BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perpustakaan Umum
PerpustakaanUmum(bahasa Inggris : public library)adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum.
Kerakteristik mendasar yang dimiliki oleh perpustakaan umum adalah bahwa
umumnya didukung oleh pajak (biasanya lokal, meskipun setiaptingkat
pemerintahan dapat dan tidak dapat berkontribusi). Mereka diatur oleh sebuah
badan untuk melayani kepentingan umum.
Pengertian perpustakaan umum secara luas adalah tempat atau lokasi yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk
kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum dapat di artikan juga sebagai
lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai
macam informasi ilmu pengetahuan, budaya dan teknologi untuk meningkatkan
dan memperoleh pengetahuan bagi masyarakat luas.
Pengertian perpustakaan umum menurut Hermawan dan Zen (2006 : 30)
adalah: “Perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan dan
sebagainya.”
Sedangkan Pengertian perpustakaan umum menurut Sutarno NS (2006:
43) “perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum
dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan teknologi dan budaya
sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan
bagi seluruh lapisan masyarakat”.
Perpustakaan umum berbeda dengan perpustakaan sekolah, kampus,
kantor, pribadi atau yang lainnya, meski berkonsep serta pengelolaannya relatif
sama. Hanya saja perpustakaan non umum biasanya cenderung untuk lingkungan
terbatas dan mempunyai peraturan khusus serta koleksi terbatas yang disesuaikan
Perpustakaan umum menyediakan bermacam bahan koleksi bagi semua
tingkatan usia mulai dari anak-anak, remaja, dewasa sampai lanjut usia, baik
untuk laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu, perpustakaan umum
mempunyai nilai strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa karena
fungsinya melayani semua lapisan masyarakat sebagai sarana pembelajaran.
Perpustakaan umum terbuka untuk semua dan setiap anggota masyarakat
dapat mengakses koleksi. Pada umumnya, perputakaan umum di tingkat provinsi
dikelola oleh departemen P & K bersama Pemerintah Daerah. Usaha-usaha antara
2 badan tersebut masih terus dilaksanakan untuk mengembangkan sistem
perpustakaan umum, ditunjang dengan beberapa buah mobil sebagai sarana
perpustakaan keliling.
Disamping itu tercatat juga tumbuhnya banyak taman bacaan yang
diusahakan usaha-usaha pribadi atau rukun kampung. Usaha-usaha tadi meskipun
masih dalam bentuk sangat sederhana, sangat menolong akan kekurangan jasa
perpustakaan umum. Di Indonesia bagian timur patut dicatat perpustaan umum
Ujung Pandang yang merupakan perpustakaan umum pertama dikawasan itu.
2.1.1. Tujuan Perpustakaan Umum
Tujuan perpustakaan umum adalah sebagai sumber belajar dan bagian
integral dari pusat informasi lainnya yang bersama-sama bertujuan mendukung
proses kegiatan belajar-mengajar demi tercapainya masyarakat yang terinformasi.
Secara teknis, tujuan perpustakaan umum adalah melayani semua lapisan
masyarakat untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan. Lebih jauh
lagi perpustakaan umum yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan
melayani masyarakat umum tanpa membeda-bedakan usia, jenis kelamin, agama,
ras, pekerjaan, serta layanan Cuma-Cuma bagi umum.
Menurut Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO yang dikutip oleh
Sulistiyo Basuki (1993: 46) menyatakan bahwa perpustakaan memiliki 4 tujuan
utama yaitu:
2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat;
3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka; dan
4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan sosial budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran, dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.
Sedangkan Hermawan dan Zulfikar (2006: 31) menyatakan bahwa tujuan
perpustakaan umum adalah:
1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesejahteraan;
2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari;
3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi;
4. Bertindak sebagai agen kultural, sehingga menjadi pustaka utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitar; dan
5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.
Dari uraian diatas, dapat diketuhi tujuan perpustakaan umum adalah
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka
dalam meningkatkan pengetahuan dan menyediakan informasi yang berguna bagi
kehidupan masyarakat.
Sehubungan dengan uraian diatas (Sulistiyo-Basuki, 1993 : 48)
merumuskan tujuan perpustakaan umum sebagai berikut:
1. Pendidikan, perpustakaan umum bertugas memelihara dan menyediakan sarana untuk pengembangan perorangan atau kelompok pada semua tingkat kemampuan pendidikan.
3. Kebudayaan, perpustakaan merupakan pusat kehidupan kebudayaan dan secara aktif mempromosikan partisipasi dan apresiasi semua bentuk seni.
4. Rekreasi, perpustakaan memainkan peran penting dalam mendorong pengguna secara aktif rekreasi dan waktu senggang dengan menyediakan bahan bacaan.
Selain pendapat diatas dalam buku Panduan Penyelenggaraan
Perpustakaan Umum (1992 : 6) dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Tujuan umum perpustakaan adalam membina dan mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat yang berada dalam jangjauan layanannya, sehingga berkembang daya kreasi dan inovasinya bagi masyarakat secara menyeluruh dalam menunjang perkembangan nasional.
2. Tujuan fungsional perpustakaan umum adalah:
a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan segala sektor kehidupan.
b. Mengembangkan kemampusan mencari, mengolah serta memanfaatkan informasi.
c. Menagih masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna. d. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri.
e. Memupuk minat dan bakat masyarakat.
f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.
g. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecah masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca masyarakat.
h. Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional dengan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai dengan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.
3. Tujuan operasional perpustakaan umum merupakan pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta cara mencapainya, sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur dan dievaluasi keberhasilannya.
Berdasarkan uraian di atas, dinyatakan bahwa perpustakaan umum
bertujuan untuk mengembangkan minat baca dan mengembangkan pengetahuan
dan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi
2.1.2. Fungsi Perpustakaan Umum
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut di atas perpustakaan umum harus
dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Adapun fungsi perpustakaan umum
menurut Yusuf (1996: 21) adalah:
1. Fungsi Edukatif.
Perpustakaan umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca.
2. Fungsi Informatif
Perpustakaan umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainnya, yaitu menyediakan buku-buku referensi, bacaan ilmiah populer berupa buku dan majalah ilmiah serta data-data penting lainnya yang diperlukan pembaca.
3. Fungsi Kultural
Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/terekam. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya manusia yang setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.
4. Fungsi Rekreasi
Perpustakaan umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilniah, tetapi juga menghimpun hiburan untuk anak-anak, remaja dan dewasa. Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa.
Perpustakaan umum sebagai perangkat dan bagian yang tidak lepas dari
sistem pembelajaran sepanjang hayat berfungsi sebagai:
1. Pusat informasi, menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat pemakai.
2. Preservasi kebudayaan, menyimpan dan menyediakan tulisan-tulisan tentang kebudayaan masa lampau, kini dan sebagai pengembangan kebudayaan di masa yang akan datang.
3. Pendidikan, mengembangkan dan menunjang pendidikan non formulir diluar sekolah dan universitas dan sebagai pusat kebutuhan penelitian; dan
Selain kedua pendapat di atas dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan Umum (2000: 6) dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan umum
adalah:
1. Pengkajian kebutuhan pemaakai dalam hal informasi dan bahan bacaan.
2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui pembelian, langganan, tukar-menukar, dan lain-lain.
3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka. 4. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.
5. Pendayagunan koleksi.
6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang secara langsung ke perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximili, dan lain-lain.
7. Pemasyarakatan perpustakaan.
8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.
9. Pelaksanaan koordinasi dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi mitra kerja lainnya.
10. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi bersama dan sarana atau prasarana, dan
11. Pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan.
Dari pendapat di atas, dapat diuraikan bahwa pada dasarnya fungsi
perpustakaan adalah sebagai pusat informasi, preservasi kebudayaan, pendidikan
dan rekreasi.
