28 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa
Sri Rahayu (09220154)
Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang
ABSTRAK
Kreativitas merupakan bakat yang secara potensial dimiliki setiap orang, dapat diidentifikasi dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat. Layanan informasi sebagai salah satu bentuk layanan dalam program BK memiliki peran yang strategis dalam mengembangkan kreativitas belajar pada diri siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana hubungan layanan informasi dengan kreativitas belajar siswa di SMK Pancasila Purwodadi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Hubungan layanan informasi belum diketahui secara pasti dalam mengembangkan potensi siswa di SMK Pancasila Purwodadi, termasuk di dalamnya adalah kreativitas belajar, karena tidak pernah dilaksanakan evaluasi/penilaian secara berkala pada setiap pelaksanaa n layanan. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang signifikansi antara layanan informasi dan kreativitas belajar siswa kelas XI SMK Pancasila Purwodadi.Perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi product moment menunjukkan hasil bahwa rxy atau rhitung sebesar 0,3075. Apabila dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf kepercayaan 5% yaitu 0,195 maka rhitung > rtabel.
Kata Kunci : layanan informasi, kreativitas belajar, siswa SMK
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
Kreativitas merupakan bakat yang secara potensial dimiliki setiap orang, dapat diidentifikasi
dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat. Pengembangan kreativitas menjadi sesuatu yang mutlak
untuk dilakukan karena dengan berkreativitas seseorang dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan
dirinya yang merupakan kebutuhan pokok tertinggi dalam hidup manusia. Salah satu bentuk
kreativitas yang penting dimiliki oleh seorang individu, khususnya yang sedang menempuh
pendidikan adalah kreativitas belajar.
Kreativitas belajar merupakan potensi yang mutlak dimiliki oleh setiap peserta didik untuk
mencapai prestasi yang optimal dalam menempuh studi. Kreativitas belajar adalah kemampuan siswa
menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya baik berupa kemampuan mengembangkan infromasi yang
diperoleh dari guru dalam proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat
kombinasi yang baru dalam belajarnya. Asumsi ini memberi penegasan bahwasanya pengembangan
kreativitas belajar adalah suatu keharusan. Untuk melakukan hal tersebut, lembaga pendidikan
memiliki tanggung jawab paling besar. Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari sistem
pendidikan juga memiliki peran strategis dalam rangka pengembangan kreativitas belajar siswa.
Layanan bimbingan dan konseling yang sering diberikan oleh konselor adalah layanan
informasi. Layanan informasi berusaha memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka
perlukan. Dalam layanan ini, kepada peserta layanan disampaikan berbagai informasi. Informasi itu
kemudian diolah dan digunakan oleh individu untuk kepentingan hidup dan perkembangannya.
29 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
keterampilan, mengenal gaya belajar, menentukan dan mengambil cara belajar yang tepat serta
bertanggungjawab, sehingga mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.
Namun demikian tidak semua layanan informasi dapat mempengaruhi sikap. Layanan
informasi yang dapat mempengaruhi sikap sangat tergantung pada isi, sumber, dan media informasi
yang bersangkutan. Dilihat dari segi informasi, bahwa informasi yang menumbuhkan dan
mengembangkan sikap adalah layanan informasi yang berisi pesan yang bersifat persuasif (Tarmizi,
2010:47). Fenomena yang banyak terjadi bahwa layanan informasi efektivitasnya masih diragukan
jika dibandingkan layanan dalam setting kelompok maupun individual. Asumsi ini berdasar dari hasil
penelitian Tarmizi (2010:47) yang menyatakan bahwa layanan klasikal, misalkan dengan ceramah,
efektivitas dalam menumbuhkan sikap perlu dipertanyakan.
Guna mengetahui sejauh mana hubungan layanan informasi dengan kreativitas belajar siswa di
SMK Pancasila Purwodadi perlu dilaksanakan suatu kajian ilmiah terkait hal tersebut. Atas dasar
paparan ini maka penelitian dengan judul “Hubungan Layanan Informasi dengan Kreativitas Belajar
Siswa di SMK Pancasila Purwodadi” penting untuk dilaksanakan.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mendapatkan data
empiris berkenaan dengan:
a. Pelaksanaan layanan informasi di SMK Pancasila Purwodadi.
b. Tingkat kreativitas belajar siswa di SMK Pancasila Purwodadi.
c. Hubungan layanan informasi dengan kreativitas belajar siswa di SMK Pancasila Purwodadi.
