• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Perawat Ruang Rawat Inap RSUD Tanjung Pura Langkat Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Perawat Ruang Rawat Inap RSUD Tanjung Pura Langkat Tahun 2016"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap dalam upaya peningkatan kesehatan berupa pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Pelayanan kesehatan harus sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan( Nursalam 2008).

Keperawatan memberikan pelayanan dirumah sakit selama 24 jam sehari serta memiliki kontak yang konstan dengan pasien. Oleh karena itu, pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diberikan perawat menentukan kualitas pelayanan rumah sakit.

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2008).

(2)

2

tahun (usia produktif). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kinerja perawat di rumah sakit tersebut masih relatif rendah meskipun dengan karakteristik individu perawat yang sudah cukup optimal dari aspek usia, pendidikan, serta lama bekerja (Burdahyat, 2009). Kinerja perawat dengan kategori baik sebesar 56,9% di rumah sakit swasta dan 44,8% di rumah sakit pemerintah (Firdaus, 2003).

Salah satu metode untuk menilai kinerja perawat yaitu dengan melihat standart praktik keperawatan. Pada prinsipnya kinerja perawat diukur dari terlaksananya asuhan keperawatan yang berfungsi sebagai pedoman atau tolak ukur dalam pelaksanaan praktik pelayanan keperawatan (Hartati, 2013).

Kinerja perawat yang kurang baik dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu faktor yang memengaruhi kinerja perawat adalah stres kerja yang dialami perawat, Dari hasil penelitian pengaruh stres kerja terhadap kinerja perawat di RS Wijaya Kusuma pada tahun 2015 didapati stres kerja berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja perawat (Riza, 2015).

(3)

3

Perawat memiliki proporsi terbesar dalam SDM kesehatan di Indonesia. Berdasarkan profil data kesehatan Indonesia pada tahun 2011, jumlah SDM kesehatan di Indonesia sebanyak 668.704 orang dengan SDM kesehatan yang ada di rumah sakit sebanyak 251.000 orang. Sebanyak 39.8 % atau 99.954 orang adalah perawat. Akan tetapi, jumlah tersebut belum dapat mengimbangi beban kerja perawat pada pelayanan kesehatan. Beban kerja perawat di Indonesia masih tinggi karena rasio perawat terhadap pasien melebihi rasio ideal (Hamid, 2010). Hal tersebut menyebabkan perawat rentan mengalami stres yang bersumber dari pekerjaan yang disebut stres kerja.

Stres adalah suatu respon yang dibawa oleh berbagai peristiwa eksternal dan dapat berbentuk pengalaman positif atau pengalaman negatif (Wincent dan Ortqvist, 2008). Stres adalah suatu tanggapan yang muncul karena adanya kapasitas adaptif antara pikiran dan tubuh atau fisik manusia (Jagaratnam dan Buchanan, 2004). Stres kerja adalah pola reaksi yang terjadi ketika pekerja dihadapkan dengan tuntutan kerja yang tidak sesuai dengan pengetahuan, kemampuan, kebutuhan dan sumber daya, serta menantang pekerja untuk mengatasinya (Houtman, 2005).

(4)

4

periode survey (Hackitt, 2012). Sementara itu hasil survey yang dilakukan di Indonesia oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) pada tahun 2006 menunjukkan sekitar 50.9 % perawat yang bekerja di empat provinsi di Indonesia mengalami stres kerja (Khotimah, 2010).

Indikator-indikator stress kerja dapat dibagi dalam tiga aspek. Indikator pada psikologis seperti cepat marah, ketegangan kerja, kegelisahan kerja dan kebosanan kerja. Indikator pada fisik seperti meningkatnya detak jantung dan tekanan darah,sakit perut dan sakit kepala. Indikator pada perilaku seperti merokok berlebihan, sulit tidur, absensi meningkat dan berbicara tidak tenang (Hariandja, 2002).

Rumah sakit umum daerah (RSUD) Tanjung Pura merupakan satu- satu nya rumah sakit milik pemerintah di kabupaten lagkat. Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti di RSUD Tanjung Pura pada bulan Januari 2016, RSUD Tanjung Pura memiliki jumlah tempat tidur 100 buah dengan jumlah perawat di ruang rawat inap 63 orang.

Menurut Mellisa (2015) perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah berdasarkan kebutuhan dan tingkat ketergantungan pasien yang dirawat. Pasien dengan tingkat ketergantungan mandiri (self care) dan minimal care rasionya adalah 1: 4-6, untuk tingkat ketergantungan moderate care seperti HDU rasionya adala 1 : 2, dan pada Intensive Care Unit rasionya adalah 1 : 1.

(5)

5

perawat pelaksana yang bertugas disetiap ruang rawat inap shift pagi 4-6 orang, shift sore 2 orang dan shift malam 2 orang.

Dari hasil penelitian penilaian kinerja perawat yang dinilai dari pencatatan asuhan keperawatan dalam rekam medis didapati 61,8 % perawat ruang rawat inap

RSUD Tanjung Pura memiliki kinerja tidak baik. Penilaian kinerja berdasarkan dokumentasi standart praktik keperawatan pada rekam medis dimana 50,9 % perawat tidak melengkapi format catatan pengkajian pasien, 61.8 % perawat tidak mencatat rencana perawatan berdasarkan kebutuhan pasien pada rekam medis, 38.2 % tidak mecatat implementasi dari perencanaan pada rekam medis, dan 58.2 % perawat tidak mencatat keadaan pasien selama perawatan pada rekam medis (Firmansyah, 2014).

Dari hasil observasi peneliti pada 9 orang perawat di ruang rawat inap RSUD Tanjung Pura didapati 5 orang perawat yang yang tidak memberikan penjelasan kepada pasien sebelum melakukan tindakan dan 6 orang perawat yang tidak menginformasikan perkembangan pasien kepada sejawat saat pergantian jam dinas.

Di dapati pula keluarga pasien yang mengeluh perawat kurang memperhatikan keluhan pasien, kurang komunikasi dan kurang ramah. Hal ini menunjukkan kinerja perawat yang masih rendah dimana perawat belum melakukan pengkajian keperawatan, diagnosis keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan dengan baik.

(6)

6

mengerjakan asuhan keperawatan perawat juga harus melakukan tugas lain seperti mengambil obat ke apotek, mengambil hasil laboratorium, mengambil hasil radiologi, mengambil diet pasien ke dapur, mengantar pasien ke ruang radiologi, ruang operasi dan transfer pasien antar ruangan, melakukan tugas kebersihan, dan meminjam alat ke ruangan lain.

Selain itu didapati pula bahaya fisik dalam pekerjaan seperti tertular penyakit pasien, mendengar bunyi yang terus menerus seperti jeritan ataupun rintihan pasien, kurang lengkapnya alat penunjang perawatan pasien dan sering disalahkan atas tugas yang bukan tanggung jawabnya.

Dari hasil observasi peneliti dan wawancara dengan perawat di bangsal rawat inap didapati gejala gejala stres kerja yang timbul pada perawat. Dari hasil observasi didapati perawat yang kurang komunikatif, mudah marah, dan mudah tersinggung. Dari hasil wawancara dengan 9 orang perawat didapati 5 orang perawat yang mengeluhkan sering merasa kelelahan saat bekerja, 6 orang perawat yang mengeluh sering sakit kepala dan 4 orang mengeluh sulit tidur. Hal tersebut merupakan indikator stress kerja.

(7)

7

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang penelitian dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana stres kerja perawat dalam menjalankan profesinya di ruang rawat inap RSUD Tanjung Pura pada tahun 2016.

2. Bagaimana kinerja perawat dalam menjalankan profesinya di ruang rawat inap RSUD Tanjung Pura pada tahun 2016.

3. Bagaimana pengaruh stres kerja terhadap kinerja perawat dalam menjalankan profesinya di ruang rawat inap RSUD Tanjung Pura pada tahun 2016.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menjelaskan stres kerja perawat dalam menjalankan profesinya di ruang rawat inap RSUD Tanjung Pura pada tahun 2016.

2. Untuk menjelaskan kinerja perawat dalam menjalankan profesinya di ruang rawat inap RSUD Tanjung Pura pada tahun 2016.

(8)

8

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manajemen Rumah Sakit

Penelitian ini bermanfaat sebagai informasi dan sarana evaluasi untuk menentukan kebijakan terkait dengan manajemen stres kerja yang efektif bagi perawat.

2. Perawat

Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi perawat dalam memanajemen stres kerja secara pribadi sesuai karakteristik masing masing.

3. Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu manajemen khususnya manajemen sumber daya manusia.

4. Peneliti

Referensi

Dokumen terkait

Where prolonged exposure to unhardened portland cement products might occur, wear impervious clothing and gloves to eliminate skin contact.. Wear sturdy boots that are impervious

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisa pengaruh mekanisme corporate governance, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan terhadap tingkat kepatuhan

BPJS Ketenagakerjaan mulai beroperasi menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan hari tua, program jaminan pensiun, dan program jaminan

Jika Bapak / Ibu/ Kakak/ Adik/ Saudara/i mengeluhkan sesuatu akibat kerokan kulit dan kuku tersebut seperti rasa nyeri yang tidak dapat ditahan, atau terdapat bintik-bintik

Perusahaan CV. Probolinggo Mandiri adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penjualan alat-alat rumah tangga, elektronik, furniture dan lain-lain. Dalam

Salah satu pertanyaan yang cukup menarik untuk didiskusikan dalam hubungannya dengan sejarah Gereja Perdana adalah sejauh mana ada kesatuan atau perbedaan antara pandangan

dalam mendapatkan standar fasilitas pelayanan kesehatan.. 37 pada kelas rawat inap di RSUD Kabupaten Lombok Tengah. dan RSUD Kabupaten

Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah