• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNITIF DITIN pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNITIF DITIN pdf"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI 2016

Inovasi Pembelajaran dan Penelitian Biologi

dalam Mewujudkan Sumber Daya Manusia Berkualitas Menuju Abad 21

Surabaya, 20 Februari 2016

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Surabaya

(3)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI 2016

” Inovasi Pembelajaran dan Penelitian Biologi dalam Mewujudkan Sumber Daya Manusia Berkualitas Menuju Abad 21”

Penulis : Pemakalah pada Seminar Nasional Biologi 2016

Editor : Dr. Nur Ducha, S.Si, M.Si

Reviewer : Prof. Dr. dr. Tjandrakirana, M.S, Sp. And.

Prof. Dr. Endang Susantini, M.Pd

Prof. Win Darmanto, M.Si, Ph.D

Dra. Wisanti, M.S

Dr. Yuni Sri Rahayu, M.Si

Dr. Tarzan Purnomo, M.Si

Dr. Mahanani Tri Asri, M.Si

Reni Ambarwati, S.Si, M.Sc

Lisa Lisdiana, S.Si, M.Si

Diterbitkan Oleh :

FAKULTAS MIPA - UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Gedung D-1 UNESA Kampus Ketintang

Jln. Ketintang - Surabaya 60231

Telepon : +6231 8280009 pes. 310

Faximil

: +6231 8296427

E-Mail

:

fakultasmipa.unesa@gmail.com

Edisi Pertama

Cetakan Pertama

Agustus 2016

ISBN:

Hak cipta dilindungi Undang-undang

(4)

Analisis Keterampilan Metakognitif…

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 9786020951119 493

ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNITIF DITINJAU DARI KEMAMPUAN

AKADEMIK BERBEDA PADA PERKULIAHAN KONSEP DASAR IPA

Ahmad Muhlisin, Herawati Susilo, Mohamad Amin, Fatchur Rohman

Pendidikan Biologi, Pascasarjana Universitas Negeri Malang nisil.m.ahmad@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan profil keterampilan metakognitif berdasarkan kemampuan akademik berbeda pada mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas PGRI Semarang Tahun akademik 2014/2015. Metode penelitian survai dengan cara menyebar kuesioner kepada mahasiswa yang menempuh mata kuliah konsep dasar IPA. Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode cluster random sample yang diperoleh kelas 1A, 1C, 1E, 1F, dan 1H dengan jumlah 231 mahasiswa. Instrumen yang digunakan berupa lembar kuesioner inventori keterampilan metakognitif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa keterampilan metakognitif mahasiswa secara keseluruhan didominasi pada kriteria rendah sebesar 49%. Keterampilan metakognitif mahasiswa berkemampuan akademik atas lebih tinggi dibanding dengan mahasiswa berkemampuan akademik bawah, namun secara kategori sama-sama dalam kategori tinggi.

Kata kunci: keterampilan metakognitif, kemampuan akademik

PENDAHULUAN

Abad 21 merupakan suatu abad di mana kemajuan dalam segala bidang sangat cepat. Kompetisi dalam berbagai bidang kehidupan sangat ketat, sehingga membutuhkan stategi dan keterampilan untuk dapat bersaing baik secara global maupun internasional. Sumber daya manusia yang berkualitas menjadi titik penting dalam menghadapi era abad 21. Sumber daya manusia yang mampu berkompetisi menurut Mathis (2013), tidak hanya membutuhkan kecakapan kognitif saja, melainkan membutuhkan keterampilan soft skill seperti keterampilan berpikir, kemampuan memecahkan masalah, bekerja dalam kelompok dengan orang dari berbagai latar belakang, dan mampu berkomunikasi dengan baik.

Salah satu keterampilan berpikir yang sedang trend yakni keterampilan metakognitif. Keterampilan metakognitif merupakan kemampuan untuk berpikir bagaimana seseorang berpikir. Perilaku kunci bentuk keterampilan metakognitif seseorang tergambar dari keterampilan pemantauan diri dan kemampuan belajar (Charleroy et al., 2011). Keterampilan metakognitif diperlukan pebelajar untuk dapat merefleksikan apa yang dia kerjakan, apa yang dibutuhkan untuk dapat mengerjakan tugas yang diberikan, memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang dapat menunjang keberhasilan dalam belajarnya. Arief et al. (2011) menyebutkan bahwa semakin tinggi kemampuan metakognitif seseorang, maka semakin tinggi tingkat keberhasilan belajarnya. Pebelajar akan lebih mampu memahami konsep-konsep yang sedang dipelajarinya.

Keterampilan metakognitif berkaitan dengan keterampilan perencanaan, keterampilan prediksi, keterampilan monitoring, dan keterampilan evaluasi (Cooper at al., (2008); Syaiful, 2011). Pengukuran keterampilan metakognitif dapat dilakukan dengan menggunakan koesioner inventori keterampilan metakognitif dan tes essay yang mengintegrasi indikator-indikator keterampilan metakognitif (Corebima, 2009).

Tingkat keberhasilan belajar seseorang, dapat dipengaruhi dari kemampuan akademiknya. Kemampuan akademik dapat dikategorkan menjadi tiga kategori, yakni kemampuan akademik atas, sedang, dan bawah. Setiap kategori tentunya mempunyai perbedaan lama waktu dalam memahami sesuatu konsep atau materi tertentu. Joyce et al. (2009) menyebutkan bahwa yang menyebabkan perbedaan kemampuan akademik dalam belajar adalah waktu. Pebelajar akademik bawah membutuhkan waktu lebih lama dalam memahami konsep dibanding pebelajar akademik atas. Pebelajar akademik bawah akan berhasil mencapai target kognitif tertentu seperti pebelajar akademik atas jika diberikan waktu lebih banyak.

(5)

Analisis Keterampilan Metakognitif…

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 9786020951119 494

Akibatnya kemampuan akademik cenderung tidak berubah walaupun telah dilakukan dengan pembelajaran yang inovatif.

Pencapaian keterampilan metakognitif mahasiswa sejauh ini belum diketahui secara pasti. Beberapa gejala yang menunjukkan rendahnya keterampilan metakognitif mahasiswa terlihat adanya beberapa mahasiswa yang tidak mengetahui materi yang akan dipelajari pada saat pembelajaran di kelas, tidak mengetahui anggota kelompoknya, jadwal presentasi kelompoknya, mahasiswa terlihat kurang mandiri saat melakukan diskusi tanpa ada dosen yang mengawasi, dan mahasiswa tidak jarang terlambat dalam mengumpulkan tugas tagihan perkuliahan. Pemberdayaan keterampilan berpikir dan metakognisi dalam pembelajaran perlu dilakukan agar pebelajar menjadi pebelajar yang mandiri, mampu mengontrol belajarnya sendiri, dan mencapai tujuan belajarnya (Corebima, 2009). Pebelajar pada akhirnya akan mampu meningkatkan prestasi akademik dan menyelesaiakan suatu permasalahan ketika dihadapkan pada suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Keterampilan metakognitif penting dimiliki oleh seseorang, terlebih calon guru karena nantinya dipergunakan untuk mampu merancang pembelajaran, memilih strategi atau model pembelajaran yang digunakan, dan mampu melaksanakan semua tugas yang diberikan secara baik dan maksimal. Oleh sebab itu, perlu diupayakan dalam proses pembelajaran yang mengakomodir adanya keterampilan metakognitif dan upaya untuk mampu mengurangi kesenjangan lama waktu belajar yang digunakan antara mahasiswa yang berkemampuan akademik berbeda.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diteliti profil keterampilan metakognitif mahasiswa PGSD Universitas PGRI Semarang berdasarkan kemampuan akademik berbeda sehingga secara spesifik diperoleh gambaran secara faktual tentang keterampilan metakognitif mahasiswa berdasarkan kemampuan akademik berbeda.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian survai yang diharapkan terkumpul informasi terkait tingkat keterampilan metakognitif mahasiswa ditinjau dari kemampuan akademik berbeda. Penelitian dilakukan di Program Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas PGRI Semarang Tahun akademik 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester 1 yang mengikuti perkuliahan konsep dasar IPA dengan jumlah 9 kelas yang terdiri dari 419 mahasiswa. Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode cluster random sample yang

diperoleh kelas 1A, 1C, 1E, 1F, dan 1H dengan jumlah 231 mahasiswa.

Instrumen yang digunakan yakni lembar nilai IP (indeks prestasi) mahasiswa pada semester gasal tahun 2014/2015 untuk penentuan kemampuan akademik mahasiswa dan kuesioner inventori keterampilan metakognitif diadaptasi dari Cooper at al., (2008) yang berjumlah 52 item soal. Hasil kuesioner dikoreksi dengan skor 1 sampai dengan 5. Data nilai keterampilan metakognitif dikonversi sesuai dengan kategori bahwa 209-260 (Sangat tinggi), 157-208 (Tinggi), 105-156 (Rendah), dan 52-104 (Sangat rendah).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 21 November sampai 21 Desember 2014 di Program Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas PGRI Semarang Tahun akademik 2014/2015. Uraian tentang hasil penelitian akan dideskripsikan secara berturut-turut (1) kemampuan akademik; (2) dekripsi kualifikasi keterampilan metakognitif mahasiswa.

Kemampuan akademik ditunjukkan oleh nilai IP (indeks prestasi) pada semester gasal tahun 2014/2015 yang dibedakan menjadi dua yaitu kemampuan akademik atas (AA) dan kemampuan akademik bawah (AB). Mahasiswa dengan kemampuan akademik atas adalah yang memiliki kemampuan akademik di atas mahasiswa lain yang diurutkan berdasarkan nilai IP (indeks prestasi), kemudian diambil 33,3% kelompok atas. Mahasiswa kemampuan akademik bawah adalah yang memiliki kemampuan akademik di bawah mahasiswa lain yang diurutkan berdasarkan nilai IP (indeks prestasi), kemudian diambil 33,3% kelompok bawah. Hasil pengelompokan kemampuan akademik dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kemampuan Akademik Berdasarkan IP (Indeks Prestasi)

(6)

Analisis Keterampilan Metakognitif…

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 9786020951119 495

dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang keterampilan metakognitif. Besaran persentase keterampilan metakognitif secara umum dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Persentase Keterampilan Metakognitif Mahasiswa

Gambar 1 menunjukkan bahwa keterampilan metakognitif secara keseluruhan didominasi pada kriteria rendah dan kategori paling sedikit pada kriteria sangat rendah. Persentase keterampilan metakognitif berdasarkan kemampuan akademik dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Keterampilan Metakognitif Berdasarkan Kemampuan Akademik

Tabel 2 menunjukkan informasi bahwa keterampilan metakognitif pada kemampuan akademik atas didominasi oleh kategori tinggi, namun masih terdapat kategori rendah sebanyak 31,2%. Pada kemampuan akademik bawah didominasi oleh kategori rendah sebanyak dan terdapat juga kategori sangat rendah sebesar 6,2%. Hasil pengujian statistik uji beda untuk data keterampilan metakognitif dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Beda Rata-rata Keterampilan

Metakognitif

Sig. (2-tailed) t hitung t tabel Kesimpulan

0,044 2,112 2,056 H0 ditolak/H1 diterima

Tabel 2 menunjukkan bahwa t hitung ˃ t tabel yang

berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan uraian

diatas dikatakan bahwa keterampilan metakognitif pada akademik atas lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan metakognitif akademik bawah. Hal tersebut juga didukung dari Tabel 1 yang menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan metakognitif akademik atas lebih tinggi dibandingkan akademik bawah yakni akademik atas sebesar 184,3 dan akademik bawah 160,9, namun secara kategori keduanya sama-sama dalam kategori tinggi.

Perbedaan pada keterampilan metakognitif berdasarkan kemampuan akademik mahasiswa menunjukkan bahwa kemampuan akademik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses berpikir seseorang. Mahasiswa akademik atas lebih mampu merencanakan, memilih strategi dalam melaksanakan tugas, dan mampu mengevaluasi apa yang telah dilakukannya dibandingkan mahasiswa akademik rendah. Hal ini juga dikemukakan Nurmaliah (2009) bahwa kemampuan akademik mempengaruhi tingkat berpikir dan pebelajar yang berkemampuan akademik tinggi (pandai) mempunyai tingkat penalaran lebih baik dibanding dengan yang berkemampuan akademik rendah. Begitu juga dengan pendapat Suratno (2010) bahwa kemampuan akademik atas secara signifikan memberikan pengaruh lebih berpotensi dalam meningkatkan keterampilan metakognisi dibandingkan dengan kemampuan akademik bawah. Putri (2013) menyebutkan bahwa semakin rendah keterampilan metakognitif yang dimiliki seseorang, maka berarti semakin rendah pula kesadarannya untuk memonitor kemampuan kognitifnya, yang berarti tidak akan mampu mengembangkan kemampuan kognitifnya.

Adanya pengaruh kemampuan akademik terhadap keterampilan metakognitif memberi informasi bahwa dalam proses belajar mengajar perlu memperhatikan kemampuan akademik berbeda, khususnya agar bisa mensejajarkan kemampuan akademik bawah dengan kemampuan akademik atas. Strategi atau model pembelajaran menjadi hal penting untuk dapat mengakomudir kesenjangan antara kemampuan akademik atas dan akademik bawah. Caliskan&Sunbul (2011) menyebutkan bahwa penggunaan strategi atau model pembelajaran mempengaruhi hasil akhir keterampilan metakognitif pebelajar. Penelitian Coutinho (2007) berhasil mengungkap hubungan positif antara keterampilan metakognitif dan prestasi akademik. Dijelaskan lebih lanjut bahwa prestasi belajar yang memiliki tingkat metakognitif tinggi akan lebih baik jika dibandingkan dengan yang memiliki tingkat metakognitif rendah.

Sa nga t Renda h Renda h Tinggi Sa nga t Tinggi

(7)

Analisis Keterampilan Metakognitif…

Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 9786020951119 496

Upaya untuk meningkatkan keterampilan metakognitif berdasarkan kemampuan akademik berbeda hendaknya dilakukan melalui kegiatan interaksi sosial dalam proses pembelajaran sehingga ada upaya membelajarkan satu sama lain yang nantinya mahasiswa akademik rendah mampu sejajar dengan mahasiswa akademik atas. Hal ini didukung oleh pendapat Prayitno (2010) bahwa adanya tutorial teman sebaya dan interaksi sosial berpotensi mensejajarkan hasil yang diperoleh mahasiswa akademik bawah dengan mahasiswa akademik atas.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Keterampilan metakognitif mahasiswa secara keseluruhan didominasi pada kriteria rendah sebesar 49%.

2. Keterampilan metakognitif mahasiswa berkemampuan akademik atas lebih tinggi dibanding dengan mahasiswa berkemampuan akademik bawah, namun secara kategori sama-sama dalam kategori tinggi.

SARAN

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini adalah perlu diupayakan proses pembelajaran yang mengakomodir keterampilan metakognitif dan upaya mengurangi kesenjangan keterampilan metakognitif yang ditimbulkan adanya pengaruh kemampuan akademik berbeda. Upaya tersebut dapat berupa penerapan model pembelajaran yang mengakomudir langkah reading agar mahasiswa mempunyai kemampuan merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi hal yang diperlukan dalam mencapai kesuksesan belajar, menuliskan peta pikiran sehingga terbiasa melatih keterampilan berpikir, dan interaksi sosial dapat berupa kegiatan kolaboratif dan sharing agar terjadi interaksi antar mahasiswa sehingga tidak terjadi kesenjangan keterampilan metakognitif.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, R., Firdaus., & Ramadany, N. 2011. Profil Kemampuan Metakognisi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau Berdasarkan Tingkat Masa Studi. Jurnal Biogenesis, 8 (1), 17-24.

