• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani sebara cepat dan tepat.

Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan

karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

dan kapan saja. Stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan

cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berfikir daya

ingat, dan bentuk-bentuk kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak

(Arif Muttaqin, 2008).

Menurut WHO yang dikutip oleh Arif Muttaqin (2008) Stroke adalah

adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak

fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih

yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain

vascular.

Amerika Serikat mencatat hampir setiap 45 detik terjadi kasus stroke , dan

setiap 4 detik terjadi kematian akibat stroke. Tahun 2010 Amerika Serikat telah

menghabiskan $ 73,7 juta untuk membiayai tanggungan medis dan rehabilisasi

akibat stroke (Anonim, 2010).

Di Indonesia diperkirakan insidens dan prevalensi stroke terus meningkat

(2)

2

tingkat kesjahteraan masyarakat yang tidak diimbangi oleh perbaikan perilaku

dan pola hidup sehat (Wahyu dkk, 2011).

Di Indonesia penelitian bersekala cukup besar dilakukan oleh survey ASNA

(Assean Neurologic Association) di 28 rumah sakit di seluruh Indonesia.

Penelitian ini dilakukan pada penderita stroke akut yang dirawat di rumah sakit,

dan dilakukan survey mengenai faktor-faktor resiko, lama perawatan dan

mortalitas serta morbiditasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita

laki-laki lebih banyak dari perempuan dan profil usia dibawah 45 tahun cukup

banyak yaitu 11,8%, usia 45-64 tahun berjumlah 54,7% dan di atas 64 tahun

33,5% (Misbach, 2007).

Beberapa penelitian terdahulu telah menunjukkan adanya hubungan antara

stroke iskemik dengan peningkatan stress oksidatif, yang disertai dengan

pembentukan radikal bebas dan menyebabkan penurunan kadar antioksidan di

otak, mencakup vitamin C, asam urat, vitamin A dan E. kadar antioksidan yang

rendah berhubungan dengan outcome yang lebih buru (Cherubini dkk, 2000).

Otak merupakan bagian tubuh yang sangat sensitive karena jaringan yang

lunak maupun karena fungsinya yang sangat vital. Untuk melindungi otak ada

dua mekanisme tubuh yang berperan yaitu mekanisme anastomosis dan

mekanisme autoregulasi. Mekanisme anastomosis berhubungan dengan suplay

darah ke otak untuk pemenuhan kebutuhan oksigen dan glukosa. Sedangkan

mekanisme autoregulasi adalah bagaimana otak melakukan mekanisme / usaha

sendiri dalam menjaga keseimbangan. Infark serebral adalah berkurangnya suplay

darah ke area tertentu di otak. Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor

(3)

3

dapat berubah (dapat berubah makin lambat makin cepat) pada gangguan local

(trombus, emboli, perdarahan,dan spasme vascular) atau karena gangguan umum

(hipoksiaa karena paru dan jantung). Trombus dapat berasal dari plak

arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area yang stenosis, tempat aliran darah

mengalami pelambatan atau terjadi turbelensi (Tarwoto dkk, 2007).

Penggunaan proses keperawatan memungkinkan perawat mengembangkan

rencana keperawatan secara individual untuk klien yang mengalami gangguan

mobilisasi dan juga yang beresiko. Rencana keperawatan dibuat untuk

meningkatkan status fungsional klien, meningkatkan perawatan mandiri,

mempertahankan kondisi psikologis, meningkatkan mobilisasi dan mengurangi

bahaya gangguan mobilisasi (Potter & Perry, 2006).

Pentingnya pemenuhan kebutuhan klien akan mobilisasi selama dilakukan

perawatan menarik minat penulis untuk membahas dan menyusun intervensi

untuk penatalaksanaan gangguan mobilisasi yang dialami oleh klien.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Untuk mengidentifikasi gangguan mobilisasi yang dialami oleh klien Tn. S di

Kelurahan Hajosari II Kecamatan Medan Amplas.

1.2.2 Tujuan khusus

1. Mampu melakukan tahap pengkajian asuhan keperawatan pada Tn. S demgan

prioritas masalah gangguan mobilisasi.

2. Mampu menetapkan diagnosa keperawatan pda Tn. S dengan prioritas

(4)

4

3. Mampu menetapkan rencana intervensi asuhan keperawatan pada Tn. S

dengan prioritas masalah gangguan mobilisasi.

4. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada Tn. S dengan prioritas

masalah gangguan mobilisai.

5. Mampu melakukan evaluasi pada Tn. S dengan prioritas masalah gangguan

moblisasi.

1.3 Manfaat

1. Responden

Meningkatkan mobilisasi klien selama proses perawatan.

2. Peneliti

Dapat menambah pengetahuan tentang intervensi terhadap gangguan

mobilissasi serta meningkatkan keterampilan dan wawasan bagi penulis.

3. Tenaga Kesehatan

Masukan agar tenaga kesehatan lebih bertanggung jawab dalam memberikan

kontribusi penanganan masalah mobilisasi pada klien.

4. Bagi Instansi Pendidikan.

Sebagai tolok ukur kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian

untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa khususnya

Referensi

Dokumen terkait

The basic concept behind this is the detection, extrac- tion, localisation and matching of high-level features present in the aerial imagery (road network and its components, areas

Image multiplicity for test area 1 and for the scenarios 1 (top-left), 2, 3 and 5, clockwise ISPRS Annals of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information

menyatakan bersedia mengundurkan diri/digugurkan dan tidak akan menuntut Pemerintah Kabupaten Lombok Barat apabila dalam pemeriksaan berkas administrasi, dinyatakan

Intensities of taxiway mark lines in the point cloud for horizontally (top) and vertically (bottom) oriented scanners ISPRS Annals of the Photogrammetry, Remote Sensing and

 Pendaftaran: 26 Mei–12 Juni 2014  Ujian Ketrampilan/Tes Khusus: 16 Juni 2014  Pengumuman Hasil Seleksi: 19 Juni 2014  Informasi pendaftaran: www.um.ac.id  Biaya

Since an intensity image and an RGB image are approximately aligned using the pinhole camera model, representative points are placed near feature edges on the

Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OOO

Afterwards, local smoothness constraint and point cloud segments are utilized to improve the disparity image that are derived from the semi-global dense image