Sehubungan dengan fungsi tersebut di atas Siregar, (2004: 76)
menjelaskan peran utama perpustakaan umum yang ditugaskan pemerintah negara
kepada suatu perpustakaan umum yaitu:
1. Membantu masyarakat terutama remaja dan anak-anak menjadi melek informasi termasuk di dalamnya mengajarkan bagaimana cara menelusur informasi dan mengembangkan kebiasaan membaca;
2. Membantu orang dewasa untuk belajar sepanjang hayat dan belajar kembali untuk perubahan atau peningkatan karier; dan
3. Memelihara dan mempromosikan kebudayaan. Peran tersebut termasuk unik karena tidak dapat dipenuhi oleh lembaga jenis lainnya.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa fungsi perpustakaan umum yaitu
2.1.3. Tugas Perpustakaan Umum
Dalam pendirian perpustakaan tentu disusun pula tugas-tugas apa yang
harus dikerjakan oleh perpustakaan umum. Sutarno dalam Suwarno (2011 : 21)
menyebutkan bahwa terdapat 3 tugas Perpustakaan Umum yang secara garis besar
adalah sebagai berikut:
1. Tugas menghimpun informasi meliputi kegiatan mencari, menyeleksi, dan mengisi perpustakaan dengan sumber informasi yang memadai dan lengkap baik dalam arti jumlah, jenis, maupun mutu yang disesuaikan dengan kebijakan organisasi, ketersediaan dana, dan keinginan pemakai serta mutakhir.
2. Tugas mengelola, meliputi proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan, dan pengemasan agar tersusun rapi, mudah ditelusuri kembali (temu balik informasi) dan diakses oleh pemakai, serta merawat bahan pustaka.
3. Tugas memperdayakan dan memberikan layanan secara optimal.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pada dasarnya tugas
perpustakaan umum adalah sebagai tempat mencari, tempat mengelola, dan
memenuhi informasi yang dibutuhkan serta memberikan pelayanan yang optimal
terhadap masyarakat.
2.2. Koleksi Perputakaan Umum
Menurut buku Pedoman Pembinaan Koleksi dan Pengetahuan Literature
(1998 : 2), Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan,
diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi
kebutuhan pengguna akan informasi. Sedangkan menurut Ade Kohar (2003 : 6),
Koleksi perpustakaan adalah yang mencakup berbagai format bahan sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan alternatif para pemakai perpustakaan
terhadap media rekam informasi.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan
adalah semua bahan pustaka yang ada sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika
dan dapat digunakan oleh para pengguna perpustakaan tersebut.
2.2.1. Jenis Koleksi
Untuk dapat memberikan informasi semaksimal mungkin kepada
pengguna, maka perpustakaan harus berusaha menyediakan koleksi yang beraneka
pengguna. Koleksi perpustakaan tidak terbatas hanya pada buku saja, tetapi
meliputi segala macam bentuk cetak dan rekaman.
Menurut Yulia (1995: 3) jenis bahan pustaka yang tercakup dalam koleksi
perpustakaan adalah:
1.Karya cetak
Karya cetak adalah hasil pikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak
seperti :
a. Buku
Bahan pustaka yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan yang paling umum
terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar dari unesco tebal buku
paling 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya buku
fisik, buku teks dan buku rujukan.
b. Terbitan berseri
Bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus dalam jaka waktu terbit
tertentu. Yang termasuk dalam bahan pustaka ini adalah harian (surat kabar),
majalah (mingguan, bulanan, dan lainya), laporan yang terbit dengan jangka
waktu tertentu, seperti laporan tahunan, triwulan dan sebagainya.
2. Karya noncetak
Karya noncetak adalah hasil pikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk
cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman
suara, rekaman video, rekaman gambar, dan sebagainya. Istilah lain yang dipakai
untuk bahan pustaka ini adalah bahan non buku, atau pun bahan pandang dengar,
yang termasuk dalam jenis bahan pustaka ini adalah:
a. Rekaman suara, yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan
hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran
bahasa Inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset.
b. Gambar hidup dan rekaman video, yang termasuk dalam bentuk ini adalah film
dan kaset video. Kegunaannya selain yang bersifat rekreasi juga dipakai untuk
pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagaimana
c. Bahan grafika. Ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat
dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar teknik dan
sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat (misalnya selid,
transparasi, dan filmstrip).
d. Bahan kartografi, yang termasuk ke dalam jenis ini adalah peta, atlas, bola
dunia, foto udara dan sebagainya.
3. Bentuk mikro
Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukan semua
bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata
biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan micro-reader. bahan pustaka
ini digolongkan tersendiri. Tidak dimasukan ke dalam bahan non cetak hal ini
disebabkan informasi yang tercakup di dalamnya meliputi bahan tercetak seperti
majalah, surat kabar dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering
menjadi koleksi perpustakaan yaitu:
a. Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film, ada beberapa ukuran film
yaitu16 mm, dan 35 mm.
b. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm dan 148
mm (standar) dan 75 mm x 125 mm.
c. Micropaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak ke dalam kertas yang
mengkilat tidak tembus cahaya. Ukurannya sebesar mikrofis.
d. Karya dalam bentuk elektronik dengan adanya teknologi informasi, maka
informasi dapat dituangkan kedalam media elektronik seperti pita magnetis
dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti
komputer, CD-ROM, player dan sebaginya.
Sedangkan menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:
38) menyatakan bahwa yang termasuk ke dalam koleksi perpustakaan perguruan
tinggi adalah sebagai berikut :
1. Buku teks, baik untuk mahasiswa maupun dosen, baik yang diwajibkan
2. Buku referensi, termasuk buku referensi umum, referensi bidang studi kasus,
alat-alat bibliografi seperti indeks, abstrak, laporan tahunan, kamus,
ensiklopedia, katalog, dan lain-lain.
3. Pengembangan ilmu, yang melengkapi dan memperkaya pengetahuan
pemakai selain dari bidang studi dasar.
4. Penerbitan berkala seperti majalah, surat kabar dan lain-lain.
5. Penerbitan perguruan tinggi, baik perguruan tinggi dimana perpustakaan
bernaung, maupun penerbitan perguruan tinggi lainya.
6. Penerbitan pemerintah, terutama penerbitan resmi, baik yang bersifat umum
maupun yang menyangkut kebutuhan khusus perguruan tinggi yang
bersangkutan.
7. Koleksi khusus, yang berhubungan dengan minat khusus perpustakaan,
seperti koleksi tentang kebudayaan tertentu, subjek tertentu, dan sebagainya.
8. Koleksi bukan buku yang berupa koleksi audio visual (film, tape, kaset, video
tape, piringan hitam, dan sebagainya).
2.2.2. Pemilihan Bahan Pustaka
Kegunaan pemilihan bahan pustaka adalah untuk menyesuaikan koleksi
dengan kebutuhan pengguna baik kuantitas maupun kualitasnya. Selain itu
pemilihan bahan pustaka dilakukan berdasarkan kemampuan dana yang tersedia.
Adapun tujuan pemilihan bahan pustaka menurut Sulistyo-Basuki (2001:427)
adalah: “ Mengembangkan koleksi perpustakaan yang baik dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pengguna yang berubah dan tuntunan
pengguna masa kini serta masa mendatang”.
Dengan adanya tujuan tersebut, diharapkan perpustakaan dapat
mengembangkan koleksinya secara baik dan seimbang. Agar tujuan dari
pemilihan bahan pustaka tersebut dapat tercapai diperlukan langkah-langkah
dalam pemilihan bahan pustaka.
Langkah-langkah yang diambil dalam pemilihan bahan pustaka menurut
Buku Pedoman Pembinaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999: 12)
1. Inisiatif pemilihan dimulai oleh pemakai, baik atas kemapuan sendiri atau atas
permitaan pustakawan.
2. Pengusul menyusun daftar usulan dengan mengisi formulir dengan data
bibliografi yang lengkap.
a. Data untuk buku terdiri dari pengarang, judul, edisi, tahun, penerbit, ISBN,
jumlah yang dipesan, harga, dalam formulir di cantumkan pula keterangan
untuk apa buku diusulkan.
b. Data untuk majalah terdiri dari judul, alamat penerbit, ISSN, harga
bilaman mulai berlangganan dan disertai pula persetujuan atasan si
pengusul.
c. Daftar usulan dapat diserahkan langsung kepada pimpinan perpustakaan
atau atasan pengusul.
3. Petugas pengadaan mengadakan verifikasi dengan cara :
a. Memeriksa dan melengkapi data bibliografi dari setiap bahan yang
diusulkan dengan memakai alat bantu pemilihan.
b. Mencocokkan daftar usulan dengan koleksi yang ada melalui katalog
perpustakaan, katalog majalah dan sebagainya.
c. Diteliti pula apakah ada yang sedang dalam pemesanan.
d. Apabila oleh karena anggaran, sehingga tidak semua usul dapat diterima
maka dibuatkan kartu desiderata yang akan dipertimbangkan, kemudian
apabila tersedia dana, atau diusahakan dari sumber lain.
e. Apabila ada bahan yang diusulkan yang sudah ada atau yang sedang dalam
pemesanan, perlu diputuskan apakah perlu ditambah atau tidak. Usul
diterima bila yang dipesan merupakan edisi yang lebih baru dari yanbg
dimiliki perpustakaan.
f. Keputusan yang diambil harus dikomunikasikan kepada yang
mengusulkan, melalui pimpinan perpustakaan.
Selain menentukan langkah-langkah dalam pemilihan bahan pustaka,
perpustakaan juga harus mempertimbangkan beberapa hal dalam pemilihan bahan
pustaka, agar bahan pustaka yang diperoleh memiliki mutu yang baik sesuai
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 25) ada
beberapa azas yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan bahan pustaka, yaitu
sebagai berikut :
1. Wibawa penulis buku dan pentingnya buku tersebut untuk bidang studi
tertentu.
2. Isi bahan perpustakaan cukup bermakna bagi pengembangan bidang studi.
3. Bahasan bahan perpustakaan memuat pandangan yang seimbang, khususnya
buku yang memuat masalah controversial.
4. Kualitas isi bahan perpustakaan.
5. Kepantasan harga.
6. Bahasa.
7. Terbitan terbaru memperoleh prioritas diatas terbitan lama. Bahan
perpustakaan lama dapat diadakan sejauh tersedianya dana. Dan dapat mengisi
kekurangan koleksi bidang studi tertentu.
8. Bahan perpustakaan renik, misalnya mikrofis, jangan dirangkapi dengan
bentuk buku kecuali ada alasan tertentu yang dapat diterima.
9. Setiap bahan perpustakaan rujukan, misalnya ensiklopedi, cukup diadakan
satu perangkat kecuali jika ada alasan tertentu.
10.Buku ajar diadakan dalam jumlah eksemplar terbatas. Mahasiswa hendaknya
melengkapi diri dengan buku ajar yang diperlukan.
11.Media bahan perpustakaan dipilih sesuai dengan kebutuhan pengguna. Jika
lembaga induk juga menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh (Distance Learning) maka jumlah bahan perpustakaan dalam media elektronik atau digital perlu diperhatikan.
2.3. Pengolahan Bahan Pustaka
Bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sangat diutamakan, karena tanpa
bahan pustaka suatu perpustakaan tidak layak untuk dimanfaatkan. Pengopahan
bahan merupakan salah satu tugas perpustakaan. Bahan pustaka yang masuk ke
perpustakaan wajib diolah dengan baik agar proses temu kembali informasi dapat
dengan mudah dilakukan. Dalam pelaksanaannya, proses pengolahan bahan
tergantung pada kebijakan yang ditentukan oleh perpustakaan yang bersangkutan.
Bahan pustaka dapat diperoleh melalui pembelian, hadiah, dan tukar-menukar,
lembaga penelitian, atau lembaga lain, dilingkungan lembaga induk perpustakaan
tersebut.
Melalui pengolahan bahan pustaka (penggolongan menurut bidang ilmu,
penyusunan katalog) bahan pustaka disiapkan agar dapat disimpan di tempat
penyimpanan (rak buku) menurut susunan tertentu dan mudah ditemukan dan
digunakan oleh pengguna perpustakaan.
Dalam buku Perpustakaan Umum: Buku Pedoman (1224 : 4) dinyatakan
bahwa perpustakaan dikelola oleh tiga golongan karyawan yaitu:
1. Pustakawan dengan pendidikan kesarjanaan dalam ilmu perpustakaan atau
yang sederajat, dan pustakawan dengan pendidikan ilmu perpustakaan
tingkat akademi atau yang sederajat.
2. Tenaga fungsional lain dengan pendidikan keahlian tingkat keahlian
perguruan tinggi.
3. Tanpa administrasi.
Sehubungan dengan pengolahan bahan pustaka Purwono (2010 : 111)
menyatakan bahwa Pengolahan bahan pustaka (dokumen) antara lain menyangkut
pengindeksan atau katalogisasi deskriptif dan pengindeksan subjek.
Setelah dicatat dalam buku inventaris, bahan perpustakaan yang diterima
selanjutnya dikatalog dan diklasifikasikan untuk memudahkan temu kembali
informasi. Pengatalogan bahan perpustakaan adalah kegiatan mencatat data
bibliografoi bahan perpustakaan menurut aturan yang berlaku di perpustakaan.
Pengklasifikasian merupakan kegiatan menggolongkan bahan perpustakaan
menurut kelas bidang ilmunya.
Dalam buku Perpustakaan Umum: Buku Pedoman (1994 : 45) dinyatakan
bahwa untuk kegiatan pengolahan bahan pustaka diperlukan sarana kerja sebagai
berikut:
1. Kartu katalog buku
2. Girik buku, kocek buku, lembar tenggat, dan label
4. Disket dan kertas computer beserta perangkat lunaknya
5. Lemari katalog
6. Rak buku
7. Rak majalah
8. Rak khusus peta
9. Rak surat kabar
10.Kotak majalah
11.Kotak/ lemari/ rak khusus untuk pustaka non-buku
12.Meja dan kursi kerja
13.Computer dan printer beserta perangkat lunaknya
14.Mesin tik
15.Mesin stensil
16.Alat baca pustaka remik
17.Proyektor
18.Video player
19.Cassette player
Dll.
Perpustakaan yang dikelola dengan baik dapat menjadi peran yang penting
dan strategis, melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik, yang akan
memberikan sejumlah nilai atau manfaat bagi pengguna dalam usaha
mencerdaskan dan sekaligus sebagai penghimpun serta pendokumentasian sejarah
dan ilmu pengetahuan.
Pengolahn bahan pustaka merupakan salah satu tugas perpustakaan. Bahan
pustaka yang masuk ke perpustakaan wajib diolah dengan baik agar proses temu
kembali informasi berjalan lancar dan mewujudkan terbit administrasi. Dalam
pelaksanaannya, proses pengolahan bahan pustaka dapat berbeda-beda urutan
kegiatan atau alur prosesnya antar perpustakaan satu dengan yang lainnya
disebabkan oleh adanya perbedaan budaya kerja, sumber daya manusia, dan
sarana prasarana dalam proses pengolaha. Kegiatan pokok dalam pengolahan
1. Verifikasi katalog, katalogisasi deskriptif, katalogisasi subjek, dan
klasifikasi
2. Pembuatan kelengkapan buku, label, slip tanggal kembali, karya buku,
dan barcode jika online.
Dalam buku Perpustakaan Umum: Buku Pedoma (2004 : 60) dinyatakan
bahwa untuk membuat katalog bahan perpustakaan diperlukan alat bantu
pengatalogan sebagai berikut:
Untuk deskripsi bahan perpustakaan:
1. Anglo-American Cataloguing Rules (AACR)
2. Standar deskripsi untuk monografi
3. Standar deskripsi untuk terbitan berseri
4. Peraturan katalogisasi Indonesia
5. Format MARC INDONESIA (INDOMARC)
6. Format Dublin Core
7. Standar penentuan tajuk entri
Untuk klasifikasi, antara lain:
1. Dewey Decimal Classification (DDC)
2. Daftar perluasan DDC yang dikembangkan khusus untuk Indonesia
3. Universal Decimal Classification (UDC)
Untuk tajuk subjek, antara lain:
1. Library of Congress Subject Headings (LCSH)
2. Sears Lists Subject Headings
3. Medical Subject Headings (MESH)
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa, pengolahan bahan pustaka adalah
salah satu kegiatan yang dilakukan secara sistematis mulai dari bahan pustaka
tersebut masuk ke perpustakaan hingga siap untuk digunakan oleh pengguna
(user), yang bertujuan memberikan kemudahan penelusuran informasi bahan
pustka.
2.3.1.Pengatalogan Deskriptif
Pengatalogan merupakan penyusunan data bibliografi ke dalam katalog
proses membuat wakil bahan pustaka. Pengatalogan deskriptif merupakan
identifikasi dan penggambaran karakteristik bibliografi dari masing-masing bahan
perpustakaan.
