• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Cara dan Adat Perkawinan Pada Masyarakat Etnis Angkola (di Luat Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tata Cara dan Adat Perkawinan Pada Masyarakat Etnis Angkola (di Luat Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Sejarah Kabupaten Padang Lawas Utara

Luas Kabupaten ini adalah 3.918,05 km2 . Jumlah penduduk Padang Lawas

Utara pada hasil sensus 2010 berjumlah 223.531 jiwa dengan kepadatan 57 per

kilometer persegi, yang pada tahun 2011 meningkat menjadi 225.621 jiwa dengan

pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun sekitar 2,18 persen1. Kabupaten

Padang Lawas Utara terletak pada garis 113‟50” Lintang Utara dan 9920‟44‟

-10019‟10 Bujur Timur, batas wilayahnya adalah :

- Disebelah Timur berbatas dengan Provinsi Riau

- Disebelah Barat berbatas dengan Tapanuli Selatan

- Disebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Labuhan Batu dan

Labuhan Batu Selatan

- Disebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Padang Lawas

Lokasi penelitian ini berada di Luat Halongonan, dimana dalam satu Luat

terdapat beberapa desa yang saling berkaitan. Alasan pemilihan lokasi tersebut

karena di daerah Luat Halongonan prosesesi adat masih sering digunakan dalam

kehidupan sehari-hari dan masyarakat juga masih menjunjung tinggi adat istiadat

dari nenek moyangnya.

(2)

2.2 Letak dan Kondisi Geografis Kecamatan Halongonan

Di kawasan Kecamatan Halongonan terdapat gunung, yang dimana

masyarakat Halongonan biasa menyebut gunung dengan tor dan bukit yang

disebut dolok. Gunung-gunung yang terdapat di kecamatan Halongonan antara

lain gunung (tor) sunggul lungun di desa Bargottopong, gunung (tor) abit dua di

desa Sipenggeng,

Foto 1 Peta Kabupaten Padang Lawas Utara Sumber : Internet

Keadaan alam wilayah Luat Halongonan sebagian merupakan daerah

gunung-gunung dan sebagian lagi dataran rendah yang dapat dijadikan areal

pertanian dan perkebunan. Daerah pegunungan ditumbuhi oleh hutan lebat yang

menghasilkan kayu, rotan dan lain-lain.

Selain gunung, di Kecamatan Halongonan juga terdapat sungai, masyarakat

kecamatan Halongonan biasa menyebut sungai dengan Aek. adapun sungai (aek)

yang terdapat di Kecamatan Halongonan antara lain sungai (aek) batang galoga di

desa Sihopuk Baru, sungai (aek) halongonan di desa Bargottopong, sungai (aek)

(3)

(aek) sipenggeng di desa Sipenggeng. Sungai-sungai ini biasa dimanfaatkan

masyarakat sebagai kebutuhan sehari-hari seperti mencuci, air minum, dan mandi.

2.3 Jumlah dan Susunan Penduduk

Di Kecamatan Halongonan terdiri dari beberapa desa antara lain Desa

Bolatan, Situmbaga, Sihopuk Baru, Sihopuk Lama, Huta Baru Nangka, Rokan

Baru, Sipaho, Hutaimbaru, Rondaman, Paolan, Rondaman Suburegar, Sigala-gala,

Ujung Padang, Bargottopong Jae, Bargottopong Julu, Sirikki Jae, Sirikki Julu,

Halongonan, Hiterurat, Pagar Gunung, Pangarambangan, Silattoyung, Huta

Nopan, Mompang, Boru Angin, Poken Minggu, Gunung Manaon

Di Kecamatan Halongonan mayoritas penduduknya beragama Islam, untuk

Desa Bolatan, Situmbaga, Sihopuk Baru, Sihopuk Lama dan Huta Baru Nangka,

Ujung Padang, Boru Angin, Rokan Baru, Sirikki Jae, Sirikki Julu, Hiteurat,

Sigala-gala, mayoritas penduduknya bermarga Harahap sedangkan untuk Desa

Bargottopong Jae, Bargottopong Julu, Rondaman siburegar, janji raja, pagar

gunung mayoritas penduduknya bermarga Siregar.

