Suci Intan Sari, 2016
PENCAPAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS D AN SELF-CONCEPT SISWA D ENGAN LEARNING CYCLE 7E
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
95 BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian pada bab
sebelumnya, untuk populasi kelas VIII pada salah satu SMP Negeri di Kabupaten
Bandung Barat pada materi lingkaran, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
menggunakan Learning Cycle 7E lebih tinggi dibandingkan siswa yang
menggunakan pembelajaran matematika secara konvensional.
2. Berdasarkan KAM:
a. Pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan
kategori KAM tinggi yang menggunakan Lea rning Cycle 7E tidak lebih
tinggi dibandingkan siswa dengan KAM tinggi yang menggunakan
pembelajaran matematika secara konvensional.
b. Pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan
kategori KAM sedang yang menggunakan Learning Cycle 7E lebih tinggi
dibandingkan siswa dengan KAM sedang yang menggunakan
pembelajaran matematika secara konvensional.
c. Pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan
kategori KAM rendah yang menggunakan Learning Cycle 7E lebih tinggi
dibandingkan siswa dengan KAM rendah yang menggunakan
pembelajaran matematika secara konvensional.
3. Terdapat perbedaan terhadap pencapaian kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa yang menggunakan Learning Cycle 7E antara kelompok
KAM kategori tinggi, sedang, dan rendah. Kelompok siswa dengan KAM
tinggi memiliki pencapaian yang lebih tinggi dibandingkan kelompok siswa
dengan KAM sedang dan rendah. Kelompok siswa dengan KAM sedang
Suci Intan Sari, 2016
PENCAPAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS D AN SELF-CONCEPT SISWA D ENGAN LEARNING CYCLE 7E
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
4. Self-concept siswa yang menggunakan Lear ning Cycle 7E lebih baik
dibandingkan siswa yang menggunakan pembelajaran matematika secara
konvensional.
5. Berdasarkan KAM:
a. Self-concept siswa dengan kategori KAM tinggi yang menggunakan
Learning Cycle 7E lebih baik dibandingkan siswa dengan KAM tinggi
yang menggunakan pembelajaran matematika secara konvensional.
b. Self-concept siswa dengan kategori KAM sedang yang menggunakan
Learning Cycle 7E lebih baik dibandingkan siswa dengan KAM sedang
yang menggunakan pembelajaran matematika secara konvensional.
c. Self-concept siswa dengan kategori KAM rendah yang menggunakan
Learning Cycle 7E lebih baik dibandingkan siswa dengan KAM rendah
yang menggunakan pembelajaran matematika secara konvensional.
6. Tidak terdapat perbedaan terhadap self-concept siswa yang menggunakan
Learning Cycle 7E antara kelompok KAM kategori tinggi, sedang, dan
rendah.
5.2 Implikasi
Fokus utama penelitian ini adalah menganalisis pencapaian kemampuan
pemecahan masalah matematis dan self-concept siswa dengan Learning Cycle 7E.
Beberapa implikasi dari pelaksanaan proses pembelajaran dengan Learning Cycle
7E, diantaranya:
1. Pembelajaran dengan Learning Cycle 7E berkontribusi dalam membangun
proses berpikir siswa. Tahapan pada Lea rning Cycle 7E dapat membantu
siswa untuk berusaha memahami permasalahan yang ada serta menerapkannya
pada persoalan yang lebih luas. Tahap evaluate pada Lea rning Cycle 7E dapat
dijadikan sarana siswa melakukan penilaian tentang dirinya sendiri.
2. Dari hasil pengamatan, siswa memiliki pandangan yang positif terhadap
Learning Cycle 7E. Menurut siswa, Learning Cycle 7E menjadikan
pembelajaran matematika lebih menyenangkan, menarik, seru, dan
Suci Intan Sari, 2016
PENCAPAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS D AN SELF-CONCEPT SISWA D ENGAN LEARNING CYCLE 7E
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3. Berhubungan dengan kemampuan awal matematis siswa, Learning Cycle 7E
efektif untuk diterapkan di semua kategori KAM (tinggi, sedang, dan rendah)
dalam rangka mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis
dan self-concept siswa.
