• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Membaca Lancar Melalui Permainan Scrabble pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar. T1 292010802 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Membaca Lancar Melalui Permainan Scrabble pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar. T1 292010802 BAB II"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

7

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian PAIKEM

PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajara n Aktif, Inovatif, Kreatif,

Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai:

pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode

tertentu dan pelbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan

sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif,

dan menyenangkan. Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah

menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM

juga memungkinkan siwa melakukan kegiatan yang beragam untuk

mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak

semata-mata “disuapi” guru. Di antara metode-metode mengajar yang amat mungkin digunakan untuk mengimple- mentasikan PAIKEM, ialah: 1) metode

ceramah plus, 2) metode diskusi; 3) metode demonstrasi; 4) metode role-play; dan

5) metode simulasi.

2.1.1. Pembelajaran Aktif

Secara harfiah active artinya: ”in the habit of doing things, energetic” (Hornby, 1994:12), artinya terbiasa berbuat segala hal dengan menggunakan

segala daya. Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran yang memerlukan

keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral

(2)

aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat

memberikan pengalaman langsung, sehingga belajar merupakan proses aktif siswa

dalam membangun pengetahuannya sendiri. Dengan demikian, siswa didorong

untuk bertanggung jawab terhadap proses belajarnya sendiri.

Menurut Taslimuharrom (2008) sebuah proses belajar dikatakan aktif

(active learning) apabila mengandung:

1) Keterlekatan pada tugas(Commitment)

Dalam hal ini, materi, metode, dan strategi pembelajaran hendaknya

bermanfaat bagi siswa (meaningful), sesuai dengan kebutuhan siswa

(relevant), dan bersifat/memiliki keterkaitan dengan kepentingan pribadi

(personal);

2) Tanggung jawab (Responsibility)

Dalam hal ini, sebuah proses belajar perlu memberikan wewenang kepada

siswa untuk berpikir kritis secara bertanggung jawab, sedangkan guru lebih

banyak mendengar dan menghormati ide-ide siswa, serta memberikan pilihan

dan peluang kepada siswa untuk mengambil keputusan sendiri.

3) Motivasi (Motivation)

Proses belajar hendaknya lebih mengembangkan motivasi intrinsic siswa.

Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa

sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Dalam

perspektif psikologi kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah

(3)

tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan

mencapai prestasi dan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa

depan, umpamanya, memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih langgeng

dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orangtua

dan guru. Motivasi belajar siswa akan meningkat apabila ditunjang oleh

pendekatan yang lebih berpusat pada siswa (student centered learning). Guru

mendorong siswa untuk aktif mencari, menemukan dan memecahkan

masalahnya sendiri. Ia tidak hanya menyuapi murid, juga tidak seperti orang

yang menuangkan air ke dalam ember.

2.2. Keterampilan Membaca Lancar

Menurut Eny dkk (2010: 5) membaca lancar adalah membaca dengan

tidak tersendat-sendat, yaitu membaca dengan intonasi dan pelafalan yang benar

serta memperhatikan tanda bacanya.

Tujuan membaca lancar adalah untuk melatih cara membaca yang baik

dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan.

Dalam membaca lancar guru perlu memperhatikan siswa agar mengindahkan

pedoman sebagai berikut:

a.Pelafalan, berhubungan dengan bagaimana cara mengucapkan kata atau

kalimat yang terdapat dalam kalimat atau teks pendek.

b.Intonasi, berhubungan dengan cara melagukan kata/ kalimat yang terdapat

dalam teks pendek.

c.Tanda baca, suatu tanda baca yang digunakan dalam menyusun kalimat,

(4)

2) Tanda berita atau tanda titik (.) digunakan untuk menyatakan kalimat berita. 3)

Tanda seru (!) digunakan untuk menyatakkan kalimat perintah atau kekaguman.

4) Tanda koma(,) tanda baca yang menyatakan berhenti sejenak untuk mengambil

napas ketika membaca kalimat. 5) Tanda titik dua (:) digunakan untuk

menyebutkan suatu barang/benda yang lebih dari satu.

