• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS. pdf"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR

BIOLOGI DI SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG

THE IMPLEMENTATION OF PORTFOLIO BASED LEARNING MODEL IN IMPROVING THE QUALITY OF PROCESS AND ACHIEVEMENT IN

STUDYING BIOLOGY AT SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG

Oleh Neni Hasnunidah*)

ABSTRACT

The study aimed at improving students achievement and the quality of process in studying biology at SMA YP Unila in the academic year 2005/2006. Classroom Action Research (CAR) was used as a method of study involved two cycles. The concept of virus was studied in cycle I and monera-protista was studied in cycle II. Parameters used to know improving the quality of process and achievement were test formative score, daily activity score, student homework score, and score of activity in looking for data and information. The results of the study showed that the implementation of portfolio based learning model enhanced the quality process and student achievement from cycle I to cycle II.

Key Words: Portfolio based learning, the quality of process and achievement, studying biology

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa kelas X2 SMA YP Unila semester ganjil tahun pelajaran

2005/2006. Penelitian terdiri atas dua siklus, konsep Virus dipelajari pada siklus I, sedang Monera dan Protista pada siklus II. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kualitas porses dan hasil belajar yaitu nilai tes formatif, nilai tugas terstruktur, nilai aktivitas harian, dan nilai laporan kegiatan siswa di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajarnya. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran berbasis portofolio dapat memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar biologi siswa di kelas X2 SMA YP Unila Bandar Lampung. Kualitas proses dan hasil belajar siswa

berupa rataan nilai siswa dari empat indikator yang meliputi hasil tes formatif, nilai tugas terstruktur, nilai aktivitas harian, dan nilai kegiatan di luar sekolah meningkat dari siklus ke siklus.

Kata kunci: Model pembelajaran berbasis portofolio, kualitas proses dan hasil belajar biologi.

(2)

PENDAHULUAN

Hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran di kelas X SMA YP Unila menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih didominasi oleh pendekatan ekspositorik dimana siswa selalu diposisikan sebagai pemerhati ceramah guru. Kebanyakan siswa menganggap belajar biologi merupakan aktivitas rutin yang tidak menyenangkan dan membosankan. Sementara materi yang menyangkut konsep keanekaragaman hayati menuntut siswa bekerja dan mengalami serta membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka.

Selain itu, konsep jasad renik (contoh: Virus, Monera, Protista, dan Fungi) sulit dijumpai contoh-contohnya, sehingga cenderung bersifat abstrak. Kegiatan menghapal hampir selalu dirasakan sebagai beban berat bagi siswa. Kondisi tersebut mengakibatkan kurangnya motivasi belajar siswa yang berdampak kepada aktivitasnya dalam belajar. Pelaksanaan aktivitas belajar yang kurang baik akan menghambat proses pembelajaran, sehingga hasil belajar yang optimal akan sulit dicapai. Berdasarkan hasil observasi awal dan diskusi dengan guru biologi SMA YP Unila Bandar Lampung diketahui bahwa pencapaian hasil belajar biologi selama ini masih rendah. Nilai rata-rata kelas X pada Semester 1 tahun pelajaran 2004/2005 baru mencapai 5,8. Nilai ulangan harian siswa menunjukkan hanya 40 % siswa kelas X yang memperoleh nilai ≥ 6,2. Hasil ulangan tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal () sekolah tersebut, yaitu 6,50.

(3)

diperoleh melalui pembelajarannya memiliki daya rekat yang panjang, sehingga bermanfaat-guna bagi rentang kehidupannya. Selain fokus pada siswa, pola pikir pembelajaran perlu diubah dari sekedar memahami konsep dan prinsip keilmuan, siswa juga harus memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan konsep dan prinsip dan keilmuan yang telah dikuasai. Oleh karena itu, diperlukan model pembelajaran yang inovatif, yang akan mampu membangkitkan aktivitas siswa untuk memperkaya pengalaman belajarnya, menjadikan masyarakat sebagai sumber belajar, dan memfasilitasi siswa untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran berbasis portofolio.

Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan suatu bentuk inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik. Portofolio sebagai model pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu maupun kelompok. Kemampuan tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman belajar dengan masyarakat dan atau lingkungan sehingga memiliki kemampuan mengorganisir informasi yang ditemukan, membuat laporan dan menuliskan apa yang ada dalam pikirannya, dan selanjutnya dituangkan secara penuh dalam pekerjaannya/tugas-tugasnya. Tampilan Portofolio berupa tampilan visual dan audio yang disusun secara sistematis, melukiskan proses berpikir yang didukung oleh seluruh data yang relevan.

