• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS NILAI INTRINSIK PERUSAHAAN: APLIKASI METODE ABNORMAL EARNING DAN PRICE EARNING RATIO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS NILAI INTRINSIK PERUSAHAAN: APLIKASI METODE ABNORMAL EARNING DAN PRICE EARNING RATIO"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

64 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur nilai intrinsik perusahaan pada industri barang – barang konsumsi menggunakan metode abnormal earning dan price earning ratio. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Harga saham perusahaan dalam industri barang – barang konsumsi pada periode 2011 – 2015 tidak mencerminkan nilai yang sesungguhnya. Perhitungan nilai intrinsik perusahaan dengan metode Abnormal Earning menunjukkan perusahaan yang sahamnya berada pada kondisi overvalued pada tahun 2011 sebesar 73,33%, tahun 2012 sebesar 86,67%, tahun 2013 sebesar 86,67%, tahun 2014 sebesar 86,67%, dan tahun 2015 sebesar 80%. Untuk perusahaan yang sahamnya berada pada kondisi undervalued tahun 2011 sebesar 26,67%, tahun 2012 sebesar 13,33%, tahun 2013 sebesar 13,33%, tahun 2014 sebesar 13,33%, dan tahun 2015 sebesar 20%. Sedangkan perhitungan dengan metode Price Earning Ratio, perusahaan yang sahamnya berada dalam posisi overvalued pada tahun 2011 sebesar 66,67%, tahun 2012 sebesar 80%, tahun 2013 sebesar 86,67%, tahun 2014 sebesar 73,33%, dan tahun 2015 sebesar 73,33%. Untuk perusahaan yang sahamnya berada pada kondisi undervalued pada tahun 2011 sebesar 33,33%, tahun 2012 sebesar 20%, tahun 2013 sebesar 13,33%, tahun 2014 sebesar 26,67%, dan tahun 2015 sebesar 26,67%

2. Hasil perhitungan error dengan menggunakan metode mean signed prediction error (MSPE) menunjukan bahwa sebanyak 8 perusahaan dari total 15 perusahaan yang dijadikan sampel (53,33%) lebih baik menggunakan metode abnormal earning dalam mengukur nilai intrinsiknya. Sisanya sebanyak 7

(2)

65 3. Hasil analisis Independend t-test menunjukan bahwa terdapat perbedaan dalam melakukan perhitungan terhadap nilai intrinsik saham perusahaan antara metode abnormal earning dan price earning ratio.

5.2 Saran

1. Bagi investor hasil perhitungan nilai intrinsik perusahaan pada industri barang – barang konsumsi dapat digunakan sebagai informasi dan pertimbangan sebelum mengambil keputusan investasi. Investor sebaiknya menggunakan metode pengukuran mean signed prediction error (MSPE) dengan melihat tingkat error yang lebih kecil dari metode perhitungan nilai intrinsik karena memberikan hasil yang lebih baik. Untuk selanjutnya investor disarankan untuk membeli saham – saham perusahaan yang berada dalam kondisi undervalued.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil estimasi nilai intrinsik dengan menggunakan metode discounted cash flow dan relative valuation antara Rp2.607 per lembar saham sampai dengan Rp2.624, harga saham

Gambar 1.1 Rata – Rata Nilai Inrinsik Perusahaan ... Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Perhitungan estimasi nilai intrinsik dilakukan dengan menggunakan metode penilaian saham Discounted Return Model (Free Cash Flow To Equity) dan Relative Valuation (Price

Nilai Tingkat pertumbuhan dividen (g) yang menurun disebabkan oleh nilai ROE ( return on equity ) yang menurun dan jumlah retention rate (tingkat laba ditahan) yang

Perbandingan metode Price Earning Ratio (PER), Free Cash Flow to Equity (FCFE) dan Free Cash Flow to Firm (FCFF) dilakukan untuk mengetahui metode mana yang

Perbandingan Metode Valuasi Harga Saham menggunakan Root Mean Squared Error RMSE Perbandingan metode Price Earning Ratio PER, Free Cash Flow to Equity FCFE dan Free Cash Flow to

Melalui perhitungan valuasi yang sudah dilakukan pada PT MAP Aktif Adiperkasa MAPA dengan menggunakan metode discounted cash flow dan price earning ratio pada tahun 2018-2021,