KIMIA ORGANIK DASAR
ETER
Oleh
Fennia Ade Heriani Innayatul Khairiyah Safitri
Kalam Saputra Roni Suprayitno
Dosen Pembimbing: Hapin Afriyani,M.Si
PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
ETER
STRUKTUR
Eter adalah senyawa karbon turunan alkana yang memiliki gugus fungsi-
OR’ (alkoksi). Nama umum dari eter disebut juga
Alkoksi alkana
.
Jenis alkoksi alkana
C
n
H
2n+
2O
C
n
H
2n+
2O
Alkoksi alkana tunggal/sederhana, Contoh :
Metoksi metana CH3-O-CH3
Alkoksi alkana tunggal/sederhana, Contoh :
Metoksi metana CH3-O-CH3 Alkoksi alkana
majemuk Contoh
Metoksi etana CH3-O-C2H5
Alkoksi alkana majemuk
Contoh
Metoksi etana CH3-O-C2H5
TATA NAMA
TRIVIAL
secara trivial tatanama eter didaskan pada
nama gugus alkil atau aril yang terkait pada oksigen sesuai dengan abjad dan diakhiri dengan kata eter.
Contoh: CH3 – O – C2H5
+ eter
IUPAC
gugus – OR disebut gugus alkoksi
sehingga penamaan senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi yang terikat dan ikuti oleh nama rantai utamanya.
Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang yang yang terikat pada rantai induk.
contoh: CH3 – O – C2H5
TRIVIAL
secara trivial tatanama eter didaskan pada
nama gugus alkil atau aril yang terkait pada oksigen sesuai dengan abjad dan diakhiri dengan kata eter.
Contoh: CH3 – O – C2H5
+ eter
IUPAC
gugus – OR disebut gugus alkoksi
sehingga penamaan senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi yang terikat dan ikuti oleh nama rantai utamanya.
Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang yang yang terikat pada rantai induk.
contoh: CH3 – O – C2H5 Rumus struktur Nama Trivial Nama IUPAC
CH3
– O – CH3
Dimetil Eter Metoksi MetanaCH
3– O – C
2H
5 Etil MetilEter Metoksi Etana
C2H5 – O – C2H5 Dietil Eter Etoksi etana
C
4H
9– O – C
2H
5 Butil etileter etoksi butana
metil etil
Etil Metil Eter
ETER SIKLIK
Contoh eter siklik:
Etilena oksida tetrahidrofuran 1,4-dioksan
THF
Epoksida
merupakan gugus eter siklik yang lebih reaktif dari
pada
Eter
. Senyawa ini merupakan senyawa bermanfaat yang
dapat digunakan untuk membantu melarutkan garam
SIFAT
Sifat fisis beberapa eter dan epoksida
Sifat Umum
Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau yang khas.
Eter tidak larut air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar. Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter membentuk campuran yang eksplosif dengan udara.
Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, brom, dan iod.
Sifat Umum
Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau yang khas.
Eter tidak larut air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar. Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter membentuk campuran yang eksplosif dengan udara.
SINTETIS ETER
..
Dehidrasi Alkohol
1. Pada suhu suhu tinggi alkohol mengalami dehidrasi membentuk alkena.
2. Pada suhu rendah alkohol mengalami dehidrasi
membentuk eter.
3. Untuk menghasilkan eter hasil dehidrasi alkohol harus di destilasi terlebih dahulu.
Dehidrasi Alkohol
1. Pada suhu suhu tinggi alkohol mengalami dehidrasi membentuk alkena.
2. Pada suhu rendah alkohol mengalami dehidrasi
membentuk eter.
3. Untuk menghasilkan eter hasil dehidrasi alkohol harus di destilasi terlebih dahulu.
alkohol 10
SINTESIS WILLIAMSON
Suatu jalur penting pada preparasi eter non-simetrik adalah suatu reaksi substitusi
nukleofilik yang disebut reaksi
Williamson
. Merupakan reaksi S
N2 dari suatu
natrium alkoksida dengan alkil halida, alkil sulfonat, atau alkil sulfat. Hasil terbaik
dicapai jika alkil halida, alkil sulfonat, atau alkil sulfat yang dipakai adalah
primer
(atau metil).
Jika substrat adalah tersier maka eliminasi sepenuhnya merupakan
produk reaksi. Pada suhu rendah substitusi lebih unggul dibanding dengan
eliminasi.
R O Na + R' L R O R' + Na L
L = Br, I, OSO2R", atau OSO2OR"
CH3CH2CH2OH + Na CH3CH2CH2O Na + 1/2 H2
Propil alkohol Natrium propoksida
CH3CH2I
CH3CH2OCH2CH2CH3 + Na I Etil propil eter
PERBEDAAN ALKOHOL DENGAN ETER
PERBEDAAN ALKOHOL DENGAN ETER
ETER ALKOHOL
Dengan logam Na tidak beraksi
R – O – R + Na Dengan logan Na beraksi menghasilkan gas Hidrogen. 2ROH + Na → RO - Na+ + H
2
Dengan PX3 tidak bereaksi Dengan pereksi PX3 membentuk RX dan
P(OH)3.
3ROH + PX3 → 3RX + P(OH)3
CH3CH2OH + PCl3 → CH3CH2Cl + P(OH)3
Tidak dapat dioksidasi Dapat dioksidasi
1. Alkohol primer dioksidasi menjadi aldehid.
2. Alkohol skunder dioksidasi menjadi keton.
3. Sedangkan alkohol tersier susah dioksidasi, dan bila di oksidasi dengan
REAKSI SUBSITUSI ETER
Eter dapat mengalami reaksi substitusi dengan HBr atau HI mengahsilkan suatu alkohol dan alkil halida:
R – O – R’ + HX R – O – H + R’ – X
Contoh:
CH3CH2OCH2CH3 + HI → CH3CH2OH + CH3CH2I
CH3CH2CH2OCH2CH3 +HBr → CH3CH2CH2OH + CH3CH2Br
Catatan:
R yang lebih panjang membentuk alkohol, sedangkan R’ yang lebih pendek membentuk alkil halida
Catatan: