek. 3191971424.
d. Ditransfer kembali ke dalam rekening milik ANDHIKA GUMILANG pada Bank BCA rekening nomor 5245002448.
4. Jumlah transaksi transfer tersebut yaitu 88 (delapan puluh delapan) kali transaksi terdiri dari 41 (empat puluh satu) kali transaksi rupiah dengan nilai keseluruhan transaksi sekitar Rp22.162.075.650,00 (dua puluh dua miliar seratus enam puluh dua juta tujuh puluh lima ribu enam ratus lima puluh Rupiah), ditambah dengan 47 (empat puluh tujuh) kali transaksi dolar Amerika dengan nilai keseluruhan transaksi sekitar USD 1.989.927,00 (satu juta sembilan ratus delapan puluh sembilan ribu sembilari ratus dua puluh tujuh dolar Amerika),
5. Dari hasil tindak kejahatan tersebut, IMD membeli berbagai barang yaitu mobil. Selain itu juga menyimpan uang tunai.
29
a. 1 (satu) unit Mobil Merk FERRARI, Type F430 Scuderia, Jenis Mobil Penumpang, Model Sedan, Tahun 2010, Nomor Rangka ZFFKZ64C000169221 Nomor F136ED151726, Warna Merah, No.Pol. B 5 DEE;
b. 1 (satu) Unit Mobil Merk Ferrari California, Warna Merah, No Pol. B 125 DEE, atas nama M. ADI RAMANANDA, aiamat Jaian Tebet X No. 29, RT.08/05, Kel.Tebet Barat Kec. Tebet Jakarta Selatan;
c. 1 (satu) unit Mobil Merk MERCEDES, Type E350COUPE A/T, Warna Diamond White No. Rangka WDD207-356.2F.094178, No. Mesin: 272- 988.31.730692 Tahun 2010, No.Pol.B-125-DEN atas nama SITI NOOR DENISE;
d. 1 (satu) unit mobil HUMMER H3 warna putih No.Pol: B 18 DiK an. ANDHIKA GUMILANG Nomor BPKB H 02714946 berserta STNK dan tanpa BPKB;
e. 1 (satu) unit mobil Toyota Fortuner G 2.7 A/T/jeep/Suv M Hitam metalik Tahun 2009 No.Rangka MHFZX69G897015957 No.Mesin 2 TR6846689 No.Poi B-1443-SJB
f. 1 (satu) unit mobil Toyota Alphard Vellfire 2.4 2 WB Minibus Hitam Tahun 2009 No. Rangka NKANH208035799 No. Mesin 2A21533593 atas nama SITI NOOR DENISE;
g. Uang Tunai Sejumlah Rp1.628.701.000,00 (satu miliar enam ratus dua puluh delapan ribu tujuh ratus satu Rupiah) dengan rincian sbb:
(i) Disita dari LIE KUANG HENG (18 Mei 2011) senilai Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta Rupiah);
(ii) Disita dari LIE KUANG HENG (18 Mei 2011) senilai Rp125.000.000,00 (seratus lima puluh juta Rupiah);
30
Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta Rupiah);
(iv) Disita dari SUDIN RIAU (7 Juni 2011) senilai Rp253.701.000,00 (dua ratus lima puluh tiga ribu tujuh ratus satu ribu Rupiah); (v) Disita dari DUDI SAMHUDI (9 Juni 2011)
senilai Rp600.000.000,00 (enam ratus juta Rupiah);
(vi) Disita dari ACHMAD BASTARI bin SISWOWIRATMO (24 Juni 2011) senilai Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta Rupiah)
b. Putusan/Vonis
Tabel 2. 11
Putusan/Vonis terhadap Inong Malinda Dee
No Putusan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 65 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
31 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
3 Mahkamah Agung
32
5. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Narkotika dan TPPU a.n.
Marwan Adli, FOB Budiyono, dan Hartoni Jaya Buana
Tipologi ini disusun berdasarkan Putusan Perkara yang sudah inkracht di tingkat banding maupun kasasi untuk masing-masing terdakwa, dengan rincian sebagai berikut:
1.1 Putusan Perkara atas nama Drs. Marwan Adli, Bc. IPMsi
Tipologi ini disusun berdasarkan Putusan Perkara yang sudah inkracht di tingkat banding banding, dengan rincian sebagai
berikut:
(i) Putusan Tingkat Pertama di Pengadilan Negeri Cilacap, Perkara No. 114/PID.SUS/2011/PN.CLP tanggal 11 Januari 2012.
(ii) Putusan Tingkat Banding di Pengadilan Tinggi Semarang, Perkara No. 38/PID.SUS/2012/PT.SMG tanggal 13 Maret 2012.
a. Deskripsi Kasus
Kasus Posisi
33
akhirnya dimanfaatkan oleh Hartoni untuk melakukan transaksi narkotika bersama Syarifudin alias Isap alias Capten di dalam Lapas Nusakambangan. Terdakwa telah menerima keuntungan dari hasil penjualan narkotika yang dilakukan oleh Hartoni Jaya Buanadan Capten selama periode 2009 sampai dengan 2011 seluruhnya sejumlah Rp260.000.000,00(dua ratus enam puluh juta rupiah) dengan rincian dari Hartoni Jaya Buana sebesar Rp210.000.000,00 dan dari Capten sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) kemudian uang tersebut ditransfer menggunakan M-Banking melalui rekening penampungan Hartoni Jaya Buana antara lain Rek. an. May Wulandari dan Rita Juniati dan rekening penampungan Capten, antara lain: rekening an. Selpih, Sesilia Natalie, Saipul Abu Gozala, Sesilia Natalia ke rekening anak terdakwa, yaitu Rekening BCA an. Andhika Permana, Dhiko Aldila dan cucu terdakwa Rinal Kornial.
Tindak Pidana Asal
Terdakwa MA telah memfasilitasi dan melakukan pemufakatan jahat dengan Narapidana Sdr. Hartoni Jaya Buana alias Toni alias Giam Hwei Liang, Sdr. FOB Budhiyono, Sdr. Iwan Syaefuddin, Sdr. Cahyo alias Nyoto, dan Syafifudin alias Capten untuk melakukan tindak pidana narkotika sebagaimana dimaksud dalam pasal 114 UU. RI. No. 35 Tahun 2009 yaitu secara tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika Golongan I bukan tanaman.
Tindak Pidana Pencucian Uang
34
2. Terdakwa terbukti telah memberikan uang sejumlah Rp185.000.000,00 (seratus delapan lima puluh juta rupiah) kepada Rinal Kornial selaku cucu terdakwa dan uang tersebut dimasukan ke bank dengan cara memerintahkan kepada Rinal Kornial untuk membuka rekening an. Rinal Kornial di Bank BCA Cilacap dengan alasan identitas (KTP) terdakwa tertinggal di Bekasi. Kemudian rekening an. Rinal Kornial dikuasai oleh terdakwa untuk menerima transfer sejumlah uang atas permintaan terdakwa kepada Hartoni Jaya Buana. 3. Terdakwa terbukti telah menerima dan menempatkan
sejumlah uang dari hasil tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh Hartoni Jaya Buana dan Capten yang dilakukan selama bulan Oktober 2009 sampai dengan Februari 2011 ke rekening tabungan an. Andhika Permana, Dhiko Aldila dan Rinal Kornial.
Sebagian besar penerimaan dana sejumlah Rp260.000.000,00 (dua ratus enam puluh juta rupiah), dilakukan dengan cara sebagai berikut:
(i) Melalui transfer dari rekening BCA an. May Wulandari ke rekening BCA an. Andhika Permana melalui m-banking pada tanggal 22-01-2010 s.d. 24-01-2011 sebanyak 4 kali transaksi, dengan jumlah totalRp68.000.000,00.
(ii) Melalui transfer dari rekening BCA an. May Wulandari pada tanggal 24 Januari 2011 yang dilakukan oleh Hartoni Jaya Buana melalui m-banking ke rekening BCA an. Rinal Kornial sebesar Rp15.000.000,00.
(iii) Melalui transfer dari rekening BCA an. May Wulandari pada tanggal 18 Oktober 2010 s.d. 03 Desember 2010 ke rekening an. Dhiko Aldila melalui m-banking, dengan jumlah total Rp14.000.000,00.
35
(v) Melalui transfer dari rekening BCA an. Selpih ke rekening an. Andhika Permana pada tanggal 9 Desember 2009 sebesar Rp5.000.000,00.
(vi) Melalui transfer dari rekening BCA an. Sesilia Natalie ke rekening an. Andhika Permana pada tanggal 23 April 2010 sebesar Rp10.000.000,00.
(vii) Melalui transfer dari rekening BCA an. Sesilia Natalie ke rekening an. Andhika Permana pada tanggal 18 Agustus 2010 sebesar Rp10.000.000,00.
(viii) Melalui transfer dari rekening BCA an. Saipul Abu Gozala ke rekening an. Andhika Permana pada tanggal 17 September 2010 sebesar Rp10.000.000,00.
(ix) Melalui transfer dari rekening BCA an. Sesilia Natalia ke rekening an. Andhika Permana pada tanggal 29 September 2010 sebesar Rp15.000.000,00.
Selanjutnya terdakwa MA melakukan perbuatan mentransfer, mengalihkan, membelanjakan dan membayarkan uang yang ditempatkan pada rekening tabungan a.n. Andhika Permana, Dhiko Aldila dan Rinal Kornial di Bank BCA dengan tujuan untuk menyamarkan atau menyembunyikan asal-usul sumber dana yang patut diduga atau diketahui berasal dari hasil tindak pidana narkotika, dengan cara-cara sebagai berikut:
(i) Melakukan transfer sejumlah uang pada tanggal 4 Februari 2011 sebesar Rp25.000.000,00 sebanyak 1 kali transaksi dari rekening an. Rinal Kornial ke rekening a.n. Andhika Permana.
(ii) Membelanjakan sebesar Rp26.000.000,00 untuk pembelian kursi pijat elektrik milik Advance pada tanggal 28 Juni 2008 melalui rekening a.n. Andhika Permana.
36
(iv) Membelanjakan sebesar Rp5.900.000,00 untuk melakukan pembelian senapan angin pada tanggal 11 Juni 2009 melalui rekening a.n. Andhika Permana (v) Membelanjakan sebesar Rp85.000.000,00 selama
periode 16 Juli 2011 s.d. 24 November 2011untuk keperluan pribadi terdakwa melalui rekening Andhika Permana.
(vi) Membelanjakan sebesar Rp7.500.000,00 untuk pembelian Handphone Samsung Galaxy melalui rekening an. Dhiko Aldila.
(vii) Membelanjakan sebesar Rp6.500.000,00 untuk pembelian Handphone Black Berry melalui rekening an. Dhiko Aldila.
b. Putusan/Vonis
Tabel 2. 13
Putusan/Vonis terhadap Marwan Adli
No. Putusan Tahun 2010 tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang jo Pasal apabila denda tersebut
tidak dibayar maka
diganti dengan pidana
penjara selama 8
Menerima permintaan banding maka dikenakan Pasal 114 Ayat Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang jo apabila denda tersebut
tidak dibayar maka
diganti dengan pidana
penjara selama 1
37
1.2 Putusan Perkara atas nama FOB Budiyono. Amd.IP., S.H.
Tipologi ini disusun berdasarkan Putusan Perkara yang sudah inkracht di tingkat kasasi, dengan rincian sebagai berikut:
(i)
Putusan Tingkat Pertama di Pengadilan Negeri Cibinong Perkara No. 118/Pid.Sus/2011/PN.Clp. tanggal 12 Januari 2012.(ii)
Putusan Tingkat Banding di Pengadilan Tinggi SemarangPerkara No. 49/Pid.Sus/2012/PT.SMG tanggal 02 April 2012.
(iii)
Putusan Tingkat Kasasi di Mahkamah Agung Perkara Nomor:1169 K/Pid.Sus/2012 tanggal 14 Agustus 2012.
a. Deskripsi Kasus
Kasus Posisi
Terdakwa FOB Budiyono, Amd. IP. SH yang berprofesi sebagai PNS selaku Kepala Seksi Bimbingan Narapidana dan Anak Didik Lembaga Pemasyarakatan narkotika Nusakambangan yang memiliki tugas dan tanggung jawab melaksanakan pembinaan anak didik seluruh Napi Lapas Narkotika Nusakambangan baik yang di dalam maupun yang di luar, termasuk mengusulkan pos-pos kerja Napi, pengusulan asimilasi Napi, Cuti Napi, pembebasan bersyarat, pengurangan hukuman/Remisi, membebaskan Napi dan menangani Napi yang sakit. Pada Bulan Mei 2010 sampai dengan Bulan Februari 2011, bertempat di lingkungan Lapas Narkotika Nusakambangan Cilacap didakwa terlah melakukan permufakatan jahat dengan Narapidana Lapas Narkotika Nusakambangan yaitu Giam Hwei Liang alias Hartoni Jaya Buana, Syarifudin Alias Syaf Alias Isap Alias Capten.Perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan
carapemberian fasilitas berupa keleluasaan, prasarana,
kesempatan, dan kemudahan, yang diperoleh oleh Hartoni Jaya Buana dan Capten sebagai warga binaan di LP Narkotika Nusakambangan, yang menyebabkan Hartoni Jaya Buana dan Capten dapat melakukan jual beli Narkotikajenis
sabu-sabu. Terdakwa telah menerima transfer uang dari Hartoni
38
April sampai dengan 05 Februari 2011 terdapat transfer dari rekening a.n. Rita Juniati sebanyak 7 kali transaksi sebesar Rp42.500.000,00 (empat puluh dua juta lima ratus ribu rupiah). Selain itu terdakwa juga telah menerima transfer dari rekening a.n. Saipul Abu Gozala pada tanggal 23 Agustus 2010 sampai dengan 15 Nopember 2010 dengan jumlah total Rp9.500.000,00 (sembilan juta lima ratus ribu rupiah), yang diketahui bahwa rekening tersebut digunakan oleh Capten sebagai penampungan hasil transaksi narkotika.
Tindak Pidana Asal
Terdakwa FOB Budiyono telah memfasilitasi dan melakukan pemufakatan jahat dengan Narapidana Hartoni Jaya Buana dan Syafifudin alias Capten untuk melakukan tindak pidana narkotika sebagaimana dimaksud dalam pasal 114 Ayat (2) jo Pasal 132 ayat (1) UU. RI. No. 35 Tahun 2009 yaitu secara tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika Golongan I bukan tanaman.
Tindak Pidana Pencucian Uang
Terdakwa terbukti telah menerima dan menempatkan sejumlah uang dari hasil tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh Hartoni Jaya Buana dan Capten yang dilakukan selama bulan Oktober 2009 sampai dengan Februari 2011 ke rekening tabungan a.n. Andhika Permana, Dhiko Aldila dan Rinal Kornial.
Sebagian besar penerimaan dana sejumlah Rp197.170.000,00 (seratus sembilan puluh tujuh juta seratus tujuh puluh ribu rupiah), dilakukan dengan cara sebagai berikut:
39
(ii) Melalui transfer dari rekening BCA an. Rita Juniati ke rekening BCA a.n. FOB Budiyono melalui m-banking pada tanggal 05 April 2010 s.d. 05 Februari 2011 sebanyak 7 kali transaksi, dengan jumlah total Rp42.500.000,00.
(iii) Melalui transfer dari rekening BCA a.n. Saipul Abu Gozala ke rekening BCA a.n. FOB Budiyono melalui m-banking pada tanggal 23 Agustus 2010 s.d. 15 November 2010 dengan jumlah total Rp9.500.000,00. Selanjutnya terdakwa FOB Budiyono melakukan perbuatan mentransfer, mengalihkan, membelanjakan dan membayarkan uang yang ditempatkan pada rekening tabungan a.n. FOB Budiyono di Bank BCA dengan tujuan untuk menyamarkan atau menyembunyikan asal-usul sumber dana yang patut diduga atau diketahui berasal dari hasil tindak pidana narkotika, dengan cara-cara sebagai berikut:
(i) Membelanjakan sebesar Rp5.000.000,00 untuk pembelian Audio Mobil.
(ii) Membayarkan uang penambahan atas pembelian mobil terdakwa jenis Avanza Tahun 2008 sebesar Rp25.000.000,00
(iii) Membelanjakan sejumlah uang unuk keperluan Cuti Ke Nusa Tenggara Barat sebesar Rp10.000.000,00
(iv) Membelanjakan sisa uang tersebut untuk perbaikan ruangan kosong menjadi gereja dan dipergunakan untuk keperluan pribadi terdakwa.
(v) Mentransfer ke rekening BRI a.n. Marwan Adli sebesar Rp15.000.000,00
40
b. Putusan/Vonis
Tabel 2. 14
Putusan/Vonis terhadap FOB Budiyono, A.Md. IP, S.H.
No. Putusan
tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak
apabila denda tersebut
tidak dibayar, maka
diganti dengan pidana penjara selama 8 bulan.
2 PT Semarang apabila denda tersebut tidak dibayar, maka diganti dengan pidana penjara selama 4 bulan.
3 Mahkamah
permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi II: Jaksa/Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Cilacap apabila denda tersebut tidak dibayar, maka diganti dengan pidana penjara selama 8 bulan.
1.3 Putusan Perkara atas nama Giam Hwei Liang alias Toni alias
Hartoni Jaya Buana
Tipologi ini disusun berdasarkan Putusan Perkara yang sudah inkracht di tingkat Kasasi, dengan rincian sebagai berikut:
(i) Putusan Tingkat Pertama di Pengadilan Negeri Cilacap, Perkara No. 119/PID.SUS/2011/PN.CLP tanggal 15 Februari 2012.
(ii) Putusan Tingkat Banding di Pengadilan Tinggi Semarang, Perkara No. 73/PID.SUS/2012/PT.SMG tanggal 10 Mei 2012. (iii) Putusan Tingkat Kasasi di Mahkamah Agung, Perkara No.
41
a. Deskripsi Kasus
Kasus Posisi
42
sejumlah uang yang dilakukan oleh Hartoni Jaya Buana kepada Drs. Marwan Adli dan FOB Budiyono dengan maksud atas pemberian kewenangannya dengan memberikan fasilitas
berupa keleluasaan, prasarana, kesempatan, dan
kemudahan, yang diperoleh oleh Hartoni Jaya Buana dan
Capten sebagai warga binaan di LP Narkotika
Nusakambangan, yang menyebabkan Hartoni Jaya Buana dan Capten dapat melakukan jual beli Narkotika.
Tindak Pidana Asal
Terdakwa HJB melakukan permufakatan jahat dengan Drs. Marwan Adli, FOB Budiyono dan Capten selama berada di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Nusakambangan tepatnya di pondok kandang sapi yakni tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli menukar atau menyerahkan Narkotika Golongan I. Terdakwa memanfaatkan kemudahan dan perberian fasilitas yang diberikan oleh Marwan Adli dan FOB Budiyono untuk melakukan transaksi jual beli narkotika yang diperoleh dari Capten seberat 600 gram. Kemudian terdakwa menjual narkotika ke Banjarmasin, dari hasil penjualan tersebut telah menghasilkan keuntungan sebesar Rp3.876.035.000,00. Berdasakan perbuatan yang dilakukan oleh Hartoni Jaya Buana telah didakwa melanggar Kesatu Primair Pasal 114 Ayat (2) jo Pasal 132 Ayat (1) pasal 137 huruf a UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Tindak Pidana Pencucian Uang
1. HJB terbukti menempatkan uang hasil penjualan narkotika di rekening BCA a.n. May Wulandari dan Rita Junita.
2. Sebagian besar penerimaan dana sejumlah Rp9.075.300.000,00 yang dilakukan selama periode 12 Oktober 2010 sampai dengan 31 Januari 2011, dengan rincian sebagai berikut:
43
sampai dengan 20 Januari 2011 sejumlah Rp4.906.260.000,00.
(ii) Dari rekening BCA a.n. Amin Sunarta ke rekening BCA a.n. May Wulandari periode 16 November 2009 sampai dengan 27 Desember 2010 sejumlah Rp256.360.000,00.
(iii) Dari rekening BCA a.n. Hendry Wijaya ke rekening BCA an. May Wulandari periode 21 Desember 2009 sampai dengan 29 Maret 2010 sejumlah Rp1.623.840.000,00.
(iv) Dari rekening BCA a.n. Rahmadaniah ke rekening BCA an. May Wulandari periode 30 Desember 2009 sampai dengan 18 Oktober 2010 sejumlah Rp1.676.700.000,00.
(v) Dari rekening BCA a.n. Surya Sunarta ke rekening BCA a.n. Rita Juniati periode 03 Januari 2011 sampai dengan 31 Januari 2011 sejumlah Rp519.140.000,00.
(vi) Dari rekening BCA a.n. Amin Sunarta ke rekening BCA a.n. Rita Junita periode 08 November 2010 sampai dengan 6 Desember 2010 sejumlah Rp93.000.000,00.
Selanjutnya terdakwa HJB melakukan perbuatan mentransfer, membayarkan uang yang ditempatkan pada rekening tabungan milik Hartoni Jaya Buana a.n. May Wulandari dan Rita Juniati di Bank BCA yang patut diduga atau diketahui berasal dari hasil tindak pidana narkotika, dengan rincian sebagai berikut:
(i) Melakukan transfer melalui m-banking pada periode 22 Januari 2010 sampai dengan 24 Januari 2011 dari rekening BCA a.n. May Wulandari ke rekening BCA a.n. Andhika Permana, dengan jumlah total Rp68.000.000,00. (ii) Melakukan transfer melalui m-banking pada
44
(iii) Melakukan transfer melalui m-banking pada periode 24 Januari 2011 sampai dari rekening BCA an. May Wulandari ke rekening BCA a.n. Rinal Kornial, dengan jumlah total Rp15.000.000,00.
(iv) Melakukan transfer melalui m-banking pada periode 1 November 2010 sampai dengan 21 Januari 2011 dari rekening BCA a.n. May Wulandari ke rekening BCA a.n. Iwan Syaefudin, dengan jumlah total Rp4.500.000,00.
(v) Melakukan transfer melalui m-banking pada periode 16 November 2009 sampai dengan 25 Januari 2011 dari rekening BCA a.n. May Wulandari ke rekening BCA a.n. FOB Budiyono, dengan jumlah total Rp100.850.000,00.
(vi) Melakukan transfer melalui m-banking pada periode 04 Januari 2010 sampai dengan 07 September 2010dari rekening BCA a.n. May Wulandari ke rekening BCA a.n. May Wulandari (yang dipegang oleh sendiri), dengan jumlah total Rp9.250.000,00.
(vii) Melakukan transfer melalui m-banking pada periode 24 Januari 2011 sampai dengan 27 Januari 2011 dari rekening BCA a.n. Rita Juniati ke rekening BCA a.n. Andhika Permana, dengan jumlah total Rp87.000.000,00.
(viii) Melakukan transfer melalui m-banking pada periode 05 April 2010 sampai dengan 04 Februari 2011 dari rekening BCA a.n. Rita Juniati ke rekening BCA a.n. FOB Budiyono, dengan jumlah total Rp42.500.000,00.
(ix) Melakukan transfer melalui m-banking pada periode 04 Februari 2011 dari rekening BCA a.n. Rita Juniati ke rekening BCA a.n. May Wulandari (yang dipegang oleh sendiri), dengan jumlah total Rp3.000.000,00.
45
sampai dengan 17 September 2010 melalui transfer m-banking sebanyak 127 kali transaksi dari rekening BCA a.n. May Wulandari, Rita Juniati ke rekening yang telah diberikan oleh Capten yang terdiri dari rekening di Bank BCA an. Sesilia Natalie, Asep Tapa Hidayat, Selpih, Sallia Melanie, Saipul Abu Gozala, Koming Sewi Sapta sejumlah Rp5.810.650.000,00.
b. Putusan/Vonis
Tabel 2. 15
Putusan/Vonis terhadap Giam Hwei Liang alias Tonia alias
Hartoni Jaya Buana huruf a Undang-Undang. No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan melanggar pasal 3 UU RI No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
20 (dua puluh) Tahun
Rp10.000.000.000,00 apabila denda tersebut
tidak dibayar maka
diganti dengan pidana
penjara selama 1 banding dari Jaksa Penuntut Umum, Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Cilacap
20 (dua puluh) Tahun
Rp1.000.000.000,00 apabila denda tersebut
tidak dibayar maka
diganti dengan pidana