Caliskan, M., & Sunbul, A. 2011. The Effects of Learning Strategies Instruction on Metacognitive Knowledge, Using Metacognitive Skills and Academic Achievement (Primary Education Sixth

Grade Turkish Course Sample). Educational Sciences: Theory&Practice, 11 (1), 148-153. Charleroy, A., Gentry, C., Greco, A., Rubino, N., &

Schatz, M. 2011. Arts Education Standards and 21st Century Skills, An Analysis of the National Standards for Education (1994), As Compared to the 21st Century Skills Map for the Arts. New York, NY: The College Board Office of Academic Initiatives 45 Columbus Avenue 10023-6992. Cooper, M., Urena, S., & Stevens, R. 2008. Reliable

Multi Method Assessment of Metacognition Use in Chemistry Problem Solving. Chemistry Education Research and Practice, 9 (1): 18-24. Corebima, AD. 2009. Metacognitive Skill Measurement

Integrated In Achievement Test. Paper was presented on 3rd International Conference on Science and Mathematics Education. Penang: 10-12 November 2009.

Coutinho, S. 2007. Thr Relationship Between Goals, Metacognition, and Academic Succes. Educate, 7 (1): 39-47.

Joyce, B., Weil, M., and Calhoun, E. 2011. Model of Teaching Model-Model Pengajaran. Edisi Kedelapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mathis, W. 2013. Research Based Options for Education Policymaking, Twenty First Century Skills and Implication for Education. Colarado Boulder: University of Colarado Boulder.

Nurmaliah, C. 2009. Analisis Keterampilan Metakognisi Siswa SMP Negeri di Kota Malang Berdasarkan Kemampuan Awal, Tingkat Kelas, dan Jenis Kelamin. Jurnal Biologi Edukasi, 1 (2), 18-21. Prayitno, B. 2010. Potensi pembelajaran Kooperatif

dalam Memberdayakan Prestasi Belajar Siswa Under Achievment, (Upaya Mensejajarkan Prestasi Belajar Siswa Akademik Bawah dengan Siswa Akademik Atas). Prosiding Seminar Biologi FKIP UNS 2010, 7 (1), 370-378.

Putri, N. 2013. Pengaruh Strategi Pembelajaran (PBL dan RT) terhadap Keterampilan Metakognitif, Hasil belajar Biologi, dan Retensi Siswa Berkemampuan Akademik Rendah Kelas X pada SMA yang Berbeda. Jurnal. (Online), (jurnal-online.um.ac.id/), diakses pada 14 Januari 2015. Suratno. 2010. Potensi Jigsaw IV Sebagai Strategi

Pembelajaran Biologi yang Memberdayakan Keterampilan Metakognisi pada Kemampuan Akademik Berbeda. Prosiding Seminar Biologi FKIP UNS 2010, 7 (1), 82-87.

Gambar

Tabel 2 keterampilan metakognitif pada kemampuan akademik atas didominasi oleh kategori tinggi, namun masih terdapat kemampuan akademik bawah didominasi oleh kategori rendah sebanyak dan terdapat juga kategori sangat rendah sebesar 6,2%

Referensi

Dokumen terkait

Ketika vena mengalami hambatan aliran balik menyebabkan darah tersebut bocor ke retina → Sehingga terjadi malfungsi dari retina dan penurunan ketajaman

Dengan demikian hasil perhitungan statistik menunjukan bahwa risiko perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap relevansi nilai laba akuntansi

Di Desa Melati II dalam usahatani padi sawah besar curahan tenaga kerja wanita lebih besar dari pada curahan tenaga kerja pria.Pendapatan keluarga tani padi sawah di Desa

Pada akhirnya, munculnya suara-suara lain yang tidak sepakat dengan gagasan 2 Makabe juga mesti dipertimbangkan sebelum kita mengambil kesimpulan apakah Alkitab mendukung

Melihat dari itu semua dapat memahami betapa pentingnya sifat selaktifitas dalam merekrut orang untuk masuk kedalam tim, dari apa yang dijelaskan diatas dapat

Hal ini dipandang perlu mengingat begitu cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga melalui kerjasama dengan pihak luar negeri diharapkan akan

Untuk mewujudkan sikap empati, setiap karyawan atau pegawai perusahaan hendaknya dapat mengelola waktu agar mudah dihubungi, baik lewat telepon maupun bertemu

Penelitian ini bertujuan untuk mendesain dan mengkonstruksi alat ukur suhu dan kadar alkohol menggunakan sensor suhu LM35 dan sensor gas alkohol MQ-3 untuk dapat