• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perencanaan Strategis Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai di PT. Bank SUMUT (Persero) Cabang Utama Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Perencanaan Strategis Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai di PT. Bank SUMUT (Persero) Cabang Utama Medan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan lingkungan dan bisnis selalu berubah secara dinamis dan

serba cepat sehingga meningkatkan tekanan-tekanan persaingan, perubahan pasar

dan perubahan teknologi serta perkembangan usaha. Tantangan-tantangan tersebut

menuntut setiap organisasi bisnis untuk tetap selalu memperbaiki diri agar dapat

beradaptasi dengan perubahan yang ada. Di samping itu

perubahan-perubahan yang terjadi di dunia bisnis kadang tidak bisa diprediksi oleh organisasi

sehingga dibutuhkan kepekaan bagi organisasi untuk memahami keinginan dan

kebutuhan trend pasar.

Semuanya itu menuntut kebijaksanaan bagi para manajer organisasi dalam

hal pengambilan keputusan dalam menetapkan kebijakan, menetapkan sasaran dan

tindakan utama organisasi. Keputusan-keputusan tersebut disatupadukan dalam

suatu pola yang terencana yang disebut dengan perencanaan strategis (Noe,

2010:85). Noe juga menyebutkan bahwa strategi-strategi tersebut dapat berupa

pendekatan generik untuk bersaing atau berbagai penyesuaian dan tindakan

tertentu yang diambil agar dapat berhubungan dengan situasi tertentu. Wibowo

juga menyebutkan perencanaan strategis adalah proses memformulasikan,

mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan yang memungkinkan

organisasi mencapai tujuannya (Wibowo 2015:37). Dengan demikian dapat

(2)

bersifat fleksibel terhadap berbagai situasi dan kondisi pasar yang penuh

tantangan.

Salah satu kegiatan perencanaan strategis di dalam organisasi adalah

perencanaan strategis sumber daya manusia. (Rivai dkk, 2013:51) Dalam hal ini

para manajer sumber daya manusia harus dilatih untuk mengidentifikasikan

masalah-masalah kompetitif yang dihadapi oleh perusahaan yang berkaitan

dengan sumber daya manusia serta berpikir secara strategis tentang cara

menanggapinya. Di dalam penelitian ini penulis hanya berfokus kepada

perencanaan strategis sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah aset

yang harus dikelola secara cermat dan sejalan dengan kebutuhan organisasi.

(Schuler & Jackson : 2006) Salah satu pengelolaan sumber daya manusia tersebut

adalah melalui perencanaan strategis yang baik sehingga kinerja sumber daya

manusia dapat maksimal dan sasaran-sasaran perusahaan dapat tercapai.

Kinerja adalah hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan

tujuan strategis organisasi (Armstrong dan Baron, 2008:15). Briscoe dan Clause

(dalam Armstrong, 2009:10)berpendapat bahwa manajemen kinerja adalah suatu

sistem melalui mana organisasi menetapkan tujuan kerja, mempertimbangkan

standar kerja, memberikan dan mengevaluasi kerja, menyediakan umpan balik

kerja, mempertimbangkan kebutuhan pelatihan dan pengembangan dan

membagikan penghargaan. Bacal dalam edisi baru bukunya memberikan

perumusan bahwa manajemen kinerja adalah proses komunikasi yang sedang

berjalan dilakukan dengan kemitraan antara pekerja dengan atasan langsung

(3)

tentang pekerjaan yang harus dilakukan (Bacal, 2012:4). Dari

pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan, kinerja merupakan hasil dari pengukuran

dan penilaian kinerja yang dilakukan berdasarkan keputusan-keputusan strategis

oleh manajemen sumber daya manusia yang meliputi rencana-rencana strategis

perusahaan dan manajemen kinerja.

Perencanaan strategis sumber daya manusia adalah proses di mana pekerja

dan manajer bekerja bersama merencanakan apa yang harus dilakukan pekerja

dalam setahun mendatang, mendefinisikan bagaimana kinerja harus diukur,

mengidentifikasikan dan merencanakan mengatasi hambatan dan mendapatkan

saling pengertian tentang pekerjaan (Bacal, 2012:54). Sementara itu, Handoko

(2012:53)menyebutkan perencanaan strategis sumber daya manusia merupakan

serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi

permintaan-permintaan bisnis dan lingkungan pada organisasi di waktu yang akan datang dan

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tenaga kerja yang ditimbulkan oleh

kondisi-kondisi tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perencanaan

strategis sumber daya manusia adalah proses meninjau seluruh manajemen kinerja

terkait dengan rencana bisnis dan menentukan pekerjaan apa yang harus dilakukan

dan bagaimana masing-masing pekerja terlibat dalam rencana tersebut untuk

peningkatan kinerja di masa yang akan datang.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa

terdapat benang merah antara perencanaan strategis sumber daya manusia dengan

kinerja. Dinyatakan bahwa perencanaan strategis sumber daya manusia adalah

(4)

pengukuran pekerjaan dan antisipasi hambatan-hambatan di dalam pekerjaan.

Sementara itu kinerja adalah hasil dari pengukuran dan penilaian kinerja yang

dilakukan berdasarkan keputusan-keputusan strategis manajemen sumber daya

manusia terutama dalam hal perencanaannya. Seperti disebutkan oleh Wibowo,

bahwa perencanaan strategis sumber daya manusia adalah bagian terpenting

dalam manajemen kinerja. (Wibowo, 2015:37)

Seperti perusahaan-perusahaan lainnya, dunia perbankan juga mengalami

persaingan yang semakin ketat. Bermacam dan beragamnya produk-produk baru

yang ditawarkan pesaing, serta semakin meningkatnya kebutuhan customer

dengan berbagai macam layanan perbankan dan kualitas layanan. Selain

menghadapi persaingan yang ketat, manajemen perbankan juga dipengaruhi

faktor-faktor eksternal yang sangat mengikat seperti kebijakan-kebijakan

pemerintah yang juga mengalami perubahan demi perubahan. Hal-hal tersebut

menuntut setiap bank untuk melakukan perencanaan strategis agar tetap dapat

survive. Salah satu bank yang telah melakukan berbagai perencanaan strategis selama kurang lebih 54 tahun adalah PT. Bank SUMUT. Perusahaan perbankan

ini adalah salah satu Badan Usaha Milik Daerah Sumatera Utara yang

berkembang pesat hingga saat ini. Perusahaan ini telah melakukan berbagai

perencanan-perencanaan strategis untuk tetap bertahan di kompetisi dunia

perbankan yang semakin ketat, terutama dalam aspek pengelolaan sumber daya

manusianya.

Namun setelah diteliti, penulis menemukan beberapa masalah terkait

(5)

hal perencanaan strategis sumber daya manusianya yang berdampak kepada

kinerja pegawainya.

Berdasarkan analisis data ikhtisar operasional PT. Bank SUMUT dari

tahun 2010 s/d 2014, penulis menemukan adanya permasalahan perencanaan

sumber daya manusia di PT. Bank SUMUT, seperti yang tertera dalam Tabel 1.1

berikut:

Tabel 1.1

Ikhtisar Operasional PT. Bank SUMUT Pada Tahun 2010 s/d 2014

2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah Karyawan 1748 2191 2145 2614 2538

Perubahan Jumlah Karyawan - 443 -46 469 -76

Jumlah Kantor 167 219 226 226 230

Perubahan Jumlah Kantor - 52 7 0 4

Sumber : PT. Bank SUMUT, data diolah

Pada Tabel 1.1 terlihat adanya pengurangan jumlah pegawai yang sangat

signifikan pada Tahun 2012 dan 2014, namun pada tahun yang sama dilakukan

pertambahan jumlah kantor cabang PT. Bank SUMUT. Sementara itu, pada tahun

2013 PT. Bank SUMUT melakukan pertambahan jumlah pegawai hingga 469

orang, sementara pada tahun tersebut tidak dilakukan pertambahan jumlah kantor

cabang. Berdasarkan tabel tersebut terlihat telah terjadi ketidakefisienan PT. Bank

SUMUT dalam hal perencanaan strategis sumber daya manusianya. Hadari

Nawawi menyebutkan bahwa perencanaan strategis sumber daya manusia adalah

rangkaian kegiatan atau proses menetapkan SDM dalam jumlah yang cukup

(Nawawi, 2001:31). Sementara di PT. Bank SUMUT telah terjadi kelebihan total

jumlah pegawai secara keseluruhan. Namun di sisi lain, berdasarkan hasil

(6)

Bank SUMUT, yaitu di Kantor Cabang Utama Medan, mereka menyatakan bahwa

Kantor Cabang Utama Medan sedang mengalami kekurangan pegawai. Jika

dibandingkan fenomena yang terjadi di Kantor Cabang Utama yang mengalami

kekurangan jumlah pegawai dengan Tabel Ikhtisar Operasional PT. Bank

SUMUT yang menyatakan bahwa perusahaan ini mengalami kelebihan jumlah

pegawai. Sebagaimana dikatakan oleh Nawawi (2011:31) bahwa perencanaan

strategis sumber daya manusia adalah proses pengambilan keputusan yang tepat

mengenai penetapan kuantitas (jumlah) dan kualitas SDM yang dapat

mewujudkan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan. Dengan diketahuinya

fenomena di atas, maka dapat dikatakan bahwa keputusan pihak manajemen PT.

Bank SUMUT dalam hal pendistribusian jumlah pegawai masih belum tepat,

ditandai dengan distribusi pegawai yang kurang merata. Hal ini tentunya

disebabkan karena perencanaan strategis sumber daya manusia di PT. Bank

SUMUT masih belum maksimal.

Di samping itu, penulis juga menemukan adanya permasalahan di dalam

seleksi, pelatihan, pengembangan karir dan kompensasi yang terjadi di PT. Bank

SUMUT. Sebagaimana dikatakan Alwi (2010:149) dalam bukunya, bahwa

seleksi, pelatihan, pengembangan karir, dan kompensasi adalah dimensi dari

perencanaan strategis sumber daya manusia.

Berdasarkan hasil wawancara langsung yang dilakukan penulis kepada

beberapa karyawan dan calon karyawan di PT. Bank SUMUT, mereka

menyatakan bahwa sistem seleksi di PT. Bank SUMUT masih banyak

(7)

keluarga atau kawan dalam memberikan pekerjaan atau hak istimewa (Chambers

Murray, Latin-English Dictionary, 1983). Menurut Bartono dan Novianto (2005),

nepotisme seringkali dikaitkan dengan hak perusahaan untuk menentukan sendiri

siapa yang diinginkannya untuk mengisi formasi pekerjaan di dalamnya. Selain

melanggar Hukum Pidana (Undang-Undang No 28 Tahun 1999 Tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi), nepotisme juga berdampak pada

kepuasan kerja, pengembangan karir dan kinerja karyawan yang menurun, karena

praktik nepotisme membuat calon karyawan merasa terdeskriminasi dengan

keputusan perusahaan yang tidak adil dan membuat para karyawan merasa tidak

nyaman dalam bekerja. Di samping itu secara teori praktik nepotisme juga

bertentangan dengan teori keadilan dalam sistem seleksi yang efektif (Rivai,

2011:191). Di dalam bukunya Rivai menyatakan bahwa suatu sistem seleksi

dikatakan efektif apabila memenuhi salah satu sasaran keadilan, dimana suatu

sistem seleksi dikatakan adil apabila menggunakan standar penerimaan yang sama

untuk pelamar dan menyaring pelamar berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

hanya berkaitan dengan pekerjaan saja. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa

sistem seleksi di PT. Bank SUMUT masih belum memenuhi prosedur yang benar.

Selain itu, bagian umum PT. Bank SUMUT Cabang Utama Medan

menyatakan bahwa terdapat beberapa karyawan yang kompetensinya tidak sesuai

dengan bidang pekerjaannya sehingga membuat pencapaian kinerja karyawan

tersebut tidak optimal. Ketika pimpinan memberikan tugas kepada karyawan

terkait dengan pengelolaan data di komputer, ada karyawan yang tidak mampu

(8)

oleh pimpinan. Sehingga yang terjadi adalah karyawan tersebut meminta bantuan

kepada pegawai outsourcing yang justru mampu dan memiliki pengetahuan dalam menyelesaikan tugas tersebut. Pimpinan menginginkan agar karyawan dapat

menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu dan tepat sasaran. Namun yang

terjadi adalah, kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan

tepat waktu belum sepenuhnya terlaksana. Rivai dalam bukunya (2011: 233)

menyebutkan identifikasi kompetensi, kemampuan dan keterampilan adalah salah

satu langkah dalam identifikasi kebutuhan pelatihan. Apabila terjadi permasalahan

kompetensi karyawan seperti yang terjadi di PT. Bank SUMUT tersebut, sudah

seharusnya dilakukan program pelatihan karyawan. Walaupun PT. Bank SUMUT

selalu melakukan program pelatihan secara periodik, namun masih ditemukan

permasalahan kompetensi, maka menurut pandangan penulis program pelatihan di

PT. Bank SUMUT masih belum optimal.

Kompetensi adalah salah satu persyaratan utama dalam pengembangan

karir (Rivai, 2011:301). Apabila karyawan memiliki kompetensi yang rendah

maka sudah dapat dipastikan karyawan tersebut akan memiliki kesulitan dalam

pengembangan karirnya sendiri. Maka dari itu, sebagai upaya dalam peningkatan

rencana karir pribadinya, seorang karyawan sebaiknya melakukan pembenahan

diri dengan mengikuti berbagai pelatihan demi pelatihan untuk meningkatkan

kualitas dirinya.