TINJAUAN PUSTAKA Layanan Informasi
a. Definisi Layanan Informasi
Mc. Daniel (dalam Payitno, 2012:49) menambahkan bahwa yang dimaksud dengan layanan
informasi adalah aktivitas-aktivitas yang membantu individu mengintegrasikan pengetahuan,
pengalaman dan aspirasi yang berkaitan dengan pemahaman diri, pemahaman dunia kerja,
pemahaman kehidupan sosial dan pemahaman belajar.
Sedangkan Syamsu Yusuf dan Ahmad Juntika Nurihsan (2009:11) mendefinisikan layanan
informasi sebagai upaya membantu individu dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan
masalah-masalah pribadi, sosial, belajar dan karir serta merupakan suatu layanan pemenuhan
kebutuhan perkembangan individu sebagai proses integral dari program pendidikan.
b. Fungsi Layanan Informasi
Prayitno (2012:50) menjelaskan fungsi yang ingin dicapai dari layanan informasi di sekolah
adalah memberi bantuan kepada siswa dalam menyusun rencana pendidikannya secara cermat dan
tepat serta dapat dipertanggungjawabkan. Siswa pada tingkat SMK lebih condong pada
30 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
perencanaan pendidikan lanjutan, sehingga tujuan dari layanan infromasi merupakan suatu usaha
agar siswa mampu mengambil langkah-langkah yang relevan untuk mencapai keputusan tersebut.
c. Teknik Penyampaian Layanan Informasi
Layanan informasi dapat diselenggarakan secara langsung dan terbuka oleh guru
pembimbing kepada seluruh siswa di sekolah dan madrasah. Berbagai teknik dan media yang
bervariasi serta fleksibel dapat digunakan melalui format klasikal dan kelompok. Format yang
digunakan tentu tergantung jenis informasi dan karakteristik peserta layanan.
Menurut Tohirin (2008:149) menyebutkan bahwa teknik yang biasa digunakan untuk
layanan informasi adalah: Pertama, ceramah, tanya jawab dan diskusi. Teknik ini paling umum
digunakan dalam penyampaian informasi dalam berbagai kegiatan termasuk layanan bimbingan
dan konseling. Kedua, melalui media. Penyampaian infromasi bias dilakukan melalui media
tertentu seperti alat peraga, media tertulis, media gambar, poster, dan media elektronik seperti tape
recorder, film, televisi, internet dan lain-lain. Ketiga, acara khusus. Layanan infromasi melalui cara
ini dilakukan berkenaan dengan cara khusus di sekolah atau madarasah; misalnya :hari tanpa asap
rokok”, “hari kebersihan lingkungan hidup” dan lain sebagainya. Keempat, nara sumber. Layanan informasi juga bias diberikan kepada peserta layanan dengan mengundang nara sumber (manusia
sumber). Misalnya informasi tentang obat-obatan terlarang, psikotropika dan narkoba mengundang
nara sumber dari Dinas Kesehatan, Kepolisian atau dari instansi yang terkait.
Kreativitas Belajar
a. Pengertian Kreativitas Belajar
Kreativitas belajar diartikan sebagai kemampuan siswa menciptakan hal-hal baru dalam
belajarnya baik berupa kemampuan mengembangkan informasi yang diperoleh dari guru dalam
proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat kombinasi yang baru
dalam belajarnya.
Secara lebih rinci dengan mengutip konsep tentang kreativitas belajar oleh Raudsepp dalam
Engineering Education Development Project (Teaching Improvement Workshop) yang
dimodifikasi Achmad Binadja (2011) indikator kreativitas belajar meliputi: (1) Mempunyai
inisiatif; (2) Mempunyai minat luas; (3) Mandiri dalam berpikir; (4) Berani tampil beda; (5) Penuh
energi dan percaya diri; (6) Bersedia mengambil risiko; (7) Berani dalam pendirian dan keyakinan;
dan (8) Selalu ingin tahu. Dalam penelitian ini, kesembilan karakter tersebut yang dijadikan
sebagai acuan dalam pembuatan instrumen skala kreativitas belajar siswa.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Belajar Siswa
Kesempatan untuk belajar kreatif ditentukan oleh banyak faktor antara lain sikap dan minat
siswa, guru orang tua, lingkungan rumah dan kelas atau sekolah, waktu, uang dan bahan-bahan
(Conny Seniawan, dkk., 2005:40). Menurut Amabile (dalam Utami Munandar, 2004:113). Ada
31 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1) Sikap orang tua terhadap kreativitas anak
Orang tua yang percaya untuk memberikan kebebasan kepada anak cenderung
mempunyai anak kreatif. Mereka tidak otoriter, tidak selalu mau mengawasi dan mereka tidak
terlalu membatasi kegiatan anak. Anak yang kreatif biasanya mempunyai orang tua yang
menghormati mereka sebagai individu, percaya akan kemampuan mereka dan menghargai
keunikan anak. Orang tua anak kreatif menghargai prestasi anak, mereka mendorong anak
untuk berusaha sebaik-baiknya dan menghasilkan karya-karya yang baik. Atau dengan kata lain
anak yang kreatif memperoleh dorongan dari orang tua untuk melakukan hal-hal yang kreatif.
2) Strategi mengajar guru
Dalam kegiatan mengajar sehari-hari dapat digunakan sejumlah strategi khusus yang
dapat meningkatkan kreativitas: (a) penilaian; (b) hadiah; (c) pilihan.
METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian digunakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang penelitian
yang akan dilaksanakan. Pendekatan penelitian atau rancang bangun adalah rencana dan struktur
penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk
pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Jika memperhatikan judul yang dipilih, maka penelitian ini
tergolong penelitian kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasi, karena
peneliti ingin menganalisis lebih jauh tentang hubungan antara dua variabel. Dalam penelitian ini
akan dicari korelasi antara pelaksanaan layanan informasi dengan kreativitas belajar siswa.
Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2007:34). Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah semua
siswa kelas XI SMK Pancasila Purwodadi tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 162 siswa.
Sampel Penelitian
Suharsimi Arikunto (2006:37) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang bisa diteliti. Dapat dikerucutkan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi yang dipilih untuk sumber data. Menurut Nomogram Harry King
(Sugiyono, 2007:129) ukuran populasi 162 dengan tingkat kesalahan 5% maka prosentase populasi
yang diambil sebagai sampel penelitian 65%. Ini berarti jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
105 siswa.
Variabel Penelitian
a.
Variabel independen/bebas (X): Variabel independen adalah unsur yang munculnya unsur yang32 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
b.
Variabel dependen/terikat (Y): Variabel dependen/terikat adalah unsur yang munculnyadipengaruhi oleh adanya atau munculnya unsur lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
dependen/terikat yakni kreativitas belajar.
Teknik Pengumpulan Data a. Metode Skala atau Kuosioner
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yakni skala Likert. Asumsinya
bahwa skala Likert dapat dimanfaatkan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
dalam fenomena sosial. Skala ini digunakan untuk mengungkap data tentang hubungan layanan
informasi dengan kreativitas belajar siswa.
b. Metode Dokumentasi
Penggunaan metode dokumentasi ini adalah untuk mengungkap data tentang: jumlah siswa
tiap kelas, nama-nama siswa tiap kelas yang akan dijadikan sampel penelitian dan data lainnya
yang mendukung penelitian ini.
Teknik Analisis Data
a. Teknik Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui besarnya skor masing-masing variabel
sehingga bisa menjawab rumusan masalah. Rumusnya adalah :
P =
Keterangan :
P = Tingkat keberhasilan yang dicapai
n = Nilai yang diperoleh
N = Skor maksimal
b. Teknik Analisis Korelasi Product Moment
Teknik analisis product moment digunakan untuk mengetahui besarnya skor hubungan
antara variabel X dengan variabel Y, sehingga bisa menjawab hipotesis yang telah diajukan.
Adapun rumus product moment adalah sebagai berikut.
rxy =
2 2
2 2
Y Y
N X X
N
Y X XY
33 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING HASIL PENELITIAN
Kategori Layanan Informasi pada Siswa Kelas XI SMK Pancasila Purwodadi No Kategori Interval
Prosentase
Interval Angka
Frekuensi Siswa
%
1 Sangat Rendah 25 % - 40 % 40 - 64 15 14 %
2 Rendah 40 % - 55 % 65 - 88 27 26 %
3 Sedang 55 % - 70 % 89 - 112 36 34 %
4 Tinggi 70 % - 85 % 113 - 136 23 22 %
5 Sangat Tinggi 85 % - 100 % 137 - 160 4 4 %
Jumlah 105 100 %
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada variabel layanan informasi siswa kelas XI SMK
Pancasila Purwodadi terdapat 15 siswa pada kategori sangat rendah dengan prosentase (14 %), 27
siswa pada kategori rendah dengan prosentase (26 %), 36 siswa pada kategori sedang dengan
prosentase (34 %), 23 siswa pada kategori tinggi dengan prosentase (22 %) dan 4 siswa pada kategori
sangat tinggi dengan prosentase (4 %). Jika dilihat dari keseluruhan prosentase yang ada maka
layanan informasi pada siswa kelas XI SMK Pancasila Purwodadi berada pada kategori sedang yaitu
sebanyak 36 siswa dengan prosentase (34 %).
Kategori Kreativitas Belajar pada Siswa Kelas XI SMK Pancasila Purwodadi No Kategori Interval
Prosentase
Interval Angka
Frekuensi Siswa
%
1 Sangat Rendah 25 % - 40 % 32 - 50 3 3 %
2 Rendah 40 % - 55 % 51 - 69 10 10 %
3 Sedang 55 % - 70 % 70 - 88 34 32 %
4 Tinggi 70 % - 85 % 89 - 107 43 41 %
5 Sangat Tinggi 85 % - 100 % 108 - 128 15 14 %
Jumlah 105 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa kreativitas belajar pada siswa kelas XI SMK Pancasila
Purwodadi terdapat 3 siswa pada kategori sangat rendah dengan prosentase sebesar (3 %), 10 siswa
pada kategori rendah dengan prosentase sebesar (10), 34 siswa pada kategori sedang dengan
prosentase sebesar (32 %), 43 siswa pada kategori tinggi dengan prosentase sebesar (41 %), dan 15
siswa pada kategori sangat tinggi dengan prosentase sebesar (14 %). Jika dilihat dari prosentase yang
tertinggi maka pada siswa kelas XI SMK Pancasila Purwodadi berada pada kategori tinggi yaitu
34 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING Uji Hipotesis
Adapun perhitungannya untuk mencari hubungan korelasinya antara layanan informasi dengan
kreativitas belajar siswa atau rxy yaitu sebagai berikut:
3075
,
0
973
,
6025002
1852830
1844640
1968764
1852830
10185
1005513
105
12866
1595264
105
10185
12866
1265648
105
2 2 2 2 2 2
xy xy xy xy xyr
r
r
x
x
x
x
r
Y
Y
N
X
X
N
Y
X
XY
N
r
Dari hasil perhitungan di atas, menunjukkan bahwa rxy atau rhitung sebesar 0,3075. Apabila
dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf kepercayaan 5% yaitu 0,195 maka rhitung > rtabel. Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara layanan informasi dengan
kreativitas belajar siswa kelas XI SMK Pancasila Purwodadi diterima. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara layanan informasi dan kreativitas belajar siswa kelas XI
Teknik Kendaraan Ringan SMK Pancasila Purwodadi.
KESIMPULAN
a. Layanan informasi siswa kelas XI SMK Pancasila Purwodadi berada pada kategori sedang dengan
skor 34 %, dengan rincian 15 siswa pada kategori sangat rendah dengan prosentase (14 %), 27
siswa pada kategori rendah dengan prosentase (26 %), 36 siswa pada kategori sedang dengan
prosentase (34 %), 23 siswa pada kategori tinggi dengan prosentase (22 %) dan 4 siswa pada
kategori sangat tinggi dengan prosentase (4 %).
b. Kreativitas belajar siswa kelas XI SMK Pancasila Purwodadi berada pada kategori tinggi dengan
skor 41 %, dengan rincian 3 siswa pada kategori sangat rendah dengan prosentase sebesar (3 %),
10 siswa pada kategori rendah dengan prosentase sebesar (10), 34 siswa pada kategori sedang
dengan prosentase sebesar (32 %), 43 siswa pada kategori tinggi dengan prosentase sebesar (41
%), dan 15 siswa pada kategori sangat tinggi dengan prosentase sebesar (14 %).
c. Ada hubungan yang signifikan antara layanan informasi dengan kreativitas belajar siswa kelas XI
SMK Pancasila Purwodadi. Hal ini dapat dilihat pada perhitungan korelasi product moment yang
menunjukkan bahwa rxy atau rhitung sebesar 0,3075dan rtabel pada taraf kepercayaan 5% yaitu 0,195
35 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
DAFTAR PUSTAKA
Conny Semiawan, dkk. 2005.
Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Gramedia
Widyasarana Indonesia.
Prayitno. 2012.
Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2007.
Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2006.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi).Jakarta: Rineka Cipta.
Syamsu Yusuf dan Ahmad Juntika Nurihsan. 2009.
Strategi Layanan Bimbingan danKonseling
. Bandung: Refika Aditama.
Tarmizi. 2010.
Program Bimbingan Karir untuk Mengembangkan Sikap Wirausaha SiswaSMA
. Jurnal Tesis Tahun 2010: UPI Bandung.
Utami Munandar. 2004.
Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: