• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS NILAI SAHAM PT. BANK ICB BUMIPUTERA TBK SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI MENGGUNAKAN DISCOUNTED RETURN MODELS DAN RELATIVE VALUATION TESIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS NILAI SAHAM PT. BANK ICB BUMIPUTERA TBK SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI MENGGUNAKAN DISCOUNTED RETURN MODELS DAN RELATIVE VALUATION TESIS."

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS NILAI SAHAM PT. BANK ICB BUMIPUTERA TBK SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI MENGGUNAKAN

DISCOUNTED RETURN MODELS DAN RELATIVE VALUATION

TESIS

Oleh

MUHAMMAD YAUFI 157048022

MAGISTER MANAJEMEN PROPERTI DAN PENILAIAN SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)

ANALISIS NILAI SAHAM PT. BANK ICB BUMIPUTERA TBK SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI MENGGUNAKAN

DISCOUNTED RETURN MODELS DAN RELATIVE VALUATION

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Manajemen Properti dan Penilaian dalam Program Studi Magister Manajemen Properti dan

Penilaian pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

MUHAMMAD YAUFI

157048022

(3)

Judul Tesis : ANALISIS NILAI SAHAM PT. BANK ICB BUMIPUTERA TBK SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI MENGGUNAKAN DISCOUNTED RETURN MODELS DAN RELATIVE VALUATION

Nama Mahasiswa : MUHAMMAD YAUFI Nomor Pokok : 157048022

Program Studi : Magister Manajemen Properti dan Penilaian

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(4)

Tanggal lulus : 16 Agustus 2019 Telah diuji pada

Tanggal : 16 Agustus 2019

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Fachrudin MSM

Anggota : 1. Dr. Khaira Amalia F., SE.,Ak, MBA, CA, MAPPI (Cert) 2. Dr.Yeni Absah, SE, M.Si

3. Dr. Elisabet Siahaan, SE, M.Si

4. Handy Octavianus, ST, MMPP, MAPPI (Cert)

(5)

PERNYATAAN

Judul Tesis

ANALISIS NILAI SAHAM PT. BANK ICB BUMIPUTERA TBK SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI MENGGUNAKAN DISCOUNTED RETURN MODELS DAN RELATIVE VALUATION

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Properti dan Penilaian Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, Agustus 2019 Peneliti,

Muhammad Yaufi

(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai intrinsik saham PT. Bank ICB Bumiputera Tbk sebelum dan sesudah akuisisi.. Perhitungan estimasi nilai intrinsik dilakukan dengan menggunakan metode penilaian saham Discounted Return Model (Free Cash Flow To Equity) dan Relative Valuation (Price To Book Value) dan didukung dengan top down analysis diantaranya dengan melakukan analisis makro ekonomi, analisis industri five forces porter, serta analisis laporan keuangan untuk menentukan asumsi dasar dalam rangka perhitungan nilai intrinsik saham PT. Bank ICB Bumiputera Tbk sebelum dan sesudah akuisisi.

Hasil perhitungan dengan metode Discounted Return Model (Free Cash Flow to Equity) diperoleh nilai intrinsik saham sebelum akuisisi adalah 131 rupiah dan sesudah akuisisi adalah 71 rupiah, sedangkan dengan menggunakan metode Relative Valuation (Price to Book Value) menghasilkan nilai saham sebelum akuisisi sebesar 98 dan setelah akuisisi adalah 78 rupiah, dengan membandingkan nilai intrinsik dan harga pasar pada perhitungan tersebut maka saham BABP berada pada posisi undervalued.

Kata Kunci:Nilai intrinsik, akuisisi, free cash flow to equity, relative valuation, price to book value.

(7)

ABSTRACT

The objective of the research was to determine the stock intrinsic value of PT.

Bank ICB Bumiputera Tbk in pre and post acquisition. The calculation of intrinsic value estimation was done by using stock assessment method, Discounted Return Model (Free Cash Flow to Equity) and Relative Valuation (Price to Book Value), supported by top-down analysis by doing macro economic analysis, analysis of five forces porter industry, and financial statement analysis to determine basic assumption in calculating stock intrinsic value of PT. Bank ICB Bumiputera Tbk in pre and post acquisition.

The result of the calculation by using Discounted Return Model (Free Cash Flow to Equity) showed that stock intrinsic value in pre acquisition was 131 rupiahs ad in post acquisition it was71 rupiahs. The result of the calculation by using Relative Valuation (Price to Book Value) showed that the stock value in pre acquisition was 98 rupiahs and in post acquisition it w as 78 rupiahs. From the comparison between intrinsic value and market price, it was found that BABP stock was in the position of undervalued.

Keywords: Intrinsic Value, Acquisition, Free Cash Flow to Equity, Relative Valuation, Price to Book Value

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur disampaikan kehadirat Allah SWT Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik dan dalam keadaan sehat walafiat tidak kurang suatu apapun. Teriring salam kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliah kepada jaman yang terang benderang. Penulis menyampaikan salam hormat, penghargaan dan terimakasih setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, S.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Robert Sibarani, MS selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Khaira Amalia Fachrudin, SE.Ak, MBA, CA, MAPPI (Cert) selaku Ketua Prigram Studi Magister Manajemen Properti dan Penilaian juga sebagai komisi pembimbing yang telah memberikan masukan dan saran dalam perbaikan tesis ini.

4. Ibu Dr. Elisabet Siahaan, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Properti dan Penilaian dan sebagai anggota komisi pembanding atas saran dan masukan untuk perbaikan tesis ini.

5. Bapak Prof. Fachrudin, MSM selaku Ketua komisi pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan dalam perbaikan tesis ini.

6. Ibu Dr.Yeni Absah, SE, M.Si sebagai anggota komisi pembanding atas saran dan masukan untuk perbaikan tesis ini.

7. Bapak Handy Octavianus, ST, MMPP, MAPPI (Cert) sebagai anggota komisi pembanding atas saran dan masukan untuk perbaikan tesis ini.

8. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi Program Studi Magister Manajemen Properti dan Penilaian yang telah membantu penulis dalam kegiatan perkuliahan di Universitas Sumatera Utara.

9. Orang tua tercinta, rindu yang tak terputus dari Alm. Ayahanda Muhammad Husin Amin dan atas cinta kasih serta doa yang mengalir deras tiada henti dari Ibunda tercinta Hj. Kusiatun, serta untuk kedua

(9)

mertua atas doa dan motivasi yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

10. Istri tersayang Fasihah yang telah memberikan motivasi dengan penuh kesabaran, perhatian dan doa kepada penulis.

11. Rekan – rekan Sekolah Pasca Sarjana Magister Manajemen Properti dan Penilaian khususnya angkatan V yang telah memberikan motivasi dan ilmu kepada penulis untuk merampungkan penulisan tesis ini.

Semoga tesis ini menjadi hal yang bermanfaat untuk kita semua, menambah wawasan dan memperkaya referensi ilmu. Penulis menyadari masih ada beberapa kekurangan dalam penulisan tesis ini, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Semoga Allah SWT memberikan keberkahan ilmu kepada kita semua.

Amin.

Medan, Agustus 2019

Penulis,

Muhammad Yaufi

(10)

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Yaufi lahir di Jakarta pada tanggal 4 September 1984, merupakan anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Ayahanda Alm. Muhammad Husin Amin dan Ibunda Hj. Kusiatun.

Pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 01 Sunter Jaya, lulus pada tahun 1996, dan melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SLTPN Negeri 152 Jakarta, lulus pada tahun 1999, selanjutnya melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 68 Salemba Jakarta, lulus pada tahun 2002, kemudian melanjutkan pendidikan Diploma III di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Jurusan PBB/Penilai lulus pada tahun 2005, selanjutnya melanjutkan pendidikan di Universitas Terbuka Jurusan Manajemen dan lulus pada tahun 2012.

Pada tahun 2015 melanjutkan pendidikan di Program Studi Magister Manajemen Properti dan Penilaian Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara sejak tahun 2006 sampai dengan sekarang.

Medan, Agustus 2019 Peneliti,

Muhammad Yaufi

(11)

DAFTAR ISI Daftar Isi

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Landasan Teori ... 9

2.1.1 Nilai Wajar Dan Nilai Intrinsik ... 9

2.1.2 Saham ... 10

2.1.3 Biaya Modal Untuk Perusahaan Jasa Keuangan ... 12

2.1.4 Undervalued dan Overvalued ... 13

2.2 Analisis Fundamental ... 15

2.2.1 Analisis Makro Ekonomi ... 16

2.2.2 Analisis Industri ... 18

2.2.3 Analisis Proyeksi Laporan Keuangan ... 19

2.2.4 Kerangka Pokok dalam Melakukan Valuation Bank ... 20

2.3 Tinjauan Umum Perbankan ... 27

2.3.1 Pengertian Bank ... 28

2.3.2 Fungsi Bank ... 30

2.3.3 Dana Bank ... 34

2.4 Pengertian Akuisisi ... 38

2.4.1 Jenis Akuisisi ... 39

2.4.2 Motivasi Akuisisi ... 40

2.4.3 Proses dalam Akuisisi ... 41

2.4.4 Permasalahan dalam Proses Akuisisi ... 41

2.5 Penelitian Terdahulu ... 42

2.6 Kerangka Konseptual ... 47

BAB III METODE PENELITIAN ... 49

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 49

3.2 Jenis Penelitian ... 49

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.4 Teknik Pengolahan Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 52

4.1 Penilaian Saham ... 52

4.1.1 Penilaian Saham dengan Free Cash Flow to Equity (FCFE) ... 52

(12)

4.1.2 Penilaian dengan Price Book Value (Relative Valuation) ... 55

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 58

5.1 Analisis Makro Ekonomi ... 58

5.1.1 Produk Domestik Bruto ... 58

5.1.2 Tingkat Inflasi ... 60

5.1.3 Tingkat Suku Bunga ... 63

5.1.4 Nilai Tukar Rupiah ... 65

5.2 Analisis Industri ... 66

5.2.1 Gambaran Umum Industri Perbankan ... 67

5.2.2 Kebijakan Perbankan ... 71

5.2.3 Analisis Industri Five Porter’s Analysis ... 73

5.3 Analisis Rasio Keuangan ... 76

5.4 Harga Saham ... 78

5.5 Penilaian Harga Saham ... 79

5.5.1 Asumsi Dasar ... 79

5.5.2 Perhitungan Cost Equity ... 82

5.5.3 Free Cash Flow to Equity ... 84

5.5.4 Price To Book Value ... 85

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(13)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1. Komposisi saham PT. Bank ICB Bumiputera sebelum akuisisi 6 Grafik 1.2. Kinerja saham BABP saat penutupan... 7 Grafik 5.1 Perkembangan Inflasi di Indonesia... 62 Grafik 5.2 Perkembangan Tingkat Suku Bunga (BI Rate) di Indonesia

Tahun 2014-2016... 64

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komposisi saham PT. Bank ICB Bumiputera sebelum akuisisi 24

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual... 53

Gambar 5.1 Indikator Ekonomi Indonesia... 64

Gambar 5.2 Pertumbuhan PDB Permintaan... 64

Gambar 5.3 Inflasi IHK pada periode Kenaikan Harga BBM... 65

Gambar 5.4 Event Analysis Inflasi... 66

Gambar 5.5 Realisasi Inflasi IHK dan Sasaran Inflasi... 66

Gambar 5.6 Nilai Tukar Rupiah 2014... 70

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Saham Overvalued dan Undervalued... 16

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu... 48

Tabel 4.1 Indikasi Nilai Ekuitas sebelum akuisisi... 57

Tabel 4.2 Indikasi Nilai Ekuitas setelah akuisisi... 59

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Saham sebelum akuisisi dengan PBV... 61

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Saham setelah akuisisi dengan PBV... 62

Tabel 5.1 Perkembangan Inflasi (%) di Indonesia 2014-2016... 62

Tabel 5.2 Tingkat Suku Bunga (BI Rate) di Indonesia 2014-2016... 68

Tabel 5.3 Rekapitulasi Institusi Perbankan di Indonesia Tahun 2011... 72

Tabel 5.4 Rasio Keuangan PT. Bank ICB Bumiputera Tbk... 82

Tabel 5.5 Harga Saham PT. ICB Bank Bumiputera 2009-2013... 83

Tabel 5.6 Jml Saham Diperdagangkan PT. ICB Bank Bumiputera 2009- 2013... 84

Tabel 5.7 Beta Levered perbankan di Indonesia... 87

Tabel 5.8 Beta Levered perbankan di Indonesia Desember 2017... 88

Tabel 5.9 Perhitungan Nilai Intrinsik Saham dengan FCFE... 89

Tabel 5.10 Perhitungan Nilai Intrinsik Saham Setelah Akuisisi dengan FCFE... 90

Tabel 5.11 Posisi Saham PT. Bank ICB Bumiputera,Tbk berdasarkan Price Book Value (PBV)... 90

Tabel 5.12 Perhitungan Book Value sebelum akuisisi... 91

Tabel 5.13 Perhitungan Book Value setelah akuisisi... 91

(16)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran1 Laporan Laba Rugi

Lampiran 2 Perhitungan Analisis tren tahun 2014 Lampiran 3 Perhitungan Analisis tren tahun 2017 Lampiran 4 Laporan Posisi Keuangan

Lampiran 5 Perhitungan Analisis Vertikal Lampiran 6 Produk Domestik Bruto

Lampiran 7 Perhitungan Free Cash Flow To Equity Tahun 2014 Lampiran 8 Perhitungan Free Cash Flow To Equity Tahun 2017 Lampiran 9 Data Historis Imbal Hasil Obligasi Indonesia 10 Tahun Lampiran 10 Perhitungan Net Working Capital 2014 dan 2017 Lampiran 11 Laporan Arus Kas

Lampiran 12 Daftar Indeks Harga Saham Gabungan 2014 dan 2017 Lampiran 13 Daftar Adjusted Beta

(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Persaingan dunia usaha saat ini sudah semakin kompleks, khususnya di dunia perbankan, banyak terdapat bank- bank yang beroperasi secara lokal maupun secara internasional. Sehingga menuntut perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang agar dapat bertahan dan menjadi lebih efisien dan kokoh dalam modal agar menumbuhkan daya saing yang kuat secara nasional maupun internasional.

Pertumbuhan perusahaan dapat dilakukan dengan cara organik maupun non organik, jika pertumbuhan organik dilakukan dari dalam dengan memaksimalkan sumber daya internal dari perusahaan, maka pertumbuhan non organik merupakan strategi mengandalkan pertumbuhan dari luar perusahaan dengan cara merger atau akuisisi perusahaan lain. Haryani dan Serfianto (2011:1) Merger, Konsolidasi, Akuisisi, dan Pemisahan Perusahaan (MKAPP) adalah fenomena umum dalam bisnis. MKAPP dapat digunakan para pelaku bisnis untuk melakukan restrukturisasi perusahaan, ekspansi perusahaan, atau memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.

Konsolidasi adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan menjadi satu perusahaan yang baru setelah proses penggabungan dan terbentuknya perusahaan baru. Sedangkan merger adalah penggabungan perusahaan dalam kondisi sebuah perusahaan mengambil alih satu atau lebih perusahaan lain. Akuisisi sendiri merupakan pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalamperistiwa ini perusahaan

(18)

pengambilalihan atau yang diambil alaih tetap eksis sebagai badan hukum terpisah.

PT. MNC Kapital Indonesia, Tbk (MNCKI) merupakan perusahaan terbuka yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dengan kode saham BCAP sebagai entitas anak dari PT. MNC Investama Tbk yang mengelola investasi strategis pada sektor jasa keuangan. MNCKI memiliki anak-anak perusahaan dengan berbagai bidang kegiatan usaha antara lain bidang lembaga keuangan bukan bank, penjamin emisi efek dan perantara dagang efek, pengelola investasi bagi nasabah perorangan maupun instansi, serta asuransi jiwa dan asuransi umum. Pada tahun 2014 perseroan menginginkan keleluasan melakukan bisnis keuangannya dengan dengan menjadi financial supermarket dengan layanan di sektor keuangan yang lengkap dan lebih berkualitas.

Salah satu langkah strategis untuk memenuhi target perusahaan tersebut, MNCKI melakukan akuisisi terhadap PT. Bank ICB Bumiputera Tbk yang bergerak dalam kegiatan usaha sebagai bank umum. Kepemilikan saham pada PT.

Bank ICB Bumiputera Tbk sebelum pengambilalihan saham adalah sebesar 69,89 persen (Grafik 1.1) yang dikendalikan oleh ICB Financial Group Holding AG sebuah perusahaan yang berkantor pusat di Switzerland, komposisi saham sebelum pengambilalihan saham oleh PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk digambarkan pada diagram berikut .

(19)

Grafik 1.1. Komposisi saham PT. Bank ICB Bumiputera sebelum akuisisi

69,89%

5,46% 24,65%

ICB Financial Group Holding AGAJB Bumiputera 1912 Publik

Sumber : Annual Report Tahun 2013 PT. Bank ICB Bumiputera Tbk PT. Bank ICB Bumiputera Tbk merupakan perusahaan terbuka yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dengan kode saham BABP. Akuisisi PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk oleh MNCKI akan bernilai strategis bagi MNCKI, dimana sebelum dilakukan akuisisi MNCKI belum memiliki anak perusahaan yang bergerak dalam kegiatan usaha bank umum, akuisisi ini satu-satunya yang terjadi di industri keuangan, dimana lokal mencaplok bank asing .

MNCKI melakukan akuisisi terhadap PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk dimana berdasarkan Penilaian Akuisisi Saham oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha diketahui MNCKI telah memiliki 34,05% saham PT. Bank ICB Bumiputera Tbk, senilai Rp 511.785.955.600 per tanggal 5 September 2014, dengan jumlah saham yang beredar 5.431.217.756 lembar saham, maka nilai akuisisi BABP dicatat pada posisi 94 rupiah per lembar saham.

(20)

Grafik 1.2. Kinerja saham BABP saat penutupan

Sumber : Laporan Tahunan PT. MNC Bank International (diolah)

Kinerja saham BABP dapat dilihat pada grafik 1.2 pada saat penutupan di tahun 2014 berada pada level tertinggi di triwulan pertama sebesar 126 dan terendah berada di triwulan IV sebesar 84, saham BABP sejak tahun 2007 sampai dengan 2014 pernah mencapai angka tertinggi sebesar 175 di tahun 2013, saham tersebut sempat mengalami penurunan di tahun 2009 dengan nilai terendah sebesar 50. PT Bank ICB Bumiputera Tbk, mencatatkan kerugian pada laporan keuangan sebesar 154,67 miliar rupiah selama tahun 2011 dan begitupun yang terjadi di 2013, kerugian yang dibukukan sebesar 54,55 miliar rupiah. Sedangkan di tahun 2012 sempat membukukan keuntungan yang tidak begitu signifikan sebesar 1,65 miliar rupiah, PT Bank ICB Bumiputera Tbk juga tidak melakukan pembagian dividen sejak 2010 sampai dengan tahun 2013.

Setelah diakuisisi menjelang akhir tahun 2014 PT. Bank ICB Bumiputera Tbk pun resmi berganti nama menjadi PT Bank MNC Internasional Tbk (MNC Bank).

Regulator telah sepakat atas pengantian nama ini dan tertuang dalam surat

(21)

Keputusan dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) no.18/KDK.03/2014 tanggal 15 Oktober 2014.

Di dalam transaksi merger, baik pihak yang mengakuisisi atau yang diakusisi mengetahui bahwa harga akuisisi ini lebih besar dari nilai intrinsiknya dan pengakuisisi membayar premium yang dikenal dengan control premium (Anindhito, 2015).

Besaran nilai transaksi akuisisi terhadap perusahaan target bisa saja lebih kecil atau lebih besar nilainya dari harga pasar. Keberhasilan suatu merger dan akuisisi seharusnya bukan dilihat akan kesuksesan bertransaksi tapi lebih terhadap bagaimana perusahaan tersebut berkembang, sehingga tolak ukur keberhasilan tersebut di ukur satu atau dua tahun setelah transaksi terjadi (Anindhito, 2015).

Proses akuisisi yang dilakukan menjadi pembatas atas performance yang diciptakan oleh perusahaan, apakah kegiatan akuisisi ini memberikan keuntungan dan dampak yang baik serta layak dilakukan oleh pengakuisisi dengan melihat pada performance saham perusahaan PT. Bank ICB Bumiputera Tbk baik sebelum diakuisisi dan setelah diakuisi.

Beberapa penelitian sebelumnya mendapatkan nilai saham wajar yang berbeda dengan metode penilaian masing-masing. Menurut Falatehan (2011), Keputusan Bank Mandiri mundur dalam penawaran akuisisi Bank Muamalat karena nilai penawaran dalam akuisisi jauh lebih tinggi (overvalue) dari nilai intrinsik berdasarkan metode Divident Discount Model yang menghasilkan nilai sebesar Rp 912.271.073.396,- dan dengan metode Price to Book Value diketahui menghasilkan nilai sebesar Rp. 2.725.798.015.378,-.

(22)

Paulina (2009) mengemukakan untuk mengestimasi nilai intrinsik saham INDF pada saat melakukan akuisisi (acquisition) bisnis susu Indolakto dengan menggunakan metode discounted cash flow, diperoleh estimasi nilai intrinsik saham INDF berkisar antara Rp.3.595. Hasil penilaian dengan menggunakan relative valuation, diperoleh hasil sebagai berikut : untuk estimasi nilai saham per lembar INDF dengan menggunakan rasio PER sebesar Rp.4.116,-, berdasarkan PBV sebesar Rp3.189,- dan berdasarkan P/S ratio sebesar Rp.3.260,-. Hasil rata- rata ketiga nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai saham INDF per lembar berdasarkan relative valuation adalah sebesar Rp.3.522,-. Berdasarkan kedua hasil tersebut, harga saham INDF saat ini kemungkinan mengalami undervalued.

Menurut Saleh (2009), Penelitian yang dilakukannya bertujuan untuk menentukan nilai intrinsik saham ULI pasca akuisisi bisnis kecap Bango, nilai intrinsik saham ULI adalah berkisar antara Rp5.201 – Rp5.539. Berdasarkan harga saham ULI di pasar modal waktu itu yang sebesar Rp6.750 maka harga saham ULI telah mengalami overvalued.

Penelitian yang dilakukan penulis adalah replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Indra Falatehan (2011) dengan judul “ Analisis Penilaian Perusahaan Target Dalam Proses Akuisisi (PT Bank Muamalat Indonesia Tbk).

Perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah :

1. Penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2011 sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun 2019.

2. Penelitian sebelumnya dilakukan pada perusahaan target sebelum terjadinya akuisisi, sedangkan penelitian ini dilakukan pada perusahaan target sebelum terjadinya akuisisi dan setelah akuisisi dilakukan.

(23)

3. Penelitian sebelumnya menghitung nilai perusahaan, sedangkan penelitian ini menghitung nilai ekuitas untuk mendapatkan nilai intrinsik saham.

4. Penelitian sebelumnya menghitung nilai metode penilaian Dividen Discount Model dan Price to Book Value Ratio sedangkan penelitian ini menggunakan metode Discounted Return Models (Free Cash Flow To Equity) dan Relative Valuation (Price to Book Value).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian nilai intrinsik saham PT. Bank ICB Bumiputera Tbk dengan menggunakan metode Discounted Return Model yaitu Free Cash Flow to Equity dan Relative Valuation yaitu Price to Book Value. Peneliti memilih metode ini karena dapat langsung memperoleh nilai ekuitas perusahaan untuk menilai harga saham. Disamping itu analisis yang dilakukan sebelum dan sesudah akuisisi diasumsikan dapat dijadikan bahan pertimbangan menilai ekuitas dan saham pada bank tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Berapakah nilai saham PT. Bank ICB Bumiputera Tbk pada saat sebelum akuisisi berdasarkan metode metode Discounted Return Model yaitu Free Cash Flow to Equity dan Relative Valuation yaitu Price to Book Value.

2. Berapakah nilai saham PT. Bank ICB Bumiputera Tbk setelah akuisisi berdasarkan metode Discounted Return Model yaitu Free Cash Flow to Equity dan Relative Valuation yaitu Price to Book Value.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

(24)

1. Menentukan nilai saham PT. Bank ICB Bumiputera Tbk pada saat sebelum akuisisi berdasarkan metode Discounted Return Model yaitu Free Cash Flow to Equity dan Relative Valuation yaitu Price to Book Value .

2. Menentukan nilai saham PT. Bank ICB Bumiputera Tbk setelah terjadinya akuisisi berdasarkan Discounted Return Model yaitu Free Cash Flow to Equity dan Relative Valuation yaitu Price to Book Value.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi PT. Bank ICB Buliputera Tbk (saat ini MNC Bank), memberikan informasi mengenai kondisi fundamental perusahaan berdasarkan nilai ekuitas dan sahamnya.

2. Bahan pertimbangan bagi PT. MNC Kapital Indonesia Tbk sebagai perusahaan pengakuisisi untuk menentukan strategi pengembangan usaha berikutnya berdasarkan analisis nilai saham dan fundamental

3. Bahan pertimbangan bagi Shareholder dan Stakeholer mengenai nilai saham yang berlaku saat ini dibandingkan dengan saham yang dimiliki oleh perusahaan terbuka perbankan lainnya.

4. Bagi pemerintah sebagai bahan pertimbangan dan penyesuaian regulasi di sektor perbankan berdasarkan analisis nilai saham dan fundamental.

5. Bahan pertimbangan bagi investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi di PT. Bank MNC Internasional Tbk.

6. Meningkatkan pemahaman akademisi dalam melakukan penilaia saham bank dan mendukung penelitian selanjutnya.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan dalam penelitian. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui nilai intrinsik atau nilai sebenarnya dari harga saham. Nilai intrinsik ini sangat diperlukan dalam mengambil keputusan baik dari internal perusahaan, investor atau pihak yang berkepentingan dalam perusahaan (Sirait, 2008).

2.1.1 Nilai Wajar Dan Nilai Intrinsik

Menurut Kusumajaya (2011), terdapat tiga jenis nilai yang berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan emiten. Nilai pasar merupakan pembukuan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham.

Menurut KEPI & SPI Edisi VI (2015), Nilai Pasar adalah estimasi sejumlah uang yang dapat diperoleh dari hasil penukaran suatu aset atau liabilitas pada tanggal penilaian, antara pembeli yang berminat membeli dan penjual yang berminat menjual, dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang pemasarannya dilakukan secara layak dimana kedua pihak masing-masing bertindak atas dasar pemahaman yang dimilikinya, kehati-hatian dan tanpa paksaan.

Menurut KEPI & SPI Edisi VI (2015), Nilai Wajar adalah estimasi harga yang akan diterima dari penjualan aset atau dibayarkan untuk transfer liabilitas dalam transaksi yang teratur diantara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

(26)

2.1.2 Saham

Menurut Fahmi (2012:81) Saham adalah kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang telah dijelaskan kepada setiap pemegangnya.

Syahyunan (2013:200) menyebutkan Saham (stock) merupakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan.

Menurut Azis et al (2012:76) Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan investor individual atau investor institusional atau trader atas investasi mereka atau sejumlah dana yang diinvestasikan dalam suatu perusahaan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan, dimana dengan dimilikinya saham tersebut maka investor akan mendapatkan keuntungan.

2.1.2.1 Faktor – faktor yang mempengaruhi Harga Saham

Menurut Fahmi (2012:87) menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga saham yaitu sebagai berikut :

a. Kondisi mikro dan makro ekonomi.

b. Keputusan perusahaan untuk memperluas usaha seperti membuka kantor cabang, kantor cabang pembantu baik yang dibuka di dalam negeri maupun yang di luar negeri.

c. Pergantian direksi secara tiba-tiba.

d. Adanya pihak komisaris atau direksi yang terlibat dalam tindak pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan.

e. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap waktunya.

(27)

f. Risko sistematis, yaitu risiko yang terjadi secara menyeluruh dan telah ikut menyebabkan perusahaan terlibat.

g. Efek psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal jual beli saham.

Menurut Brigham dan Houston (2010:33) menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga saham yaitu sebagai berikut:

a. Faktor internal

1. Pengumuman tentang pemasaran produksi penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan, dan laporan penjualan.

2. Pengumuman pendanaan, seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

3. Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director anouncements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen dan struktur organisasi.

4. Pengumuman pengambilalihan diverifikasi seperti laporan merger investasi, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan investasi dan lainnya.

5. Pengumuman investasi seperti melakukan ekspansi pabrik pengembangan riset dan penutupan usah lainnya.

6. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negosiasi baru, kotrak baru, pemogokan dan lainnya.

(28)

7. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalaba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun ficskal , earning per share, dividen per shere, price earning ratio, net profit margin, return on assets dan lain-lain.

b. Faktor eksternal

1. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan regulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

2. Pengumuman hukum seperti tuntutan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

3. Pengumuman industri sekuritas, seperti laporan pertemuan tahunan insider trading, volume atau harga saham perdagangan pembatasan atau penundaan trading

2.1.3 Biaya Modal Untuk Perusahaan Jasa Keuangan

Pendekatan yang umum digunakan untuk memperkirakan biaya modal untuk tujuan valuasi adalah Sharpe-Lintner Capital asset Pricing Model (CAPM).

CAPM biasanya merupakan pilihan yang efisien saat berhadapan dengan penilaian bank (Mario et.al 2014). Oleh karena itu, untuk tujuan penilaian, kita dapat mengasumsikan bahwa biaya yang diharapkan dari Modal (kei) atau diharapkan kembali E (ri) untuk perusahaan i adalah :

𝑘𝑒𝑖 = E(ri) = rf + 𝛽𝑖𝑚 × [E(rm) - rf ] (2.1) dimana rf adalah pengembalian yang diharapkan dari aset bebas risiko, E (rm) pengembalian yang diharapkan pada portofolio pasar, dan 𝛽 im adalah kepekaan saham Bank i terhadap risiko pasar sistematis.

(29)

Dalam prakteknya, strategi empiris untuk menentukan kembalinya aset bebas risiko dan kembalinya portofolio pasar yang identik dengan yang digunakan untuk perusahaan nonkeuangan. Tingkat risiko bebas biasanya tercermin secara memadai dalam hasil jangka panjang obligasi pemerintah 10 tahun.

Cost of equity mencerminkan required rate of return (imbalan yang diharapkan) oleh investor dengan menginvestasikan dananya dalam saham perusahaan. Required rate of return model tersebut terdiri dari riskles rate dan risk premium dalam Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan premium dalam multifactor pada arbitrage pricing model. Dalam CAPM, beta dari suatu investasi ialah risiko yang ditambahkan terhadap portofolio pasar. Beta dapat diperoleh dengan melakukan regresi dari return harga saham terhadap return market. Slope dari regresi tersebut mencerminkan nilai beta dan mencerminkan tingkat resiko saham (Damodaran, 2002).

Untuk lembaga keuangan dalam melakukan estimasi beta, maka beta yang digunakan adalah levered beta atau beta yang telah memperhitungkan hutang.

Hal ini dilakukan karena lembaga keungan memiliki beban hutang yang relatif sama satu sama lain. Alasan kedua adalah adanya kesulitan untuk mengukur besarnya hutang pada lembaga keuangan. Dengan demikian maka digunakan average levered beta untuk perusahaan – perusahaan yang relatif sama (Damodaran, 2002).

2.1.4 Undervalued dan Overvalued

Investasi menggambarkan bangaiman investor mengambih sebuah keputusan atas sekuritas yang dipilih, seberapa ekstensif dan kapan investasi dilakukan.

Lima langkah pada proses investasi yakni memntukan kebujakan investasi,

(30)

melakukan analisis sekuritas, konstruksi portofolio, revis portofolio dan evaluasi kinerja portofolio (Sharpe, 1997). Sebelum melakukan investasi, investor perlu menentukan kebijakan investasi berdasarkan return dan risiko. Kemudian melakukan analisis sekuritas berguna sebagai identifikasi saham yang salah harga.

Hal ini berkaitan dengan keputusannya nanti apakah akan membeli atau menjual saham tersebut. Keputusan tersebut dapat berdasarkan harga saham, return saham, excess saham, dan alpha saham (Samsul, 2006). Menentukan apakah saham akan dibeli atau dijual perlu diketahui posisi saham apakah undervalued (dikatakan murah) atau overvalued (dikatakan amahal), perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 Perbedaan Saham Overvalued dan Undervalued Undervalued :

a. Jika harga prediksi lebih besar dari harga sekarang b. Jika return prediksi lebih besar dari return sekarang c. Keputusan yang dilakukan adalah membeli saham Overvalued :

a. Jika harga prediksi lebih kecil dari harga sekarang b. Jika return prediksi lebih kecil dari return sekarang c. Keputusan yang dilakukan adalah menjual saham

Sumber : Samsul, 2006

Penilaian (valuasi) saham adalah proses menentukan harga sekuritas atau aktiva modal (Husnan, 2006). Valusi saham menggunakan konsep adanya hubungan positif antara risiko dengan tingkat keuntungan yang diharapkan.

Valuasi saham merupakan salah satu analisis sekuritas untuk mengidentifikasi sekuritas yang salah harga (mispriced). Valuasi menghasilkan informasi nilai intrinsik yang selanjutnya akan dibandingkan dengan harga pasar saham untuk

(31)

mmenentukan apakah saham tersebut akan dijual atau dibeli. Nilai Intrinsik (NI) menunjukkan present value atas arus kas bebas bersih yang diharapkan dari suatu saham. Pedoman yang dapat digunakan adalah :

a. Apabilai NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalued (terlalu murah), oleh karena itu dapat dibeli atau dipertahankan jika telah dimiliki.

b. Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued (terlalu mahal), sehingga layak dijual.

c. Apabilai NI sama dengan harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.

2.2 Analisis Fundamental

Dalam menjual atau membeli saham maka diperlukan perbandingan nilai intrinsik dan harga pasar. Hal ini dilakukan untuk menentukan keputusan seorang investor dalam menjual atau membeli saham tersebut. Dalam sebuah penilaian, sebelum menilai intrinsik suatu perusahaan maka diperlukan sebuah analisis fundamental. Penelitian ini menggunakan analisis fundamental dengan pendekatan atas ke bawah atau Top Down Analysis.

Dalam hal ini Top Down Analysis akan memulai analisis dengan ekonomi makro kemudian dilanjutkan perkembangan industri yang bersangkutan dan perkembangan informasi perusahaan dan penilaian dengan laporan keuangan perusahaan.

Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa Top down approach ini akan menganalisis dengan pendekatan kondisi makro ekonomi sampai kepada informasi internal perusahaan dan laporan kinerja keuangan pada perusahaan.

(32)

Analisis ini menjadi penting karena berkaitan kondisi makro dan internal perusahaan.

2.2.1 Analisis Makro Ekonomi

Variabel yang perlu diperhatikan dalam analisis makro ekonomi adalah produk domestik bruto, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai tukar rupiah (Pratt, 2008).

a. Produk Domestik Bruto

Gambaran kegiatan ekonomi dalam skala nasional sering digunakan indikator berupa Produk Domestik Bruto (PDB). Bruto (PDB). Gambaran yang akan diperoleh dari PDB ini adalah informasi mengenai jumlah secara agregat barang dan jasa yang diproduksi oleh ekonomi nasional pada periode tertentu, biasanya untuk periode satu tahun (Hauwtan, 2010).

Nilai PDB dibagi menjadi dua kategori yaitu PDB nominal dan PDB riil.

PDB nominal mengukur nilai barang dan jasa yang dihasilkan ekonomi nasional berdasarkan harga sekarang sedangkan PDB riil mengukur nilai barang dan jasa yang dihasilkan ekonomi nasional berdasarkan harga tahun dasar tertentu. PDB dipengaruhi oleh investasi dan konsumsi swasta, investasi dan konsumsi pemerintah dan besarnya nilai ekspor impor. Meningkatnya PDB berpengaruh positif terhadap pendapatan masyarakat yang kemudian meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa sehingga meningkatkan penjualan perusahaan dan berdampak positif kepada perusahaan yaitu meningkatkan laba perusahaan.

b. Tingkat Inflasi

Secara sederhana inflasi adalah meningkatnya harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga satu dua barang tidak disebut dengan inflasi kecuali

(33)

meluas ke berbagai barang lainnya. Kebalikan dari inflasi adalah deflasi (Magdalena, 2012).

Untuk mengukur terjadinya inflasi adalah menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang bersumber dari website Bank Indonesia. Indeks Harga Konsumen akan menunjukkan pergerakan harga dari waktu ke waktu dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, yang pada akhirnya memberikan manfaat untuk kesejahteraan masyarakat.

c. Tingkat Suku Bunga

Dengan mengetahui tingkat suku bunga maka ukuran dari sebuah investasi yang diperoleh oleh pemodal dan ukuran biaya modal yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menggunakan dana dari pemodal akan terukur. Pemerintah dapat mendorong investasi dengan menurunkan suku bunga.

Dengan kebijakan suku bunga yang rendah akan terus meningkatkan investasi di sektor riil dan konsumsi meningkat dibanding untuk menabung. Namun sebaliknya, jika tingkat suku bunga yang tinggi akan mendorong masyarakat untuk menabung dan konsumsi akan semakin rendah. Tugas Bank Indonesia dalam menurunkan dan meningkatkan suku bunga, kedua hal ini menjadi penting dalam rangka menjaga keseimbangan ekonomi masyarakat.

d. Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar rupiah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi makro ekonomi. Nilai tukar rupiah merupakan harga dari nilai rupiah terhadap mata uang negara lain. Nilai tukar rupiah yang rendah terhadap mata uang negara lain akan

(34)

meningkatkan ekspor dan mengurangi laju impor. Namun sebaliknya nilai tukar rupiah yang tinggi akan menurunkan nilai ekspor dan meningkatkan laju impor.

Perubahan nilai dapat terjadi karena adanya perubahan permintaan dan penawaran atas suatu nilai mata uang asing pada masing-masing pasar dari waktu ke waktu, sedangkan perubahan permintaan dan penawaran itu sendiri dipengaruhi oleh adanya kenaikan relatif baik secara bersama – sama maupun sendiri-sendiri terhadap negara (Witjaksono, A.A, 2010).

2.2.2 Analisis Industri

Analisis industri merupakan salah satu rangkaian analisis fundamental dimana analisis industri akan menunjukkan keadaan perkembangan ekonomi yang akan dihadapi perusahaan dalam aspek industri dimana perusahaan beroperasi.

Persaingan yang terjadi antar industri baik secara langsung maupun tidak langsung dalam merebut pangsa pasar yang tersedia. Dengan analisis industri akan menunjukkan bagaimana perkembangan industri di dalam negeri maupun luar negeri terutama industri perbankan dan akan mengetahui bagaimana prospek masa depan industri perusahaan.

Menurut Palepu (2014), untuk memahami struktur industri dalam bentuk lima kekuatan , yaitu:

1. Kompetisi dalam indsutri (intensity of competitive rivalry)

Suatu industri harus bersaing dengan industri lainnya dalam memperebutkan pangsa pasar, karena keuntungan suatu perusahaan dipengaruhi oleh tingkat persaingan antar perusahaan dalam industri dimana perusahaan beroperasi.

2. Ancaman pendatang baru (threat of new competition)

(35)

Suatu pasar yang menghasilkan keuntungan yang tinggi, akan menarik pendatang baru untuk bergabung. Hadirnya pendatang baru mengakibatkan terjadinya persaingan harga yang berdampak pada keuntungan perusahaan.

Adanya hambatan (barriers to entry) perusahaan untuk masuk kedalam industri merupakan salah satu faktor kunci yang menentukan profitabilitas perusahaan.

3. Ancaman produk pengganti (threat of substitute produscts or services))

Produk pengganti/substitusi merupakan prosuk yang dapat menggantikan fungsi produk yang lain. Suatu produk subtitusi dikatakan sebagai ancaman apabila pelanggan dihadapkan pada kualitas barang yang sama, biaya peralihan yang rendah dan harga produk subtitusi yang lebih murah.

4. Kekuatan tawar konsumen (bargaining power of customer)

Kekuatan yang dimiliki oleh pembeli dapat mempengaruhi suatu perusahaan untuk meningkatkan produk dan menurunkan harga.

5. Kekuatan tawar pemasok (bargaining power of supplier)

Pemasok mempengaruhi industri dengan kemampuan mereka dalam mengendalikan harga dan kualitas produk.

2.2.3 Analisis Proyeksi Laporan Keuangan

Data - data keuangan yang berhasil dikumpulkan menjadi landasan untuk melakukan proyeksi ke depan tentang kinerja perusahaan yang tertuang di dalam proyeksi laporan keuangan perusahaan untuk periode tertentu yang diasumsikan mewakili kinerja perusahaan (Hamonangan dan Sulistyawati, 2012). Dalam hal ini, proyeksi laporan keuangan pada sisi investor menjadi dasar dalam menentukan nilai perusahaan.

(36)

2.2.4 Kerangka Pokok dalam Melakukan Valuation Bank

Adanya beberapa karakteristik bank sebagai lembaga keuangan, maka terdapat beberapa hal yang diusulkan untuk dijadikan kerangka pokok dalam melakukan valuation suatu bank.

Secara umum, kita dapat mengelompokkan teknik penilaian untuk bank dan perusahaan keuangan lainnya menjadi tiga (Gambar 2.1). Yang pertama terdiri dari metode berdasarkan diskon hasil yang diharapkan di masa depan - menjadi yang diperkirakan hasil baik dividen, arus kas ekuitas, atau kelebihan pengembalian. Yang kedua teknik Multiples. Multiples dapat digunakan untuk menurunkan nilai dari perusahaan yang sebanding melalui perbandingan langsung, melalui regresi, atau kuantifikasi berbagai fundamental. Akhirnya, penilaian dapat dilakukan dengan menyelaraskan nilai buku masing-masing aset dan mengklaim dengan nilai pasar: akhirnya, nilai ekuitas akan dihitung sebagai perbedaan antara pasar nilai aset dan liabilitas

Gambar 2.1 Pendekatan yang digunakan dalam penilaian bank (Mario et al, 2014)

Bank Valuation Approaches

Discounted Return Models

Relative Valuation Asset/Claim Valuation

Dividend Discounted Model

Discounted Cash Flow to Equity Model

Excess Return Model

Multiples from Fundamentals

Market Multiples

Deal Multiples

Value Maps

Net Asset Value

(37)

2.2.4.1 Discounted Returns Model

Prinsip dasar yang mendasari Discounted Returns Model adalah bahwa nilai masing-masing dan setiap aset sama dengan nilai sekarang dari aliran hasil yang akan dihasilkan di masa depan. Nilai sekarang harus diperoleh dengan menggunakan faktor pendiskontoan yang sesuai (biaya modal) yang koheren dengan tingkat risiko terkait dengan hasil yang diharapkan di masa depan. Modal yang digunakan untuk bank dan sebagian besar perusahaan keuangan yang relevan adalah modal ekuitas dan karenanya memperkirakannya nilai, aliran hasil yang relevan, tergantung pada model yang diadopsi dividends, cash flows to equity, atau equity excess returns. Masing-masing dari ketiganya memiliki ukuran fitur sendiri tetapi semua kuantifikasi biaya modal adalah praktis sama.

Metode yang digunakan dalam pendekatan ini adalah Dividen Discount Model, Discounted Cash Flow Model, dan Excess Return Model.

2.2.4.1.1 Dividend Discount Model

Dividend Discount Model merupakan rumus yang menyatakan nilai intrinsik perusahaan adalah present value dari semua dividen yang akan ada di masa yang akan datang (Bodie et al, 2008). Dalam model ini nilai suatu saham adalah nilai saat ini dari dividen yang diharapkan dari saham tersebut. Adapun rumus yang dipergunakan pada model ini adalah (Bodi et al, 2008)

t =

Value of equity per share = Σ DPSt / (1 + ke)t

t = 1 (2.2)

DPSt = dividen per saham pada periode t ke = cost of equity

(38)

Dalam keadaan tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan adalah stabil untuk selamanya, maka rumus yang dipergunakan adalah (Damodaran, 2002).

Nilai per saham modal pada pertumbuhan yang stabil = DPS1

ke – g (2.3) g adalah tingkat pertumbuhan untuk seterusnya.

Dalam hal dividen bertumbuh pada tingkat yang todak dapat bertahan stabil selamanya untuk suatu periode tertentu, maka terdapat dua periode atau dua tahap perhitungan. Dengan demikian rumus yang dipergunakan adalah (Damodaran, 2002)

t = n

Nilai per saham = Σ DPSt/ (1 + ke,hg)t + DPSn + 1/ (ke,st + gn)t (1 + ke,hg)n (2.4) t = 1

Pertumbuhan yang tinggi diperkirakan akan berlangsung selama n tahun, gn

adalah tingkat pertumbuhan setelah n tahun, dan ke adalah cost of equity, hg

adalah periode pertumbuhan tinggi dan st adalah periode pertumbuhan stabil.

Uraian berikut ini akan memeberikan penjelasan mengenai faktor-faktor yang terdapat dalam rumus Dividend Discount Model, yaitu cost of equity, payout ratio, expected growth rate in earnings per share.

2.2.4.1.2 Cash Flow To Equity Model

Terdapat perbedaan yang mendasar antara menilai perusahaan (valuing a firm) dengan menilai saham perusahaan (valuing the equity of a firm). Dalam valuing a firm, cash flow sebelum pembayaran hutang di diskon dengan menggunakan weighted average cost of capital yang telah memperhatikan cost of debt dengan proporsi debt yang ada dalam perusahaan. Adapun dengan valuing the equity of a firm, penilaian dilakukan dengan menggunakan cash flow yang

(39)

tersisa setelah perusahaan memenuhi kewajibannya termasuk pembayaran hutang, kebutuhan capital expenditure dan working capital. Cash Flow tersebut adalah yang masih tersedia untuk dibayarkan kepada pemegang saham, yang biasa disebut dengan free cash flow to equity.

