• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Kader dalam Pengawasan Kesehatan Anak di Posyandu Desa Krajan Krandon Lor Kec. Suruh Kab. Semarang T1 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Kader dalam Pengawasan Kesehatan Anak di Posyandu Desa Krajan Krandon Lor Kec. Suruh Kab. Semarang T1 BAB IV"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

29 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Krajan Krandon Lor Kec. Suruh Kab. Semarang. Pada penelitian ini, peneliti hanya melakukan penelitian di Dusun Krajan Rt 06,07,dan 08. Dusun Krajan letaknya dekat dengan Gunung Nalendra. Sehingga Desa ini memiliki udara yang sejuk dan segar. Sebagian besar warga di Dusun Krajan ini bekerja sebagai petani. Batas-batas wilayah Desa Krandon Lor adalah sebagai berikut:

a) Sebelah timur : Kelurahan Cukilan dan Reksosari b) Sebelah barat : Kelurahan Plumbon dan Sumberejo c) Sebelah utara : Kelurahan Terban dan Segiri d) Sebalah Selatan : Kelurahan Suruh

4.1.1 Pelaksanaan Penelitian

(2)

30

penelitian yang dipilih adalah 4 orang warga Desa Krajan Krandon Lor rt 06,07 dan 08.

4.1.2 Gambaran Partisipan

Partisipan yang terlibat dalam penelitian adalah warga Desa Krajan Krandon Lor. Jumlah subjek penelitian ada 4 orang antara lain:

Nama Jenis

Kelamin

Usia Agama Pendidikan Pekerjaan

Ny. U Perempuan 33 tahun Islam SMA Ibu rumah tangga

Ny. T Perempuan 42 tahun Islam SMA Swasta

Ny. S Perempuan 39 tahun Islam SMA Pedagang Ny. W Perempuan 45 tahun Islam SMA Pedagang

4.1.2.1 Partisipan 1

(3)

31 perempuan warga Desa Krajan Krandon Lor yang berumur 33 tahun. Partisipan telah menjadi kader Posyandu sekitar 6 tahun dan sudah mengikuti kegiatan pelatihan lebih dari 3 kali.

Peneliti mulai melakukan wawancara dengan partisipan W1 pada hari jumat tanggal 2 September 2016. Waktu yang dibutuhkan dalam sekali wawancara antara 5 – 15 menit. Partisipan W1 pada saat diberikan pertanyaan

dapat menjawab dengan baik serta komunikatif.

4.1.2.2 Partisipan 2

Peneliti bertemu partisipan di Desa Krajan Krandon Lor Rt 06 dengan perkenalan secara singkat. Sebelumnya peneliti sudah meminta izin kepada kepala Dusun Krajan, penelitian ini dilaksanakan dengan (W2) pada tanggal 3 September 2016. Partisipan kedua (W2) adalah seorang perempuan warga Desa Krajan Krandon Lor yang berumur 42 tahun. Partisipan telah menjadi kader Posyandu sekitar 3 tahun dan sudah mengikuti kegiatan pelatihan sekitar 2 sampai 3 kali.

(4)

32

wawancara dengan partisipan (W2) antara 5 – 15 menit. Partisipan (W2) pada saat diberikan pertanyaan sedikit kurang lancar dalam menjawab dan sedikit terbata – bata dalam menggunakan bahasa Indonesia.

4.1.2.3 Partisipan 3

Peneliti bertemu partisipan di Desa Krajan Krandon Lor Rt 06 dengan perkenalan secara singkat. Sebelumnya peneliti meminta izin kepada kepala Dusun Krajan, setelah mendapatkan ijin pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 4 September 2016. Partisipan ketiga (W3) adalah seorang perempuan warga Desa Krajan Krandon Lor yang berumur 39 tahun. Partisipan telah menjadi kader Posyandu sekitar 2 tahun dan baru mengikuti kegiatan pelatihan sebanyak 1 kali. Peneliti mulai melakukan wawancara dengan partisipan (W3) pada hari minggu tanggal 4 september 2016. Waktu yang dibutuhkan untuk wawancara dengan partisian (W3) antara 5 – 15 menit.

4.1.2.4 Partisipan 4

(5)

33 menjelaskan tujuan dari penelitian ini dan meminta izin kesediaan partisipan untuk terlibat dalam peneiltian ini sebagai partisipan. Partisipan keempat (W4) adalah seorang perempuan warga Desa Krajan Krandon Lor yang berumur 45 tahun. Partisipan baru menjadi kader Posyandu sejak 1 tahun yang lalu. Namun sebelumnya partisipan sudah mengikuti kegiatan kader selama 3 tahun dan sudah mengikuti kegiatan pelatihan sebanyak 3 kali.

4.2 Hasil Penelitian

(6)

34

4.2.1 Tema 1 kader dalam menjalankan perannya dengan cara melakukan pemantuan kesehatan anak

Kata kunci Kategori Sub Tema Tema t

Dalam penelitian ini partisipan mengungkapkan pengalamannya selama menjadi kader Posyandu terutama dalam pengawasan kesehatan anak. Dua dari empat partisipan memberikan gambaran mengenai pengalamannya dalam memantau kesehatan anak. Berikut ungkapan yang disampaikan partisipan mengenai pengalamannya sebagai kader Posyandu dalam pemantuan kesehatan anak :

“Pengalaman-nya dalam pemantauan kesehatan anak

dengan melakukan penimbangan setiap di adakan

Posyandu setiap bulan sekali”(W1.25)

(7)

35 Dari kedua partisipan (W1,W2) mengungkapan bahwa peran seorang kader dalam pemantuan kesehatan anak dapat dilakukan dengan melakukan penimbangan yang selalu dilaksanakan setiap diadakannya Posyandu (bulan Posyandu). Selain itu, pemantuan kesehatan anak juga dapat dipantau dengan melihat tumbuh kembang si Anak sendiri.

4.2.2 Tema 2 peran kader sebagai perantara dalam memberikan informasi mengenai kesehatan anak terhadap orang tua

Kata kunci Kategori Sub Tema Tema

Tugas seorang kader dalam pemantuan kesehatan anak salah satunya dengan memberikan informasi mengenai kesehatan anak terhadap orang tuanya. Berikut paparan partisipan mengenai

peran kader dalam memberikan informasi :

“……diberikan penyuluhan seperti ditanyain sehat ndak ?

(8)

36

“…..sebagai kader itu menyarankan bagaimana balita anda bisa sehat,…”(W2.35)

“Ya peranan saya sebagai kader salah satunya

memberikan penyuluhan lah atau memberi pengetahuan

terhadap orang tua. Semisal….”(W4.45)

(9)

37 4.2.3 Tema 3 kader memiliki pemahaman mengenai masalah kesehatan yang sering dijumpai pada anak

Kata kunci Kategori Sub Tema Tema

Selain tugas pokok kader dalam Posyandu, seorang kader juga dituntut untuk mengetahui permasalahan kesehatan yang sering menjangkit pada anak di Posyandu. Dalam penelitian ini, yang menjadi salah satu sub tema yaitu mengenai pemahaman kader terhadap masalah kesehatan anak. Berbagai pernyataan terkait pemahaman kader terhadap masalah kesehatan pada anak, sebagai berikut:

“Oh ya, batuk pilek, panas” (W1.70)

Batuk pilek gitu aja paling mbk.”(W2.85)

“…gatal – gatal gitu. Terus ada yang panas biasa.(W2.95)

(10)

38

“kalau masalah kesehatan ya yang paling sering terjadi demam lah mbak…”(W4.55)

Dengan adanya pemahaman yang cukup, kader dituntut untuk dapat memahami masalah kesehatan anak sesuai dengan tugas kader.

4.2.4 Tema 4 Kurangnya kesadaran orang tua mengenai kesehatan Anak merupakan sebuah tantangan besar bagi seorang kader

Kata kunci Kategori Sub Tema Tema

Hambatan yang dijumpai oleh partisipan mengenai partisipasi orang tua yang membawa anaknya pergi ke Posyandu.

“Hambatannya kadang semua orang tua tu ada yang nggak

sadar bahwa kesehatan anak itu sangat penting. Contohnya

(11)

39 atau diumumkan tetapi tidak mau berangkat. Dikasih tau

nggak mau katanya sudah sehat….”(W1.105)

Orang tua yang kadang kurang komunikatif terhadap kader

Posyandu. Misalnya kalau si balita sudah selesai imunisasi

campak gitu, sering tidak berangkat lagi ke

Posyandu…”(W3.75)

Orang tua yang kurang sadar dengan kesehatan mbak. Ya

itu menjadi hambatan saya. Ya kalau orang tuanya nggak

sadar otomatis jika diberikan penyuluhan informasi

mengenai kesehatan ya pasti diabaikan saja

mbak…”(W4.85)

(12)

40

4.3 Pembahasan

4.3.1 Kader menjalankan perannya dengan cara melakukan pemantuan kesehatan anak

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap empat partisipan didapatkan satu sub tema yang terkait dengan peran kader. Sub tema didapatkan dari pernyataan yang diungkapkan oleh partisipan. Peran diartikan sebagai serangkaian perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang sesuai dengan fungsi yang ada dalam masyarakat atau suatu sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan diri seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Hidayat, 2006).

(13)

41 dan umumnya menjadi prioritas dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu.

Wahyutomo (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kader memegang peranan penting, selain sebagai pelaksana kegiatan Posyandu, Kader memegang peranan penting, selain sebagai pelaksana kegiatan Posyandu (administrator) dan memberikan penyuluhan (edukator), kader juga menggerakkan keaktifan ibu yang mempunyai balita untuk datang ke Posyandu (motivator). Sumber yang sama mengatakan, Kader Posyandu merupakan health provider yang berada di dekat kegiatan sasaran Posyandu dimana tatap muka kader dengan masyarakat lebih sering dari pada petugas kesehatan lainnya . Peranan kader sangat penting karena kader bertanggung jawab dalam pelaksanaan program Posyandu, bila kader tidak aktif maka pelaksanaan Posyandu juga akan menjadi tidak lancar dan akibatnya status gizi bayi atau balita tidak dapat dideteksi secara dini dengan jelas. Hal ini secara langsung akan mempengaruhi tingkat keberhasilan program Posyandu khususnya dalam memantau tumbuh kembang balita. Kader ikut berperan dalam tumbuh kembang anak dan kesehatan ibu, sebab melalui kader para ibu mendapatkan informasi kesehatan lebih dulu (Andira, 2012).

(14)

42

membantu dalam mengurangi angka kematian ibu dan balita dengan memanfaatkan keahlian serta fasilitas penunjang lainnya yang berhubungan dengan peningkatan status gizi balita (Purwanti, dkk, 2014). Sejalan dengan penelitian diatas, menurut Isaura (2011) menyatakan bahwa bila kader tidak aktif maka pelaksanaan Posyandu juga akan menjadi tidak lancar dan akibatnya status gizi bayi dan balita (bawah lima tahun) tidak dapat dideteksi secara dini dengan jelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran serta kader berpengaruh terhadap status gizi balita yang berarti semakin tinggi peran kader, maka semakin tinggi pula angka penurunan gizi buruk pada balita.

4.3.2 Peran kader sebagai perantara dalam memberikan informasi mengenai kesehatan anak terhadap orang tua

(15)

43 Djafar (2014) menjelaskan pengetahuan kader yang baik mengenai gizi sangat penting bagi kader, agar kader mampu menyampaikan penyuluhan dengan baik. Sedangkan penelitian yang lain menurut Erfandi (2011) bahwa Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

Penelitian yang serupa oleh Arwina (2011) di Wilayah Kerja Puskesmas Amplas Medan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara minat, kemampuan, pelatihan dan pembinaan dengan kinerja kader Posyandu. Pembinaan kader dalam meningkatkan kinerja sangat diperlukan dengan pembinaan seperti pelatihan yang diberikan kepada kader akan bisa meningkatkan pengetahuan kader tentang kegiatan-kegiatan Posyandu serta tugas-tugasnya. Sehingga kader akan bisa menjalankan pekerjaannya dengan baik. Dengan demikian, apabila pembinaan kader yang baik akan bisa meningkatkan kinerja kader Posyandu.

4.3.3 Kader memiliki pemahaman mengenai masalah kesehatan yang sering dijumpai pada anak

(16)

44

kesehatan yang sering di jumpai pada anak. Kader kesehatan mempunyai peran yang besar dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Dari penelitian yang telah dilakukan semua partisipan mengetahui masalah kesehatan yang sering di jumpai pada anak.

(17)

45 diberikan secara berkelanjutan berupa pelatihan dasar dan berjenjang yang berpedoman pada modul.

(18)

46

4.3.4 Kurangnya kesadaran orang tua mengenai kesehatan anak merupakan sebuah tantangan besar bagi seorang kader

Salah satu yang menjadi tantangan kader Posyandu dengan kurangnya kesadaran orang tua mengenai kesehatan anak. Dari hasil penelitian yang dilakukan, kurangnya kesadaran orang tua mengenai kesehatan anak ditandai dengan kurangnya partisipasi orang tua membawa anaknya ke Posyandu.

(19)

47 berusia >30 tahun memiliki tingkat pemanfaatan Posyandu baik dibandingkan dengan kelompok usia ibu< 30 tahun.

Faktor lain yang diduga mempengaruhi partisipasi ibu untuk datang ke Posyandu mengenai pendidikan ibu. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita – cita tertentu dalam mencapai kebahagiaan dan keselamatan, pendidikan diperlukan dalam mendapatkan informasi, misalnya informasi tentang manfaat Posyandu ( Wawan dkk, 2010). Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk memberikan kemampuan berfikir, menelaah dan memahami informasi yang diperoleh dengan pertimbangan yang baik dan memberikan kemampuan yang baik pula dalam mengambil keputusan tentang kesehatan keluarga (Hastono, 2011). Hal ini didukung oleh hasil penelitian oleh Koto (2011) menyimpulkan bahwa ibu yang memiliki pendidikan rendah berpeluang 2.964 kali untuk memiliki perilaku kunjungan Posyandu kurang dibanding dengan ibu yang memiliki pendidikan tinggi.

(20)

48

menyatakan bahwa alasan ibu Balita tidak datang menimbangkan balita ke Posyandu salah satunya dipengaruhi oleh status pekerjaan. Sehingga apabila ibu bekerja maka cenderung kesulitan dalam membagi waktu untuk keluarga, salah satunya ketidakaktifan menimbangkan balita di Posyandu. Sama halnya dengan Penelitian yang dilakuakan oleh Paola (2011) yang menyatakan bahwa pekerjaan ibu mempunyai pengaruh terhadap partisipasi ibu dalam membawa balitanya untuk melakukan penimbangan di Posyandu. Dapat disimpulkan bahwa, ibu yang bekerja cenderung tidak aktif dalam kegiatan Posyandu. Jadi, pekerjaan ibu balita sangat mempengaruhi kunjungan balita dalam kegiatan di Posyandu.

4.4 Keterbatasan penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Audit intern harus memastikan apakah suatu tindakan korektif telah dilakukan dan memberikan berbagai hasil yang diharapkan, ataukah manajemen senior atau dewan

Hasil tersebut juga menunjukkan kesesuaian hipotesis bahwa terdapat kemiripan keragaan fenotipik dari klon-klon kentang yang diujicobakan dalam rumah ketat serangga terhadap kultivar

Umumnya orang lebih nyaman dengan definisi demokrasi secara ideal atau juga disebut sebagai definisi populistik tentang demokrasi, yakni sebuah sistem pemerintahan ”dari, oleh, dan

Hasil uji beda rataan respon pemberian pupuk bokashi ampas tebu dan pupuk bokashi enceng gondok terhadap total produksi per sample (g) tanaman kacang kedelai

peserta didik yang memiliki prestasi yang unggul dalam berbagai mata pelajaran. Dijumpai peserta didik yang unggul prestasinya dalam mata pelajaran

Mengingat pentingnya keberadaan partai politik dalam demokrasi ini, maka mengharuskan partai politik melakukan transformasi partai politik untuk melanjutkan

Hal ini bisa dikatakan demikian karena hasil dari keempat rasio yang mengukur aspek kualitas aktiva produktif yaitu rasio volume pinjaman pada anggota terhadap

agak sakit dlrrl dac-rah sekitar kctrerrrlran Pada verrtral clan latrral liclah terdapat ulser nrultiple ukuralr l-?nrr,.. r-'rLrltiple ['-'.-r.iurrrlah ]0