Untuk di wilayah di Kecamatan Halongonan dua marga inilah yang

dominan yaitu Harahap dan Siregar, sebab kedua marga inilah yang mempunyai

huta (kampung). Untuk jumlah penduduk masyarakat kecamatan Halongonan

(4)

2.4 Mata Pencaharian Penduduk

Keadaan lingkungan Kecamatan Halongonan yang terdapat gunung gunung

dan bukit-bukit yang tumbuh berbagai pohon menyebabkan cuaca di Kecamatan

Halongonan menjadi sejuk dan menjadi keuntungan bagi masyarakat sebab

berbagai jenis tumbuhan dapat hidup dengan subur. Masyarakat yang menetap

dan tinggal di Kecamatan Halongonan bertahan hidup dari sektor pertanian seperti

bertani kelapa sawit, karet dan padi. Tetapi selain itu ada juga sebagian

masyarakat Kecamatan Halongonan yang bekerja sebagai pedagang, pengusaha

panglong, alat-alat pertanian, pegawai negeri sipil, guru, satpam, dan sebagainya.

Tetapi ketika mereka mempunyai waktu senggang mereka manfaatkan untuk

bertani sebagai sumber penghasilan tambahan.

Adapun hasil pertanian andalan masyarakat Kecamatan Halongonan adalah

kelapa sawit, karet, dan padi. Untuk tanaman sawit, masyarakat biasanya

memanen buahnya satu kali dalam dua minggu, dan buahnya akan dikumpulkan

di satu tempat, dan nantinya toke yang akan menjemput dan menimbang buah

sawit tersebut. sedangkan untuk karet sendiri, dilaksanakan satu minggu sekali

dan biasa disebut hari tender, dan disetiap daerah mempunyai hari yang berbeda

tendernya tergantung hari yang disebut toke.

Semakin pesatnya kemajuan zaman membuat kebutuhan manusia terhadap

sesuatu barang untuk memenuhi kebutuhannya maupun keluarganya, melihat

kondisi yang demikian sebagian masyarakat memanfaatkan kesempatan ini untuk

berdagang khususnya sembako, dimana mereka menjual segala kebutuhan dapur,

(5)

sembako, ada juga masyarakat berdagang pulsa hp, panglong, pangkas, isi ulang

air mineral, sepeda motor dan sebagainya.

Untuk desa yang berada di pinggir jalan raya seperti desa Bolatan,

Situmbaga, Sihopuk Baru, Rokan Baru, Simpang Barumun, dan Hutaimbaru

memiliki mata pencaharian utama yaitu kelapa sawit dan karet dan sedangkan

desa yang berada jauh dari jalan raya seperti desa Sipaho, Hiteurat, Bargottopong

Julu, Bargottopong Jae, Sirikki Julu dan Sirikki Jae memiliki mata pencaharian

Kelapa Sawit, Karet dan Padi

2.5 Flora dan Fauna

2.5.1 Fauna

Adapun jenis-jenis burung yang hidup di Kecamatan Halongonan dan

masyarakat biasa menyebut burung dengan nama Pidong. Adapun jenis burung

yang terdapat di Kecamatan Halongonan adalah pidong pitpit jala ( sejenis burung

murai), pidong ambaroba, pidong pune terdiri dari dua jenis yaitu pune tano

(punai tanah) dan pune ranggas (punai ranggas), pidong hatitiren, pidong hatutu,

pidong hiong, pidong soro soro ihan, pidong gareja, pidong onggang (enggang),

pidong halihi, pidong hantu, pidong ruak-ruak dan lain-lain.

Serangga berupa semut yang terdapat di Kecamatan Halongonan dan

masyarakat biasa menyebutnya porkis, yaitu porkis api, porkis hararongga, porkis

gulo, porkis tahuru

Dalam sungai-sungai yang terdapat di Luat Halongonan hidup berbagai

(6)

bersisik yaitu ihan lappam, ihan sulum, ihan lamase, ihan habaro, ihan sulum

pispis, ihan lelan dan lain-lain. Selain itu terdapat juga ikan yang tidak bersisik

yaitu ihan baung, ihan incor, ihan bodil-bodil, ihan dalkop-dalkop, ihan mirik,

ihan dera-dera dan lain-lain. Ada juga terdapat hewan penghisap darah yaitu litta

(lintah) dan limatok.

Adapun jenis-jenis ular yang terdapat di Luat Halongonan adalah ulok ri,

ulok tongor, ulok sa, ulok tudung api, ulok ponggong parahu, ulok kadut, ulok

sonduk dan lain-lain. Masyarakat di Luat Halongonan biasa menyebut ular dengan

ulok. Selain ular hewan lainnya yang terdapat di Luat Halongonan adalah cicak,

laba-laba, katak dan kelabang (lipan).

2.5.2 Flora

Di daerah Kecamatan Halongonan juga terdapat banyak pohon, masyarakat

kecamatan Halonginan biasa menyebut pohon dengan hayu. Adapun jenis hayu

(pohon) yang terdapat di Kecamatan Halongonan adalah hayu tamosu, hayu

sorehayu, hayu aloban, hayu hapadan, hayu sikkam, hayu hatinar, hayu palangas,

hayu horsik dan lain-lain. Hayu (pohon) yang digunakan masyarakat untuk kayu

bakar adalah hayu hapadan dan hayu haloban. Hayu yang digunakan masyarakat

untuk dijadikan papan adalah hayusikkam.

Adapun sayuran yang biasanya ditanam masyarakat di Kecamatan

Halongonan dan dijadikan sebagai hidangan makan adalah simarata atau silalat

(daun singkong), siarum , kangkung, bulung botik (daun pepaya), kacang

(7)

paria-paria , gundur , piturla , simiak dan lain-lain. Masyarakat juga menanam

jaung (jagung),

Selain sayur-sayuran masyarakat kecamatan Halongonan juga mengenal

beberapa jamur yang dapat diolah menjadi makanan. Masyarakat kecamatan

Halongonan mengenal jamur dengan nama Dan, adapun jenis dan (jamur) yang

terdapat di kecamatan Halongonan adalah dan cibit, dan bulan, dan mirmir, dan

janjangan, dan durame, dan buttu, dan ordang.

2.6 Upacara-Upacara di Luat Halongonan

Terdapat beberapa upacara adat lain yang ada di Luat Halongonan, yaitu :

a. Upacara Mangayun

upacara mangayun sama dengan aqiqahan, tetapi yang

membedakannya adalah anak yang diaqiqah akan diayun di keranjang

yang terbuat dari rotan dan terdiri dari dua buah, dimana satu buah

dikhususkan untuk anak yang diaqiqah, dan untuk keranjangnya

digunakan untuk mengayunkan anak-anak yang lain, dimana dimulai

dari Mora, Kahanggi dan Anak boru. Mangayun sendiri diiringi

dengan musik qasidah dan dengan lantunan-lantunan lagu agama.

Untuk menghindari anak-anak kecil yang diayun menangis, akan

disediakan permen, dan setiap anak yang diayun akan diberikan

(8)

Foto 2 Adat Mangayun Sumber : Peneliti b. Marmasuk bagas

Marmasuk bagas atau memasuki rumah, masyarakat Orang Angkola

juga membuat sebuah ritual, dimana masyarakat Orang Angkola akan

menggantungkan buah kelapa yang sudah tumbuh tunasnya di loteng

rumah, dimana masyarakat percaya ketika buah kelapa digantung

maka rumah tersebut akan bertuah atau membawa kebahagiaan dan

rejeki.

c. Marbagas

Upacara marbagas adalah rangkaian upacara adat yang dilaksanakan

di rumah pengantin perempuan, acara ini dilaksanakan ketika sudah

selesai akad nikah dan pengantin perempuan akan meninggalkan

rumah, kedua orang tua dan teman-temannya untuk memulai hidup

Gambar

Tabel 1 Jumlah Penduduk Kecamatan Halongonan Sumber : kantor camat halongonan

Referensi

Dokumen terkait

 pengawasan proses pembelajaran bertaraf internasional Pengembangan instrumen penilaian hasil belajar: 70% Variasi/model penilaian: 2model Pengolahan/an alisis hasil

[r]

[r]

Daftar PTS Pembinaan yang Didelete dari Daftar 243 (Nama tidak bisa ditelusuri/tidak ada lagi di menu hapus, Jumlah Dosen Tetap=0, Mhs=0, Rasio 1:0) per 09 Januari 2016 pukul

CABANG OLAHRAGA BULU TANGKIS MA/SMA/SMK PUTRA 1.. Kota

[r]

ayat (1) dilakukan oleh Menteri sesuai dengan ketentuan.

pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan