• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Kepuasan Wisatawan Mancanegara Pengunjung Objek Wisata Alam Taman Nasional Gunung Leuser Di Bukit Lawang SPTN Wilayah V Bahorok BTPN Wilayah III Stabat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tingkat Kepuasan Wisatawan Mancanegara Pengunjung Objek Wisata Alam Taman Nasional Gunung Leuser Di Bukit Lawang SPTN Wilayah V Bahorok BTPN Wilayah III Stabat"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata

Pariwisata telah menjadi industri yang mendunia, suatu bisnis yang semakin

berkembang. Menurut Pendit (2002:1), istilah pariwisata terlahir dari bahasa

Sanskerta yang komponen-komponennya terdiri dari:

pari : penuh, lengkap, berkeliling

wis(man) : rumah, property, kampong, komunitas

ata : pergi terus menerus, mengembara (roaming about)

Jika dirangkai menjadi satu kata melahirkan istilah pariwisata, berarti: pergi

secara lengkap meninggalkan rumah (kampung) berkeliling terus menerus. Dalam

operasionalnya istilah pariwisata sebagai pengganti istilah asing “tourism” atau

“travel” diberi makna oleh Pemerintah Indonesia: “mereka yang meninggalkan

rumah untuk mengadakan perjalanan tanpa mencari nafkah di tempat-tempat yang

dikunjungi sambil menikmati kunjungan mereka”.

Sesuai dengan rekomendasi World Tourism Organization (WTO) dan

International Union of Office Travel Organization definisi tamu mancanegara adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara di luar tempat tinggalnya, didorong oleh

satu atau beberapa keperluan tanpa bermaksud memperoleh penghasilan di tempat

(2)

1. Wisatawan (tourist)

Adalah setiap pengunjung seperti definisi di atas yang tinggal paling sedikit

dua puluh empat jam, akan tetapi tidak lebih dari enam bulan di tempat yang

dikunjungi dengan maksud kunjungan antara lain:

a. berlibur, rekreasi dan olahraga

b. bisnis, mengunjungi teman dan keluarga, misi, menghadiri pertemuan,

konferensi, kunjungan dengan alasan kesehatan, belajar, dan

keagamaan

2. Pelancong (Excursionist)

Adalah setiap pengunjung seperti definisi di atas yang tinggal kurang dari dua

puluh empat jam di tempat yang dikunjungi (termasuk cruise passenger yaitu

setiap pengunjung yang tiba di suatu negara dengan kapal atau kereta api,

dimana mereka tidak menginap di akomodasi yang tersedia di negara

tersebut).

Menurut Ismayanti (2010:13), pariwisata dibedakan atas dua jenis

berdasarkan batas negara yaitu, international tourism (pariwisata internasional atau

mancanegara) adalah terjadi ketika pengunjung melintasi batas sebuah negara. Wisata

mancanegara merupakan kegiatan perjalanan seseorang menuju ke, kembali dari dan

selama di daerah tujuan di luar lingkungan tempat tinggal dan bekerja serta melewati

batas negara dengan tujuan bersenang-senang dan pariwisata domestik adalah terjadi

(3)

Wisata domestik adalah kegiatan perjalanan seseorang menuju ke, kembali dari dan

selama di daerah tujuan di luar lingkungan tempat tinggal dan bekerja, yang masih di

dalam negara domisilinya.

2.1.1 Berbagai Macam Bentuk Wisata

Menurut Suwantoro (2002:14-17), ada berbagai macam perjalanan wisata bila

ditinjau dari berbagai macam segi.

1. Dari segi jumlahnya, wisata dibedakan atas:

a. Individual Tour (wisatawan perorangan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh satu orang atau sepasang suami-isteri.

b. Family Group Tour (wisata keluarga), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hubungan

kekerabatan satu sama lain.

c. Group Tour (wisata rombongan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan bersama-sama dengan dipimpin oleh seorang yang

bertanggungjawab atas keselamatan dan kebutuhan seluruh anggotanya.

2. Dari segi pengaturannya, wisata dibedakan atas:

a. Pre-arranged Tour (wisata berencana), yaitu suatu perjalanan wisata yang

jauh hari sebelumnya telah diatur segala sesuatunya, baik transportasi,

akomodasi, maupun objek-objek yang akan dikunjumgi.

(4)

bekerjasama dengannya dimana harga paket wisata tersebut telah mencakup

biaya perjalanan, hotel ataupun fasilitas lainya yang memberikan

kenyamanan bagi pembelinya.

c. Coach Tour (wisata terpimpin), yaitu suatu paket perjalanan ekskursi yang dijual oleh biro perjalanan dengan dipimpin oleh seorang pemandu wisata

dan merupakan perjalanan wisata yang diselenggarkan secara rutin, dalam

jangka yang telah ditetapkan dan dengan rute perjalanan yang tertentu pula.

d. Special Arranged Tour (wisata khusus), yaitu suatu perjalanan wisata yang disusun secara khusus guna memenuhi permintaan seorang langganan atau

lebih sesuai dengan kepentingannya.

e. Optional Tour (wisata tambahan), yaitu suat perjalanan wisata tambahan diluar pengaturan yang telah disusun dan diperjanjikan pelaksanaannya,

yang dilakukan atas permintaan pelanggan.

3. Dari segi maksud dan tujuaannya, wisata dibedakan atas:

a. Holiday Tour (wisata liburan), yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan dan diikuti oleh anggotanya guna berlibur,

bersenang-senang dan menghibur diri.

b. Familiarization Tour (wisata pengenalan), yaitu suatu perjalanan anjangsana yang dimaksudkan guna mengenal lebih lanjut bidang atau

(5)

c. Educational Tour (wisata pendidikan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun

pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjunginya.

d. Scientific Tour (wisata pengetahuan), yaitu suatu perjalanan wisata yang tujuaan pokoknya adalah untuk memperoleh pengetahuan atau penyelidikan

terhadap sesuatu bidang ilmu pengetahuan.

e. Pileimage Tour (wisata keagamaan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan guna melakukan ibadah keagamaan.

f. Special ProgrameTour (wisata program khusus), yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk mengisi kekosongan khusus.

g. Special Mission Tour (wisata kunjungan khusus), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan dengan suatu maksud khusus.

h. Hunting Tour (wisata perburuan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk menyelenggarakan perburuan binatang yang diizinkan

oleh penguasa setempat sebagai hiburan semata-mata.

4. Dari segi penyelenggaraannya, wisata dibedakan atas:

a. Ekskursi (Excursion), yaitu suatu perjalanan wisata jarak pendek yang

ditempuh kurang dari 24 jam guna mengunjungi satu atau lebih objek

wisata.

b. Safari Tour, yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan secara

(6)

maupun objeknya bukan merupakan objek kunjungan wisata pada

umumnya.

c. Cruise Tour, yaitu perjalanan wisata dengan menggunakan kapal pesiar mengunjungi objek-objek wisata bahari dan objek wisata didarat tetappi

menggunakan kapal pesiar sebagai basis pemberangkatannya.

d. Youth Tour (wisata remaja), yaitu kunjungan wisata yang penyelenggaraannya khusus diperuntukan bagi para remaja menurut

golongan umur yang ditetapkan oleh hukum negara masing-masing.

e. Marine Tour (wisata bahari), yaitu suatu kunjungan ke objek wisata, khususnya untuk menyaksikan keindahan lautan, wreck-diving (menyelam)

dengan perlengkapan selam lengkap.

2.2 Perilaku Konsumen

Konsumen adalah pemakai produk atau barang-barang hasil produksi baik

barang maupun jasa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2009:481). Perilaku konsumen

(consumer behavior) didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying

units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide (Mowen dan Minor, 2002:6).