Menurut Fajar (2004) portofolio sebagai suatu proses sosial pedagogis adalah pengalaman belajar yang terpadu dan dialami siswa sebagai suatu kesatuan (collection of learning experience) yang terdapat dalam pikiran peserta didik baik

(4)

hidup (life skills) berupa kemampuan berinteraksi dan beradaptasi dengan orang lain dan masyarakat atau lingkungan di mana ia berada (Budimansyah, 2002).

Budimansyah (2003) menyatakan penggunaan model portofolio terhadap mahasiswa Jurusan PPKN FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung telah mampu meningkatkan wawasan mahasiswa dan mahasiswa mampu merefleksikan kegiatan belajarnya, sehingga di kemudian hari mereka dapat belajar lebih baik dan lebih sempurna. Melalui refleksi pengalaman belajar tersebut mereka mampu dilecut untuk menghasilkan karya yang lebih bermutu di kelak kemudian hari. Hasil penelitian Hasnunidah (2006) menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio dapat membangkitkan motivasi belajar siswa yang berdampak pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti menganggap perlu diadakan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan terencara melalui penerapan model pembelajaran berbasis portofolio. Tujuan penelitian tindakan ini adalah: 1) mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan langkah-langkah ilmiah, meliputi: mengidentifikasi masalah, mengumpulkan informasi tentang masalah yang dikaji, mengembangkan portofolio kelompok, dan menyajikan portofolio; 2) meningkatkan kemampuan guru membimbing siswa mengungkapkan gagasan/pengetahuan tentang lingkungan dan sekitarnya, mempertahankan gagasan/pengetahuannya, dan merefleksikan pengalaman belajarnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian kolaboratif antara guru dan dosen yang dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan November 2006, pada siswa kelas X2 semester 1SMA YP Unila, Bandar Lampung. Penelitian tindakan kelas ini

(5)

identifikasi dan analisis masalah; 2) memilih masalah untuk kajian kelompok; 3) mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji oleh kelompok; 4) mengembangkan portofolio kelompok; 5) menyajikan portofolio (show case); dan 6) refleksi pengalaman belajar. Di setiap akhir siklus, guru memberi penilaian berdasarkan catatan dan dokumen (portofolio) siswa yang meliputi: hasil tes formatif, nilai tugas-tugas terstruktur, nilai aktivitas harian siswa, dan nilai laporan kegiatan siswa di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Siklus tindakan II terdiri dari 6 pertemuan menyangkut materi Monera dan Protista dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran berbasis portofolio dimulai dari mengidentifikasi masalah sampai dengan merefleksikan pengalaman belajarnya.

Data penelitian berupa data hasil tes formatif, catatan tugas-tugas terstruktur, catatan anekdot berupa lembar observasi aktivitas harian siswa, dan laporan kegiatan di luar sekolah yang didokumentasikan di setiap siklus. Data yang diperoleh dari proses dan hasil pembelajaran dianalisis secara kualitatif deskriptif, yaitu berupa persentase dan tabel statistik sederhana. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah: penelitian dikatakan berhasil jika nilai siswa yang didokumentasikan dalam bentuk portofolio lebih tinggi atau sama dengan kriteria ketuntasan belajar di SMA YP Unila, yaitu: 85 % siswa memperoleh nilai 6.50.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

1. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I dan Temuan

(6)

Sebagai langkah awal siswa ditugaskan untuk mengidentifikasi masalah-masalah lingkungan yang erat hubungannya dengan konsep Virus. Dengan menggunakan format identifikasi masalah, secara berkelompok siswa mendiskusikannya di kelas. Sebagian besar (64,71%) siswa dapat berdiskusi secara aktif dan mengisi format secara lengkap, hanya sebagian kecil (35,29%) yang bersifat pasif (diam, tidak mengajukan pendapat, dan tidak antusias). Siswa diberi pekerjaan rumah dengan tugas menemukan lebih banyak masalah yang ada di masyarakat dan menemukan kebijakan-kebijakan yang dibuat untuk memecahkan masalah tersebut. Pekerjaan rumah tersebut dicatat dalam format-format: wawancara, sumber media cetak, sumber informasi radio dan televisi. Dari hasil pekerjaan rumah ditemukan bahwa sebagian siswa (47,1%) tidak mengisi format tersebut.

Pada pertemuan ke-2, berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah yang dikerjakan siswa di rumah, wakil setiap kelompok menuliskan masalahnya di papan tulis. Berdasarkan daftar masalah tersebut masing-masing kelompok memilih masalah yang akan dikaji oleh kelompoknya dengan cara pemungutan suara atau votting. Terdapat empat masalah yang menjadi kajian kelompok yaitu flu burung, antraks, aids, dan demam berdarah. Dalam pelaksanaan votting terbuka ada tujuh siswa yang tidak aktif (tidak memilih), namun pada pelaksanaan votting tertutup semua siswa terlibat aktif.

(7)

LSM Granat. Tugas ini ditulis dalam format wawancara dan sumber informasi media cetak. Kegiatan mencari data dan informasi dari berbagai sumber tersebut dilakukan di luar jam sekolah yang didampingi oleh guru, berlangsung dalam rentang waktu tiga minggu (hingga pertemuan ke-5).

Selama rentang waktu tersebut, pada setiap pertemuan di dalam kelas, guru hanya melakukan progress check mengenai penelitian siswa di lapangan dalam rangka mengumpulkan data dan informasi guna melihat hasil pekerjaan siswa dan membahas kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki. Ada 8 orang siswa (23,5%) yang tidak mengisi format dan tidak terlibat aktif dalam kegiatan mencari informasi tersebut. Siswa-siswa tersebut terlihat kurang antusias dan merasa terbebani dengan pekerjaan yang menyita waktu di luar sekolah, meskipun guru telah berusaha membimbing siswa dengan baik.

Pada pertemuan ke-6, guru bersama siswa merencanakan pembuatan portofolio dokumentasi di luar jam pelajaran. Setiap kelompok siswa membuat satu portofolio dokumentasi yang berupa kumpulan bahan-bahan terbaik sebagai dokumen berupa data lengkap hasil wawancara, data hasil analisis bahan cetak, artikel, dan gambar. Bahan-bahan ini harus disatukan dalam sebuah map jepit (binder) yang dipisahkan ke dalam empat bab. Bab pertama, berisi tentang penjelasan masalah; Bab kedua tentang kebijakan-kebijakan alternatif untuk memecahkan masalah; Bab ketiga tentang usulan kebijakan publik untuk mengatasi masalah; dan Bab ke empat berisi tentang rencana tindakan. Sebagian siswa (20,6%) tidak aktif dalam pembuatan portofolio dokumentasi, mereka hanya tampak melihat-lihat temannya yang bekerja menyusun portofolionya.

(8)

siswa-siswa tertentu saja, sedangkan siswa-siswa yang lain tidak berani menyampaikan ide atau gagasannya yang sudah mereka tuangkan dalam portofolio dokumentasinya.

Pada pertemuan ke-7 juga dilakukan refleksi pengalaman belajar guna merenungkan pengalaman belajarnya ke belakang sejak tahap kegiatan mengidentifikasi masalah, memilih masalah untuk kajian kelompok, mengidentifikasi sumber-sumber informasi, mengumpulkan data dan informasi lapangan, membuat portofolio kelas dan menyajikannya di hadapan dewan juri. Berdasarkan hasil refleksi pengalaman belajarnya, sebagian besar siswa merasa bahwa melalui kerja sama dengan teman-teman sekelompok, mereka dapat membuat suatu kebijakan untuk mengatasi masalah yang ada di masyarakat. Siswa-siswa tersebut juga beranggapan bahwa dengan mencari data dan informasi yang akurat mereka dapat meningkatkan keterampilannya dalam memecahkan masalah. Selanjutnya, mereka merencanakan untuk bekerja lebih maksimal dalam mencari informasi dari berbagai sumber seandainya membuat portofolio lain pada masa-masa yang akan datang.

Hasil lain yang diperoleh pada siklus 1 adalah rataan nilai siswa sebesar 68,4 yang diperoleh dari empat indikator proses dan hasil belajar: tes formatif, tugas terstruktur, aktivitas harian, dan aktivitas di luar sekolah. Nilai tersebut sudah mencapai yang berlaku di SMA YP Unila Bandar Lampung sebesar ≥ 6,50. Namun demikian, persentase ketuntasan belajar belum tercapai, karena hanya 76,47% siswa memperoleh nilai 6,50. Nilai formatif sebesar 59,5 masih belum mencapai SKBM. Sedangkan rataan nilai-nilai proses belajar, seperti: aktivitas harian, tugas terstruktur, dan aktivitas di luar sekolah sudah melebihi SKBM masing-masing sebesar 76,6; 65,2; 72,5.

