• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Komposisi Resipren dan Polipropilena dengan Penambahan Inisiator Benzoil Peroksida Terhadap Sifat Mekaniknya Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Komposisi Resipren dan Polipropilena dengan Penambahan Inisiator Benzoil Peroksida Terhadap Sifat Mekaniknya Chapter III V"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

3.1Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

- Hot Plate Stirer Coming PC 400 D

- Beaker Glass Pyrex

- Hot Press Gotech

- Neraca Analitik Radwag

- Labu Leher 3 Pyrex

- Alat Refluks

- Pompa Air

- Cetakan Spesimen ASTM D412

- Seperangkat alat FTIR Shimadzu

- Seperangkat alat Uji Tarik Shimadzu

- Seperangkat alat SEM Shimadzu

3.2Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

- Xilena Merck

- Polipropilena

- Resiprena 35 PTPN 3

- Benzoil Peroksida Merck

(2)

23

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Pembuatan Campuran Polipropilena dan Resipren dengan Penambahan BPO

Pada tahap ini polipropilena ditimbang sebanyak 90 phr dan dimasukkan ke

dalam labu leher tiga, kemudian dilarutkan dalam 450 ml xilena. Dipanaskan

diatas hotplate pada suhu 200 0C dan diaduk dengan magnetik stirrer sambil

direfluks. Kemudian resipren ditimbang sebanyak 10 phr dan dilarutkan dalam

50 ml xilena dan dipanaskan diatas hotplate. Lalu keduanya dicampurkan sambil

dipanaskan diatas hotplate dan kemudian ditambahkan benzoil peroksida sebesar

2 phr sambil diaduk dengan magnetic stirrer. Setelah campuran homogen, dituangkan ke dalam cawan petri dan dikeringkan pada suhu kamar. Campuran

dihaluskan menggunakan alu dan lumpang kemudian diletakkan diantara

lempengan aluminium berukuran 15x15 cm yang telah dilapisi dengan

aluminium foil untuk dibentuk sesuai ASTM D412. Kemudian lempeng tersebut

dimasukkan kedalam alat press hidrolik yang telah diatur pada suhu 175 0C

selama 20 menit. Selanjutnya diangkat dan didinginkan. Dilakukan perlakuan

yang sama untuk campuran polipropilena : resipren 100:0 (phr:phr), 80:20

(phr:phr), 70:30 (phr : phr), dan 60:40 (phr:phr), 50:50 (phr:phr).

3.3.2 Perendaman Campuran Polipropilena dan Resipren dengan Penambahan BPO Menggunakan White Spirit

Campuran polipropilena dan resipren dengan penambahan BPO yang optimum

direndam dengan menggunakan white spirit selama ±6 jam

3.4 Karakterisasi Campuran Polipropilena dan Resipren dengan Penambahan BPO

3.4.1 Uji Kekuatan Tarik

Campuran resipren dan polipropilena yang telah dihaluskan selanjutnya ditekan

(3)

suhu kamar. Alat uji tarik terlebih dahulu dikondisikan pada beban 2000 Kgf

dengan kecepatan penarikan 20 mm/menit, kemudian spesimen dijepit kuat

dengan penjepit dari alat, dan spesimen akan tertarik keatas, dan diamati sampai

spesimen terputus.

3.4.2 Analisa Permukaan dengan SEM

Proses pengamatan mikroskopis menggunakan SEM dilakukan pada

permukaan patahan sampel. Mula-mula sampel dilapisi dengan emas

bercampur palladium dalam suatu ruangan (vacuum evaporator) bertekanan 0,2 Torr dengan menggunakan mesin Ion Sputter JFC-1100. Selanjutnya sampel

disinari dengan pancaran elektron bertenaga 10 Kv pada ruangan khusus

sehingga sampel mengeluarkan elektron sekunder dan elektron terpental dapat

dideteksi oleh decektor scientor yang diperkuat dengan suatu rangkaian listrik yang menyebabkan timbulnya gambar CRT (Cathode Ray Tube) selama 4 menit. Kemudian coating dengan tebal lapisan 400 Amstrong dimasukkan ke dalam spesimen chamber pada mesin SEM (JSM-35 C) untuk dilakukan

pemotretan. Hasil pemotretan dapat disesuaikan dengan perbesaran yang

diinginkan

3.4.3 Analisa Spektroskopi Infra Merah (FT-IR)

Mula-mula film hasil pencampuran dijepit pada tempat sampel kemudian

diletakkan pada alat ke arah sinar infra merah. Hasilnya akan direkam ke dalam

kertas berskala yang berupa aluran kurva bilangan gelombang terhadap

(4)

25

3.5Bagan Penelitian

3.5.1 Pencampuran Polipropilena dan Resipren dengan Penambahan BPO

90phrpolipropilena 10phrresipren

dimasukkankedalamlabulehertiga

ditambahkan450ml xilena dirangkaikondensorpadabagian tengahlabulehertiga,bagiankiri ditutupdenganstopperkaret,dan bagiankanandengantermometer

dipanaskandiatashotplatepadasuhu 2000C

diadukdenganmagnetikstirrer

dimasukkankedalambeakerglass

ditambahkan50ml xilena

ditutuprapatdenganalumunium f oil

dipanaskandiatashotplatepadasuhu 2000C

diadukdenganmagnetikstirrer

dicampurkankedualarutan

diadukkembalidenganmagnetikstirerselama±25menit dituangkankedalamcawanpetri

dikeringkanpadasuhukamar

dihaluskandenganmenggunakanaludanlumpang

dipressdenganmenggunakanhotpresshidrolikpadasuhu1750C selama20menit

ditambahkanBPOsebanyak2phr

Spesimenyangoptimum

Nb:Dilakukanproseduryangsamadenganperbandingan

polipropilena:resipren100:0(phr:phr), 80:20(phr:phr), 70:30(phr:phr),

60:40(phr:phr), 50:50(phr:phr)

(5)

3.5.2 Perendaman Campuran Polipropilena dan Resipren dengan BPO Menggunakan White Spirit

Campuran

Polipropilena

-

Resipren

+

BPO

yang

optimum

Direndam

dengan

white

spirit

selama

±6

jam

Dikeringkan

Hasil

3.5.3 Karakterisasi Campuran Polipropilena dan Resipren dengan BPO

CampuranantaraPolipropilena

denganResipren+BPO

SEM UjiTarik

FT-IR

Campuranoptimumantara

Polipropilenadengan

(6)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakterisasi Sifat Mekanik

4.1.1 Analisa Sifat Mekanik Campuran Polipropilena dan Resipren dengan Penambahan BPO

Telah dilakukan pengujian sifat mekanik terhadap semua jenis sampel

dalam penelitian ini, dan diperoleh hasil rata-rata. Pengujian sifat mekanik

dilakukan pada Torsces Elektronik Sistem (Universal System Mechine). Alat pengujian terdiri dari alat pencatat yang dapat menunjukkan besarnya tegangan

tarik yang telah dilakukan. Hasil pengujian sifat mekanik campuran polipropilena

dan resipren dengan BPO disajikan dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Sifat Mekanik Campuran Polipropilena (PP) dan

Resipren dengan Penambahan BPO

(7)

Campuran 80 phr polipropilena dan 20 phr resipren dengan 2 phr BPO

memiliki karakteristik sifat mekanik yang paling baik, dimana nilai stress (tegangan) yang dihasilkan sebesar 16,97 MPa, nilai strain (regangan) yang dihasilkan sebesar 6,30 %, dan nilai modulus elastisitas yang dihasilkan sebesar

269,39 MPa. Hal tersebut dikarenakan campuran tersebut telah mencapai komposisi

yang tepat.

Gambar 4.1. Grafik hasil pengujian sifat mekanik campuran polipropilena dan

resipren dengan penambahan BPO

Hasil pengukuran kekuatan tarik dari campuran polipropilena dan pesipren

dengan penambahan BPO yang ditunjukkan pada Gambar 4.1 tersebut dapat dilihat

bahwa karakterisitik sifat mekanik pada campuran polipropilena dan resipren

dengan penambahan BPO pada perbandingan 90:10:2 lebih rendah jika

dibandingkan dengan perbandingan 80:20:2. Hal tersebut dikarenakan campuran

tersebut belum mencapai komposisi yang tepat, dimana jumlah polipropilena yang

digunakan masih terlalu banyak dibandingkan jumlah resiprennya, sehingga ketika

ditambahkan inisiator benzoil peroksida, menyebabkan hanya sedikit rantai

polipropilena yang terdegradasi. Nilai kekuatan tarik mengalami penurunan

kembali pada campuran 70:30:2, 60:40:2 dan 50:50:2. Hal tersebut dikarenakan

jumlah resipren yang tinggi, dimana resipren sendiri memiliki rantai siklik dan

memiliki berat molekul yang lebih besar sehingga campuran komponen tersebut 28,25

100:0:2 90:10:2 80:20:2 70:30:2 60:40:2 50:50:2

(8)

29

tidak mencapai keserasian dan menghasilkan campuran yang kurang baik

(Purwandari, 2003). Semakin banyak jumlah karet siklo didalam formula perekat

juga tidak selalu menghasilkan daya rekat (kuat tarik) yang lebih tinggi, karena sifat

karet siklo yang keras dan kaku dapat menyebabkan perekat pecah bila

konsentrasinya terlalu tinggi (Sahly, A.F, 2006). Serta dikarenakan sifat resipren

yang kurang baik dalam pelarut sehingga kurang terserap dalam matriks

polipropilena dan menyebabkan distribusi fasa antara polipropilena dan resipren

menjadi lemah. Hal tersebut menyebabkan nilai kekuatan tarik campuran tersebut

menurun.

4.2 Hasil Analisa Gugus Fungsi

4.2.1 Hasil Analisa Gugus Fungsi Campuran 80 phr Polipropilena : 20 phr Resipren dengan Penambahan 2 phr BPO

Analisis spektrometri FTIR digunakan untuk mengetahui gugus fungsional

yang terdapat dalam suatu molekul berdasarkan serapan dari frekuensi panjang

gelombang. Analisa dengan menggunakan spektrum infra merah ini dilakukan

melalui pengamatan perbandingan spektogram FTIR polipropilena dengan

spektogram FTIR campuran polipropilena dengan resipren dan dengan

penambahan BPO.

Pada reaksi dengan inisiator BPO terjadi dekomposisi BPO secara termal,

menghasilkan dua radikal yang menarik hidrogen dari rantai polipropilena

membentuk makroradikal polimer dan memutuskan ikatang rangkap yang rentan

dari karet alam siklis (resipren). Dengan kehadiran BPO maka semakin mudah

terbentuk makroradikal utama yang selanjutnya bereaksi dengan resipren. BPO

mempunyai keuntungan yaitu radikal benzoiloksi yang cukup stabil untuk

(9)

Berikut ini Tabel 4.2 menunjukkan pita serapan spektrum IR polipropilena dan

Tabel 4.3 menunjukkan spektrum IR campuran 80 phr polipropilena : 20 phr

resipren dengan penambahan 2 phr BPO.

Tabel 4.2. Pita Serapan Spektrum IR Polipropilena

Bilangan Gelombang (cm-1) Gugus Fungsi

748,38 CH rantai panjang

1373,32 – 1458,18 CH3

2723,49 CH

2839,22 – 2954,95 CH2

Tabel 4.3. Pita serapan Spektrum IR Campuran 80 phr Polipropilena : 20 phr

Resipren dengan Penambahan 2 phr BPO

Bilangan Gelombang (cm-1) Gugus Fungsi

748,38 CH rantai panjang

883,25 C-H stretch

972,12 CH bending

1373,32 – 1458,18 CH3

1612,49 C=C

2723,49 CH

(10)

31

Gambar 4.2. Spektrum FTIR Polipropilena (a) dan Spektrum FTIR Campuran 80

phr Polipropilena : 20 phr Resipren dengan Penambahan 2 phr BPO (b)

Berdasarkan hasil analisis spektroskopi yang ditunjukkan pada Gambar 4.2,

spektrum FTIR polipropilena (a) diperoleh puncak-puncak serapan pada daerah

bilangan gelombang 748,38 cm-1 yang menunjukkan ikatan C-H rantai panjang,

1373,32 – 1458,18 cm-1 menunjukkan adanya gugus CH3, bilangan gelombang

2723,49 cm-1 menunjukkan CH, serta bilangan gelombang 2839,22 – 2954,95 cm

-1 yang menunjukkan gugus fungsi CH

2 dari polipropilena. Sedangkan berdasarkan

spektrum FTIR campuran polipropilena dengan resipren (b) diperoleh

puncak-puncak serapan bilangan gelombang 883,25 cm-1 yang menunjukkan ikatan C-H

yang berasal dari KAS (resipren), sesuai dengan yang dilaporkan oleh Riyajan,

2006.

(a)

(11)

Serta diperkuat dengan bilangan gelombang 1612,49 cm-1 yang menunjukkan

ikatan C=C dari KAS (resipren), sesuai dengan yang dilaporkan oleh Lee, 1963.

Juga terlihat adanya pita serapan pada bilangan gelombang 972,12 cm-1 yang

menunjukkan CH bending, serta bilangan gelombang 2723,49 cm-1 yang

menunjukkan gugus fungsi CH, seperti yang dilaporkan Karo, 2007.

Jika dibandingkan spektrum polipropilena dengan spektrum campuran

polipropilena-resipren dan BPO hanya terjadi pergeseran bilangan gelombang,

dikarenakan adanya penambahan inisiator benzoil peroksida yang menyebabkan

rantai polipropilena pada campuran tersebut terdegradasi dan adanya penambahan

gugus fungsi C-H dan C=C yang berasal dari resipren dan hanya menunjukkan

terjadi interaksi fisika.

4.3 Hasil Analisa Morfologi Permukaan dengan Uji SEM

Hasil dari analisa SEM dapat memberikan informasi tentang bentuk dan perubahan

permukaan dari suatu bahan yang diuji. SEM merupakan salah satu tipe mikroskop

yang mampu menghasilkan resolusi tinggi dari gambaran suatu permukaan sampel.

Oleh karena itu gambar yang dihasilkan oleh SEM mempunyai karakteristik secara

kualitatif dalam dua dimensi karena menggunakan elektron sebagai pengganti

gelombang cahaya serta berguna untuk menentukan struktur permukaan sampel.

Gambar topografi permukaan berupa tonjolan, lekukan dan ketebalan

lapisan tipis dari penampang melintangnya. Sehingga kita dapat menentukan sifat

dari bahan yang diuji baik sifat fisis, kimia maupun mekanis yang dapat

(12)

33

4.3.1. Hasil Analisa Morfologi Permukaan Campuran 90 phr Polipropilena : ` 10 phr Resipren dengan Penambahan 2 phr BPO

Gambar 4.3. Hasil Foto SEM Campuran 90 phr Polipropilena : 10 phr Resipren

dengan Penambahan 2 phr BPO

Gambar 4.3 adalah hasil foto SEM dari campuran antara polipropilena dan

resipren dengan penambahan benzoil peroksida dengan perbandingan 90 : 10 : 2

(phr : phr : phr) dengan perbesaran 1000 kali menunjukkan campuran yang kurang

homogen antara polipropilena dan resipren. Hal tersebut ditunjukkan dengan

adanya beberapa campuran yang tidak terdistribusi secara merata, dikarenakan

(13)

4.3.2 Hasil Analisa Morfologi Permukaan Campuran 80 phr Polipropilena : 20 phr Resipren dengan Penambahan 2 phr BPO

Gambar 4.4. Hasil Foto SEM Campuran 80 phr Polipropilena : 20 phr Resipren

dengan Penambahan 2 phr BPO

Gambar 4.4 adalah hasil foto SEM dari campuran antara polipropilena dan

resipren dengan penambahan benzoil peroksida dengan perbandingan 80 : 20 : 2

(phr : phr : phr) dengan perbesaran 1000 kali menunjukkan campuran yang lebih

homogen antara polipropilena dan resipren. Hal tersebut ditunjukkan dengan

campuran yang terdistribusi secara lebih merata. Dikarenakan sebelumnya

campuran tersebut telah direndam menggunakan white spirit, sehingga komposisi resipren menjadi berkurang dan meyebabkan komposisi antara polipropilena dan

(14)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh komposisi resipren

dan polipropilena dengan penambahan inisiator benzoil peroksida terhadap sifat

mekaniknya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Campuran yang optimum adalah campuran antara polipropilena dengan

resipren dan BPO dengan perbandingan 80 : 20 : 2 (phr:phr:phr).

2. Pengujian sifat mekanik dilakukan dengan uji kekuatan tarik pada

campuran antara polipropilena : resipren : BPO yang optimum (80 phr : 20

phr : 2 phr) sehingga diperoleh nilai tegangan (stress) yang dihasilkan sebesar 16,97 MPa, nilai regangan (strain) yang dihasilkan sebesar 6,30 %, dan modulus elastisitas yang dihasilkan sebesar 269,39 MPa.

3. Karakterisasi campuran polipropilena dan resipren dengan penambahan

benzoil peroksida dengan metode SEM menunjukkan morfologi yang baik,

dimana tampak hasil permukaan yang lebih rata. Karakterisasi dengan

metode FTIR menunjukkan adanya penambahan gugus fungsi C=C yang

berasal dari resipren dan hanya menunjukkan terjadinya interaksi fisika.

5.2. Saran

Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar menggunakan metode grafting

dengan penambahan senyawa peroksida dan senyawa compatibilizer seperti sterain agar dihasilkan campuran yang lebih baik dan lebih homogen. Dan

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Sifat Mekanik Campuran Polipropilena (PP) dan
Gambar 4.1. Grafik hasil pengujian sifat mekanik campuran polipropilena dan
Tabel 4.3. Pita serapan Spektrum IR Campuran 80 phr Polipropilena : 20 phr
Gambar 4.2. Spektrum FTIR Polipropilena (a) dan Spektrum FTIR Campuran  80
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pengolahan data indikator merumuskan variabel percobaan, siswa yang berada pada kategori tidak terampil sebesar 36,1%, setelah diberi pelatihan dengan model inkuiri

Produsen yang bermoral adalah produsen yang membuat label produk yang memuat informasi produk secara lengkap dan jelas, informasi yang ditulis benar dan jujur yang

Dalam penulisan ilmiah ini, penulis membangun sebuah website dengan menggunakan program aplikasi PHP, MySQL dan Macromedia Dreamweaver MX 2004. Website ini bertujuan untuk

[r]

Dalam penulisan ilmiah ini, penulis membangun sebuah website dengan menggunakan program aplikasi PHP, MySQL dan Macromedia Dreamweaver MX 2004. Website ini bertujuan untuk

DPA - SKPD 2.2 Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. DPA - SKPD 2.2.1 Rincian Dokumen

Cara lain adalah melalui iklan Bentuk iklan di Indonesia sudah mulai banyak menggunakan animasi 3D.. Animasi 3D membantu tim kreatif, sutradara, dan animator untuk menuangkan ide

Bahasan yang diuraikan pada penulisan ini adalah pembuatan suatu aplikasi berbasis web sebagai media untuk mempromosikan produk yang dijual oleh perusahaan distributor