1 LATAR BELAKANG
Ada banyak definisi tentang risiko (risk). Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini (Fahmi, 2010: 2). Menurut Djojosoedarso (1999) risiko selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak diduga/tidak diinginkan. Jadi risiko merupakan ketidakpastian atau kemungkinan terjadinya sesuatu, yang bila terjadi akan mengakibatkan kerugian. Banyak cara untuk mengurangi dampak risiko seperti menghindar, mengendalikan, memisahkan, melakukan kombinasi atau memindahkan. Pemindahan risiko tersebut dapat menimbulkan biaya. Apabila kita memindahkan risiko kepada penanggung risiko dalam hal ini perusahaan asuransi, maka kita harus membayar biaya dalam bentuk premi asuransi sebagai imbalan atas risiko yang diambil alih oleh perusahaan asuransi. Tujuan pemindahan ini intinya adalah untuk memberi kepastian dalam arti mencoba memperkecil dampak keuangan seandainya risiko tersebut tidak terhindarkan.
Menurut UU No.2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian, asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seorang yang dipertanggungkan.
Jadi, di dalam asuransi ada hubungan hukum yang saling mengikat antara tertanggung dan penanggung di mana ada pihak yang akan menerima haknya dan pihak lain yang harus melaksanakan kewajibannya.
2 ini, termasuk di Indonesia. Dengan kata lain, asuransi jiwa bisa dikatakan sebagai asuransi yang paling dasar dibutuhkan. Jika seseorang diasuransikan jiwanya, kepastian akan masa depan keluarga yang ditinggalkan akan terjamin.
Data dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan penetrasi jumlah polis asuransi jiwa di Indonesia, khususnya individu, masih rendah, hanya 3,6 persen terhadap jumlah populasi penduduk. Jumlah pemegang polis juga masih rendah, satu persen dari jumlah penduduk. Meski begitu, sebagian orang memiliki 8-9 bahkan hingga 12 polis asuransi per individu dengan minimal premi Rp 300.000 per bulan dari berbagai perusahaan asuransi (http://female.kompas.com). Perlahan, kesadaran akan pentingnya proteksi meningkat dalam masyarakat kita. Sayangnya kesadaran ini kurang diiringi dengan pengetahuan tentang aneka produk asuransi. Keterbatasan informasi dan pengetahuan produk dan kurangnya penjelasan agen asuransi kerap mengakibatkan konsumen membuat kesalahan ketika membeli asuransi (http://lipsus.kompas.com).
Menurut Kepala Bagian Analisis Keuangan dan Asuransi BAPEPAM-LK, Sumardjono, saat ini masih banyak ditemukan perusahaan asuransi kesulitan membayar klaim. Banyaknya perusahaan dengan nilai ekuitas (modal dasar) di bawah Rp 70 miliar sebagai patokan minimum batas ekuitas. Rata-rata nilai ekuitas perusahaan asuransi pada kisaran Rp 40-70 miliar. Aturan batasan itu perlu ditegakkan untuk melindungi keamanan nasabah asuransi, baik jiwa maupun komersial (http://www.tempo.co).
3 (2007), ada 10 gejala psikologis yang terbagi dalam 3 kategori yang membuat manajer salah dalam mengambil keputusan, yaitu : (1) biases, (2) heuristic, dan (3) framing effects.
Sejauh pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, aspek bias selalu dikaikan dengan pengambilan keputusan keuangan. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2009) pada pengusaha tekstil di Pekalongan menyimpulkan bahwa aspek bias turut berperan penting terhadap psikologis para pengusaha tekstil di Pekalongan sewaktu akan mengambil keputusan investasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Marbun (2010) pada industri tempe dan kripik tempe di desa Karangtengah Prandon mengemukakan bahwa pengusaha industri tempe dan kripik tempe di desa Karangtengah Prandon cenderung mengalami bias psikologis dalam pengambilan keputusan hutang yang dilakukan oleh pengusaha dan termasuk dalam kategori tinggi. Hasil perolehan tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar pengusaha cenderung memiliki excessive optimism, overconfidence, confirmation bias, dan illusion of controlyang tinggi dalam pengambilan keputusan hutangnya. Berdasarkan hasil penelitian Santoso (2009) dan Marbun (2010), fokus penelitian ini pada kategori biases yang dikaitkan dengan pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa.
Bias merupakan kecenderungan kesalahan prediksi (Shefrin, 2007). Aspek bias merupakan salah satu aspek yang cenderung menghasilkan keputusan yang tidak menjamin ketepatan secara mutlak. Pengambil keputusan memiliki kemungkinan untuk mengambil keputusan yang salah. Nofsinger (2005) menekankan bahwa bias yang diakibatkan faktor psikologis menghambat kemampuan seseorang dalam membuat keputusan keuangan yang baik. Bias mengakibatkan kesalahan prediksi karena membuat orang salah dalam memperhitungkan risiko yag dapat terjadi. Menurut Shefrin (2007) bias dapat digolongkan menjadi empat, yaitu
excessive optimism, overconfidence, confirmation bias, dan illusion of control.
4 tinggi. Sedangkan informasi dan kesuksesan masa lalu berada dalam range sedang. Adanya
illusion of control dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa, berarti dalam
mengambil keputusannya sering mengedepankan faktor perasaan dan psikologis daripada rasio sehingga menghasilkan keputusan yang bias. Kecenderungan faktor illusion ofcontrol pada sampel yang diteliti berada pada tingkat yang tinggi berarti para pegawai UKSW merasa dapat mengontrol atau paling tidak mempengaruhi hasil pembelian asuransi jiwanya, tetapi pada kenyataannya tidak demikian.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Taroreh (2011), tetapi penelitian ini akan melihat secara menyeluruh dari aspek bias psikologis yang dapat digolongkan menjadi empat, yaitu excessive optimism, overconfidence, confirmation bias, dan illusion of control, yang dikaitkan dengan pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa pada pegawai akademik UKSW.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) dalam Ali (2006), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga mempunyai kendali penuh atas keputusan keuangan di dalam rumah tangganya sendiri. Sehingga tidak menutup kemungkinan jika para keluarga dalam berinvestasi memiliki aspek bias. Begitu pula dalam kegiatan pembelian asuransi jiwa, apabila terdapat aspek bias hal tersebut dapat merugikan karena keluarga yang mengalami bias dapat melakukan kesalahan dalam memilih asuransi jiwa yang akan dibelinya. Keluarga yang dijadikan obyek penelitian yang akan diteliti yaitu pegawai akademik UKSW. Sebagai tenaga pengajar dan bekerja di lingkungan pendidikan lebih sadar akan risiko, umumnya memiliki pendidikan yang tinggi dan juga lebih familiar dengan produk-produk keuangan seperti asuransi. Sehingga memiliki pengetahuan yang cukup tentang asuransi dan banyak juga yang telah menjadi nasabah perusahaan asuransi.
PERUMUSAN MASALAH
5 TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui aspek bias apa yang mendominasi psikologis pegawai akademik UKSW dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa.
MANFAAT PENELITIAN
1.) Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini akan menambah penelitian-penelitian tentang ilmu keuangan berbasis perilaku yang sudah ada sebelumnya, tepatnya aspek bias dalam pengambilan keputusan pembelian asuransi jiwa.
2.) Manfaat Empiris
a. Sebagai masukan bagi perusahaan asuransi perlu memberikan pemahaman kepada nasabah mengenai kesalahan pengambilan keputusan pembelian produk asuransi yang dapat terjadi dengan adanya aspek bias psikologis.
6 TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Asuransi
Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko yang dilakukan dengan cara mengalihkan/transfer risiko dari satu pihak ke pihak lain dalam hal ini adalah perusahaan asuransi.
Menurut UU No.2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian, asuransi atau pertanggungan adalah :
Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seorang yang dipertanggungkan.
Menurut Djojosoedarso (1999) dalam bukunya yang berjudul Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, asuransi dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu asuransi jiwa, asuransi kerugian/umum, re-asuransi umum dan asuransi sosial. Yang dimaksud dengan perusahaan asuransi jiwa adalah perusahaan asuransi yang bidang usahanya risiko keuangan sebagai akibat dari kematian orang-orang yang dipertanggungkan jiwanya. Sedangkan perusahaan asuransi kerugian/umum adalah perusahaan asuransi yang bidang usahanya menanggulangi risiko keuangan sebagai akibat kerugian karena peril yang menimpa barang-barang atau kepentingan yang dipertanggungkan. Sementara perusahaan re-asuransi umum adalah perusahaan asuransi yang bidang usahanya menanggung risiko yang benar-benar terjadi dari pertanggungan yang telah ditutup oleh perusahaan asuransi jiwa maupun asuransi kerugian. Dan yang terakhir yaitu perusahaan asuransi sosial yaitu perusahaan asuransi yang bidang usahanya menanggung risiko finansial masyarakat kecil yang kurang mampu.
7 perjanjiannya bersifat sementara dan apabila jangka waktu perjanjian telah habis sedangkan pembeli asuransinya masih hidup maka pemegang polis asuransi tidak dapat menarik uangnya kembali. Ketiga, Universal Life Insurance merupakan asuransi yang perjanjiannya dapat diperbaharui secara periodik dan terdapat unsur investasi. Keempat, Anuitas merupakan asuransi yang memiliki jangka waktu tertentu di mana pemegang polis wajib membayar sejumlah uang kepada perusahaan asuransi dan di masa akan datang, selama jangka waktu tertentu pula perusahaan asuransi tersebut wajib membayar sejumlah uang kepada pihak pemegang polis asuransi.
Aspek bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Asuransi
Filbeck, Gorman, dan Preece dalam Marbun (2010) menyatakan bahwa aspek psikologis berperan dalam membentuk perilaku individu yang dapat mempengaruhi individu tersebut dalam melakukan pengambilan keputusan yang berbeda dari asumsi teori ekonomi, yaitu individu akan membuat keputusan yang rasional, padahal sebenarnya individu tidak selalu sepenuhnya rasional. Perilaku yang tidak sepenuhnya rasional tersebut tidak lepas dari pengaruh perasaan dan sikap seseorang.
Shefrin (2007) mengemukakan bahwa aspek bias merupakan gejala psikologis yang ada dalam diri masing-masing individu yang dapat berakibatkan seseorang mengambil keputusan yang salah. Bias yang diakibatkan faktor psikologis menghambat kemampuan seseorang dalam membuat keputusan keuangan yang baik (Nofsinger, 2005). Salah satunya yaitu keputusan untuk membeli produk asuransi.
Aspek bias memiliki 4 jenis kategori menurut Shefrin (2007) yaitu :
1. Excessive optimism (optimis yang berlebihan) : Seseorang berharap secara berlebihan
akan memperoleh hasil yang sesuai dengan keinginan dan tidak mengharapkan beroleh hasil yang sebaliknya.
2. Overconfidence (kepercayaan diri yang berlebihan) :Seseorang terlalu percaya bahwa
pandangannya tepat dan yakin bahwa dirinya memiliki kemampuan dan pengetahuan di atas rata-rata.
8 informasi yang sesuai dengan pandangannya dan mengabaikan informasi yang tidak sesuai dengan pandangannya.
4. Illusion of control (kendali ilusi) : Seseorang merasa mampu mengendalikan hasil
dari keputusan yang diambilnya.
Aspek yang pertama adalah excessive optimism dimana seseorang berharap secara berlebihan akan memperoleh hasil yang sesuai dengan keinginan dan tidak mengharapkan beroleh hasil yang sebaliknya. Cassar dalam Marbun (2010) menyatakan bahwa excessive
optimism paling sering terjadi pada pengusaha yang baru memulai usahanya, pengusaha sangat
yakin akan pasti memperoleh keberhasilan dalam kegiatan operasional bisnis mereka. Hal ini juga bisa terjadi pada keluarga yang baru pertama kali membeli produk asuransi, keluarga sangat yakin akan pasti memperoleh keberhasilan mendapatkan proteksi dari perusahaan asuransi yang dipilihnya.
