• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Penggunaan Media Audio Visual Melalui Pelatihan Dikalangan Guru SDN 2 Botomulyo Cepiring Kendal T2 942014018 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Penggunaan Media Audio Visual Melalui Pelatihan Dikalangan Guru SDN 2 Botomulyo Cepiring Kendal T2 942014018 BAB II"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

15 BAB II

TELAAH PUSTAKA 2.1. Media Audio Visual

Media berasal dari bahasa latin yang

merupakan bentuk jamak dari “medium”, kata itu mempunyai arti media, perantara atau pengantar.

Mc Luhan yang dikutip oleh Kustiono (2009:2)

pengertian media dan media pembelajaran dari

berbagai ahli sebagai mana terdeskripsi berikut:

menyatakan bahwa media juga disebut saluran

(channel), karena menyampaikan pesan dari

sumber informasi kepada penerima. Dengan

demikian, media adalah segala bentuk dan saluran

yang dapat digunakan dalam penyajian informasi

untuk mengantar pesan dari sumber informasi

kepada penerima. Guru merupakan sumber

informasi sedangkan murid adalah sebagai

penerima informasi.

Di dalam setiap komunikasi selalu terdapat

urutan pemindahan informasi dari penyampai

kepada penerima. Adapun urutan pemindahan

informasi itu, oleh Kemp 1985 dalam Kustiono

(2)

16

Gambar 2.1: Proses Komunikasi Model Kemp (Kemp, 1985)

Hills (1982) dalam Abdulhak (2007:84)

mengungkapkan sebagai berikut:

a. Audio-Visual Aids (AVA) adalah alat-alat

yang menggunakan pengindraan

penglihatan dan pendengaran.

b. Media audio visual pada hakikatnya adalah suatu representasi penyajian realitas, terutama melalui pengindraan penglihatan dan pendengaran yang bertujuan untuk mempertunjukkan pengalaman-pengalaman pendidikan yang nyata kepada siswa.

Dapat diambil kesimpulan bahwa media

audio visual adalah bentuk penyajian pengalaman

nyata melalui media yang dapat dilihat dan

didengar oleh siswa, sehingga sesuatu yang

disampaikan mudah diterima dan ditangkap. Hal

ini senada dengan pendapat Dale bahwa

pembelajaran yang tidak menggunakan media

(hanya ceramah) tingkat pemahaman siswa sangat

(3)

17

media apalagi pengalaman langsung akan

mendapatkan pemahaman yang kongkret dan

nyata.

Teknologi audio visual merupakan cara

memproduksi dan menyampaikan bahan pelajaran

(materi) dengan menggunakan peralatan mekanis

dan elektronis untuk menyajikan pesan audio dan

visual. Pembelajaran audio visual dapat dikenal

dengan mudah karena menggunakan perangkat

keras di dalam proses pengajaran. Peralatan audio

visual memungkinkan pemroyeksian gambar

hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan

visual yang berukuran besar. Perangkat media

audio visual dengan mudah dapat dipahami siswa

karena benda itu sudah sering dilihat siswa dan

tentunya tidak asing lagi. Teknologi audio visual

menampilkan bahan, seperti gambar hidup,

pemutaran kembali suara dan penayangan gambar

yang berukuran besar yang dapat dilihat dan

didengar siswa dengan mudah dan jelas. Selain itu

teknologi audio visual juga menampilkan

tayangan, seperti film, film bingkai, dan

transparansi. Teknologi audio visual memiliki

karakteristik/ciri-ciri mudah dioperasikan, sudah

mendekati nyata, gambar hidup dan mudah dilihat

(4)

18

Definisi lain diberikan oleh Clark 1983 dalam Abdulhak (2007:91) yang menyatakan bahwa:

"media sebagai teknologi dan mesin adalah alat yang dapat menyampaikan pembelajaran, tetapi tidak punya pengaruh terhadap kemampuan siswa

selama tidak menyentuh isi dan konteks

pembelajaran tersebut"

Dari pendapat tersebut menyatakan bahwa media

dapat menggantikan keberadaan guru tetapi tidak

dapat mempengaruhi siswa apabila siswa tersebut

tidak bergairah dalam mengikuti pembelajaran.

Adapun manfaat Penggunaan Media Audio

Visual menurut Rudi Susilana (2009:9) adalah

sebagai berikut:

a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera.

c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.

d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestiknya.

e. Memberi rangsangan yang sama,

mempersamakan pengalaman dan

menimbulkan persepsi yang sama.

Walaupun tanpa kehadiran guru, media

audio visual dapat membantu menggantikan dan

memberikan rangsangan agar anak bergairah

dalam mengikuti pelajaran serta dapat membantu

(5)

19

Teknologi dalam pendidikan pada dasarnya

mendayagunakan media audio-elektronik sebagai

media komunikasi, untuk menyampaikan

pesan-pesan pendidikan kepada para peserta didik.

