BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:
1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control
internal dan locus of control eksternal.
2. Variabel terikat : social loafing
B. Definisi Operasional Penelitian
1. Social loafing
Social loafing adalah kecenderungan individu untuk mengurangi usahanya
saat bekerja di dalam kelompok dibandingkan saat bekerja sendirian. Social
loafing diukur dengan menggunakan Social Loafing Tendency Questionnaire
(SLTQ). Semakin tinggi skor yang diperoleh individu dalam skala ini berarti
semakin tinggi pula kecenderungan social loafing yang dimiliki individu,
sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, berarti semakin rendah
kecenderungan social loafing yang dimiliki individu.
2. Locus of control
Locus of control adalah keyakinan individu tentang penyebab kejadian
yang terjadi di dalam hidupnya. Locus of control terbagi atas dua jenis,
individu bahwa peristiwa apapun yang terjadi pada dirinya merupakan hasil
dari tindakan dirinya sendiri. Sementara locus of control eksternal adalah
keyakinan individu bahwa peristiwa apapun yang terjadi pada dirinya berasal
dari pengaruh di luar kendali dirinya. Locus of control diukur dengan
menggunakan skala internal-external locus of control yang disusun oleh
peneliti berdasarkan teori Rotter (1966). Seseorang dianggap memiliki locus
of control internal atau eksternal dengan melihat skor yang diperoleh individu
pada skala locus of control. Jika individu memperoleh skor yang tinggi, maka
individu dianggap memiliki kecenderungan locus of control eksternal,
sebaliknya, jika skor yang diperoleh individu rendah, maka individu dianggap
memiliki kecenderungan locus of control internal.
C. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel 1. Populasi
Populasi subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas
Sumatera Utara yang memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. Mahasiswa S1
b. Berstatus sebagai mahasiswa angkatan 2014-2015 di Universitas
Sumatera Utara
2. Metode Pengambilan Sampel
Berdasarkan kriteria tersebut metode pengambilan sampel yang digunakan
yang digunakan apabila tidak semua orang di dalam populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi subjek penelitian. Jenis metode yang
digunakan dalam penelitian adalah incidental sampling. Metode ini
digunakan karena akses yang lebih mudah dan lebih praktis. Jumlah sampel
pada penelitian ini adalah 304 orang.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala psikologi karena data yang ingin diukur berupa konsep
psikologis yang dapat diungkapkan secara tidak langsung melalui
indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan
(Azwar, 2000). Metode skala juga dapat menggambarkan aspek kepribadian
individu, dapat merefleksikan diri yang biasanya tidak disadari responden
yang bersangkutan, responden tidak menyadari arah jawaban ataupun
kesimpulan yang diungkapkan pernyataan atau pertanyaan (Azwar, 2010).
1. Skala social loafing
Alat ukur yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Social
Loafing Tendency Questionnaire yang dikemukakan oleh Ying (2014). Skala
ini diadaptasi dan ditranslasi ke bahasa Indonesia dengan meminta bantuan
dari beberapa orang dibidang linguistik untuk menterjemahkan kembali (back
translations) ke dalam bahasa Inggris dan diterjemahkan kembali ke bahasa
pilihan respon, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju. Blue print dari skala Social loafing dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Blue Print Skala social loafing
Favorable Unfavorable Total
Social Loafing
Tendency Questionnaire 1,4,5,7 2,3,6 7
2. Skala locus of control
Skala locus of control yang digunakan adalah skala yang disusun peneliti
berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Rotter (1966). Skala ini terdiri dari
23 pernyataan dan dengan tambahan 6 pernyataan filler yang bertujuan untuk
mengaburkan tujuan skala yang sebenarnya sehingga total ada 29 pernyataan
dalam skala ini. Skala ini menggunakan dua respon yaitu “ya” dan “tidak”
dimana para subjek diminta untuk memilih satu diantara dua pilihan yang
tersedia. Nilai skor yang tinggi menandakan bahwa seseorang memiliki locus
of control internal, sebaliknya nilai skor yang rendah menandakan bahwa
seseorang memiliki locus of control eksternal. Blue print dari skala locus of
control dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Blue Print Skala Locus of control
E. Uji Coba Alat Ukur 1. Validitas
Validitas alat ukur adalah sejauh mana tes itu dapat mengukur apa yang
ingin diukur. Uji validitas menurut Azwar (2010) diperlukan untuk
mengetahui apakah sebuah alat ukur mampu menghasilkan data yang akurat
sesuai dengan tujuan ukurnya. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah validitas isi (content validity). Validitas isi mengukur sejauh mana
aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak
diukur atau sejauh mana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak
diukur. Selain itu, validitas lainnya adalah validitas tampilan (face validity).
Validitas ini menunjukkan apakah tes tersebut terlihat valid bagi peserta tes
yang mengikutinya, bagi administator yang memutuskan untuk
menggunakannya, dan bagi orang lain (Anastasi & Urbina, 1997).
2. Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur merupakan konsistensi atau kepercayaan hasil ukur,
yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2000). Teknik
yang digunakan untuk pengukuran
reliabilitasalatukurpenelitianiniadalahteknik
koefisienAlphaCronbach.Reliabilitas dalam penelitian ini diuji dengan
menggunakan bantuan programSPSS versi16.0 forwindows. Penelitian ini
memakai alat ukur yang sudah baku, yaitu Social Loafing Tendency
locus of control memiliki nilai koefisien alfa 0,49 sampai 0,83 (Rotter, 1966).
Pada penelitian ini didapatkan reliabilitas pada Social Loafing Tendency
Questionnaire sebesar 0,808 dan skala locus of control sebesar 0,622.
F. Prosedur Penelitian
Adapun persiapan yang dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap pertama yang dilakukan peneliti adalah mempersiapkan penelitian
yang terdiri dari langkah-langkah berikut. Peneliti menggunakan skala
adaptasi yaitu Social Loafing Tendency Questionnaire (2014), dan skala
Internal-External Locus of Control Scale (1966). Peneliti lalu melakukan
translasi skala sehingga skala bisa dipahami oleh subjek.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah melakukan tahap persiapan penelitian peneliti melanjutkan ke
tahap pelaksanaan penelitian. Pada tahap ini, peneliti akan memberikan skala
kepada sampel penelitian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu
sebanyak 304 orang. Pengambilan sampel dilakukan di beberapa fakultas di
Universitas Sumatera Utara.
3. Tahap Pengolahan Data
Setelah data diperoleh maka peneliti melakukan analisis data dengan
G. Metode Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan program
Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 16. Sebelum data-data
yang terkumpul dianalisa, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang
meliputi:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.
Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametrik,
asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut
terdistribusi secara normal. Uji normalitas pada penelitian ini dengan
melihat koefisien dengan menggunakan teknik One-SampleKolmogorov
Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai koefisien p > 0.005.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas ini digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel yaitu
variabel bebas (locus of control) dan variabel terikat (social loafing)
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji
linearitas dalam penelitian ini dilakukan melalui Test for Linearity pada
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diberikan gambaran umum tentang subjek penelitian
dan hasil penelitian yang berkaitan dengan analisa terhadap data penelitian
yang diperoleh. Analisa data pada bab ini berkaitan dengan masalah yang akan
dijawab maupun variabel yang akan diteliti peneliti, serta berkaitan dengan
analisa tambahan.
A. ANALISA DATA
1. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini berjumlah 304 mahasiswa yang menempuh
pendidikan di Perguruan Tinggi di Medan. Berikut ini merupakan deskripsi
dari subjek penelitian berdasarkan usia dan jenis kelamin.
1.1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, penyebaran subjek penelitian dapat
digambarkan seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase
Laki-laki 120 orang 39,47%
Perempuan 184 orang 60,53%
Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa mayoritas subjek penelitian adalah
perempuan. Subjek perempuan berjumlah 184 orang (60,53%) sedangkan
subjek laki-laki berjumlah 120 orang (39,47%).
1.2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Berdasarkan usia, penyebaran subjek penelitian dapat digambarkan seperti
pada tabel berikut ini:
Tabel 4. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Usia Jumlah (N) Persentase
18 tahun 39 orang 12,83%
19 tahun 192 orang 63,16%
20 tahun 67 orang 22,04%
21 tahun 5 orang 1,64%
22 tahun 1 orang 0,33%
Total 304 orang 100%
Dari tabel 4, dapat diketahui bahwa mayoritas subjek penelitian adalah
subjek yang berusia 19 tahun yang berjumlah 192 orang (63,16%), dan subjek
yang paling sedikit berusia 22 tahun sebanyak 1 orang (0,33%).
1.3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Fakultas/Jurusan
Berdasarkan fakultas atau jurusan subjek, penyebaran subjek penelitian
Tabel 5. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Fakultas/Jurusan
Fakultas/Jurusan Jumlah (N) Persentase
Hukum 95 orang 31,25%
Fisip/Ilmu Komunikasi 70 orang 23,03% Pertanian/Agribisnis 62 orang 20,39%
Kedokteran 45 orang 14,80%
Ekonomi/Manajemen 17 orang 5,59%
Fasilkom/TI 15 orang 4,93%
Total 304 orang 100%
Dari tabel 5, dapat diketahui bahwa mayoritas subjek penelitian berasal
dari fakultas hukum yaitu sebanyak 95 orang (31,25%), dan subjek paling
sedikit berasal dari fakultas ilmu komputer yaitu sebanyak 15 orang (4,93%).
1.4. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Preferensi Jumlah Anggota Kelompok
Berdasarkan preferensi jumlah anggota kelompok, penyebaran penelitian
dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 6. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Preferensi Jumlah Anggota Kelompok
Jumlah Anggota Jumlah (N) Persentase
2-5 orang 206 orang 67,76%
6-10 orang 98 orag 32,24%
Total 304 orang 100%
Dari tabel 6, dapat diketahui bahwa mayoritas subjek penelitian adalah
dan 98 orang (32,24%) subjek yang memilih untuk berada di dalam kelompok
yang berjumlah 6-10 orang.
2. Hasil Penelitian
2.1. Hasil Uji Asumsi
Sebelum data yang terkumpul dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi yang meliputi:
2.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data
penelitian telah menyebar secara normal. Uji normalitas menggunakan teknik
One Sample Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal jika
nilai p > 0.05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini.
Tabel 7. Normalitas Sebaran Variabel Locus of Control dan Variabel Social-Loafing
Variabel Sig.
Locus of Control 0,191
Social Loafing 0,064
Dari tabel 7, dapat dilihat bahwa data penelitian alat ukur locus of control
terdistribusi normal (p>0,05), dan untuk alat ukur social loafing juga
2.1.2. Uji Linieritas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data
penelitian, yaitu variabel locus of control dan social loafing memiliki
hubungan linear atau tidak. Kedua variabel dikatakan memiliki hubungan yang
linear jika nilai p<0,05. Hasil uji linearitas adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Pengujian Linearitas
Variabel F P Keterangan
Locus of control
dengan Social loafing 55,442 0,000 Linear
Berdasarkan tabel 8, diperoleh linearitas 0,000 (p<0,05) untuk variabel
locus of control dan social loafing. Hal ini dapat menunjukkan bahwa terdapat
hubungan linear antara variabel locus of control terhadap social loafing.
2.2. Hasil Utama Penelitian
2.2.1. Uji Korelasi
Untuk menjawab hipotesa yang diajukan oleh peneliti, digunakan uji
analisis korelasi Person product moment. Adapun hipotesa penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Hₒ (hipotesa nihil) : tidak ada hubungan antara locus of control dengan
social loafing pada mahasiswa.
2. Hₐ (Hipotesa alternatif) : ada hubungan antara locus of control dengan
Tabel 9. Korelasi Antara Locus Of Control dengan Social Loafing
Locus of Control Social Loafing
Locus of
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada hubungan antara locus of control dengan
social loafing pada mahasiswa dengan nilai p=0,000 (lebih kecil dari 0,05),
maka hipotesis nihil (H0) yang menyatakan tidak ada hubungan antara locus of
control dengan social loafing ditolak. Hubungan antara locus of control dan
social loafing adalah positif, yaitu semakin rendah skor (artinya semakin
internal) locus of control yang diperoleh individu, maka semakin rendah juga
kecenderungan individu melakukan social loafing, begitu juga dengan
sebaliknya.
2.3. Hasil Tambahan Penelitian
2.3.1. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik
a. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Locus of Control dan Social Loafing
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran mengenai locus of control
dan social loafing dari subjek penelitian. Berikut adalah perbandingan nilai
Tabel 10. Deskripsi Data Penelitian Locus of Control dan Social Loafing
Variabel Data Hipotetik Data Empirik
Mean Min Maks SD Mean Min Maks SD
locus of control yang dimiliki subjek penelitian relatif internal.
Berdasarkan tabel 10 diperoleh mean empirik social loafing adalah sebesar
12,62 dengan standar deviasi sebesar 3,311 dan mean hipotetik sebesar 17,5
dengan standar deviasi sebesar 3,5. Nilai mean hipotetik lebih besar daripada
mean empirik dengan selisih 4,88. Hasil ini menunjukkan bahwa social loafing
yang dimiliki subjek penelitian relatif rendah.
2.4. Kategorisasi Data
2.4.1. Kategorisasi Locus of Control
Norma kategorisasi yang digunakan pada locus of control adalah sebagai
berikut:
Tabel 11. Norma Kategorisasi Locus of Control
Rentang Nilai Kategorisasi
(µ+0.5 SD) < X Internal
(µ-0.5SD) ≤ X ≤ (µ+0.5 SD) Netral
Adapun kategorisasi locus of control pada subjek penelitian adalah sebagai
berikut:
Tabel 12. Kategorisasi Skor Locus of Control
Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase Locus of
Berdasarkan tabel 12 diketahui bahwa terdapat subjek penelitian dengan
locus of control eksternal sebanyak 51 orang (16,78%), subjek yang memiliki
locus of control internal dan eksternal (netral) sebanyak 111 orang (36,51%),
dan 141 (46,71%) subjek memiliki locus of control internal.
2.4.2. Kategorisasi Social Loafing
Norma kategorisasi yang digunakan pada social loafing adalah sebagai
berikut:
Tabel 13. Norma Kategorisasi Social Loafing
Rentang Nilai Kategorisasi
(µ+0.5 SD) < X Tinggi
(µ-0.5SD) ≤ X ≤ (µ+0.5 SD) Sedang
X < (µ-0.5 SD) Rendah
Adapun kategorisasi social loafing pada subjek penelitian adalah sebagai
berikut:
Tabel 14. KategorisasiSocial Loafing
Berdasarkan tabel 14 dapat dilihat bahwa subjek dengan tingkat social
loafing yang tinggi ada sebanyak 7 orang (2,30%), subjek dengan social
loafing sedang sebanyak 54 orang (17,76%), dan 243 (79,93%) subjek berada
di kategori dengan tingkat social loafing yang rendah.
2.5. Gambaran Locus of Control dan Social loafing Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada penelitian ini diperoleh gambaran locus of control dan social loafing
berdasarkan jenis kelamin dilihat dari mean skor subjek.
Tabel 15. Gambaran SkorBerdasarkan Jenis Kelamin Subjek
Jenis Kelamin N Variabel Mean
Laki-laki 120 Locus of Control 9,76
Social Loafing 12,65
Perempuan 184 Locus of Control 9,88
Social Loafing 12,59
Dari tabel 15, dapat dilihat bahwa nilai mean skor yang didapatkan subjek
yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan nyaris sama. Hal ini
menunjukkan tidak begitu ada perbedaan pada locus of control dan social
loafing pada laki-laki dan perempuan.
2.6. Gambaran Locus of Control dan Social Loafing Berdasarkan Usia
Pada penelitian ini diperoleh gambaran locus of control dan social loafing
Tabel 16. Gambaran SkorBerdasarkan Usia Subjek Penelitian
Dari tabel 16, meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan dapat dilihat
bahwa nilai mean skor locus of control lebih tinggi dimiliki subjek berusia
18-19 tahun, sedangkan mean skor social loafing lebih tinggi dimiliki oleh subjek
berusia 20-22 tahun.
2.7. Gambaran Social Loafing Berdasarkan Fakultas
Pada penelitian ini diperoleh gambaran locus of control dan social loafing
berdasarkan fakultas dilihat dari mean skor subjek.
Tabel 17. Gambaran SkorBerdasarkan Fakultas Subjek Penelitian
Fakultas N Variabel Mean
Ekonomi/Manajemen 17 Locus of Control 7,35
Social Loafing 11,52
Pertanian/Agribisnis 62 Locus of Control 9,66
Social Loafing 12,91
Kedokteran 45 Locus of Control 9,82
Social Loafing 13,28
Fasilkom/TI 15 Locus of Control 11,8
Dari tabel 17, dapat dilihat bahwa mean skor locus of control yang
tertinggi dimiliki subjek penelitian yang berasal dari Fakultas Ilmu Komputer
dengan nilai mean 11,8 dan mean skor locus of control terendah dimiliki
subjek yang berasal dari Fakultas Ekonomi dengan nilai mean 7,35 dan mean
skor locus of control tertinggi berasal dari Fakultas Ilmu Komputer. Hanya
mean skor dari Fakultas Ekonomi yang masuk ke dalam kategori locus of
control internal.
Sedangkan mean skor social loafing dimiliki subjek yang berasal dari
Fakultas Kedokteran dengan nilai mean 13,28 dan mean skor social loafing
terendah dimiliki oleh subjek yang berasal dari Fakultas Ekonomi dengan nilai
mean 11,8. Semua nilai mean subjek dari setiap fakultas termasuk ke dalam
kategori social loafing yang rendah.
B. PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa locus of control memiliki
hubungan dengan social loafing pada mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari
besar nilai korelasinya (r) yaitu 0,393 dengan p=0,00. Nilai r yang positif
menunjukkan bahwa arah hubungan locus of control dengan social loafing
adalah positif, yang berarti semakin internal locus of control subjek maka
semakin rendah kecenderungan subjek melakukan social loafing, begitu juga
sebaliknya. Penelitian oleh Fini dan Yousefzadeh (2006) menyatakan bahwa
yang diberikan kepada mereka dan percaya prestasi mereka akan sangat
bergantung pada usaha yang mereka berikan. Didukung dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hart dkk (2004) yang menyatakan bahwa siswa yang memiliki
motivasi berprestasi yang tinggi akan kebal terhadap kecenderungan
melakukan social loafing karena mereka akan bekerja keras pada
bentuk-bentuk tugas yang bisa meningkatkan prestasi mereka.
Menurut Bernardi (2001), Schultz & Schultz (2009), dan Stewart (2012)
individu dengan locus of control internal memiliki ciri-ciri seperti memiliki
kontrol diri yang baik, memiliki aspirasi dan inisiatif yang tinggi dalam
mencapai tujuan, dan aktif mencari informasi. Berdasarkan karakteristik
tersebut, mahasiswa dengan locus of control internal diprediksi memiliki
kecenderungan yang rendah untuk melakukan social loafing. Sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Suryaningrum dkk (2012) individu dengan
locus of control internal akan enggan untuk melakukan perilaku yang tidak etis
dan bertanggung jawab pada pekerjaan mereka. Berdasarkan pemaparan
sebelumnya, individu dengan locus of control internal akan memiliki
kecenderungan untuk melakukan social loafing yang kecil. Mereka akan
merasa bertanggung jawab pada tugas yang diberikan baik tugas individual
maupun tugas kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian tambahan pada Tabel 12 terlihat bahwa
mayoritas subjek penelitian berada di kategori internal dan diikuti dengan
subjek penelitian yang berada di kategori netral. Menurut Schultz & Schultz
seseorang, dimana seseorang cenderung lebih internal seiring dengan
bertambahnya usia, dan puncaknya pada usia dewasa madya. Mereka juga
menyebutkan bahwa kebanyakan mahasiswa cenderung memiliki locus of
control internal. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa yang berusia 19-22
tahun, jika berpedoman pada penjelasan di atas, wajar jika 46,71% subjek
penelitian termasuk dalam kategori. Akan tetapi perlu diingat bahwa faktor
usia bukan menjadi faktor utama yang bisa mempengaruhi locus of control, ada
juga faktor lain seperti faktor ras, kondisi ekonomi, dan keluarga.
Dari tabel 14, diperoleh hasil bahwa 79,93% subjek penelitian memiliki
kecenderungan untuk melakukan social loafing yang rendah, 17,76% subjek
dengan kecenderungan yang sedang, dan 2,30% subjek dengan kecenderungan
yang tinggi. Dapat dilihat berarti mahasiswa pada beberapa fakultas di
Universitas Sumatera Utara memiliki kecenderungan untuk melakukan social
loafing yang rendah. Hal ini mungkin bisa disebabkan oleh faktor jumlah
kelompok yang biasanya dibentuk saat subjek melakukan tugas kelompok.
Tabel 6 menunjukkan bahwa mayoritas subjek (67,76%) lebih menyukai untuk
bekerja di dalam kelompok yang beranggotakan 2-5 orang dibandingkan
bekerja di dalam kelompok yang beranggotakan lebih dari 5 orang. Salah satu
faktor yang mempengaruhi social loafing adalah besarnya ukuran kelompok.
Latane, Williams, & Harkins (1979) menyatakan bahwa semakin besar anggota
kelompok akan meningkatkan kecenderungan seseorang untuk melakukan
social loafing. Individu akan merasa kontribusinya terbagi dengan anggota
Hasil tambahan lainnya adalah tidak terdapat perbedaan gender yang
mencolok baik dari variabel locus of control maupun variabel social loafing.
Tidak ada gender yang mendominasi salah satu variabel, dilihat dari tabel 15,
mean skor laki-laki dan perempuan nyaris sama dan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan. Pada tabel 17, hasil mean skor subjek berdasarkan fakultas
menyatakan bahwa mayoritas subjek berada pada kategori locus of control
yang netral, hanya subjek dari Fakultas Ekonomi yang berada pada kategori
locus of control internal. Sedangkan pada mean skor social loafing, semua
fakultas berada pada kategori social loafing yang rendah, tetapi fakultas
Kedokteran memperoleh skor mean yang paling tinggi yang berarti subjek dari
Fakultas Kedokteran memiliki kecenderungan untuk melakukan social loafing
yang lebih besar dibandingkan subjek penelitian dari fakultas-fakultas lain.
Salah satu metode pembelajaran dari Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) adalah tugas kelompok. Dari hasil penelitian, mahasiswa menunjukkan
bahwa mereka memiliki kecenderungan yang rendah untuk melakukan social
loafing, hal ini berarti metode pembelajaran tugas kelompok dari KBK berhasil
diterapkan karena dari hasil penelitian mahasiswa tidak menunjukkan
hambatan dalam melakukan tugas secara berkelompok. Faktor budaya juga
mungkin berperan dalam rendahnya kecenderungan mahasiswa melakukan
social loafing. Alasan mahasiswa enggan melakukan loafing bisa disebabkan
oleh budaya kolektivisme yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Penelitian
oleh Early (1989) menyatakan bahwa social loafing lebih sering terjadi pada
akan menempatkan tujuan dan pekerjaan kelompok sebagai hal yang utama.
Selain itu, mereka juga percaya bahwa kontribusi individu sangat penting bagi
keberhasilan kelompok (Earley, 1989). Faktor budaya kolektivisme inilah yang
bisa menjadi penyebab mahasiswa USU cenderung enggan melakukan social
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab berikut ini akan berisi mengenai kesimpulan atas sejumlah hasil
yang diperoleh dalam penelitian ini. Diawali dengan penjabaran kesimpulan
dari penelitian ini dilanjutkan dengan penjabaran saran-saran yang diharapkan
dapat berguna bagi penelitian yang akan datang dengan tema yang diangkat
dalam penelitian ini.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan pada bagian
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut.
1. Sesuai dengan hasil penelitian, locus of control terbukti memiliki hubungan
positif dengan social loafing. Semakin internal locus of control yang
dimiliki individu maka semakin rendah kecenderungan mahasiswa untuk
mengurangi usahanya saat mengerjakan tugas kelompok, demikian
sebaliknya.
2. Hasil penelitian menunjukkan kebanyakan subjek penelitian memiliki locus
of control internal.
3. Mayoritas subjek penelitian memiliki kecenderungan social loafing yang
rendah dan hanya 7 subjek penelitian yang memiliki kecenderungan social
4. Mayoritas subjek penelitian memilih untuk bekerja di dalam kelompok yang
beranggotakan 2-5 orang dibandingkan bekerja di kelompok yang
anggotanya lebih dari 5 orang.
5. Tidak ada perbedaan gender baik pada variabel locus of control maupun
pada variabel social loafing pada subjek penelitian.
6. Metode pembelajaran tugas kelompok dari Kurikulum Berbasis Kompetensi
berhasil diterapkan oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara, terbukti
dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa
memiliki kecenderungan social loafing yang rendah.
7. Budaya kolektivisme yang dianut di Indonesia bisa menjadi penyebab
mahasiswa USU enggan melakukan social loafing.
B. Saran
Adapun saran-saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
1. Saran Metodologis
a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengungkap variabel lainnya yang
berhubungan dengan locus of control dan social loafing.
b. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengontrol pengambilan data
dengan lebih baik untuk meminimalisir kesalahan yang muncul baik dari
2. Saran Praktis
a. Untuk mengurangi social loafing pada tugas berbasis kelompok maka
mahasiswa diharapkan melakukan evaluasi atau pertemuan rutin agar dapat
meningkatkan kohesivitas kelompok dan bisa mengurangi hal-hal yang
menjadi penyebab social loafing.
b. Pemberian tugas kelompok sebaiknya disertai dengan reward yang bisa
memacu motivasi berprestasi mahasiswa sehingga mahasiswa bisa
mengurangi alasan untuk melakukan social loafing.
c. Sebaiknya jenis tugas kelompok yang diberikan disesuaikan juga dengan
ukuran kelompok untuk menghindari pembagian tugas yang tidak sama rata