Menurut Umar (2000:50), perilaku konsumen didefinisikan sebagai suatu

tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi, serta menghabiskan

produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan penyusuli tindakan

(7)

yang tak tampak, variabel-variabel perilaku yang tampak antara lain jumlah

pembelian, waktu pembelian, karena siapa, dengan siapa, dan bagaimana konsumen

melakukan pembelian. Sedangkan perilaku konsemen yang tak tampak adalah ingatan

terhadap informasi, perasaan kepemilikan konsumen dan presepsi. Perilaku

konsumen menunjuk kepada perbedaan perilaku individu dalam bagaimana mereka

mendapatkan, mengolah, dan menggunakan informasi dari berbagai sumber dan

situasi pembelian, mengkonsumsi dan berkomunikasi tentang merek, produk dan

kelompok produk. Definisi perilaku konsumen dapat disimpulkan sebagai kegiatan

yang secara langsung ditujukan untuk mendapatkan, mengkonsumsi suatu produk

atau jasa dimana keputusan yang mengawali dan mengikuti kegiatan tersebut berbeda

untuk setiap individuanya dan dapat berubah karena pengaruh dari berbagai pihak

seperti lingkungan, individu dan sebagainya.

2.3 Kepuasan Pelanggan

Pelanggan merupakan seseorang yang secara kontinu dan berulang kali datang

ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu

produk atau mendapatkan jasa dan membayar produk dan jasa tersebut. Pelanggan

merupakan orang yang berinteraksi dengan perusahaan setelah proses menghasilkan

produk (Tjiptono dan Diana, 2003:100)

Kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang

timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk terhadap

(8)

kepuasan fungsional dan kepuasan psikologika. Kepuasan fungsional merupakan

kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang dimanfaatkan sedangkan

kepuasan psikologika merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat

tidak berwujud dari produknya (Umar, 2000:51).

Menurut Sheth & Mittal dalam Tjiptono (2005:56), mengelompokkan

pelanggan kedalam 3 kategori, yaitu:

1. User adalah orang yang secara aktual mengonsumsi atau menggunakan produk atau menerima manfaat dari jasa yang dibeli.

2. Buyer adalah orang yang berpartisipasi dalam pengadaan produk. 3. Payer adalah orang yang mendanai atau membiayai pembelian produk. Tipe nilai pelanggan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Performance value adalah kualitas hasil fisik dari penggunaan suatu produk atau jasa. Dengan kata lain, tipe nilai ini mencerminkan kemampuan

produk/jasa melaksanakan fungsi fisik utamanya secara konsisten.

2. Social value adalah manfaat produk/jasa yang bertujuan untuk memuaskan keinginan seseorang dalam mendapatkan pengakuan atau kebanggaan sosial.

3. Emotional value adalah kesenangan dan kepuasan emosional yang didapatkan user dari produk/jasa.

Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi

kebutuhan dan harapan pelanggan. Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan

(9)

lebih efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang

disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien.

Hal ini terutama sangat penting bagi pelayanan publik.

Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan faktor yang

penting dalam mengembangkan suatu sistem penyediaan pelayanan yang tanggap

terhadap kebutuhan pelanggan, meminimalkan biaya dan waktu serta memaksimalkan

dampak pelayanan terhadap populasi sasaran. Terdapat beberapa cara untuk

mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:

(1) Tingkat kepentingan pelayanan yang diberikan, dan

(2) Kinerja pemberi pelayanan didalam memberikan pelayanannya.

Menurut Kotler dan Amstrong (2004:41), ada empat metode yang bisa

digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:

1. Sistem keluhan dan saran

Perusahaan yang memberikan kesempatan penuh bagi pelanggannya untuk

menyampaikan pendapat atau bahkan keluhan merupakan perusahaan yang

berorientasi pada konsumen (costumer oriented).

2. Survei kepuasan pelanggan

Sesekali perusahaan perlu melakukan survei kepuasan pelanggan terhadap kualitas

jasa atau produk perusahaan tersebut.Survei ini dapat dilakukan dengan

penyebaran kuesioner oleh karyawan perusahaan kepada para pelanggan. Melalui

(10)

atau jasa perusahaan tersebut, sehingga perusahaan dapat melakukan perbaikan

pada hal yang dianggap kurang oleh pelanggan.

3. Ghost Shopping

Metode ini dilaksanakan dengan mempekerjakan beberapa orang perusahaan

(ghost shopper) untuk bersikap sebagai pelanggan di perusahaan pesaing, dengan

tujuan para ghost shopper tersebut dapat mengetahui kualitas pelayanan

perusahaan pesaing sehingga dapat dijadikan sebagai koreksi terhadap kualitas

pelayanan perusahaan itu sendiri.

4. Analisa pelanggan yang hilang

Metode ini dilakukan perusahaan dengan cara menghubungi kembali

pelanggannya yang telah lama tidak berkunjung atau melakukan pembelian lagi di

perusahaan tersebut karena telah berpindah ke perusahaan pesaing. Selain itu,

perusahaan dapat menanyakan sebab-sebab berpindahnya pelanggan ke

perusahaan pesaing.

Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat,

diantaranya adalah hubungan antara perusahaan dan pelanggan jadi harmonis,

memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas

pelanggan dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang

menguntungkan bagi perusahaan, reputasi perusahaan menjadi baik dimata

(11)

2.3.1 Faktor Faktor Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen ditentukan oleh persepsi konsumen atas performance

produk atau jasa dalam memenuhi harapan konsumen. Salah satu faktor yang

menentukan kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa

yang berfokus pada lima dimensi jasa yaitu:

1. Tangibles (Berwujud)

Dimensi ini mencakup kondisi fisik, peralatan serta penampilan pekerja. Jasa

tidak dapat diamati secara langsung, maka pelanggan sering kali berpedoman pada

kondisi yang terlihat mengenai jasa dalam melakukan evaluasi seperti karpet, tempat

duduk, penampilan pekerja, keramahan pekerja, dan lain-lain.

2. Reliability (Keandalan)

Dimensi ini menunjukkan perusahan untuk memberikan pelayanan secara akurat

dan handal, dapat dipercaya, bertanggung jawab atas apa yang dijanjikan, tidak

pernah memberikan janji yang berlebihan dan selalu memenuhi janjinya.

3. Responsivenes (Daya Tanggap)

Dimensi ini mencakup keinginan untuk membantu pelanggan dan memberikan

pelayanan yang cepat dan tepat, selalu memperoleh definisi yang tepat dan segera

mengenai pelanggan.Dimensi ini merefleksikan komitmen perusahaan untuk

memberikan pelayanannya tepat pada waktunya.

4. Assurance (Jaminan)

Dimensi ini mencakup Competency, yaitu kepemilikan keterampilan dan

(12)

dan keramahan pelayanan, Credibility merupakan kepercayaan terhadap dan

kejujuran dari pembeli jasa dan Security hal ini mencakup kebebasan dari bahaya,

resiko atau keragu raguan. Dimensi assurance mencakup pengetahuan dan kesopanan

pekerja serta kemampuannya untuk memberikan kepercayaan kepada pelanggan,

dimensi ini merefleksikan kompetensi perusahaan, keramahan kepada pelanggan dan

keamanan operasinya.

5. Empathy

Dimensi ini terdiri dari 3 hal yaitu:

a) Accessibility mencakup kemudahan untuk mendekati dan menghubungi.

b) Communication Skills hal ini mencakup pemberian informasi kepada pelanggan dengan bahasa yang dapat dimengerti dan mendengarkan

tanggapan dan pertanyaan pelanggan.

c) Understanding the costumer hal ini mencakup perlunya usaha untuk mengetahui pelanggan dan kebutuhan khususnya.