Aspek kedua yaitu overconfidence. Overconfidence didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang terlalu percaya bahwa pandangannya tepat dan yakin bahwa dirinya memiliki kemampuan dan pengetahuan di atas rata-rata. Menurut Nofsinger (2005) overconfidence berasal dari dua sumber psikologis, yaitu ilusi pengetahuan (illusion of knowledge) dan ilusi kendali (illusion of control). Ilusi pengetahuan merupakan kondisi dimana seseorang merasa lebih percaya diri atas ramalan atau prediksinya disebabkan memiliki banyak informasi. Semakin baru informasi yang diperoleh akan membuatnya merasa mempunyai kendali atas hasil yang akan diperolehnya. Sedangkan ilusi kendali adalah keadaan dimana orang sering mempercayai bahwa mereka telah mempengaruhi hasil yang diperoleh dari peristiwa yang tak terkendali. Shefrin (2007) mengungkapkan bahwa overconfidence merupakan kesalahan prediksi mengenai seberapa baik seseorang memahami kemampuan dan batas pengetahuannya. Overconfidence dan excessive
optimism seringkali berjalan beriringan, tetapi itu adalah dua hal yang tidak sama. Seseorang bisa
jadi pesimis, tetapi juga overconfidence. Venter dan Michayluk dalam Marbun (2010) mengungkapkan mayoritas orang cenderung menilai lebih kemampuan, dan mereka menganggap kemampuan mereka di atas rata-rata. Overconfidence sebenarnya merupakan bias dari rasa optimisme (Santoso, 2009).
9 menyatakan bahwa confirmation bias dalam diri seseorang membuat seseorang yang bersangkutan cenderung memilih dan menaruh perhatian lebih pada informasi yang mendukung opini mereka, sementara itu mereka mengabaikan informasi yang bertentangan dengan opini mereka. Dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi, keluarga yang mengalami
confirmation bias akan mengambil informasi mengenai produk asuransi yang sesuai dengan
pandangannya sebanyak mungkin, serta mengabaikan informasi yang tidak mendukung pendapatnya.
11 METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang dikumpulkan atau diperoleh melalui penelitian lapangan dan mengolah sendiri (Supramono dan Utami, 2003 : 49). Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui metode surveydengan membagikan kuesioner kepada responden.Data dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner pada pegawai akademik UKSW pada tanggal 11 Februari 2013 hingga 25 Oktober 2013. Penyebaran kuesioner dilakukan secara bervariasi oleh peneliti yaitu dengan cara menitipkan kuesioner pada Kantor Tata Usaha beberapa Fakultas ataupun dengan memberikan langsung kuesioner pada responden. Begitu pula dengan proses pengumpulan yang juga bervariasi, ada yang ditunggu hingga selesai pengisiannya dan ada pula yang ditinggalkan untuk kemudian diambil lagi beberapa hari sesudahnya.
Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah seluruh pegawai akademik Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana dari 13 Fakultas, yang berjumlah 361 orang, yang terdiri dari 201 laki-laki dan 160 perempuan (data per November 2012 YPTKSW). Jadi jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu 361 orang.
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
nonprobability samplingyaitu dengan metode purposive sampling, dengan kriteria pegawai
akademik UKSW yang memiliki pengalaman membeli produk asuransi jiwa dan bersedia menjadi responden. Dari hasil penyebaran kuesioner, responden dalam penelitian ini berjumlah 43 responden.
Pengukuran konsep
12 Skor untuk tiap pilihan jawaban adalah sebagai berikut :
SS : Sangat Setuju = 5
S : Setuju = 4
KS : Kurang Setuju = 3
TS : Tidak Setuju = 2
STS : Sangat Tidak Setuju = 1
Tabel 1. Pengukuran Konsep Aspek Bias
Konsep Definisi Konsep Indikator
Excessive Optimism Suatu jenis penyimpangan yang menyebabkan seberapa seringnya orang menaksir terlalu tinggi terhadap hasil yang baik dan menganggap remeh hasil yang kurang baik dari pengalaman yang mereka dapat.
1. Berkeyakinan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi dari investasi asuransi jiwa yang
13
Overconfidence Suatu jenis penyimpangan yang menyebabkan seberapa seringnya orang membuat kesalahan karena kepercayaan diri mereka sendiri yang terlalu berlebihan dan menganggap kemampuan diri sendiri yang paling baik.
1. Percaya dengan
kemampuan diri sendiri dalam menentukan produk asuransi jiwa.
2. Terlalu percaya diri akan mendapatkan hasil yang optimal.
3. Tidak memperdulikan masukkan dari orang lain.
Confirmation Bias Suatu jenis penyimpangan yang menyebabkan seseorang lebih suka mendengar anggapan atau pendapat dari orang yang sejalan dengan pemikirannya. Sehingga akan lebih mempertimbangkan informasi yang sesuai dengan pendapat pribadi.
1. Tidak suka
mendengarkan pendapat dari orang yang
bertentangan dengan pemikirannya.
2. Menggunakan informasi yang diberikan oleh orang yang sejalan dengan pemikirannya sebagai bahan pertimbangan. 3. Lebih memperhatikan
masukkan atau pendapat orang yang sesuai dengan pendapatnya.
Illusion of Control Suatu penyimpangan yang menyebabkan seseorang merasa seakan-akan ia dapat mengendalikan
14 lingkungannya, padahal sebenarnya
tidak.
2. Berkeyakinan bahwa asuransi jiwa yang dipilihnya bisa memberikan proteksi yang lebih baik. 3. Beranggapan bahwa
sudah tidak asing lagi dengan produk asuransi jiwa sehingga akan mendapatkan proteksi yang diinginkan.
4. Yakin pada keputusannya sendiri tanpa perlu
meminta masukkan dari orang lain.
