• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lamp Bab XII Spektek Sobangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Lamp Bab XII Spektek Sobangan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1

SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN : PENYEDIAAN SARANA PRASARANA AIR BERSIH DESA SOBANGAN DI

KECAMATAN MENGWI

Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan dimengerti bersama – sama dengan gambar-gambar rencana, yang keduanya menguraikan tentang pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pemborong. Identitas pekerjaan seperti peta lokasi, tempat pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar rencana. Lingkup dan item pekerjaan selengkapnya akan uraikan dalam daftar quantity pekerjaan, sedangkan uraian teknis pekerjaan adalah sebagai berikut :

1. PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1 Penyerahan Lapangan

Sebelum memulai kegiatan, pemborong harus sudah menerima surat/berita acara penyerahan lapangan dari Pemberi Tugas.

1.2 Perijinan

Bila ada sebagian atau seluruhnya pekerjaan yang harus memerlukan perijinan dari instansi yang berwenang, maka Pemborong harus sudah memiliki perijinan yang dimaksud sebelum memulai bagian dari pekerjaan tersebut. Pemborong tidak diperkenankan memulai kegiatan sebelum memegang perijinan yang dimaksud. Segala biaya yang dikeluarkan untuk mengurus perijinan menjadi tanggung jawab pemborong.

1.3 Penyediaan Fasilitas Penunjang Pekerjaan

Semua keperluan fasilitas penunjang pekerjaan seperti listrik, air bersih dan lainnya yang dibutuhkan menjadi tanggung jawab Pemborong.

1.4 Mobilisasi Peralatan dan Material

Semua peralatan kerja yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus sudah dipersiapkan oleh Pemborong. Peralatan tersebut harus dalam kondisi baik dan laik pakai. Jika dalam masa pelaksanaan pekerjaan, peralatan mengalami kerusakan/tidak bisa dipergunakan, pemborong harus segera menyiapkan peralatan pengganti yang baru yang laik pakai. Penempatan material di areal site harus dikonsultasikan dengan Direksi Tenis, agar tidak mengganggu pekerjaan selama proses pekerjaan berlangsung.Pemborong harus sudah menghitung biaya mobilisasi material sampai ke tempat lokasi pekerjaan sesuai dengan tingkat kesulitannya.

1.5 Contoh Contoh Material

Contoh – contoh material yang akan dipakai harus diajukan lebih awal oleh Pemborong, mengacu pada spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. Contoh-contoh material yang telah disetujui oleh Direksi Teknis, dituangkan dalam lembaran persetujuan material.

1.6 Pengukuran

(2)

2 alat yang dipergunakan adalah waterpass lengkap dengan statip dan rambu – rambunya, theodolite lengkap dengan instruksi Direksi. Cara pengukuran ketepatan hasil pengukuran, toleransi, dan pembuatan serta pemasangan patok bantu akan ditentukan oleh Direksi. Ukuran – ukuran pokok dari pekerjaan adalah sesuai dengan yang tercantum dalam gambar. Ukuran – ukuran yang tidak tercantum, tidak jelas atau saling berbeda, harus segera dilaporkan kepada Pengawas Lapangan. Apabila dianggap perlu, Direksi berhak memerintahkan kepada Kontraktor untuk merubah ketinggian, letak atau ukuran suatu bagian pekerjaan. Apabila timbul keragu – raguan dari pihak Kontraktor dalam menginterpretasi angka – angka elevasi dalam gambar maka hal ini harus dilaporkan kepada Direksi untuk dimintakan penjelasannya. Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran ulang menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut peil – peil dan ukuran dalam gambar dan uraian / syarat – syarat pelaksanaan itu. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis meranti kelas II yang tidak berubah oleh cuaca. Pemasangannya harus kuat dan permukaan atasnya rata dan sifatnya datar (waterpass).Semua ketetapan pekerjaan pengukuran, baik ukuran panjang maupun sudut harus terjamin kebenarannya. Pengukuran sudut siku – siku dengan prisma atau benang hanya dibenarkan untuk bagian – bagian kecil dari pekerjaan dan mendapat persetujuan Direksi. Kekeliruan dari hasil pengukuran, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.7 Gambar-gambar Kerja

Sebelum mengerjakan pekerjaan, Pemborong wajib membuat Gambar-gambar kerja ( shop drawing ) yang acuannya dari Gambar Rencana yang terakhir. Jika terdapat perbedaan antara gambar kerja dengan keadaan sebenarnya di lapangan, maka yang dilaksanakan adalah keputusan yang diberikan oleh Direksi. Selanjutnya Kontraktor wajib melakukan penggambaran kembali tapak proyek sesuai dengan keadaan sebenarnya di lapangan.Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar rencana, kontraktor harus mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang dari daerah yang dipatok. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan atau pendapat / revisi pada satu lembar gambar tersebut dan mengembalikannya kepada kontraktor. Setelah diperbaiki, kontraktor harus mengajukan kembali gambar yang Direksi diminta untuk direvisi. Gambar tersebut harus digambar kembali diatas kertas A3 dan setelah disetujui oleh Direksi, maka Kontraktor akan menyerahkan kepada Direksi gambar asli dan 3 (tiga) lembar hasil rekamannya.

1.8 Papan Nama Proyek.

Papan nama kegiatan dipasang pada patok kayu yang kuat, ditanam dalam tanah dengan ketinggian 1,5 meter. Ukuran Papan Nama Proyek adalah 80 x 120 cm, terbuat dari bahan multiplek tebal 9 mm, dicat dasar warna putih, tulisan warna biru, besar huruf disesuaikan.

Letak pemasangan Papan Nama pada lokasi proyek dan Redaksi Papan Nama akan ditentukan kemudian dengan Direksi Teknis.

1.9 Administrasi dan Dokumentasi.

(3)

3 dibuat sesuai dengan laporan prestasi pekerjaan, sekurang-kurangnya pada saat dilakukan opname kemajuan pekerjaan.

Yang tidak termasuk pekerjaan persiapan akan tetapi pemborong wajib menyiapkan dan menyediakan adalah :

a. Pagar pengaman

Pemborong wajib membuat pagar pengaman di sekeliling areal site, dengan menggunakan seng atau gedeg atau bahan lainnya dengan ketinggian minimal 2 meter. Penempatan pagar pengaman supaya dikoordinasikan dengan pihak Direksi Teknis.

b. Kantor Direksi dengan luas  40 m2 (atau disesuaikan dengan kondisi yang memungkinkan di lapangan) untuk kegiatan/ruang kerja Direksi Teknis/pengawas, rapat-rapat rutin lapangan dan lain-lain, dengan perlengkapan sebagai berikut :

 Meja rapat lengkap kursi untuk lebih kurang 15 orang.  2 stel meja tulis dan tempat duduk.

 Almari/Rak penyimpan alat-alat Kantor/pengawasan.  Papan tulis/white board ukuran 90 x 120 cm.