2.3.2 Alat Analisis dan Teknik Mengukur Kepuasan Konsumen

Ada beberapa teknik mengukur kepuasan konsumen yaitu indeks kepuasan,

analisis kesenjangan, importance performence analysis, benchmarking, analisis

diskriminan, analisis Cluster, structural equation modeling dan lain-lain. Pengukuran sangat penting dilakukan oleh perusahan untuk keberlangsungan usaha yang

dijalankan. Kegunaan pengukuran kepuasan antara lain untuk mengevaluasi posisi

(13)

menemukan bagian atau atribut apa yang membutuhkan peningkatan. Kemampuan

untuk memahami kepuasan dan memenuhi harapan pelanggan dapat meningkatkan

kepuasan pelanggan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul Penelitian

Nama Penulis (Tahun Pembuatan)

Tujuan dan Hasil Penelitian

“Analisis Tingkat

Tujuan dari penelitiaan tersebut adalah:

1. Menganalisis tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor

2. Mengidentifikasi proses pengambilan keputusan pembelian jasa dan tingkat loyalitas pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor.

3. Menganalisis atribut yang harus diperbaiki dan ditambahkan oleh Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor.

Hasil dari penelitian tersebut adalah:

1. Berdasarkan analisis mengenai karakteristik pengunjung wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor di dominasi oleh pengunjung dengan jenis kelamin laki-laki dengan umur sekitar 21 sampai 25 tahun dengan status sosial belum menikah atau masih lajang, tingkat pendidikan yang dienyam adalah Sarjana (S1) dengan pekerjaan Pegawai Swasta dengan pengeluaran rata-rata Rp. 1.000.000 sampai dengan Rp. 1.500.000 dengan asal kedatangan yaitu berasal dari Kawasan Bogor.

(14)

wisata yang lebih digemari adalah wisata dengan konsep yang mengandung nila pendidikan dengan alasan kedatangan untuk mencari kenyamanan dan mendapatkan kesenangan hati dan manfaat yang diharapkan datang ke objek wisata Agro Gunung Mas ini adalah untuk refreshing. Informasi yang didapat oleh pengunjung kebanyakan berasal dari teman dimana sumber informasi itu kebanyakan pengujung lebih banyak mempertimbangkan untuk berkunjung ke objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor dengan yang mempegaruhi berkunjung yaitu kebanyakan berasal dari teman-teman. Yang menjadi alasan terbesar para pengunjung memilih tempat ke objek Agro Gunung Mas Cisarua Bogor ini adalah dikarenakan dekat dengan tempat tinggal para pengunjung dengan diterapkan pengunjung tetap akan datang kembali ke objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor dikarenakan pengunjung merasa puas dengan tingkat kinerja pihak pengelola.

3. Hasil dari analisis tingkat kepuasan pengunjung dengan metode IPA dibagi menjadi empat kuadran. Pada kuadran 1 dianggap paling penting dalam meningkatkan atributnya. Berdasarkan perhitungan nilai CSI sebanyak 94 persen pengunjung merasa puas terhadap objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor.

Tujuan dari penelitiaan tersebut adalah:

1. Menganalisis pengaruh produk terhadap keputusan wisatawan asing berlibur di Kota Semarang. 2. Menganalisis pengaruh tempat terhadap keputusan

wisatawan asing berlibur di Kota Semarang. 3. Menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan

wisatawan asing berlibur di Kota Semarang.

4. Menganalisis pengaruh promosi terhadap keputusan wisatawan asing berlibur di Kota Semarang.

(15)

“Kepuasan Wisatawan

Tujuan dari penelitian adalah Mengetahui tingkat kepuasan wisatawan dengan menganalisis tingkat kesesuaian antara kepentingan faktor-faktor pelayanan menurut wisatawan dengan kualitas pelayanan yang diberikan TICs di Jalan Padma Utara, Legian, Kuta menganalisis tingkat kepuasan wisatawan terhadap kualitas pelayanan TICs di Jalan Padma Utara, Legian, Kuta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan wisatawan terhadap kualitas pelayanan TICs di Jalan Padma Utara, Legian, Kuta.

Hasil dari penelitian tersebut adalah :

Tingkat kepuasan wisatawan terhadap kualitas pelayanan TICs di Jalan PadmaUtara, Legian, Kuta berada pada kategori cukup puas dengan nilai rata-rata 2,6. Sebanyak tiga variabel (penampilan petugas TICs, menghindari kesalahan ketika memberikan pelayanan, dan sikap dalam melayani) pada kategori tidak puas; empat variabel (pelayanan yang tepat waktu, nampak profesional dalam memberikan pelayanan, pengetahuan petugas TICs yang luas, dan memberi perhatian terhadap permintaan wisatawan) pada kategori kurang puas; sepuluh variabel (bangunan konter, fasilitas komunikasi, kelengkapan kebersihan, peta/brosur, menghargai wisatawan, membantu wisatawan dengan cekatan, menggunakan bahasa tubuh, bahasa yang digunakan mudah/jelas dimengerti, jujur dan bersih dalam melayani, keamanan saat dilayani, dan mengetahui nama wisatawan) pada kategori cukup puas; dan tiga variabel (memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan, pelayanan yang cepat dan efisien, serta tersenyum dalam melayani) berada pada kategori puas.

(16)

Karanganyar”.

Oleh :

Endang Sulistiyani (2010)

(17)

2.5 Kerangka Konseptual

Penelitian mengenai Analisis Tingkat Kepuasan Wisatawan Mancanegara

Taman Nasional Gunung Leuser di Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara

membahas mengenai sejauh mana presepsi tingkat kepuasan pengunjung terhadap

Wisata Alam Taman Nasional Gunung Leuser di Langkat Propinsi Sumatera Utara.

Langkah pertama yang ditempuh dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan

terhadap fasilitas-fasilitas yang terdapat Wisata Alam Taman Nasional Gunung

Leuser untuk meningkatkan jumlah pengunjung dalam berwisata di Wisata Alam

Taman Nasional Gunung Leuser. Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis

deskripsi yaitu dengan melihat kepuasan wisatawan mancanegara terhadap produk

atau jasa objek Wisata Alam Taman Nasional Gunung Leuser. Hal ini penting untuk

memperoleh gambaran yang jelas tentang keadaan umum wisatawan mancanegara

yang berkaitan dengan keadaan Wisata Alam Taman Nasional Gunung Leuser.

Variabel yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan Wisatawan

Mancanegara objek Wisata Alam Taman Nasional Gunung Leuser meliputi,

Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, Emphaty, sedangkan untuk mengetahui idenditas reponden perlu diketahui komponen sebagai berikut yaitu,umur,

(18)

Sumber: Kotler dan Amstrong (Data Dimodifikasi) (2001:304).

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Gambar 2.2

Kerangka Operasional Penelitian Tangible ( )

Reliability ( )

Responsiveness ( )

Assurance ( )

Empathy ( )

Kepuasan Wisatawan Mancanegara (Y)

Analisis Deskriptif Important Performance Analysis dan Customer satisfaction Index

(CSI)

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1  Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang dengan penuh kesabaran telah.. memberikan ilmu yang berguna dan bermanfaat bagi penulis serta

Pengembangan ekowisata berbasis masyarakat lokal dapat dilakukan dengan mengekplorasi potensi lingkungan wisata di Kecamatan Ajibata, dimana masyarakat diajak

(1) Calon Kepala Desa terpilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ditetapkan dengan Keputusan Badan Perwakilan Desa berdasarkan laporan dan Berita Acara pemilihan

Setelah mengisi form ini dengan lengkap dan melampirkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan (scan/fotocopy NPWP dan Rekening), mohon segera dikirim ke

Dalam rangka membangun budaya mutu di perguruan tinggi melalui implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Ruang lingkup Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Murung Raya ini mencakup strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten sampai dengan

Menurut Basu Swastha, Strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan tersebut (1997). Jadi, strategi merupakan rencana yang disatukan,

(kiri) Foto thoraks posisi telentang menunjukkan sekumpulan kecil udara di bawah diafragma (panah) pada pasien dengan pneumoperitoneum.. (kanan) Foto polos abdomen posisi