ABSTRAKSI Henni Demitra Tarigan∗
Liza Erwina, SH. M.Hum (Pembimbing I)∗∗ Raiqoh Lubis, SH. M.Hum (Pembimbing II)∗∗
∗
Mahasiswa Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
∗∗
Dosen Fakultas Hukum Departemen Hukum Pidana Universitas Sumatera Utara
Anak dipandang sebagai aset berharga suatu bangsa dan negara di masa mendatang yang harus di jaga dan dilindungi. Untuk itu diperlukan pembinaan dan perlindungan terhadap anak terutama dari segi batas usia dalam proses penanganan anak pelaku tindak pidana. Berbagai hukum positif di indonesia telah menjamin perlindungan terhadap anak pelaku tindak pidana. Salah satunya adalah UU No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Di dalam undang-undang ini memberikan perlindungan terhadap anak salah satunya perlindungan terhadap batas usia dalam penjatuhan pidana terhadap anak, dimana didalam Pasal 4 ayat (1) dimana diatur batas usia anak dalam penjatuhan pidana sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun. Tetapi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak Medan meminta UU tersebut untuk diuji secara materil mengeni batas usia anak dalam proses penanganan anak pelaku tindak pidana.
Adapun yang menjadi permasalahan adalah Pertama Apakah
Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak sudah memberikan
perlindungan kepada anak pelaku tindak pidana?, Kedua Apakah Implikasi Uji
Materil mengenai batas usia anak dalam proses penanganan anak pelaku tindak pidana ?
Untuk menjawab permasalahan tersebut peneliti mempergunakan metode penelitian yuridis normatif yakni. Data yang digunakan adalah data skunder yang meliputi peraturan perundang-undangan, buku-buku, situ internet, putusan pengadilan serta bahan-bahan lainya yang berhubungan dengan penulisan skripsi
ini. Metode yang digunakan Library Research (Penelitian Kepustakaan) dan
Analisa yang digunakan Analisa Kualitatif.
Perlindungan terhadap anak dalam proses Peradilan Anak telah dijamin dalam Instrumen Nasional maupun Internasional, yang pada dasarnya menjamin hak-hak anak meliputi berbagai kebebasan dan hak asasi anak, serta berbagai kepentingan yang berhubungan dengan kesejahteraan anak dan Aministrasi bagi
Anak (The Beijing Rules).
Uji Materil Mengenai Batas Usia Anak dalam proses penanganan Anak pelaku tindak pidana dimintakan untuk dinaikkan menjadi 12 tahun, karena usia 8 tahun dianggap masih terlalu rendah dan tidak memberikan perlindungan terhadap anak dibandingkan dengan negera-negara lain Sehubungan dengan itu, maka saran yang diberikan antara lain, perlindungan terhadap anak pelaku tindak pidana perlu diatur dalam perundang-undangan khusus mengenai batas usia anak dalam pertanggungjawaban tindak pidana agar lebih jelas dan terperinci.