Sumber : Santoso, J. S., (2009) dan Taroreh, H. G., (2011)
Teknik Analisis
Teknik analisis merupakan alat bantu yang digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk yang lebih ringkas sehingga akan mempermudah bagi peneliti memberikan jawaban masalah yang telah dirumuskan (Supramono dan Utami, 2003 : 72). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini, adalah dekriptif kualitatif. Untuk mengetahui deskriptif kualitatif konsep aspek bias dalam pengambilan keputusan pembelian asuransi jiwa dalam penelitian ini dapat dilihat dari nilai minimum, maksimum, mean atau rata-rata dan standar deviasi. Sedangkan klafisikasi tingkatan bias diukur dengan nilai rata-rata menjadi 2 kategori, diterapkan dengan skala terendah 1 dan tertinggi 5.
Adapun penentuan interval kategori kelas (I) adalah sebagai berikut :
I =
���� −���15 Keterangan :
I = Interval
Maks = Nilai jawaban tertinggi
Min = Nilai jawaban terendah
K = Klafisikasi yang hendak dibuat , dalam hal ini 2 klasifikasi.
=5−1
2 = 2
Sehingga interval kategori jawaban yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
Tabel 2. Definisi dan Range Setiap Variabel
Interval rata-rata jawaban Interpretasi
1,00 – 3,00 Rendah
16 ANALISIS DATA
Gambaran Umum Responden
Responden dalam penelitian merupakan pegawai Akademik UKSW yang menjadi nasabah perusahaan asuransi jiwa dan bersedia menjadi responden. Berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada responden tersebut, diperoleh gambaran umum responden meliputi karateristik responden seperti jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, lama bekerja di UKSW, dan lama menjadi nasabah.
Tabel 3. Gambaran Umum Responden
Karakteristik Responden Frekuensi Prosentase (%)
Ukuran Sampel 43 100 D. Lama Bekerja di UKSW
< 9 E. Lama menjadi nasabah
asuransi jiwa (tahun)
17 Untuk jenjang pendidikan, sebagian besar responden berasal dari latar belakang pendidikan S2 yaitu sejumlah 30 responden (69,8%). Untuk jenjang lama bekerja di UKSW, paling banyak responden bekerja selama 9-16 tahun sejumlah 20 responden (46,6%). Sedangkan mayoritas responden menjadi nasabah perusahaan asuransi selama < 8 tahun yaitu sejumlah 26 orang (60,5%).
Ditinjau dari jenis asuransi yang diikuti oleh responden, tabel 4 berikut menunjukkan bahwa PT Prudential Life Assurance merupakan asuransi yang paling banyak di beli oleh pegawai akademik UKSW dengan jumlah 24 orang (55,8%). Sedangkan PT Sequis Life berada di urutan kedua dengan jumlah 5 orang (11,6%) dan PT AIA Financial dengan jumlah 5 orang (11,6%). Sebanyak 3 responden menunjukkan bahwa pernah melakukan pembelian asuransi jiwa sebelumnya, namun bisa jadi karena kurang puas dengan kinerja perusahaan asuransi jiwa yang dipilih sebelumnya atau karena merasa bahwa keputusannya kurang tepat dalam memilih maka responden beralih kepada perusahaan asuransi jiwa yang lain. Hal ini menunjukkan tendensi kemampuan responden dalam memilih perusahaan asuransi berdasarkan kinerja.
Tabel 4. Perusahaan Asuransi Jiwa yang Dipilih oleh Responden
Perusahaan Asuransi Jiwa Frekuensi Persentase (%)
Prudential Life Assurance 24 55,8 Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG 2 4,7 Asuransi Allianz Life Indonesia 3 7
AIA Financial 5 11,6
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas
18 % diperoleh r tabel = 0,444. Dengan demikian semua dinyatakan valid, karena masing-masing variabel yang diuji memiliki koefisien korelasi (r hitung) lebih besar dari r tabel (0,444).
Tabel 5. Uji Validitas
Variabel Corrected Item-Total Correlation Validitas
Excessive optimism
Pengujian reliabilitas untuk menunjukan seberapa besar instrument yang digunakan dapat dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan data (Nugroho, 2011: 33). Pengukuran reliabilitas menggunakan metode alpha cronbach pada nilai alpha dalam skala 0 – 1, yang dapat dikelompokan menjadi 5 (lima) kelas seperti tabel berikut:
Tabel 6.Tingkat Reliabilitas
19 Tabel 7. Uji Reliabilitas
No. Variabel
Hasil
Perhitungan
Reliabilitas
Cronbach’s Alpha
Reliabilitas
1. Excessive optimism 0,912 Sangat Reliabel
2. Overconfidence 0,784 Reliabel
3. Confirmation bias 0.804 Sangat Reliabel
4. Illusion of control 0,269 Agak Reliabel
Sumber : Data primer yang di olah, 2013
Berdasarkan hasil di atas, maka dapat diketahui bahwa variable excessive optimism dan
confirmation bias tergolong sangat reliabel. Sedangkan variabel overconfidence tergolong
reliabel dan illusion of control tergolong agak reliabel.
Aspek Bias Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk AsuransiJiwa
Aspek psikologis merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi diri seseorang dalam mengambil suatu keputusan. Salah satu kategori dalam penelitian yang dilakukan oleh Shefrin (2007) yang digunakan pada penelitian ini adalah aspek bias.
Untuk dapat mengetahui aspek bias dalam diri pegawai akademik UKSW termasuk dalam kategori rendah atau tinggi, maka penelitian ini menggunakan pengalaman pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa para pegawai akademik UKSW. Jika skor nilai terletak antara rentang 1,00 – 3,00 termasuk kategori rendah, dan 3,01 – 5,00 termasuk kategori tinggi.
Pada tabel di bawah ini akan dipaparkan mengenai hasil dari aspek psikologis excessive
optimism. Excessive optimism merupakan suatu jenis penyimpangan yang menyebabkan
20 Tabel 8. Excessive optimism
Bias Psikologis Rata-rata
Laki-laki Perempuan
Rata-rata ∑ responden Rata-rata ∑ responden
Excessive optimism 4,32 4,47 28 4,03 15
Sumber : Data primer yang di olah, 2013
Excessive optimism pada tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata yang diperoleh 4,32 dan
tergolong dalam kategori tinggi. Hasil dari rata-rata tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 40 responden yang terdiri dari 27 responden laki-laki dan 13 responden perempuan memiliki
excessive optimism yang tinggi dalam mengambil keputusan untuk membeli produk asuransi
jiwa dan sebanyak 3 responden yang terdiri dari 1 responden laki-laki dan 2 responden perempuan memiliki memiliki excessive optimism dalam mengambil keputusan pembelian produk asuransi jiwa dalam kategori rendah. Hal ini dapat dilihat pada saat pegawai akademik UKSW akan mengambil keputusan untuk membeli produk asuransi jiwa, mereka merasa yakin produk asuransi jiwa yang dipilihnya akan memberikan keuntungan yang tinggi, dapat memberikan manfaat bagi keluarganya, dapat memberikan hasil yang lebih baik dimasa mendatang, dan premi dari produk asuransi jiwa yang dipilihnya dapat dibayar dengan lancar.
Tabel 9.Overconfidence
Bias Psikologis Rata-rata
Laki-laki Perempuan
Rata-rata ∑ responden Rata-rata ∑ responden
Overconfidence 3,53 3,64 28 3,31 15
Sumber : Data primer yang di olah, 2013
Overconfidence memiliki rata-rata yang sebesar 3,53 dan tergolong dalam kategori tinggi.
21 UKSW merasa percaya diri akan mendapat hasil (proteksi) yang optimal dari produk asuransi jiwa yang mereka beli.
Tabel 10. Confirmation Bias
Bias Psikologis Rata-rata
Laki-laki Perempuan
Rata-rata ∑ responden Rata-rata ∑ responden
Confirmation bias 3,43 3,47 28 3,35 15
Sumber : Data primer yang di olah, 2013
Confirmation bias dalam tabel 10 memiliki rata-rata sebesar 3,43 dan tergolong dalam
kategori tinggi, hal ini mengindikasikan bahwa pegawai akademik UKSW memiliki kecenderungan kearah confirmation bias dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa yang mereka ambil. Hal ini terlihat pada jawaban sebagian besar pegawai akademik UKSW yang setuju dengan indikator tidak perlu mendengarkan pendapat dari orang yang bertentangan, menggunakan informasi yang diberikan oleh orang yang sejalan dengan pemikiran mereka sebagai bahan pertimbangan, lebih memperhatikan pendapat orang yang sesuai dengan pendapat mereka, serta cenderung mengesampingkan informasi yang tidak sesuai dengan pemahamannya. Sebagian pegawai akademik UKSW cenderung tidak menerima pendapat orang lain yang tidak sejalan dengan pendapatnya mengenai produk asuransi jiwa serta hanya mencari informasi dan menggunakan informasi yang mendukung keputusannya. Kondisi seperti itulah yang menyebabkan pengambilan keputusan pembelian produk asuransi yang dilakukan pegawai akademik UKSW menjadi tidak sepenuhnya tepat. Seharusnya pegawai akademik UKSW tidak hanya mendengarkan pendapat atau informasi yang sejalan, melainkan mau mendengarkan masukan atau saran dari pihak lain yang dimungkinkan dapat menghasilkan keputusan yang tidak bias.
Tabel 11.Illusion of Control
Bias Psikologis Rata-rata Laki-laki Perempuan
Rata-rata ∑ responden Rata-rata ∑ responden
Illusion of Control 3,91 4,03 28 3,68 15
22
Illusion of control pada tabel 11 menunjukkan bahwa rata-rata yang diperoleh sebesar
3,91 dan tergolong dalam kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa sebanyak 42 responden yang terdiri dari 28 responden laki-laki dan 14 responden perempuan memiliki
illusion of control yang tinggi dalam mengambil keputusan untuk membeli produk asuransi jiwa
dan sebanyak 1 responden perempuan memiliki illusion of control dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa dalam kategori rendah. Hal ini dapat dilihat pada saat pegawai akademik UKSW akan mengambil keputusan untuk membeli produk asuransi jiwa, mereka merasa yakin bahwa asuransi jiwa pilihannya adalah pilihan yang paling baik, asuransi jiwa pilihannya dapat memberikan proteksi yang lebih baik karena tidak asing lagi dengan produk asuransi jiwa dan mereka memutuskan sendiri ketika hendak membeli produk asuransi jiwa tanpa campur tangan dari orang lain. Dalam hal ini pegawai akademik UKSW memiliki kontrol penuh terhadap produk asuransi jiwa yang akan dibelinya. Semakin familiar seseorang terhadap suatu hal atau kondisi maka orang akan semakin merasa bisa mengendalikannya. Sebagian besar pegawai akademik UKSW memiliki pendidikan yang tinggi sehingga mereka tentu sudah memiliki pengetahuan yang cukup tentang produk asuransi jiwa.
Setelah merinci satu per satu aspek psikologis yang terdapat dalam kategori bias maka tabel di bawah akan dipaparkan hasil dari penggabungan keempat aspek psikologis tersebut, yaitu excessive optimism, overconfidence, confirmation bias, dan illusion of control.
Tabel 12. Bias Psikologis
Bias Psikologis Rata-rata Interpretasi
Excessive optimism 4,32 Tinggi
Illusion of control 3,91 Tinggi
Overconfidence 3,53 Tinggi
Confirmationbias 3,43 Tinggi
Sumber : Data primer yang di olah, 2013
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa aspek bias excessive optimism atau optimis yang berlebihan memiliki rata-rata paling tinggi yaitu sebesar 4,32. Di urutan kedua yaitu
illusion of control atau kendali ilusi dengan total rata-rata nilai jawaban responden sebesar 3,91.
23 PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menemukan bahwa pegawai akademik UKSW cenderung mengalami bias psikologis dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa. Masing-masing aspek bias berperan dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa yang dilakukan oleh pegawai akademik UKSW dan termasuk dalam kategori tinggi. Aspek bias
excessive optimism atau optimis yang berlebihan yang mendominasi dan menduduki urutan
pertama dari keempat aspek bias yang diteliti dengan rata-rata 4,32 yang dimiliki oleh para pegawai akademik UKSW ketika akan mengambil keputusan membeli produk asuransi jiwa. Para pegawai akademik UKSW merasa berharap secara berlebihan akan memperoleh hasil yang sesuai dengan keinginan dan tidak mengharapkan beroleh hasil yang sebaliknya. Ada kemungkinan pegawai akademik UKSW tersebut merasa yakin produk asuransi jiwa yang dipilihnya akan memberikan keuntungan yang tinggi, dapat memberikan manfaat bagi keluarganya, dapat memberikan hasil yang lebih baik dimasa mendatang, dan premi dari produk asuransi jiwa yang dipilihnya dapat dibayar dengan lancar.
Di urutan kedua yaitu illusion of control atau kendali ilusi dengan total rata-rata nilai jawaban responden sebesar 3,91 tergolong dalam range tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pegawai akademik UKSW cenderung memiliki illusion of control yang tinggi dalam mengambil keputusan untuk membeli produk asuransi jiwa. Hal ini dapat dilihat pada saat pegawai akademik UKSW akan mengambil keputusan untuk membeli produk asuransi jiwa, mereka merasa yakin bahwa asuransi jiwa pilihannya adalah pilihan yang paling baik, asuransi jiwa pilihannya dapat memberikan proteksi yang lebih baik karena tidak asing lagi dengan produk asuransi jiwa dan mereka memutuskan sendiri ketika hendak membeli produk asuransi jiwa tanpa campur tangan dari orang lain.
24 produk asuransi jiwa menyebabkan pegawai akademik UKSW merasa percaya diri akan mendapat hasil (proteksi) yang optimal dari produk asuransi jiwa yang mereka beli.
25 KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor aspek bias apa yang paling mendominasi pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pegawai akademik UKSW cenderung mengalami bias psikologis dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa. Masing-masing aspek bias berperan dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa yang dilakukan oleh pegawai akademik UKSW dan termasuk dalam kategori tinggi. Aspek bias excessive optimism yang mendominasi yang dimiliki oleh para pegawai akademik UKSW ketika akan mengambil keputusan membeli produk asuransi jiwa.
Adanya excessive optimism dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa pada pegawai akademik UKSW, berarti dalam mengambil keputusannya berharap secara berlebihan akan memperoleh hasil yang sesuai dengan keinginan dan tidak mengharapkan beroleh hasil yang sebaliknya. Cassar dalam Marbun (2010) menyatakan bahwa excessive
optimism paling sering terjadi pada pengusaha yang baru memulai usahanya, pengusaha sangat
yakin akan pasti memperoleh keberhasilan dalam kegiatan operasional bisnis mereka. Hal ini juga terjadi pada pegawai akademik UKSW yang menjadi responden dalam penelitian ini yang sebagian besar dari mereka baru pertama kali membeli produk asuransi jiwa, sehingga mereka sangat yakin akan pasti memperoleh keberhasilan mendapatkan proteksi dari perusahaan asuransi jiwa yang dipilihnya.
Implikasi
26 Impikasi Teoritis
Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa aspek bias yang dapat berperan dan menjadi hambatan terhadap psikologis para pegawai akademik UKSW sewaktu pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa.
Menurut Shefrin (2007) terdapat empat kategori aspek bias yang dapat muncul dalam pengambilan keputusan. Dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa aspek bias excessive optimism yang dominan berperan dalam psikologis pegawai akademik UKSW. Dengan kata lain, pegawai akademik UKSW lebih sering terjebak dalam aspek bias excessive
optimism dibandingkan dengan kategori aspek bias yang lain, berarti dalam mengambil
keputusannya berharap secara berlebihan akan memperoleh hasil yang sesuai dengan keinginan dan tidak mengharapkan beroleh hasil yang sebaliknya.
Implikasi Terapan
Dari kesimpulan penelitian yang diperoleh terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dan menjadi masukan bagi para pegawai akademik UKSW sebagai pengambil keputusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengambilan keputusan pembelian produk asuransi jiwa yang dilakukan oleh pegawai akademik UKSW, aspek bias yang paling berperan adalah excessive
optimism oleh karena itu para pegawai akademik UKSW harus berhati-hati mengendalikan
keyakinan akan produk asuransi jiwa yang dipilihnya akan memberikan keuntungan yang tinggi, dapat memberikan manfaat bagi keluarganya, dapat memberikan hasil yang lebih baik dimasa mendatang, dan premi dari produk asuransi jiwa yang dipilihnya dapat dibayar dengan lancar.
Keterbatasan Penelitian dan Saran
Keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain : (1) cara mengukur masing-masing bias berbeda; (2) penelitian ini mengambil sampel dari responden yang karakteristiknya tergolong homogen yaitu semuanya memiliki pendapatan yang tetap dan rata-rata berpendidikan yang tinggi; (3) kuesioner dalam penelitian ini mungkin mengandung unsur leading questions artinya kuesioner yang sifatnya mengarahkan jawaban responden.
28 DAFTAR PUSTAKA
Ali, Z., 2006. Pengantar Keperawatan Keluarga, EGC, Jakarta.
Djojosoedarso, Soeisno, 1999. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Salemba Empat, Jakarta.
Djumena, Erlangga, 2011. Kesalahan Ketika Membeli Asuransi.
http://lipsus.kompas.com/asuransi/read/2011/10/20/11031859/Kesalahan.Ketika.Membeli .Asuransi. Diunduh 11 Oktober 2012
Fahmi, Irham, 2010. Manajemen Risiko : Teori, Kasus, dan Solusi, Alfabeta, Bandung.
Fazriyati, Wardah, 2012. Ketagihan Proteksi Diri karena Melek Finansial.
http://female.kompas.com/read/2012/06/04/11325474/Ketagihan.Proteksi.Diri.karena.Me lek.Finansial. Diunduh 21 Oktober 2012
Marbun, L. R., 2010. Aspek Bias Psikologis dalam Pengambilan Keputusan Hutang Studi pada
Industri Tempe dan Kripik Tempe di Desa Karangtengah Prandon Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur, Skripsi Fakultas Ekonomika dam Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana.
Nofsinger, J. R. 2005. The Psychology of Investing. Second Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall, Upper Saddle River.
Nugroho, Y. A., 2011. It’s Easy Olah Data dengan SPSS, Skripta Media Creative, Yogyakarta.
Santoso, J. S., 2009. Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Investasi Pengusaha Tekstil di
Pekalongan Studi Kasus pada Usaha Tekstil Skala Kecil dan Menengah di Kompleks Pertokoan Pasar Banjarsari Pekalongan, Skripsi Fakultas Ekonomika dam Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana.
Shefrin, Hersh, 2007. Behavioral Corporate Finance: Decisions that Create Value,
29 Supramono dan Nancy Putlia, 2004. Persepsi dan Aspek Psikologis dalam Pengambilan
Keputusan Hutang Studi pada Home Industry Tempe di Salatiga, Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Vol. 14
Supramono dan Intiyas Utami, 2003. Desain Proposal Penelitian Studi Akuntansi dan
Keuangan, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Supriadin, Jayadi, 2012. Puluhan Perusahaan Asuransi Terancam Tutup.
http://www.tempo.co/read/news/2012/05/28/090406584/Puluhan-Perusahaan-Asuransi-Terancam-Tutup. Diunduh 28 Februari 2014
Taroreh, H. G., 2011. Ilusion of Control Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk
Asuransi Jiwa pada Pegawai UKSW. Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Kristen Satya Wacana.
30 Lampiran 1
KUESIONER
Dengan hormat
Berkenaan dengan penelitian skripsi saya yang berjudul “Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Asuransi Jiwa (Studi Empiris pada Pegawai Akademik UKSW)”, saya sangat membutuhkan informasi dari pegawai akademik UKSW. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat, saya membutuhkan bantuan bapak/ibu untuk bersedia mengisi kuesioner berikut. Informasi atau data yang saya peroleh bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk penelitian ini.
Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan anda untuk membantu dalam pengisian kuesioner ini.
Hormat saya
Alvi Novia
IDENTITAS RESPONDEN
Umur : ...tahun
Jenis kelamin : L/P
Instansi : …...
Pendidikan terakhir : …...
Bagian I
Petunjuk Pengisian Kuesioner:
31 1. Apakah anda menjadi nasabah asuransi jiwa?
a. Ya b. Tidak
2. Apa nama perusahaan asuransi dari produk asuransi jiwa yang anda beli? a. Prudential Life Assurance
b. Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG c. Asuransi Allianz Life Indonesia d. Lainnya, …...
3. Apakah sebelumnya anda pernah menjadi nasabah perusahaan asuransi jiwa lain? a. Tidak
b. Prudential Life Assurance c. Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG d. Asuransi Allianz Life Indonesia
e. Lainnya, ………....
4. Selama ini berapa lama anda menjadi nasabah perusahaan asuransi jiwa? ……. tahun
5. Berapa kali anda membeli produk asuransi jiwa? ………..kali Untuk produk asuransi jenis apa sajakah?
……….. ……….. 6. Selama ini pernahkah anda mengajukan klaim pada asuransi jiwa?
a. Ya b. Tidak
32 Bagian II
Petunjuk Pengisian Kuesioner:
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sesuai dengan diri anda, dengan memberi tanda (√) pada kolom yang telah disediakan, sesuia ketentuan dibawah ini :
SS = Sangat setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Aspek bias dalam pengambilan keputusan pembelian produk asuransi
No.
Butir Pernyataan SS S KS TS STS
Excessive Optimism
1. Ketika hendak membeli produk asuransi jiwa, saya begitu yakin akan mendapatkan proteksi yang optimal.
2. Ketika hendak membeli produk asuransi jiwa, saya begitu yakin asuransi jiwa tersebut dapat memberikan hasil yang lebih baik di masa mendatang.
3. Ketika hendak membeli produk asuransi jiwa, saya begitu yakin asuransi jiwa tersebut dapat bermanfaat bagi keluarga saya.
33 Overconfidence
5. Ketika hendak membeli produk asuransi jiwa, saya sangat percaya dengan kemampuan dan pengetahuan saya tentang produk asuransi jiwa.
6. Ketika hendak membeli produk asuransi jiwa, saya percaya diri akan mendapat hasil
(proteksi) yang optimal.
7. Ketika hendak membeli produk asuransi jiwa, saya tidak perlu meminta masukkan atau saran dari orang lain.
Confirmation bias
8. Ketika hendak membeli produk asuransi jiwa, saya tidak perlu mendengarkan pendapat dari orang yang bertentangan dengan saya.
9. Ketika hendak membeli produk asuransi jiwa, saya akan menggunakan informasi yang diberikan oleh orang yang sejalan dengan pemikiran saya sebagai bahan pertimbangan. 10. Ketika hendak membeli produk asuransi jiwa,
saya lebih memperhatikan pendapat orang yang sesuai dengan pendapat saya.
11. Ketika hendak membeli produk asuransi jiwa, saya cenderung mengesampingkan informasi yang tidak sesuai dengan pemahaman saya. Illusion of control
34 13. Ketika hendak membeli produk asuransi jiwa,
saya yakin bahwa asuransi jiwa pilihan saya dapat memberikan proteksi yang lebih baik. 14. Ketika hendak membeli produk asuransi jiwa,
saya yakin nantinya saya akan mendapatkan proteksi yang saya inginkan karena saya tidak asing lagi dengan produk asuransi jiwa. 15. Ketika hendak membeli produk asuransi jiwa,
saya memiih untuk memutuskan sendiri tanpa campur tangan dari orang lain.
35 Lampiran 2
Data Primer Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Asuransi Jiwa
36
37 5 4 5 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4
38 3 3 3 3 3 2 2 2 5 4 3 5 3 4 2
39 4 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4
40 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2
41 5 4 4 4 4 5 3 3 5 4 3 4 4 4 2
42 5 5 5 4 3 4 2 2 4 2 1 4 4 4 3
37 Lampiran 3
Statistik Deskriptif Aspek Bias dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Asuransi Jiwa
Excessive Optimism
Responden Excessive Optimism Total Rata-rata
38
Total 185,75
Rata-rata 4,32
Overconfidence
Responden Overconfidence Total Rata-rata
39
Rata-rata 3,53
Confirmation bias
Responden Confirmation Bias Total Rata-rata
40 Illusion of Control
Responden Illusion of Control Total Rata-rata
41 Lampiran 4
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas
Excessive Optimism
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
P1 4.25 .716 20
P2 4.05 .686 20 P3 4.25 .716 20
P4 4.00 .562 20 Total 16.55 2.395 20
Correlations
P1 P2 P3 P4 Total
P1 Pearson Correlation 1 .723** .795** .784** .928**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20
P2 Pearson Correlation .723** 1 .830** .546* .879**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .013 .000
N 20 20 20 20 20
P3 Pearson Correlation .795** .830** 1 .654** .928**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .000
N 20 20 20 20 20
P4 Pearson Correlation .784** .546* .654** 1 .821**
Sig. (2-tailed) .000 .013 .002 .000
N 20 20 20 20 20
Total Pearson Correlation .928** .879** .928** .821** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20
42
Overconfidence
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
P5 3.65 .489 20
P6 3.80 .834 20 P7 2.75 .550 20
Total 10.20 1.609 20
Correlations
P5 P6 P7 Total
P5 Pearson Correlation 1 .723** .440 .829**
Sig. (2-tailed) .000 .052 .000
N 20 20 20 20
P6 Pearson Correlation .723** 1 .574** .934**
Sig. (2-tailed) .000 .008 .000
N 20 20 20 20
P7 Pearson Correlation .440 .574** 1 .773**
Sig. (2-tailed) .052 .008 .000
N 20 20 20 20
Total Pearson Correlation .829** .934** .773** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 20 20 20 20
43
Confirmation bias
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
P8 2.95 .686 20
P9 3.95 .686 20
P10 3.65 .671 20
P11 3.15 .813 20 Total_C 13.70 2.273 20
Correlations
P8 P9 P10 P11 Total_C
P8 Pearson Correlation 1 .106 .532* .769** .766**
Sig. (2-tailed) .656 .016 .000 .000
N 20 20 20 20 20
P9 Pearson Correlation .106 1 .646** .203 .597**
Sig. (2-tailed) .656 .002 .391 .005
N 20 20 20 20 20
P10 Pearson Correlation .532* .646** 1 .777** .928**
Sig. (2-tailed) .016 .002 .000 .000
N 20 20 20 20 20
P11 Pearson Correlation .769** .203 .777** 1 .880**
Sig. (2-tailed) .000 .391 .000 .000
N 20 20 20 20 20
Total_C Pearson Correlation .766** .597** .928** .880** 1
Sig. (2-tailed) .000 .005 .000 .000
N 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
44
Illusion of control
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
P12 4.05 .394 20 P13 4.00 .459 20
P14 3.85 .489 20 P15 2.90 .788 20
Total_I 14.80 1.240 20
Correlations
P12 P13 P14 P15 Total_I
P12 Pearson Correlation 1 .000 .587** .017 .560*
Sig. (2-tailed) 1.000 .007 .943 .010
N 20 20 20 20 20
P13 Pearson Correlation .000 1 .469* .000 .555*
Sig. (2-tailed) 1.000 .037 1.000 .011
N 20 20 20 20 20
P14 Pearson Correlation .587** .469* 1 -.177 .642**
Sig. (2-tailed) .007 .037 .454 .002
N 20 20 20 20 20
P15 Pearson Correlation .017 .000 -.177 1 .571**
Sig. (2-tailed) .943 1.000 .454 .009
N 20 20 20 20 20
Total_I Pearson Correlation .560* .555* .642** .571** 1
Sig. (2-tailed) .010 .011 .002 .009
N 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
47 Lampiran 5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Alvi Novia
Nim : 212009086
Tempat, tanggal lahir : Purwokerto, 24November 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Golongan Darah : B
Tinggi / Berat Badan : 155 cm / 45 kg
Agama : Kristen
Alamat Asal : Jl. Jendral Sutoyo Gang III/4 Purwokerto Barat, Jawa Tengah
Alamat Salatiga : Jl. Kemiri Raya No. 974
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :TK Santa Maria Purwokerto (1995-1997)
SD Santa Maria Purwokerto (1997-2003)
SMP Susteran Purwokerto (2003-2006)
SMA Bruderan Purwokerto (2006-2009)
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (2009-2014) Pengalaman Organisasi :
1. Sie Bendahara Panitia POM 2012 (2012).
2. Exchange PartisipantEast Asia Student Encounter 2013(2013). Riwayat Seminar/ Kursus :
1. Seminar Enterpreneurship, 10 November 2009
2. Seminar Nasional Kelompok Studi Manajemen "Believe, Begin, Become An Enterpreneur", 27 April 2010.
3. Latihan Kepemimpinan Pra Dasar Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana 2009/2010, November 2009.
4. Seminar Nasional Kewirausahaan "Great Man Have Great Minds”, 30 Maret 2011.
5. National Seminar on Accounting “Penyusunan Laporan Keuangan berbasis SAK 2010 dan SAK ETAP”, 5-6 April 2011.
48 8. Wisata Industri KSM 2011 "Yes We Get", 2011.
9. Seminar Kerohanian Kampus 2012 “Siapakah Jodohku?”, 14 Maret 2012. 10. Biocare Internal UKSW “Hijauku Kampusku”, 17 Maret 2012.
11. Leadership Outbound Training, 3-4 November 2012.