Pendayagunaan media tersebut dapat secara

mandiri atau kombinasi beberapa media. Jadi

penggunaan media tidak hanya satu melainkan

gabungan atau kombinasi antara satu media

dengan media lain. Keterlibatan pendidik dalam

komunikasi bergantung pada jenis media yang

digunakan, jenis informasi yang disampaikan,

metode komunikasi yang dilaksanakan,

pemanfaatan waktu dan tempat secara tepat, serta

kemampuan komunikator/pendidik yang

bersangkutan. Peran guru dalam pembelajaran

yang menggunakan media tidak selalu sama tetapi

bisa bervariasi tergantung media yang digunakan.

Menurut Abdulhak (2007:84-86) Jenis-jenis

media audio visual yang dimaksud adalah sebagai

berikut:

a. Transparansi b. Slide

c. Filmstrip d. Rekaman e. Siaran Radio f. Film

g. Televisi

h. Tape atau Video Cassette

(6)

20

Komputer sekarang banyak digunakan oleh

manusia dapat digunakan untuk menyimpan data

atau informasi, mengolah data, menyajikan dan

menyampaikan data atau informasi tersebut pada

orang lain secara mudah. Dalam penyampaian

pelajaran menggunakan media audio visual dapat

disampaikan melalui aplikasi powerpoint yang

dapat di sorotkan melalui LCD proyektor supaya

tampilan dapat dilihat dengan mudah dan jelas.

adalah salah satu program aplikasi

microsoft office yang berguna untuk membuat

presentasi dalam bentuk slide. Aplikasi banyak

digunakan untuk presentasi, mengajar di depan

kelas, bahkan untuk membuat animasi sederhana.

kehadiran Powerpoint dapat menggantikan cara

presentasi kuno yaitu dengan transparasi

proyektor atau biasa disebut OHP (Over Head

Proyector). Dengan adanya , membuat presentasi

menjadi sangat mudah karena didukung dengan

fitur fitur yang canggih dan menarik. menyediakan

template untuk pola (template) yang dapat

memperindah presentasi pada penyajian materi.

Banyak macam pola (template) yang dapat anda

pilih di aplikasi . Pembuatan transparan pada OHP

sangat sulit dan memerlukan waktu yang lama

(7)

21

membuat orang banyak beralih ke Ms Powerpoint

untuk penyajian sebuah materi. Selain itu slide

pada aplikasi mudah digandakan, disimpan dan

tidak mudah rusak. Penggunaan dan

pengoperasian aplikasi Ms Powerpoint sangatlah

mudah dibandingkan dengan menggunakan OHP.

Perawatan OHP sangat sulit dan membutuhkan

waktu yang lama serta biaya yang mahal.

Keunggulan dari aplikasi adalah: (a) mudah

dioperasikan (b) tersedia berbagai macam desain

dan animasi (c) tersedia berbagai macam pola

(template) menarik (d) dapat dibuat dengan

berbagai format (e) dapat mengedit foto secara

langsung

Animasi adalah gambar bergerak berbentuk

dari sekumpulan objek (gambar) yang disusun

secara beraturan mengikuti alur pergerakan yang

telah ditentukan pada setiap pertambahan

hitungan waktu yang terjadi. Gambar atau objek

yang dimaksud dalam definisi di atas bisa berupa

gambar manusia, hewan, maupun tulisan. Pada

proses pembuatannyam sang pembuat animasi

atau yang lebih dikenal dengan animator harus

menggunakan logika berfikir untuk menentukan

alur gerak suatu objek dari keadaan awal hingga

keadaan akhir objek tersebut. Perencanaan yang

(8)

22

logika yang tepat akan menghasilkan animasi yang

menarik untuk disaksikan. Gambar animasi dapat

menggambarkan dan mewakili benda aslinya

contohnya gerakan harimau dapat di gambarkan

dengan gerakan animasi harimau yang gerakannya

tidak jauh berbeda.

Hyperlink adalah cara untuk

menghubungkan suatu bagian di dalam slide, file,

program ataupun pada halaman web dengan

bagian yang lainnya dalam bidang-bidang

tersebut. Hyperlink sering dipakai untuk

menunjukan lokasi dokumen lainnya dari dari teks

maupun objek yang diperlihatkan atau

dipresentasikan. Pada aplikasi , maka

hyperlink diartikan sebagai media presentasi yang

dapat memberikan kemudahan menghubungkan

sebuah file yang berbeda atau menghubungkan

banyak slide-slide pada satu

file powerpoint sehingga tampil dengan cepat, yang

memberikan kemudahan tanpa harus membuka

atau mencari file atau slide yang ingin dilihat

tersebut. Pengguna web biasanya akan

menemukan setidaknya satu hyperlink pada setiap

halaman web. Bentuk yang paling sederhana ini

disebut teks tertanam atau link tertanam. Dalam

hal ini, hyperlink akan muncul sebagai kata

(9)

23

ditandai dengan digarisbawahi, dan sering

berwarna biru. Mengklik hyperlink dapat

mengambil salah satu bagian lain dari halaman,

atau mungkin membuka halaman internet yang

lain. Jadi penggunaan hiper link adalah untuk

mempermudah dan mempercepat membuka

dokumen yang berhubungan antara satu dokumen

dengan dokumen yang lain.