Di sisi lain, dalam hal penetapan kompensasi, beberapa karyawan PT.

Bank SUMUT yang diwawancarai juga mengeluhkan tentang gaji yang mereka

(9)

terima lebih rendah dari gaji yang diterima oleh rekan mereka yang bekerja bank

lain (posisi dan jabatan sama). Menurut Noe (2010:6), salah satu indikator

kompensasi finansial dikatakan adil adalah apabila memenuhi teori keadilan

eksternal, dimana keadilan finansial terwujud ketika karyawan pada sebuah

perusahaan menerima bayaran yang sebanding dengan karyawan yang memiliki

pekerjaan yang serupa di perusahaan sejenis lainnya.

Selain itu, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan

Manajer Perencanaan Sumber Daya Manusia, disebutkan belum ada formulasi

pengukuran dan penilaian kinerja pegawai yang secara resmi digunakan sejak

kurang lebih 54 tahun PT. Bank SUMUT berdiri. Sistem pengukuran kinerja KPI

(Key Performance Indicator) baru direncanakan akan dilakukan pada tahun ini. Penilaian kinerja pegawai yang selama ini dilakukan hanya dengan penilaian

subjektif yang bersifat informal, yang tentu saja memiliki banyak kekurangan.

Seperti yang dinyatakan Lawson bahwa pengukuran dan penilaian kinerja harus

bersifat objektif dan tidak emosional, penilaian subjektif sebaiknya dihindari

(Lawson, 2005:98). Pengukuran dan penilaian kinerja adalah bagian yang sangat

penting dalam manajemen kinerja, terutama dalam hal perencanaan strategis

sumber daya manusia. Seperti yang disebutkan Wibowo (2015:155)di dalam

bukunya, penilaian kinerja bermanfaat untuk mengevaluasi pelaksanaan kinerja

apakah sudah sesuai dengan rencana yang telah ditentukan atau belum dan apakah

hasil kinerja sudah tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum.

Perencanaan strategis sumber daya manusia adalah bagian yang paling

(10)

menghasilkan output (dalam hal ini kinerja karyawan) yang baik pula. (Wibowo, 2015:37). Berdasarkan uraian di atas penulis menemukan berbagai masalah yang

cukup pelik mengenai perencanaan strategis sumber daya manusia di PT. Bank

SUMUT. Mulai dari distribusi jumlah pegawai yang belum merata, sistem seleksi

yang belum mengikuti prosedur yang benar, program pelatihan yang belum

maksimal, kompetensi yang rendah yang menghambat pengembangan karir

pegawai dan penetapan kompensasi yang dinyatakan masih belum adil. Sejalan

dengan teori yang diungkapkan Wibowo di atas, penulis juga menemukan adanya

permasalahan dalam output manajemen sumber daya manusia yaitu kinerja pegawai di PT. Bank SUMUT. Berikut permasalahan dalam hal kinerja pegawai

yang terjadi di PT. Bank SUMUT (Persero) Cabang Utama Medan:

Seperti yang sudah diuraikan penulis di atas, PT. Bank SUMUT belum

memiliki formulasi pengukuran kinerja pegawai yang pasti. Penulis berpendapat

apabila penilaian kinerja pegawai tidak efektif maka akan mengakibatkan

berbagai dampak negatif yang pada akhirnya berdampak kepada kinerja

perusahaan secara keseluruhan. Kurangnya efektivitas penilaian manajemen

kinerja pada PT. Bank SUMUT memiliki dampak yang signifikan pada hasil

kinerja pegawai. Hal tersebut ditandai dengan kurangnya perhatian pegawai

(11)

Tabel 1.2

Daftar Absensi Pegawai PT. Bank SUMUT Cabang Utama Medan Tahun 2014

Bulan Jumlah

Sumber: PT. Bank SUMUT, data diolah

Berdasarkan tabel di atas terdapat tingkat ketidakhadiran pegawai yang

sangat tinggi terutama pada bulan Januari, Februari, Agustus, dan September

2014. Menurut Flippo (2002:131), absensi karyawan yang normal di Negara

Amerika Serikat adalah 3%. Sedangkan jumlah ketidakhadiran karyawan pada

PT. Bank SUMUT Cabang Utama Medan jauh diatas 3% atau sudah melewati

batas normal seperti yang dikemukakan oleh Flippo tersebut. Sementara itu

berdasarkan survey langsung yang dilakukan penulis selama riset, terdapat banyak

pegawai yang melakukan penambahan jam istirahat. Peraturan jam istirahat yang

sudah ditetapkan perusahaan adalah pukul 13.00 s/d 14.00 (1 jam), sementara

pada praktiknya penulis melihat banyak pegawai yang sudah mulai keluar dari

kantor kurang dari pukul 13.00 dan masuk ke kantor pukul 15.00 (2 jam).