 Sepatu karet dan helm proyek.  Kotak P3K beserta isinya

Kantor Direksi harus terang, aman dan nyaman, serta selalu terjaga kebersihannya. Penempatan /lokasi dari kantor Direksi harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis.

c. Kantor Pemborong, Gudang bahan dan los kerja luasnya disesuaikan dengan kebutuhan dan keamanan kerja para pekerja serta terlindungnya bahan banguan dari cuaca dan hujan.

d. WC darurat untuk Direksi, Pemborong dan pekerja secukupnya serta tersedia cukup air dan terjamin kebersihannya.

e. Kantor direksi, kantor Pemborong/Los Kerja serta wc darurat setelah selesainya pekerjan adalah milik pemborong dan segera harus dibersihkan dari tempat pekerjaan.

2. ACUAN NORMATIF

Dalam pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus memahami, mengikuti semua persyaratan yang ditentukan dalam rencana kerja dan syarat-syarat termasuk standar material yang akan dipakai yang mengacu pada SNI ( Standar Nasional Indonesia, SII ( Standar Industri Indonesia ). Jika spesifikasi material yang disaratkan belum ada dalam standar SNI dan SII, maka dapat dipakai standar lain yang lebih tinggi kwalitasnya dari standar Nasional diatas antara lain:

 ISO : International Organization for Standardization  JIS : Japanese Industrial Standart

 BS : British Standart

 DIN : Deutsche Industrie Norm

 AWWA : American Water Works Association

 ASTM : American Society for Testing and Materials  ANSI : American National Standard Institute  AS : Australian Standard

 AWS : American Welding Society

(4)

4 3. RAMBURAMBU KESELAMATAN KERJA

a. Bila diperlukan sebelum dimulainya dan selama berlangsungnya pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk memasang tanda – tanda pengaman lalu lintas dengan ketentuan sebagai berikut : Semua papan – papan dan tanda – tanda perhatian harus dibuat dari papan Kayu Kelas II tebal minimum 3 mm dengan warna dasar kuning dan Penunjuk Pengaman Lalu Lintas dengan warna hitam dengan ukuran sesuai petunjuk direksi.

b. Pada malam hari ditempat – tempat yang berbahaya bagi yang lewat harus dipasang lampu merah yang cukup jelas dan terang menurut petunjuk Direksi untuk menghindari terjadinya kecelakaan.

c. Penempatan alat – alat dan bahan – bahan yang berada di tepi jalan pada malam hari harus juga diberi seperti lampu merah atau tanda – tanda yang sifatnya membantu keamanan jalannya lalu lintas.

d. Menutup lalu lintas secara total tidak dibenarkan, kecuali setelah ada persetujuan tertulis dari Direksi.

e. Kontraktor harus menjaga jangan sampai lalulintas macet dan Kontraktor harus menyediakan orang untuk mengatur lalu lintas jalannya bila diperlukan Kontraktor harus menyediakan pesawat HT untuk mempermudah sistem pengaturannya.

f. Penetapan alat – alat dan bahan – bahan diusahakan sedapat mungkin tidak mengganggu lalu lintas. Bila karena terpaksa bahan – bahan harus dituangkan di tepi jalan, dengan tidak mengganggu lalu lintas selambat – lambatnya dalam waktu satu kali 24 jam sesudah penurunan bahan – bahan harus sudah dipindah ketempat penyimpanannya.

g. Setiap kecelakaan yang disebabkan karena kelalaian kontraktor memberi pengaman seperti tersebut diatas, sepenuhnya adalah tanggung jawab Kontraktor.

4. PEKERJAAN GALIAN PIPA

a. Sebelum pekerjaan Penggalian Badan jalan dimulai, Kontraktor harus menyelesaikan perijinan untuk penggalian pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung. Segala biaya pengurusan ijin galian menjadi tanggungan Kontraktor.

b. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan, penumpukan tanah biasa,batu atau material lain yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam kontrak ini.

c. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan dasar galian saluran pipa, seluruh galian dapat merupakan salah satu dari : Galian tanah biasa, Galian batu karang / tanah keras,Pembuangan sisa galian ke luar lokasi dengan kendaraan

5. JAMINAN KESELAMATAN PEKERJAAN GALIAN

(5)

5 b. Pada setiap saat sewaktu pekerja atau yang lainnya berada dalam galian yang mengharuskan kepala mereka berada di permukaan tanah, Kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja yang tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap saat peralatan galian cadangan (yang belum terpakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.

c. Seluruh galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lainnya terjatuh kedalamannya, dan setiap galian terbuka pada badan jalan atau bahu harus ditambah dengan rambu pada malam hari dengan drum dicat putih (atau yang serupa) Ketentuan pengaturan dan pengendalian lalu lintas selama pelaksanaan konstruksi harus diterapkan pada seluruh galian dalam daerah milik jalan.

6. PERBAIKAN DARI PEKERJAAN GALIAN YANG TAK MEMUASKAN

a. Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi dimensi diatas harus diperbaiki oleh Kontraktor.Bahan yang berlebih harus dibuang dengan penggalian lebih lanjut.

b. Daerah dimana telah tergali lebih atau daerah retak atau lepas, harus diurug kembali dengan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat seperti yang diperintahkan Direksi.

c. Pekerjaan galian yang terlalu lebar dari batas daerah yang ditentukan dan dapat menyebabkan longsor, harus segera diurug kembali dengan urugan dari bahan – bahan terpilih atau lapis pondasi agregat, yang sesuai dengan pengarahan Direksi Teknik.

7. PROSEDUR PENGGALIAN

a. Galian tanah dilaksanakan untuk semua pemasangan pipa dan peralatannya serta bangunan pelengkap yang termasuk dalam pekerjaan ini.

b. Pekerjaan galian dan pembuatan parit galian hendaknya dilakukan dengan cara-cara yang layak, aman dan tepat untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan timbulnya bahaya bagi keselamatan manusia dan kerusakan bangunan atau instalasi yang ada. Segala hal yang diakibatkan oleh pekerjaan penggalian dan pembuatan parit galian, menjadi tanggung jawab rekanan.

c. Pekerjaan penggalian dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pipa dapat dipasang dengan posisi yang baik dan aman. Penggalian harus bertahap sesuai dengan perkiraan jumlah pipa yang dapat dipasang untuk setiap harinya dan mengikuti petunjuk Direksi Proyek.

d. Pekerjaan penggalian tanah untuk parit pemasangan pipa harus segera diikuti dengan pelaksanaan pemasangan pipa dan perlengkapannya, serta diikuti pula dengan penimbunan/pengurugan kembali dengan segera.

e. Parit galian yang masih terbuka harus dijaga sehingga effisiensi pekerjaan dan keselamatan pekerja serta masyarakat dapat terjamin. f. Bila dijumpai adanya sarana-sarana atau instalasi diatas permukaan

(6)

6 8. LEBAR DAN KEDALAMAN PARIT GALIAN.

a. Tempat galian, lebar dan kedalaman minimum untuk pemasangan pipa berikut perlengkapannya serta bangunan-bangunan yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini harus dibuat sesuai dengan gambar kerja (gambar situasi, profil memanjang, profil melintang dan potongan ). b. Patokan /pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur

dari atas pipa sampai permukaan jalan/ tanah asal, ditambah diameter luar pipa dan tebal lapisan pasir dibawah pipa.

c. Parit pipa harus digali dengan kedalaman yang dikehendaki sehingga terdapat pembebanan yang merata dan menerus pada dasar galian (yang tidak terganggu antara dua sambungan pipa).

d. Kedalaman galian hendaknya selalu diperiksa untuk mendapatkan kedalaman jalur pipa yang tepat.

e. Bila tidak dinyatakan lain, lebar parit galian disesuaikan dengan besarnya pipa yang akan dipasang dan lebar galian tersebut harus menjamin pekerjaan penyambungan pipa dengan baik sehungga kebocoran-kebocoran pada sambungan dapat di hindarkan. Bila perlu lebar galian diperbesar untuk memudahkan penempatan alat-alat penyangga dan sebagainya.

f. Parit dan tempat sambungan atau peralatan pipa hendaknya digali hingga didapatkan suatu lebar yang cukup untuk ruang kerja, pemasangan, penyambungan, penanaman maupun pekerjaan konstruksi. g. Bila pada bagian parit pipa terdapat galian-galian berlumpur atau penggalian terlalu dalam maka dapat diurug dengan pasir ataupun diurug dengan bahan-bahan lainnya yang disetujui oleh Direksi Proyek. h. Batu-batu dengan diameter lebih besar dari 40 mm harus dibuang dari

parit galian.

i. Dasar parit galian hendaknya rata, rapat, terkonsolidasi dan digali pada kedalaman yang tepat untuk meletakan pipa, serta harus bebas dari lumpur dan tetap rata bila diinjak kaki para pekerja. Dasar parit yang sebelumnya padat tapi menjadi lunak bagian atasnya akibat pelaksanaan pekerjaan hendaknya diperkuat dengan satu atau lebih lapisan batu pecah atau kerikil. Lapisan lumpur atau tanah lunak pada dasar parit tidak boleh lebih tebal dari 1,25 cm.

j. Apabila ternyata didalam pelaksanaan penggalian terjadi kelongsoran-kelongsoran dan keruntuhan-keruntuhan terus menerus yang mengganggu, haruslah diadakan konstruksi penguat (dari turap kayu atau lainnya) agar terjamin keselamatan dan keamanan pekerja, effisien kerja, struktur dan fasilitas lain yang ada.

k. Penerapan hendaknya direncanakan dan dibuat untuk menahan semua beban dan muatan yang mungkin timbul akibat pergerakan tanah atau tekanan. Konstruksi penguat ini hendaknya kaku hingga tidak terjadi perubahan bentuk dan posisi dalam keadaan apapun. Biaya yang mungkin timbul akibat adanya konstruksi penguat tersebut harus sudah diperhitungkan dalam harga penawaran dan tidak diterima adanya tuntutan tambahan biaya untuk pekerjaaan ini.

l. Bila pada bagian parit galian ternyata tidak stabil atau dijumpai lapisan-lapisan bekas sampah ataupun humus, lapisan tersebut harus dibuang. Bila dianggap perlu, direksi proyek dapat memerintahkan untuk memindahkan tanah pada lokasi galian dan mengisi kembali dengan bahan-bahan yang sesuai.

(7)

7 n. Setiap galian hendaknya dijaga tetap kering sampai konstruksi yang

harus dibangun atau pipa yang harus dipasang selesai dilaksanakan. o. Apabila juga ternyata bahwa didalam galian dijumpai air yang

mengganggu pengeringan, maka rekanan harus menyediakan pompa atau peralatan lain untuk pengeringan. Biaya yang ditimbulkan akibat pekerjaan pengeringan tersebut berikut pompa dan peralatannya adalah tanggungan rekanan.

p. Semua penggalian untuk struktur beton dan parit yang diperdalam hingga mencapai atau dibawah elevasi statik, hendaknya dikeringkan dengan menurunkan permukaan air tanah sampai jarak tidak kurang 30 cm dibawah dasar galian.

q. Air permukaan hendaknya dipintaskan atau dengan cara-cara lain, dicegah tidak memasuki daerah pemaritan sejauh mungkin tanpa mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada tanah milik sekitarnya, dan biaya yang timbul untuk pekerjaan ini merupakan tanggung jawab rekanan.

9. PEMBUANGAN SISA GALIAN KELUAR LOKASI DENGAN KENDARAAN

a. Untuk keperluan pengangkutan jauh keluar lokasi kerja dengan alat angkut yang memadai. Alat angkut dan operatornya disediakan oleh kontraktor. Penempatan material tersebut pada tempat yang aman atas persetujuan Direksi.

10. PEKERJAAN URUGAN

a. Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk konstruksi urugan, untuk pengurugan kembali galian pipa atau struktur dan untuk urugan umum yang diperlukan untuk membuat bentuk dimensi timbunan antara lain ketinggian yang sesuai persyaratan atau penampang melintangnya.

b. Urugan yang dicakup oleh ketentuan ini merupakan urugan pilihan yaitu urugan dari berbagai material sesuai yang ditentukan.Pekerjaan Urugan / Timbunan yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak, dan seluruh Urugan / Timbunan Adalah :

 Urugan Pasir

 Urugan Tanah dipilih dan Pemadatan  Urugan Agregat A dan pemadatan

11. URUGAN PASIR

a. Urugan pasir dipergunakan pada dasar galian pipa dan diatas pipa sesuai gambar rencana.

b. Bahan urugan adalah pasir urug yang bebas dari kotoran dan biji – bijian yang tumbuh sesuai kebutuhan.

c. Pemadatan urugan pasir lapis demi lapis dengan penyiraman seperlunya.

d. Pengukuran ketebalan urugan pasir dilakukan setelah urugan pasir benar – benar padat.

12. URUGAN TANAH DIPILIH DAN PEMADATAN

(8)

8 13. URUGAN AGREGAT A

a. Diatas urugan tanah dipilih, diurug kembali dengan lapis pondasi dari agregat A yang merupakan bahan urugan campuran dari material batu pecah dari ukuran 3-5 cm, 2-3 cm, 1-2 cm, 0.5 – 1 cm serta bagian bahan timbunan.

b. Pemadatan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak lebih dari 20 cm.

c. Setelah selesai pemadatan , agregat harus dites kepadatannya agar sesuai dengan sandart pemadatan. Semua biaya pengetesan menjadi beban kontraktor, walau tidak masuk dalam penawaran.Urugan tidak boleh dipasang, hampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan.

14. PERBAIKAN DARI URUGAN YANG TAK MEMUASKAN ATAU TIDAK STABIL

a. Urugan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang diisyaratkan atau disetujui atau toleransi permukaan yang diisyaratkan harus diperbaiki dengan menggaru permukaan dan membuang atau menambah bahan sebagaimana diperlukan yang dilanjutkan dengan pembentukan dan pemadatan kembali.

b. Urugan yang terlalu sering untuk pemadatan, dalam hal kadar airnya kurang memenuhi persyaratan atau seperti yang diperintahkan Direksi, maka harus diperbaiki, disusul dengan penyiraman air secukupnya dan

dicampur dengan menggunakan “motor grader” atau peralatan lain yang

disetujui.

c. Urugan yang menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lain setelah dipadatkan dalam batasan persyaratan ini biasanya tidak memerlukan pekerjaan perbaikan asal sifat material dan kerataan masih memenuhi persyaratan spesifikasi ini.

d. Perbaikan dengan urugan yang tidak memenuhi kepadatan atau persyaratan sifat bahan dari spesifikasi ini harus seperti yang diperintahkan direksi dan dapat meliputi tambahan pemadatan, penggaruan yang disusul dengan pengaturan kadar air dan pemadatan kembali, atau pembuangan dan penggantian bahan.

15. SYARAT SYARAT KHUSUS BAHAN PERPIPAAN

a. Pipa HDPE

Material yang digunakan adalah memenuhi Standard Industri ISO 4427 dan SNI 06-4829-2005 untuk air minum atau digunakan standard lain yang sama atau lebih baik mutunya. Pipa HD PE yang ditawarkan harus dapat memikul tekanan kerja minimal sebesar 10 kg/cm2 (10 bar) baik dalam standard SII ataupun standard yang memenuhi persyaratan untuk pipa air minum.

(9)

9 Tabel Dimensi Pipa PDPE: SDR 17, Class PE 100 PN 10 Bar

DIAMETER LUAR (mm)

TEBAL DINDING MIN (mm)

110 6,60

125 7,40

140 8,30

160 9,50

180 10,70

200 11,90

b. Pipa GWI

- Semua pipa GWI yang dipakai mempunyai diameter nominal, diameter luar, tebal dinding harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam uraian ( SNI, SII ).

- Pipa GWI yang dipakai adalah kelas Medium A yang tahan terhadap Pengujian Tekanan Air sebesar 50 Kg/cm2. Sedangkan untuk fittingnya menggunakan CI dan atau Black Steel (SCH- 40) sesuai keterangan dalam gambar dan dalam daftar Quantity. - Sambungan pipa GWI yang dipergunakan adalah dengan

screw,flange las dan atau pengelasan, disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Dimensi flange dibuat sesuai standar yang lazim digunakan untuk air minum dan khusus dibuat untuk tahan Pengujian Tekanan Air 50 Kg/cm2. Harga penawaran yang diajukan sudah termasuk perlengkapannya, seperti mur, baut, ring dan gasket/karet packing.

- Semua pipa beserta perlengkapan penyambungan adalah dalam kondisi baru dan siap pakai ( tidak dibenarkan menggunakan barang bekas ).

SPESIFIKASI : PIPA BAJA MEDIUM GALVANIS

DIAMETER NOMINAL

DIAMETER LUAR TEBAL BERAT

inch mm Max(mm) Min (mm) mm Kg/m

1/2 15 21.4 21.1 2.65 1.22

3/4 20 27.2 26.4 2.65 1.58

1 25 34.2 33.4 3.25 2.44

1 ¼ 32 42.9 42.1 3.25 3.14

1 ½ 40 48.8 48.0 3.25 3.61

2 50 60.8 59.8 3.65 5.10

2 ½ 65 76.6 75.4 3.65 6.51

3 80 89.5 88.1 4.05 8.47

4 100 114.9 113.3 4.05 12.00

5 125 140.6 138.7 4.85 16.20

(10)

10 c. Valve dan fitting

- Valve yang akan dipergunakan harus mengikuti salah satu standar yang disetujui oleh Direksi. Seluruh valve pada badan luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan nama atau merk dagang pembuatnya, tekanan kerja, class serta diameter nominalnya. Harga penawaran setiap macam valve harus sudah termasuk dengan kelengkapannya masing-masing seperti bout, mur karet packing ( unit set ) , include dengan upah kerja pemasangan ( Complete Works Joint Materials ). Bila kualitas valve yang dipakai meragukan, maka Direksi berhak merekomendasikan kepada rekanan untuk mengganti dengan jenis serta kualitas yang telah memenuhi standar dan teruji pemakaiannya. Valve yang ditawarkan adalah dalam kondisi baru ( bukan valve bekas) dan sesuai dengan Tekanan kerja yang diminta dalam spesifikasi teknis dan yang tercantum dalam Bill of Quantity.

- Air valve yang dipergunakan harus dapat beroperasi secara otomatis dan mempunyai tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan kerja dan tidak terjadi kebocoran bila tekanan minimum 0,1 bar. Air valve harus dapat berfungsi melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa, dapat memasukkan udara selama penggelontoran, melepaskan udara bila udara terjebak dalam pipa, dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang dilepaskan serta aman terhadap vacum.

d. Beberapa Standar Valve,fitting pipa dan accessories pipa lainnya yang untuk dijadikan acuan dalam penawaran antara lain:

Bronze & Brass Valve ( connect srew ) Gate valve,Swing

Check valve, Ball valve, Y-Strainner,Ball Foot valve, etc.

Design : JIS Standard

Class : 125 Lbs, 150 Lbs,

Body : Bronze

Stem : Brass

Disc : Bronze

CI Gate Valve (N.R.S) connect flange

Design : JIS Standard Material

Class : 10K,16 K

Body : FCD-S

Stem : SUS 403

Disc : SUS 403

CI Swing Check Valves (connect Flange )

Design : JIS Standard Material

Class : 10K,16 K

Body : FCD-S

Screen : SUS 304

Plug : SUS 304/S45C

CI Y-Pattern Strainer ( connect flange)

Design : JIS Standard Material

(11)

11

Body : FCD-S

Disc : SUS 403

CI Air Valve ( connect srew/flange)

Standar : SCI ( Siam Cast Iron) Air valve

Type : Single small orifice valve ( screwed end

& Flange end) Body & Cover : Cast iron

Orifice & sealing ring : Moulded Synthetic Rubber

Float : ABS ( Acryloitrilile Butadiene Styrene ) /Stainless Steel

Float guide : ABS/Gunmetal/Cast iron

CI Water Meter (connect flange)

Standar : ISO 4064 B

Setara : Linflow

Status : Lulus uji Kalibrasi

Surge/pressure Tank dengan pressure switch

Standart : ISO 9001

Setara : CIMM( 500 liter )

Max Press : 10 Bar

Tes Press : 14,3 Bar

Pressure Reducing Valve(PRV )

Cla Val-Model 90-01 KO (Uses Basic Valve Model 100-01)

Valve size : 3 inchi

Valve and body cover : ASTM A536

Material : Ductile Iron

Flange : ANSI Standart B16.42

Disc retainer

& Diaphragm washer : Cast iron Trim:Disc guide

Seat & cover bearing :Bronze standart

Disc : Buna N.Rubber

Diaphragm : Nylon Reinforced Buna N.Rubber

Steam nut & spring :Stainless steel

 FITTING SCH- 40 ( Tee, Reducer, Bend, Reducer Tee ) Standar specification : ASTM A234

Standar dimension : ASME B16.9

Material : Carbon steel

Steel Pipe Flange

Class : 10 K

CI Giboult Joint

Standart : SII

(12)

12

16. PEMASANGAN PIPA

a. Umum.

- Pipa, fitting dan perlengkapannya yang akan dipasang, tersimpan digudang penyimpanan pipa yang disediakan oleh Pemberi Tugas. Pengakutan dari gudang ke tempat pemasangan menjadi tanggung jawab rekanan termasuk pembiayaannya. Apa bila ternyata dalam pelaksanaan pemasangan pipa, fitting dan perlengkapannya terdapat kelebihaan pipa atau perlengkapannya, rekanan harus mengembalikan kegudang/tempat pengumpulan yang ditentukan oleh Direksi Proyek. Biaya untuk pengembalian pipa dan potongan-potongan pipa dan perlengkapannya tersebut menjadi tanggungan rekanan.

- Cara-cara pengakutan, penyambungan dari pipa-pipa dan ketentuan-ketentuan teknis cara pemasangan akan diberikan petunjuk oleh Direksi Proyek.

- Pipa dan perlengkapan pipa yang telah diserahkan kepada rekanan untuk dilaksanakan pemasangannya harus dijaga baik-baik jangan sampai hilang atau rusak. Kerusakan atau hilang setelah diserahkan kepada rekanan, harus diganti sesuai dengan kwalitas/bentuk aslinya dan biaya yang ditimbulkan akibat penggantian tersebut menjadi tanggungan rekanan.

- Sebelum dan sesudah dipasang pipa-pipa dan perlengkapannya, harus dijaga kebersihannya dan diperiksa lagi atas kerusakan dan retak-retak.

b. Pembokaran Sepanjang Jalur Parit Galian.

- Pipa dibongkar sedekat mungkin dengan parit galian dan diletakan setiap interval panjang pipa sehingga memudahkan penurunan pipa kedalam parit.

c. Menurunkan Pipa Kedalam Parit.

- Pipa yang akan dipasang diturunkan kedalam galian dengan alat-alat khusus yang disediakan oleh rekanan. Semua pipa, fitting dan perlengkapannya harus diturunkan dengan hati-hati kedalam parit galian secara satu persatu dengan derek, tali – tali dan lain-lain alat yang sesuai untuk menghindari dari kerusakan.

- Tali yang digunakan haruslah bersifat lemas dan tidak boleh menggunakan seling baja atau rantai, karena dapat merusak dan menggores pipa.

- Bila rekanan menggunakan kait untuk mengangkat dan menurunkan pipa, maka ujung kait ini harus dilindungi karet, untuk menghindari kerusakan pada ujung-ujung pipa dan inner lining dari pipa baja.

- Bila terjadi kerusakan pada pipa dan perlengkapannya akibat kelalaian rekanan, rekanan harus mengganti pipa-pipa yang rusak atau memperbaiki kembali (bila masih dapat diperbaiki) seperti semula dengan persetujuan Direksi Proyek.

(13)

13 d. Pemeriksaan Sebelum pemasangan.

- Semua pipa dan perlengkapan pipa yang akan dipasang serta alat-alat bantu untuk pemasangan tersebut harus diperiksa dengan cermat dan hati-hati sesaat sebelum pipa-pipa/perlengkapan pipa tersebut diturunkan pada lokasi yang sebenarnya.

- Bila ada ujung pipa terdapat bengkokan-bengkokan hal tersebut harus dihindarkan, atau ujung pipa yang bengkok harus dipotong sesuai dengan petunjuk-petunjuk direksi proyek. Pipa atau fitting yang rusak harus dipisahkan untuk diperiksa oleh Direksi Proyek.

e. Pembersihan Pipa dan Perlengkapannya.

- Semua pipa yang akan dipasang harus bebas dari segala macam jenis kotoran. Bagian luar ujung pipa, kopling dan semua bagian sambungan yang akan dipasang harus dicuci terlebih dahulu sampai bersih sehingga diperoleh sambungn pipa yang stabil dan baik.

f. Pemasangan Pipa.

- Pada pipa-pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai kemasukan segala macam jenis kotoran umpanya bekas puing-puing, alat-alat, bekas pakaian dan lain-lain kotoran yang dapat mengganggu kebersihan dn kelancaran aliran air didalam pipa. - Setiap pipa yang sudah dimasukan kedalam parit galian harus

langsung dipasang dan distel sambungnnya dan kemudian diurug dengan bahan-bahan yang disetujui Direksi Proyek, serta dipadatkan dengan sempurna kecuali pengurugan pada tempat-tempat sambungan pipa harus diperiksa dan disetujui terlebih dahulu oleh direksi proyek. Setelah diperiksa dan di setujui Direksi Proyek baru diperbolehkan untuk diurug.

- Semua ujung pipa yang terakhir yang pada saat pemasangannya berhenti, harus ditutup sehingga kotoran ataupun air buangan tidak masuk kedalam pipa. Cara-cara penutupan pada ujung pipa tersebut harus disetujui Direksi Proyek.

- Tikungan/belokan (vertikal/horisontal) tanpa elbow/bend dilaksanakan sedemikian rupa sehingga sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh lebih besar dari yang diizinkan oleh pabrik pipa yang bersangkutan, untuk itu akan diberikan petunjuk lebih lanjut oleh Direksi Proyek.

- Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan), harus dilaksanakan dengan penyambungan bend/elbow yang sesuai, begitu pula untuk percabangan harus dengan tee atau cross tee (sesuai kebutuhannya).

- Membengkokan atau merubah bentuk pipa dengan cara apapun tidak diperbolehkan (secara mekanis maupun dengan cara pemanasan) tanpa persetujuan Direksi Proyek.

- Peil dari perletakan pipa serta tinggi terhadap muka jalan/tanah asal harus diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan mendapat persetujuan Direksi Proyek.

- Pada waktu pemasangan pipa serta tingggi terhadap muka jalan/tanah asal harus diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan mendapat persetujuan dari Direksi Proyek.

(14)

14 - Semua pemasangan fitting penyambungan pipa seperti tee, elbow/bend, dan sebagainya harus diberi blok-blok penahan ( anker block ) dari beton (K 175).

- Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu diluar jam-jam kerja, ujung-ujung pipa yang terakhir harus ditutup rapat air untuk mencegah masuknya kotoran/benda-benda asing/ air kotor kedalam pipa.

- Material yang digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus bersih dan bebas dari minyak/oli, ter/aspalt atau bahan-bahan minyak pelumas lainnya.

- Semua ujung pipa yang terakhir dan tidak dilanjutkan lagi harus ditutup (didop/plug) dan diberi beton penahan (K-175).

g. Pemotongan Pipa

- Apabila benar-benar diperlukan, pemotongan pipa dapat dilakukan rekanan dengan persetujuan Direksi Proyek dan harus dilaksanakan dengan alat yang sesuai/khusus untuk jenis atau bahan pipa yang dipasang, agar benar-benar terjamin penyambungannya yang baik sesuai dengan syarat-syarat teknis/petunjuk dari pabrik pipa bersangkutan (misal pipa baja dengan pemotongan dan snay pipa kemudian dengan alat perapih ujung pipa).Ujung-ujung bekas pemotongan harus dihaluskan dengan alat-alat yang sesuai misalnya dengan gurinda.

h. Pemulihan Sarana-Sarana Yang Ada.

- Segala sarana yang perlu disingkirkan akibat penggalian pekerjaan pemasangan pipa, harus diperbaiki dan dikembalikan seperti keadaan kondisi semula.

- Biaya-biaya yang timbul akibat kerusakan tersebut menjadi tanggung jawab rekanan.

17. PENYAMBUNGAN PIPA.

a. Umum.

- Penyambungan pipa-pipa dilaksanakan sesuai dengan petunjuk penyambungan pipa dari pabrik pembuatan pipa dan atau berdasarkan petunjuk-petunjuk dari direksi proyek.

- Penyambungan pipa yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

 Pipa baja dengan sambungan Flens  Pipa baja dengan sambungan las

 Pipa GWI dengan sambungan shock, flens dan las.

 Pipa HDPE dengan sambungan pemanasan menggunakan Butt Fusion dan sambungan Electrofusion, atau dengan Mechanical Joint.

b. Sabungan Flens.

- Setelah flens pipa sudah bersih permukaannya, kemudian di las dan dipasang bout dengan putaran secukupnya.

- Baut-baut harus diputar dengan kunci-kunci yang sesuai sehingga dapat menjamin kesamarataan baut-baut pipa dengan kedudukan flens pipa sehingga terdapat tekanan yang sama pada seluruh permukaan dari flens.

- Sebelum baut dipasang, semua baut dan mur harus diberi gemuk dengan sempurna.

(15)

15 c. Sambungan Dengan Pengelasan.

- Bila pekerjaan pengelasan dilaksanakan didalam parit, maka lebar galian perlu ditambah agar juru las dapat bekerja dengan baik dan posisi pipa dijaga tetap stabil untuk memperoleh hasil pengelasan yang baik.

- Bila pengelasan dilakukan diluar parit galian, maka jumlah pipa-pipa yang dilas harus sedemikian rupa, sehingga terdapat suatu panjang tertentu dari pipa yang dilas, dan cara penempatan pada posisi yang benar sehingga pada waktu pengelasan dan penurunan pipa kedalam parit galian, pipa tidak mengalami kerusakan. Dalam hal ini rekanan terlebih dahulu harus meminta persetujuan dari Direksi Proyek.

- Semua sambungan pipa yang sudah dilas dites. Pengetesan dilaksanakan dengan cara-cara yang disetujui Direksi Proyek. - Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga yang

berpengalaman dalam bidangnya dan mempunyai sertifikat keahlian dalam bidang ini. Bila Direksi proyek meminta, maka sertifikat ini harus diberikan.

- Kawat las yang dipergunakan untuk pipa baja adalah jenis JISz 3211 atau semutu dan disetujui Direksi Proyek.Kawat las yang lembab tidak dapat dipakai dan kadar kelembaban harus kurang dari 2,5 % untuk kawat yang dapat memancarkan sinar (cahaya) dan 0,5 % untuk kawat yang mengandung Zat air yang rendah. - Mesin las yang dapat dipakai harus disetujui Direksi Proyek.

- Setelah dilas lapisan bagian dalam (lining) dan luar (coating) pipa dipasang kembali seperti semula dengan cara-cara menurut petunjuk dan peraturan-peraturan pabrik membuat pipa.

- Untuk pipa baja diameter 500 mm kebawah, pembersihan dan perbaikan kembali hanya lapisan bagian luar (coating) saja.

- Semua sambungan las harus dicat dengan cat dasar anti karat synchromate setara produksi Kansai Paint minimum 2 lapis, kemudian di cat akhir minimum 2 lapis dengan cat besi yang tahan terhadap karat, dan dibalut dengan rapi.

d. Sambungan pipa HDPE

Untuk penyambungan pipa HDPE dengan pipa jenis lain (PVC, GIP) telah disiapkan fitting khusus sperti Stub Plange.

Penyambungan pipa HDPE dilakukan dengan cara pemanasan menggunakan Butt Fusion dan sambungan Electrofusion, atau dengan Mechanical Joint.

Peralatan Penyambungan

a. Generator digunakan untuk mengalirkan daya listrik kepada plat pemanas, pemotong dan pompa hidrolik.

b. Mesin butt-fusion dilengkapi dengan pengencang pipa, pemotong atau penyayat, plat pemanas, pompa hidrolik dan pengatur waktu.

c. Roda penyangga pipa d. Tenda pengelasan

e. Cleaning material, lint free cotton cloth or paper towel. f. Bead gauge

g. Digital thermometer with surface probe to check heater plate h. Pipe and covers

(16)

16 j. Pipe cutters

k. Air temperature thermometer l. Indelible marker pen

m. Timer

n. Alat pembersih, kain katun atau handuk kertas (tissue). o. Alat ukur sambungan

p. Thermometer digital untuk memeriksa suhu plat pemanas q. Pipa dan penutupnya

r. Papan landasan s. Pemotong pipa

t. Thermometer temperatur udara u. Spidol putih

v. Alat pencatat waktu

Metode Penyambungan

Pemeriksaan awal

Sebelum penyambungan, dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :

a. Adanya bahan bakar yang cukup di generator dan dalam keadaan benar-benar berfungsi sebelum dihubungkan ke mesin.

b. Perlengkapan mesin dan pompa berfungsi dengan baik.

c. Plat pemanas dalam keadaan bersih dan lakukan pembersihan apabila sebelumnya sudah digunakan.

d. Siapkan tenda untuk memberikan perlindungan selama pekerjaan dilakukan.

e. Perlengkapan mesin harus lengkap dan tidak rusak.

f. Anda harus mengetahui langkah-langkah penyambungan yang benar dan pipa yang akan disambung.

g. Plat pemanas harus pada temperatur yang benar (sambungkan plat pada sumber listrik dan biarkan selama 20 menit pada kondisi temperatur yang disarankan).

h. Periksa dan pastikan bahwa pipa-pipa dan atau fitting yang akan disambung mempunyai ukuran diameter, SDR dan bahan yang sama.

Prosedur Penyambungan

a. Tempatkan pipa pada penjepit (clamp) dimana ujung pipa berhadapan dengan plat pemotong dalam posisi lurus.

b. Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen dengan roller.

c. Kencangkan penjepit (clamp) untuk memegang dan membulatkan kembali pipa.

d. Tutup ujung pipa yang terbuka untuk mencegah pendinginan plat oleh masuknya udara ke bagian dalam pipa.

e. Nyalakan alat pemotong dan geserkan penjepit pipa secara perlahan sehingga ujung pipa tepat berhadapan dengannya sampai terjadinya pemotongan permukaan pipa yang kontinyu.

f. Jaga agar alat pemotong tetap menyala sementara penjepit (clamp) dibuka untuk menghindari terjadinya pemotongan permukaan yang tidak rata.

g. Angkat alat pemotong perlahan dan hindarkan bersinggungan dengan permukaan pipa .

h. Bersihkan sisa potongan dari mesin dan pipa dan dilarang menyentuh permukaan yang sudah dipersiapkan.

(17)

17 j. Dekatkan kedua pipa dan periksa tidak adanya celah antara

permukaan potongan.

k. Buka dan kemudian tutup clamp dan perhatikan tekanan tarik yang dibutuhkan untuk menggerakkan pipa bersama-sama secara hidrolik. Tekanan tarik adalah ukuran tekanan minimal yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya gesek akibat tarikan kerja mesin dan berat pipa/fitting yang sedang disambung.Tekanan tarik (kPa) harus diperkirakan secara tepat sebelum pembuatan sambungan dan harus ditambahkan tekanan ram dasar yang ditunjukkan pada mesin. (Apabila yang digunakan mesin adalah otomatis, maka pekerjaan ini akan terlaksana secara otomatis)

l. Pindahkan lempengan pemanas dari tempat pelindungnya. Periksa bahwa plat tersebut bersih dan baik suhunya.

m. Tempatkan alat pemanas pada mesin dan tutup klem supaya bagian permukaan yang akan disambung menyentuh lempengan. Gunakan sistem hidrolik dengan menggunakan tekanan yang ditentukan sebelumnya.

n. Setelah lelehan awal muncul, tekanan pada sistem hidrolik harus dilepas supaya pencatat tekanan tercatat nol dan tekanan tarik sedemikian sampai pertumbuhan lelehan terkontrol selama waktu pemanasan. Periksa agar posisi pipa diklem pipa tidak bergeser dan ujung pipa harus di jaga agar tetap kontak dengan plat pemanas. o. Setelah pemanasan selesai, buka klem dan pindahkan plat pemanas,

pastikan bahwa plat tidak menyentuh permukaan yang meleleh. p. Segera tutup klem (dengan 8 – 10 detik dari pemindahan plat) dan

rekatkan permukaan yang sudah meleleh bersama pada tekanan yang sudah ditentukan sebelumnya.

q. Jaga tekanan yang dibutuhkan untuk waktu pendinginan minimal sampai yang diindikasikan pada tabel

r. Setelah itu pipa yang disambung dapat dipindahkan dari mesin tetapi tidak boleh dipindahkan untuk periode berikutnya sama pada waktu pendinginan di atas.

s. Periksa sambungan untuk kebersihan dan keseragamannya dan cek bahwa lelehan sesuai dengan batasan yang ditentukan.

18. PEMASANGAN VALVE COVER.

a. Tempat Pemasangan.

- Lokasi pemasangan valve cover sesuai dengan gambar atau sesuai petunjuk Direksi Proyek

- Selubung valve menggunakan pipa PVC S-10 Dia. 200 mm b. Beton Path box.

- Path box tidak boleh meneruskan goncangan atau tekanan kepada valve jadi pemasangannya harus tepat dan lurus diatas valve. Penutup dari box tingginya harus sama dengan permukaan jalan/tanah yang ada, atau memenuhi level dan ketinggian yang ditentukan oleh Direksi Proyek.

19. PERLINTASAN PIPA.

(18)

18 b. untuk pipa-pipa yang melintasi saluran, harus dibuat konstruksi khusus seperti terlihat pada gambar rencana. Pipa yang digunakan untuk perlintasan ini adalah pipa baja.

20. PENGETESAN PIPA.

a. Umum.

- Pipa yang telah dipasang harus ditest diuji/pada setiap sambungannya untuk diketahui apakah penyambungan pipa sudah dilakukan dengan sempurna.

- Pengetesan pipa dilaksanakan harus dengan sepengetahuan dan disaksikan oleh direksi proyek. Pengetesan ulang harus dilaksanakan kembali bila hasil pengetesan belum mendapat persetujuan direksi proyek.

- Bila tidak ditentukan lain, maka semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pengetesan ini menjadi tanggung jawab rekanan. - Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi

bagian dari panjang pipa, dengan panjang pipa untuk tiap kali pengetesan tidak lebih dari 500 m.

- Pengetesan pipa harus dilakukan dengan tekanan minimal 12.5 atmosfir atau satu kali tekanan kerja pipa, dan apabila selama 1(satu) jam tekanan tidak berubah atau turun, test dinyatakan berhasil dan dapat diterima.

- Pengetesan dapat dilaksanakan dengan cara-cara sebagai berikut:

 Hydrostatic pressure test.  Leakage test.

b. Hydrostatic Pressure Test.

- Setelah pipa dipasang dan sebagian telah di urug, pada pipa tersebut harus dilakukan pengujian hidrostatis (Hydrostatic pressure test)

- Semua peralatan yang diperlukan untuk pengujian ini disedikan oleh rekanan, cara-cara pelaksanaan pengujian harus mendapat persetujuan Direksi proyek.

- Sebelum dilaksanakan pengujian semua udara harus dikeluarkan dari dalam pipa dengan cara mengisi pipa dengam air sampai penuh. Bila pada jalur pipa yang diuji tidak terdapat valve pembuangan udara (air valve) rekanan dapat memasang kran pembuang udara pada tempat yang disetujui direksi proyek. Setelah udara habis terbuang dari dalam pipa, keran pembuang udara dapat ditutup rapat-rapat dan kemudian pengujian dapat dilakukan.

- Saat-saat dilaksanakan pengujian, semua keran-keran harus dalam keadaan tertutup.Lama pengujian dilaksanakan minimum 60 menit.

- Pada waktu pengujian, semua sambungan pipa, fitting maupun perlengkapan lainnya harus diuji/dites pada galian parit yang terbuka (belum diurug). Bila kelihatan ada kebocoran-kebocoran pada sambungan-sambungan tersebut maka sambungan tersebut harus diperbaiki sehingga tidak terdapat kebocoran pada tempat sambungan tersebut.

c. Pengujian Kebocoran (Leakage test)

(19)

peralatan-19 peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pengujian kebocoran.Lamanya pengujian untuk tiap-tiap kali pengujian adalah 2 jam dan selama pengujian, pipa-pipa harus tetap menunjukan tekanan normal.

- Hasil pengujian dianggap baik dan akan disetujui direksi proyek bila memenuhi standar pengujian kerbocoran pada sambungan-sambungan pipa sampai hasil pengujian kebocoran memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

21. PENGURASAN PIPA.

Rekanan harus mencuci semua pipa yang sudah selesai dipasang.

Air yang dipakai untuk mencuci pipa tersebut adalah air bersih ( portable) yang di setujui direksi proyek. Pengurasan dilaksanakan mulai dari hulu pipa yang sudah dipasang dan dibuang kesaluran-saluran drainage, secara berangsur-angsur segala kotoran-kotoran yang aada didalam pipa dibersihkan.

22. DESINFEKSI.

a. Semua pipa pipa terpasang dan dikuras, semua pipa-pipa tersebut seluruhnya di desinfeksi oleh rekanan. Pekerjaan desinfeksi tidak dapat dilaksanakan tanpa ada persetujuan dari direksi proyek.

b. Air dan bahan-bahan kimia yang dipakai untuk desinfeksi menjadi tanggung jawab rekanan.

c. Desinfeksi didalam pipa dilakukan dengan mengisi air yang dicampur dengan chloor sebanyak 10 mg/liter kedalam pipa.Setelah 24 jam sisa chloor lebih dari 5 mg/liter berarti pekerjaan desinfeksi tersebut sudah memenuhi persyaratan.

d. Bila dari hasil pemeriksaan tersebut menunjukan sisa chloor kurang dari 5 mg/liter, maka chloor harus ditambah dan dicampur dan selanjutnya ditunggu selama 24 jam lagi dan pemeriksaan dilakukan kembali. Demikian seterusnya sampai sisa chloor lebih dari 5 mg/liter.

23. PENGECATAN PIPA.

a. Semua pipa baja yang terbuka terhadap udara, harus diberi dua lapisan cat dasar setelah dipermukaan pipa terlebih dahulu dibersihkan dan sudah kering.

b. Semua bagian-bagian besi baja yang terdapat pada jembatan pipa seperti pipa support, klem pipa anchor dan lain-lain harus pula dicat.Semua sambungan pipa baja yang dilas, setelah selesai dilas bagian lapisan dalam dan luar harus diperbaiki kembali. Bagian pipa yang sudah diperbaiki tersebut, harus dicat dasar anti karat syncromate minimum 2 lapis dan dicat akhir dengan cat besi tahan karat minimum 2 lapis.

c. Rekanan harus memberikan perhatian lebih besar pada pengaruh pengkaratan terhadap pipa baja, terutama untuk pipa baja yang dipasang di daerah dekat pantai atau saluran air.

24. PERBAIKAN KEMBALI.

(20)

20 - Jalan hotmix harus kembali berhotmix.

- Jalan aspal penetrasi harus kembali beraspal penetrasi. - Jalan batu harus kembali berbatu.

- Trotoar beton/paving stone harus kembali berbeton/paving stone.

- Bidang tanah berumput /tanaman-tanaman yang rusak harus kembali berumput/tanaman seperti semula.

- Dan lain-lain yang di jumpai selama pelaksanaan pekerjaan. b. Untuk pekerjaan ini pengembalian lapisan perkerasan menggunakn

lapisan penetrasi macadam tebal 5 cm padat. Spesifikasi lapisan macadam antara lain:

- Bersihkan terlebih dahulu permukaan lapisan agregat A yang telah dipadatkan dengan menggunakan Air Compressor.

- Semprotkan aspal teak coat 0.8 kg/m2 secara merata dipermukaan yang akan diaspal dengan aspal sprayer.

- Hampar agregat pokok batu pecah 3- 5 cm dan 2-3 cm lalu dipadatkan.

- Semprotkan aspal pertama 2,5 kg/m2.

- Hampar agregat pengunci seplit 1- 2 cm s/d 0.5-1 cm lalu dipadatkan.

- Semprotkan Aspal 1,5 kg/m2 dan gilas sampai merata.

- Taburkan pasir beton yang telah diayak merata keseluruh permukaan.

c. Untuk pekerjaan pengembalian kondisi perkerasan dengan campuran aspal panas seperti lapisan pondasi atas dengan ATB dan lapis permukaan AC disesuaikan dengan ketentuan peraturan Bina Marga.

25. PENYELESAIAN PEKERJAAN

a. Yang dimaksud dengan pekerjaan penyelesaian adalah :

- Perbaikan – perbaikan kecil terhadap bagian dari pekerjaan yang kurang sempurna dengan nilai pekerjaan setinggi – tingginya 1% dari harga jenis pekerjaannya dan bukan pekerjaan pokok.

- Pembersihan kembali lapangan kerja dari sisa – sisa bahan / peralatan kerja menjadi tanggung jawab kontraktor.

b. Selama masa pemeliharaan, kontraktor diwajibkan untuk :

- Membongkar barak kerja / gudang bahan dan

membersihkannya

- Memperbaiki bangunan – bangunan setempat yang rusak sehubungan dengan pelaksanaan / kegiatan pekerjaan. Termasuk lining jembatan, deker / gorong – gorong yang rusak akibat kendaraan – kendaraan kontraktor selama pelaksanaan pekerjaan.

- Semua alat bantu milik Negara yang dipinjamkan / diperbantukan dikembalikan setelah diservice / diperbaiki sebagaimana keadan pada waktu penyerahan dari proyek. - Pembersihan dan pembuangan lumpur / sampah / pasir

(21)

21 - Yang dimaksud dengan item ini adalah pembersihan sampah / lumpur / pasir yang terbawa aliran air setelah dilaksanakan pekerjaan pembersihan sebelumnya baik pada saluran maupun sungai. Hal ini harus dilengkapi data pendukung / photo dan atas sepengetahuan direksi. Hasil pembersihan ( tanah / pasir) yang kualitasnya baik dapat digunakan untuk timbunan atas persetujuan direksi.

26. P E N U T U P.

- Hal – hal yang belum jelas disebutkan dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat ini, akan disampaikan dan dijelaskan dalam Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

- Pemborong harus membuat gambar As Built Drawing sebanyak 5 ( lima ) exemplar yang telah disetujui oleh Direksi dan Pengguna Jasa. Dalam gambar as built drawing tersebut dicantumkan pula tabel mengenai spesifikasi material yang dipakai, baik material dasar maupun material finishing.

Mangupura, Maret 2014

Pejabat Pembuat Komitmen/

Kepala Seksi Bahan Galian Dinas Cipta

Karya Kabupaten Badung

I Gusti Putu Ngurah Jaya, ST

Penata

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi pengangkutan ialah memindahkan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud untuk meningkatkan daya guna dan nilai. Di sini

Tim penyusun mengadakan pertemuan dengan seluruh civitas akademik dan pihak eksternal untuk mensosialisasikan draf penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan

Siklon Tropis dan Tinjauan Fisisnya (meli_muchlian@yahoo.co.id) Hal 7 Sehingga berdasarkan faktor-faktor di atas, maka daerah di permukaan bumi yang sesuai dengan

yang positif dan signifikan dari sistem pengendalian intern terhadap penerimaan kas Pemerintah Provinsi Jawa

Manfaat yang diperoleh bagi pengemudi adalah dapat mengetahui waktu istirahat yang tepat dengan memperhatikan tipe sirkadian dan kondisi kekurangan tidur yang dialami selama

(2000) ada tiga hasil penelitian breeding domba yang siap dipakai peternak. Hasil-hasil penelitian itu adalah: 1) bibit domba prolifik untuk meningkatkan produksi domba, 2)

memberikan inspirasi mereka untuk mencapai hal-hal yang luar biasa. Biasanya seseorang akan menerima dan melakukan perubahan jika diberikan tantangan-tantangan

Fungsi utama dari bahasa pemrograman adalah mengubah perintah-perintah dalam bahasa manusia menjadi bahasa yang dimengerti oleh mesin, atau lebih singkatnya disebut bahasa