Menurut Siregar (2013 : 23) Pengatalogan deskriptif adalah kegiatan untuk
membuat deskripsi (data) bibliografi dan deskripsi fisik yang dianggap penting
untuk mengenali suatu bahan pustaka dan titik pendekatan melalui penentuan
tajuk entri, baik berdasarkan nama pengarang dan judul, sesuai dengan pedoman
pengatalogan yang digunakan.
Sedangkan Kahar (2014 : 13) menyatakan bahwa pengatalogan deskriptif
adalah kegiatan mencatat identitas setiap bahan pustaka yang diperlukan untuk
dapat memberikan gambaran tentang bahan pustaka yang bersangkutan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa pengatalogan
deskriptif juga ditentukan tajuk entri sebagai titik akses. Dalam arti akses untuk
dapat mendekati dari segi bibliografi bahan pustaka tersebut. Pada umumnya,
nama pengarang ditentukan sebagai tajuk entri utama, yaitu tajuk pada entri utama
sebagai titik akses pengarang.
2.3.2.Pengatalogan Subjek
Pengatalogan subjek merupakan analisa terhadap isi sujek yang terdapat di
dalam bahan perpustakaan terutama dalam penentuan tajuk subjek dan nomor
klasifikasinya.
Menurut Siregar (2013 : 23) dinyatakan bahwa pengatalogan subjek adalah
kegiatan untuk menentukan deskripsi subjek suatu bahan pustaka. Deskripsi ini
akan menunjukkan isi atau subjek suatu bahan pustaka/dokumen. Pada umumnya
penentuan subjek suatu dokumen dinyatakan dengan notasi yang diambil dari
suatu skema klasifikaso, sedangkan untuk tajuk subjek diambil dari salah satu
daftar tajuk subjek, sesuai dengan kebijakan perpustakaan.
Sedangkan Sulistyo-Basuki (1992 : 107) tujuan katalog yaitu:
a. Identifikasi dokumen primer
b. Menentukan lokasi dokumen serta proses temu baliknya
c. Temu balik dokumen untuk memenuhi permintaan pemakai dengan
d. Administrasi kumpulan dokumen.
Sehubungan dengan hal di atas Suhendar (2007 : 2) menyatakan bahwa
tujuan pembuatan katalog perpustkaan C.A. Cutter pada tahun 1876 yang diangkat
kembali oleh Needham, 1971 sebagi berikut:
1. Memberikn kemudan kepada seseorang untuk memberikan bahan
pustaka yang telah diketahui pengarang, judul atau subjeknya secara
cepat, tepat, dan akurat.
2. Menunjukkan bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustkaan oleh
pengarang tertentu berdasarkan subjek tertentu atau subjek-subjek yang
berhubungan dan jenis atau bentuk literature tertentu.
3. Membantu dalam pemilihan bahan pustaka berdasarkan edisi dan
karakternya (sastra atau berdasarkan topik).
Sedangkan siahaan (2013 : 2) menyatakan bahwa fungsi katalog
perpustakaan sebagai berikut:
1. Sebagai sarana atau alat bantu dalam temu balik informasi (information
retrieval) di suatu perpustakaan.
2. Dapat menunjukkan dokumen apa saja yang dimiliki oleh sebuah
perpustkaan.
3. Sebagai suatu sistem komunikasi yang dapat menunjukkan kekayaan
koleksi yang dimilikinya.
4. Sebagai daftar inventaris dari seluruh bahan pustaka yang dimilikinya.
5. Dapat membantu pada pemilihan sebuah buku berdasarkan edisinya, atau
berdasarkan karakternya sastra atau topic.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pengatalogan subjek
menganalisa isi dokumen/hari bakal di dalam bahan perpustakaan serta
melakukan deskripsi subjek suatu bahan pustaka yang dimiliki perpustaan terutam
dalam penentuan tajuk subjek dan nomor klasifikasi.
2.4. Sarana Penelusuran
Salah satu hal penting yang menjadi bagian tak terpisahkan dari sebuah
perpustakaan adalah adanya proses temu kembali informasi, dimana secara
Pustaka. Menurut Miswan (2002), Penelusuran adalah sebuah kegiatan yang
dilakukan secara sistematis untuk mengetahui lokasi suatu dokumen, informasi
atau subjek memuat subjek atau informasi dengan menggunakan petunjuk simbol
tertentu.
Temu kembali informasi sendiri merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
menyediakan dan memasok informasi bagi pemakai sebagai jawaban atas
permintaan atau berdasarkan kebutuhan pemakai. (Sulistyo-Basuki, 1992: 7).
Arief Surachman (2007) mendefinisikan bahwa, “Temu balik informasi”
merupakan istilah generik yang mengacu pada temu balik dokumen atau sumber
atau data dari fakta yang dimiliki unit informasi atau perpustakan. Sedangkan
penelusuran informasi merupakan bagian dari sebuah proses temu kembali
informasi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai akan informasi
yang dibutuhkan, dengan bantuan berbagai alat penelusuran dan temu kembali
informasi yang dimiliki perpustakaan/unit informasi.
Sedangkan menurut Lasa HS (2004: 44), Informasion Retrieval(Penemuan balik informasi) yaitu proses pencarian kembali informasi yang disimpan suatu perpustakaan, pusat informasi dengan menggunakan petunjuk, simbol tertentu.
Dilihat dari cara dan juga alat yang digunakan, Arief Surachman (2007) membagi
penelusuran bahan pustaka menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Penelusuran Informasi Konvensional: penelusuran yang dilakukan dengan dan melalui cara-cara konvensional/manual seperti menggunakan kartu
katalog, kamus, ensiklopedi, bibliografi, indeks, dan sebagainya.
2. Penelusuran Informasi Digital: Penelusuran yang dilakukan dengan dan melalui media digital atau elektronik seperti melalui Katalog OPAC (Online
Public Access Catalog), Search Engine (di Internet), Database Online,
Jurnal Elektronik, Reference Online, dan informasi lain yang tersedia secara
elektronik/digital.
2.4.1. Katalog
Perpustakaan memerlukan katalog untuk menunjukkan ketersediaan koleksi
yang dimilikinya. Untuk itu, perpustakaan memerlukan suatu daftar yang
biasanya disebut katalog perpustakaan. Mary Liu Kao (1995 : 7) menyatakan
katalog perpustakaan adalah sebuah cantuman atau daftar dari koleksi
perpustakaan, juga menggambarkan sebagai sebuah daftar gabungan dari beberapa
perpustakaan yang bekerjasama, biasanya menunjuk/mengacu pada katalog induk.
Katalog juga memungkinkan pengguna untuk mengetahui dimana bahan pustaka
bisa ditemukan. Sedangkan menurut Eva Philipps (1992 : 138) menyatakan bahwa
katalog perpustakaan adalah daftar yang berisikan judul buku-buku, peta, majalah,
kaset dan bahan pustaka lainnya yang merupakan suatu koleksi perpustakaan .
Pendapat lain menyatakan, Katalog perpustakaan adalah daftar bahan
pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan yang disusun secara sistematis
yang dapat digunakan untuk mencari informasi dan menemukan lokasi bahan
pustaka (Soatminah, 1992 : 96). Sulistiyo Basuki (1993.317) Katalog
perpustakaan adalah daftar buku dalam sebuah perpustakaan atau dalam sebuah
koleksi.
1. Sejarah Ringkas Katalog
Bentuk katalog yang digunakan di perpustakaan mengalami
perkembangan dari masa ke masa. Perkembangan katalog perpustakaan
nampak dari perubahan fisiknya. Sebelum katalog online muncul, telah
dikenal berbagai bentuk katalog perpustakaan, dan bentuk yang paling
umum adalah katalog kartu.
Katalog berbentuk buku telah lama dikenal, katalog tersebut dicetak
dengan mesin pencetak atau dengan komputer. Keuntungan katalog buku
adalah dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dan dapat diletakkan pada
berbagai tempat. Kerugiannya adalah setiap kali perpustakaan memperoleh
buku baru maka katalog buku sudah ketinggalan zaman. Cara ini dapat
diatasi dengan penerbitan suplemen. Namun suplemen itu tidak dapat
mengejar pertumbuhan buku.
Katalog tersebut kemudian berubah lagi. Kini katalog ditulis dengan
tangan, diketik atau dicetak pada secarik kertas. Berbagai carik kertas ini
dijadikan satu dan dijilid dengan menyediakan tempat renggang untuk
dikenal dalam katalog berkas (sheaf catalogue). Keuntungan jenis katalog berkas ini adalah praktis sehingga pemakai tidak perlu berdesakan bila ingin
menggunakan katalog. Masing-masing pemakai cukup mengambil berkas
yang diperlukannya. Kerugiannya adalah penyisipan entri baru memerlukan
kerja keras karena harus membuka jilidan ataupun penjepit mekanis.
Katalog kartu adalah bentuk katalog perpustakaan yang semua deskripsi
bibliografinya dicatat pada kartu berukuran 7,5 X 12,5 cm. Katalog kartu
disusun secara sistematis pada laci katalog. Katalog kartu masih banyak
dipergunakan di perpustakaan yang ada di Indonesia hingga saat ini.
Keuntungan dari katalog kartu adalah bersifat praktis, sehingga setiap kali
penambahan buku baru di perpustakaan tidak akan menimbulkan masalah,
karena entri baru dapat disisipkan pada jajaran kartu yang sudah ada.
Pengguna katalog kartu tidak dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya
terputusnya aliran listrik, dan kemungkinan rusaknya sangat kecil kecuali
jika perpustakaan terbakar. Kelemahannya ialah satu laci katalog hanya
menyimpan satu jenis entri saja, sehingga pengguna harus antri
menggunakannya, terutama bila melakukan penelusuran melalui entri yang
sama. Sulit melakukannya jika berada pada jumlah yang besar, karena harus
memilah-milah jajaran kartu sesuai dengan indeksnya.
Bentuk fisik katalog lainnya adalah katalog berbentuk mikro.
Katalog berbentuk mikro semakin dikenal sejalan dengan perkembangan
Computer-Output Microform (COM). COM dibuat pada salah satu
microfilm atau microfiche. Katalog dalam bentuk mikro lebih murah dibanding dengan katalog berbentuk buku, dan terbukti bahwa
pemeliharaannya lebih murah daripada katalog kartu. Bentuknya ringkas
dan mudan menyimpannya, namun disis lain banyak pelanggan menemukan
versi micrifiche yang tidak menyenangkan.
katalog yang telah digunakan di perpustakaan, ternyata OPAC dianggap
paling luwes (fleksibel) dan paling mutakhir. 1. Jenis-jenis Katalog Perpustakaan
Jenis-jenis katalog perpustakaan yang dipakai oleh kebanyakan
perpustakaan saat ini adalah:
a. Katalog berbentuk kartu
Katalog kartu menawarkan kemudahan. Kartu yang baru masuk
ditempatkan pada tempat yang disediakan. Kartu-kartu tersebut dapat
dengan mudah dipindahkan dari tempatnya terhadap perubahan situasi
yang reflek dan mudah diambil.
Kerugiannya yang utama adalah terletak pada penyusunannya yang
harus dikerjakan secara intensif. Petugas yang menyusunnya harus
mengetahui semua aturan dan cara kerjanya dengan cara sangat hati-hati
dan harus terampil/cakap. Sebuah kartu yang disusun dan hilang, akan
mengakibatkan katalog tersebut tidak dapat digunakan dan koleksi yang
diwakilinya tidak dapat dipakai oleh pengguna. Seperti telah disebutkan
diatas, kartu-kartu tersebut harus terus menerus diisi dan dijajarkan serta
dipindahkan. Oleh karena itu, pemeliharaannya sangat sukar/berat dan
memeakan waktu yang lama.
b. Katalog berbentuk buku
Katalog bentuk ini tidak fleksibel. Bahan-bahan tambahan harus dibuat sesring mungkin dan dilampirkan pada katalog tersebut. Hal ini
tidak praktis bagi para pengguna. Keuntungan dari penggunaan katalog
buku yang terkomputerisasi adalah setiap entri yang ada tersusun secara
otomatis, mengurangi biaya untuk pekerja yang akan melakukan tugas
menyusun file-file tersebut. Beberapa salinan telah disediakan bagi
mereka yang berada ditempat lain, bahkan diluar perpustakaan sekalipun.
c. Katalog COM (Computer Output Microform)
Dalam bentuk ini, cantuman bibliografi dibuatkan foto dan dibuat
dalam bentuk mikrofilm atau mikrofis, yang mana harganya relatif
dengan katalog berbentuk kartu dan buku. Kerugiannya yaitu dalam
penggunaannya yang sulit dan mahalnya dana untuk memperbaharuinya.
Sukar bagi pengguna untuk menggunakan beberapa alat perlengkapannya
yaitu alat pembaca mikrofilm/mikrofis (microfilm/microfiche reader). d. OPAC (Online Publi Access Catalogue)
Bentuk ini menjadi bentuk katalog yang paling banyak dipakai dimasa
depan. Dengan menyentuh salah satu bagian, layar atau keyboard,
pengguna dapat mengakses informasi yang aman akurat/terkini dari
koleksi perpustakaan dan juga mendapat ringkasan dari informasi
tersebut.
Hal yang paling menyenangkan dari sistem ini adalah tidak hanya
menunjukkan koleksi apa saja yang dimiliki oleh perpustakaan yang
berbeda, tapi juga memberitahukan apakah koleksi tersebut ada atau
sedang dipinjam dan juga memberitahukan kapan koleksi tersebut
dikembalikan.
Katalog online telah merubah katalog perpustakaan dalam beberapa
cara:
1. Bantuan dalam membagikan informasi pengatalogan. Tidak hanya
pengatalogan yang dilakukan secara lokal lagi.
2. Kecenderungan untuk menghubungkan koleksi yang dimiliki dari
suatu perpustakaan ke perpustakaan lokal lainnya, ke perpustakaan
yang lain dalam satu negara atau ke pangkalan data secara
internasional.
3. Pergantian katalog dari yang sederhana menjadi kependekatan
yang banyak, seperti penelusuran katakunci atau subjek, judul,
penelusuran Boolean, dan nomor panggil.
Lagipula katalog online dapat dihubungkan katalog ke jenis
pangkalan data yang lain untuk menjawab pertanyaan yang merujuk ke
bahan pustaka/koleksi, untuk mencari kutipan-kutipan untuk artikel
terbitan berkala, dan untuk mendapatkan ringkasan atau bahkan artikel
pangkalan data melalui komputer mereka sendiri dari rumah, kantor,
asrama, sekolah dan dari komputer yang mudah dibawa dengan akses
dari seluruh dunia.
e. Katalog CD ROM (Campact Disk Read Only Memory)
Teknologi CD ROM membuat katalog perpustakaan menjadi mungkin
terlukis dalam bentuk compact disc. Biaya untuk perpustakaan khusus
yang ingin memiliki koleksi berupa compact disc yang sudah terlukis didalamnya bersifat membatasi, tetapi akan menjadi format yang populer
bagi perpustakaan yang akan mengadakan kerjasama. Sebuah CD ROM
memiliki kapasitas menyimpan data sebesar 1.500 floppy atau 300.000
jika dihitung dalam bentuk kertas.
Perkembangannya yang cepat pada awal tahun 1990-an di dunia
perpustakaan menunjukkan bahwa format ini memiliki potensi yang kuat
sebagai format masa depan.
2.5. Prosedur Penelusuran
Berikut ini adalah beberapa contoh teknik penelusuran informasi / dokumen
di perpustakaan:
1. Penelusuran Informasi melalui Katalog
Teknik penelusuran menggunakan katalog perpustakaan ini biasanya
difokuskan untuk menemukan sebuah kode atau angka klasifikasi yang akan
menuntun pemakai ke dalam sumber informasi / koleksi perpustakaan yang
dibutuhkan. Pemakai akan diarahkan kepada jajaran koleksi perpustakaan.
Pemakai atau staf dapat menelusur melalui 3 entri penting yakni berdasarkan
judul, pengarang dan / atau subyek. Berikut secara ringkas dapat diberikan
2. Penelusuran Informas melalui Bibliografi
Teknik ini mirip dengan katalog, hanya bibliografi cakupannya lebih luas
lagi yakni tidak hanya berupa koleksi yang dimiliki perpustakaan akan tetapi juga
di luar perpustakaan. Teknik penelusuran ini memanfaatkan daftar bahan pustaka
baik yang berupa buku, jurnal maupun sumber lainnya untuk menelusur lebih jauh
informasi dan sumber informasi aslinya. Berikut ini adalah alur proses
penelusuran informasi melalui bibliografi.
Secara mudah sebetulnya bibliografi ini akan dapat dilihat dalam sebuah
karya tulis atau bahan pustaka, biasanya pada bagian akhir. Namun ada juga yang
tercetak dalam sebuah buku bibkiografi seperti bibliografi nasional Indonesia.
Indeks sering diartikan sebagai daftar istilah penting yang terdapat dalam
sebuah karya tulis / bahan pustakayang disusun secara alphabetis. Indeks ini akan
memudahkan orang dalam melakukan penelusuran informasi,karena dapat
membawa penelusur kepada sumber informasi secara langsung. Indeks ini dapat
berupa bagiandari sebuah karya tulis / bahan pustaka dan dapat pula berupa buku
yang diterbitkan khusus. Misal, indeksmajalah dan atau surat kabar.
Beberapa contoh pemanfaatan indeks:
a. Indeks dalam buku-buku ilmiah
b. Buku Indeks
c. Indeks (artikel) majalah
d. Majalah indeks
e. Indeks surat kabar
f. Indeks makalah
g. Indeks khusus lainnya
4. Penelusuran Informasi melalui Abstrak
Hal yang membedakan antara indeks dan abstrak adalah indeks hanya
sampai pada informasi kepada penunjukkan tempat suatu informasi disimpan,
sedangkan abstrak di samping menunjukkan tempat informasi, juga memuat
ringkasan informasi dari subyek yang ada. Dan secara definitive, abstrak
merupakan pemadatan dari sebuah karya seperti laporan penelitian, artikel
majalah/jurnal, prosiding, dan lain-lain. Abstrak yang biasanya dikumpulkan
sesuai dengan subyek atau kekhususan informasinya dan disusun secara
alphabetis juga.
5. Penelusuran Informasi melalui Kamus & Ensiklopedi
Kamus biasanya digunakan untuk mencari informasi singkat tentang ejaan,
etimologi, batasan/definisi, pengucapan, padanan kata, pembagian suku kata, dan
informasi gramatika. Kamus ini biasanya juga disusun secara alphabetis sehingga
memudahkan pemakai dalam menelusuri informasi yang diinginkan.
Ensiklopedi merupakan alat telusur yang sejenis dengan kamus, hanya
ensiklopedi biasanya memuat informasi yang lebih lengkap dan biasanya tidak
lebih dalam lagi seperti sejarah, dan keterangan lainnnya. Biasanya juga
ensiklopedi ini disusun secara alphabetis dan berseri / volume.
6. Penelusuran Informasi melalui Jaringan Informasi Perpustakaan
Jaringan informasi perpustakaan adalah salah satu alat yang dapat
memberikan solusi kepada pemakai untuk mencari informasi secara lebih luas.
Jaringan menjadi penting karena akan membentuk sebuah jejaring informasi yang
luas, terintegrasi dan lebih lengkap. Sharing informasi menjadi kekuatan dari alat
telusur ini, dan saat ini sudah semakin mudah dengan adanya teknologi informasi
yang dapat membentuk sebuah jaringan informasi online.
7. Penelusuran Informasi melalui Komputer dan Internet
Perkembangan teknologi informasi khususnya komputer telah membawa
kemudahan tersendiri dalam proses penelusuran informasi. Pemakai / pengguna
dan staf perpustakaan mempunyai kesempatan lebih untuk mendapatkan informasi
baik berupa informasi tercetak maupun digital. Apalagi dengan adanya internet,
pemakai dan staf perpustakaan dimanjakan untuk meraih lebih besar lagi
informasi yang dibutuhkan dari berbagai unit informasi / perpustakaan di seluruh
dunia.
Penelusuran informasi melalui komputer dan media internet telah
membawa orang untuk menembus batasan-batasan yang semula ada pada teknik
penelusuran informasi secara manual / konvensional. Melalui OPAC, Search
Engine, Database Online dan fasilitas lainnya pemakai perpustakaan akan lebih
mudah mendapatkan informasi yang dikehendaki, dengan jenis dan macam yang
cakupannya lebih luas lagi.
8. Penelusuran informasi melalui media lain
Ada banyak alat bantu penelusuran yang dapat dimanfaatkan oleh pemakai
dan staf perpustakaan dalam mendapatkan informasi, meskipun alat-alat bantu
tersebut tidak secara spesifik berfungsi sebagai alat penelusuran informasi.
Misalnya brosur, pamlet, atlas, globe, peta, direktori, buku pedoman, buku
2.6. Cara Penelusuran Koleksi
Cara menelusuri bacaan-bacaan dalam perpustakaan dalam rangka mencari
keterangan-keterangan tentang buku serta bahan bacaan apa yang ada pada suatu
perpustakaan, digunakan datayang bersumber dari :
1. Katalog perpustakaan
a.Kartu katalog (sistem manual)
b.Katalog elektronik (komputerisasi)
2.Buku referensi
A. Penelusuran pustaka melalui sistem manual
Penyusunan kartu katalog di perpustakaan biasanya dengan dua cara, yaitu :
1. Susunan terpisah, yaitu tiap kartu disusun tersendiri menurut abjad, baik itu
berdasarkan nama pengarang maupun berdasarkan judul atau subjek.
2. Susunan kamus, ketiga macam kartu di atas disusun menjadi satu menurut
abjad. Biasanya sistem penyusunan ini tidak efisien.
Katalog merupakan salah satu cara manual yang dapat dilakukan dalam
penelusuran pustaka.
Penelusuran dengan sistem manual(katalog) dilakukan berdasarkan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Penelusuran berdasarkan katalog nama pengarang
Menggunakan kartu katalog pengarang dalam penelusuran pustaka
mengharuskan kita harus mengetahui nama pengarang dari buku atau tulisan yang
akan kita cari. Kartu katalog pengarang disusun sesuai urutan abjad dalam rak.
Kartu katalog pengarang ditulis berdasarkan nama pengarangnya, yang
merupakan nama terakhir pengarang tersebut yang ditulis di bagian atas kartu
katalog. Apabila pengarang memiliki nama marga (family name) maka dimulai
dengan nama marga seperti teknik penulisan pada daftar pustaka.
Cara penelusuran menggunakan katalog pengarang :
a. Misalnya kita ingin mencari buku yang ditulis oleh Arthur H. Landrock
mengenai Adhesive Technology Handbook.
b. Pada rak katalog pengarang, cari rak berabjad “L” yang merupakan abjad
c. Selanjutnya kita mencari kartu katalog yang sesuai dengan nama pengarang
dan judul buku yang diinginkan.
d. Setelah kartu katalog pengarang tersebut diketemukan, kita harus mencatat
kode buku dan lokasi buku tersebut.
e. Selanjutnya kita dapat mencari buku tersebut sesuai kode bukunya, pada rak
buku yang sesuai dengan kode lokasirak yang tercantum pada kartu katalog.
2. Penelusuran berdasarkan katalog judul buku
Penggunaan katalog judul dalam penelusuran pustaka mengharuskan kita
mengetahui terlebih dahulu judul buku atau tulisan yang akan kita cari. Kartu
katalog judul ditulis berdasarkan judul buku dan ditulis di bagian atas kartu
katalog. Kartu katalog judul disusun berdasarkan urutan abjad judul dalam rak
kartu katalog judul. Untuk urutan abjad yang digunakan adalah huruf awal pada
kata pertama dari judul buku tersebut.
Cara penelusuran menggunakan katalog judul :
a. Misalnya kita ingin mencari buku berjudul Wood Adhesive, maka kita dapat
menuju rak katalog judul dan mencari rak berkode “W”.
b. Kartu katalog judul dapat dicari sesuai urutan abjadnya dan disesuaikan
dengan nama penulisnya.
c. Setelah kartu katalog judul tersebut diketemukan, kita harus mencatat kode
buku dan lokasi rak buku tersebut.
d. Selanjutnya kita dapat mencari buku tersebut sesuai dengan kode bukunya,
pada rak buku yang sesuai dengan kode lokasi rak yang tercantum pada
kartu katalog.
Kartu katalog disusun berdasarkan subjek kemudian di dalam subjek itu
disusun buku berdasarkan huruf awal dari judul buku.
3. Penelusuran berdasarkan katalog subjek
Cara penulusuran pustaka dengan kartu katalog subjek mengharuskan kita
mengetahui terlebih dahulu subjek buku yang ingin dicari. Kartu katalog subjek
ditulis berdasarkan nama subjek buku dan ditulis dibagian atas kartu katalog.
berdasarkan urutan abjad dalam rak kartu katalog subjek. Untuk urutan abjad yang
digunakan adalahhuruf awal pada kata pertama dari nama subjek tersebut.
Cara penelusuran menggunakan katalog pengarang :
a. Misalnya kita ingin mencari dengan subjek perekat.
b. Kita dapat mencarinya di rak katalog subjek dan mencari rak berkode “P”.
(Kartu katalog subjek dapat dicari sesuai urutan abjadnya)
c. Setelah kartu katalog subjek tersebut diketemukan, kita harus mencatat kode
subjeknya.
d. Selanjutnya dengan pedoman nomor kode subjek kita melihat di rak buku
sesuai dengan no kelas yakni 668.3. Buku dapat dicari di rak buku sesuai
kode bukunya sesuai dengan kode nomor yang tercantum pada kartu
katalog.
Kartu katalog disusun berdasarkan subjek, kemudian di dalam subjek itu
disusun buku berdasarkan huruf awal dari judul buku. Kartu katalog akan memuat
kode nomer buku berdasarkan klasifikasi Dewey, inisial buku, tahun terbit,
jumlah halaman pada buku + xvii halaman, ilustrasi (jumlah ilustrasi), tinggi
buku, jumlah eksemplar buku di perpustakaan, dan lokasi buku.
4. Penelusuran berdasarkan katalog topik
Penulusuran pustaka melalui katalog topik, terlebih dahulu harus mengetahui
nomor kode kelas topik buku yang akan dicari, sehingga akan memudahkan dalam
pencariannya. Penulisan informasi pada kartu katalog topik ini disusun
berdasarkan topik informasi yang dikodekan dengan nomor kelas yang ditulis di
bagian atas kartu. Kartu katalog topik disusun sesuai urutan nomor kode kelas dan
sub kelasnya. Pengelompokan subjek ataupun topik pustaka yang ada di
perpustakaan adalah :
Tabel 4. Pengelompokan topik pustaka di perpustakaan
Nom
or
Kelas Topik
1 Filsafat
3 Ilmu-ilmu sosial
4 Philology, linguistik, languages
5 Mathematic and natural science
6 Applied science, medicine
technology
7 The art, recreation, sports etc
8 Literature, belles lettres
9 Geography, biography, history
Cara penelusuran pustaka melalui katalog topik :
1. Misalnya ingin mencari pustaka tentang wood, maka kita harus
mengetahui dulu bahwa woodmerupakan bagian dari Ilmu pengetahuan
(klasifikasi kelas 6).
2. Dari kelas 6 tersebut, wood mempunyai nomor sub kelas 68 yaitu
adhesives. Sehingga kita harus mencari di rak katalog subjek dengan kode
rak no. 6.
3. Kemudian diteruskan dengan mencari subkelas nomor 68, dan dilanjutkan
dengan subkelas sesuai judul yang diinginkan. Setelah kartu subjek
tersebut diketemukan, kita harus mencatat kode buku, judul buku, penulis
dan lokasi buku tersebut.
4. Selanjutnya kita dapat mencari buku tersebut sesuai kode bukunya, pada
rak buku yang sesuai dengan kode lokasirak yang tercantum pada kartu
katalog.
B. Penelusuran pustaka melalui sistem komputer
Penelusuran pustaka melalui computer dapat menggunakan dua program sistem
pencari yaitu Sistem Online Public Access Catalogue (OPAC) dan Sistem Kontrol
Sirkulasi Bahan Pustaka (KSBP). Pada prinsipnya kedua sistem ini sama, yaitu
semua unit OPAC yang tersedia terhubung dengan server dan dapat digunakan
untuk mencari informasi literatur mengenai koleksi buku umum, buku rujukan,
skripsi, tesis, disertasi dan lain-lainnya. Nama pengarang, kata-kata pada judul,
subjek dan kata kunci.
Sistem ini dilakukan dengan menggunakan komputer dimana semua
literatur cetak yang ada di perpustakaan dan telah diinput datanya ke
komputer dapat dilihat lokasi, jumlah dan ketersediaannya dengan
menggunakan sistem ini. Adapun langkah- langkahnya adalah sebagai
berikut:
a. Pada layar monitor akan ditampilkan pilihan jenis literatur yang dapat
dipilih. Pilih jenis buku yang akan dicari. Misalnya penelusuran judul
buku, maka klik di kata buku.
b. Selanjutnya layar monitor akan menampilkan lima pilihan penelusuran
yaitu :
1. Penelusuran dengan istilah sendiri
2. Penelusuran dengan kamus istilah
3. Pencarian dengan menggunakan subjek
4. Pencarian dengan menggunakan judul
5. Pencarian dengan menggunakan nama pengarang
Kemudian pilih bahasa yang digunakan apakah bahasa Indonesia atau
bahasa Inggris. Setelah itu klik pilihan yang akan digunakan dalam
pencarian.
c. Layar monitor akan menampilkan kolom kosong, isi kata kunci dan klik
kolom kemudian klik lanjut >>.
d. Setelah itu di monitor akan keluar tampilan katalog mengenai buku-buku
yang judulnya mengandung kata perekat polimer. Klik >> untuk sampai
muncul judul buku yang diinginkan.
2. Sistem kontrol sirkulasi bahan pustaka
Sistem penelusuran pustaka dengan Sistem Kontrol Sirkulasi Bahan
Pustaka (KSBP) dapat dilakukan dengan program Micro CDS/ISIS Ver.3.08
(c) Unecco 1997.
Penelusuran informasi literatur dengan cara ini, adalah sebagai berikut:
a. Tekan tombol O untuk memulai pencarian informasi
c. Pemilihan pangkalan data yang diinginkan bisa menggunakan tanda page
down/up pada keyboard, kemudian tekan enter.
d. Ada dua pilihan untuk pencarian informasi, yakni melalui istilah sendiri
atau kamus istilah. Untuk mengganti pangkalan data, cukup tekan F1.
Penelusuran melalui istilah sendiri, tekan F2 atau pilih F2 dan enter. Maka
dilayar akan muncul berbagai judul buku yang kita cari misalnya kita pilih
satu buku.
e. Setelah pada layar monitor muncul judul buku, tekan F10 untuk
mengetahui apakah buku tersebut sedang dipinjam atau tidak. Bila tidak
lakukan pencarian ke rak buku berdasarkan nomor dan kodenya.
C. Penelusuran pustaka menggunakan CD-ROM
Cara penelusuran pustaka yang juga efektif dan efisien adalah melalui
CD-ROM dikenal juga dengan penelusuran TEEAL (The Essential Electronic
Agricultural Library). TEEAL adalah kumpulan dari beberapa literature pilihan
dari majalah terpenting di bidang pertanian, khusus untuk para peneliti di
negara-negara yang sedang berkembang. Penelusuran dengan menggunakan TEEAL ini
memiliki banyak kelebihan karena pengguna dapat menelusur dengan cepat dan
tepat terutama jika menggunakan kata kunci yang akurat, tepat dan spesifik.
Selain itu, penggunan dapat mencetak teks penuh yang diinginkan.
Penelusuran dengan bantuan CD-ROM memerlukan komputer dengan
program TEEAL (The Essential Electronic Agricultural Library). Ada 2 (dua)
cara bila kita ingin mencari informasi pustaka melaui CD-ROM. Untuk
memulainya pilih program TEEAL, kemudian akan muncul tampilan dasar.
