• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pembiayaan Pada Lembaga Keuanga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Pembiayaan Pada Lembaga Keuanga"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Memperkuat sektor usaha kecil dan menengah sesungguhnya merupakan dasar bagi kita dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Bahkan, membangun usaha mikro merupakan sumber turunnya pertolongan dan rezeki dari Allah SWT, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW: ''kalian akan ditolong dan diberi rezeki dengan sebab kaum dhuafa di antara kalian'' (HR Daelami).

Membangun perekonomian nasional yang kuat, hanya dapat dilakukan manakala institusi ekonomi mikro negeri ini mendapatkan perhatian dan dukungan dari semua pihak, baik pemerintah, DPR, maupun masyarakat lain secara keseluruhan. Inilah paradigma yang harus dibangun dan ditanamkan, agar problematika kemiskinan dan pengangguran yang terjadi di Tanah Air tercinta ini dapat diatasi.

Dilihat dari potensi dan sumber pendanaan yang sudah berjalan, sebenarnya LKMS memiliki potensi pembiayaan dan pengelolaan dana ekonomi umat yang cukup besar. Jika pengelolaan dana umat bisa dilakukan secara terpadu antarinstitusi keuangan syariah, maka hal tersebut akan menjadi sumber kekuatan yang sangat besar.

Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis akan membahas lebih lanjut tentang analisis pembiayaan pada lembaga keuangan mikro syariah seperti BPRS (Bank Perkreditan Rakyat syariah), BMT (Baitul Mal Wat Tamwil) dan Koperasi Syariah berikut ulasannya.

B. Tujuan dan Manfaat

1. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :

a. Untuk mengetahui Gambaran umum pembiayaan yang dijalankan pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah

b. Untuk mengetahui pembiayaan yang layak yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Mikro Syariah

(2)

a. Bagi akademisi yaitu sebagai upaya untuk menambah khazanah pengetahuan di bidang ekonomi islam dan memberikan tambahan informasi tentang perkembangan produk pembiayaan pada LKMS.

b. Bagi praktisi yaitu sebagai upaya untuk mendukung perkembangan produk pembiayaan di Lembaga Keuangan Mikro Syariah agar bisa meningkatkan mutu pembiayaan dan pelayanan pada produk pembiayaan tersebut.

c. Bagi masyarakat yaitu sebagai upaya untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pembiayaan pada LKMS.

PEMBAHASAN A. Pengertian Pembiayaan

Pada dasarnya fungsi utama Lembaga Keuangan Mikro Syariah tidak jauh beda dengan lembaga keuangan mikro konvensional yaitu menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya kembali atau lebih dikenal sebagai fungsi intermediasi. Dalam prakteknya bank syariah menyalurkan dana yang diperolehnya dalam bentuk pemberian pembiayaan, baik itu pemmbiayaan modal usaha maupun untuk komsumsi.

Adapun pengertian pembiayaan menurut berbagai literatur yang ada sebagai berikut :

1. Pasal 1 ayat (25) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,1 menyatakan: Pembiayaan adalah

penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah

b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna

d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh

e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.

2. Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yag telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain,

(3)

pembiyaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.

3. Sedangkan menurut M. Syafii Antonio, pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit2.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk mendukung investasi yang telah direncanakan berdasarkan kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalakn atau bagi hasil.

Pembiyaan merupakan salah satu tugas pokok Lembaga Keungan Mikro Syariah, yaitu pemberiaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang membutuhkan pembiyaan. Menurut sifat penggunaannya pembiayaan dapat dibagi menjadi 2 (dua) hal berikut3:

1. Pembiyaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produk perdagangan maupun investasi.

2. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan. Kebutuhan konsumsi dapat dibedakan atas 2 (dua), yaitu diantaranya:

a. Kebutuhan primer, adalah kebutuhan pokok, baik berupa barang, seperti makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal maupun berupa jasa, seperti pendidikan dasar dan pengobatan.

b. Kebutuhan sekunder, adalah kebutuhan tambahan yang secara kwantitatif maupun kualitatif lebih tinggi atau lebih mewah dari kebutuhan primer, baik berupa barang, seperti bangunan rumah, kendaraan, perhiasan maupun jasa seperti pendidikan, pariwisata, hiburan dan sebagainya.

Dalam penyaluran dana yang berhasil dihimpun dari nasabah atau masyarakat, LKMS menawarkan beberapa produk perbiayaan, yaitu4:

2 M. Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insansi Press, 2001), hal.160.

3 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, 2005) hal. 17.

(4)

1. Pembiayaan Mudharabah, adalah LKMS (mudharib) menyediakan modal investasi atau modal kerja secara penuh, sedangkan nasabah (shahibul maal) menyediakn proyek atau usaha (amal) lengkap dengan manajemennya. Hasil keuntungan dan kerugian (bagi hasil) yang dialamai nasabah dibagikan dan ditanggung bersama antara LKMS dan nasabah dengan ketentuan sesuai kesepakan bersama (ijab-qabul). Prinsip mudharabah dalam perbankan digunakan untuk menerima simpanan dari nasabah, baik dalam bentuk tabungan atau deposito dan juga untuk pembiyaan.

2. Pembiayaan Musyarakah, adalah pembiyaan sebagian dari modal usaha, yang mana pihak LMKS dapat dilibatkan dalam manajememnnya. Modal yang disetor dapat berupa uang, barang perdagangan (trading asset), property dan barang-barang yang dapat dinilai dengan uang.

3. Pembiayaan Murabahah, dalam istilah fiqh adalah akad jual beli atas barang tertentu, dalam transaksi jual beli tersebut, penjual dengan menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan termasuk harga pembelian dan keungungan yang diambil, sedangkan murabahah dalam teknis lkms adalah akad jual beli antara lkms dengan nasabah. Adapun rukun dan syarat murabahah sebagai berikut; Penjual, Pembeli, barang yang diperjualbelikan, Harga dan Ijab-qabul. 4. Pembiayaan Salam diaplikasikan dalam pembiayaan jangak pendek untuk produk

agrobisnis atau industri jenis lainnya.

5. Pembiayaan Istishna diaplikasikan dalam bentuk pembiayaan manufaktur, industri kecil-menengah dan kontruksi. Dalam pelaksanaannya pembiayaan istishna dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pihak produsen ditentukan oleh bank atau pihak produsen ditentukan oleh nasabah. Pelaksanaan salah satu dari kedua cara tersebut harus ditentukan dimuka dalam akad oleh kedua belah pihak. 6. Pembiyaan Ijarah Muntahiya Bittamlik (sewa beli) adalah akad sewa suatu barang

antara bank dengan nasabah, dimana nasabah diberi kesempatan untuk membeli obyek sewa pada akhir akad atau dalam dunia usaha dikenal dengan finance lease. Harga sewa dan harga beli ditetapkan bersama diawal perjanjian.

(5)

8. Rahn adalah produk lkms yang disediakan untuk membantu nasabah dalam pembiyaan kegiatan multiguna dan lkms hanya memperoleh imbalan atas penyimpanan, pemeliharaan, asuransi dan administrasi barang yang digadaikan.

B. LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah) 1. Pengertian

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan unntuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan5. 2. Kegiatan Usaha

a. Kegiatan usaha LKM meliputi jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui Pinjaman atau Pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan Simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha.

b. Kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dapat dilakukan secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah.

3. Tujuan:

a. Meningkatkan akses pendanaan skala mikro bagi masyarakat;

b. Membantu peningkatan pemberdayaan ekonomi dan produktivitas masyarakat; dan

c. Membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakt miiskin dan/atau berpenghasilan rendah.

Secara sederhana prinsip-prinsip lembaga keuangan syariah dalam menjalankan usahanya terdiri atas6:

1) Pelarangan terhadap (suku bunga), karena dilarangnya sistem bunga, maka penyedia dana dan pengusaha harus membagi resiko bisnis dan juga tingkat pengembalian yang disepakati.

2) Uang bukan sebagai modal tetapi akan menjadi modal jika sudah dipindahtangankan/ tukar dengan sumberdaya untuk melaksanakan aktivitas yang produktif sehingga uang disini diartikan sebagai konsey yang mengalir (flow concept).

3) Pelarangan terhadap perilaku spekulasi.

5 www.ojk.go.id

(6)

4) Prinsip ta’awun (tolong-menolong) yaitu prinsip saling membantu sesama dalam meningkatkan taraf hidup melalui mekanisme kerja sama ekonomi dan bisnis.

5) Prinsip tijaroh (bisnis) yaitu prinsip mencari laba dengan cara yang dibenarkan oleh syariah. Lembaga keuangan Islam harus dikelola secara profesional, sehingga dapat mencapai prinsip efektif dan efesien.

6) Di samping sebagai lembaga bisnis, lembaga keuangan syariah juga menjalankan fungsi sebagai lembaga sosial.

Adapun LKMS adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan (simpanan) maupun deposito dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah melauli mekanisme yang lazim dalam dunia perbankan7.

Sehingga secara konsepsi LKMS adalah suatu lembaga yang di dalamnya mencakup dua jenis kegaitan sekaligus yaitu:

1) Kegiatan mengumpulkan dana dari berbagai sumber seperti: zakat, infaq dan shodaqoh serta lainya yang dibagikan/disalurkan kepada yang berhak dalam rangka mengatasi kemiskinan, dan

2) Kegiatan produktif dalam rangka nilai tambah baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang bersumber daya manusia.

LKMS merupakan kelompok swadaya masyarakat sebagai lembaga ekonomi rakyat yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dengan berdasar prinsip syariah untuk meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha kecil dalam upaya pengentasan kemiskinan. Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa LKMS adalah Suatu lembaga keuangan mikro yang menggabungkan unsur profit motive dan unsur nirlaba (sosial) dalam kegiatan usahanya yang dijalankan sesuai dengan ketentuan syariah.

Sifat usaha LKMS yang berorientasi pada bisnis dimaksudkan supata pengelolaan LKMS dapat dijalankan secara profesional, sehingga mencapai tingkat efisiensi tertinggi. Dari sinilah LKMS akan mampu memberikan bagi hasil yang

(7)

kompetitif kepada deposannya serta mampu meningkatkan kesejahteraan para pengelolanya sejajar dengan lembaga lainnya. Sedangkan aspek sosial LKMS berorientasi pada pengingkatan kehidupan anggota dan masyarakat sekitar yang membutuhkan.

4. Prinsip Utama Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS)

Teori pelaksanan usaha LKMS berpegang teguh pada prinsip utama sebagai berikut8:

a. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan mengimplementasikan pada prinsip prinsip-prinsip syariah dan muamalah islam ke dalam kehidupan nyata. b. Keterpaduan, yakni nilai-nilai spritual dan moral menggerakan etika bisnis yang

dinamis, proaktif, progresif, adil dan berakhlaq mulia.

c. Kekeluargaan, yakni mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Semua pengolah pada setiap tingkatan, pengurus dengan semua lininya serta anggota, dibangun rasa kekeluargaan, sehingga akan tumbuh rasa saling melindungi dan menanggung.

d. Berikut Kebersamaan, yakni kesatuan pola pikirm sikap dan cita-cita antar semua elemen LKMS. Antara pengelola dan pengurus harus memiliki satu visi dan bersama-sama anggota untuk memperaiki kondisi ekonomi dan sosial.

e. Kemandirian, yakni mandiri di atas semua golongan politik. Mandiri juga berarti tidak tergantung dengan dana-dana pinjaman dan “bantuan” tetapi senantiasa proaktif menggalang dana masyarakat sebanyak-banyaknya.

f. Profesionalisme, yakni semangat kerja yang tinggi, yakni dilandari dengan dasar keimanan. Kerja yang tidak hanya berorientasi pada kehidupan dunia saja, tetapi juga kenikmatan dan kepuasan ruhani dan akhirat. Kerja keras dan cerdas yang dilandasi dengan bekal pengetahuna yang cukup, keterampilan yang terus ditingkatkan serta niat dan ghirah yang kuat. Semua itu dikenal dengan kecerdasan emosional, spritual dan intelektual. Sikap profesionalisme dibangun dengan semangat untuk terus belajar demi mencapai tingkat standar kerja yang tertinggi. g. Istiqomah, konsisten, konsekuenm kontinuitas/berkelanjutan tanpa henti dan tanpa

pernah putus asa. Setelah mencapai suatu tahap, maka maju lagi ke tahap biaya dan hanya kepada Allah SWT kita berharap.

C. Analisis Pembiayaan

a. Menilai kelayakan usaha calon peminjam

(8)

b. Menekan resiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan; dan c. Menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak

Setelah tujuan analisis pembiayaan dirumuskan dan disepakati Analisis pembiayaan merupakan langkah penting untuk realisasi pembiayaan di lkms. Analisis pembiayaan yang dilakukan oleh pelaksana (pejabat) pembiayaan di lkms dimaksudkan untuk9:

oleh pelaksana pembiayaan, maka untuk selanjutnya dapat ditemukan pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk analisis pembiayaan.

Ada beberapa pendekatan analisis pembiyaan yang dapat diterapkan oleh para pengelola lkms yaitu10:

a. Pendekatan jaminan artinya lkms dalam memberikan pembiayaan selalu memperhatikan kuantitas dan kualitas jaminan yang dimiliki oleh peminjam.

b. Pendekatan Karakter artinya lkms mencermati secara sungguh-sungguh terkati dengan karakter nasabah.

c. Pendekatan Kemampuan Pelunasan artainya lkms menganalis kemampuan nasabah untuk melunasi jumlah pembiayaan yang telah diambil.

d. Pendekatan dengan Studi Kelayakan artinya lkms memperhatikan kelayakan usaha yang dijalankan oleh nasabah peminjam.

e. Pendekatan Fungsi-fungsi Bank artinya bank memperhatikan fungsinya sebagai lembaga intermediary keuangan, yaitu mengatur mekanisme dana yang dikumpulkan dengan dana yang disalurkan.

2. Prinsip Analisis Kelayakan Pembiayaan

Prinsip adalah sesuatu yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan suatu tindakan. Prinsip analisis pembiayaan adalah pedoman-pedoman yang harus diperhatikan oleh pejabat pembiayaan lkms pada saat melakukan analisis pembiyaan. Secara umum, prinsip analisis pembiayaan didasarkan pada rumus 5C, yaitu11:

1. Character, artinya sifat atau karakter nasabah pengambil pinjaman.

9 Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), hal. 165.

10Ibid., hal. 171.

(9)

2. Capacity, artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan mengembalikan pinjaman yang diambil.

3. Capital, artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam.

4. Colleteral, artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam kepada bank.

5. Condition, arinya keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak.

Prinsip 5C tersebut terkadang ditambahkan dengan 1C, yaitu Consistant artinya hambatan-hambatan yang mungkin menggangu proses usaha. Untuk lkms, dasar analisis 5C belumlah cukup. Sehingga perlu memperhatikan kondisi sifat Amanah, Kejujuran, Kepercayaan, dari masing-masing nasabah.

Berdasasrkan prinsip-prinsip analisis pembiayaan tersebut di atas, maka aspek-aspek yang diperhatikan untuk memutuskan calon nasabah memiliki tingkat kelayakan atau tidak, perlu dilakukan analisis terhadap aspek-aspek berikut12:

a. Evaluasi Pasar dan Pemasaran Hasil produksi

Kemampuan perusahaan menciptakan dana untuk mengembalikan pembiayaan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan pemasaran hasil produksi mereka. Semakin maju dan berhasil pemasran hasil produksi, akan semakin besar kemampuan perusahaan meningkatkan jumlah penjualan dan keuntungan mereka.

b. Aspek analisis pembiayaan ada 4, yaitu: Internal, Strategi pemasaran perusahaan dari 4P (Marketing Mix) yaitu:

1) Products (Produk yang dihasilkan perusahaan)

2) Place (Strategi distribusi Produk)

3) Price (Strategi Harga penjualan Produk)

4) Promotion (Strategi Promosi Produk)

c. Eksternal, berupa:

1) Perkembangan kehidupan ekonomi umum

2) Perkembangan keadaan politik Negara

3) Perkembangan suasana persaingan pasar

4) Perturan atau keputusan pemerintah

KESIMPULAN

(10)

Usaha mikro dan kecil memegang peran yang sangat penting bagi perekonomian suatu bangsa, begitu juga dengan Indonesia. Peran usaha mikro dan kecil dapat ditunjukkan oleh kontribusinya terhadap jumlah unit usaha, penyerapan tenaga kerja dan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang mana semakin meningkat setiap tahunnya. Melihat gambaran umum masyarakat yang sampai saat ini masih sangat membutuhkan pembiayaan sebagai tambahan dana baik untuk modal usaha, konsumsi, investasi maupun membeli barang-barang yang dibutuhkan, maka keberadaan lembaga keuangan sangat membantu masyarakat. Lembaga keuangan berbasis syariah diharapkan bisa menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia yang sebagian besar beragama Islam. Lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) merupakan institusi yang diharapkan dapat memberikan jawaban terhadap persoalan pembiayaan UMKM ini.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang No.21 Tahun 2008

M. Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insansi Press, 2001), hal.160.

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, 2005) hal. 17.

syairahcooperation.blogspot.com

www.ojk.go.id

Ridwan, Muhammad. Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil (BMT), (Yogyakarta: UII Press. 2004), hal. 115.

(11)

Ridwan, Muhammad. Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil (BMT), (Yogtakarta: UII Press,2004), hal 129.

Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), hal. 165. Ibid., hal. 171.

Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, M.B.A dan Andria Permata Veitzhal, B. Acct, B. M.B.A. Islamic Financial Management, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hal.348

Ibid., hal. 171.

Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, M.B.A dan Andria Permata Veitzhal, B. Acct, B. M.B.A. Islamic Financial Management, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hal.348

Referensi

Dokumen terkait

Tahap operasional konkrit dapat digambarkan pada terjadinya perubahan positif ciri-ciri negatif tahap preoprasional, seperti dalam cara berfikir egosentris pada

Dari segi kuantitas, Dispermades Kabupaten Tegal menyatakan bahwa jumlah staf yang ada sampai saat sekarang masih kurang memadai dibandingkan dengan banyaknya beban

Berdasarkan hasil analisa signifikansi dapat diketahui nilai CR perusahaan menunjukkan adanya hubungan tidak signifikan atau tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan

Data juga menunjukkan bahwa tingkat kepemimpinan transformasional dan kinerja karyawan untuk responden dengan lama kerja 3 – 5 tahun masuk dalam kategori tinggi,

Dengan demikian, setelah melalui prosedur penelitian dan analisis data yang sesuai, penelitian ini telah mencapai tujuan dan membuktikan hipotesisnya yaitu, mampu membuktikan

Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI terhadap status gizi bayi 6-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas

Penerapan Model Problem Based Learning pada Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Media Lingkungan Sekolah 33 B.. Tempat

Pelayanan Kesehatan Gratis adalah semua pelayanan kesehatan dasar sesuai lampiran I dan lampiran II Peraturan Bupati ini, pada Puskesmas beserta Jaringannya