Menurut Abdulhak (2007:87) Adapun teknik

penggunaannya media audio visual dalam bentuk:

a. Belajar mandiri berdasarkan pada bahan yang telah direkam dalam alat khusus, yang memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah antara individu dan komputer.

b. Menyimpan bahan informasi dalam alat penyimpan pada komputer, yang pada waktu tertentu dapat diungkapkan kembali dan dipelajari.

c. Belajar bahasa komputer yang memiliki ciri khas.

d. Belajar dengan bantuan tutor dalam prosedur belajar komputerisasi.

Internet merupakan singkatan dari

dari interconnected networking yang berarti

jaringan komputer yang saling terhubung antara

satu komputer dengan komputer yang lain yang

membentuk sebuah jaringan komputer di seluruh

dunia, sehingga dapat saling berinteraksi,

berkomunikasi, saling bertukar informasi atau

(10)

24

dengan mudah mencari informasi baik berupa teks,

gambar ataupun video melalui jaringan internet

atau orang sering menyebut “mbah google”. Tidak

hanya dikalangan cendekiawan saja melainkan

sudah menembus keseluruh jaringan masyarakat

yang tidak hanya terbatas pada jenis kelamin,

umur, suku, ras, budaya, agama dan sebagainya.

Dalam hitungan detik kita dapat mengetahui

kejadian atau peristiwa yang terjadi di negara lain

tanpa harus membuang waktu dan biaya yang

mahal. Guru di era ini juga sangat mengandalkan

“mbah google” dalam mencari sumber materi

pembelajaran ataupun menyelesaikan

permasalahan pembelajaran.

Media audio visual era sekarang sangat

berhubungan dan berkaitan dengan komputer,

karena dalam komputer terdapat aplikasi rekam

baik suara maupun gambar yang dapat di buka

sekaligus dan mudah dalam perekamannya. Selain

itu juga ada kelebihan lain yaitu pada

penyimpanan data media audio visual dapat

disimpan dengan mudah dan dalam jumlah yang

banyak.

Modem atau wifi adalah alat yang dapat

menghubungkan komputer dengan jaringan

internet. Sedangkan modem adalah perangkat yang

(11)

25

seperti modem pengoneksiannya dengan komputer

menggunakan Universal Serial Bus (USB). Selain

itu penyimpanan juga dapat dimuat pada hard disk

komputer itu sendiri.

2.2. Pelatihan Sebagai Upaya Peningkatan Penggunaan Media Audio Visual

Pelatihan adalah proses meningkatkan

pengetahuan dan dan ketrampilan karyawan.

Pelatihan mungkin juga meliputi pengubahan sikap

sehingga karyawan dapat melakukan pekerjaannya

lebih efektif. Pelatihan bisa dilakukan pada semua

tingkat organisasi Kaswan (2013:2). Pelatihan

tidak hanya dilaksanakan di dunia pendidikan

melainkan semua instansi dapat melakukan

pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru

atau pekerja sehingga guru atau pekerja dapat

melaksanakan pekerjaannya secara maksimal dan

bermutu. Menurut Oemar Hamalik (2005:10)

pelatihan dapat dilakukan oleh atasan dalam

rangka meningkatkan mutu kinerja para pegawai,

disekolah kepala sekolah menyelenggarakan

pelatihan untuk meningkatkan kecakapan dan

ketrampilan guru dalam mengajar supaya tujuan

pembelajaran disekolah dapat tercapai.

Fungsi pelatihan menurut menurut Oemar

(12)

26

a. Pelatihan berfungsi memperbaiki perilaku (performance) kerja para peserta pelatihan itu.

b. Pelatihan berfungsi mempersiapkan promosi ketenagaan untuk jabatan yang lebih rumit dan sulit.

c. Pelatihan berfungsi mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang lebih tinggi yakni jabatan kepengawasan dan manajemen.

