• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kualitas Kehidupan Kerja dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Swasta Kota Medan Tahun 2015 Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Kualitas Kehidupan Kerja dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Swasta Kota Medan Tahun 2015 Chapter III VI"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan pengamatan sewaktu (cross sectional). Desain korelasi bertujuan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang sudah ada (Arikunto, 2013).

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah ruang rawat inap Rumah Sakit Imelda Medan. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan belum pernah dilakukan penelitian sejenis dan ditemukannya masalah kualitas kehidupan kerja

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari penyusunan proposal penelitian sampai penyusunan hasil penelitian yaitu dari bulan Januari s/d Agustus tahun 2015. 3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

(2)

3.3.2 Sampel

Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diteliti, peneliti menggunakan rumus sampel untuk penelitian korelasi yang dikutip dari Wahyuni & Azhar (2011) sebagai berikut:

n = 57 Keterangan:

n : besar sampel minimum zα : deviat baku alfa

zβ : deviat baku beta

r : korelasi minimal yang dianggap bermakna

(3)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Ada dua jenis data yang dikumpulkan dalam penlitian ini yaitu: a. Data primer

Setelah mengetahui jumlah sampel yang dibutuhkan, maka tahap selanjutnya adalah menentukan sampel dengan cara undian yaitu mengambil satu persatu kertas yang berisi nama-nama responden, sehingga dari 134 orang diperoleh sampel 57 orang yang menjadi responden. Selanjutnya peneliti membagikan kuesioner dengan cara mendatangi langsung ke ruangan responden. Kuesioner mengacu pada variabel yang diteliti yaitu berisi pernyataan tentang kualitas kehidupan kerja dan kinerja perawat

b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari data atau catatan di bagian administrasi Rumah Sakit Imelda Medan, meliputi data yang relevan dengan tujuan penelitian seperti jumlah perawat, jumlah pasien, jadwal dinas perawat. 3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.5.1 Uji Validitas

(4)

Content Validity Index (CVI) merupakan penilaian/beban maksimum melalui tenaga ahli dari tiap keterkaitan item. Suatu prosedur yang dinilai tenaga ahli dengan item pada poin skala 4 (dari 1 = tidak relevan sampai 4 = sangat relevan). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberi nilai cronbach alpha minimal > 0,80 atau lebih tinggi maka akan semakin baik reliabelnya (Polit & Beck, 2012).

Uji validitas dilakukan pada 3 orang yang expert di bidangnya. Para expert menganalisa dan menilai kuisioner penelitian tentang kualitas kehidupan kerja dan kinerja. Hasil uji validitas diperoleh data bahwa nilai CVI untuk kuesioner kualitas kehidupan kerja adalah 0,830 dan kinerja 0,870 dimana lebih besar dari 0,80 artinya kuesioner sudah valid.

3.5.2 Reliabilitas

Koefisien reliabilitas adalah indikator yang penting dari suatu mutu instrumen. Pengukuran tidak dapat dipercaya bila tidak menyediakan tes yang cukup dari hipotesis peneliti. Jika data tidak benar terhadap konfirmasi dari prediksi, kemungkinan adalah instrumen tidak reliabel, sehingga tidak memerlukan hubungan yang diharapkan tidak ada. Interpretasi untuk membandingan tingkatan kelompok, koefisien berkisar 0,70 pada umumnya adekuat, walaupun koefisien 0,80 atau yang lebih besar sangat diinginkan (Polit & Beck, 2012).

(5)

Thamrin. Kuesioner penelitian dibagikan kepada 30 perawat, kemudian semua kuesioner kembali dengan lengkap dan terisi sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti dengan hasil seluruh item pertanyaan tentang kualitas kehidupan kerja perawat dengan nilai Cronbach Alpha = 0,802 dan item pertanyaan tentang kinerja dengan nilai Cronbach Alpha = 0,817. Dengan demikian seluruh item pertanyaan untuk mengukur variabel penelitian dinyatakan valid dan reliabel sehingga layak digunakan untuk penelitian.

3.6 Variabel dan Definisi Operasional

Variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Variabel tersebut adalah kualitas kehidupan kerja perawat (variabel independen) dan kinerja (variabel dependen).

Tabel 3.1

Definisi Operasional Penelitian Hubungan Kualitas Kehidupan Kerja dengan Kinerja di Rumah Sakit Swasta di Kota Medan Tahun 2015

(6)

manusia dengan karir, rasa bangga terhadap

perusahaan, rasa aman terhadap pekerjaan

2 Kompensasi Persepsi perawat pelaksana rumah sakit Imelda mengenai imbalan yang diterima yang sesuai dengan beban kerja yang telah dilakukan seperti gaji, bonus dan insentif

3 Komunikasi Persepsi perawat pelaksana

mengenai komunikasi di rumah sakit Imelda seperti komunikasi antara perawat dengan rekan kerja, atasan dan pihak manajemen

4 Keselamatan lingkungan

(7)

kerja, pencegahan infeksi nosokomial 5 Penyelesaian

masalah terjadi di dalam keperawatan seperti masalah antar perawat di ruangan atau masalah antar ruangan di rumah sakit Imelda

(8)

kepada perawat

9 Rasa bangga Persepsi perawat pelaksana

mengenai adanya perasaan terhormat menjadi karyawan di rumah sakit Imelda seperti rasa memiliki dan rasa ikut bertanggung

10 Rasa aman Persepsi perawat pelaksana

mengenai adanya program jaminan keamanan dari rumah sakit Imelda seperti adanya jaminan dari pemutusan hubungan kerja sepihak dan bebas dari ancaman

Hasil kerja yang dilakukan perawat pelaksana dalam memberikan

(9)

inisiatif

3.7 Metode Pengukuran

Instrumen pengukuran data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner terstruktur yang dikembangkan berdasarkan komponen variabel kualitas kehidupan kerja dan kinerja yang terkait dengan karakteristik perawat pelaksana.