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II dan Temuan

(9)

pertemuan ke-2 siswa sudah dapat menentukan masalah pemanfaatan bakteri Lactobacillus untuk membuat yoghurt sebagai kajian kelas.

Pada siklus 2 ini, siswa dibagi ke dalam empat kelompok portofolio, yang masing-masing memiliki tugas yang berbeda. Kelompok 1 bertanggung jawab menjelaskan masalah yang menjadi kajian kelas. Kelompok 2 bertanggung jawab menjelaskan berbagai kebijakan alternatif untuk memecahkan masalah. Kelompok 3 bertanggung jawab untuk mengusulkan dan menjastifikasi kebijakan publik yang disepakati kelas untuk memecahkan masalah. Kelompok 4 bertanggung jawab untuk membuat rencana tindakan yang menunjukkan bagaimana masyarakat dapat mempengaruhi pemerintah untuk menerima kebijakan yang didukung oleh kelas. Kondisi ini berbeda dengan yang terjadi pada siklus I, karena setiap kelompok portofolio mencari data dan informasi dari sumber yang berbeda. Kelompok I mengunjungi tempat pembuatan yoghurt di Politeknik Negeri Lampung. Kelompok 2 mengunjungi Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Kelompok 3 mengunjungi pakar perguruan tinggi. Kelompok 4 mencari data dan informasi dari internet dan perpustakaan.

Dalam setiap tahapan pelaksanaan tindakan siklus II partisipasi aktif siswa sudah lebih baik dari siklus I. Pada tahap identifikasi masalah hanya 5 siswa (14,7%) yang tidak aktif menyatakan pendapatnya, sedangkan 29 siswa (85,3%) lainnya aktif. Selanjutnya dalam tahap memilih masalah untuk kajian kelas seluruh siswa (100%) sudah terlibat aktif dalam pelaksanaan votting, tidak ada yang abstain. Pada tahap berikutnya, yaitu tahap mencari data dan informasi terdapat 19,6% siswa yang tidak aktif dalam melaksanakan wawancara, mencari data di internet dan perpustakaan. Selanjutnya pada tahap akhir, yaitu tahap show case dan refleksi pengalaman belajar hanya 5,8% siswa (2 orang) yang tidak aktif, sedangkan sebagian besar lainnya (32 orang, 94,2%) aktif dalam menyampaikan ide dan gagasan-gagasan yang telah mereka tuangkan dalam portofolio dokumentasinya.

(10)

terstruktur, aktivitas harian, dan aktivitas di luar sekolah. Nilai tersebut sudah mencapai SKBM (6,50) yang berlaku di SMA YP Unila Bandar Lampung. Selain itu, persentase ketuntasan belajar juga sudah tercapai yaitu sebesar 88,24% siswa memperoleh nilai ≥ 6,50.

3. Analisis Data Siklus I dan II

Berdasarkan dokumentasi penilaian proses dan hasil belajar siswa diketahui bahwa rataan nilai siswa meningkat dari siklus I (68,4) ke siklus II (74,9) atau meningkat sebesar 9,42%. Penilaian proses dan hasil belajar siswa tersebut didasarkan pada indikator yang terdapat dalam: hasil tes formatif, tugas terstruktur, perilaku harian, dan kegiatan siswa di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar.

Semua indikator penilaian tersebut di atas menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Rataan nilai tes formatif meningkat 15,71% (dari 59,5 menjadi 68,9), tugas terstruktur meningkat 15,02% (dari 65,2 menjadi 75,0), aktivitas harian meningkat 6,19% (dari 76,6 menjadi 81,3), dan aktivitas di luar sekolah meningkat 2,64% (dari 72,5 menjadi 74,4). Peningkatan masing-masing indikator penilaian di atas dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.

45.0

Gambar 1. Grafik peningkatan nilai tes formatif, tugas terstruktur, aktivitas di

(11)

Pembahasan

Berdasarkan hasil rataan nilai siswa yang merupakan nilai kumulatif dari empat indikator proses dan hasil belajar diketahui ada peningkatan sebesar 9,42% dari siklus I (68,4) ke siklus II (74,9). Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga berdampak pada hasil belajarnya. Hasil belajar siswa tersebut di dalamnya bukan saja menyangkut aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik. Dengan demikian untuk menetapkan siswa lulus atau tidak dalam mempelajari materi pokok tertentu tidak hanya diambil dari nilai ujian saja tetapi juga dari perkembangan sikap dan keterampilannya. Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Umum (2002), dalam penilaian Kurikulum Berbasis Kompetensi harus dilakukan secara berkelanjutan dan terintegrasi dengan memperhatikan keutuhan kompetensi yang menyangkut ranah kognitif, psikomotor, dan afektif.

Fajar (2004) menyatakan bahwa melalui pembelajaran berbasis portofolio siswa membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungan, sehingga disamping memperoleh pengalaman fisik terhadap objek dalam pembelajaran, siswa juga memperoleh pengalaman atau terlibat secara mental. Pengalaman fisik dalam arti melibatkan siswa atau mempertemukan siswa dalam objek pembelajaran, sedangkan pengalaman mental mencari informasi dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk menyusun (merekonstruksi) sendiri-sendiri informasi yang diperolehnya. Pembelajaran berbasis portofolio memungkinkan siswa untuk berlatih memadukan antara konsep yang diperoleh dari penjelasan guru atau dari buku/bacaan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pembelajaran seperti ini, pengetahuan dapat diterima dan tersimpan lebih baik, karena pengetahuan tersebut masuk otak

setelah melalui proses “masuk akal”.

(12)

dan kurang antusias melaksanakannya terutama pada saat mencari data dan informasi dari berbagai sumber, baik melalui wawancara, media cetak, atau internet, karena siswa merasa sebagian waktu di luar jam sekolahnya tersita. Namun, kondisi tersebut langsung ditanggapi oleh guru dengan menjelaskan makna dari aktivitas mencari data dan informasi tersebut bukan hanya sekedar memenuhi tugas mata pelajaran biologi saja, tetapi akan menjadi pengalaman berharga dalam meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan baik untuk masa kini maupun yang akan datang. Menurut Budimansyah (2003) model

pembelajaran berbasis portofolio mengandung prinsip “democratic teaching”,

yaitu proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi karena dalam prakteknya seorang guru hendaknya memposisikan siswa sebagai insan yang harus dihargai kemampuannya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran perlu adanya suasana yang terbuka, akrab, dan saling menghargai.

Dari empat indikator proses dan hasil belajar pada siklus I, hanya nilai tes formatif (59,5) yang belum mencapai ≥ 6,50. Belum tercapainya pada nilai tes formatif tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis portofolio belum optimal memberikan kontribusi terhadap kemampuan kognitif siswa. Diduga siswa belum sepenuhnya mampu menghubungkan antara konsep yang diajarkan guru dengan pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan. Sedangkan menurut Nurhadi dkk. (2004), belajar akan lebih bermakna jika anak

“mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, bukan “mengetahui” nya.

Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Oleh sebab itu, dalam mengatasi kondisi ini guru mengevaluasi lagi pelaksanaan model pembelajaran ini dan berusaha memberi penjelasan-penjelasan mengenai hubungan antara materi pokok yang diajarkan dengan informasi-informasi yang diperoleh dari sumber-sumber informasi yang dikunjungi.

(13)

model pembelajaran berbasis portofolio akan semakin berhasil sejalan dengan bertambahnya pengalaman belajar dan kemampuan atau aktivitas siswa dalam menyampaikan ide dan gagasan-gagasan yang telah dituangkan dalam portofolio dokumentasinya. Menurut Stiggins (1994, dalam Mangkoesapoetra, 2004), portofolio selain bermanfaat dalam memberi informasi mengenai kemampuan dan pemahaman siswa serta memberi gambaran mengenai sikap dan minat siswa terhadap pelajaran yang diberikan, juga dapat menunjukkan pencapaian atau peningkatan yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran.

Hal yang menggembirakan dalam pelaksanaan model pembelajaran berbasis portofolio ini adalah guru nampak bersemangat untuk mencoba pembelajaran baru, meskipun pembelajarannya cukup rumit sebab harus berani memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan hasil penelitian sederhana yang didapat dari hasil interaksinya dengan lingkungan. Mengingat proses belajar seperti ini membutuhkan waktu yang cukup lama dalam persiapannya, seperti prosedur perijinan untuk melakukan kunjungan dalam mencari data dan informasi yang melibatkan instansi baik pemerintah maupun swasta. Namun, semangat guru tersebut kurang diikuti oleh siswa pada siklus I. Semangat siswa dalam mengikuti model pembelajaran ini baru jelas terlihat pada setiap siswa dalam setiap tahapan siklus II.

Hal yang dapat diperbaiki untuk implementasi model pembelajaran ini di masa yang akan datang adalah perencanaan, penjadwalan, dan proses perijinan kunjungan ke setiap sumber informasi sudah dibuat oleh guru di awal-awal semester. Selain itu, tahap-tahap pembelajaran berbasis portofolio beserta maknanya harus dijelaskan secara rinci di awal pembelajaran, sehingga dapat membangkitkan motivasi siswa untuk menjalaninya. Yang terpenting lagi adalah pembuatan soal-soal evaluasi untuk mengukur kemampuan kognitif harus memperhatikan konsep temuan siswa di lapangan selain konsep yang diajarkan oleh guru di kelas.

(14)

siswa terbiasa untuk belajar tentang masalah-masalah di masyarakat dan belajar bagaimana secara kooperatif berusaha untuk memecahkan masalah tersebut dengan meneliti, mengumpulkan data atau informasi, berkomunikasi dan berargumentasi.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) implementasi model pembelajaran berbasis portofolio dapat memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar biologi siswa di kelas X2 SMA YP Unila Bandar

Lampung. Kualitas proses dan hasil belajar siswa berupa rataan nilai siswa dari empat indikator yang meliputi hasil tes formatif, nilai tugas terstruktur, nilai aktivitas harian, dan nilai kegiatan di luar sekolah meningkat dari siklus ke siklus; 2) kemampuan guru membimbing siswa mengungkapkan gagasan/pengetahuan tentang lingkungan dan sekitarnya, mempertahankan gagasan/pengetahuannya, dan merefleksikan pengalaman belajarnya meningkat dari siklus ke siklus.

Saran

Berdasarkan simpulan di atas dapat disarankan bahwa: 1) anggota tim peneliti PTK di SMA YP Unila untuk mendiseminasikan hasil penelitian, agar dapat diimplementasikan di kelas-kelas yang lain dalam rangka memperkaya pengalaman belajar siswa melalui interaksinya dengan lingkungan sekitar; 2) para guru biologi agar mengintegrasikan model ini dalam kegiatan pembelajaran minimal satu kali dalam satu tahun dengan mendesain penyelenggaraannya seefisien mungkin.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih penulis sampaikan kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi (PPTK dan KPT), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.

(15)

Budimansyah, D. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio Genesindo. Bandung.

_____________. 2003. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio untuk Biologi. Genesindo. Bandung.

Fajar, A. 2004. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Hamalik, O. 2001. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Sinar Baru Algensindo. Bandung.

Hasnunidah, N. 2005. Pengaruh Motivasi dan Aktivitas dalam Pembelajaran Berbasis Portofolio terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Al-Kautsar Bandar Lampung. Laporan Penelitian Dosen Muda. FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Karsono. 1995. Dasar-dasar Pendidikan MIPA. Depdikbud. Jakarta.

Mangkoesapoetra, A. 2004. Model Pembelajaran Portofolio: Sebuah Tinjauan Kritis. Artikel Pendidikan Network. http//artikel.us/art05-17 html. Diakses pada 24 Maret 2006.

Mukhtar dan M. Yamin. 2003. Metode Pembelajaran yang Berhasil. Sasama Mitra Suksesa. Jakarta.

Nurhadi, B. Yasin, dan A.G. Senduk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Universitas Negeri Malang.

Sardiman, A.M.1986. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Tim Pengembang Kurikulum Biologi, 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah Umum. Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Grafik   peningkatan   nilai tes formatif,  tugas terstruktur,  aktivitas di                    luar sekolah, aktivitas harian siswa, dan rataan dari siklus I ke siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi tidak lama, gempa melanda (gempa ini dapat diduga berkaitan juga dengan azab Allah kepada bani Israel yang menyeleweng dari ajaran Musa ketika mereka

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair vermikompos pada pertumbuhan dan produksi melon berbeda nyata pada 3 parameter yaitu parameter

Menurut Normantu (2003), kepatuhan perpajakan didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakannya dan melaksanakan hak

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa lingkungan kerja yang diberikan di PT Bank Riau KEPRI Cabang Tembilahan sudah sangat baik, ini mampu menunjang kinerja karyawan

ANALISIS PENYIANGAN KOLEKSI GREY LITERATURE PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Hawalah/pemindahan utang tidak disyaratkan adanya utang dari penerima hawalah/pemindahan utang, kepada pemindah utang. 2) Hawalah/pemindahan utang tidak disyaratkan adanya

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara core stability exercise dengan ankle strategy exercise terhadap

The data in this study used 650 rhombic plots consistin of 106 permanent sample plots (PSPs) and 544 inventory plots with several variations of plot size, from 0.02 to 0.04