• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Korupsi dan TPPU an Luthfi Hasan

BAB II HASIL RISET

C. DATA SALINAN PUTUSAN TERKAIT KASUS TPPU TAHUN 2005 S.D 2013

8. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Korupsi dan TPPU an Luthfi Hasan

Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah

Tipologi ini disusun berdasarkan Putusan Perkara yang sudah diputus di tingkat banding untuk masing-masing terdakwa, dengan rincian sebagai berikut:

(i) Putusan Tingkat Pertama di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 15 Agustus 2013 No.38/Pid.Sus/TPK/2013/PN. Jkt. an. Luthfi Hasan Ishaaq.

58

(ii) Putusan Tingkat Pertama di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 04 Nopember 2013 No.39/Pid.Sus/TPK/2013/PN. Jkt. a.n. Ahmad Fathanah.

8.1 Putusan Perkara atas nama Luthfi Hasan Ishaaq

a. Deskripsi Kasus

Kasus Posisi

Terdakwa LUTHFI HASAN ISHAAQ, Penyelenggara Negara yaitu sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) periode 2009–2014, baik sebagai orang yang melakukan atau turut serta melakukan perbuatan bersama-sama dengan ACHMAD FATHANAH Als. OLONG. (dilakukan penuntutan secara terpisah). Pada kurun waktu antara tanggal 05 Oktober 2012 sampai dengan tanggal 29 Januari 2013, bertempat di Restoran Angus Steak House Chase Plaza Jakarta Selatan, di Restoran Angus Steak House Senayan City Jakarta Selatan dan di PT Indoguna Utama Jalan Taruna Nomor 8 RT.02 RW.04 Pondok Bambu Duren Sawit Jakarta Timur, atau setidak-tidaknya di tempat-tempat lain yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang berwenang memeriksa, mengadili dan memutus perkara ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, yang menerima hadiah atau janji yaitu menerima hadiah berupa uang sejumlah Rp1.300.000.000,00 (satu miliar tiga ratus juta rupiah) dari MARIA ELIZABETH LIMAN selaku Direktur Utama PT Indoguna Utama yang diserahkan oleh ARYA ABDI EFFENDY alias DIO dan H. JUARD EFFENDI dari keseluruhan uang yang dijanjikan sejumlah Rp40.000.000.000,00 (empat puluh miliar rupiah), padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yaitu Terdakwa mengetahui atau patut menduga hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan Terdakwa dengan jabatannya selaku anggota DPR RI dan selaku Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam mempengaruhi pejabat di Kementerian Pertanian RI yang dipimpin oleh SUSWONO selaku Menteri Pertanian yang juga

59

merupakan anggota Majelis Syuro PKS supaya menerbitkan surat rekomendasi persetujuan pemasukan atas permohonan penambahan kuota impor daging sapi sebanyak 10.000 (sepuluh ribu) ton untuk tahun 2013 yang diajukan oleh PT Indoguna Utama dan anak perusahaannya yaitu PT Sinar Terang Utama, PT Nuansa Guna Utama, CV Cahaya Karya Indah dan CV Surya Cemerlang Abadi, yang bertentangan dengan kewajibannya yaitu bertentangan dengan kewajiban anggota DPR sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 5 angka 4 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; Pasal 208 ayat (3) Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; Pasal 281 ayat (3) Keputusan DPR RI Nomor 01/DPR RI/I/2009-2010 tanggal 29 September 2009 tentang Peraturan Tata Tertib DPR-RI; dan Pasal 2 ayat (2), Pasal 3 ayat (8) Peraturan DPR RI No. 1 Tahun 2011 tentang Kode Etik, yang keseluruhan ketentuan tersebut pada prinsipnya mengatur tentang Anggota DPR dilarang melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta dilarang menerima gratifikasi. Tindak Pidana Korupsi

Terdakwa LHI telah memfasilitasi dan melakukan pemufakatan jahat dengan terdakwa Sdr. Ahmad Fathanah alias Olong, Maria Elizabeth Liman dan Elda Devianne Adiningrat untuk melakukan tindak pidana korupsi dengan cara penambahan kuota impor daging sapi untuk PT Indoguna Utama pada semester II tahun 2012 sebanyak 5.000 ton dan tahun 2013 sebanyak 8.000 ton akan memberikan komisi/fee sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah) per kilogram atau seluruhnya sebesar Rp40.000.000.000,00 (empat puluh miliar rupiah).

Tindak Pidana Pencucian Uang

1. Terdakwa terbukti telah membayarkan atau membelanjakan sejumlah Rp350.000.000,00 (tiga ratus lima puluh juta rupiah) kepada HILMI AMINNUDIN atas pembelian 1 (satu) unit mobil Nissan Frontier Navara

60

warna hitam Nopol B 9051 QI Noka MNTVCUD40Z0002698 Nosin YD25051887T.

2. Pada rentang waktu antara tanggal 29 Maret 2007 s.d. 8 Desember 2008, Terdakwa dengan sengaja membayarkan atau membelanjakan sejumlah uang Rp1.500.000.000,00 (satu milar lima ratus juta rupiah) kepada HILMI AMINUDDIN atas pembelian 1 (satu) unit bangunan rumah seluas 250 m² di atas tanah seluas 700 m² yang terletak di Jalan Loji Timur Nomor 24 RT 17 RW 02 Desa Cipanas, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang dilakukan Terdakwa secara bertahap sebanyak 29 kali.

3. Pada rentang waktu antara tanggal 15 Agustus 2007 s.d. 3 Pebruari 2008, Terdakwa dengan sengaja membayarkan atau membelanjakan sejumlah uang Rp3.500.000.000,00 (tiga miliar lima ratus juta rupiah) kepada HAMBALI atas pembelian 5 (lima) bidang tanah yang di atasnya berdiri satu unit bangunan pabrik pembuatan genteng terletak di Desa Leuwimekar/Barengkok Kecamatan Leuwilang Kabupaten Bogor Jawa Barat, masing-masing bidang tanah seluas 3180 m², 8180 m², 9470 m², 33.340 m² dan 5410 m² bersertifikat masih atas nama YOPIE SANGKOT BATUBARA, atau keseluruhan luasnya kurang lebih 6 s.d. 7 hektare, yang dilakukan secara bertahap sebanyak 6 kali.

4. Pada waktu-waktu antar bulan Januari 2005 sampai dengan bulan Desember 2009, melalui Bank BCA, menerima pentransferan uang sejumlah Rp1.761.772.380,00 (satu miliar tujuh ratus enam puluh satu juta tujuh ratus tujuh puluh dua ribu tiga ratus delapan puluh rupiah) dan menerima hibah atau pemberian 1 (satu) mobil Mitsubishi Pajero Sport tahun pembuatan 2009 senilai Rp445.000.000,00 (empat ratus empat puluh lima juta rupiah).

61

b. Putusan/Vonis

Tabel 2. 21

Putusan/Vonis terhadap Luthfi Hasan Ishaaq

No. putusan pengadilan Tindak Pidana Pasal Vonis Pidana Denda 1 PN. Jakarta Korupsi dan Pencucian Uang i. Pasal 12 huruf a UU No 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Pasal 5 Ayat (1) jo Pasal 10 Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang jo Pasal 84 Ayat (2) KUHP 16 (enam belas) Tahun Rp1.000.000.000,00 dengan ketentuan

apabila denda tersebut tidak dibayar, diganti

dengan pidana

kurungan selama 1

(satu) tahun kurungan

8.2 Putusan Perkara atas nama Ahmad Fathanah

a. Deskripsi Kasus

Kasus Posisi

Terdakwa AHMAD FATHANAH alias OLONG, baik sebagai orang yang melakukan atau turut serta melakukan perbuatan bersama-sama dengan LUTHFI HASAN ISHAAQ sebagai Anggota DPR RI periode 2009 - 2014, pada kurun waktu antara tanggal 05 Oktober 2012 sampai dengan 29 Januari 2013, menerima hadiah atau janji yaitu menerima hadiah berupa uang sejumlah Rp1.300.000.000,00 (satu miliar tiga ratus juta rupiah) dari MARIA ELIZABETH LIMAN selaku Direktur Utama PT Indoguna Utama yang diserahkan oleh ARYA ABDI EFFENDY alias DIO dan H. JUARD EFFENDI dari keseluruhan uang yang dijanjikan sejumlah Rp40.000.000.000,00 (empat puluh miliar rupiah), padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yaitu Terdakwa mengetahui atau patut menduga hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan LUTHFI HASAN ISHAAQ

62

dengan jabatannya selaku anggota DPR RI dan juga selaku Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam mempengaruhi pejabat di Kementerian Pertanian RI yang dipimpin oleh SUSWONO selaku Menteri Pertanian yang juga merupakan anggota Majelis Syuro PKS supaya menerbitkan surat rekomendasi persetujuan pemasukan atas permohonan penambahan kuota import daging sapi sebanyak 10.000 (sepuluh ribu) ton yang diajukan oleh PT Indoguna Utama dan anak perusahaannya yaitu PT Sinar Terang Utama, PT Nuansa Guna Utama, CV Cahaya Karya Indah dan CV Surya Cemerlang Abadi untuk tahun 2013, yang bertentangan dengan kewajibannya yaitu bertentangan dengan kewajiban LUTHFI HASAN ISHAAQ selaku anggota DPR.

Tindak Pidana Asal

Terdakwa Ahmad Fathanah telah memfasilitasi dan melakukan pemufakatan jahat dengan terdakwa Luthfi Hasan Ishaaq untuk melakukan mark-up kuota daging sapi impor 10.000 ton melalui perusahaan PT Indoguna Utama milik Maria Elizabeth Liman.

Tindak Pidana Pencucian Uang

1. Terdakwa pada kurun waktu antara bulan Januari 2011 s.d. Desember 2012 telah melakukan transaksi keuangan pada Rekening Koran Bank Mandiri Nomor: 122-0005486512 KCP Imam Bonjol atas nama AHMAD FATHANAH yaitu menempatkan sejumlah uang secara bertahap dengan setoran tunai, transfer melalui pemindahbukuan maupun RTGS dari Rekening Terdakwa lainnya hingga keseluruhannya berjumlah Rp1.897.800.000,00 (satu miliar delapan ratus sembilan puluh tujuh juta delapan ratus ribu rupiah) 2. Terdakwa pada kurun waktu bulan Juli 2012 s.d.

Januari 2013 telah melakukan transaksi keuangan pada Rekening Koran Bank Mandiri Nomor: 157-0003414621 KCP Depok Kartini atas nama AHMAD FATHANAH yaitu menempatkan sejumlah uang secara bertahap dengan setoran tunai, transfer melalui pemindahbukuan

63

maupun RTGS yang keseluruhannya berjumlah Rp2.454.495.000,00 (dua miliar empat ratus lima puluh empat juta empat ratus sembilan puluh lima ribu rupiah rupiah)

3. Terdakwa pada kurun waktu antara bulan Februari 2011 s.d. Oktober 2012 telah melakukan transaksi keuangan yaitu mengalihkan sejumlah uang dari Rekening Bank Mandiri Nomor 122-0005486512 KCP Imam Bonjol ke Rekening Bank Mandiri Nomor 157- 0003414621 KCP Depok Kartini atas nama AHMAD FATHANAH secara bertahap melalui overbooking hingga berjumlah Rp622.000.000,00 (enam ratus dua puluh dua juta rupiah)

4. Terdakwa pada kurun waktu antara bulan Januari 2011–Desember 2012, telah melakukan transaksi keuangan yaitu menggunakan sejumlah uang yaitu Rp8.523.003.569,00 (delapan miliar lima ratus dua puluh tiga juta tiga ribu lima ratus enam puluh sembilan rupiah) dari Rekening Bank Mandiri Nomor 122-0005486512 KCP Imam Bonjol atas nama AHMAD FATHANAH

5. Terdakwa pada kurun waktu antara bulan Juli 2012 s.d. Januari 2013, telah melakukan transaksi keuangan yaitu menggunakan sejumlah uang sebesar Rp17.223.815.695,00 (tujuh belas miliar dua ratus dua puluh tiga juta delapan ratus lima belas ribu enam ratus sembilan puluh lima rupiah) dari Rekening Bank Mandiri Nomor 157-0003414621 KCP Depok Kartini atas nama AHMAD FATHANAH

6. Pada sekitar akhir tahun 2011, Terdakwa menerima uang sebesar Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) dari YUDI SETIAWAN untuk diberikan kepada LUTHFI HASAN ISHAAQ sebagai uang perkenalan, uang tersebut diserahkan Terdakwa kepada LUTHFI HASAN ISHAAQ pada saat pertemuan dengan YUDI SETIAWAN di Mall Grand Indonesia Jakarta Pusat

64

7. Terdakwa pada kurun waktu tahun 2011 sampai dengan bulan Januari 2013 telah menerima pentransferan uang dari pihak-pihak lain ke Rekening Bank Mandiri Nomor: 1570003414621 atas nama Terdakwa, dengan perincian:

(i) sebesar Rp1.500.000.000,00 dari ONGKI WIJAYA ISMAIL PUTRA

(ii) Terdakwa pada sekitar awal tahun 2011 menerima uang sejumlah $10.000,00 (sepuluh ribu dolar Amerika Serikat) dari BILLY GAN (Direktur PT Green Life Bioscience)

(iii) Dalam rangka upaya pemenangan pencalonan ILHAM ARIEF SIRAJUDDIN dalam Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan (Pilgub Sulsel) tahun 2014 dari Partai Keadilan Sejahtera, Terdakwa menerima uang pemenangan terkait Pilgub Sulsel tersebut yang seluruhnya berjumlah Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah) dari ILHAM ARIEF SIRAJUDDIN

(iv) Terdakwa pada bulan April 2012 menerima transfer uang dari ADI RADJA sebesar Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah) sebagai biaya untuk mendapatkan proyek di Kementerian

8. Bahwa terhadap seluruh harta kekayaan yang diterima Terdakwa dalam kurun waktu antara tahun 2011 s.d. 2013 sebagaimana diuraikan di atas, baik Terdakwa sendiri yang menerima dari orang lain ataupun yang bersama-sama LUTHFI HASAN ISHAAQ atas pemberian dari YUDI SETIAWAN, yang seluruhnya berjumlah mencapai Rp35.408.315.900,00 (tiga puluh lima miliar empat ratus delapan juta tiga ratus lima belas ribu sembilan ratus rupiah) atau sekurang-kurangnya sejumlah tersebut diketahuinya atau patut diduga sebagai hasil dari tindak pidana korupsi.

9. Selanjutnya terdakwa Ahmad Fathanah melakukan perbuatan mentransfer, mengalihkan, membelanjakan dan membayarkan uang yang ditempatkan pada

65

rekening tabungan a.n. Ahmad Fathanah di Bank Mandiri, BNI dan BCA dengan tujuan untuk menyamarkan atau menyembunyikan asal-usul sumber dana yang patut diduga atau diketahui berasal dari hasil tindak pidana korupsi, dengan cara-cara sebagai berikut:

(i) Pada pertengahan September 2012, membayarkan pembelian mobil HONDA FREED Nomor Polisi B 881 LAA seharga Rp249.000.000,00 (dua ratus empat puluh sembilan juta rupiah) yang di atas namakan ANIFAH yaitu saudara sepupu TRI KURNIA RAHAYU PRISTIWANI dengan cara memberikan uang tunai sebesar USD 20.000 (dua puluh ribu dolar Amerika Serikat) kepada TRI KURNIA RAHAYU PRISTIWANI

(ii) Pada tanggal 24 Oktober 2012 membayarkan uang sejumlah Rp760.000.000,00 (tujuh ratus enam puluh juta rupiah) untuk pembelian mobil Toyota Alphard S Audioless 2.4 A/T Warna Putih Nomor Polisi B 53 FTI atas nama SEFTI SANUSTIKA

(iii) Pada tanggal 18 November 2012, membayarkan secara tunai kepada BEST AUTOCAR melalui SEFTI SANUSTIKA untuk pembelian mobil Toyota AVANZA 1.3G Tahun 2008 warna Hitam Metalik Nomor Polisi B 2322 AK atas nama SEFTI SANUSTIKA seharga Rp122.000.000.00 (seratus dua puluh dua juta rupiah)

(iv) Pada tanggal 2 Desember 2012 membelanjakan uang sejumlah Rp234.747.138,27 (dua ratus tiga puluh empat juta tujuh ratus tujuh ribu seratus tiga puluh delapan rupiah dua puluh tujuh sen) di BEST DENKI Senayan City untuk perlengkapan rumah di Perumahan Pesona Kayangan Margonda Depok Blok BS Nomor 5 Depok.

(v) Pada Desember 2012, membayarkan uang muka pembelian mobil Mercedes Benz C200 AT type

66

Mercy C 200 AVG, Warna Hitam, tahun pembuatan 2012 atas nama Terdakwa, yaitu sebesar Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dari harga sebesar Rp707.000.000,00 (tujuh ratus tujuh juta rupiah), yang pelunasannya dilakukan secara kredit di MITSUI LEASING CAPITAL INDONESIA;

(vi) Pada tanggal 28 Desember 2012, membayarkan pembelian mobil Honda Jazz ge8 1.5E AT (KCD) warna putih Nomor Polisi B 15 VTA secara tunai di Showroom mobil PT Honda Porspect Motor Jalan Gaya Motor I Sunter Jakarta Utara seharga Rp141.700.000,00 (seratus empat puluh satu juta rupiah) yang di atasnamakan ANDI NOVITALIA alias VITALIA SHEISYA;

(vii) Pada sekitar tahun 2012, membayarkan pembelian Apartemen SALADIN yang terletak di Margonda Depok Jawa Barat seharga Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) atas nama SEFTI SANUSTIKA;

(viii) Pada tahun 2011, membelanjakan uang tunai sejumlah Rp121.000.000.00 (seratus dua puluh satu juta rupiah) dan USD 800 (delapan ratus dolar Amerika Serikat) dan pada tahun 2012 sebesar Rp42.125.000,00 (empat puluh dua juta seratus dua puluh lima ribu rupiah) dan USD 23.446 (dua puluh tiga ribu empat ratus empat puluh enam dolar Amerika Serikat) di MB Jewellery Senayan City dan MB Jewellery Grand Indonesia;

(ix) Pada tahun 2012, membelanjakan uang tunai yang keseluruhannya berjumlah Rp285.000.000.00 (dua ratus delapan puluh lima juta rupiah) untuk pembelian beberapa perhiasan di Goodwill Watch Gajah Mada Plaza Jakarta Barat; dan

(x) Tanggal 3 Januari 2013, membayarkan pembelian mobil Toyota FJ Cruiser 4.0L 4 WD, warna hitam,

67

Tahun Pembuatan 2012 seharga Rp1.100.000.000,00 (satu miliar seratus juta rupiah) di PT William Mobil untuk diberikan kepada LUTHFI HASAN ISHAAQ.

c. Putusan/Vonis

Tabel 2. 22

Putusan/Vonis terhadap Ahmad Fathanah

No. putusan pengadilan Tindak Pidana Pasal Vonis Pidana Denda 1 PN. Jakarta Korupsi dan Pencucian Uang

Pasal 12 huruf a Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dan Pasal 2 ayat (2), Pasal 3 ayat (8) Peraturan DPR RI No. 1 Tahun 2011 tentang Kode Etik dan Pasal 5 Ayat (1) UU RI No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang jo Pasal 84 KUHP

14 (tiga belas) Tahun

Rp1.000.000.000,00 (satu miliard rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar, diganti dengan pidana kurungan selama : 6 (enam) bulan kurungan

9. Tipologi TPPU terkait Tindak Pidana Penipuan dan TPPU an.

Testiawati binti Kantawi

Tipologi ini disusun berdasarkan Putusan Perkara yang sudah inkracht di tingkat pertama, dengan rincian sebagai berikut:

(i) Putusan Tingkat Pertama di Pengadilan Negeri Tangerang, Perkara Nomor: 22/PID.SUS/2013/PN.TNG tanggal 24 Juni 2013.

a. Deskripsi Kasus

Kasus Posisi

Terdakwa Testiawati binti Kantawi yang berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga dan diketahui sebagai istri dari Jaya Komara pendiri Koperasi Langit Biru yang meninggal dunia secara

68

mendadak di dalam sel Polresta Tangerang terpaksa harus menanggung kasus penipuan dan penggelapan. Sejak tahun 2010 sampai dengan 2012 didakwa melakukan beberapa perbuatan yang ada hubungan sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan memakai nama palsu atau martabat palsu dengan tipu muslihat ataupun rangkaian kebohongan menggerakan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang. Diketahui bahwa Koperasi yang bergerak dalam bidang investasi daging sapi tersebut selama pendiriannya belum mendapatkan pengesahan dari Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten. Terdakwa berperan sebagai koordinator investor untuk wilayah Tangerang dan Kabupaten Tangerang. Selanjutnya terdakwa mempromosikan investasi Koperasi Langit Biru tiap bulannya dan membagikan daging sapi kepada para investor (sebutan bagi anggota Koperasi Langit Biru). Hasil rekrutan terdakwa kepada investor sebanyak 200 orang dan mendapatkan dana investasi kurang lebih sebesar Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) sampai dengan Rp4.000.000.000,0 (empat miliar rupiah). Peranan terdakwa semakin besar yaitu mengembangkan usaha diluar Koperasi Langit Biru yaitu usaha yang bergerak dibidang transportasi di mana usaha tersebut dimodali dari hasil uang masuk atau investasi para nasabah di Koperasi Langit Biru sebesar Rp3.500.000.000,00 (tiga miliar lima ratus rupiah) yang diterima secara bertahap dari Jaya Komara untuk modal badan usaha bernama CV. Tiga Putri Jaya. Tercatat bahwa setelah mendapatkan perizinan pendirian koperasi pada tanggal 20 Juli 2011 jumlah investor Koperasi Langit Biru sebanyak 125.000 orang dengan jumlah investasi masuk antara Rp800.000.000.000,00 (delapan ratus miliar rupiah) sampai dengan Rp6.000.000.000.000,00 (enam triliun rupiah).

Tindak Pidana Asal

Pada tahun 2010 suami Tersangka Testiawati yaitu alm. Jaya Komara mendirikan sebuah PT Transindo Jaya Komara yang bergerak dalam bidang investasi daging sapi. Setelah merasa usaha dalam bidang investasi merasa cukup menguntungkan,

69

maka selanjutnya Jaya Komara tanpa memberikan keterangan kepada investor yang menanamkan modal di PT Transindo Jaya Komara mendirikan Koperasi Serba Usaha (KSU) Langit Biru dengan tetap mencantumkan para investor PT Transindo Jaya Komara sebagai anggota/investor Koperasi Serba Usaha (KSU) Langit Biru yang juga bergerak dalam bidang investasi daging sapi. Terdakwa bersama alm. Jaya Komara melakukan penipuan dengan cara merekrut orang-orang agar menyerahkan sejumlah uangnya dengan alasan uang tersebut akan dijadikan modal usaha berupa investasi paket daging dan bagi para anggota/investor akan dijanjikan diberikan keuntungan yang cukup tinggi dan bonus berupa sepeda motor atau bonus uang pembayaran kreditnya dilakukan oleh Koperasi Langit Biru atas hasil usaha koperasi. Untuk menambah jumlah penerimaan dari para anggota/investor KLB, Terdakwa Testiawati secara berama-sama dengan Jaya Komara menjual paket daging sapi untuk Lebaran dengan pola door to door service di mana pembayarannya dilakukan secara bertahap. Selain itu terdakwa melakukan peran sebagai pemberi saran atau pesan khusus kepada karyawan koperasi untuk mencari anggota baru dan akan memberikan sejumlah uang atas hasil mencari anggota baru.

Tindak Pidana Pencucian Uang

1. Testiawati terbukti menerima sejumlah uang dari Jaya Komara sebesar Rp3.500.000.000,00 dan digunakan untuk membuat sebuah perusahaan yang bergerak di bidang usaha transportasi.

2. Seluruh penerimaan dana sejumlah Rp3.500.000.000,00 diberikan secara tunai oleh Jaya Komara.

3. Selanjutnya Testiawati melakukan perbuatan membelanjakan uang yang ditempatkan di rumahdengan tujuan untuk menyamarkan dan menyembunyikan asal-usul sumber dana yang patut diduga atau diketahui berasal dari tindak pidana penipuan, dengan cara-cara sebagai berikut:

 Membayar uang muka kredit pembelian 5 unit angkot Grand Max yang dilakukan oleh terdakwa sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah);

70

 Membayar pembelian 2 unit mobil Mitsubishi Elf atas nama terdakwa sebesar Rp345.000.000,00 (tiga ratus empat puluh lima juta rupiah);

 Membayar uang muka pembelian 3 unit mobil Suzuki APV sebesar Rp70.000.000,00 (tujuh puluh juta rupiah);

 Membayar pembelian 1 unit mobil CRV an. Terdakwa untuk keperluan pribadi sebesar Rp385.000.000,00 (tiga ratus delapan puluh lima juta rupiah);

 Membayar pembelian 3 rumah sebesar Rp148.000.000,00

 Membelanjakan sebesar Rp15.000.000,00 untuk pembelian perhiasan emas sebanyak 300 gr emas;  Membayar renovasi rumah Terdakwa sebesar

Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);

 Membayar renovasi 3 rumah menjadi 1 rumah untuk kepentingan terdakwa sebesar Rp1.200.000.000,00 (satu miliar dua ratus juta rupiah);

 Membayar pembelian tanah sawah senilai Rp720.000.000,00 (tujuh ratus dua puluh juta rupiah);  Membayar pembelian 1 unit mobil Daihatsu Taruna

sebesar Rp87.000.000,00 (delapan puluh tujuh juta rupiah);

 Membayar pembelian 1 unit mobil Mitshubishi Elf an. Hartono sebesar Rp225.000.000,00 (dua ratus dua puluh lima juta rupiah);

 Membayar bonus investor sebesar Rp70.000.000,00 (tujuh puluh juta rupiah)

 Membayar pembelian 1 unit motor Honda Vario sebesar Rp16.000.000,00 (enam belas juta rupiah);

 Membayar pembelian perabotan kontrakan sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah);

 Membayar sewa kontrakan 1 unit ruko sebesar Rp15.000.000,00 (lima belas juta rupiah);

 Membayar atas penambahan armada travel sebesar Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah); dan

71

 Uang tunai sejumlah sejumlah Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dari hasil leasing BPKB Mitsubishi.

b. Putusan/Vonis

Tabel 2. 23

Putusan/Vonis terhadap Testiawati binti Kantawi

No. putusan pengadi lan Tindak Pidana Pasal Vonis Pidana Denda 1 PN. Tangera ng Penipuan dan Pencucian Uang

Pasal 378 KUHP Pidana jo Pasal 55 ayat 1 ke - 1 jo Pasal 64 ayat 1 KUHP Pidana dan Pasal 3 Ayat (1) Undang-Undang Nomor. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang jo Pasal 64 ayat 1 KUHP Pidana 10 (Sepuluh) Tahun Rp6.000.000.000 ,00 apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan pidana penjara selama 8 bulan.

10. Tipologi TPPU terkait Pidana Usaha Perasuransian dan TPPU a.n.

I Made Parisadnyana

Tipologi ini disusun berdasarkan Putusan Perkara yang sudah inkracht di tingkat kasasi (untuk tindak pidana asal) dan sudah inkracht di tingkat pertama (untuk TPPU), dengan rincian putusan sebagai berikut:

Putusan untuk Tindak Pidana Usaha Perasuransian

(i) Putusan Tingkat Pertama di Pengadilan Negeri Denpasar, Perkara No:157/Pid.B/2011/PN.Dps tanggal 28 Juni 2011.

(ii) Putusan Tingkat Banding di Pengadilan Tinggi Denpasar, Perkara No:92/PID/2011/PT.DPS tanggal 22 September 2011.

(iii) Putusan Tingkat Kasasi di Mahkamah Agung, Perkara No: 2342