4. Meskipun pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
menggunakan Learning Cycle 7E belum maksimal. Namun dibandingkan
kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional, pencapaian siswa yang
menggunakan Learning Cycle 7E masih lebih tinggi. Siswa hanya lemah pada
saat proses perhitungan. Hal ini dikarenakan siswa kurang teliti saat
menghitung, terburu-buru menyelesaikan soal atau bahkan salah menyalin
angka yang harus dihitung. Siswa sudah mampu memahami masalah dan
memilih strategi dalam penyelesaian soal. Hanya saja masih ada yang tidak
lengkap dalam memilih strategi.
5. Dalam hal pengembangan self-concept siswa, Learning Cycle 7E lebih efektif
dalam membangun dan mengembangkan self-concept siswa. Salah satu
tahapan pada Learning Cycle 7E memungkinkan siswa untuk melakukan
penilaian diri, sehingga dapat membantu siswa membangun self-concept
mereka.
Berdasarkan uraian di atas, diharapkan guru matematika dapat
mengimplementasikan Learning Cycle 7E di kelas. Guru harus bisa berperan
sebagai teman belajar siswa. Sehingga guru juga bisa mengetahui kelemahan dan
kekuatan siswa dalam pembelajaran matematika. Selain itu, posisi guru sebagai
teman belajar siswa dapat membuat siswa nyaman dalam mengasah dan
mengeksplorasi kemampuannya.
5.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian di atas, peneliti
memberikan beberapa rekomendasi yang bisa dijadikan acuan berbagai pihak,
diantaranya sebagai berikut:
1. Bagi guru yang ingin mengembangkan kemampuan pemecahan masalah
matematis dan self-concept siswa, Learning Cycle 7E dapat dijadikan sebagai
Suci Intan Sari, 2016
PENCAPAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS D AN SELF-CONCEPT SISWA D ENGAN LEARNING CYCLE 7E
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
2. Self-concept positif diperlukan siswa dalam pembelajaran matematika. Oleh
karena itu diharapkan guru mampu lebih meningkatkan self-concept positif
siswa supaya menjadi lebih baik.
3. Lembar penilaian diri efektif dijadikan sebagai salah satu sarana dalam
pembentukan self-concept siswa. Oleh karena itu guru hendaknya mampu
mengembangkan lembar penilaian diri bagi siswa. Lembar penilaian diri dapat
berupa format yang tidak terpisah dari soal evaluasi atau soal latihan siswa.
4. Pada materi tertentu yang dirasakan sangat baru dan termasuk sulit bagi siswa,
semua tahapan pada Learning Cycle 7E bisa dilakukan pada lebih dari satu
pertemuan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan supaya guru tidak cenderung
terburu-buru menerapkan setiap tahapan pada Learning Cycle 7E.
5. Penggunaan LKS dan media selama proses pembelajaran sangat mendukung
tercapainya tujuan pembelajaran. Hendaknya LKS yang dibuat dapat
mendorong siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, sehingga
siswa dapat berusaha untuk menyelesaikan persoalan yang diberikan.
6. Lembar penilaian diri bisa menjadi salah satu alat yang membantu guru
mengetahui self-concept siswa dan membantu siswa dalam mengembangkan
self-concept mereka. Pertanyaan pada lembar penilaian diri hendaknya sesuai
dengan indikator pada aspek afektif yang akan diukur.
7. Untuk lebih memaksimalkan hasil penelitian hendaknya manajemen waktu di
kedua kelas selalu sama dan tepat. Faktor lain yang menyebabkan waktu
berbeda hendaknya diminimalkan supaya kelas penelitian mendapatkan waktu
yang seimbang.
8. Guru hendaknya lebih merata dalam memberi perhatian semua siswa,
sehingga kelas mampu dikondisikan lebih tertib dalam setiap pertemuan.
Khususnya saat diskusi kelompok, guru hendaknya lebih mampu melakukan
manajemen kelas.
9. Guru hendaknya terus memperhatikan pembagian waktu saat diskusi
kelompok, sehingga target pembelajaran pada diskusi kelompok tercapai tepat
waktu tanpa menggunakan waktu pelajaran lain.
10.Hasil pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
Suci Intan Sari, 2016
PENCAPAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS D AN SELF-CONCEPT SISWA D ENGAN LEARNING CYCLE 7E
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
kategori KAM rendah lebih tinggi dibandingkan siswa KAM sedang.
Sehingga perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam tentang temuan