• Tidak ada hasil yang ditemukan

12c KTSP trpencil garut jabar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "12c KTSP trpencil garut jabar"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

KURIKULUM

SDN CIMAHI 2

DUSUN CIPURUT, DESA CIMAHI, KECAMATAN CARINGIN,

KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT

(SEKOLAH TERPENCIL)

TAHUN PELAJARAN 2007 – 2008

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KABUPATEN GARUT

(2)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

LEMBAR PENGESAHAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Untuk SEKOLAH TERPENCIL

SDN CIMAHI 2

DUSUN CIPURUT, DESA CIMAHI, KECAMATAN CARINGIN,

KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT

Dengan memanjatkan puji syukur, Alhamdulillah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Sekolah Terpencil: SDN Cimahi 2, Dusun Cipurut, Desa Cimahi, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat mulai tahun pelajaran 2007/2008 dinyatakan diberlakukan setelah diteliti dan disahkan pada tanggal ... Oktober 2007.

Dusun Cipurut, Oktober 2007

Kepala SDN Cipurut 2,

Uyet Kusnandar, A.Ma. NIP. 130 724 894

Mengetahui,

Pengawas Komite Sekolah

SDN Cimahi 2,

……… ……… NIP: ...

Disahkan,

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Garut

(3)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Sekolah Terpencil: SDN Cimahi 2 tahun pelajaran 2007-2008 dapat diselesaikan.

Di dalam penyusunan kurikulum ini, Tim Penyusun KTSP terlebih dahulu menginventarisir masukan dari berbagai pihak terkait yang mempunyai perhatian terhadap pendidikan di SDN Cimahi 2.

Melalui kurikulum ini mudah-mudahan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab dalam memajukan dan memberdayakan semua potensi peserta didik dapat terarah, terprogram dan berkesinambungan sehingga visi SDN Cimahi 2 dapat tercapai dengan lancar dan bermakna.

Kami telah berusaha menyusun kurikulum ini dengan sebaik mungkin. Dalam kesempatan ini, kami pun menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan KTSP ini. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan dalam beberapa hal masih perlu penyempurnaan. Dengan segala kerendahan hati, kami mohon maaf atas segala kekurangan isi maupun sistematika KTSP ini, dan selalu berharap masukan bahkan kritik yang berharga dari semua pihak, sehingga ada perbaikan dalam realisasinya maupun dalam pembentukan kurikulum dimasa yang akan datang.

Akhirnya, harapan kami secara khusus semoga para pendidik dan komite sekolah dapat membangun dan memberdayakan seluruh potensi sekolah sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh semua pihak di Dusun Cipurut. Harapan kami secara umum semoga KTSP untuk sekolah terpencil ini dapat bermanfaat bagi sekolah kami dan juga bagi sekolah-sekolah terpencil di seluruh Indonesia. Amin.

Dusun Cipurut, Oktober 2007

Kepala SDN Cimahi 2

Uyet Kusnandar, A.Ma. NIP. 130 724 894

(4)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

2

KATA PENGANTAR

3

DAFTAR ISI

4

BAB I

PENDAHULUAN

6

A.

Latar

Belakang

6

B.

Pengertian

10

C.

Landasan

Hukum

11

D.

Tujuan

Pendidikan

Dasar

12

E. Visi dan Misi Satuan Pendidikan

12

1. Visi SDN Cimahi 2

12

2. Misi SDN Cimahi 2

13

F. Tujuan Satuan Pendidikan

13

1. Tujuan Umum

13

2. Tujuan Khusus

14

G.

Prinsip

Pengembangan Kurikulum

14

BAB II

PROFIL DAN POTENSI SEKOLAH

15

A. Profil Sekolah

15

B. Identitas Sekolah

17

C. Sarana dan Prasarana

17

1. Tanah dan Halaman

17

2. Gedung Sekolah

17

3. Perlengkapan Pembelajaran Sekolah

18

D.

Personil

Sekolah

19

E.

Peserta

Didik

19

F. Orang tua Peserta Didik

19

G. Kerjasama Sekolah

20

H. Beasiswa dan Prestasi Sekolah

21

1. Beasiswa

21

2. Prestasi Sekolah

21

I. Dana Sekolah

21

J. Analisa Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan

21

1. Kekuatan

21

2. Kelemahan

22

3. Peluang

22

(5)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

23

A.

Struktur

Kurikulum

23

B. Muatan Kurikulum

24

1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

24

2. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

24

3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

25

4. Mata Pelajaran Matematika

26

5. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

27

6. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

28

7. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan

28

8. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan

29

9. Muatan Lokal

30

9.1 Muatan Lokal Wajib

30

9.2 Muatan Lokal Pilihan

31

10. Pengembangan Diri

31

10.1 Kegiatan Pelayanan Konseling

31

10.2 Kegiatan Ekstrakurikuler

32

C.

Beban

Belajar

32

D. Kriteria Ketuntasan Minimal

32

1. Kenaikan Kelas

33

2. Kelulusan

33

E. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

33

1. Keunggulan Lokal

33

2. Keunggulan Global

34

F. Pengajaran Kelas Rangkap/Multigrade

34

1. Definisi Kelas Rangkap

34

2. Pengorganisasian Kurikulum Kelas Rangkap

35

3. Strategi Pengajaran Kelas Rangkap

35

4. Pengorganisasian Kelas pada Kelas Rangkap

36

BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

37

A.

Pengertian

37

B. Komponen Kalender Pendidikan

37

C. Jadwal Kalender Pendidikan

37

LAMPIRAN:

1.

Pengorganisasian

Kurikulum dengan 2 Tingkatan Kelas

39

2.

Pengorganisasian

Kurikulum dengan 3 Tingkatan Kelas

48

3.

Muatan

Lokal

59

(6)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagaimana dengan apa yang ditentukan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 Ayat (2) yang ditegaskan bahwa Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran itu maka dikembangkan apa yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Kurikulum adalah seperangkat rencana proses pembelajaran dan pengaturan mengenai ujian, materi dan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Untuk menyikapi tantangan dan harapan ini, maka SDN Cimahi 2, Dusun Cipurut, Desa Cimahi, Kabupaten Garut, Jawa Barat dengan sungguh-sungguh menciptakan pengelolaan pendidikan diawali dengan membuat atau menyusun kurikulum yang disesuaikan pada situasi dan kondisi lingkungan sekolah.

SDN Cimahi 2, terletak di Dusun Cipurut, Desa Cimahi, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat merupakan sebuah sekolah kecil yang terletak di daerah terpencil pegunungan dekat pesisir pantai Ranca Buaya. Kecamatan Caringin terletak di bagian selatan Kabupaten Garut dengan jarak perjalanan dari kota Kabupaten Garut sejauh 150

km. Perjalanan ke bagian Garut Pegunungan

(7)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

Jalan berbatu makadam, Jalan berbatu makadam & tanah merah

Pantai Ranca Buaya Jernihnya air pantai Ranca Buaya

Di samping itu, di daerah Kecamatan Caringin terdapat satu tempat wisata yaitu pantai Ranca Buaya. Pantainya masih asli dan airnya sangat jernih, belum terkotori dengan sampah-sampah. Saat hari libur pantai ini sangat ramai, namun sayang belum dikelola oleh pemerintah. Keramaian ini dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan berjualan makanan, asesoris, pernak-pernik tas-dompet, kaos dan sebagainya.

Adapun, keberadaan Dusun Cipurut tempat SDN Cimahi 2 di pegunungan yang tidak jauh dari pesisir pantai (+ 12 km dari pesisir pantai) dengan jarak sejauh 25 km dari Kecamatan Caringin. Desa Cimahi ini terdiri atas 6 dusun yaitu Dusun Cimahi,

Menyebrang sungai dengan rakit

(8)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

gunakan rakit, dimana satu rakit hanya dapat mengangkut 2 sepeda motor berpenumpang di atasnya. Kondisi jalan seperti ini akan sangat berbahaya di saat musim hujan, sehingga penduduk pada umumnya saat hujan tidak berani berjalan ke luar rumah. Akses jalan yang tidak mendukung tersebut, membuat sulit dalam menjangkau dusun lainnya, dikarenakan tidak adanya transportasi umum, maupun jarangnya transportasi pribadi yang dimiliki penduduk. Selanjutnya, jarak tempuh antara Dusun Cipurut dengan Pusat Kantor Desa di Cimahi + 7 km.

Populasi masyarakat Dusun Cipurut ini relatif sedikit. Jumlah penduduk 650 jiwa (+ 150 kepala keluarga) tinggal ditanah seluas + 50 ha sangatlah terasa lapang. Adapun, pemanfaatan tanah untuk pemukiman penduduk 10 ha, digunakan untuk pertanian produktif 35 ha, dan lahan tidur 5 ha. Sedangkan jarak terdekat antara rumah siswa dengan sekolah yang terdekat sekitar 3 km dan paling jauh 7 km. Dengan demikian, dusun Cipurut termasuk daerah berpenduduk sedikit yang letak pemukiman antar penduduk berjauhan dan terpencar.

Selain itu, di Dusun Cipurut tidak ada sarana prasarana kebutuhan masyarakat yang memadai. Penduduk menggunakan sanitasi umum, mereka tidak memiliki sanitasi MCK sendiri. Kakus pun kadang dibuat sangat sederhana yaitu tanah digali sekenanya dan menggunakan bilik bambu atau papan sebagai penutup pandangan orang. Untuk keperluan sanitasi menggunakan sumber air

MCK dibalik pohon

dari mata air yang letaknya di bawah dusun yaitu di Kampung Bangbayan (+ 2 km dari sekolah) yang dialirkan ke kolam pemukiman penduduk dan ke sawah. Adapun sumber air dari Kampung Bangbayan ini yang tidak selalu mengalir di saat musim kemarau, tetapi hanya musim hujan saja mengalirnya. Jika sumber air tidak mengalir, masyarakat menggunakan sungai untuk keperluan MCK.

(9)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

Di atas atap listrik tenaga surya

Listrik juga belum masuk ke Dusun Cipurut. Penduduk menggunakan te-naga surya seba-gai penerang di malam hari. Puskesmas ti-dak ada, tetapi ada-nya Pustu (Puskes-mas pembantu) dengan jarak 7 km dari sekolah. Pen-duduk jika sakit diobati secara tradisional memakai rempah-rempah, sayuran ataupun daun tertentu sebagai pertolongan pertama. Apabila sudah parah, maka masyarakat secara bersama-sama membawa dengan menggunakan tandu atau digendong bergantian ke puskesmas pembantu. Melahirkan pun masih dibantu oleh dukun beranak, bukan bidan. Ini mencerminkan kehidupan sosial dan gotong royong masyarakat sangat tinggi dan toleran.

Keadaan sosial ekonomi dusun Cipurut masih sangat rendah. Kehidupan masyarakat lebih kepada mencari kebutuhan ekonomi untuk hidup sehari-hari. Hal ini karena pandangan hidup masyarakat yang sederhana, dan berpendapat bahwa, kebutuhan hidup yang utama hanya bekerja untuk mendapat makan bagi keluarganya. Mata pencaharian sebagian besar penduduk Dusun Cipurut adalah pertanian dan perternakan kambing, domba, unggas dan sapi pedaging. Disamping itu juga ada peternakan ikan air tetapi hanya ada saat musim hujan. Hasil pertanian ini sangat bergantung pada keadaan alam dusun Cipurut. Keadaan alam yang subur, udara bersih dan situasi tenang membuat penduduk dapat hidup cukup pangan, walau hanya bekerja sebagai buruh tani atau peternak.

Penduduk Dusun Cipurut, Desa Cimahi memiliki kehidupan agama Islam yang kuat, tetapi tetap berpegang pada kebiasaan kepercayaan tradisional orang-orang tua.

Hiburan yang ada di Dusun Cipurut hanya saat ada hajatan sunatan, perkawinan ataupun kenaikan kelas. Hiburannya berupa kesenian tradisional calung (alat terbuat dari bambu) yang cara memainkannya dengan dipukul, bukan digoncang seperti angklung.

(10)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

daerah pertanian maupun peternakan. Pada kondisi demikianlah kurikulum diperlukan untuk dijadikan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan pada SDN Cimahi 2, Dusun Cipurut, Desa Cimahi , Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

B. Pengertian

1. Prof. HAR Tilaar berpendapat bahwa daerah terpencil adalah daerah kepulauan atau daerah yang sukar dicapai dan memiliki kendala komunikasi, sehingga menjadi daerah yang relatif kurang efisien dalam pengembangan dan ketinggalan dibandingkan dengan daerah perkotaan atau pedesaan yang memiliki sarana komunikasi yang memadai.

2. Adapun berdasarkan Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal No 001/KWP/M-PDT/II/2005 tanggal 7 Februari 2005 tentang Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal (STRANAS PDT), daerah tertinggal/terpencil didefinisikan sebagai daerah kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional. Suatu daerah dikategorikan sebagai daerah tertinggal/terpencil, didasarkan pada salah satu atau kombinasi dari hal-hal berikut:

a. Kondisi geografis yang sulit dijangkau; b. Kurang memiliki potensi sumber daya alam; c. Kualitas sumber daya manusia relatif rendah; d. Prasarana dan sarana yang terbatas;

e. Daerah rawan bencana dan konflik sosial; f. Efek kebijakan pembangunan yang tidak tepat.

3. Sedangkan Depdiknas mendefinisikan bentuk pendidikan layanan khusus yang diperuntukan bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, sebagai berikut:

ƒ SD Terpencil

Adalah SD yang lokasinya berada di daerah yang berpenduduk sedikit dengan letak permukiman penduduk yang berjauhan dan terpencar satu sama lain, serta penyediaan komunikasi yang sulit untuk dilakukan.