Adapun rumus free cash flow to equity adalah sebagai berikut ( Damodaran, 2002, hal 352)

Free cash flow to equity= Net Income – (Capital Expenditure – Depeciation)- (Change in noncash Working capital) +(New debt

issue – Debt repayments) (2.5)

Dalam rumus yang lebih singkat adalah sebagai berikut (Damodaran, 2002, hal 352)

Free cash flow to equity =Net Income - (Capital Expenditure – Depreciation ) x (1 – δ ) - ( Δworking capital)(1- δ) (2.6) δ adalah rasio debt yang telah memasukkan pembiayaan yang diharapkan dari penerbitan preferred stocks baru).

Rumus diatas dipermudah dengan mengasumsikan bahwa net capital expenditure dan perubahan pada working capital menggunakan penggabungan antara hutang dan ekuitas.Setelah mengetahui besarnya free cash flow to equity, perusahaan dapat mengetahui value of the equity dengan rumus sebagai berikut ( Damodaran, 2002, hal 359)

a. Untuk perusahan yang mengalami pertumbuhan yang stabil : Value = FCFE

Ke-gn (2.7)

Value = Nilai saham saat ini Value = Nilai saham saat ini FCFE =estimasi FCFE tahun depan

(40)

gn = tingkat pertumbuhan FCFE perusahaan selamanya b. Dua tahap pertumbuhan (Damodaran, 20022, hal 363)

t = n

Value = Σ FCFEt / (1+ke,hg)t + Pn / (1 +ke,hg)n (2.8) t = 1

FCFEt = free cash flow to equity pada tahun t

Pn = nilai pada akhir periode pertumbuhan yang tinggi yaitu Pn = FCFEn +1 / (ke,st – gn), gn adalah tingkat pertumbuhan setelah periode stabil untuk selamanya.

ke = cost of equity pada periode pertumbuhan yang tinggi dan pertumbuhan yang stabil.

Pada tahap pertama perusahaan mengalami pertumbuhan yang tinggi dan pada tahap selanjutnya perusahaan mengalami pertumbuhan yang stabil.

Namun terdapat kemungkinan net capital expenditure ataupun noncash working capital tidak dapat diperkirakan. Mengingat hal inilah yang sering dialami oleh bank sebagai lembaga keuangan, maka terdapat dua hal yang dapat dilakukan.

a. Menggunakan dividen sebagai cash flow to equity. Hal ini dilakukan dengan menggunakan asumsi bahwa perusahaan membayar free cash flow to equity dalam bentuk dividen.

b. Menyesuaiakan perhitungan free cash flow to equity dengan tipe reinvesment yang dilakukan bank. Walapun terdapat ketentuan mengenai kewajiban penyediaan modal minimum, namun bank tetap perlu untuk melakukan reinvesment dalam rangka mengembangkan bisnis

(41)

keuangannya yaitu dengan menambah pemberian kredit yang dilakukannya.

2.2.4.1.3 Excess Return Model

Prinsip penilaian dengan Excess return Model bahwa nilai perusahaan sama dengan jumlah modal yang diinvestasikan pada waktu penilaian dan nilai sekarang dari kelebihan pengembalian yang diharapkan dihasilkan di masa depan, kelebihan pengembalian menjadi perbedaan antara pengembalian modal yang diinvestasikan dan biaya modal itu sendiri. Rumus sebagai berikut :

(2.9) dimana Equity Capital adalah jumlah modal ekuitas yang diinvestasikan saat ini di perusahaan keuangan dan ke adalah biaya modal.

2.2.4.2 Relative Valuation

Menurut Damodaran (2002), metode Relative Valuation ini bertujuan untuk menilai aktiva dengan membandingkan aktiva serupa yang terdapat di dalam pasar. Terdapat dua komponen dalam metode ini, komponen pertama dalam menilai aktiva berdasarkan metode ini, harga harus disamakan dengan cara konversi harga pada nilai buku, multiple earnings dan penjualan.

Metode kedua, sangat sulit untuk menemukan perusahaan yang mirip dikarenakan tidak ada perusahaan yang benar-benar identik meskipun peusahaan tersebut berada pada industri dan core business yang sama namun masih terdapat perbedaan dari sisi cash flow, pertumbuhan dan risiko. Kuncinya dalam metode ini adalah untuk dapat mengendalikan perbedaan tersebut. Pengukuran yang biasa digunakan dalam metode relative valuation adalah earnings multiples dan book

(42)

a. Earning Multiples .

Price earning multiple (PE) adalah yang paling banyak digunakan karena kemudahannya meskipun hubungannya pada fundamental keuangan perusahaan seringkali tidak diperhatikan, sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan dalam penggunaannya. Menurut Damodaran, cara perhitungan Price Earning Ratio adalah :

PER = Harga per lembar saham

Laba per lembar saham (2.10)

Permasalahan yang mendasar pada PER adalah adanya perbedaan terhadap Earning Per Share (EPS). Terutama pada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan dan tingkat risiko yang tinggi, perbedaannya cukup signifikan tergantung dari pengukuran EPS yang disebabkan oleh volatilitas EPS pada perusahaan tersebut. Selain itu, dalam earning multiples, rasio dari PE ratio growth (PEG) yang digunakan dalam mengukur nilai wajar, dengan nilai bawah sebagai indikator perusahaan tersebut dalam kondisi undervalued. Damodaran mendefinisikan rasio PEG sebagai PER dibagikan dengan tingkat pertumbuhan yang diharapkan.

PEG = Price Earning Ratio

Tingkat Pertumbuhan yang diharapkan (2.11)

b. Book Value Multiples

Book Value multiples bermanfaat dalam analisis investasi dikarenakan metode ini relatif stabil dalam mengukur nilai untuk diperbandingkan pada market value dan rasio price book value (PBV) ini dapat diperbandingkan juga dengan perusahaan yang sama meskipun perusahaan tersebut undervaluation atau overvaluation dan mempunyai negatif earnings. PBV juga mempunyai beberapa

(43)

kelemahan, pertama metode ini terpengaruh dengan keputusan akuntansi seperti depresiasi dan variabel lainnya.

Kedua, nilai buku tidak terlalu berpengaruh terhadap perusahaan jasa dan teknologi yang tidak mempunyai aktiva berwujud yang signifikan. Dan terakhir, PBV dapat negatif jika perusahaan mengalami laporan keuangan yang negatif secara berturut turut. Damodaran memformulasikan PBV sebagai berikut :

PBV = Harga per lembar saham

Book value of equity per lembar saham (2.12)

2.2.4.3 Asset/ Liability Based Valuation

Ketika berhadapan dengan lembaga keuangan, penilaian berbasis aset/kewajiban adalah tidak selalu mudah atau layak karena ketidakjelasan kontrak keuangan yang dipegang atau dikeluarkan oleh bank dan untuk keterkaitan antara berbagai aset dan kewajiban.

Namun, jika bank diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang signifikan, Pendekatan ini dapat meremehkan nilai ekuitas bank saat aset dianalisis apa adanya dan tidak mencerminkan peluang untuk ekspansi di masa depan.

Pendekatan ini cocok ketika menilai perusahaan keuangan yang matang, atau bank dalam likuidasi.

2.3 Tinjauan Umum Perbankan

Dalam pembagunan suatu bangsa keberadaan lembaga keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Lembaga keuangan yang terlibat dalam suatu pembiayaan pembangunan ekonomi dibagi menjadi dua, yaitu Lembaga Keuangan Bank (LKB) dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB).

Keduanya merupakan lembaga intermediasi keuangan. Susilo, dkk (2004:7)

(44)

mengungkapkan Lembaga keuangan baik bank maupun lembaga keuangan bukan bank mempunyai peran penting bagi aktivitas perekonomian. Peran strategis bank dan lembaga keuangan bukan bank tersbut, sebagai wahana yang mampu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien ke arah peningkatan taraf hidup rakyat. Bank dan lembaga keuangan bukan bank merupakan lembaga perantara keuangan (finance intermediaries) sebagai prasarana pendukung yang amat vital untuk menunjang kelancaran perekonomian.

Dalam dunia modern sekarang ini, diperlukannya peran serta lembaga keuangan bagi pembangunan ekonomi, terutama peranan perbankan sangatlah besar dalam memajukan perekonomian. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu, saat ini dan di masa yang akan datang dalam menjalankan aktivitas keuangan baik peorangan maupun lembaga, baik sosisal atau perusahaan tidak akan terlepas dari dunia perbankan.

2.3.1 Pengertian Bank

Bagi masyarakat, bank merupakan suatu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Bank adalah suatu tempat yang dijadikan sebagai temnpat untuk melakukan transaksi yang berhubungan dengan keuangan seperti tempat mengamankan uang, melakukan investasi, pengiriman uang, melakukan pembayaran, atau melakukan penagihan. Disamping itu peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara.

Bank terrmasuk perusahaan jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Agar pengertian bank menjadi jelas bank

(45)

merupakan suatu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Bank adalah suatu tempat yang dijadikan sebagai tempat untuk melakukan transaksi yang berhubungan dengan keuangan seperti tempat mengamankan uang, melakukan investasi, pengiriman uangan, melaukan pembayaran, atau melakukan penagihan.

Disamping itu peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara.

Bank termasuk perusahaan industri jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Agar pengertian bank menjadi jelas, penulis mengutip beberapa definisi atau rumusan yang dkemukakan para penulis sebagai berikut :

Pengertian bank menurut Undang-undang No.10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Dendawijaya (2006:14) mengemukakan bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana (idle fund surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan.

Kasmir (2003:2), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.

(46)

Dari beberapa pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan sebuah lembaga atau perusahaan yang aktifitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan, dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana, kemudian menempatkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak.

2.3.2 Fungsi Bank

Secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediaries. Secara spesifik fungsi bank seperti yang dikemukakan oleh Budisantoso dan Triandaru (2006:9), sebagai berikut :

1. Agent of Trust (Jasa dengan kepercayaan)

Dasar utama perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik oleh bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat dengan dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan juga bank percaya bahwa debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.

2. Agent of Development (Jasa untuk pembangunan)

(47)

Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor riil. Kedua sektor tersebut tidak dapat dipisahkan, karena keduanya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain. Sektor riil tidak akan berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi-distribusi-konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi-distribusi-konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

3. Agent of Service (Jasa pelayanan)

Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat.

Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.

Ketiga fungsi bank diatas diharapkan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary institution).

2.3.2.1 Kegiatan-kegiatan Bank Umum

a. Menghimpun dana dari masyarakat (funding)

(48)

Kegiatan menghimpun dana (funding) merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat. Kegiatan membeli dana dapat dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis simpanan. Jenis-jenis simpanan tersebut diantaranya:

1) Simpanan Giro (Demand Deposit)

Giro merupakan simpanan masyarakat pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau surat pemindahbukuan yang lain.

2) Simpanan Tabungan (Saving Deposit)

Tabungan merupakan simpanan masyarakat atau pihak lain yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati. Syarat-syarat tertentu tersebut misalnya harus ditarik secara tunai, penarikan hanya dalam kelipatan nominal tertentu, jumlah penarikan tidak boleh melebihi saldo minimal tersebut.

3) Simpanan Deposito (Time Deposit)

Deposito merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan (deposan) dengan bank yang bersangkutan.

b. Menyalurkan dana ke masyarakat (lending)

Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui pemberian pinjaman yang dalam masyarakat dikenal dengan nama kredit. Secara umum jenis kredit meliputi :

1) Kredit Investasi

(49)

Kredit investasi merupakan kredit yang biasanya digunakan untuk perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik atau untuk keperluan rehabilitasi.

2) Kredit Modal Kerja

Kredit modal kerja merupakan kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

3) Kredit Perdagangan

Kredit perdagangan adalah kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini biasanya diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar.

c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services)

Kegiatan ini banyak memberikan keuntungan bagi bank dari nasabahnya, dan memberikan kontribusi keuntungan yang besar bagi bank. Jasa-jasa bank yang ditawarkan diantaranya Transfer (kiriman uang), Inkaso (collection), kliring (clearing), Safe Deposit Box, Bank Card ,Bank Notes (Valas) ,Bank Garansi , Referensi Bank, Bank Draft , Letter of Credit (L/C), Cek Wisata, Jual beli surat- surat berharga, menerima setoran-setoran, dan jasa-jasa lainnya

2.3.2.2 Kegiatan-kegiatan Bank Perkreditan Rakyat

Secara garis besar kegiatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sama dengan Bank Umum, hanya jumlah jasa bank yang dilakukan BPR jauh lebih sempit.

Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat, yaitu:

a. Menghimpun dana dalam bentuk : 1) Simpanan Tabungan

(50)

2) Simpanan Deposito

b. Menyalurkan dana dalam bentuk : 1) Kredit Investasi

2) Kredit Modal Kerja 3) Kredit Perdagangan

2.3.2.3 Kegiatan-kegiatan Bank Campuran dan Bank Asing

Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan bank campuran dan bank asing di Indonesia:

a. Dalam mencari dana bank asing dan bank campuran dilarang menerima simpanan dalam bentuk simpanan tabungan.

b. Kredit yang diberikan lebih diarahkan ke bidang-bidang tertentu seperti : 1) Perdagangan Internasional

2) Bidang Industri dan Produksi 3) Penanaman Modal Asing/Campuran

c. Kredit yang tidak dapat dipenuhi oleh bank swasta nasional.

d. Untuk jasa-jasa bank lainnya juga dapat dilakukan oleh bank campuran dan bank asing sebagaimana layaknya bank umum yang ada di Indonesia seperti Jasa Transfer, jasa kliring, jasa inkaso, jual beli valas, jasa bank card, jasa bank draft, safety box, dan jasa bank umum lainnya.

2.3.3 Dana Bank

Bank adalah perusahaan yang bergerak di bidang keuangan yang memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan dana. Perusahaan keuangan memang bidang utama usahanya adalah menyediakan fasilitas pembiayaan dana bagi perusahaan lainnya dan hampir tidak ada badan usaha yang tidak

Gambar

Grafik 1.1. Komposisi saham PT. Bank ICB Bumiputera sebelum akuisisi
Grafik 1.2. Kinerja saham BABP saat penutupan
Gambar 2.1  Pendekatan yang digunakan dalam penilaian bank  (Mario et al, 2014)
Gambar 2.2. Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peserta didik membuat rangkuman / simpulan pelajaran tentang point – point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru

Baja tahan karat mempunyai sifat mekanik yang baik dibanding dengan bahan lain untuk kekuatan dan kekerasannya, disamping itu juga dapat ditingkatkan sifat mekaniknya

Menurut MKJI 1997, Ekivalensi Mobil Penumpang (EMP) adalah faktor konversi berbagai jenis kendaraan dibandingkan dengan mobil penumpang atau kendaraan ringan lainnya sehubungan

digunakan untuk menentukan ukuran produk PCR gen pengkode S80-180. Plasmid rekombinan diisolasi menggunakan kit Qiagen dan dikarakterisasi untuk memastikan adanya

6 Dari uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan hasil penelitian ini dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul :

1.3 Unit Kompetensi ini diterapkan kepada ahli penilai kelaikan bangunan gedung khususnya dari aspek arsitektur dan tata ruang luar dalam peraturan perundangan

Pemanfaatan    zat  organik  tumbuh‐tumbuhan  telah  banyak  dimanfaatkan  sebagai  molluscasida.  Tanaman  yang  banyak  digunakan  adalah  tanaman  yang 

Dalam rangka mendukung kebijakan Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil beserta sasaran strategis dan IKU-nya, sebagai unit kerja yang bersifat dukungan