• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PLB 1001744 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PLB 1001744 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

50

Cindy Eka Desyanti, 2016

INTERAKSI SOSIAL SISWA TUNARUNGU JENJANG SEKOLAH D ASAR D I SEKOLAH INKLUSIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Penelitian ini mrrupakan suatu proses untuk memperoleh gambaran mengenai

interaksi sosial siswa tunarungu jenjang sekolah dasar di sekolah inklusif.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa tunarungu di kelas tiga

SD Swasta Dewi Sartika, dapat diperoleh simpulan bahwa interaksi sosial siswa

tunarungu jenjang sekolah dasar di sekolah inklusif ini cukup baik, karena siswa

tunarungu dapat menunjukkan tindakan sebagai pihak yang memberikan aksi dan

pihak yang memberikan reaksi. Selain itu, bentuk interaksi sosial yang bersifat

positif berkembang pada siswa tunarungu dengan ditunjukkan dalam bentuk

kerjasama, persaingan, simpati. Namun diantara siswa tunarungu juga ada yang

menunjukkan bentuk interaksi sosial negatif seperti menggoda, agresi,

berselisih/bertengkar, pembangkangan, tingkah laku berkuasa, dan mementingkan

diri sendiri. Bentuk-bentuk tersebut merupakan bentuk tingkah laku sosial yang

mulai berkembang pada usia anak yang dapat ditunjukkan dalam tindakan atau

tingkah lakunya yang memungkinkan dapat menjadikan hambatan dalam

berinteraksi sosial. Pada siswa tunarungu kelas tiga ini tidak ditemukan hambatan

eksternal yang menunjukkan kurangnya penerimaan guru maupun teman

sebayanya. Namun karena ketunarunguannya, hambatan yang terjadi pada siswa

tunarungu kelas tiga ini berupa hambatan internal dalam berkomunikasi, siswa

tunarungu mengalami kesulitan dalam mengungkapkan keinginan pada lawan

bicara, dan kesulitan dalam memahami apa yang diungkapkan lawan bicara.

Untuk itu, diperlukan upaya dalam mengatasi hambatan yang terjadi pada siswa

tunarungu dalam berinteraksi sosial. Upaya tersebut dilakukan oleh siswa

tunarungu dengan berkomunikasi tidak hanya dengan cara berkomunikasi tidak

hanya menggunakan bahasa isyarat, namun disertai ujaran atau gerakan tubuh,

bahkan dengan menggunakan gambar atau tulisan sebagai media komunikasi.

Siswa tunarungu juga meminta bantuan siswa mendengar untuk menerjemahkan

dalam bahasa isyarat ketika mereka tidak dapat memahami apa yang orang lain

(2)

51

Cindy Eka Desyanti, 2016

INTERAKSI SOSIAL SISWA TUNARUNGU JENJANG SEKOLAH D ASAR D I SEKOLAH INKLUSIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang lain. Selain itu, guru dan teman sebaya juga melakukan upaya untuk

mengatasi hambatan siswa tunarungu dalam berinteraksi sosial. Upaya yang

dilakukan guru berupa mengajak siswa tunarungu melakukan kegiatan membaca

buku cerita. Selain itu, guru juga lebih memperhatikan siswa tunarungu yang

ingin mengungkapkan keinginannya dengan cara harus mengerti isyarat siswa

tunarungu, dan ditanya pelan-pelan secara berhadapan. Sedangkan pada saat

mengajar, guru menggunakan ujaran yang jelas, dan terkadang disertai isyarat

sederhana atau gerakan tubuh. Dan agar dapat berkomunikasi dengan siswa

tunarungu, teman sebayanya mempelajari bahasa isyarat, mengajarkan siswa

tunarungu mengucapkan kata-kata dengan benar. Serta membantu siswa

tunarungu untuk menerjemahkan dalam bahasa isyarat ketika mereka tidak dapat

memahami apa yang orang lain ungkapkan, atau ketika mereka sulit untuk

mengungkapkan keinginannya.

B.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka rekomendasi yang

diberikan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggambarkan interaksi sosial siswa tunarungu jenjang

sekolah dasar di sekolah inklusif SD Swasta Dewi Sartika, yang di

dalamnya termasuk menggambarkan bentuk-bentuk interaksi sosial yang

berkembang pada siwa baik yang bersifat positif maupun negatif.

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, pihak sekolah dapat lebih

mengembangkan bentuk interaksi sosial yang bersifat positif pada siswa

tunarungu. Dengan lebih melatih bentuk kerjasama melalui kegiatan

kelompok, bentuk persaingan dan simpati. Selain itu diharapkan pihak

sekolah dapat memberikan layanan khusus bagi siswa tunarungu dengan

disediakannya terapi wicara untuk menunjang perkembangan interaksi

sosial.

2. Dengan adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, dimana

penelitian ini hanya berfokus pada interaksi sosial siswa tunarungu jenjang

sekolah dasar di salah satu sekolah penyelenggara program inklusif, maka

(3)

52

Cindy Eka Desyanti, 2016

INTERAKSI SOSIAL SISWA TUNARUNGU JENJANG SEKOLAH D ASAR D I SEKOLAH INKLUSIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lanjut dengan mengambil aspek perkembangan lain pada siswa tunarungu

Referensi

Dokumen terkait

Sentuhan mata : Gejala yang teruk boleh termasuk yang berikut: kesakitan atau kerengsaan.. berair kemerahan Kesan Kesihatan

Pada proses penjualan dibutuhkan daftar barang, daftar jenis barang dan daftar diskon, data pelanggan atau data member sehingga dapat menghasilkan nota

Lebih rendahnya M2 disebabkan oleh penurunan simpanan berjangka dalam rupiah dan simpanan dalam valas (Tabel 2), sedangkan M1 tercatat meningkat menjadi Rp219,0 triliun

Menyebutkan Dan Menjelaskan Dampak Dari Perjanjian Internasional Mengenai Dasar Konseptual Dalam Konsep Dasar HKI KRITERIA PENILAIAN : Orisinalitas Materi (20%) Penguasaan Materi

Protective factor yang diterima dari keluarga dan lingkungan sosial (persatuan bhayangkari, tetangga, dan istri-istri Brimob lain yang mengalami hal serupa) akan

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus karena skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan, Kompensasi, Corporate Governance terhadap Manajemen Laba (Studi

Rekaman arsip merupakan teknik pengumpulan data baik data historis maupun data saat ini. Dalam penelitian ini dapat berupa data statsitik Kecamatan dalam Angka

Sebelum peserta 3, boleh memberi pendapat atau idea, beliau perlu mengulang semula jawapan pewserta 2, dan dinilai oleh rakan-rakannya yang lain. Pensyarah menerangkan