• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA OPTIMALISA. doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA OPTIMALISA. doc"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

OPTIMALISASI PERAN PENGAMBA’ UNTUK PENINGKATKAN NILAI TUKAR NELAYAN DALAM PEMBENTUKAN

KAWASAN MINAPOLITAN PONDOK MIMBO

BIDANG KEGIATAN: PKM GT

Diusulkan Oleh :

Shanty Anitasari. (NIM. 101510601010)

EntriYhonita (NIM. 101510601012)

UNIVERSITASJEMBER JEMBER

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan PKM-GT (Program Kreatifitas Mahasiswa Gagasan Tertulis) yang berjudul

“Optimalisasi Peran Pengamba’ Untuk Peningkatkan Nilai Tukar Nelayan dalam Pembentukan Kawasan Minapolitan Pondok Mimbo” dengan baik. Tulisan ini disusun sebagai usulan PKM-GT tahun 2013.

Dengan terselesaikannya PKM-GT ini, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu dan mendukung penulisan gagasan tertulis ini yakni kepada :

1. Bapak Aryo Fajar S, S.P, M.Si selaku dosen pembimbing selama penyusunan gagasan ini.

2. Orang tua penulis yang selalu member dukungan dan doanya

3. Seluruh rekan-rekan mahasiswa yang telah ikut andil dalam penyelesaian gagasan tertulis ini

Demikian PKM-GT yang telah kami susun.Kami berharap, gagasan yang kami tulis memiliki potensi dan manfaat untuk dikembangkan lebih lanjut bagi pembaca. Namun, kami selaku penulis juga menyadari banyak kekurangan, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Jember, 22 Maret 2013

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

1. Judul Kegiatan : Optimalisasi Peran Pengamba’ Untuk Peningkatkan Nilai Tukar

Nelayan dalam Pembentukan Kawasan Minapolitan Pondok Mimbo 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI (√ ) PKM-GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Shanty Anitasari

b. NIM : 101510601010

c. Jurusan : Agribisnis

d. Universitas : Universitas Jember e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl.Kalimantan X/1 Jember f. Alamat email : [email protected]

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 1 Orang 5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Aryo Fajar S, S.P., M.Si. b. NIP : 197401161999031001 c. AlamatRumah dan No Tel./HP :

Jember, 22 Maret 2013

Menyetujui

Ketua Program Studi Agribisnis Ketua Pelaksana Kegiatan

(Dr. Ir. Evita Soliha Hani, MP) (Shanty Anitasari) NIP. 196309031990022201 NIM. 101510601010

Pembantu Rektor Bidang Dosen Pendamping Kemahasiswaan Universitas Jember

(Drs. Andang Subaharianto, M.Hum.) (Aryo Fajar S, S.P., M.Si.) NIP. 196504171990021001 NIP. 196505281990031001

(4)

NILAI TUKAR NELAYAN DALAM PEMBENTUKAN KAWASAN MINAPOLITAN PONDOK MIMBO

Shanty Anitasari, Entri Yhonita Universitas Jember

Fakultas Pertanian Jl. Kalimantan III/23 Jember

RINGKASAN

Indonesia merupakan negara yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan. Dalam kehidupan nelayan Jawa dan Madura, peran pengamba’ tidak bisa dianggap remeh. Pengamba’ telah memiliki kedekatan secara ekonomi dan sosial dengan nelayan Jawa dan Madura. Sebagai agen informal dalam penyedia modal dan agen pemasaran, pengamba’ diharapkan tidak mengambil keuntungan terlampau besar sehingga dapat merugikan nelayan. Pembentukan kawasan minapolitan dan penetapan resi gudang diharapkan mampu memposisikan pengamba’ dalam posisi yang tepat dan tetap berguna secara fungsional sehingga kedekatan yang selama ini terjalin antara nelayan dan pengamba’ tidak hilang begitu saja. Sistem resi gudang juga dimasukkan dalam sistem minapolitan ini. Selain itu untuk meningkatkan pendapatan daerah juga perlu dibangun industri pengolahan hasil laut yang menggunakan tenaga kerja wanita dari warga lokal. Hasil olahan dari produk laut juga bisa dijadikan sebagai produk khas yang menjaring konsumen yang melewati jalur pantai utara sepanjang garis pantai pondok Mimbo.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia, memiliki garis pantai sepanjang 81.000 kilometer dan terdiri dari sekitar 17.500 buah pulau yang tersebar di sekitar garis khatulistiwa. Orientasi pembangunan masih lebih banyak diarahkan ke daratan daripada orientasi pembangunan ke arah perairan lautan atau

(5)

Potensi strategis yang perlu dimanfaatkan secara optimal adalah kekayaan laut. Subsektor perikanan memberikan kontribusi yang besar terhadap nilai tambah di sektor pertanian. Sektor perikanan laut ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak bagi masyarakat di sepanjang pantai. Kecamatan Banyuputih memiliki potensi pengembangan daerah pesisir utara yang bernama Pondok Mimbo. Kecamatan Banyuputih merupakan daerah yang paling banyak menghasilkan tangkapan ikan yaitu sebesar 3.007,22 ton sedangkan kecamatan Arjasa merupakan daerah terendah dalam produksi perikanan tangkap yaitu sebesar 1,60 ton (Anonim, 2010).

Kebutuhan hidup nelayan tidak terlepas dari modal uang. Sejak lama pengamba’ sudah menjadi pihak lembaga informal yang turut membantu nelayan dalam memenuhi kebutuhannya. Dominasi peran pengamba’ dan institusi keuangan informal lainnya sebagai sumber permodalan yang banyak ditemukan pada budaya nelayan Madura khususnya di wilayah pesisir Pondok Mimbo Kecamatan Banyuputih Situbondo. Pengamba’ menjadi sarana tumpuan bagi kehidupan nelayan karena nelayan mendapatkan modal pinjaman dengan kemudahan-kemudahan antara lain prosedur peminjaman tidak birokratis, jangka pengembalian relatif lama, tidak ada angsuran rutin dan tanpa agunan sehingga nelayan kecil tidak memilih lembaga keuangan formal atas dasar adanya agunan tadi. Adanya ikatan emosional antara nelayan dan pengamba’ membuat hubungan saling ketergantungan antara peranan pengamba’ sebagai penyedia modal dan pihak pemasaran hasil tangkapan ikan nelayan. Berdasarkan fenomena di atas, konsep minapolitan dibentuk untuk menyatukan sebuah sistem baru sosial budaya ekonomi nelayan modern untuk turut memberi peran dari pengamba’. Hasil tangkapan nelayan dibawa ke yang kemudian masuk ke sistem resi gudang perikanan untuk proses penyortiran. Kemudian hasil tangkapan tersebut dapat diketahui standar mutunya sehingga pengamba’ berperan dalam memasarkan baik ke eksportir maupun pihak swasta sehingga nelayan juga dapat meningkatkan pendapatannya melalui penetuan standar mutu hasil tangkapan ikan.

(6)

1. Peningkatan nilai tukar nelayan dikawasan minapolitan

2. Memposisikan pengamba’ sebagai bagian dari pemasaran yang memiliki peranan lebih baik dari sebelumnya

Manfaat

1. Diharapkan dapat memberi dampak positif bagi nelayan dalam berpartisipasi dalam pembentukan konsep minapolitan dan berjalannya sistem resi gudang dalam peningkatan nilai tukar nelayan.

2. Diharapkan menjadi acuan bagi peneliti untuk penelitian selanjutnya

3. Diharapkan menjadi acuan kebijakan ekonomi perikanan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan selanjutnya.

GAGASAN Kondisi Terkini

Secara umum permasalahan yang dihadapi oleh nelayan di Indonesia adalah modal untuk menjalankan proses operasional dari pembelian sarana prasaran produksi, biaya perbaikan dan pemeliharaan sarana prasara penangkapan, biaya untuk melakukan kegiatan operasional harian setiap kali melaut sampai pemasaran hasil tangkapan yang seringkali fluktuatif sehingga merugikan nelayan. Hal ini juga dialami oleh sebagian besar nelayan di kawasan pesisir Pondok Mimbo Desa Sumberanyar Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo. Kegiatan mencari ikan nelayan Desa Sumberanyar Kecamatan Banyuputih yang seluruhnya atau setidaknya 98% bersuku Madura dilakukan dengan menggunakan perahu berukuran kurang lebih 3-5 meter dengan bahan bakar solar.