Penambahan jam istirahat tersebut akan mengurangi jam kerja yang tentu saja

(12)

berdampak secara langsung bagi perusahaan.Kedisiplinan adalah salah satu

indikator kinerja karyawan (Prawirosentono, 2008:27) . Apabila tingkat

kedisiplinan karyawan berkurang maka secara otomatis kinerja mereka pun akan

berkurang pula.

Sejalan dengan pernyataan Prawirosentono, penulis juga menemukan

adanya permasalahan kinerja pegawai yang terlihat dari hasil penilaian

manajemen kinerja (subjektif) seperti yang tersirat pada Tabel 1.3 berikut:

Tabel 1.3

Hasil Penilaian Manajemen Kinerja (Subjektif)

Pegawai PT. Bank SUMUT Cabang Utama Medan Tahun 2013 - 2015

Point

Pencapaian Nilai

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2105

Jumlah

Sumber : PT. Bank SUMUT, data diolah

Pada Tabel 1.3 menunjukkan terjadinya penurunan kinerja pegawai dari

tahun ke tahun, dimana terdapat penambahan jumlah pegawai yang mendapatkan

nilai K– (Kurang Minus), berkurangnya pegawai yang mendapatkan nilai SB

(13)

target perusahaan dalam mengelola karyawannya, sehingga perusahaan harus

mengupayakan maksimalisasi jumlah karyawan berpredikat Istimewa (Is) dan

meminimalisasi jumlah karyawan yang memiliki berpredikat K- (Kurang Minus).

Maka berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan sumber

daya manusia di PT. Bank SUMUT masih belum maksimal.

Berdasarkan uraian di atas penulis melihat telah terjadi permasalahan

dalam hal pengelolaan sumber daya manusia di PT. Bank SUMUT terkait dengan

perencanaan strategis sumber daya manusianya yang berdampak pada kinerja

karyawannya. Karena itu, penulis di dalam penelitian ini ingin melihat berapa

besar pengaruh perencanaan strategis sumber daya manusia terhadap kinerja

pegawai di PT. Bank SUMUT Cabang Utama Medan, sehingga penulis tertarik

untuk menulis skripsi dengan judul “Pengaruh Perencanaan Strategis Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja Pegawai di PT. Bank SUMUT (Persero) Cabang Utama Medan”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka perumusan masalah yang

(14)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui Pengaruh Perencanaan Strategis Sumber Daya

ManusiaterhadapKinerja Pegawai di PT. Bank SUMUT (Persero) Cabang Utama

Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan tercapainyatujuantersebut,makapenelitianini diharapkanakan

memberikan manfaat sebagai berikut:

1.Manfaat Teoritis

Penelitian inibisa dijadikan landasan dalam mengembangkan model

penelitian mengenai Perencanaan Strategis Sumber Daya Manusia dan Kinerja

Pegawaiyanglebihkomprehensifdenganobjekyang lebih luas.

2.ManfaatPraktis

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan referensi bagi internal

manajemen PT. Bank SUMUTuntuk mendukung perencanaan dan pengembangan

bisnis serta merumuskan strategi sumber daya manusiake depan, khususnyadalam

rangkameningkatkan kinerja pegawaimelalui perencanaan strategis sumber daya

Gambar

Tabel 1.1 Ikhtisar Operasional PT. Bank SUMUT
Tabel 1.2 Daftar Absensi Pegawai PT. Bank SUMUT
Tabel 1.3 Hasil Penilaian Manajemen Kinerja (Subjektif)

Referensi

Dokumen terkait

“Aswarni Sudjud menjelaskan tentang penelitian komparasi, yaitu penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan- perbedaan tentang benda-benda,

[r]

Program Bidikmisi sangat diminati oleh masyarakat secara umum terutama bagi masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi, hal ini terlihat dari jumlah pendaftar

2) Seleksi ditentukan oleh masing-masing PTN dengan memprioritaskan pendaftar yang mempunyai potensi akademik yang paling tinggi, pendaftar yang paling tidak mampu

Besi tua tergolong limbah padat bernilai ekonomis sehingga dapat dimanfaatkan kembali, peraturan daerah ini memberikan payung hukum berupa aturan setingkat peraturan

[r]

Kandungan insektisida dimetoat dalam cabai merah keriting setelah perendaman dengan konsentrasi 100, 200, dan 300 ppm jika dianalisis langsung tanpa perlakuan, kemudian

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : Adanya pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan