• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekstraksi Senyawa Flavonoid Kulit Durian dan Uji Efektivitasnya sebagai Biopestisida terhadap Walang Sangit (Leptocorisa acuta) -

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ekstraksi Senyawa Flavonoid Kulit Durian dan Uji Efektivitasnya sebagai Biopestisida terhadap Walang Sangit (Leptocorisa acuta) -"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

vi

ABSTRAK

Riska Yuliana Siregar1, Yessie Patricia2, 2017. “Ekstraksi Senyawa Flavonoid Kulit Durian dan Uji Efektivitasnya sebagai Biopestisida terhadap Walang Sangit (Leptocorisa acuta)”. Skripsi. Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing: Dr. Ratna Dewi Kusumaningtyas, S.T., M.T.

Kasus keracunan pestisida mencapai tiga juta kasus pertahun, dan kasus paling banyak terjadi di negara berkembang seperti Indonesia (FAO, 2002). Peristiwa ini terjadi karena kurangnya kesadaran, keterampilan dan pengetahuan petani, serta lemahnya perundang-undang tentang pestisida di Indonesia. Oleh sebab itu, hal ini perlu ditanggulangi dengan membuat biopestisida yang praktis, ampuh, aman dan ramah lingkungan. Kulit durian mengandung senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid yang dapat digunakan sebagai senyawa aktif pada biopestisida. Saat musim durian, limbah kulit durian dapat mencapai 100 ton per hari dan selama ini pemanfaatannya masih belum optimal, padahal limbah ini memiliki potensi yang luar biasa. Flavonoid pada kulit durian dapat digunakan sebagai biopestisida karena peranannya sebagai fumigan dan racun saraf yang sangat ampuh.

Proses yang dipilih untuk mengekstrak senyawa flavonoid dari kulit durian yaitu sokletasi, karena berdasarkan penelitian terdahulu, metode maserasi ataupun fermentasi hanya menghasilkan rendemen yang sedikit dan membutuhkan waktu serta biaya yang cukup besar. Sokletasi dilakukan dengan variasi jenis pelarut (etanol, aseton dan diklorometana), jumlah siklus ekstraksi (3, 4 dan 5 siklus), dan massa umpan (10, 15 dan 20 gram). Dengan Response Surface Methodology pada aplikasi Design expert v.10, akan diperoleh variasi optimum yang dapat menghasilkan rendemen ekstrak dan flavonoid total terbanyak. Uji efektivitas ekstrak sebagai biopestisida kemudian dilakukan dengan cara menyemprotkan ekstrak dengan kadar yang bervariasi kepada walang sangit. Berdasarkan optimasi metode respon permukaan, dapat dihasilkan rendemen 67,11% dan flavonoid total lebih tinggi, yaitu 93,48 mg QE/g ekstrak dengan ekstraksi menggunakan pelarut etanol selama 5 siklus dan massa umpan 20 gram. Dari hasil uji efektivitas dengan metode LD50 di dapatkan dosis ekstrak yaitu 5%, dengan kandungan senyawa aktif flavonoidnya sebesar 90 g/L untuk mematikan setengah dari jumlah walang sangit dalam waktu 2 menit.

Keyword: biopestisida, flavonoid, kulit durian, ekstraksi soklet, walang sangit,

Referensi

Dokumen terkait

Maksud dari nadhom tersebut adalah jika dalam menuntut ilmu peserta didik sudah mendapatkan suatu ilmu meskipun hanya satu kalimat, peserta didik tersebut harus

More elaborate ditransitive constructions (constituent-wise) will occupy significantly larger portions of subcorpora with the progression of age. The number of

Herbisida Efektif, Efisien Dan Ramah Lingkungan Untuk Pengendalian Gulma Pada Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Di Provinsi Bengkulu.. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP

Pernyataan Saya dapat melakukan pendekatan kepada pasien yang mendapatkan antibiotika dengan mudah Saya dapat mengatasi pasien yang tidak taat dengan menggunakan antibiotika

Situs Baganjing adalah salah satu komplek pemakaman para Bupati Sukapura (Tasikmalaya) yang terletak di Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya. Seperti diketahui bahwa

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor risiko (faktor keturunan, merokok, IMT, olahraga, dan konsumsi kopi) yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia

a Timbang contoh 10 g sampai dengan 20 g W dengan teliti ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL, tambahkan 30 mL HNO3 pekat dan biarkan 15 menit; b panaskan perlahan selama 15 menit di

 Unit yang melakukan monitoring adalah Inspektorat Sekretariat Kabinet sebagai unit kerja yang bertugas melakukan monitoring dan evaluasi (monev) penyelenggaraan Strakom