Solusi yang pernah diajukan

(7)

nelayan tidak memiliki cukup jaminan kepada lembaga keuangan formal. Maka peranan pengamba’ sangat penting karena dengan sistem jaminan kompensasi yang diberlakukan oleh pengamba’ kepada nelayan, nelayan sudah pasti bisa mendapatkan hasil penjualan dari hasil tangkapannya. Disatu sisi pengamba’ juga tidak akan menjadi renternir yang menarik kembali pinjaman yang diberikan apabila nelayan tidak memperoleh tangkapan dari hasil melaut. Pengamba’ akan menunggu hasil tangkapan nelayan pada hari berikutnya untuk bisa mengembalikan pinjaman dari pengamba’. Pada dasarnya pengamba’ adalah perantara dari nelayan kepada pembeli atau dalam bahasa umum disebut makelar. Sistem kerja pengamba’ adalah mengambil 10-20% keuntungan dari hasil ikan tangkapan nelayan yang disalurkan pengamba’ kepada pembeli. Sistem ini juga sangat disetujui dan dipahami oleh nelayan karena dengan adanya pengamba’, nelayan tidak perlu lagi mencari pasar agar tangkapannya dapat terjual. Selain itu besaran kompensasi yang diterapkan pengamba’ dianggap nelayan sebagai besaran yang wajar sebagai bentuk balasan atas jasa yang diberikan oleh pengamba’.

Dilain sisi kontroversi terjadi dimana pihak yang kontra dengan pengamba’ beranggapan bahwa pengamba’ hanya mengekang kebebasan nelayan untuk menetukan luasan pasar nelayan dan juga memotong keuntungan dari nelayan. Pengamba’ pada prosesnya memang menjadi suatu lembaga informal yang muncul sebagai pihak yang memiliki modal lalu menawarkan pinjaman kepada nelayan tanpa modal dengan syarat hasil tangkapan nelayan harus melewati pengamba’. Untuk itu peningkatan nilai tukar nelayan perlu ditingkatkan dengan optimalisasi peranan pengamba’. Sistem kerja pengamba’ pada kenyataannya tidak bisa dirubah menjadi suatu lembaga keuangan formal karena berbagai keterbatasan seperti sumberdaya manusia maupun dari sisi fasilitas.

Gagasan yang Diajukan

(8)

pemerintahan. Wilayah ini berbatasan dengan Selat Bali disebelah timur, Sebelah Selatan dengan Kabupaten Banyuwangi, Sebelah Utara dengan Selat Madura, dan Sebelah Barat dengan Kecamatan Asembagus. Wilayah ini dapat dikembangkan menjadi kawasan Minapolitan kerena secara georgafis wilayah ini memiliki letak yang sangat strategis karena menjadi bagian dari jalur pantai utara untuk menuju Kabupaten Banyuwangi. Jalur ini sangat ramai dilewati kendaraan dari arah Surabaya menuju Banyuwangi atau Bali. Dengan kondisi jalan yang cukup baik, pengembangan kawasan Minapolitan dapat dibentuk memanfaatkan kegiatan arus lalu lintas ini. Selain itu fasilitas cold storage juga telah tersedia namun kurang termaksimalkan. Data perikanan pada tahun 2009 menunjukkan bahwa 60% berasal dari Kecamatan Banyuputih. Sehingga pembentukan kawasan Minapolitan merupakan suatu hal yang harapannya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pesisir Pondok Mimbo.

(9)

sebagian akan dijual dipasaran lokal dalam keadaan segar dan sebagian besar masuk kedalam agroindustri untuk diolah. Pengolahan hasil tangkapan nelayan wajib dilakukan sebagai bentuk konsistensi atas kawasan minapolitan yang dibagun. Adanya produk olahan ikan dimaksudkan untuk menciptakan karakteristik khusus di Pesisir Pondok Mimbo. Produk olahan ikan yang dapat menjadi pilihan alternatif warga diantaranya abon ikan, frozen food (bakso ikan, nugget, otak-otak, tempura), krupuk ikan, olahan rumput laut (dodol, permen), dan juga stand rumah makan yang menjual masakan berbahan dasar ikan. Agroindustri yang dibangun memanfaatkan tenaga kerja wanita sehingga dapat mengurangi angka pengangguran. Produk olahan hasil agroindustri di kawasan minapolitan pesisir Pondok Mimbo dapat dijual melalui stand pemasaran disepanjang jalan raya arus transportasi penghubung Kabupaten Banyuwangi dengan pusat pemerintahan Jawa timur Surabaya, sebagai produk khas produksi Kabupaten Situbondo khususnya pesisir Pondok Mimbo. Selain itu produk olahan ini juga harus bisa dijual sampai keluar wilayah Situbondo, karena dengan perluasan pasar maka dapat mendukung proses penjaringan konsumen.

Sebagai ujung tombak dari kegiatan usaha, kawasan pemasaran memanfaatkan posisi paling terdepan dengan akses jalan raya. Kegiatan pemasaran harus mampu melaksakan hubungan baik dengan pihak swasta. Peranan pemerintah daerah dalam hal perijinan harus dapat muncul karena untuk melakukan usaha yang berkembang dan legal dibutuhkan perijinan yang baik. Perijinan legal adalah bentuk independensi dari masyarakat pesisir Pondok Mimbo karena dengan terbentuknya perijinan yang legal berarti masyarakat dapat memenuhi standart dan kualitas pasaran contohnya dalam hal kesehatan, kehalalan, dan merek.

(10)

kealur dua untuk dijual kepasar dalam kedaan segar atau masuk kealur 3 utuk diolah dalam agroindustri. Dengan konsep Minapolitan diharapkan pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Pesisir Pondok Mimbo dapat dilaksanakan secara terintegrasi, efisien, berkualitas, dan berakselerasi tinggi. Hasil yang diperoleh dengan dibangunnya kawasan ini adalah kemandirian nelayan dari pengamba’ serta peningkatan kesejahteraan dari aspek sosial ekonomi. Dalam konteks global, konsep kawasan Minapolitan pesisir Pondok Mimbo dapat mendukung kemajuan perekonomian kabupaten bahkan nasonal.

Pihak-Pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan

a. Pemerintah. Pemerintah diharapkan mendukung terlaksananya gagasan ini dengan baik, misalnya pemerintah membantu dalam pelatihan warga dalam pendirian industri pengolahan hasil laut dan juga menerapkan sistem resi gudang dalam kawasan minapolitan pondok mimbo.

b. Masyarakat. Masyarakat adalah unsur utama yang sangat penting dalam terlaksananya gagasan ini. Masyarakat dalam hal ini terdiri dari bagian-bagian pelaksana berdirinya kawasan minapolitan seperti nelayan, pengamba’, dan warga lainnya seperti produsen produk olahan laut. Masyarakat harus mampu berperan dalam sistem secara proporsional dan memberikan manfaat yang baik bagi komponen minapolitan yang lainnya.

c. Peneliti. Peneliti berusaha membuat sesuatu yang baru dan berguna bagi masyarakat luas. Peneliti menawarkan konsep minapolitan untuk menjadikan kawasan Pondok Mimbo sebagai wilayah yang terdiri dari wilayah pemasok produk laut yang nantinya bisa menjual produk tersebut secara segar dan juga diolah sebagai produk khas dari kawasan ini.

Langkah-Langkah yang Dapat Dicapai

a. Kegiatan sosialisasi, kegiatan ini dilakukan agar masyarakat mulai mengenal dan memahami pentingnya pemosisian tiap bagian dalam sistem minapolitan secara proporsional.

KESIMPULAN

(11)

Konsep Minapolitan dapat berjalan dengan baik jika lembaga terkait dapat melakukan pemberdayaan kepada nelayan dan pengamba’. Peranan strategis pengamba’ dalam aktivitas sosial ekonomi budaya masyarakat pesisir Pondok Mimbo berupa lembaga non informal sekaligus memasarkan produk hasil tangkapan nelayan yang telah melalui proses sistem resi gudang perikanan. Hal ini dapat meningkatkan nilai tukar nelayan karena nelayan akan termotivasi agar hasil tangkapannya bermutu tinggi. Baik nelayan dan pengamba’ sama-sama memperoleh keuntugan.

Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan

Strategi yang dilakukan untuk membentuk kawasan

Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010.Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo. http://kecbanyuputih.wordpress.com/. [21 November 2012]

Sunoto. 2010. Arah Kebijakan Pengembangan Konsep Minapolitan di Indonesia.

(13)

LAMPIRAN

Daftar Riwayat Hidup Pelaksana Kegiatan

Nama : Shanty Anitasari

NIM : 101510601010

Tempat/ tanggal lahir : Situbondo, 20 Juli 1992

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Jur/Fak/PT : Agribisnis/Pertanian/Universitas Jember Alamat Asal : Jl.Diponegoro IV/1 Situbondo

Alamat di Jember : Jl. Kalimantan X/1 Jember

Email/ No HP : [email protected]/085236425064

Riwayat Pendidikan

No Sekolah Tahun

1 2 3 4

SDN 4 Dawuhan

SMP Negeri 1 Situbondo SMA Negeri 1 Situbondo Universitas Jember

1998-2004 2004-2007 2007-2010 2010-sekarang

Kegiatan Kemahasiswaan yang Pernah Diikuti:

- Sekretaris Umum LPMP Plantarum Fakultas Pertanian 2011/2012

- Anggota Bidang Penalaran Keilmuan HMJ HIMASETA Fakultas Pertanian Universitas Jember

- Studio Tiban Suluh Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Jember Tertanda,

(14)

Daftar Riwayat Hidup AnggotaPelaksana Kegiatan

Nama : Entri Yhonita

NIM : 101510601012

Tempat/ tanggal lahir : Banyuwangi 24 Januari 1992

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Jur/Fak/PT : Agribisnis/Pertanian/Universitas Jember Alamat Asal : Perum PJKA 12 Ketapang Banyuwangi Alamat di Jember : Jl. Kalimantan II/6C Jember

Email/ No HP : [email protected]/087857442303

Riwayat Pendidikan

No Sekolah Tahun

1 2 3 4

SDN 1 Ketapang

SMP Negeri 1 Banyuwangi SMA Negeri 1 Glagah Universitas Jember

1998-2004 2004-2007 2007-2010 2010-sekarang

Kegiatan Kemahasiswaan yang Pernah Diikuti: - Anggota Paduan Suara Chorus Rusticarum

- Anggota HMJ HIMASETA Fakultas Pertanian Universitas Jember - Asisten Laboraturium Manajemen Agribisnis Prodi Agribisnis UNEJ

Tertanda,

Referensi

Dokumen terkait

Melalui tools fault locator dengan menggunakan metode Takagi dan menggunakan simulasi ETAP 12.6.0, maka dapat diperoleh titik lokasi gangguan secara cepat, tepat, dan

summarize, and analyze studies on the construction of the Reality of Women in Mass Media and Social Media from various existing theories in the Mass

Masyarakat masih belum mengetahui tentang kebijakan tersebut, sehingga kesiapannya pun dapat dikatakan kurang, akan tetapi masyarakat merasa terbantu dengan adanya

Mengingat input siswa yang setiap tahunnya tergolong tinggi, demikian pula secara umum motivasi belajar siswanya bagus, sehingga pemberian motivasi terhadap siswa

4.7.2 Menyusun teks deskriptif lisan dan tulis sangat pendek dan sederhana, terkait orang, binatang, dan benda, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur

rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi, secara

Dilihat dari data produktifitas Tomat dari tahun 2005 sampai tahun 2009 di Kabupaten Pasaman Barat, kecamatan Pasaman adalah kecamatan yang memiliki produktifitas

A Study in Internet Banking, Department of Bussines Administration and Social Sciences Division Of Industrial Marketing and e -commerce, Lulea University Of Tecnology.