Ada dua langkah dalam mencari informasi yaitu:
1. Melalui langkah basic search
a. Membuka program TEEAL dimulai dengan membuka menu kemudian
klik Programs, TEEAL dan TEEAL Collections.
b. Mencari literatur tentang perekat atau adhesive, tanpa mengetahui judul
jurnal, maka langkah pertama kita pilih file views. Pada file views
c. Masukkan kata kunci dari tema yang dicari pada kotak keywords, misal
adhesive, maka komputer akan secara otomatis menunjukkan jumlah
artikel yang terkait dengan tema tersebut dalam TEEAL Information
Retrieval System.
d. Selain dengan keywords, juga dapat dicari dengan mengisi kolom di
atas, seperti tittle atau author, sehingga pada layar akan tampil hasil
penelusuran. Kemudian untuk melihat abstract dari file tersebut, klik
dua kali pada judul.
e. Dari abstrak tersebut, dapat dilihat teks jurnal lengkap dengan cara
mencatat nomor CD yang tertulis dalam abstrak tersebut dan ambil CD
dengan nomor yang sesuai dari rak CD yang telah tersedia. Masukkan
CD tersebut ke CD-ROM dan klik view artikel, sehingga akan muncul
jurnal lengkap (full text) yang dicari.
2. Melalui langkah browse
Apabila klasifikasi tema informasi dan tahun jurnal yang memuatnya sudah
diketahui, maka klik browse kemudian pilih klasifikasi tema dengan memberi
tanda ceklis pada kotak, maka informasi yang ada didalamnya akan
ditampilkan secara berturut-turut, dimulai dari klasifikasi tema, tahun, volume,
dan judul.
Apabila informasi yang diinginkan sudah ditemukan, maka ambil CD yang
sesuai nomor. Dengan menekan nomor CD pada layar, komputer akan secara
otomatis membuka abstract. Untuk melihat keseluruhan artikel, dapat
dilakukan dengan mengklik view article. Pengguna TEEAL harus
memperhatikan penulisan keyword yang benar dan tepat baik dalam bahasa
Inggris maupun Indonesia, karena jika ada kesalahan dalam mengeja kata,
maka sistem ini tidak akan merespon literatur yang dicari. Selain itu hendaknya
para pengguna mempersiapkan keyword yang spesifik yang benar-benar
mengarah pada literatur yang sedang cari.
D. Penelusuran pustaka melalui internet
Sejak mulai maraknya internet di Indonesia pada tahun 1995-an, saat ini telah
Provider). Hal ini tentunya membawa dampak pada makin populernya
penggunaan internet di Indonesia. Makin banyak kalangan pendidikan/ilmuwan
dan dunia usaha yang memanfaatkan internet untuk keperluan mereka
masing-masing.
Pemanfaatan internet bagi ilmuwan dalam mencari dan memanfaatkan
informasi untuk bebagai tujuan seperti perancangan penelitian, pembuatan
proposal, penyusunan laporan atau penulisan artikel ilmiah dan populer, kini
sudah menjadi keharusan. Sudah bukan jamannya lagi bagi pencari informasi
hanya mengandalkan sumber informasinya dari dokumen konvensional (tercetak
semata). Begitu banyak dan bergamnya informasi yang tersedia di dunia maya ini
(internet). Selain mengakses dan memperoleh informasi, internet dapat pula
dimanfaatkan untuk membagi informasi yang dimiliki kepada semua orang yang
kiranya akan memerlukannya.
Cara penulusuran pustaka melalui internet memerlukan perangkat keras
(hardware) komputerdan perangkat lunak (software). Perangkat kerasnya harus
dilengkapi denganmodem untuk sambungan telepon atau wireless untuk
sambungan LAN network sedangkan perangkat lunaknya berupa program server
(browser) seperti internet explorer atau mozilla firefoxdan program mesin pencari
(search engine).
1. Penelusuran menggunakan search engine (mesin pencari)
Search engine adalah suatu fasilitas yang dapat digunakan untuk
menentukan lokasi dari suatu informasi di internet. Suatu database yang
digunakan oleh sebuah search enginepada umumnya memperoleh masukan dari
dua cara yaitu melalui masukan dari pengguna internet yang mendaftarkan
homepage mereka ke search engine tersebut agar dapat dicari dan ditemukan oleh
pengguna internet lainnya. Cara kedua adalah dengan melepas sebuah program
internet yang disebut spider atau robot untuk menjelajahi seluruh internet dan
mengindeks semua homepage yang ada di internet.
Penggunaan search engine dilakukan dengan menggunakan browser biasa
untuk masuk ke search engine-nya. Setelah itu kita menuliskan kata kunci atau
selanjutnya search engine yang akan melakukan tugasnya. Hasil penelusuran
adalah dalam bentuk suatu judul dokumen, referensi dalam bentuk hyperlink ke
dokumen aslinya dan penjelasan singkat tentang referensi tersebut. Search engine
yang umum dipakai di Indonesia antara lain adalah mesin pencari dari website
www.google.com, www.froogle.com, www.yahoo.com, www.microsoft.com,
www.excite.com, dan www.msn.com, serta beberapa search engine lainnya.
Setelah mesin pencari muncul maka pada kotak mesin pencari kita tuliskan
kata kunci dari informasi yang ingin kita cari. Misalnya yang ingin kita cari
adalah adhesive maka akan muncul semua informasi mengenai adhesive yang ada
di dalam search engine tersebut.
Selanjutnya klik alamat web dari informasi yang muncul maka komputer
secara otomatis menampilkan informasi secara lengkap dalam bentuk PDF yang
dapat dibaca dengan program Adobe Reader sesuai dengan yang ada di dalam
search engine.
File yang terbuka dapat diunduh (download) dengan memilih save as dan
alamatkan ke folder tampat kita akan menyimpan file My Documents untuk
disimpan. Jika sudah selesai dengan informasi tersebut dan ingin kembali ke menu
sebelumnya, maka cukup dilakukan dengan memilih dan mengklik icon back pada
program browser.
2. Penelusuran melalui alamat website
Berkat kecanggihan teknologi, melalui melalui internet kita dapat dengan
mudah mencari jurnal atau artikel-artikel ilmiah. Salah satu fasilitas yang
disediakan oleh internet adalah mengunjungi atau menelusuri (browsing/surfing)
situs-situs yang telah disediakan oleh penyedia layanan internet dari seluruh
dunia. Untuk dapat mengunjungi/menelusuri situs-situs yang telah tersedia, maka
kita harus menggunakan program browsing/surfing.
Setiap orang dapat mempublikasikan apa saja dalam suatu website. Oleh
karena itu mengevaluasi situs yang ditemukan menjadi hal yang sangat penting
terutama untuk melihat alamat web, informasi publikasi, siapa yang memproduksi
Penelusuran ke alamat website merupakan cara mendapatkan sumber
informasi yang dibutuhkan apabila alamat website-nya sudah diketahui. Melalui
program browser (internet explorer atau mozilla firefox) dengan mengetikkan
alamat website-nya, kemudian klik go maka program server secara otomatis
membuka alamat tersebut sehingga dapat mencari informasi yang diharapkan dari
website tersebut. Kelemahan dari teknik ini adalah harus mengetahui lebih dahulu
alamat website-nya, sedangkan kelebihannya dapat mengakses lebih cepat dan
langsung ke website-nya.
Ada beberapa situs yang dapat digunakan untuk penelusuran literatur
melalui internet, antara lain www.sciencedirect.com, www.proquest.com,
www.scirus.com, www.kluweronline.com, www.ask.com, www.proquest.com,
www.fpl.fs.fed.us, pubs.acs.org/index.html, www.iawa.org, www.altvista.com,
www.usda.org, www.pubs.acs.org, www.scirus.com dan lain sebagainya.
Langkah-langkah penelusuran pustaka melalui website adalah:
1. Untuk memulai pencarian melalui internet, klik Start, arahkan kursor ke
internet explorer lalu klik.
2. Pada kotak address, ketik alamat situs yang akan dicari, misalnya
menggunakan situs pencari http://www.proquest.com.
3. Selanjutnya masukkan judul pustaka, lebih spesifik lebih baik atau berupa
kata kunci dari pustaka yang kita cari pada kolom searching, maka sistem
tersebut akan mencarikan artikel-artikel dan jurnal-jurnal yang sesuai
dengan pustaka yang kita cari.
4. Untuk membuka topik ataujudul yang diinginkan, klik pada topik atau judul
tersebut.
5. Alamat situs yang dituju bisa juga diketik langsung misalnya
http://www.fpl.fs.fed.us. Tampilannya dapat dilihat pada gambar berikut.
6. Setelah situs ini terbuka, dapat dilakukan pencarian pustaka melalui menu
yang tersedia, misalnya jika ingin membuka mengenai publikasi dari situs