Menurut Rencana Strategis Sekretariat

Jendral Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

2015–2019 tentang peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan pegawai. Adapun strategi

yang digunakan untuk mendorong tercapainya

tujuan strategis adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan kualitas kebijakan teknis di bidang pendidikan dan pelatihan pegawai; b. Peningkatan kualitas pengembangan

program pendidikan dan pelatihan pegawai; c. Peningkatan kualitas pendidikan dan

pelatihan pegawai;

d. Peningkatan kualitas pengembangan sistem informasi pendidikan dan pelatihan;

e. Peningkatan kualitas fasilitasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan;

f. Peningkatan kualitas kerja sama di bidang pendidikan dan pelatihan;

g. Penguatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan dan pasca pendidikan dan pelatihan.

Peningkatan kualitas pendidikan dapat

dilakukan dengan mengadakan pendidikan atau

(13)

27

bangku sekolah atau kuliah, sedangkan pelatihan

dapat dilakukan melalui seminar, workshop,

lokakarya dan training.

2.2.1. Komponen-Komponen Pelatihan

Sedangkan komponen-komponen pelatihan

sebagaimana dijelaskan oleh Oemar Hamalik

(2005:35) terdiri dari :

a. Peserta latihan

b. Pelatih (trainerinstruktur) harus ahlinya yang berkualitas memadai (profesional)

c. Lamanya pelatihan. d. Bahan latihan. e. Bentuk pelatihan.

2.2.2. Tahapan Pelatihan

Dalam pelaksanaan pelatihan harus disusun

secara sistematik dan urut supaya dapat mencapai

tujuan dengan mudah. Pada umumnya ada tiga

tahapan pelatihan yaitu perencanaan (sesuai

kebutuhan), pelaksanaan kegiatan dan evaluasi

pelaksanaan, dan evaluasi untuk mengukur

tingkat keberhasilan serta mengetahui kelemahan

atau kelebihannya. Jadi setelah pelatihan tidak

cukup berhenti sampai di situ saja melainkan

dilanjutkan dengan melakukan kegiatan tindak

lanjut yang dapat meningkatkan mutu pelatihan

(14)

28

Mangkunegara (2005:29) menjelaskan bahwa

tahapan-tahapan dalam pelatihan dan

pengembangan meliputi: (1) mengidentifikasi

kebutuhan pelatihan / need assesment; (2)

menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan; (3)

menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat

ukurnya; (4) menetapkan metode pelatihan; (5)

mengadakan percobaan (try out) dan revisi; dan (6)

mengimplementasikan dan mengevaluasi.

Tahapan penyusunan program pelatihan disekolah

meliputi:

a. Mengidentifikasi kebutuhan. b. Menetapkan tujuan

c. Menetapkan kriteria keberhasilan d. Menetapkan metode atau cara

e. Mengadakan percobaan hasil pelatihan dan merevisi

f. Menerapkan/mengimplementasi dan

mengevaluasi

Anwar Prabu Mangkunegara (2009:52).

Setelah selesai pelatihan, kemampuan yang sudah

dilatihkan dan dikuasai hendaknya diterapkan dan

diamalkan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan

kerja.

2.2.3. Analisa Kebutuhan Pelatihan

Analisis kebutuhan pelatihan memiliki beberapa

(15)

29

a.Memastikan bahwa pelatihan memang merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja pegawai dan produktivitas pembelajaran. b.Memastikan bahwa para partisipan yang

mengikuti pelatihan benar-benar orang-orang yang tepat.

c.Memastikan bahwa pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan selama pelatihan benar-benar sesuai dengan elemen-elemen kerja yang dituntut dalam suatu jabatan tertentu.

d.Mengidentifikasi bahwa jenis pelatihan dan metode yang dipilih sesuai dengan tema atau materi pelatihan.

2.2.4. Evaluasi Program Pelatihan dan Pengembangan

Kriteria keberhasilan dapat digunakan

sebagai acuan/pedoman dalam mengukur tingkat

keberhasilan/kesuksesan pelatihan, yaitu kriteria

pendapat, kriteria belajar, kriteria perilaku dan

kriteria hasil (Anwar Prabu Mangkunegara,

2009:69)

Penerapan hasil yang diperoleh dalam

pelatihan merupakan hasil akhir yang

diharapkan baik oleh peneliti maupun kepala

sekolah. Penerapan hasil pelatihan dapat

membawa perubahan yang besar dalam

menunjang pembelajaran yang aktif,inovatif dan

(16)

30

2.3. Kemampuan Guru dan Kepala Sekolah

Kemampuan merupakan salah satu unsur

dalam kematangan berkaitan dengan pengetahuan

atau keterampilan yang dapat diperoleh dari

pendidikan, pelatihan dan suatu pengalaman.

Kemampuan juga dapat diartikan sebagai

kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha

dengan diri sendiri untuk melaksanakan kegiatan

atau pekerjaan sehingga mencapai hasil yang

maksimal. Kemampuan merupakan kecakapan

seseorang untuk melakukan sesuatu pekerjaan

dengan baik dan bermutu dengan resiko kesalahan

maupun kegagalan yang relatif kecil

Pada dasarnya kemampuan terdiri atas dua

kelompok faktor (Robbin, 2007:57) yaitu:

a. Kemampuan intelektual (intelectual ability) yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental-berfikir, menalar dan memecahkan masalah.

b. Kemampuan fisik (physical ability) yaitu kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.

Guru adalah pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

(17)

31

profesional. guru bukan saja dituntut

melaksanakan tugasnya secara professional tetapi

juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan

profesional. Guru yang baik adalah guru yang

dapat melaksanakan tugasnya secara menyeluruh

dilandasi dengan rasa ikhlas dan penuh tanggung

jawab.

Guru sebagai salah satu komponen dalam

sistem pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan siswa, memiliki peranan penting

dalam menentukan arah dan tujuan dari suatu

proses pembelajaran. Guru harus dapat

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta

mengubah sikap, perilaku dan karakter yang baik.

Oleh karena itu seorang guru dituntut menguasai

sejumlah kemampuan dan keterampilan yang

berkaitan dengan proses pembelajaran, antara lain:

1) Kemampuan menguasai bahan ajar.

2) Kemampuan dalam mengelola kelas.

3) Kemampuan dalam menggunakan metode, media dan sumber belajar.

4) Kemampuan untuk melakukan penilaian

baik proses maupun hasil.

Apabila semua ketrampilan itu dikuasai

maka proses pembelajaran akan berlangsung

(18)

32

untuk mengikuti pembelajaran, dengan begitu

semua yang disampaikan guru akan ditangkap dan

di terima siswa secara keseluruhan.

Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu

“kepala” dan “sekolah” kata kepala dapat diartikan

ketua atau pimpinan dalam suatu organisasi atau

sebuah lembaga. Sedang sekolah adalah sebuah

lembaga di mana tempat menerima dan memberi

pelajaran. Jadi secara umum sekolah atau lembaga

di mana tempat menerima dan memberi pelajaran.

Dengan kata lain kepala sekolah adalah pimpinan

suatu lembaga tempoat menerima dan memberi

pelajaran.

Sebagai pemimpin pendidikan, dilihat dari

status dan cara pengangkatannya tergolong

pemimpin resmi, formal leader, atau status leader.

Status leader bisa meningkat menjadi fungsional

leader. Tergantung dari prestasi dan kemampuan

di dalam memainkan peranannya sebagai

pemimpin pendidikan sekolah yang telah

diserahkan pertanggungjawaban kepadanya.

Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional

guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu

sekolah di mana diselenggarakan proses belajar

mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi

antara guru yang memberi pelajaran dan murid

(19)

33

struktural kepala sekolah juga sebagai tenaga

fungsional karena kepala sekolah masih

mempunyai kewajiban mengajar di kelas sebanyak

18 jam per minggu.

2.4. Model Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)

Penelitian Tindakan sekolah (PTS)

merupakan upaya untuk meningkatkan kinerja

sistem pendidikan dan mengembangkan

manajemen sekolah agar menjadi lebih produktif,

efektif, dan efisien. Dengan bersandar pada

pendapat Stringer 1996 dalam Mulyasa (2012:9)

yang mengartikan penelitian tindakan sebagai

"diciplined inquiry (research) which seeks focused

efforts to improve the quality of people's

organizational, comunity and family lives". Disini

PTS dapat diartikan sebagai sebuah usaha untuk

memperbaiki kondisi dan memecahkan berbagai

persoalan pendidikan yang dihadapi sekolah. Jadi

masalah atau kendala yang ada dalam sekolah

harus dipecahkan dan diatasi secepat mungkin

supaya proses penyampaian materi dari guru

kepada siswa dapat berjalan lancar tanpa

hambatan dan rintangan.

Dari pengertian di atas dapat diambil

pengertian bahwa ada dua kata kunci yang satu

(20)

34

tindakan sekolah, yaitu pemecahan masalah

(problem solving) dan peningkatan (improving)

kinerja sistem pendidikan serta manajemen

sekolah, yang secara keseluruhan akan berdampak

pada peningkatan mutu. Dengan demikian,

kehadiran penelitian tindakan sekolah harus

dilandasi oleh alasan berikut: (1) dirasakan adanya

masalah pada sebuah sistem pendidikan atau

manajemen sekolah (2) prestasi kerja (achievement)

sistem pendidikan dan manajemen sekolah

menurun atau tidak optimal sehingga menghambat

peningkatan mutu. Atas dasar itu, PTS memiliki

peran yang sangat penting dalam membangun

manajemen sekolah ke arah sekolah efektif,

memberikan layanan prima kepada stakeholder,

dan membangun kerja sama dengan masyarakat

sekitar sekolah dalam merencanakan,

melaksanakan, dan mengevaluasi kinerja sistem

dalam mewujudkan visi misinya, serta mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian,

PTS akan sangat membantu meningkatkan

produktivitas sekolah.

Penelitian tindakan sekolah merupakan

suatu cara memperbaiki dan meningkatkan

kepemimpinan pendidikan tingkat sekolah

(pengawas dan kepala sekolah) karena pengawas

(21)

35

tahu segala sesuatu yang terjadi di sekolah. PTS

dapat dilakukan secara efektif oleh setiap

pengawas dan kepala sekolah untuk meningkatkan

produktivitas sekolah dan kualitas pendidikan

pada umumnya. Oleh karena itu, jika PTS ini

dilakukan secara logis dan sistematis, serta jujur

dalam pelaporannya, maka akan memberi

masukan untuk meningkatkan efisiensi dan

efektifitas, meningkatkan mutu dan produktivitas,

serta memperbaiki manajemen sekolah secara

keseluruhan. Dapat dikatakan bahwa PTS

merupakan obat yang ampuh dalam mengobati,

mengurangi bahkan menghilangkan semua

persoalan dan permasalahan di sekolah. Secara

lebih rinci, pentingnya PTS dapat diidentifikasikan

sebagai berikut:

1. Hasil-hasil PTS dapat digunakan untuk menciptakan perbaikan iklim sekolah yang

kondusif secara berkesinambungan.

2. Memecahkan masalah pendidikan atau manajemen sekolah, yang seringkali muncul

berupa kasus dan bersifat lokal; baik

masalah-masalah yang dihadapi oleh kepala

sekolah, guru, maupun peserta didik; ketika

(22)

36

Beberapa model PTS yang sering digunakan

di dalam dunia pendidikan, diantaranya: (1) Model

Kurt Lewin, (2) Model Kemmis dan Mc Taggart, (3)

Model John Elliot, (4) Model Dave Ebbut, dan (5)

Model Hopkins.

a. Model Kurt Lewin

Kurt Lewin menyatakan bahwa PTS

terdiri atas beberapa siklus, setiap siklus

terdiri atas empat langkah, yaitu: (1)

perencanaan, (2) aksi atau tindakan, (3)

observasi, dan (4) refleksi. Keempat

langkah tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut:

Refleksi Perencanaan

Aksi/ tindakan Observasi

(23)

37 b. Model Kemmis dan Mc Taggart

Model PTS yang dikemukakan oleh

Kemmis dan Mc Taggart adalah merupakan

model pengembangan dari model Kurt

Lewin. Dikatakan demikian, karena di

dalam suatu siklus terdiri atas empat

komponen, keempat komponen tersebut,

meliputi: (1) perencanaan, (2)

aksi/tindakan, (3) observasi, dan (4)

refleksi. Sesudah suatu siklus selesai di

implementasikan, khususnya sesudah

adanya refleksi, kemudian diikuti dengan

adanya perencanaan ulang yang

dilaksanakan dalam bentuk siklus

tersendiri. Menurut Kemmis dan Mc

Taggart penelitian tindakan dapat

dipandang sebagai suatu siklus spiral dari

penyusunan perencanaan, pelaksanaan

tindakan, pengamatan (observasi), dan

refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti

dengan siklus spiral berikutnya. Dalam

pelaksanaannya ada kemungkinan peneliti

telah mempunyai seperangkat rencana

tindakan (yang didasarkan pada

pengalaman) sehingga dapat langsung

(24)

38

yang telah memiliki seperangkat data,

sehingga mereka memulai kegiatan

pertamanya dengan kegiatan refleksi.

Gambar 2.3 : Model Kemmis dan Mc. Taggart (Di Sadur Dari Kasiani Kasbolah, 1998)

PERENCANAAN

TINDAKAN 1

TINDAKAN 2 OBSERVASI

REFLEKSI

OBSERVASI

(25)

39

Model John Elliot John Elliot; apabila

dibandingkan dua model yang sudah diutarakan di

atas, yaitu Model Kurt Lewin dan

Kemmis-McTaggart, PTS Model John Elliot ini tampak lebih

detail dan rinci. Dikatakan demikian, oleh karena

di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari

beberapa aksi yaitu 3 sampai 5 aksi (tindakan).

Sementara itu, setiap aksi kemungkinan terdiri

dari beberapa langkah, yang terealisasi dalam

bentuk kegiatan belajar- mengajar. Maksud

disusunnya secara terinci pada PTS Model John

Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang lebih

tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan aksi

atau proses belajar mengajar. Selanjutnya,

dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap

aksi atau tindakan sehingga menjadi beberapa

langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri dari

beberapa subpokok bahasan atau materi pelajaran.

Di dalam kenyataan praktik di lapangan setiap

pokok bahasan biasanya tidak akan dapat

diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan

diselesaikan dalam beberapa langkah, itulah yang

menyebabkan John Elliot menyusun model PTK

yang berbeda secara skematis dengan kedua model

(26)

40

2.5. Penelitian Yang Relevan.

Aji (2013) dalam penelitiannya yang

berjudul “Pengaruh media pembelajaran menggunakan macromedia flash 8 pokok bahasan

internet pada mata pelajaran TIK terhadap prestasi

belajar siswa kelas XI IPA SMA N 6 Purworejo

menuturkan Penelitian ini bertujuan mengetahui

pengaruh penggunaan media pembelajaran

Macromedia Flash 8 terhadap prestasi belajar

PELAKSANAAN

PERENCANAAN SIKLUS 1 PENGAMATAN

REFLEKSI

PELAKSANAAN

PERENCANAAN SIKLUS 2 PENGAMATAN

REFLEKSI

Gambar 2.4: Desain PTS Model John Elliot

(27)

41

serta mendapatkan bukti-bukti bahwa

penggunaan media pembelajaran bentuk

Macromedia Flash 8 dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kuasi eksperimen dengan desain

posttest-only control group design. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penggunaan media

pembelajaran Macromedia Flash 8 dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan

mengaju pada penelitian tersebut peneliti

berkeinginan untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa di SDN 2 Botomulyo, namun hal ini

tidak dimulai dari murid karena gurunya masih

belum menguasai media audio visual. Oleh karena

itu peneliti memutuskan untuk menentukan guru

sebagai sasaran atau subyek penelitian supaya

guru memiliki ketrampilan dalam menggunakan

media dalam hal ini adalah media audio visual

yang berbasis komputer supaya prestasi murid

SDN 2 Botomulyo yang semula rendah menjadi

tinggi.

Awasthi (2014) mengatakan bahwa belajar

di sekolah dasar akan mudah dan efektif apabila

memanfaatkan media audio visual dalam

penelitiannya yang berjudul “Utilising Audio Visual Aids to make learning Easy and Effective in

(28)

42

sangat diharapkan oleh guru karena sel;in hemat

waktu dan tenaga juga hemat biaya. Tidak hanya

itu saja hasil dari pembelajaran yang efektif dapat

mendatangkan hasil yang maksimal. Selain itu

pembelajaran yang menggunakan media terutama

media audio visual akan membuat pembelajaran

aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Yuastutik (2014) dalam penelitiannya yang

berjudul Peningkatan Kinerja Guru Di Dalam

Merencanakan, Menerapkan, dan Mengevaluasi

Metode Pembelajaran Kreatif Dengan

Menggunakan Model Pembinaan Recharging

Kearifan Spiritual By Reward King (Rksbrk)

Menuturkan Setelah pelatihan menggunakan

model RKSBRK diberikan pada Guru

menunjukkan peningkatan pada keaktifan,

kemampuan membuat RPP, membuat media dan

lembar tugas mengajar, praktek mengajar dan

kedisiplinan. Pelatihan sangat efektif sekali untuk

mencapai harapan tentang peningkatan

penggunaan media audio visual, kiranya kegiatan

itu sangat diharapkan oleh kepala sekolah

maupun pengawas sekolah. Guru yang sudah

mengikuti pelatihan dapat meningkatkan mutu

pembelajaran terutama dalam pembuatan dan

pengoperasian media audio visual sehingga

(29)

43

siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan hati

senang dan tulus.

Supriyana Heri (2015) dalam penelitiannya

yang berjudul Pengembangan Bahan

Pembelajaran Supervisi Akademik Pada

Pendidikan dan Pelatihan Program Penyiapan

Calon Kepala Sekolah mengatakan pendidikan

dan pelatihan penyiapan calon kepala sekolah

dapat meningkatkan kompetensi supervisi yang

dimiliki peserta diklat calon kepala sekolah

sehingga dapat menjalankan supervisi di sekolah

dengan baik. Seseorang yang sudah dilatih

tentunya akan meningkat pengetahuannya,

ketrampilannya bahkan sikapnya untuk

melaksanakan atau menyelesaikan bidang

pekerjaat atau tugasnya dengan baik. Selain

memiliki pengetahuan (wawasan) yang lebih luas,

memiliki ketrampilan yang tinggi juga adanya

perubahan sikap yang mengarah pada

motivasivasi dan semangat kerja yang tinggi.

Hernwall Patrik (2016) dalam penelitiannya

yang berjudul We Have To Be Professional’ –

Swedish Preschool Teachers’ Conceptualisation Of

Digital Media menuturkan Proses desain, yang

dimodelkan pada metode penelitian dan lokakarya

masa kreatif, disajikan secara rinci. Temuan

(30)

44

lisan dan tertulis dan sketsa desain,

menunjukkan bahwa ICT terutama

dikonseptualisasikan baik sebagai kemungkinan

dalam mendukung kompetensi tertentu (seperti

pengembangan bahasa) atau ancaman, misalnya,

pengertian komunikasi real dan konseptualisasi

juga untuk kemapanan dalam kegiatan praktek

sekolah. Pelatihan atau lokakarya sebaiknya

dilaksanakan pada semua instansi, tidak hanya di

bidang pendidikan melainkan juga pada instansi

lain untuk meningkatkan kompetensi tertentu

yang dapat membantu guru atau karyawan untuk

menyelesaikan tugas dan permasalahan yang

timbul pada waktu menyelesaikan pekerjaan.

2.6. Kerangka Berfikir.

Kemampuan guru di SDN 2 Botomulyo

dalam penggunaan media audio visual rendah

terbukti dari 7 orang guru (5 orang guru kelas dan

2 orang guru mapel) belum menguasai pengetikan

dasar, aplikasi powerpoint, internet, pembuatan

media audio visual, dan pengoperasian media

audio visual. Hal ini membuat kepala sekolah

berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan

guru tersebut melalui pelatihan dengan bekerja

sama dengan peneliti. Peneliti bekerjasama dengan

(31)

45

mengadakan pelatihan di SDN 2 Botomulyo.

Pelatihan dimulai dengan membuat perencanaan,

yang meliputi:

a. Menentukan materi pelatihan. b. Menentukan tempat pelatihan

c. Menentukan peserta pelatihan.

d. Menentukan sarana dan prasarana pelatihan.

e. Menentukan standar keberhasilan f. Menentukan observer

Kemudian kegiatan berikutnya adalah

pelaksanaan, yaitu melaksanakan kegiatan

pelatihan sesuai denga rencana yang telah dibuat.

Kegiatan ini dilatih oleh dua orang

instuktur/pelatih yang kompeten dalam bidang

TIK, diamati oleh seorang observer dan seorang

peneliti. Materi yang disampaikan meliputi

pengetikan dasar, aplikasi powerpoint, internet,

pembuatan media audio visual, dan pengoperasian

media audio visual. Kegiatan pelatihan diakhiri

dengan evaluasi dan tindak lanjut. Dari hasil

evaluasi menunjukkan bahwa Kemampuan Guru

SD Negeri 2 Botomulyo dalam pengetikan dasar,

aplikasi powerpoint, internet, pembuatan media

(32)

46

Selengkapnya dapat di simak dalam

kerangka berfikir berikut ini:

Gambar 2.5: Desain Pelatihan

Kemampuan Guru SD

Negeri 2 Botomulyo dalam menggunakan media audio visual masih rendah

Masalah dalam pembelajaran

Pelatihan penggunaan media

audio visual

1. Perencanaa

2. Pelaksanaan

3. Akhir Pelatihan

4. Tindak lanjut

Kemampuan Guru SD Negeri 2 Botomulyo dalam

Gambar

Gambar 2.1: Proses Komunikasi Model Kemp (Kemp, 1985)
Gambar 2.2: Desain PTS Model Kurt Lewin
Gambar 2.3 : Model Kemmis dan Mc. Taggart  (Di Sadur Dari Kasiani Kasbolah, 1998)
Gambar 2.4: Desain PTS Model John Elliot
+2

Referensi

Dokumen terkait

Density value shows the density of the compacted mixture and results from the ratio of the weight of a mixture to the weight of a unit volume of a mixture. The

5 Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara Jalan Putri

Demikian Pengumuman ini agar para peserta Pengadaan barang/jasa tersebut diatas mengetahui, atas perhatiannya disampaikan terima

Proposal adalah suatu bentuk dokumen yang berisikan rencana Tugas Akhir (TA) yang akan dikerjakan oleh mahasiswa.. Oleh karena itu proposal harus ditulis dengan

Sehubungan dengan rangkaian evaluasi penawaran pada pelelangan sederhana untuk Pekerjaan sebagaimana hal tersebut diatas pada Dinas Perkebunan dan Peternakan

Demikian Pengumuman ini agar para peserta Pengadaan barang/jasa tersebut diatas mengetahui, atas perhatiannya disampaikan terima

Perencanaan Embung merupakan salah satu solusi yang dapat diaplikasikan di Desa Gunung Rancak, yang berfungsi menampung air pada musim hujan dan dapat dimanfaatkan

Dengan melakukan peninjuan beberapa aspek diatas, dapat disimpulkan perlunya suatu rencana tindak ( action plan ) yang meliputi, (1) melakukan pengenalan karekteristik sampah