• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mempertimbangkan Kembali Larangan Praktek Perkawinan Beda Agama Berdasarkan Studi Hermeneutik terhadap II Korintus 6:11-7:1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mempertimbangkan Kembali Larangan Praktek Perkawinan Beda Agama Berdasarkan Studi Hermeneutik terhadap II Korintus 6:11-7:1"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

ix ABSTRAK

Perkawinan beda agama merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk. Hukum perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan. Namun di dalam Undang-Undang tersebut tidak ada satu pasal pun yang secara tegas dan jelas mengatur mengenai perkawinan beda agama, sehingga perkawinan beda selalu menjadi permasalahan yang tidak kunjung usai.

Ucapan Paulus mengenai pasangan yang tidak seimbang dalam II Korintus 6:11-7:1 sering dipakai oleh sebagian umat Kristen masa kini untuk melegitimasi larangan melakukan perkawinan dengan pasangan yang berbeda keyakinan. Ucapan Paulus ini kemudian menjadi salah satu ucapan Paulus yang sulit karena implikasinya yang nampak keras dalam hubungan sehari-hari dengan orang-orang yang tidak seiman, khususnya mengenai masalah cinta yang berujung pada perkawinan.

Teks II Korintus 6:11-7:1 sesungguhnya bukanlah teks yang berbicara mengenai perkawinan beda agama. Teks ini berbicara mengenai bagaimana seharusnya komunitas Kristen Korintus bersikap dalam menjalin relasi dengan masyarakat yang lebih luas, seperti dalam pekerjaaan, persahabatan, keluarga, perkawinan dan lain sebagainya. Teks ini tidak bisa dijadikan dasar atau prinsip untuk melegitimasi larangan perkawinan beda agama. Pemerintah juga sudah sepatutnya menetapkan hukum perkawinan yang jelas dan tegas, yang berlaku bagi pasangan yang berbeda keyakinan, sehingga masyarakat Indonesia yang berbeda keyakinan tidak perlu lagi pergi ke negara lain atau berpindah agama agar perkawinan mereka dapat disahkan.

Referensi

Dokumen terkait

UPAYA HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN PASANGAN BEDA AGAMA YANG AKAN MELANGSUNGKAN PERKAWINAN TATAPI TETAP MEMPERTAHANKAN AGAMANYA ………..………..45. 4.1 Perkawinan Beda Agama

Masyarakat dan rakyat Indonesia telah mengetahui dan memaklumi, bahwa, sejak berlakunya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, suatu perkawinan diantara pasangan yang berbeda agama atau

Di Indonesia telah dibentuk hukum yang mengatur mengenai perkawinan yang berlaku bagi seluruh masyarakat Indonesia yaitu Undang- Undang nomor 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan,

Sama halnya perkawinan antara dua orang WNI atau seorang WNI dengan WNA adalah sah bilamana dilakukan menurut hukum yang berlaku di Negara dimana perkawinan itu

Kompila secara tegas mengatur tentang larangan perkawinan beda agama yang tertuang pada pasal 40 c junto pasal 44 kompilasi hukum Islam dalam Al-Quran dijelaskan pada

Hasil : Dalam hal pencatatan perkawinan beda agama, walaupun perkawinan tersebut menurut norma atau hukum agama yang dianut oleh pasangan yang melaksanakan

Pertimbangan keras mengenai perkawinan pasangan beda agama ini menjadi pijakan dalam menetapkan status hukum perkawinan yang beda agama karena memicu potensi konflik dan

Hal ini terlihat dengan jelas pada pasal-pasal yang mengatur perkawinan berbeda agama tersebut.Pasal 40, 44, dan 61 terlihat sejalan, yaitu tidak menghendaki perkawinan