10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada pemesinan keras suhu pemotongan cendrung lebih tinggi dari pemesinan konvensional dikarenakan oleh pengaruh kekerasan bahan dan kondisi pemotongan (pemotongan keras) yang biasanya dilakukan pada laju pemotongan tinggi dan tanpa menggunakan cairan pendingin (dry cutting).
Proses pemesinan logam dapat dikatagorikan kepada dua kelompok yaitu proses pemesinan konvensional dan non konvensional. Pada proses pemesinan konvensional pembentukan logam dilakukan menggunakan mesin perkakas yang menghasilkan serpihan sisa dari pemotongan tersebut, sedangkan non konvensional proses pemesinan yang tidak menghasilkan serpihan. Perkembangan material logam dewasa ini maju dengan pesat, terutama peningkatan pada kekerasan dan kekuatannya seperti material baja AISI 4340. Baja yang dikeraskan sangat luas digunakan didalam industry otomotive seperti digunakan untuk roda gigi, bearing pembuatan tool dan die [1]
Dalam suatu proses pemotongan logam, gesekan yang terjadi antara pahat dengan benda kerja akan menimbulkan panas yang tinggi. Hampir seluruh energi pemotongan diubah menjadi panas melalui proses gesekan, antara geram dengan pahat dan antara pahat dengan benda kerja, serta proses perusakan molekuler atau ikatan atom pada bidang geser (shear plane). Panas ini sebagian besar terbawa oleh geram, sebagian merambat melalui pahat dan sisanya mengalir melalui benda kerja menuju kesekeliling. Panas yang timbul tersebut cukup besar dan karena
11
luas bidang kontak relatif kecil maka temperatur pahat, terutama bidang geram dan bidang pemotongan serta temperatur yang tinggi maka permukaan aktif dari pahat akan mengalami keausan. Keausan tersebut makin lama makin membesar yang selain memperlemah pahat juga akan memperbesar gaya pemotongan sehingga dapat menimbulkan kerusakan fatal. [2]
Sebagaimana lazimnya diketahui suhu pemotongan yang lazimnya lebih tinggi berdampak buruk pada pahat ,dan mengakibatkan terbentuknya lingkungan aus dan semakin tinggi suhu pemotongan maka semakin tinggi pula laju aus pahat .untuk mengatasi aus pahat akibat suhu pemotongan yang tinggi pada proses pemesinan pada dasarnya menggunakan pahat yang dilapisi dengan material yang tahan akan suhu tinggi sebagai dari sifat keramik . pada perkembangan pahat karbida dewasa ini , banyak pahat karbida yang telah dilapisi dengan material yang memiliki ketahanan aus . salah satu contoh bahan tersebut adalah (TIN,TiCN,��2,�3). Dimana akan diguanakan dalam penelitian ini.penilitian ini
ditujukan untuk mempelajari pengaruh suhu pemotongan terhadap perkembangan aus pahat karbida berlapis ketika digunakan pada pembubutan baja yang dikeraskan.
1.2 Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini adalah :
a. Pada penelitian ini benda kerja menggunakan material baja AISI 4340 yang diberi perlakuan panas (hardening) terlebih dahulu untuk tujuan pembubutan keras.
12
b. Operasi permesinan menggunakan operasi pembubutan eksternal mengunakan mesin bubut CNC (Computer Numerical Control).
c. Operasi pembubutan (turning) dilakukan tanpa menggunakan cairan pemotongan (dry cutting) yaitu metode pembubutan ramah lingkungan.
1.3 Tujuan Peneltian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Mendapatkan parameter yang paling signifikan terhadap suhu pemotongan b. Mendapatkan parameter yang paling signifikan terhadap Aus Pahat c. Melakukan Optimasi Kondisi pemotongan dengan keadaan aus pahat yang
minimum, pada suhu pemotongan yang layak untuk di operasikan pada pembubutan.
1.4 Sistematika Penulisan
Penelitian ini nantinya akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
1. BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang,batasan masalah, tujuan,dan sistematika penulisan.
2. BAB II: Tinjauan Pustaka
Bab ini berisikan tinjauan pustaka yang akan memberikan informasi mengenai pembubutan kering dan keras, material pahat yang dipakai, keausan pahat, dan temperatur pahat.
13
3. BAB III : Metodologi Penelitian
Bab ini memberikan informasi mengenai alat dan bahan yang akan digunakan pada saat penelitian nantinya.
4. BAB IV : Hasil dan Analisa Pengujian
Bab ini membahas tentang hasil data yang diperoleh dari setiap pengujian melalui pembahasan perhitungan dan penganalisaan dengan memaparkan kedalam bentuk tabel dan grafik
5. BAB V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini sebagai penutup berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh 6. Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisikan literatur yang digunakan untuk menyusun laporan.
7. Lampiran
Pada lampiran ini dapat dilihat hasil data yang diperoleh dari pengujian dalam bentuk tabel dan grafik.