Membaca lancar di kelas I sama halnya mengajarkan membaca permulaan yang

bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca lancar dengan

mengasosiasikan huruf dengan bunyi – bunyi bahasa untuk membaca kata – kata dan kalimat sederhana.

Keterampilan membaca merupakan bagian dari aspek keterampilan

berbahasa dimana dalam pembelajaran membaca siswa dapat melafalkan

lambang-lambang bunyi bahasa sesuai dengan lafal dan intonasi yang tepat dan

bertujuan untuk memahami isi bacaan. Oleh karena itu untuk meningkatkan

keterampilan membaca, maka harus memahami terlebih dahulu tentang

perkembangan membaca agar tidak terjadi kekeliruan dalam pembelajaran.

Untuk melaksanakan pembelajaran membaca lancar yang menyenangkan

maka guru menggunakan permainan bahasa dalam proses pembelajaran.

2.3. Kurikulum Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I SD

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik pembelajaran

secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya

kesastraan manusia Indonesia. Selanjutnya, standar kompetensi mata pelajaran

(5)

menggambarkan penguasaan pengetahuan, ketrampilan berbahasa dan sikap

positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi merupakan dasar

bagi siswa untuk memahami dan merespon situasi local, regional, nasional dan

global. Melalui standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD ( Puskur Depdiknas R.I., 2007)

diharapkan :

1) Siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minatnya,serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri.

2) Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahwa siswa dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar.

3) Siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minatnya,serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri.

4) Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahwa siswa dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar.

5) Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswa.

6) Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan dan kesastraan di sekolah.

7) Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan siswa dan sumber belajar yang tersedia.

8) Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan keikhlasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

Selanjutnya ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup

komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek:

(6)

2.4. Hakekat Membaca Permulaan

Membaca lancar yang dimaksudkan dalam standar kompetensi Bahasa

Indonesia adalah membaca yang dilakukan di kelas I dengan kemampuan

membaca lambang-lambang bunyi tanpa tersendat-sendat, yaitu membaca dengan

intonasi dan pelafalan yang benar serta memperhatikan tanda bacanya. Membaca

lancar ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dalam membaca sesuai

dengan lafal, intonasi, serta memperhatikan tanda baca dan pemahaman membaca

yang berarti mengerti isi bacaan tersebut yang terjadi pada setiap pembelajaran.

2.4.1. Pembelajaran Membaca Permulaan

Dalam pengajaran membaca permulaan ada empat faktor yang

mempengaruhi. Menurut Lamb dan Arnold dalam Farida Rahim (2008: 16) faktor

yang memengaruhi membaca permulaan adalah:

1). Faktor Fisikologis

Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbanganeurologis, dan

jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi

anak untuk belajar, khususnya belajar membaca.

2). Faktor Intelektual

Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya memengaruhi berhasil

atau tidaknya anak dalam membaca permulaan. Faktor metode mengajar guru,

prosedur, dan kemampuan guru juga turut memengaruhi kemampuan membaca

(7)

3). Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan juga memengaruhi kemajuan kemampuan membaca

siswa. Faktor lingkungan itu mencakup: (1) latar belakang dan pengalaman siswa

di rumah; dan (2) sosial ekonomi keluarga siswa.

4). Faktor Psikologis

Faktor lain yang juga memengaruhi kemajuan kemampuan membaca anak

adalah faktor psikologis.

2.5. Permainan Scrabble Sebagai Media Membaca Lancar

Scrabble adalah permainan papan dan permainan menyusun kata yang

dimainkan 2 atau 4 orang yang mengumpulkan poin berdasarkan nilai kata yang

dibentuk dari keping huruf di atas papan permainan berkotak-kotak 15 kolom dan

15 baris (Wikipedia bahasa, 2011).

Menurut Soeparno (1988:75) permainan ini biasa disebut

“spearsgame”atau“ funworder” dalam hal mengisikan huruf ke dalam kotak-kotak atau membentuk kata tidak berbeda caranya dengan yang kita lakukan dalam

silang datar. Untuk dapat melaksanakan permaianan ini dengan baik, para

pemaian tidak cukup hanya memiliki teknik dan teknik untuk menaklukan lawan.

Apabila para pemain memiliki kemampuan yang seimbang, pemain ini akan

berjalan seru menyaksikan sebagaimana halnya permaian catur. Tujuan

permaianan ini adalah membina penguasaan vokabuler, untuk bidang studi bahasa

inggris, permainan ini juga dapat melatih ejaan dan penguasaan struktur

(8)

Berdasarkan uraian di atas peneliti berpendapat bahwa pengertian

permaian scrabble merupakan kegiatan mengisikan huruf-huruf di papan scrabble

sehingga membentuk sebuah kata, yang bertujuan untuk meningkatkan kosa kata

baru dan meningkatkan rasa solidaritas sesama.

Adapun cara permainan scrabble antara lain sebagai berikut: a) pemimpin

permainan menjelaskan peraturan permainan, sekaligus menentukan tema sebagai

acuan yang akan dipakai. b) para pemain terdiri dari empat orang secara bergiliran

mengisihkan kepingan-kepingan huruf pada papan scrabble. c) kata kata yang

diisikan sesuai dengan kata - kata yang terdapat pada tema yang ditentukan. d)

salah satu pemain dapat menjadi pengawas, untuk perhitungan kata yang didapat.

e) permainan berakhir apabila kelompok tidak dapat menemukan kata lagi. f)

pemberian penghargaan kepada pemenang.

Melalui pembelajaran membaca lancar menggunakan permainan scrabble

agar dapat menambah kosa kata baru, meningkatkan solidaritas, sportivitas dalam

kerja kelompok, dan menyenangkan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di

kelas I SDN Tlogowungu khususya dapat meningkatkan keterampilan membaca

lancar melalui belajar membaca bunyi bahasa dengan kata-kata dan kalimat

sederhana. Dengan pembelajaran yang menyenangkan akan menjadikan

pembelajaran yang bermakna dan akan diingat sampai kapanpun.

2.6.Kajian Yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Darningsih tahun 2005 di

(9)

Siswa Kelas 1 SMP Negeri 2 Ampel Boyolali’’. Peneliti bertujan untuk meningkatkan pemahaman kosa kata dalam bahasa inggris berhasil. Adapun hasil

peniltianya mengambarkan, Dari 40 siswa yang ada, banyak siswa yang telah

mendapat nilai antara 86-100 atau berhasil dengan sempurna sebanyak 30 siswa

atau 30%, sedangkan siswa yang mendapat nilai antara 71-85 atau termasuk

katagori baik sebanyak 22 siswa atau 55%, nilai antara 56-70 ada 5 siswa atau

12,5%, sedang siswa yang mendapat nilai 41-55 atau termasuk katagori kurang

sebanyak 1 siswa atau 2,5%, sedangkan siswa yang gagal dalam siklus ini. Ada

peningkatan prosentase dari siklus I ke siklus II di mana jumlah siswa yang

dikatagorikan sempurna dari 3 siswa menjadi 12 siswa, ada peningkatan empat

kalinya sedang siswa dari katagori gagal dari siklus I satu orang dan siklus II

sudah tidak ada siswa yang dalam katagori gagal.

Berdasarkan jurnal penelitian yang dilaksanakan oleh Yunike Ramadhani

pada tahun 2007 yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Bahasa Inggris melalui Permainan Scrabble (study kasus di English Institute Cimahi)”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah yang mendasar tentang peningkatan kemampuan

bahasa Inggris melalui permainan Scrabble di English Institute Cimahi.

Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti tersebut memiliki persamaan

dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaan dalam

penelitian tersebut terletak pada jenis penelitian yang berupa penelitian tindakan

kelas, sedangkan instrumen yang digunakan sama-sama menggunakan instrumen

yang berupa tes dan nontes. Instrumen yang berupa tes diperoleh dari hasil tes

siswa, sedangkan instrumen yang berupa nontes siswa diperoleh dari deskriptif

(10)

Perbedaan dalam penelitian ini dengan peneliti-peneliti tersebut adalah

terletak pada masalah yang dikaji, tujuan penelitian, variabel penelitian, subjek

penelitian, serta kompetensi yang digunakan. Peneliti mengkaji masalah seberapa

besar peningkatan keterampilan membaca lancar siswa kelas I SDN Tlogowungu

Kaloran Temanggung. Variabel penelitian yang digunakan adalah aktivitas siswa

dalam pembelajaran membaca lancar, keterampilan guru dalam pembelajaran

membaca lancar dan hasil belajar keterampilan membaca lancar siswa kelas I.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I SDN Tlogowungu Kaloran

Temanggung dan guru kelas I SDN Tlogowungu Kaloran Temanggung.

2.7.Kerangka Berpikir

Membaca merupakan suatu keterampilan yang sangat penting bagi siswa.

Siswa memerlukan keterampilan membaca baik di sekolah maupun di masyarakat.

Salah satu keterampilan membaca yang diajarkan di sekolah dasar khususnya

kelas I adalah keterampilan membaca lancar. Begitu pentingnya membaca bagi

siswa yaitu dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang

berharga bagi kemampuan siswa, memperkaya kosa kata siswa, meningkatkan

keterampilan membaca lancar melalui membaca kalimat sederhana.

Pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya keterampilan membaca lancar

siswa kelas I SDN Tlogowungu masih sangat rendah, bahkan dalam

pembelajarannya terasa kurang menggembirakan dan membosankan. Hal ini

dikarenakan guru masih menggunakan metode yang kurang inovatif, dan metode

yang konvensional, dan belum menggunakan media dengan benar sehingga siswa

(11)

kurang mampu dalam menerima pelajaran yang berakibat nilai siswa kurang dari

KKM.

Berdasarkan beberapa masalah di atas, peneliti berusaha mencari

pemecahannya, yaitu dengan menggunakan permainan scrabble untuk

meningkatkanpembelajaran membaca lancar.

Adapun alur dari kerangka berpikir dapat dilihat pada skema berikut :

Skema kerangka berpikir

Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Berpikir Banyaknya siswa kelas I SDN Tlogowungu belum bisa

membaca kosa kata sederhana pada pembelajaran keterampilan membaca lancar

Permainan scrabble digunakan untuk meningkatkan keterampilan membaca lancar pada siswa kelas I SDN

(12)

2.8. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dijabarkan di atas tentang

pembelajaran membaca lancar mengggunakan permainan scrabble siswa kelas I

SDN Tlogowungu Kaloran Temanggung maka hipotesis tindakan pada penelitian

ini sebagai berikut:

a. Melalui permainan scrabble aktivitas siswa kelas I SDN Tlogowungu

Kaloran Temanggung dalam pembelajaran membaca lancar meningkat.

b. Melalui permainan scrabble keterampilan membaca lancar siswa kelas I

SDN Tlogowungu Kaloran Temanggung dalam pembelajaran membaca

Gambar

Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Moekijat (1993) gaji adalah imbalan jasa atau uang yang dibayarkan atau yang ditentukan untuk dibayarkan kepada seseorang pada jarak- jarak waktu teratur

Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosidin.14 Pesaing atau pemberi layanan kebidanan lain merupakan variabel yang paling

PELAKSANAAN PROGRAM BINA KELUARGA BALITA D ALAM PENINGKATAN PERAN PENGASUHAN IBU UNTUK ANAKA. USIA D INI D I BKB D

214 Peningkatan jalan Tengah desa Maos Lor Kec. Polisi Sanmuhid

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan reaksi stres antara sebelum dan sesudah mengikuti terapi ruqyah pada klien di Klinik Ruqyah Surabaya..

[r]

Mata kuliah ini terdiri 1 sks teori dan 2 sks praktek yang mempelajari dan membahas tentang pengertian/definisi dan ruang lingkup pekerjaan merchandising yaitu

yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku (kain) untuk pembuatan sebuah garmen berikut allowance -nya (harga).  Biaya bahan bantu (additional