Berdasarkan tujuan penelitian, peneliti membuat karakteristik kuesioner dengan dua kelompok jenis kuesioner sebagai berikut :

1. Kuesioner Kualitas Kehidupan Kerja

(10)

2. Kuesioner Kinerja

Kuesioner ini mengukur kinerja perawat pelaksana berdasarkan persepsi dari perawat pelaksana sendiri, yang dikembangkan berdasarkan konsep teori dari Gomes (2003) dan Umar (2002). Kuesioner berjumlah 28 (dua puluh delapan) pernyataan subvariabel antara lain adalah kuantitas kerja, kualitas kerja, pengetahuan tentang pekerjaan, kreativitas, kerjasama, tanggung jawab, inisiatif. Terdiri dari 21 pernyataan positif dan 7 pernyataan negatif. Adapun penentuan skor kuesioner ini diukur dengan menggunakan skala Likert dimana setiap pernyataan diberi range skor 1 sampai 4 dengan ketentuan sebagai berikut : untuk pernyataan positif : (4) selalu, (3) sering, (2) kadang-kadang, (1) tidak pernah dan untuk pernyataan negatif : (4) tidak pernah, (3) kadang-kadang, (2) sering, (1) selalu (Sugiyono, 2000).

3.8 Metode Analisis Data

3.8.1 Analisis Univariat

(11)

3.8.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan statistik parametrik, yaitu uji korelasi Product Moment untuk melihat hubungan antara variabel independen (kualitas kehidupan kerja) dengan variabel dependen (kinerja).

Confidence Level yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% dengan nilai

p sebesar 0,05. Bila nilai p kurang dari taraf signifikan yang ditentukan 5%, maka Ha diterima dan Ho ditolak maka disimpulkan ada hubungan positif (tingkat korelasi rendah) dan signifikan antara kualitas kehidupan kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan.

3.8 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari komisi etik penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dengan memperhatikan aspek-aspek etika penelitian yang mliputi : Informed

Consent, anonymity dan confidentiality dengan uraian sebagai berikut:

3.8.1 Informed Consent

Sebelum dilakukan pengumpulan data, setiap responden terlebih dahulu menandatangani lembar persetujuan responden (informed Consent) setelah mendapatkan penjelasan tentang tujuan dan pelaksanaan penelitian ini.

3.8.2 Anonimity

(12)

3.8.3 Confidentiality

(13)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

(14)

Status Rumah Sakit Umum Imelda adalah Rumah Sakit Swasta tipe B non pendidikan. Visi Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia menjadi Rumah Sakit rujukan dan pendidikan dengan standart joint comitte internasional (JCI) tahun 2020. Misi rumah sakit Imelda adalah (1) memberikan pelayanan kesehatan mengacu pada standart medik yang dikeluarkan oleh persatuan profesi masing-masing keahlian di Indonesia yang terus disempurnakan oleh RS sesuai kondisi dan berorientasi kepada pelayanan yang bermutu, (2) memberikan pelayanan dengan mengutamakan kebutuhan pasien dan keluarga, (3) memberikan pelayanan dengan mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, (4) mengembangkan budaya komunikasi informasi, dan edukasi serta melibatkan pasien dan keluarga dan pelayanan, (5) mengembangkan budaya akademik yang mengutamakan peningkatan kualitas sumber daya manusia bekerja di RS, (6) mengembangkan budaya komunikasi dan kerjasama tim yang komprehensif. Falsafah mengutamakan kepuasan pelanggan secara utuh. Motto memberikan pelayanan prima (Rumah sakit Imelda, 2015).

4.2 Uji Asumsi

(15)

Uji normalitas sebaran dilakukan pada variabel kualitas kehidupan kerja dan kinerja sebelum mendapat intervensi. Analisis untuk uji normalitas ini menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas untuk variabel kualitas kehidupan kerja dengan nilai p > 0,05 (p = 0,544) dan kinerja dengan nilai p > 0,05 (p = 0,137) yang berarti berdistribusi normal. Pada uji linieritas titik tersebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y sehingga terbukti bahwa bentuk distribusinya normal dan asumsi

normality terpenuhi.

4.3 Analisis Univariat

Analisis univariat dalam penelitian ini adalah untuk melihat distribusi frekuensi masing-masing variabel. Adapun variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

4.3.1 Distribusi frekuensi usia, jenis kelamin, pendidikan, dan lama bekerja

(16)

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur, Jenis kelamin, Pendidikan dan Lama kerja Perawat di Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2015

Umur Jumlah Persentase (%)

22-30 tahun 31 54,39

31-42 tahun 26 45,61

Jumlah 57 100

Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 21 36,84

Perempuan 36 63,16

Jumlah 57 100

Pendidikan Jumlah Persentase (%)

SPK 1 1,75

D-III 41 71,93

S-1 15 26,32

Jumlah 57 100

Lama kerja Jumlah Persentase (%)

1-4 tahun 42 73,68

5-10 tahun 15 26,32

Jumlah 57 100

4.3.2 Variabel Kualitas Kehidupan Kerja

Hasil penelitian distribusi frekuensi berdasarkan kualitas kehidupan kerja menunjukkan bahwa rata-rata/mean dari jawaban kualitas kehidupan kerja adalah 133,67 dengan standar deviasi sebesar 2,286 nilai paling rendah adalah 129 nilai paling tinggi adalah 139.

Tabel 4.2 Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi Kualitas Kehidupan Kerja Perawat di Rumah Sakit Imelda Tahun 2015, (n=57).

Kualitas Kehidupan Kerja Nilai

Mean

(17)

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kualitas Kehidupan Kerja Perawat di Rumah Sakit Imelda Tahun 2015, (n=57).

Kualitas kehidupan kerja Jumlah Persentase (%)

Baik (diatas mean) 29 50,88

Buruk (dibawah mean) 28 49,12

Total 57 100

4.3.3. Kompensasi yang Seimbang di Rumah Sakit Imelda Medan

Hasil penelitian berdasarkan jawaban perawat pelaksana pada pernyataan kompensasi yang seimbang menunjukkan dari 57 orang responden, diperoleh informasi mengenai kompensasi bahwa 50,9% menyatakan kompensasi yang diterima sudah sesuai dengan beban pekerjaannya, tetapi 82,55 menyatakan sistem pemberian gaji belum berjalan dengan baik, dengan demikian mayoritas responden merasa komponsasi yang diberikan belum sesuai.

Tabel 4.4. Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana Tentang Kompensasi yang Seimbang di Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2015

No Pernyataan

Jawaban

Jumlah

SS S TS STS

F % F % f % f % f %

1 Saya memperoleh gaji yang adil sesuai dengan pekerjaan yang telah saya lakukan

2 3,5 16 28,1 33 57,9 6 10,5 57 100,0

2 Saya merasa sistem pemberian

penghargaan di rumah sakit ini sudah sesuai

4 7,0 7 12,3 45 78,9 1 1,8 57 100,0

3 Pemberian gaji sudah mempertimbangkan kesejahteraan para perawat

1 1,8 9 15,8 44 77,2 3 5,3 57 100,0 4 Sistem pemberian

gaji belum berjalan dengan baik

(18)

No Pernyataan

Jawaban

Jumlah

SS S TS STS

F % F % f % f % f %

sakit telah memberikan gaji yang kompetitif dengan rumah sakit lainnya

Tahap selanjutnya adalah analisis berdasarkan skor di setiap pernyataan. Skala interval yang telah ditetapkan untuk komponen kompensasi yang telah diterima adalah 5 untuk nilai minimum dan 20 untuk nilai maksimum. Berdasarkan perhitungan statistik yang dilakukan maka data hasil analisis univariat diperoleh rata-rata/mean dari jawaban kompensasi adalah 14,67 dengan standar deviasi sebesar 1,492 nilai paling rendah adalah 11 nilai paling tinggi adalah 19.

Tabel 4.5. Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi dari komponen kompensasi

Kompensasi yang Seimbang Nilai

Mean Median Min-Max Standar deviasi

14,67 15,00 11-19 1,492 4.3.4. Komunikasi di Rumah Sakit Imelda Medan

Hasil penelitian berdasarkan jawaban perawat pelaksana pada pernyataan komunikasi menunjukkan dari 57 orang responden, diperoleh informasi mengenai komunikasi adalah 100% menyatakan pertukaran informasi berjalan dengan baik, tetapi 38,6% responden menyatakan komunikasi belum baik, dengan demikian mayoritas responden merasa komunikasi sudah sesuai.

Tabel 4.6. Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana Tentang Komunikasi di Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2015

(19)

SS S TS STS

7 Pertukaran informasi diantara perawat berjalan dengan baik

2 3,5 55 96,5 0 0,0 0 0,0 57 100,0 8 Informasi yang perlu

diketahui bersama oleh seluruh staf di

unit kerja dikomunikasikan

dengan baik

2 3,5 43 75,4 10 17,5 2 3,5 57 100,0

9 Komunikasi antara perawat dengan tim kesehatan lain di rumah sakit berjalan dengan baik

Tahap selanjutnya adalah analisis berdasarkan skor di setiap pernyataan. Skala interval yang telah ditetapkan untuk komponen komunikasi adalah 5 untuk nilai minimum dan 20 untuk nilai maksimum. Berdasarkan perhitungan statistik rata-rata/mean dari jawaban komunikasi adalah 15,04 dengan standar deviasi sebesar 0,680 nilai paling rendah adalah 13 nilai paling tinggi adalah 17.

Tabel 4.7. Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi dari komponen komunikasi

Komunikasi Nilai

(20)

4.3.5. Keselamatan Lingkungan Kerja di Rumah Sakit Imelda Medan

Hasil penelitian berdasarkan jawaban perawat pelaksana pada pernyataan keselamatan lingkungan kerja diperoleh informasi mengenai keselamatan lingkungan kerja adalah 98,3% menyatakan sudah sesuai, tetapi 78,9% responden menyatakan keselamatan lingkungan kerja yang dilaksanakan belum berjalan dengan baik, dengan demikian mayoritas responden merasa keselamatan lingkungan kerja sudah sesuai.

Tabel 4.8. Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana Tentang Keselamatan Lingkungan Kerja di Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2015.

No Pernyataan

Jawaban

Jumlah

SS S TS STS

f % F % f % f % f %

11 Pihak rumah sakit menyediakan alur evakuasi

20 35,1 36 63,2 1 1,8 0 0,0 57 100,0 12 Saya merasa

mendapat tekanan dari kepala ruangan

6 10,5 6 10,5 41 71,9 4 7,0 57 100,0 13 Pencahayaan di

rumah sakit sudah cukup terang

23 40,4 30 52,6 2 3,5 2 3,5 57 100,0 14 Apabila terjadi

kecelakaan dalam bekerja, pihak rumah sakit tidak segera menangani

33 57,9 20 35,1 1 1,8 3 5,3 57 100,0

15 Lantai rumah sakit

(21)

keselamatan lingkungan kerja adalah 15,04 dengan standar deviasi sebesar 0,680 nilai paling rendah adalah 13 nilai paling tinggi adalah 17.

Tabel 4.9. Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi dari Komponen Keselamatan Lingkungan Kerja

Keselamatan Lingkungan Kerja Nilai Mean

4.3.6. Penyelesaian Masalah di Rumah Sakit Imelda Medan

Hasil penelitian berdasarkan jawaban perawat pelaksana diperoleh informasi mengenai penyelesaian masalah adalah 96,5% menyatakan penyelesaian masalah yang diterima sudah sesuai, tetapi 31,5% responden menyatakan penyelesaian masalah yang dilaksanakan belum berjalan dengan baik, dengan demikian mayoritas responden merasa penyelesaian masalah yang diberikan sudah sesuai.

Tabel 4.10. Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana Tentang Penyelesaian Masalah di Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2015

No Pernyataan

Jawaban

masalah yang terjadi dibagian keperawatan

19 33,3 35 61,4 2 3,5 1 1,8 57 100,0

17 Kepala ruangan membantu

menyelesaikan setiap ada konflik dengan rekan kerja atau dalam pekerjaan

11 19,3 41 71,9 5 8,8 0 0,0 57 100,0

18 Setiap permasalahan yang berhubungan dengan pelaksanaan

(22)

No Pernyataan

dilaporkan pada rapat atau laporan harian 19 Saya merasa bahwa

kepala ruangan tidak menanggapi keluhan atau masalah yang saya hadapi

13 22,8 36 63,2 6 10,5 2 3,5 57 100,0

20 Saya puas dengan penyelesaian masalah atau konflik yang dilakukan oleh kepala ruangan

7 12,3 32 56,1 10 17,5 8 14,0 57 100,0

Tahap selanjutnya adalah analisis berdasarkan skor di setiap pernyataan. Skala interval yang telah ditetapkan untuk komponen penyelesaian masalah yang telah diterima adalah 5 untuk nilai minimum dan 20 untuk nilai maksimum. Berdasarkan perhitungan statistik yang dilakukan rata-rata/mean dari jawaban penyelesaian masalah adalah 15,95 dengan standar deviasi sebesar 1,042 nilai paling rendah adalah 14 nilai paling tinggi adalah 18.

Tabel 4.11. Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi dari komponen Penyelesaian Masalah

Penyelesaian Masalah Nilai

Mean

4.3.7. Keterlibatan Perawat di Rumah Sakit Imelda Medan

(23)

karyawan sudah sesuai, tetapi 56,1% responden menyatakan keterlibatan karyawan yang dilaksanakan belum berjalan dengan baik.

Tabel 4.12. Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana Tentang Keterlibatan Perawat di Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2015

No Pernyataan

Jawaban perawat untuk terlibat

di dalam 23 Pihak manajemen

menyediakan kotak saran atas keluhan yang dirasakan oleh perawat

8 14,1 17 29,8 32 56,1 0 0,0 57 100,0

24 Kepala ruangan memberikan

wewenang penuh dalam melaksanakan tugas keperawatan

19 33,3 33 57,9 2 3,5 3 5,3 57 100,0

25 Kepala ruangan memberikan

(24)

15,02 dengan standar deviasi sebesar 0,719 nilai paling rendah adalah 13 nilai paling tinggi adalah 17.

Tabel 4.13. Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi dari komponen Keterlibatan Perawat

Keterlibatan Perawat Nilai

Mean

4.3.8. Fasilitas yang Tersedia di Rumah Sakit Imelda Medan

Hasil penelitian berdasarkan jawaban perawat pelaksana diperoleh informasi mengenai fasilitas yang tersedia adalah 100% menyatakan fasilitas yang tersedia yang diterima sudah sesuai dengan pekerjaannya, tetapi 78,9% responden menyatakan fasilitas yang tersedia belum memadai, dengan demikian mayoritas responden merasa fasilitas yang tersedia yang diberikan sudah sesuai.

Tabel 4.14. Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana Tentang Fasilitas yang Tersedia di Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2015

No Pernyataan

(25)

No Pernyataan

Jawaban

Jumlah

SS S TS STS

f % F % f % f % f %

refresing bagi staff/perawat

30 Pihak rumah sakit menyediakan

program konseling untuk perawat

29 50,9 25 43,9 1 1,8 2 3,5 57 100,0

Tahap selanjutnya adalah analisis berdasarkan skor di setiap pernyataan. Skala interval yang telah ditetapkan untuk komponen fasilitas yang tersedia yang telah diterima adalah 5 untuk nilai minimum dan 20 untuk nilai maksimum. Berdasarkan perhitungan statistik rata-rata/mean dari jawaban fasilitas yang tersedia adalah 14,61 dengan standar deviasi sebesar 0,726 nilai paling rendah adalah 13 nilai paling tinggi adalah 16.

Tabel 4.15. Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi dari komponen Fasilitas yang Tersedia

Fasilitas yang Tersedia Nilai

Mean Median Min-Max Standar deviasi

14,61 15,00 13-16 0,726

4.3.9. Pengembangan Karir di Rumah Sakit Imelda Medan

Hasil penelitian berdasarkan jawaban perawat pelaksana diperoleh informasi mengenai pengembangan karir adalah 86,0% menyatakan pengembangan karir yang diterima sudah sesuai, tetapi 73,6% responden menyatakan pengembangan karir yang dilaksanakan belum berjalan dengan baik, dengan demikian mayoritas responden merasa pengembangan karir yang diberikan sudah sesuai.

(26)

No Pernyataan

Jawaban

Jumlah

SS S TS STS

f % F % f % F % f %

31 Sistem kenaikan pangkat di rumah sakit ini sudah jelas

3 5,3 15 26,3 29 50,9 10 17,5 57 100,0

karir seluruh perawat

3 5,3 35 61,4 18 31,6 1 1,8 57 100,0 35 Telah teredia pola

pengembangan karir bagi perawat

0 0,0 40 70,2 13 22,8 4 7,0 57 100,0

Tahap selanjutnya adalah analisis berdasarkan skor di setiap pernyataan. Skala interval yang telah ditetapkan untuk komponen pengembangan karir yang telah diterima adalah 5 untuk nilai minimum dan 20 untuk nilai maksimum. Berdasarkan perhitungan statistik rata-rata/mean dari jawaban komponen pengembangan karir adalah 13,82 dengan standar deviasi sebesar 1,377 nilai paling rendah adalah 11 nilai paling tinggi adalah 18.

Tabel 4.17. Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi dari komponen Pengembangan Karir

Pengembangan Karir Nilai

(27)

4.3.10. Rasa Bangga Terhadap Institusi di Rumah Sakit Imelda Medan

Hasil penelitian berdasarkan jawaban perawat pelaksana diperoleh informasi mengenai rasa bangga terhadap institusi adalah 50,9% menyatakan bangga terhadap institusi, tetapi 80,7% responden menyatakan belum bangga terhadap institusi, dengan demikian mayoritas responden merasa belum bangga terhadap institusi.

Tabel 4.18. Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana Tentang Rasa Bangga Terhadap Institusi di Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2015

No Pernyataan

Jawaban

Jumlah

SS S TS STS

f % F % f % f % f %

36 Saya bangga bekerja

di rumah sakit ini 2 3,5 16 28,1 33 57,9 6 10,5 57 100,0 37 Saya merasa senang

bekerja di rumah sakit ini

4 7,0 7 12,3 45 78,9 1 1,8 57 100,0 38 Saya merasa

memiliki kewajiban untuk menjaga nama baik rumah sakit

1 1,8 9 15,8 44 77,2 3 5,3 57 100,0 (pensiun) saya di rumah sakit ini

6 10,5 23 40,4 28 49,1 0 0,0 57 100,0

(28)

Tabel 4.19. Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi dari komponen Rasa Bangga Terhadap Institusi

Rasa bangga terhadap institusi Nilai Mean

4.3.11. Rasa Aman Terhadap Pekerjaan di Rumah Sakit Imelda Medan

Hasil penelitian berdasarkan jawaban perawat pelaksana diperoleh informasi mengenai rasa aman terhadap pekerjaan adalah 94,8% menyatakan sudah aman dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi 33,3% responden menyatakan belum aman dalam melakukan pekerjaan, dengan demikian mayoritas responden merasa aman dalam melakukan pekerjaan.

Tabel 4.20. Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana Tentang Rasa Aman Terhadap Pekerjaan di Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2015

No Pernyataan

Jawaban 42 Program jaminan

kesehatan di rumah sakit tidak berjalan dengan baik

14 24,6 40 70,2 1 1,8 2 3,5 57 100,0 43 Saya senang dengan

program jaminan tua/pension bagi staff di rumah sakit ini

(29)

No Pernyataan

Jawaban

Jumlah

SS S TS STS

f % F % f % f % f %

selama ini

Tahap selanjutnya adalah analisis berdasarkan skor di setiap pernyataan. Skala interval yang telah ditetapkan untuk komponen rasa aman terhadap pekerjaan adalah 5 untuk nilai minimum dan 20 untuk nilai maksimum. Berdasarkan perhitungan statistik yang dilakukan rata-rata/mean dari jawaban rasa aman terhadap pekerjaan adalah 14,56 dengan standar deviasi sebesar 0,535 nilai paling rendah adalah 14 nilai paling tinggi adalah 16.

Tabel 4.21. Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi dari komponen Rasa Aman Terhadap Pekerjaan

Rasa Aman Terhadap Pekerjaan Nilai

Mean Median Min-Max Standar deviasi

14,56 15,00 14-16 0,535 4.3.12 Variabel Kinerja

Hasil penelitian berdasarkan jawaban perawat pelaksana diperoleh informasi mengenai kinerja adalah diatas 64,9% menunjukkan kinerja yang baik dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi 35,1% responden menunjukkan kinerja yang belum baik dalam melakukan pekerjaan, dengan demikian mayoritas kinerja responden sudah baik dalam melakukan pekerjaan (terlampir pada tabel 4.22).

(30)

standar deviasi sebesar 3,789 nilai paling rendah adalah 90 nilai paling tinggi adalah 103.

Tabel 4.23. Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi dari Kinerja

Kinerja Nilai

Mean Median Min-Max Standar deviasi

96,23 95,00 90-103 3,789

Tahap selanjutnya adalah analisis statistik menunjukkan bahwa dari 57 mayoritas menyatakan kinerja diatas rata-rata sebanyak 30 orang (52,63%) dan minoritas dibawah rata-rata sebanyak 27 orang (47,37%).

Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat di Rumah Sakit Imelda Tahun 2015, (n=57).

Kinerja Jumlah Persentase (%)

Baik (diatas rata-rata) 30 52,63

Buruk (dibawah rata-rata) 27 47,37

Total 57 100

4.4 Analisis Bivariat

Dibawah ini akan ditampilkan hasil uji statistik untuk hubungan kualitas kehidupan kerja dengan kinerja perawat di rumah sakit Imelda. Berdasarkan uji

Pearson Corelation ditemukan nilai probabilitas (p) untuk kualitas kehidupan

kerja = 0,452 > 0,05, yang berarti tidak berhubungan secara signifikan dengan kinerja. Hasil analisis diperoleh nilai corelation coefficient (r) yang bertanda positif (+) menunjukkan bahwa semakin baik kualitas kehidupan kerja maka kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan semakin tinggi.

(31)

bahwa semakin baik kompensasi maka kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan semakin tinggi.

Komponen komunikasi diperoleh nilai (p) = 0,741 > 0,05, yang berarti tidak berhubungan secara signifikan dengan kinerja. Hasil analisis diperoleh nilai

corelation coefficient (r) yang bertanda positif (-) menunjukkan bahwa semakin

baik komunikasi maka kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan semakin rendah

Nilai probabilitas (p) untuk keselamatan lingkungan kerja = 0,741 > 0,05, yang berarti tidak berhubungan secara signifikan dengan kinerja. Hasil analisis diperoleh nilai corelation coefficient (r) yang bertanda positif (-) menunjukkan bahwa semakin baik keselamatan lingkungan kerja maka kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan semakin rendah.

Berdasarkan komponen penyelesaian masalah diperoleh nilai (p) = 0,008 < 0,05, yang berarti ada berhubungan secara signifikan dengan kinerja. Hasil analisis diperoleh nilai corelation coefficient (r) yang bertanda positif (-) menunjukkan bahwa semakin baik penyelesaian masalah maka kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan semakin rendah.

(32)

Berdasarkan komponen fasilitas yang tersedia diperoleh nilai probabilitas = 0,811 > 0,05, yang berarti tidak berhubungan secara signifikan dengan kinerja. Hasil analisis diperoleh nilai corelation coefficient (r) yang bertanda positif (-) menunjukkan bahwa semakin baik fasilitas yang tersedia maka kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan semakin rendah.

Demikian juga dengan nilai probabilitas (p) untuk pengembangan karir = 0,399 > 0,05, yang berarti tidak berhubungan secara signifikan dengan kinerja. Hasil analisis diperoleh nilai corelation coefficient (r) yang bertanda positif (+) menunjukkan bahwa semakin baik pengembangan karir maka kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan semakin rendah.

Berdasarkan uji statistik nilai probabilitas (p) untuk rasa bangga terhadap institusi = 0,039 < 0,05, yang berarti berhubungan secara signifikan dengan kinerja. Hasil analisis diperoleh nilai corelation coefficient (r) yang bertanda positif (+) menunjukkan bahwa semakin baik rasa bangga terhadap institusi maka kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan semakin tinggi.

(33)

Tabel 4.25 Hasil Uji Korelasi Pearson Corelation Komponen Kualitas Kehidupan Kerja dengan Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Imelda Medan tahun 2015

Variabel r p

Kualitas kehidupan kerja 0,102 0,452

Kompensasi yang seimbang 0,323 0,014

Komunikasi -0,045 0,741

Keselamatan lingkungan kerja -0,045 0,741

Penyelesaian masalah -0,350 0,008

Keterlibatan perawat -0,041 0,763

Fasilitas yang tersedia -0,032 0,811

Pengembangan karir 0,114 0,399

Rasa bangga terhadap institusi 0,274 0,039

(34)

BAB 5

PEMBAHASAN

5.1. Hubungan Kompensasi Yang Seimbang dengan Kinerja Perawat di

Rumah Sakit Imelda Tahun 2015

Berdasarkan hasil analisis univariat, nilai mean untuk komponen kompensasi yang seimbang sebesar 14,67 dimana interval maksimal adalah 19. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian perawat mengenai kompensasi yang seimbang sudah cukup baik. Berdasarkan uji analisis bivariat, nilai p = 0,014 artinya memiliki hubungan yang signifikan antara kompensasi yang seimbang dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan, selain itu nilai korelasi r = 0,323 menunjukkan bahwa kompensasi yang seimbang memiliki hubungan positif dan keeratannya sedang. Semakin seimbang kompensasi yang diberikan maka semakin tinggi kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan. Hasil temuan tersebut sesuai dengan hasil penelitian Haryanti (2012) yang menyatakan ada hubungan kompensasi dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bali Med, namun hasil temuan ini tidak sesuai dengan penelitian Kuanto (2010) yang menyatakan tidak ada hubungan antara kompensasi dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok.

(35)

di pasaran kerja. Berdasarkan analisis deskriptif, 82,55% menyatakan sistem pemberian gaji belum berjalan dengan baik. Dengan demikian, perasaan adil terhadap pemberian kompensasi belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Siagian (2005) menyatakan sistem imbalan yang tidak memadai menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pekerja sehingga berdampak pada kinerja mereka. Aditama (2004) juga menyebutkan, bahwa masalah-masalah yang dihadapi perawat antara lain adalah kurangnya insentif yang diterima perawat. Insentif itu tidak hanya berbentuk uang, tetapi juga penghargaan-penghargaan lain.

Salah satu motivasi yang efektif adalah pemberian kompensasi dan bonus haruslah dihubungkan secara langsung, sehingga penerima dapat segera mengetahui berapa rupiah yang diterima sebagai upah. Bentuk pemberian bonus yang berorientasi pada penampilan adalah proyek bonus, dimana hasil kerja yang baik segera diberi hadiah atau bonus yang sesuai. Hal tersebut lebih efektif bila dibandingkan menunggu beberapa bulan tanpa pemberitahuan yang nyata sampai saat pemberian bonus di akhir tahun.

5.2 Hubungan Komunikasi dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Imelda

Tahun 2015

(36)

hubungan antara komunikasi dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok, namun tidak sesuai dengan penelitian Haryanti (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan komunikasi dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bali Med.

(37)

5.3 Hubungan Keselamatan Lingkungan Kerja dengan Kinerja Perawat di

Rumah Sakit Imelda Tahun 2015

Berdasarkan hasil analisis univariat, nilai mean untuk komponen keselamatan lingkungan kerja sebesar 15,04 dimana interval maksimal adalah 17. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian perawat mengenai keselamatan lingkungan kerja sudah cukup baik. Berdasarkan uji analisis bivariat, nilai p = 0,741 artinya memiliki tidak ada hubungan antara keselamatan lingkungan kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan. Hasil temuan tersebut sesuai dengan hasil temuan Kuanto (2010) yang menyatakan tidak ada hubungan keselamatan lingkungan kerja dengan kinerja perawat, namun tidak sesuai dengan penelitian Haryanti (2012) yang menyatakan ada hubungan keselamatan lingkungan kerja dengan kinerja perawat.

(38)

Hasil penelitian menunjukkan factor keselamatan lingkungan kerja tidak berhubungan dengan kinerja perawat ini dikarenakan para perawat di rumah sakit Imelda sebenarnya sudah memiliki persepsi bahwa sarana kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada di ruangan sudah sesuai dengan standar yang berlaku, mereka merasa sudah memiliki jaminan keamanan dan kenyamanan bekerja di rumah sakit atau sebagian besar jaminan keselamatan kerja sudah dipenuhi oleh pihak rumah sakit. Hal lain mungkin karena perawat sudah merasa cukup mendapatkan keahlian selama pendidikan, sehingga mereka akan bekerja dengan keyakinan dan professional.

5.4 Hubungan Penyelesaian Masalah dengan Kinerja Perawat di Rumah

Sakit Imelda Tahun 2015

Berdasarkan hasil analisis univariat, nilai mean untuk penyelesaian masalah sebesar 15,95 dimana interval maksimal adalah 18. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian perawat mengenai penyelesaian masalah sudah cukup baik. Berdasarkan uji analisis bivariat, nilai p = 0,008 artinya memiliki hubungan yang signifikan antara penyelesaian masalah dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan. Hasil temuan tersebut sesuai dengan hasil penelitian Haryanti (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan penyelesaian masalah dengan kinerja perawat.

(39)

sebaiknya pihak manajemen membuka jalur formal untuk menyampaikan keluhan. Sebagai mahluk hidup perawat juga tidak terlepas dari masalah baik itu masalah dalam pekerjaan maupun masalah pribadi, untuk memecahkan masalah tersebut perawat sebagai mahluk sosial juga membutuhkan bantuan dari orang lain, dikarenakan mereka berada dalam lingkungan kerja rumah sakit sudah sepatutnya pihak rumah sakit membantu mereka dalam penyelesaian masalahnya, dan hal ini bisa mempengaruhi psikologi perawat yang pada akhirnya bisa meningkatkan motivasi kerja mereka dan berujung pada peningkatan kinerja perawat.

5.5 Hubungan Keterlibatan Perawat dengan Kinerja Perawat di Rumah

Sakit Imelda Tahun 2015

Berdasarkan hasil analisis univariat, nilai mean untuk komponen keterlibatan perawat sebesar 15,02 dimana interval maksimal adalah 17. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian perawat mengenai keterlibatan perawat sudah cukup baik. Berdasarkan uji analisis bivariat, nilai p = 0,763 artinya tidak ada hubungan antara keterlibatan perawat dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan. Hasil temuan tersebut sesuai dengan hasil penelitian Kuanto (2010) yang menyatakan tidak ada hubungan keterlibatan perawat dengan kinerja perawat, namun hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan penelitian Haryanti (2012) yang menyatakan ada hubungan keterlibatan perawat dengan kinerja perawat di rumah sakit Bali Med.

(40)

dengan teori Cascio (2003) dan Harianja (2002) mengenai usaha organisasi untuk memperbaiki kualitas kehidupan kerja melalui peningkatan keterlibatan pekerja. Hasil penelitian ini juga tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

International Council of Nurse (2001) yang menyatakan, bahwa melibatkan

partisipasi perawat dalam setiap pengambilan keputusan yang mempengaruhi mereka dan hubungan mereka dengan pekerjaan, tugas dan organisasi rumah sakit akan membuat mereka lebih bertanggungjawab bahkan merasa ikut memiliki terhadap keputusan dimana para perawat telah berpartisipasi.

Menurut peneliti, perawat yang sudah bekerja keras sudah termasuk memiliki keterlibatan kerja yang baik. Perawat juga telah diberikan instruksi dan pengarahan oleh kepala ruangan sebelum melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan yang baru. Perawat merasa bahwa hubungan mereka dengan atasan baik dan bersikap seperti teman atau partner bukan sebagai atasan dengan bawahan, selain itu kemungkinan para perawat merasa bahwa pekerjaan perawat adalah pekerjaan yang mulia, sehingga mereka akan selalu bekerja secara baik walaupun tanpa dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

5.6 Hubungan Fasilitas yang Tersedia dengan Kinerja Perawat di Rumah

Sakit Imelda Tahun 2015

(41)

Rumah Sakit Imelda Medan. Hasil temuan tersebut sesuai dengan hasil penelitian Kuanto (2010) yang menyatakan ada hubungan fasilitas yang tersedia dengan kinerja perawat di rumah sakit Bhakti Yudha Depok, namun tidak sesuai dengan penelitian Haryanti (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan fasilitas yang tersedia dengan kinerja perawat di rumah sakit Bali Med.

Berdasarkan analisis deskriptif 78,9% responden menyatakan fasilitas yang tersedia belum memadai. Temuan ini tidak sesuai dengan teori Cascio (2010) dan Amstrong (2004) yang menyatakan konseling adalah setiap aktifitas di tempat kerja dimana setiap individu memanfaatkan serangkaian keterampilan dan tekhnik untuk membantu individu lainnya, memikul tanggungjawab dan mengelola pembuatan keputusan mereka.

Menurut asumsi peneliti perawat senang bekerja di rumah sakit Imelda walaupun masih terdapat kekurangan fasilitas. Perawat bersedia menghabiskan karir mereka di rumah sakit Imelda dan secara tidak langsung akan menimbulkan rasa kecintaan dan pengabdian yang kuat untuk rumah sakit tersebut. Alasan lain adalah susahnya mencari pekerjaan yang baru yang membuat mereka tetap bertahan dan bekerja dengan sebaik-baiknya.

5.7 Hubungan Pengembangan Karir dengan Kinerja Perawat di Rumah

Sakit Imelda Tahun 2015

(42)

memiliki hubungan antara pengembangan karir dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan. Hasil temuan tersebut sesuai dengan penelitian Kuanto (2010) yang menyatakan tidak ada hubungan pengembangan karir dengan kinerja perawat di rumah sakit Bhakti Yudha Depok, namun penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Haryanti (2012) yang menyatakan ada hubungan pengembangan karir dengan kinerja perawat di rumah sakit Bali Med.

Berdasarkan analisis deskriptif 73,6% responden menyatakan pengembangan karir yang dilaksanakan belum berjalan dengan baik. Hal ini tidak sesuai dengan teori Teguh dan Rosidah (2003) yang menyatakan manfaat pengembangan karir adalah: (1) meningkatkan prestasi pegawai, (2) meningkatkan loyalitas pegawai sehingga menurunkan keinginan keluar dari rumah sakit, (3) untuk memotivasi pegawai agar dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya, (4) mengurangi subyektifitas dalam promosi, (5) memberikan kepastian masa depan, (6) untuk mendukung usaha organisasi memperoleh tenaga yang cakap dan terampil dalam melaksanakan tugas.

(43)

5.8 Hubungan Rasa Bangga dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit

Imelda Tahun 2015

Berdasarkan hasil analisis univariat, nilai mean untuk komponen rasa bangga dengan institusi sebesar 15,63 dimana interval maksimal adalah 18. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian perawat mengenai rasa bangga dengan institusi sudah cukup baik. Berdasarkan uji analisis bivariat, nilai p = 0,039 artinya memiliki hubungan yang signifikan antara rasa bangga dengan institusi dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan. Hasil temuan tersebut sesuai dengan hasil penelitian Haryanti (2012) yang menyatakan ada hubungan rasa bangga terhadap institusi dengan kinerja perawat di rumah sakit Bali Med, namun hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan penelitian Kuanto (2010) yang menyatakan tidak ada hubungan rasa bangga terhadap institusi dengan kinerja perawat di rumah sakit Bhakti Yudha Depok.

Hasil analisis deskriptif 50,9% perawat menyatakan rasa bangga terhadap institusi. Hal ini sesuai dengan teori Cascio (2003) yang menyatakan bahwa kualitas kehidupan kerja berhubungan kuat melalui faktor rasa bangga terhadap institusi. Tanggung jawab, rasa memiliki dan bangga yang ditunjukkan pegawai terhadap institusinya menentukan komitmen yang tinggi dalam bekerja guna mencapai tujuan organisasi. Untuk meningkatkan rasa bangga karyawan, pihak manajemen tersebut mampu memperkuat identitas dan citra perusahaan, meningkatkan partisipasi masyarakat serta lebih peduli terhadap lingkungannya.

(44)

dan rasa memiliki akan menimbulkan keinginan untuk meningkatkan dan menjaga citra rumah sakit. Hal ini dibuktikan dengan kinerja yang baik dari para perawat. 5.9 Hubungan Rasa Aman dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Imelda

Tahun 2015

Berdasarkan hasil analisis univariat, nilai mean untuk komponen rasa aman terhadap pekerjaan sebesar 14,56 dimana interval maksimal adalah 16. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian perawat mengenai rasa aman terhadap pekerjaan sudah cukup baik. Berdasarkan uji analisis bivariat, nilai p = 0,090 artinya tidak memiliki hubungan antara rasa aman terhadap pekerjaan dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan. Hasil temuan tersebut tidak sesuai dengan hasil Haryanti (2012), Kuanto (2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan rasa aman dengan kinerja perawat.

Hasil analisis deskriptif 60% responden menyatakan sudah aman dalam melakukan pekerjaan. Pada organisasi kesehatan, kualitas kehidupan kerja dideskriptifkan mengacu pada kekuatan dan kelemahan dalam lingkungan kerja secara keseluruhan. Kebijakan, prosedur serta gaya kepemimpinan akan mempengaruhi, bagaimana karyawan melihat kualitas kehidupan kerja mereka. Begitu juga Cascio (2003), Harianja (2002) mengenai kualitas kehidupan kerja yang tinggi harus didukung oleh rasa yang aman terhadap pekerjaan.

(45)

yang teratur dalam kesempatan mengundurkan diri atau pensiun dan juga bila sudah cukup waktunyamereka juga diangkat menjadi pegawai tetap, sehingga merasa aman bekerja dengan kinerja yang baik.

5.10 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan penelitian yaitu:

1. Instrumen yang digunakan dengan memakai kuesioner sehingga tidak mungkin untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya bias, baik dari responden maupun dari peneliti sendiri, sebaiknya dilakukan dengan wawancara agar informasi yang diperoleh lebih akurat

(46)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan dan saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis.

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah secara statistik kualitas kehidupan kerja tidak memiliki hubungan dengan kinerja. Hasil temuan penelitian membuktikan bahwa komponen kualitas kehidupan kerja yang memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai p < 0,05 adalah kompensasi yang seimbang, penyelesaian masalah, dan rasa bangga terhadap institusi. Sedangkan komponen komunikasi, keselamatan lingkungan kerja, keterlibatan perawat, fasilitas yang tersedia, pengembangan karir dan rasa aman terhadap pekerjaan secara statistik tidak berhubungan dengan kinerja perawat. Berdasarkan nilai r, komponen yang memiliki hubungan keeratan paling kuat adalah kompensasi yang seimbang, menurut peneliti karena dengan kompensasi yang baik, maka kinerja akan baik juga.

6.2 Saran

1. Manajemen Rumah Sakit

(47)

b. Membantu penyelesaian masalah yang kondusif dengan jalan membuka jalur formal untuk menyampaikan keluhan atau permasalahan seperti melakukan pertemuan rutin yang membahas khusus masalah-masalah yang timbul di rumah sakit

c. Membangun rasa aman terhadap pekerjaan untuk setiap perawat dengan cara meningkatkan status mereka sebagai pegawai tetap bagi yang telah memenuhi syarat, etika dan kinerja yang baik.

2. Bagi Akademik dan Keilmuan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi yang berhubungan dengan kinerja perawat di rumah sakit.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda sehingga dapat melengkapi hasil penelitian yang telah ada.

b. Melakukan perbaikan dan penambahan pertanyaan pada kuesioner yang telah digunakan sehingga responden lebih memahami dan menjawab dengan tepat sesuai harapan peneliti

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 4.2  Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi
Tabel 4.4. Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana Tentang Kompensasi yang
Tabel 4.5. Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi dari komponen kompensasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

b. Dengan menggunakan jangka, lukislah dua buah lingkaran kongruen dengan titik pusat A dan B serta berjari-jari sama dengan tali busur AB.. Tentukan titik potong dari kedua

Dengan begitu jika mereka sudah minat dengan video animasi tentang budidaya jeruk pamelo, maka akan mudah bagi mereka untuk ikut dalam melestarikan tanaman

Skripsi yang berjudul “ MEDIA PEMBELAJARAN AUGMENTED REALITY SISTEM PERNAFASAN TUBUH MANUSIA BERBASIS ANDROID ” tepat pada waktunya.. Dalam penyusunan laporan ini,

LAPORAN PENELITIAN Studi Efektifitas dan Responsivitas Pelayanan Pengaduan (compla int mechanism) Masyarakat Ber basis IT.

Mekanisme untuk memperoleh dan memelihara solusi teknologi informasi masih cenderung terpusat dan belum dapat menyesuaikan dengan perubahan pada sistem baru, belum

Selain dalam menghadirkan value tambahan, tingkat tersebut menunjukan bahwa stasiun radio tersebut belum memiliki standar operasional yang jelas terkait penggunaan

Game Edukasi Pengenalan Nama Buah Dalam Bahasa Inggris Untuk Siswa Sd Kelas 4, Universitas Nusantara Persatuan Guru Republik Indonesia, Kediri.. Setiawan Mohammad

Kegiatan yang dilaksanakan setelah pertemuan pada Siklus II Adalah dimulai dari mempersiapkan siswa untuk belajar, memotivasi siswa, menyampaikan tujuan diajarkan,