ƒ SD Kecil

Adalah SD yang dibangun pada lokasi atau daerah yang mengalami kesulitan sarana transportasi dan komunikasi, serta berpenduduk yang relatif sedikit sehingga jumlah murid juga sedikit.

Dengan demikian, dari beberapa pengertian tersebut dapatlah disimpulkan pengertian dan karakteristik dari daerah terpencil, sebagai berikut :

(11)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

ƒKarakteristik daerah terpencil, antara lain:

a. daerah yang memiliki kondisi geografis yang sulit dicapai, seperti letak pemukiman penduduk yang berjauhan/terpencar

b. memiliki kendala akses komunikasi

c. sarana prasarana (akses tranportasi) yang terbatas, dan

d. daerah yang wilayahnya relatif sulit untuk berkembang, baik itu karena potensi sumber daya alamnya, kualitas sumber daya manusia yang relatif rendah, lemahnya tingkat ekonomi masyarakat dan melekatnya budaya yang menutup diri terhadap kemajuan peradaban.

C. Landasan Hukum

Kurikulum SDN Cimahi 2, Dusun Cipurut, Desa Cimahi, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat dilandasi beberapa ketentuan dengan tata urutan antara lain sebagai berikut :

1. Undang-Undang Dasar 1945, pasal 31

• ayat (1) mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan

• ayat (2) mengharuskan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

2. Undang-Undang No. 20, tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 5

• ayat (1) berbunyi: setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”

• ayat (3) dinyatakan: warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus

3. Undang-Undang No. 20, tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 32, ayat 2, dijelaskan pendidikan layanan khusus ialah pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi. 4. Undang-Undang No.23, tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pada

• Pasal 1, yang menyebutkan “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”

• Pasal 48, pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan dasar minimal 9 (sembilan) tahun untuk semua anak.

• Pasal 49, Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk memperoleh pendidikan.

(12)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

• Pasal 53, ayat 2, Pertanggungjawaban pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 termasuk pula mendorong masyarakat untuk berperan aktif. 5. Peraturan Pemerintah No. 19, tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan:

• Pasal 19, ayat 1: proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik

• Pasal 42, ayat 1: setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku, dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

6. Permen Diknas No. 19, tahun 2007 tentang Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan dasar dan menengah.

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22, tahun 2006 tentang Standar Isi. 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23, tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan.

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24, tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan 23.

D. Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

E. Visi dan Misi Satuan Pendidikan

1. Visi SDN Cimahi 2

“Mewujudkan peserta didik yang bertakwa, berakhlak mulia, sehat, ulet dan cerdas”.

Pada kalimat visi ini terdapat beberapa kata esensial yang perlu mendapat kejelasan, yaitu :

ƒ Bertakwa

ƒ Berakhlak mulia

ƒ Sehat

ƒ Ulet

ƒ Cerdas

Untuk menyamakan persepsi perlu dijelaskan makna kata esensial tersebut di atas sebagai berikut :

ƒ Bertakwa

(13)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

ƒ Berakhlak mulia

Perwujudan dari berakhlak mulia adalah peserta didik mempunyai kemampuan berpikir, bertuturkata, dan bertindak yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan berkeluarga, bertetangga, bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan beragama.

ƒ Sehat

Kemampuan peserta didik dalam menjaga kebersihan di dalam kehidupan sehari-hari dan menerapkan hidup sehat di lingkungannya.

ƒ Ulet

Kemampuan peserta didik untuk bekerja keras tanpa mengeluh, rajin, dan disiplin dalam belajar, sehingga peserta didik mampu memahami materi pelajaran.

ƒ Cerdas

Kemampuan peserta didik dalam mengaktualisasikan potensinya ketika menghadapi berbagai tantangan serta pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

2. Misi SDN Cimahi 2

Dalam rangka mewujudkan visi di atas, misi yang akan diemban oleh SDN Cimahi 2, Dusun Cipurut, Desa Cimahi, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat sebagai berikut :

ƒ Membiasakan perilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat seperti: sikap saling tolong menolong, saling membantu dan saling menghormati.

ƒ Mengembangkan disiplin dan kerja keras dalam belajar dan kehidupan sehari-hari.

ƒ Meningkatkan minat baca, tulis, dan berhitung serta pengetahuan sosial berdasarkan pada kompetensi dasar dan pengembangannya.

ƒ Mewujudkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan bermakna melalui pembelajaran kelas rangkap (multigrade).

ƒ Meningkatkan mutu lulusan yang siap bersaing di jenjang pendidikan berikutnya dan memberdayaan daerah sebagai daerah pertanian.

F. Tujuan Satuan Pendidikan

1. Tujuan umum

Terwujudnya peserta didik yang memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan memadai, serta memiliki integritas kepribadian dan ketakwaan yang mantap. Tujuan ini dapat diklasifikasikan menjadi tujuan yang bersifat akademik dan non akademik.

(14)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar 2. Tujuan khusus

ƒ Meningkatkan pengetahuan dan prestasi belajar peserta didik.

ƒ Menumbuhkembangkan sikap, minat, dan perilaku kewirausahaan, serta kemandirian bagi peserta didik.

ƒ Mengembangkan potensi dan ketrampilan peserta didik terutama yang terkait dengan ketrampilan vokasional

ƒ Meningkatkan kemampuan bersosialisasi bagi peserta didik.

ƒ Menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien

G. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Kurikulum SDN Cimahi 2, Dusun Cipurut, Desa Cimahi, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat dikembangkan sebagai perwujudan dari kurikulum pendidikan dasar. Pengembangan kurikulum ini berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

Berpusat kepada kebutuhan siswa.

Setiap siswa berbeda. Di dalam kelas kebutuhan siswa sangat beragam, baik dari sisi akademik maupun non akademik. Setiap siswa adalah unik.

Memperhatikan kondisi sekolah dan lingkungan.

Kondisi setiap sekolah memiliki permasalahan yang berbeda. Apa yang dimiliki oleh setiap sekolah dapat dijadikan sebagai karakteristik dari sekolah tersebut dan menjadi kekuatan yang mungkin tidak dimiliki oleh sekolah lain.

Dinamis dalam memperhatikan perkembangan pendidikan.

Pendidikan selalu berkembang. Setiap sekolah selayaknya selalu mengikuti perkembangan pendidikan yang terus menerus berkembang setiap waktu.

Bebas jender

Memberlakukan keadilan terhadap siswa laki-laki dan perempuan di dalam pembelajaran.

Berkesinambungan

Setiap materi diperhatikan urutannya sesuai dengan kebutuhan, baik dari sisi isi maupun tingkat kesulitan.

(15)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

BAB II

PROFIL DAN POTENSI SEKOLAH

A. Profil Sekolah

Selama ini Kabupaten Garut, Jawa Barat dikenal sebagai kota pegunungan yang indah dan banyak tempat-tempat wisatanya. Dusun Cipurut tempat dimana SDN Cimahi 2 berada, terletak di lepas pantai Caringin, Garut Selatan. Jarak jangkau dan beratnya jalan tempuh menuju Dusun Cipurut, Desa Cimahi ini, serta sulitnya transportasi (tidak ada tranportasi umum) dan tidak ada media/alat komunikasi membuat daerah ini dikategorikan oleh pemerintah sebagai daerah terpencil pegunungan yang dikelilingi pesisir pantai. Untuk mencapai dusun Cipurut harus menempuh jalan perbukitan yang menanjak-menurun dan persawahan sayuran dengan jarak antara Dusun Cipurut dan Pusat Desa Cimahi + 7 km. Sedangkan, jarak perjalanan yang harus ditempuh dari Kecamatan Caringin ke Dusun Cipurut + 25 km. Maka, perjalanan menuju Dusun Cipurut terasa melelahkan, walau hari cerah dan pemandangan alam lepas pantai yang indah mengiringi sepanjang jalan. Panasnya udara semakin menambah beratnya perjalanan menuju dusun Cipurut ini.

Sekolah di Dusun Cipurut, Desa Cimahi dirintis sejak tahun 1973. Semula sekolah ini merupakan SD Inpres dengan jumlah satu kepala sekolah dan satu guru. Kondisi jalan tanah merah dan bebatuan makadam di mana peserta didik berjalan kaki ke sekolah dirasakan sangat berat, terutama di saat musim hujan. Listrik pada tahun ini belum masuk Dusun Cipurut maupun Desa Cimahi. Baru pada tahun 2006 listrik masuk ke Desa Cimahi, tetapi belum ke Dusun Cipurut, sehingga penduduk menggunakan listrik tenaga surya.

SDN Cimahi 2, Dusun Cipurut

Pada tahun 2001 lokasi sekolah dipindah ke kampung Datar Kendal, karena lokasi sekolah lama terlalu jauh dari pemukiman penduduk. Saat ini bangunan sekolah lebih baik, karena dekat jalan kampung/dusun yang meng-hubungkan dengan jalan ke Desa Cimahi.

Sejak mulai berdiri hingga saat ini SDN Cimahi 2 selalu kekurangan guru. Guru pindah mengajar di SDN Cimahi 2 merupakan hal biasa.

(16)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

ke Dusun Cipurut, jalanannya masih berupa batu makadam besar-besar tajam, sangat curam, terjal dan licin saat musim hujan. Umumnya, guru hanya mampu mengajar selama 5 bulan, 8 bulan atau paling lama satu tahun. Kadang-kadang hanya datang SKnya saja, tetapi gurunya tidak ada. Status guru hingga saat ini hanya ada guru bantu dan guru honorer/sukarelawan. Guru definitif hanya kepala sekolah dengan status PNS.

Dari sejak mulai berdiri hingga kini secara perlahan pendidikan mengalami peningkatan, walaupun kegiatan pembelajaran masih konvensional. Penekanan pembelajaran terutama pada membaca, menulis dan berhitung. Peserta didik ke sekolah dengan berjalan kaki tanpa alas kaki, sekarang pun anak ke sekolah dengan menggunakan sandal jepit, mengingat kondisi jalanan tanah merah dan bebatuan. Animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya sangatlah rendah. Mengatasi keadaan ini, guru tanpa mengenal lelah dan secara rutin mengadakan pendekatan ke masyarakat dengan ramah dan kekeluargaan dalam menyadarkan orangtua akan pentingnya pendidikan bagi anak dan memotivasi para orangtua untuk mengantarkan anaknya bersekolah. Faktor yang menjadi kendala bagi orangtua dalam

Rumah penduduk

menyekolahkan anaknya adalah taraf hidup masyarakat yang rendah dan budaya menutup diri terhadap kemajuan peradaban yang masih tinggi. Kehidupan masyarakat pada saat ini lebih kepada mencari nafkah dan beribadah.

Sejak tahun 2006, peserta didik lulusan SDN Cimahi 2 telah dapat melanjutkan pendidikan ke SMP. Sekolah SMPN Filial Caringin 1 ini terletak di Desa Cimahi + 7 km dari Dusun

Cipurut. Keberadaan SMPN Filial Caringin 1 ini diprakasai oleh Dinas Pendidikan untuk memenuhi tuntutan Wajar 9 tahun. Sekolah SMP Filial Caringin 1 belum memiliki gedung sekolah sendiri, tetapi masih meminjam gedung SDN Cimahi 4. Minat peserta didik untuk melanjutkan ke SMP masih sangat rendah, dikarenakan

Persawahan

jarak tempuh ke sekolah yang jauh dan berat.

(17)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar B.Identitas Sekolah

1. Nama Sekolah : SD Jayalaksana (1973) berubah menjadi SDN Cimahi 2 (2001)

2. Nomor Identitas Sekolah : 1010 2111 9035 3. Tahun Pendirian : 1973

4. Status Sekolah : Negeri 5. Status Tanah : Milik SD

6. Alamat Sekolah : Dusun Cipurut, Desa Cimahi, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat 7. Waktu penyelenggaraan : 7.30 – 12.30

C. Sarana dan Prasarana

1. Tanah dan Halaman

Tanah sekolah sepenuhnya tanah kas desa yang diberikan/ dihibahkan untuk bangunan SDN Cimahi 2 pada tahun 1973.

Keadaan Tanah SDN Cimahi 2, Dusun Cipurut, Desa Cimahi , Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut – Jawa Barat

Status : Milik SD

Luas Tanah : 5000 m2

Luas Bangunan (Kelas & Guru) : 182 m2 Luas Halaman Upacara/Olahraga : 4878 m2

2. Gedung Sekolah

Pada tahun pendirian 1973, sekolah sudah memiliki gedung, namun gedung yang masih sangat sederhana sekali. Pada tahun 2001 gedung sekolah dibangun kembali menjadi tempat belajar yang lebih layak. Gedung sekolah terdiri atas satu bangunan yaitu 3 ruangan kelas yang setiap kelasnya diberi sekat bambu sehingga menjadi 2 kelas, maka semuanya menjadi 6 kelas kecil. Ruangan lainnya adalah satu kantor untuk ruang kepala sekolah dan guru. Tidak ada toilet untuk siswa, juga tidak ada toilet guru.

(18)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

Ruang Kelas yang disekat papan bambu Lantai keramik pecah karena keadaan tanah

Atap bambu lapuk karena hujan Warung jajan di belakang sekolah

Sudah 6 tahun gedung SDN Cimahi 2 tidak direnovasi, sehingga saat ini keadaan gedung sudah tidak layak untuk belajar. Setiap sisi kanan ruangan kelas bersekat keadaannya gelap, karena tidak ada jendela dan lampu. Keadaan lantainya pun sudah banyak yang pecah, kemungkinan karena perubahan keadaan tanah.

3. Perlengkapan Pembelajaran Sekolah

Berikut ini barang perlengkapan pembelajaran yang dimiliki sekolah:

NO NAMA BARANG BAHAN JUMLAH

1 Bangku sekolah Kayu 96 buah

2 Kursi murid Kayu 96 buah

3 Lemari kelas Kayu 3 buah

4 Papan tulis Kayu 6 buah

5 Papan nama SD Kayu 1 buah

6 Gambar presiden & wakil Kayu & kertas 3 buah 7 Lambang Garuda Kayu & kertas 1 buah

8 Alat pertanian Besi 2 set

9 Alat olahraga Campuran 1 set

10 Bendera merah putih Kain 1 buah

11 Alat matematika Kertas 1 set

(19)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

13 Papan data Tripleks 1 buah

14 Alat kebersihan Kayu/kain 2 set D. Personil Sekolah

Personil sekolah SDN Cimahi 2, Dusun Cipurut, Desa Cimahi, Kecamatan Caringin, Jawa Barat sebagai berikut:

NO NAMA PENDIDIKAN JABATAN DI SEKOLAH

STATUS GURU/ PENJAGA

1 Uyet Kusnandar, A.Ma. D2, UT PGSD Kepala Sekolah PNS / IVa 2 Ucep SPGN SD Guru GTT Kontrak 3 Asep Suherli,A.Ma. D2, UT PAI SD Guru GTT Sekolah 4 Cecep Supriadi PGAN SD Guru GTT Sekolah 5 Engkos SMP Penjaga Sekolah

E. Peserta Didik

Peserta didik SDN Gunungsari 4 tidaklah banyak, berikut ini jumlah peserta didik pada tahun ajaran 2006/2007 dan 2007/2008:

Peserta didik

KELAS PESERTA DIDIK 2006/2007

PESERTA DIDIK 2007/2008

1 29 29

2 29 29

3 18 17

4 24 23

5 29 24

6 15 29

Jumlah 122 146

F. Orang Tua Peserta Didik

(20)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

Dusun Cipurut adalah pertanian dan perternakan kambing, domba, unggas dan sapi pedaging. Disamping itu, ada juga peternakan ikan air, tetapi hanya ada saat musim hujan. Hasil alam ini sangat didukung oleh keadaan alam dusun Cipurut dengan tanah yang subur, udara bersih dan alam yang indah. Kondisi alam yang subur dan tenang membuat penduduk dapat hidup cukup pangan, walau hanya bekerja sebagai buruh tani atau peternak.

Rumah penduduk Sapi ternak penduduk

Penduduk Dusun Cipurut, desa Cimahi memiliki kehidupan agama Islam yang kuat. Dengan 100% masyarakat Dusun Cipurut memeluk agama Islam, membuat kehidupan bermasyarakat dan beragama jarang bahkan hampir tidak pernah mengalami gejolak. Walaupun demikian, kebiasaan kepercayaan tradisional orang-orang tua masih sangat kuat. Masyarakat masih menerapkan upacara adat dengan membakar kemenyan jika mau menanam padi atau panen. Mengadakan syukuran kelahiran 40 hari anak dengan memasak sayuran dari bagian dalam batang pohon kelapa muda.

Berikut ini merupakan data keadaan orang tua peserta didik.

PENDIDIKAN PEKERJAAN PENGHASILAN AGAMA

Tidak tamat SD: 10%

Pertanian: 90% Sosek rendah: 75% (<Rp 300.000/bulan)

Islam : 100% Tamat SD: 82% Peternak kambing/

domba/unggas/ sapi/ikan: 90%

Sosek menengah: 20% (Rp 400.000 s.d. Rp500.000 per bulan)

Tamat SMP: 5% Pegawai/Guru: 3% Sosek mampu 5% (>Rp600.000/bulan) Tamat SMA: 3% Lainnya: 7%

G. Kerjasama Sekolah

Kerjasama Sekolah dilakukan dengan Dinas Pendidikan Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut dan Orangtua, dimana orangtua merupakan Komite Sekolah dan juga alumni SDN Cimahi 2. Berikut ini peran orang tua dalam pengembangan sekolah:

ƒ Mitra sekolah dalam pembinaan pendidikan.

(21)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

ƒ Mitra dialog dalam peningkatan kualitas pendidikan. Misalnya guru mengadakan kunjungan/silahturahmi ke rumah wali murid.

ƒ Sebagai sumber belajar misalnya utk keterampil membuat bilik/dinding dari bambu, atap dari daun alang-alang.

H. Beasiswa dan Prestasi Sekolah

Prestasi sekolah yang pernah diraih/dicapai oleh peserta didik SDN Cimahi 2, Dusun Cipurut, sebagai berikut:

1. Beasiswa

Bantuan Khusus Murid (BKM) diberikan mulai tahun 2000-2004 pada peserta didik yang orangtuanya tidak mampu. Setiap tahunnya ada 11 peserta didik yang diberikan beasiswa.

2. Prestasi Sekolah

Peserta didik SDN Cimahi 2 sering mengikuti lomba-lomba di kecamatan hanya belum pernah meraih kejuaraan tingkat kabupaten. Sekolah belum pernah dijadikan sebagai sekolah percontohan ataupun mendapat pembinaan sebagai SD Kecil maupun SD Pamong, tetapi hanya sebagai SD Inpres biasa saja. Hubungan dengan dinas baik tapi jarang mendapat pelatihan.

I. Dana Sekolah

Dengan diperolehnya dana BOS peserta didik SDN Cimahi 2 bebas uang SPP. Tidak ada dana lain selain bos. Dengan dana bos semua kebutuhan pembelajaran terpenuhi. Alokasi dana terutama diperuntukan untuk menunjang kegiatan-kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, dan juga untuk memenuhi kelengkapan sarana belajar peserta didik.

J. Analisa Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan

1. Kekuatan

Yang menjadi faktor pendukung keberhasilan program sekolah antara lain:

ƒ Masyarakat/orangtua yang mendukung terhadap keberadaan dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

ƒ Dedikasi, tanggung jawab dan loyalitas guru dalam mengajar di SDN Cimahi 2 (daerah terpencil pegunungan)

ƒ Adanya SMP Tsanawiyah sejak tahun 2000 dan SMP Filial sejak tahun ajaran 2006/2007 di Desa Cimahi, sehingga memungkinkan peserta didik untuk melanjutkan sekolah

ƒ Perhatian dan hubungan kerjasama antara SDN Cimahi 2 dengan Dinas Pendidikan, orangtua dan masyarakat sangat baik.

(22)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar 2. Kelemahan

Yang menjadi faktor kendala/tantangan nyata di SDN Cimahi 2, Dusun Cipurut yaitu:

ƒ Pengelolaan sekolah kurang maksimal, karena sarana/prasarana sekolah sangat terbatas, dan keadaan sosial ekonomi orangtua rendah.

ƒ Jarak sekolah dengan tempat tinggal sebagian besar siswa sangat jauh, sehingga siswa sering terlambat datang dan apabila musim hujan banyak siswa yang tidak masuk sekolah.

ƒ Kemampuan guru yang terbatas dalam mengajarkan peserta didik yang lebih bersifat keterampilan.

ƒ Tidak ada tenaga administrasi sekolah.

ƒ Akses transportasi dan komunikasi sehingga menyebabkan terisolisasi. 3. Peluang

Yang menjadi faktor peluang di SDN Cimahi 2, Dusun Cipurut yaitu:

ƒ Guru tinggal di dusun Cipurut sehingga memungkinkan melakukan pendekatan, pembinaan, dan mengembangkan kerjasama dengan orangtua untuk pengembangan kemajuan sekolah.

ƒ Tersedianya lahan pertanian memungkinkan sekolah mengembangkan keterampilan muatan lokal dalam bidang pertanian.

ƒ Dedikasi, tanggung jawab dan loyalitas guru dalam mendidik dan terjalinnya hubungan baik dengan orangtua/masyarakat dapat memberikan peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Dusun Cipurut.

4. Tantangan

Yang menjadi faktor tantangan di SDN Cimahi 2, Dusun Cipurut, yaitu:

ƒ Tingkat kesadaran para orang tua/masyarakat terhadap pentingnya pendidikan sudah baik, namun keadaan sosial ekonomi orangtua/masyarakat yang rendah, sehingga pihak sekolah perlu selalu memotivasi orangtua/masyarakat untuk menyekolahkan anaknya.

ƒ Sarana dan prasarana pendidikan yang sudah ada di sekolah masih sangat minim jumlahnya untuk dapat mencapai standar pelayanan minimal.

(23)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum

KOMPONEN KELAS DAN ALOKASI WAKTU

A. Mata Pelajaran I II III IV, V, VI

1. Pendidikan Agama 3

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2

3. Bahasa Indonesia 5

4. Matematika 5

5. Ilmu Pengetahuan Alam 4

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3

7. Seni budaya dan keterampilan 4

8. Penjas & Olahraga Kesehatan

TEMATIK Kelas Rangkap

(multigrade)

4

TEMATIK Kelas Rangkap

(multigrade)

B. Muatan Lokal

1. Bahasa Sunda (Mulok Wajib) 2 2 2 2

2. Pertanian Tanaman Kacang- Kacangan (Mulok Pilihan)

2 2 2 2

3. Budidaya Ikan Kolam Air Tawar (Mulok Pilihan)

2 2 2 2

C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)

JUMLAH 26 27 28 34

*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

Ketentuan struktur kurikulum dan muatan kurikulum, seperti pada mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri untuk kelas rangkap perlu dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi, tujuan, visi dan kebutuhan sekolah masing-masing. Misalnya, SDN Cimahi 2, Dusun Cipurut jumlah jam pada struktur kurikulumnya ditambah 2 jam pelajaran untuk muatan lokal pilihan.

(24)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar B. Muatan Kurikulum

1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

1.1 Tujuan

Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk :

• Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.

• Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

1.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek sebagai berikut :

Al-Qur’an dan Hadits

Akidah

Akhlak

Tarikh dan Kebudayaan Islam.

Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah swt, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.

2. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

2.1 Tujuan

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

• Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

• Berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, serta bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, serta anti korupsi. • Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.

(25)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar 2.2 Ruang Lingkup

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek sebagai berikut: • Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan cinta

lingkungan, merasa bangga sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikaf positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

• Norma-norma untuk mencapai suatu keadilan yang berlaku dalam sistem hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia maupun norma-norma di dunia internasional bisa di junjung tinggi, dihormati dan dilaksanakan.

• Hak asasi manusia meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban masyarakat, instrumen Nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan, dan perlindungan HAM.

3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

3.1 Tujuan

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika ang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.

Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan baik dan benar untuk berbagai tujuan.

Menggunakan bahasa Indonsia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

• Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia

3.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi komponen kemampuan berbahasa, dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

• Mendengarkan • Berbicara • Membaca • Menulis.

(26)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

3.3 Peningkatan minat baca:

• Meningkatkan pengelolaan dan melengkapi sarana perpustakaan.

• Mewajibkan peserta didik membiasakan membaca 20 menit sebelum pelajaran dimulai.

• Meminjamkan buku-buku cerita/majalah anak-anak secara rutin

• Membiasakan menceritakan kembali isi buku melalui tugas tertulis atau lisan.

• Mengadakan ajang kreativitas siswa dalam membacakan cerita (mendongeng) dan deklamasi .

3.4 Peningkatan mutu menulis:

• Menggalakkan menulis pada buku garis tiga.

• Membiasakan menulis dengan rapi dan benar tanpa menimbulkan rasa takut salah pada diri siswa.

• Mengadakan ajang kreativitas menulis melalui mengarang cerita dan puisi.

4. Mata pelajaran Matematika

4.1 Tujuan

Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

• Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecaqhan masalah.

• Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

• Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

• Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

• Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mepelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. 4.2 Ruang Lingkup

Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

• Bilangan

(27)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

4.3 Peningkatan mutu berhitung

• Memperbanyak latihan berhitung, diawali dari perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan.

• Pemahaman, dan keterampilan konsep lebih di tingkatkan. • Mencongak lebih ditingkatkan.

• Pekerjaan rumah tentang berhitung lebih digalakan. • Mengadakan ajang kreatifitas di bidang berhitung.

5. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

5.1 Tujuan

Mata Pelajaran IPA di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

• Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

• Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

• Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

• Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

• Meningkatkan kesadaran untuk berperan aktif dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

• Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

• Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya.

5.2 Ruang Lingkup

Mata pelajaran IPA untuk SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

• Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.

• Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi: cair, padat dan gas.

• Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.

• Bumi dan alam semesta meliputi: tanah,tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

5.3 Peningkatan mutu pelajaran IPA

• Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

(28)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

6. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

6.1 Tujuan

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

• Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

• Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. • Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

• Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetisi dalam masyakarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

6.2 Ruang Lingkup

Mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut : • Manusia, tempat, dan lingkungan

• Waktu, keberlanjutan, dan perubahan • Sistem sosial dan budaya

• Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

6.3 Peningkatan mutu Pengetahuan Sosial

• Memperbanyak contoh-contoh kongkrit dalam kehidupan sosial. • Meningkatkan penguasaan peta wilayah Indonesia.

• Meningkatkan pemahaman tentang sejarah Indonesia.

• Pembiasaan nilai rela berkorban, persatuan, kerja sama, harga menghargai, dan cinta tanah air.

7. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan 7.1 Tujuan

Mata pelajaran seni budaya dan keterampilan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

• Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan ketrampilan. • Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan. • Menampilkan kreatifitas melalui seni budaya, dan keterampilan.

• Menampilkan peranserta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal, dan regional.

7.2 Ruang Lingkup

Mata pelajaran seni budaya dan keterampilan meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

(29)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

• Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah pokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik.

• Seni tari mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.

• Seni drama mencakup keterampilan pementasan dengan memadukan seni musik, seni tari dan peran.

Keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan hidup (life skills) yang meliputi keterampilan personal, keterampilan sosial, keterampilan vokasional dan keterampilan akademik.

8. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan

8.1 Tujuan

Pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

•Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.

•Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik. •Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

•Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. •Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, bekerja

sama, percaya diri dan demokratis.

•Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.

•Memahami konsep aktifitas jasmani dan olah raga di lingkungan bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat, dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. 8.2 Ruang Lingkup

Mata pelajaran Pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

• Permainan dan olah raga meliputi: Olah raga tradisional, permainan eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, roundes, kippers, sepak bola, bola basket, bola volly, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan bela diri, serta aktifitas lainnya.

• Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh komponen kebugaran jasmani dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.

• Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.

(30)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

• Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang, serta aktivitas lainnya.

• Pendidikan luar kelas meliputi: karya wisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.

• Kesehatan meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cedera, dan mengatur waktu istirahat yang tepat. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.

9. Muatan Lokal (MULOK)

Mulok di SDN Cimahi 2, Dusun Cipurut ada dua jenis yaitu Mulok Wajib dan Mulok Pilihan. Mulok Wajib harus diikuti oleh seluruh peserta didik, sedangkan mulok pilihan peserta didik disarankan untuk memilih satu mulok pilihan yang diminatinya.

9.1. Mulok Wajib: Bahasa Sunda

9.1.1 Tujuan

Muatan Lokal Bahasa Sunda bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

• Berkomunikasi efektif dan efisien sesuai dengan etika/tata krama yang berlaku baik secara lisan maupun tulis.

• Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah sendiri.

• Memahami Bahasa Sunda dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif serta tidak merasa malu menggunakan bahasa daerahnya sendiri.

• Menggunakan Bahasa Sunda untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial.

• Menikmati dan memanfaatkan karya sastra Sunda untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, dan meningkatkan pengetahuan, serta kemampuan berbahasa.

• Menghargai dan membanggakan sastra Sunda sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Sunda.

9.1.2 Ruang Lingkup

Muatan Lokal Bahasa Sunda mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

(31)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

Pada akhir pendidikan di sekolah dasar peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya 5 buku sastra dan non sastra sunda.

9.1.3 Peningkatan mutu muatan lokal wajib bahasa Sunda

• Peserta didik setiap hari Jum’at di wajibkan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Sunda.

• Meningkatkan peserta didik untuk berani berkomunikasi dengan bahasa Sunda sesuai kaidah yang berlaku.

• Meningkatkan minat baca bahasa Sunda.

• Meningkatkan kesadaran dan pemahaman terhadap penggunaan bahasa Sunda.

9.3. Mulok Pilihan: Pertanian Tanaman Kacang-Kacangan (untuk kelas 5 dan kelas 6)

Mulok pertanian tanaman kacang-kacangan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

• Meningkatkan apresiasi terhadap budidaya pertanian tanaman kacang-kacangan yang bermanfaat sebagai obat dan juga kesehatan sebagai ciptaan Tuhan.

• Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep dalam membudidayakan berbagai produk tanaman kacang-kacangan.

• Mampu membudidayakan dan merawat produk pertanian tanaman kacang-kacangan sebagai pengembangan potensi daerah setempat (dusun Cipurut). 9.4. Mulok Pilihan: Budidaya ikan kolam air tawar (untuk kelas 5 dan kelas

6)

Mulok Budidaya ikan kolam air tawar bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

• Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep akan manfaat ikan sebagai hewan ternak dalam kehidupan sehari-hari di dusun Cipurut. • Mengembangkan keterampilan dalam pembibitan dan pemeliharaan ikan

kolam air tawar untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

• Meningkatkan kesadaran untuk berperan aktif dalam memelihara, menjaga dan melestarikan salah satu ciptaan Tuhan.

10. Pengembangan Diri

Kegiatan pengembangan diri di SDN Cimahi 2, Dusun Cipurut, yang menerapkan kelas rangkap antara lain:

10.1 Kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik. Antara lain:

(32)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

ƒ Kelompok belajar

ƒ Pemberian layanan khusus yang berkaitan dengan minat dan bakat peserta didik.

10.2 Kegiatan ekstrakurikuler lebih mengembangkan diri pada bakat, minat dan pengembangan kecakapan hidup (life skills) peserta didik. Di SDN Cimahi 2 terdiri atas:

ƒ Pramuka

ƒ Peningkatan Mutu Imtaq

ƒ Olah raga, terdiri dari lari, bola volley, tenis meja, senam dan sepak bola

ƒ Seni, meliputi seni tari dan seni suara/paduan suara

C. Beban Belajar

Beban belajar yang digunakan ialah sistem paket sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum yaitu :

D. Kriteria Ketuntasan Minimal

Kriteria

No Mata Pelajaran

Angka Huruf 1 Pendidikan Agama Islam 70 Tujuh puluh 2 Pendidikan Kewarganegaraan 70 Tujuh puluh

3 Bahasa Indonesia 70 Tujuh puluh

4 Matematika 60 Enam puluh

5 Ilmu Pengetahuan Alam 60 Enam puluh

6 Ilmu Pengetahuan Sosial 60 Enam puluh 7 Seni Budaya dan Keterampilan 65 Enam puluh lima

8 Penjas dan Orkes 70 Tujuh puluh

d. Budidaya ikan kolam air tawar (Pilihan)

60 Enam puluh

(33)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

1. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

a. Kenaikan Kelas :

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan kelas sebagai berikut :

• Peserta didik dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas yang diikuti.

• Tidak terdapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada tiga mata pelajaran yang meliputi :

- Pendidikan Agama

- Pendidikan Kewarganegaraan - Bahasa Indonesia

- Matematika

Memiliki nilai minimal baik (6,5) untuk aspek kepribadian pada semester yang diikuti.

b. Kriteria Kelulusan :

Mengacu standar penilaian yang dikembangkan oleh BSNP dengan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat 1 dan standar penilaian sekolah, yaitu peserta didik dinyatakan lulus apabila:

• Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

• Memperoleh nilai minimal baik untuk seluruh kelompok mata pelajaran: Agama Islam, Kewarganegaraan, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani & Olahraga Kesehatan, Bahasa Sunda, Pertanian Tanaman Kacang-kacangan, Budidaya ikan kolam air tawarsesuai dengan Standar Kelulusan Minimal.

• Mampu membaca Al Qur’an • Lulus ujian sekolah

• Lulus ujian praktek

E. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

1. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal

(34)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

2. Pendidikan Berbasis Keunggulan Global

Menyikapi tantangan era globalisasi yang semakin besar, arus informasi semakin cepat dan persaingan semakin kuat. Kiranya SDN Cimahi 2, Dusun Cipurut, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat perlu mempersiapkan sejak dini berbagai kegiatan untuk ikut bersaing dalam era tersebut.

Kegiatan tersebut antara lain:

• Peningkatan pemahaman arti Alqur’an surat-surat pendek mulai kelas 1 s.d. kelas 6.

• Memberikan pemahaman dampak informasi dari media.

F. PENGAJARAN KELAS RANGKAP/MULTIGRADE

Adapun, model kelas rangkap menjadi alternatif yang sangat cocok untuk mengatasi persoalan pendidikan dan pembelajaran di daerah terpencil yang memiliki berbagai keterbatasan dalam hal jumlah guru, jumlah murid, maupun sarana prasarana. Model kelas rangkap memiliki berbagai keunggulan terutama yang terkait dengan efisiensi dan efektifitas, nilai pedagogis seperti kemandirian dan kerja kelompok, pengembangan sosialisasi dan prinsip kebersamaan. Oleh karena itu, kelas rangkap sebagai alternatif model pengembangan kurikulum pendidikan layanan khusus untuk daerah terpencil akan sangat bermanfaat, jika diterapkan secara nasional.

1. Definisi Kelas Rangkap

Pengajaran Kelas Rangkap atau Multigrade Teaching merupakan strategi pengajaran dengan menerapkan perangkapan kelas (dua kelas atau lebih) dan perbedaan tingkat kemampuan yang dilakukan oleh seorang guru dalam waktu yang bersamaan.

Berikut adalah beberapa hal yang menyangkut kelas rangkap :

• Kelas rangkap merupakan gabungan dari beberapa siswa yang berasal dari dua atau tiga tingkatan kelas yang berbeda, dengan satu guru di dalam kelas yang sama, dan berlangsung selama satu tahun ajaran penuh.

Kelas rangkap merupakan gabungan dari dua atau tiga tingkatan kelas yang berbeda dengan satu guru di dalam kelas yang sama dan berlangsung selama satu tahun ajaran penuh.

• Kelas rangkap merupakan gabungan dari beberapa tingkatan kelas yang berdekatan, misalnya kelas 1 dan 2, atau kelas 4, 5 dan 6.

• Di dalam kelas rangkap, terjadi penggabungan siswa yang memiliki usia dan kemampuan yang berbeda

• Di dalam kelas rangkap, siswa belajar bersama-sama dengan satu guru, meskipun mereka memiliki usia dan perkembangan yang berbeda, atau keterampilan dan kemampuan belajarnya tidak sama.

(35)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

• Di dalam kelas rangkap, guru tidak mengajar dua kelas terpisah secara bergantian dengan program yang berbeda.

• Agar perencanaan matang, sebaiknya satu kelas rangkap dipegang oleh guru yang sama untuk dua tahun ajaran.

2. Pengorganisasian Kurikulum Kelas Rangkap

Dalam mengembangkan kurikulumnya, setiap sekolah haruslah mengacu kepada Standar Isi Nasional. Oleh sebab itu, sebelum mengembangkan KTSP (kurikulum sekolah), setiap guru atau pengembang kurikulum disarankan untuk membaca dengan seksama Standar Isi Nasional.

Model Pengorganisasian Kurikulum untuk kelas rangkap banyak variasinya, antara lain :

ƒmodel pengajaran kelas rangkap dengan dua tingkatan kelas, satu atau dua mata pelajaran yang sama atau berbeda yang dilaksanakan dalam satu ruang;

ƒmodel pengajaran kelas rangkap dengan tiga tingkatan kelas atau lebih, satu atau lebih mata pelajaran yang sama atau berbeda yang dilaksanakan dalam satu ruang.

Pemilihan model pengorganisasian kurikulum tergantung pada kondisi setempat.

3. Strategi Pengajaran Kelas Rangkap

Di dalam kelas rangkap, peserta didik yang dihadapi tentunya beragam, baik dari segi usia, kemampuan atau pun ketrampilannya. Banyak strategi yang dapat digunakan di dalam kelas rangkap. Namun sebaiknya strategi yang dipilih adalah strategi yang tidak memisahkan para peserta didik dari dua atau tiga tingkatan kelas yang berbeda. Strategi pengajaran hendaknya mencerminkan pembelajaran yang berbeda dan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Pembelajaran berbeda dimaksudkan untuk mengakomodir perbedaan yang ada di dalam kelas. Perbedaan ini meliputi perbedaan keterampilan, pengetahuan atau pun sikap. Sedangkan pembelajaran PAKEM dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih kaya serta mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Pengorganisasian Kelas pada Kelas Rangkap

Pengaturan kelas rangkap sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kelas PAKEM lainnya. Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam pengaturan kelas rangkap, yaitu pengaturan fisik kelas dan pengaturan peserta didik dalam belajar.

(36)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar

= papan tulis, = pajangan siswa, = pusat belajar, = siswa kelas 1, = siswa kelas 2

(37)

12c KTSP PLK Terpencil Garut-Jabar 37

BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

A. Pengertian

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran.

B. Komponen Kalender Pendidikan

Komponen Kalender Pendidikan meliputi:

1. Permulaan tahun ajaran yakni waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran.

2. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun ajaran. Alokasi lamanya minggu efektif belejar sesuai dengan keadaan dan kebutuhan. Umumnya, minggu efektif belajar untuk satu semester yaitu antara 14-21 minggu.

3. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal dan pengembangan diri yaitu antara 26-36 jam pembelajaran.

4. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.

Pengaturan waktu belajar di sekolah mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.

Adapun pengaturan waktu yang berhubungan dengan permulaan tahun ajaran, minggu efektif, waktu pembelajaran efektif, waktu libur termasuk jumlah jam masing-masing komponen dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

C

C..JJaaddwwaallKKaalleennddeerrPPeennddiiddiikkaann

JADWAL KALENDER PENDIDIKAN

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN, JAWA BARAT TAHUN PELAJARAN 2007-2008

16 Juli Tahun Ajaran baru 2007-2008

Agustus 2007

(38)

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa penelitian yang telah diuraikan di atas, fokus penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, yang menjadi perbedaan adalah dari segi

Persentase gejala daun kerdil tertinggi terjadi di lahan Bandar Lampung yang mencapai 22,8%, sedangkan penyakit yang banyak ditemukan pada hampir semua lokasi pertanaman jarak

Untuk mengetahui pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi menggunakan alat peraga torso rangka manusia untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi

Analisis ini bertujuan untuk menguji adanya pengaruh positif dan signifikan secara parsial dari kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen Metro Futsal

Melalui Pembelajaran model Inkuiri Terbimbing peserta didik dapat memahami tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, termasuk tekanan darah, osmosis, dan kapilaritas

Sehingga dalam menyusun program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Singkawang pada Tahun 2019

Timbulnya nyeri punggung bawah sederhana pada pekerja angkat angkut manual lebih disebabkan oleh faktor cara bekerja yang tidak ergonomi sehingga terjadi

Forest Spider of South East Asia: With a revision of the sac and ground spiders (Araneae: Clubionidae, Corinnidae,.. Liocranidae, Gnaphosidae, Prodiodomidae and