• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Locus of Control dengan Social Loafing Mahasiswa pada Tugas Berbasis Kelompok Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Locus of Control dengan Social Loafing Mahasiswa pada Tugas Berbasis Kelompok Chapter III V"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control

internal dan locus of control eksternal.

2. Variabel terikat : social loafing

B. Definisi Operasional Penelitian

1. Social loafing

Social loafing adalah kecenderungan individu untuk mengurangi usahanya

saat bekerja di dalam kelompok dibandingkan saat bekerja sendirian. Social

loafing diukur dengan menggunakan Social Loafing Tendency Questionnaire

(SLTQ). Semakin tinggi skor yang diperoleh individu dalam skala ini berarti

semakin tinggi pula kecenderungan social loafing yang dimiliki individu,

sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, berarti semakin rendah

kecenderungan social loafing yang dimiliki individu.

2. Locus of control

Locus of control adalah keyakinan individu tentang penyebab kejadian

yang terjadi di dalam hidupnya. Locus of control terbagi atas dua jenis,

(2)

individu bahwa peristiwa apapun yang terjadi pada dirinya merupakan hasil

dari tindakan dirinya sendiri. Sementara locus of control eksternal adalah

keyakinan individu bahwa peristiwa apapun yang terjadi pada dirinya berasal

dari pengaruh di luar kendali dirinya. Locus of control diukur dengan

menggunakan skala internal-external locus of control yang disusun oleh

peneliti berdasarkan teori Rotter (1966). Seseorang dianggap memiliki locus

of control internal atau eksternal dengan melihat skor yang diperoleh individu

pada skala locus of control. Jika individu memperoleh skor yang tinggi, maka

individu dianggap memiliki kecenderungan locus of control eksternal,

sebaliknya, jika skor yang diperoleh individu rendah, maka individu dianggap

memiliki kecenderungan locus of control internal.

C. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas

Sumatera Utara yang memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:

a. Mahasiswa S1

b. Berstatus sebagai mahasiswa angkatan 2014-2015 di Universitas

Sumatera Utara

2. Metode Pengambilan Sampel

Berdasarkan kriteria tersebut metode pengambilan sampel yang digunakan

(3)

yang digunakan apabila tidak semua orang di dalam populasi memiliki

kesempatan yang sama untuk menjadi subjek penelitian. Jenis metode yang

digunakan dalam penelitian adalah incidental sampling. Metode ini

digunakan karena akses yang lebih mudah dan lebih praktis. Jumlah sampel

pada penelitian ini adalah 304 orang.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah skala psikologi karena data yang ingin diukur berupa konsep

psikologis yang dapat diungkapkan secara tidak langsung melalui

indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan

(Azwar, 2000). Metode skala juga dapat menggambarkan aspek kepribadian

individu, dapat merefleksikan diri yang biasanya tidak disadari responden

yang bersangkutan, responden tidak menyadari arah jawaban ataupun

kesimpulan yang diungkapkan pernyataan atau pertanyaan (Azwar, 2010).

1. Skala social loafing

Alat ukur yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Social

Loafing Tendency Questionnaire yang dikemukakan oleh Ying (2014). Skala

ini diadaptasi dan ditranslasi ke bahasa Indonesia dengan meminta bantuan

dari beberapa orang dibidang linguistik untuk menterjemahkan kembali (back

translations) ke dalam bahasa Inggris dan diterjemahkan kembali ke bahasa

(4)

pilihan respon, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak

setuju. Blue print dari skala Social loafing dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Blue Print Skala social loafing

Favorable Unfavorable Total

Social Loafing

Tendency Questionnaire 1,4,5,7 2,3,6 7

2. Skala locus of control

Skala locus of control yang digunakan adalah skala yang disusun peneliti

berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Rotter (1966). Skala ini terdiri dari

23 pernyataan dan dengan tambahan 6 pernyataan filler yang bertujuan untuk

mengaburkan tujuan skala yang sebenarnya sehingga total ada 29 pernyataan

dalam skala ini. Skala ini menggunakan dua respon yaitu “ya” dan “tidak”

dimana para subjek diminta untuk memilih satu diantara dua pilihan yang

tersedia. Nilai skor yang tinggi menandakan bahwa seseorang memiliki locus

of control internal, sebaliknya nilai skor yang rendah menandakan bahwa

seseorang memiliki locus of control eksternal. Blue print dari skala locus of

control dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Blue Print Skala Locus of control

(5)

E. Uji Coba Alat Ukur 1. Validitas

Validitas alat ukur adalah sejauh mana tes itu dapat mengukur apa yang

ingin diukur. Uji validitas menurut Azwar (2010) diperlukan untuk

mengetahui apakah sebuah alat ukur mampu menghasilkan data yang akurat

sesuai dengan tujuan ukurnya. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah validitas isi (content validity). Validitas isi mengukur sejauh mana

aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak

diukur atau sejauh mana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak

diukur. Selain itu, validitas lainnya adalah validitas tampilan (face validity).

Validitas ini menunjukkan apakah tes tersebut terlihat valid bagi peserta tes

yang mengikutinya, bagi administator yang memutuskan untuk

menggunakannya, dan bagi orang lain (Anastasi & Urbina, 1997).

2. Reliabilitas

Reliabilitas alat ukur merupakan konsistensi atau kepercayaan hasil ukur,

yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2000). Teknik

yang digunakan untuk pengukuran

reliabilitasalatukurpenelitianiniadalahteknik

koefisienAlphaCronbach.Reliabilitas dalam penelitian ini diuji dengan

menggunakan bantuan programSPSS versi16.0 forwindows. Penelitian ini

memakai alat ukur yang sudah baku, yaitu Social Loafing Tendency

(6)

locus of control memiliki nilai koefisien alfa 0,49 sampai 0,83 (Rotter, 1966).

Pada penelitian ini didapatkan reliabilitas pada Social Loafing Tendency

Questionnaire sebesar 0,808 dan skala locus of control sebesar 0,622.

F. Prosedur Penelitian

Adapun persiapan yang dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan Penelitian

Tahap pertama yang dilakukan peneliti adalah mempersiapkan penelitian

yang terdiri dari langkah-langkah berikut. Peneliti menggunakan skala

adaptasi yaitu Social Loafing Tendency Questionnaire (2014), dan skala

Internal-External Locus of Control Scale (1966). Peneliti lalu melakukan

translasi skala sehingga skala bisa dipahami oleh subjek.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah melakukan tahap persiapan penelitian peneliti melanjutkan ke

tahap pelaksanaan penelitian. Pada tahap ini, peneliti akan memberikan skala

kepada sampel penelitian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu

sebanyak 304 orang. Pengambilan sampel dilakukan di beberapa fakultas di

Universitas Sumatera Utara.

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah data diperoleh maka peneliti melakukan analisis data dengan

(7)

G. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan program

Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 16. Sebelum data-data

yang terkumpul dianalisa, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang

meliputi:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.

Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametrik,

asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut

terdistribusi secara normal. Uji normalitas pada penelitian ini dengan

melihat koefisien dengan menggunakan teknik One-SampleKolmogorov

Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai koefisien p > 0.005.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas ini digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel yaitu

variabel bebas (locus of control) dan variabel terikat (social loafing)

mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji

linearitas dalam penelitian ini dilakukan melalui Test for Linearity pada

(8)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diberikan gambaran umum tentang subjek penelitian

dan hasil penelitian yang berkaitan dengan analisa terhadap data penelitian

yang diperoleh. Analisa data pada bab ini berkaitan dengan masalah yang akan

dijawab maupun variabel yang akan diteliti peneliti, serta berkaitan dengan

analisa tambahan.

A. ANALISA DATA

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini berjumlah 304 mahasiswa yang menempuh

pendidikan di Perguruan Tinggi di Medan. Berikut ini merupakan deskripsi

dari subjek penelitian berdasarkan usia dan jenis kelamin.

1.1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, penyebaran subjek penelitian dapat

digambarkan seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase

Laki-laki 120 orang 39,47%

Perempuan 184 orang 60,53%

(9)

Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa mayoritas subjek penelitian adalah

perempuan. Subjek perempuan berjumlah 184 orang (60,53%) sedangkan

subjek laki-laki berjumlah 120 orang (39,47%).

1.2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia, penyebaran subjek penelitian dapat digambarkan seperti

pada tabel berikut ini:

Tabel 4. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Usia Jumlah (N) Persentase

18 tahun 39 orang 12,83%

19 tahun 192 orang 63,16%

20 tahun 67 orang 22,04%

21 tahun 5 orang 1,64%

22 tahun 1 orang 0,33%

Total 304 orang 100%

Dari tabel 4, dapat diketahui bahwa mayoritas subjek penelitian adalah

subjek yang berusia 19 tahun yang berjumlah 192 orang (63,16%), dan subjek

yang paling sedikit berusia 22 tahun sebanyak 1 orang (0,33%).

1.3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Fakultas/Jurusan

Berdasarkan fakultas atau jurusan subjek, penyebaran subjek penelitian

(10)

Tabel 5. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Fakultas/Jurusan

Fakultas/Jurusan Jumlah (N) Persentase

Hukum 95 orang 31,25%

Fisip/Ilmu Komunikasi 70 orang 23,03% Pertanian/Agribisnis 62 orang 20,39%

Kedokteran 45 orang 14,80%

Ekonomi/Manajemen 17 orang 5,59%

Fasilkom/TI 15 orang 4,93%

Total 304 orang 100%

Dari tabel 5, dapat diketahui bahwa mayoritas subjek penelitian berasal

dari fakultas hukum yaitu sebanyak 95 orang (31,25%), dan subjek paling

sedikit berasal dari fakultas ilmu komputer yaitu sebanyak 15 orang (4,93%).

1.4. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Preferensi Jumlah Anggota Kelompok

Berdasarkan preferensi jumlah anggota kelompok, penyebaran penelitian

dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 6. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Preferensi Jumlah Anggota Kelompok

Jumlah Anggota Jumlah (N) Persentase

2-5 orang 206 orang 67,76%

6-10 orang 98 orag 32,24%

Total 304 orang 100%

Dari tabel 6, dapat diketahui bahwa mayoritas subjek penelitian adalah

(11)

dan 98 orang (32,24%) subjek yang memilih untuk berada di dalam kelompok

yang berjumlah 6-10 orang.

2. Hasil Penelitian

2.1. Hasil Uji Asumsi

Sebelum data yang terkumpul dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji

asumsi yang meliputi:

2.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data

penelitian telah menyebar secara normal. Uji normalitas menggunakan teknik

One Sample Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal jika

nilai p > 0.05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini.

Tabel 7. Normalitas Sebaran Variabel Locus of Control dan Variabel Social-Loafing

Variabel Sig.

Locus of Control 0,191

Social Loafing 0,064

Dari tabel 7, dapat dilihat bahwa data penelitian alat ukur locus of control

terdistribusi normal (p>0,05), dan untuk alat ukur social loafing juga

(12)

2.1.2. Uji Linieritas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data

penelitian, yaitu variabel locus of control dan social loafing memiliki

hubungan linear atau tidak. Kedua variabel dikatakan memiliki hubungan yang

linear jika nilai p<0,05. Hasil uji linearitas adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Hasil Pengujian Linearitas

Variabel F P Keterangan

Locus of control

dengan Social loafing 55,442 0,000 Linear

Berdasarkan tabel 8, diperoleh linearitas 0,000 (p<0,05) untuk variabel

locus of control dan social loafing. Hal ini dapat menunjukkan bahwa terdapat

hubungan linear antara variabel locus of control terhadap social loafing.

2.2. Hasil Utama Penelitian

2.2.1. Uji Korelasi

Untuk menjawab hipotesa yang diajukan oleh peneliti, digunakan uji

analisis korelasi Person product moment. Adapun hipotesa penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Hₒ (hipotesa nihil) : tidak ada hubungan antara locus of control dengan

social loafing pada mahasiswa.

2. Hₐ (Hipotesa alternatif) : ada hubungan antara locus of control dengan

(13)

Tabel 9. Korelasi Antara Locus Of Control dengan Social Loafing

Locus of Control Social Loafing

Locus of

Tabel di atas menunjukkan bahwa ada hubungan antara locus of control dengan

social loafing pada mahasiswa dengan nilai p=0,000 (lebih kecil dari 0,05),

maka hipotesis nihil (H0) yang menyatakan tidak ada hubungan antara locus of

control dengan social loafing ditolak. Hubungan antara locus of control dan

social loafing adalah positif, yaitu semakin rendah skor (artinya semakin

internal) locus of control yang diperoleh individu, maka semakin rendah juga

kecenderungan individu melakukan social loafing, begitu juga dengan

sebaliknya.

2.3. Hasil Tambahan Penelitian

2.3.1. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik

a. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Locus of Control dan Social Loafing

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran mengenai locus of control

dan social loafing dari subjek penelitian. Berikut adalah perbandingan nilai

(14)

Tabel 10. Deskripsi Data Penelitian Locus of Control dan Social Loafing

Variabel Data Hipotetik Data Empirik

Mean Min Maks SD Mean Min Maks SD

locus of control yang dimiliki subjek penelitian relatif internal.

Berdasarkan tabel 10 diperoleh mean empirik social loafing adalah sebesar

12,62 dengan standar deviasi sebesar 3,311 dan mean hipotetik sebesar 17,5

dengan standar deviasi sebesar 3,5. Nilai mean hipotetik lebih besar daripada

mean empirik dengan selisih 4,88. Hasil ini menunjukkan bahwa social loafing

yang dimiliki subjek penelitian relatif rendah.

2.4. Kategorisasi Data

2.4.1. Kategorisasi Locus of Control

Norma kategorisasi yang digunakan pada locus of control adalah sebagai

berikut:

Tabel 11. Norma Kategorisasi Locus of Control

Rentang Nilai Kategorisasi

(µ+0.5 SD) < X Internal

(µ-0.5SD) ≤ X ≤ (µ+0.5 SD) Netral

(15)

Adapun kategorisasi locus of control pada subjek penelitian adalah sebagai

berikut:

Tabel 12. Kategorisasi Skor Locus of Control

Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase Locus of

Berdasarkan tabel 12 diketahui bahwa terdapat subjek penelitian dengan

locus of control eksternal sebanyak 51 orang (16,78%), subjek yang memiliki

locus of control internal dan eksternal (netral) sebanyak 111 orang (36,51%),

dan 141 (46,71%) subjek memiliki locus of control internal.

2.4.2. Kategorisasi Social Loafing

Norma kategorisasi yang digunakan pada social loafing adalah sebagai

berikut:

Tabel 13. Norma Kategorisasi Social Loafing

Rentang Nilai Kategorisasi

(µ+0.5 SD) < X Tinggi

(µ-0.5SD) ≤ X ≤ (µ+0.5 SD) Sedang

X < (µ-0.5 SD) Rendah

Adapun kategorisasi social loafing pada subjek penelitian adalah sebagai

berikut:

Tabel 14. KategorisasiSocial Loafing

(16)

Berdasarkan tabel 14 dapat dilihat bahwa subjek dengan tingkat social

loafing yang tinggi ada sebanyak 7 orang (2,30%), subjek dengan social

loafing sedang sebanyak 54 orang (17,76%), dan 243 (79,93%) subjek berada

di kategori dengan tingkat social loafing yang rendah.

2.5. Gambaran Locus of Control dan Social loafing Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada penelitian ini diperoleh gambaran locus of control dan social loafing

berdasarkan jenis kelamin dilihat dari mean skor subjek.

Tabel 15. Gambaran SkorBerdasarkan Jenis Kelamin Subjek

Jenis Kelamin N Variabel Mean

Laki-laki 120 Locus of Control 9,76

Social Loafing 12,65

Perempuan 184 Locus of Control 9,88

Social Loafing 12,59

Dari tabel 15, dapat dilihat bahwa nilai mean skor yang didapatkan subjek

yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan nyaris sama. Hal ini

menunjukkan tidak begitu ada perbedaan pada locus of control dan social

loafing pada laki-laki dan perempuan.

2.6. Gambaran Locus of Control dan Social Loafing Berdasarkan Usia

Pada penelitian ini diperoleh gambaran locus of control dan social loafing

(17)

Tabel 16. Gambaran SkorBerdasarkan Usia Subjek Penelitian

Dari tabel 16, meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan dapat dilihat

bahwa nilai mean skor locus of control lebih tinggi dimiliki subjek berusia

18-19 tahun, sedangkan mean skor social loafing lebih tinggi dimiliki oleh subjek

berusia 20-22 tahun.

2.7. Gambaran Social Loafing Berdasarkan Fakultas

Pada penelitian ini diperoleh gambaran locus of control dan social loafing

berdasarkan fakultas dilihat dari mean skor subjek.

Tabel 17. Gambaran SkorBerdasarkan Fakultas Subjek Penelitian

Fakultas N Variabel Mean

Ekonomi/Manajemen 17 Locus of Control 7,35

Social Loafing 11,52

Pertanian/Agribisnis 62 Locus of Control 9,66

Social Loafing 12,91

Kedokteran 45 Locus of Control 9,82

Social Loafing 13,28

Fasilkom/TI 15 Locus of Control 11,8

(18)

Dari tabel 17, dapat dilihat bahwa mean skor locus of control yang

tertinggi dimiliki subjek penelitian yang berasal dari Fakultas Ilmu Komputer

dengan nilai mean 11,8 dan mean skor locus of control terendah dimiliki

subjek yang berasal dari Fakultas Ekonomi dengan nilai mean 7,35 dan mean

skor locus of control tertinggi berasal dari Fakultas Ilmu Komputer. Hanya

mean skor dari Fakultas Ekonomi yang masuk ke dalam kategori locus of

control internal.

Sedangkan mean skor social loafing dimiliki subjek yang berasal dari

Fakultas Kedokteran dengan nilai mean 13,28 dan mean skor social loafing

terendah dimiliki oleh subjek yang berasal dari Fakultas Ekonomi dengan nilai

mean 11,8. Semua nilai mean subjek dari setiap fakultas termasuk ke dalam

kategori social loafing yang rendah.

B. PEMBAHASAN

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa locus of control memiliki

hubungan dengan social loafing pada mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari

besar nilai korelasinya (r) yaitu 0,393 dengan p=0,00. Nilai r yang positif

menunjukkan bahwa arah hubungan locus of control dengan social loafing

adalah positif, yang berarti semakin internal locus of control subjek maka

semakin rendah kecenderungan subjek melakukan social loafing, begitu juga

sebaliknya. Penelitian oleh Fini dan Yousefzadeh (2006) menyatakan bahwa

(19)

yang diberikan kepada mereka dan percaya prestasi mereka akan sangat

bergantung pada usaha yang mereka berikan. Didukung dengan penelitian yang

dilakukan oleh Hart dkk (2004) yang menyatakan bahwa siswa yang memiliki

motivasi berprestasi yang tinggi akan kebal terhadap kecenderungan

melakukan social loafing karena mereka akan bekerja keras pada

bentuk-bentuk tugas yang bisa meningkatkan prestasi mereka.

Menurut Bernardi (2001), Schultz & Schultz (2009), dan Stewart (2012)

individu dengan locus of control internal memiliki ciri-ciri seperti memiliki

kontrol diri yang baik, memiliki aspirasi dan inisiatif yang tinggi dalam

mencapai tujuan, dan aktif mencari informasi. Berdasarkan karakteristik

tersebut, mahasiswa dengan locus of control internal diprediksi memiliki

kecenderungan yang rendah untuk melakukan social loafing. Sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Suryaningrum dkk (2012) individu dengan

locus of control internal akan enggan untuk melakukan perilaku yang tidak etis

dan bertanggung jawab pada pekerjaan mereka. Berdasarkan pemaparan

sebelumnya, individu dengan locus of control internal akan memiliki

kecenderungan untuk melakukan social loafing yang kecil. Mereka akan

merasa bertanggung jawab pada tugas yang diberikan baik tugas individual

maupun tugas kelompok.

Berdasarkan hasil penelitian tambahan pada Tabel 12 terlihat bahwa

mayoritas subjek penelitian berada di kategori internal dan diikuti dengan

subjek penelitian yang berada di kategori netral. Menurut Schultz & Schultz

(20)

seseorang, dimana seseorang cenderung lebih internal seiring dengan

bertambahnya usia, dan puncaknya pada usia dewasa madya. Mereka juga

menyebutkan bahwa kebanyakan mahasiswa cenderung memiliki locus of

control internal. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa yang berusia 19-22

tahun, jika berpedoman pada penjelasan di atas, wajar jika 46,71% subjek

penelitian termasuk dalam kategori. Akan tetapi perlu diingat bahwa faktor

usia bukan menjadi faktor utama yang bisa mempengaruhi locus of control, ada

juga faktor lain seperti faktor ras, kondisi ekonomi, dan keluarga.

Dari tabel 14, diperoleh hasil bahwa 79,93% subjek penelitian memiliki

kecenderungan untuk melakukan social loafing yang rendah, 17,76% subjek

dengan kecenderungan yang sedang, dan 2,30% subjek dengan kecenderungan

yang tinggi. Dapat dilihat berarti mahasiswa pada beberapa fakultas di

Universitas Sumatera Utara memiliki kecenderungan untuk melakukan social

loafing yang rendah. Hal ini mungkin bisa disebabkan oleh faktor jumlah

kelompok yang biasanya dibentuk saat subjek melakukan tugas kelompok.

Tabel 6 menunjukkan bahwa mayoritas subjek (67,76%) lebih menyukai untuk

bekerja di dalam kelompok yang beranggotakan 2-5 orang dibandingkan

bekerja di dalam kelompok yang beranggotakan lebih dari 5 orang. Salah satu

faktor yang mempengaruhi social loafing adalah besarnya ukuran kelompok.

Latane, Williams, & Harkins (1979) menyatakan bahwa semakin besar anggota

kelompok akan meningkatkan kecenderungan seseorang untuk melakukan

social loafing. Individu akan merasa kontribusinya terbagi dengan anggota

(21)

Hasil tambahan lainnya adalah tidak terdapat perbedaan gender yang

mencolok baik dari variabel locus of control maupun variabel social loafing.

Tidak ada gender yang mendominasi salah satu variabel, dilihat dari tabel 15,

mean skor laki-laki dan perempuan nyaris sama dan tidak terdapat perbedaan

yang signifikan. Pada tabel 17, hasil mean skor subjek berdasarkan fakultas

menyatakan bahwa mayoritas subjek berada pada kategori locus of control

yang netral, hanya subjek dari Fakultas Ekonomi yang berada pada kategori

locus of control internal. Sedangkan pada mean skor social loafing, semua

fakultas berada pada kategori social loafing yang rendah, tetapi fakultas

Kedokteran memperoleh skor mean yang paling tinggi yang berarti subjek dari

Fakultas Kedokteran memiliki kecenderungan untuk melakukan social loafing

yang lebih besar dibandingkan subjek penelitian dari fakultas-fakultas lain.

Salah satu metode pembelajaran dari Kurikulum Berbasis Kompetensi

(KBK) adalah tugas kelompok. Dari hasil penelitian, mahasiswa menunjukkan

bahwa mereka memiliki kecenderungan yang rendah untuk melakukan social

loafing, hal ini berarti metode pembelajaran tugas kelompok dari KBK berhasil

diterapkan karena dari hasil penelitian mahasiswa tidak menunjukkan

hambatan dalam melakukan tugas secara berkelompok. Faktor budaya juga

mungkin berperan dalam rendahnya kecenderungan mahasiswa melakukan

social loafing. Alasan mahasiswa enggan melakukan loafing bisa disebabkan

oleh budaya kolektivisme yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Penelitian

oleh Early (1989) menyatakan bahwa social loafing lebih sering terjadi pada

(22)

akan menempatkan tujuan dan pekerjaan kelompok sebagai hal yang utama.

Selain itu, mereka juga percaya bahwa kontribusi individu sangat penting bagi

keberhasilan kelompok (Earley, 1989). Faktor budaya kolektivisme inilah yang

bisa menjadi penyebab mahasiswa USU cenderung enggan melakukan social

(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab berikut ini akan berisi mengenai kesimpulan atas sejumlah hasil

yang diperoleh dalam penelitian ini. Diawali dengan penjabaran kesimpulan

dari penelitian ini dilanjutkan dengan penjabaran saran-saran yang diharapkan

dapat berguna bagi penelitian yang akan datang dengan tema yang diangkat

dalam penelitian ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan pada bagian

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut.

1. Sesuai dengan hasil penelitian, locus of control terbukti memiliki hubungan

positif dengan social loafing. Semakin internal locus of control yang

dimiliki individu maka semakin rendah kecenderungan mahasiswa untuk

mengurangi usahanya saat mengerjakan tugas kelompok, demikian

sebaliknya.

2. Hasil penelitian menunjukkan kebanyakan subjek penelitian memiliki locus

of control internal.

3. Mayoritas subjek penelitian memiliki kecenderungan social loafing yang

rendah dan hanya 7 subjek penelitian yang memiliki kecenderungan social

(24)

4. Mayoritas subjek penelitian memilih untuk bekerja di dalam kelompok yang

beranggotakan 2-5 orang dibandingkan bekerja di kelompok yang

anggotanya lebih dari 5 orang.

5. Tidak ada perbedaan gender baik pada variabel locus of control maupun

pada variabel social loafing pada subjek penelitian.

6. Metode pembelajaran tugas kelompok dari Kurikulum Berbasis Kompetensi

berhasil diterapkan oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara, terbukti

dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa

memiliki kecenderungan social loafing yang rendah.

7. Budaya kolektivisme yang dianut di Indonesia bisa menjadi penyebab

mahasiswa USU enggan melakukan social loafing.

B. Saran

Adapun saran-saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:

1. Saran Metodologis

a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengungkap variabel lainnya yang

berhubungan dengan locus of control dan social loafing.

b. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengontrol pengambilan data

dengan lebih baik untuk meminimalisir kesalahan yang muncul baik dari

(25)

2. Saran Praktis

a. Untuk mengurangi social loafing pada tugas berbasis kelompok maka

mahasiswa diharapkan melakukan evaluasi atau pertemuan rutin agar dapat

meningkatkan kohesivitas kelompok dan bisa mengurangi hal-hal yang

menjadi penyebab social loafing.

b. Pemberian tugas kelompok sebaiknya disertai dengan reward yang bisa

memacu motivasi berprestasi mahasiswa sehingga mahasiswa bisa

mengurangi alasan untuk melakukan social loafing.

c. Sebaiknya jenis tugas kelompok yang diberikan disesuaikan juga dengan

ukuran kelompok untuk menghindari pembagian tugas yang tidak sama rata

Gambar

Tabel 1. Blue Print Skala social loafing
Tabel 4. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Tabel 5. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Fakultas/Jurusan
Tabel 7. Normalitas Sebaran Variabel Locus of Control dan Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak (2017) terhadap 300 mahasiswa di lingkungan Universitas Sumatera Utara menunjukkan ada hubungan positif antara

Sedangkan menurut Frey &amp; Carlock (Anindyajati &amp; Karima, 2004) mengemukakan faktor-faktor dari harga diri, yaitu:.. a) Interaksi dengan manusia lain. Awal

self-disclosure pada subjek penelitian, sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki hasil skor self-disclosure yang lebih rendah daripada

Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa responden penelitian berdasarkan jenis kelamin didapatkan hasil yang sama antara kelompok kasus dan kontrol, dimana perempuan lebih banyak

Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Social Loafing pada Mahasiswa dalam Tugas Kelompok Selama Perkuliahan Daring Allison Carol Karana [email protected] Fakultas